Anda di halaman 1dari 23

LINGKUNGAN RADIASI DAN PENCEMARANNYA

(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika Lingkungan)

Dosen Pengampu: Welly Anggraini, M.Si

Kelompok 4

Inne Dessy Silviani 1811090162

Putri Kusuma Dewi 1811090011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat dan
inayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Lingkungan
Radiasi dan Pencemarannya” yang dibimbing oleh Dosen Welly Anggraini, M.Si.
Makalah ini merupakan tugas kelompok dalam mata kuliah Fisika Lingkungan

Sholawat serta salam tak lupa kami hanturkan kepada Nabi Muhammad SAW,
yang memberikan syafaatnya di yaumil kiyamah kelak. Tidak lupa pula kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya
makalah ini.

Kami sangat menyadari banyaknya kekurangan serta keterbatasan yang jauh


dari kesempurnaan dalam penysunan makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran para pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
penulis khususnya dan umumnya untuk kita semua.

Pringsewu, 26 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................3
C. Tujuan.............................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Lingkungan Radiasi........................................................................................................4
B. Proteksi Radiasi.............................................................................................................10
C. Dampak Radiasi............................................................................................................12
D. Pengolahan Limbah Radioaktif.....................................................................................14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................................18
B. Saran..............................................................................................................................19

DAFTAR PUSTA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Memasuki era globalisasi yang memicu perkembangan industri yang begitu
pesat, dapat memancing persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini
menimbulkan pengaruh yang begitu besar pula terhadap perkembangan ilmu
teknologi, khususnya di bidang industri. Pemanfaatan ilmu teknologi yang tinggi
bertujuan untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi, baik kualitas atau
kuantitas hasil produksi maupun keefektifan waktu kerja yang dibutuhkan dalam
proses produksi. Salah satu ilmu teknologi tinggi yang digunakan adalah
pengunaan tenaga nuklir atau sinar radioaktif dalam industri yang dapat
menimbulkan faktor bahaya dan potensi bahaya relatif besar.
Tanpa disadari, manusia sudah lama berhubungan dengan radiasi. Radiasi di
dunia sudah ada sejak dulu kala, sejak awal terbentuknya alam semesta. Radiasi
merupakan pancaran energi dalam bentuk panas, partikel, gelombang
elektromagnetik atau cahaya dari sumber radiasi. Radiasi yang kita terima
setiap saat, termasuk radiasi untuk tujuan kedokteran, mempunyai
dampak positif dan negatif terhadap keselamatan manusia dan lingkungan.
Dampak positif dari radiasi terhadap keselamatan manusia diantaranya adalah
digunakan sebagai pengobatan dan dampak negatifnya adalah tergantung dari
besar dosis yang diterima diantaranya adalah mulai dari mual, muntah,
pusing-pusing, rambut rontok,menyebabkan kanker, diturunkan secara
genetik, dan yang lebih berbahaya lagi adalah menyebabkan kematian.
Ada beberapa radiasi yang kita terima setiap saat, baik yang berasal dari alam
maupun dari buatan manusia. Radiasi tersebut ada yang bermanfaat atau
berdampak positif dan ada yang merugikan atau berdampak negatif bagi tubuh
manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan Pengetahuan kita sangat terbatas
mengenai mana radiasi yang bermanfaat dan mana yang merugikan bagi
tubuh manusia, sehingga perlu mendapatkan perhatian yang serius agar

1
radiasi tersebut tidak merusak tubuh atau mengusahakan agar radiasi untuk
tujuan diagnosis ataupun terapi sekecil mungkin dengan mempertimbangkan
berbagai faktor, sehingga jumlah radiasi yang diterima oleh seseorang
pertahun tidak melebihibatas ambang yang ditetapkan oleh Badan
Pengawas Tenaga Nukklir (Bapeten).
Allah dalam Al-Quran juga sudah membahas tentang dan lainnya. Ini
membuktikan bahwa radiasi memang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Dijelaskan bahwa radiasi elektromagnetik berperan besar dalam fenomena warna.
Salah satunya dalam surah Surah Fatir Ayat 27-28.
ٌ ‫ت ُم ْختَلِفًا أَ ْل َوانُ َها َو ِمنَ ا ْل ِجبَا ِل ُج َد ٌد ِب‬
‫يض َو ُح ْم ٌر‬ ٍ ‫س َما ِء َما ًء فَأ َ ْخ َر ْجنَا بِ ِه َث َم َرا‬
َّ ‫أَلَ ْم تَ َر أَنَّ هَّللا َ أَنز َل ِمنَ ال‬
‫اب َواأل ْن َع ِام ُم ْختَلِفٌ أَ ْل َوانُهُ َك َذلِكَ إِنَّ َما َي ْخشَى‬ ِ ‫) َو ِمنَ النَّا‬27( ‫سو ٌد‬
ِّ ‫س َوال َّد َو‬ ُ ‫يب‬ ُ ِ‫ُم ْختَلِفٌ أَ ْل َوانُ َها َو َغ َراب‬
)28( ‫هَّللا َ ِمنْ ِعبَا ِد ِه ا ْل ُعلَ َما ُء إِنَّ هَّللا َ َع ِزي ٌز َغفُو ٌر‬
Artinya: Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari
langit, lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka ragam
jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah
yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. Dan
demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-
binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan
jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya,
hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.
Allah Swt. menyebutkan tentang kekuasaan-Nya yang sempurna melalui
segala sesuatu yang diciptakan-Nya yang beraneka ragam bentuk dan rupanya,
padahal mereka diciptakan dari air yang diturunkan-Nya dari langit. Lalu
tumbuhlah darinya berbagai macam buah yang beraneka ragam warnanya, ada
yang kuning, ada yang merah, ada yang hijau, ada yang putih, ada pula warna-
warna lainnya, dan bermacam-macam pula rasa dan baunya.
Dalam buku Tafsir Ilmi 'Manfaat Benda-Benda Langit dalam perspektif
Alquran dan Sains' yang disusun oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran,
Badan Litbang & Diklat Kementerian Agama RI dengan Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan bahwa radiasi elektromagnetik

2
berperan besar dalam fenomena warna. Fenomena ini mudah diterangkan apabila
radiasi elektromagnetik dipandang sebagai pancaran partikel foton yang berenergi
(teori cahaya sebagai partikel). Energi cahaya daerah tampak dengan panjang
gelombang antara 400-750 nm mempunyai energi tertentu.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Yang Dimaksud Lingkungan Radiasi?
2. Apakah Yang Dimaksud Proteksi Radiasi?
3. Apasaja Dampak Negative Yang Ditimbulkan Dari Radiasi?
4. Bagaimana Cara Pengolahan Limbah Radioaktif?
C. Tujuan
1. Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Lingkungan Radiasi.
2. Mengetahui Dari Proteksi Radiasi
3. Menyebutkan Dampak Yang Ditimbulkan Dari Radiasi.
4. Mengetahui Cara Pengolahan Limbah Radioaktif.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Lingkungan Radiasi
1. Pengertian Radiasi
Radiasi adalah pancaran energi dalam bentuk panas, partikel atau
gelombang elektromagnetik atau cahaya dari sumber radiasi. Radiasi pada
dasarnya adalah suatu cara perambatan energi dari sumber energi ke
lingkungannya yang membutuhkan medium. Keberadaan radiasi tidak dapat
dilihat, dan tidak dapat tercium karena tidak berbau, tidak dapat dirasa tetapi
hanya dapat dideteksi dengan alat detektor radiasi.
Pencemaran Radiasi, yaitu adanya bahan bersifat radioaktif yang memiliki
kekuatan radiasi melampaui Nilai Ambang Batas yang ditentukan (radiasi
bahan radioaktif), atau adanya panas yang menimbulkan radiasi panas yang
melebihi temperatur normal di suatu lingkungan (radiasi panas). Radiasi
adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas,
partikel, atau gelombang elektromagnetik (foton) dari suatu sumber energi .
Pencemaran radiasi merupakan konsekuensi dari pembangunan instalasi
nuklir yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan energi listrik manusia yang
terus meningkat.
2. Sumber Radiasi
a. Radiasi alami
Radiasi alam merupakan radiasi yang terjadi secara alami. Radiasi ini
sudah ada sejak terbentuknya bumi. Radiasi alamiah walaupun tidak tinggi
dosisnya diduga ikut berperan dalam mutasi gen dalam sejarah evolusi
makhluk hidup. Setiap detik bumi dihujani tak kurang dari 270 00 partikel
radioaktif atau foton gelombang elektromagnetik. Setiap tumbukan
berpotensi menimbulkan kanker. Radiasi alam dapat berasal dari dalam
bumi dan dari luar bumi. Radiasi alam dibagi atas dua macam yaitu radiasi
kosmogenis dan radiasi primodial. Radiasi alami dapat berasal dari sinar

4
kosmik dari luar angkasa, sinar matahari (ultraviolet, infra red), radiasi
yang berasal dari bahan radioaktif dari kerak atau permukaan bumi,
pancaran alpa dari gas radon yang berasal dari tanah dan air serta pancaran
gamma dari anak luruh radon.(Diploma, Hiperkes, Keselamatan,
Kedokteran, & Sebelas, 2009)
b. Radiasi Buatan
Radiasi buatan adalah radiasi yang timbul karena atau berhubungan
dengan kegiatan manusia. Seperti penyinaran dengan sinar-X di bidang
medis (Radiodiagnostik dan Radioterapi), radiasi yang diperoleh dari
pembangkit tenaga nuklir, radiasi yang diperoleh dari bidang industry

Radiasi buatan meliputi:

1) Radiasi yang digunakan untuk terapi dan diagnosa penyakit di Rumah


sakit (radiasi sinar gamma dan sinar beta).
2) Radiasi yang digunakan untuk foto rontgen, sinar rontgen (sinar X).
3) Radiasi yang digunakan untuk telekomunikasi seperti telepon seluler,
radar, radio, televisi, pemancar dan komputer.
4) Radiasi yang digunakan untuk penerangan (lampu halogen dan sinar
laser).
5) Radiasi yang dihasilkan dari jaringan listrik tegangan tinggi (SUTET).
6) Radiasi yang dihasilkan dari penggunaan perakitan elektrik rumah tangga
seperti macrowave, pengering rambut, dan setrika listrik.
3. Jenis Radiasi
Radiasi terdiri dari benerapa jenis dan setiap jenis radiasi tersebut
memiliki panjang gelombang masing-masing. Ditinjau dari massanya radiasi
dapat dibagi menjadi radiasi elektromagnetik dan radiasi partikel. Radiasi
elektromagnetik ialah radiasi yang tidak memiliki massa. Radiasi ini terdiri
dari gelombang radio, gelombang mikro, gelombang inframerah, cahaya
tampak, sinar-X, sinar gamma dan sinar kosmik. Sedangkan radiasi partikel
adalah radiasi yang memiliki massa, misalnya partikel beta, alfa dan neutron.

5
Secara garis besar radiasi digolongkan kedalam radiasi pengion dan radiasi
non-pengion.
a. Radiasi Pengion
Radiasi pengion adalah jenis radiasi yang menyebabkan proses ionisasi
(terbentuknya ion positif dan ion negative) apabila berinteraksi dengan
materi. Radiasi pengion adalah radiasi yang dapat menyebabkan proses
terlepasnya electron dari atom sehingga terbentuknya pasangan ion.
Berdasarkan sumbernya radiasi pengion dibedakan menjadi dua yaitu
sumber radiasi buatan dan sumber radiasi alam. Radiasi pengion yang
termasuk radiasi buatan adalah partikel alpha, partikel beta, sinar-X dan
neutron. Setiap jenis radiasi memiliki memiliki karakteristik khusus.
1) Radiasi alam (natural radiation) yang berasal dari kerak bumi, seperti
uranium, thorium dan carbon 14
2) Sinar-x adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis
dengan panjang gelombang yang sangat pendek. Perbedaan antara
sinar-x dengan sinar elektromagnetik lainnya terletak pada panjang
gelombang.
3) Sinar alfa (α) merupakan partikel bermuatan listrik +2 dam masanya 4
sma. Penelitian berikutnya diketahui bahwa sinar-α ini tidak lain dari
inti atom Helium (2He 4 ), jika inti atom memancarkan sinar-α, maka
dihasilkan inti baru dengan nomor atom inti tersebut akan berkurang 2
dan nomor massanya berkurang 4, dengan kata lain jumlah proton dan
neutron dalam inti atom masing-masing berkurang 2 buah.
4) Sinar beta (β) juga dibelokkan oleh medan magnet namun arah
pembelokannya berlawanan dengan arah pembelokan sinar- α, yaitu
kearah kutub positif. Sinar- β merupakan partikel dengan muatan
listrik - 1e dan tidak bermassa. Penelitian menjelaskan bahwa sinar- β
ini tidak lain dari elektron dan diberi notasi -1 β 0 dan -1e 0.
5) Sinar gamma (γ) merupakan radiasi elektromagnet yang tidak
bermassa dan tidak bermuatan sehingga diberi notasi 0γ 0 . Sinar- γ

6
mempunyai sifat sama dengan sinar-x, namun panjang gelombangnya
lebih pendek dibandingkan sinar-x. Atom yang memancarkan sinar- γ
tidak mengalamipengurangan nomor atom maupun nomor massa,
hanya atomnya saja yang berada dalam keadaan tereksitasi kembali
dalam keadaan dasar
b. Radiasi Non-Pengion
Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan
efek ionisasi apabila berinteraksi dengan materi. Radiasi non-pengion
tersebut berada di sekeliling kehidupan kita. Jenis radiasi non pengion
antara lain adalah gelombang radio (yang membawa informasi dan
hiburan melalui radio, televise), gelombang mikro (yang digunakan dalam
microwave oven dan transmisi seluler handpone), sinar inframerah (yang
memberikan energy dalam bentuk panas), cahaya tampak (yang bias kita
lihat), dan sinar ultraviolet (yang dipancarkan matahari).
1) Radiasi Neutron
Radiasi neutron adalah jenis radiasi non-ion yang terdiri dari neutron
bebas. Neutron ini bias mengeluarkan selama baik spontan atau
induksi fisi nuklir, proses fusi nuklir, atau dari reaksi nuklir lainnya.
Ia tidak mengionisasi atom dengan cara yang sama bahwa partikel
bermuatan seperti proton dan electron, tidak menarik electron karena
neutron tidak memiliki muatan. Namun neutron mudah bereaksi
dengan inti atom dari berbagai elemen, membuat isotop yang tidak
stabil dank arena itu mendorong radioaktivitas dalam materi yang
sebelumnya non radioaktif.
2) Radiasi termal
Radiasi termal adalah proses dimana permukaan benda memancarkan
energy panas dalam bentuk gelombang elektromagnetik, radiasi
inframerah dari radiator rumah tangga biasanya atau pemanasan listrik
adalah contoh radiasi termal. Seperti panas cahaya yang dikeluarkan
oleh sebuah bola lampu pijar bercahaya. Radiasi termal dihasilkan

7
ketika panas dari pergerakan partikel bermuatan dalam atom diubah
menjadi radiasi elektromagnetik.
3) Radiasi medan listrik dan medan magnet listrik seperti alat rumah
tangga elektronik, pemanas di pengecoran, pengecoran logam ,
jaringan tenaga listrik (SUTET dan SUTT) dan monitor.
4) Gelombang radio seperti pemancar UHF, pemancar HF, menara VHF,
menara antena TV, stasiun utama, stasiun satelit bumi telekomunikasi
gelombang mikro, oven, gelombang mikro, telepon seluler, mesin
pengelas PVC
5) Radiasi optik meliputi Ultra Violet dan Infra Merah misalnya alat
pengering, matahari, lampu halogen, industri kaca, sinar matahari,
laser pengelasan.
4. Alat Ukur Radiasi
Alat ukur dibagi menjadi 2 antara lain:
a. Alat ukur pasif
Alat ukur pasif adalah alat ukur yang pembicaraan hasil pengukurannya
tidak dapat dibaca langsung melainkan harus melalui proses terlebih
dahulu. Alat ukur pasif tersebut antara lain:
1) Film badge
Suatu alat yang lazim digunakan sebagai personal monitoring yang
terdiri dari sebuah paket yang berisi dua lempeng film dental (untuk
sinar-X atau gamma) atau tiga lempeng film dental (untuk sinar-X,
gamma dan neutron) yang dibungkus dalam suatu kertas kedap sinar
dan dikenakan dan suatu wadah plastik atau logam yang sesuai. Kedua
film yang digunakan masing-masing terdiri dari emulsi yang sensitif
dan yang satu lagi emulsinya kurang sensitif. Proses yang terjadi pada
pemonitor perorangan yang dipergunakan film ini sama dengan proses
yang terjadi pada waktu melakukan radioagrafi pada bidang medis.
2) TLD badge (Thermo Luminescence Dosimeter)

8
Beberapa kristal termasuk CaF2 yang mengandung Mn sebagai
pencemar (impuritas) dan LIF, memancarkan cahaya apabila kristal-
kristal tersebut dipanaskan setelah dikenai radiasi kristal-kristal
tersebut. Dinamakan kristal termoluminesens (krital dental panas).
Penyerapan energi radasi oleh kristal mengakibatkan timbulnya atom-
atom dalam kristal sehingga menghasilkan elektron-elektron dan
lubang-lubang bebas dalam kristal pendar panas. Elektron-elektron ini
dilengkapi oleh pencemar dalam kisikisi kristalin sehingga ditangkap
oleh pencemar dalam kristal tersebut. Kristal-kristal yang dipanaskan
melepaskan enegi yang ditimbulkan sebagai cahaya. Pengukuran
keluaran cahaya bersamaan dengan meningkatnya suhu. Suhu dimana
keluaran cahaya maksimum terjadi terjadi merupakan suatu ukuran
ukuran energi pengikat elektron pada lubang di dalam tangkapan
tersebut. Jumlah cahaya yang diukur sebanding dengan jumlah
elektron yang ditangkap atau dengan kata lain sebanding dengan
energi yang diserap dari radiasi pengion. Jadi intensitas cahaya yang
dipancarkan pada saat pemanasan kristal pendar panas secara langsung
sebanding dengan dosis radiasi yang diserap oleh kristal tersebut.
b. Alat ukur aktif
Alat ukur aktif adalah alat yang dapat menunjukkan secara langsung hasil
pengukuran radiasi yang diterima. Alat ukur aktif terdiri dari:
1) Dosimeter saku
Dosimeter saku adalah suatu alat yang dipergunakan untuk
mengukur dosis radiasi yang berdasarkan atas prinsip respon dari
instrumen sebanding dengan energi radiasi yang diserap oleh
instrumen tersebut, biasanya menggunakan sekian mRem atau
mSev. Alat ini terdiri dari bilik ionisasi dinding udara yang
dilengkapi dengan suatu alat yang bekerja berdasarkan prinsip
elektroskop dimana satu bagian lengannya tetap dan satu bagian

9
yang lainnya dapat bergerak bebas pada skala yang telah disiapkan
pada dosimeter tersebut.
2) Survei meter
Suatu alat deteksi radioaktif yang bersifat portable dan alat pengukur
yang digunakan untuk mengecek personal atau pekerja, peralatan
dan fasilitas yang berhubungan dengan radioaktif, kontaminasi atau
mengecek bahaya internal atau penyebaran (ambient) ionisasi
radioaktif ke lingkungan. Pencemaran Radiasi

B. Proteksi Radiasi
Paparan radiasi dalam pekerjaan dapat terjadi akibat dari berbagai aktivitas
manusia, termasuk pekerjaan yang berhubungan dengan tahap-tahap pengelolaan
siklus bahan bakar nuklir, pemanfaatan sumber radioaktif dan pesawat sinar- X,
penelitian ilmiah, pertanian dan industri, serta pekerjaan lain yang berkaitan
dengan penanganan bahan mineral yang mengandung radionuklida alam
berkonsentrasi tinggi. Proteksi radiasi merupakan bagian terpenting yang harus
diketahui dalam setiap pekerjaan yang melibatkan penggunaan zat radiasi ataupun
zat radioaktif baik yang berupa sumber radioaktif tertutup maupun sumber
radioaktif terbuka. Dalam setiap pemakaian zat radiasi maupun zat radioaktif,
masalah proteksi radiasi harus diutamakan karena menyangkut keselamatan
manusia, sehingga dalam setiap penggunaan zat radiasi ataupun zat radioaktif
harus ada tata kerja atau petunjuk pelaksanaan yang jelas demi terjaminnya
keselamatan manusia maupun lingkungan.
1. Proteksi Terhadap Sumber Eksternal
Sumber radiasi yang berpotensi sebagai sumber radiasi ekternal adalah
sumber pemancar sinar-β, pesawat sinar-X, sumber pemancar sinar-γ, dan
sumber pemancar neutron. Bahaya radiasi dari sumber-sumber eksternal ini
dapat dikendalikan dengan menggunakan tiga prinsip dasar proteksi radiasi,
yaitu pengaturan waktu, pengaturan jarak, dan penggunaan perisai.

10
a. Pengaturan Waktu
Seorang pekerja radiasi berada dalam medan radiasi akan menerima dosis
radiasi yang besarnya sebanding dengan lamanya pekerja tersebut berada di
dalam medan radiasi. Semakin lama seseorang berada ditempat itu, akan
semakin besar dosis radiasi yang diterimanya, demikian pula sebaliknya.
b. Pengaturan Jarak
Faktor jarak berkaitan erat dengan fluks (_) radiasi. Fluks radiasi pada
suatu titik akan berkurang berbading terbalik dengan kuadrat jarak antara
titik tersebut dengan sumber radiasi.
c. Penggunaan Perisai Radiasi
Untuk penanganan sumber-sumber radiasi dengan aktivitas sangat tinggi
yang berorde MBq atau Ci, seringkali pengaturan waktu dan jarak kerja
tidak mampu menekan penerimaan dosis oleh pekerja dibawah nilai batas
dosis yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, dalam penanganan sumber-
sumber beraktivitas tinggi diperlukan perisai radiasi. Sifat dari bahan
perisai radiasi ini harus mampu menyerap energi radiasi (untuk sinar-β dan
neutron) dan dapat melemahkan intensitas radiasi (untuk sinar-X dan sinar-
γ). Mengingat sifat serap bahan perisai terhadap berbagai jenis dan energi
radiasi.
2. Proteksi Terhadap Sumber Intrenal
Proteksi terhadap sumber internal adalah merupakan upaya pencegahan atau
memperkacil jumlah pemasukan bahan radioaktif ke dalam tubuh manusia.
Jika zat radioaktif berada dalam keadaan tidak terbungkus rapat, maka zat
radioaktif tersebut mempunyai potensi untuk berperan sebagai sumber
internal. Zat radioaktif dalam jumlah yang sangat kecil sekalipun, jika dilihat
dari sudut bahaya eksternalnya dapat diabaikan, dapat memberikan
penyinaran internal dengan nilai dosis yang sangat besar pada organ tubuh
diamana zat radioaktif itu mengendap di dalamnya. Oleh karena itu,
penyinaran dari sumber internal perlu mendapat perhatian yang serius karena

11
potensi bahaya yang dapat ditimbulkannya cukup besar. Proteksi radiasi
terhadap sumber internal dapat dilakukan denga beberapa cara, yaitu:
a. Pengungkungan
Pengungkungan zat radioaktif dilakukan sedemikian rupa sehingga zat
radioaktif tersebut tidak tersebar ke lingkungan. atau sumber radiasinya.
b. Pemantauan
Pemantauan kadar zat radioaktif lingkungan dimaksudkan untuk
memastikan bahwa tingkat pencemaran radioaktif masih berada dibawah
nilai batas yang ditetapkan.
c. Pakaian Pelindung (tameng)
Proteksi radiasi dimaksudkan untuk mengupayakan agar pemaparan radiasi
terhadap pekerja berada di bawah batas nilai batas maksimum yang
diizinkan. Oleh sebab itu, dalam setiap penanganan sumber radiasi terbuka,
pekerja radiasi memerlukan perlengkapan proteksi radiasi berupa pakaian
pelindung yang digunakan secara terbatas hanya pada daerah kontaminasi.
Pakaian pelindung tersebut berupa jas lab, sarung tangan, sepatu atau
pembungkus sepatu, dan lain-lain.
d. Pelindung Pernapasan
Pentingnya pelindung pernapasan karena zat radioaktif dalam bentuk debu
merupakan sumber internal yang sangat berbahaya karena sebagian besar
partikel tersebut akan mengendap di dalam paru-paru. Zat radioaktif dalam
bentuk aerosol di udara dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui jalur
pernapasan.

C. Dampak Radiasi
Dampak yang ditimbulkan radiasi adalah ionisasi, eksitasi atau pemutusan
ikatan kimia. Ionisasi dalam hal ini adalah partikel radiasi menabrak elektron
orbital dari atom sehingga terbentuk ion positif dan elektron terionisasi. Eksitasi
adalah radiasi yang menyebabkan elektron berpindah ke tingkat energi yang lebih
tinggi. Pemutusan ikatan kimia merupakan radiasi yang dihasilkan oleh zat

12
radioaktif yang memiliki energi yang dapat memutuskan ikatan-ikatan kimia.
Energi yang dihasilkan radiasi dapat menimbulkan pengaruh yang serius,
misalnya ikatan penting dalam kimia seperti DNA pada kromosom dapat berubah.
Perubahan ini dapat menyebabkan kelainan genetik dan masalah lain. Pengaruh
radiasi juga tergantung dari lamanya waktu paparan. Suatu dosis yang diterima
sekali paparan akan lebih berbahaya jika dilakukan dengan waktu paparan yang
lama
1. Dampak Terhadap Tanaman
Penurunan persentase pertumbuhan tanaman akibat radiasi sinar
gamma disebabkan oleh adanya efek deterministik. Efek deterministik adalah
efek kematian sel yang disebabkan oleh paparan radiasi. Ini muncul karena
dosis paparan radiasi yang diberikan di atas dosis ambang yang seharusnya
diterima. Semakin tinggi dosis radiasi maka semakin tinggi efek
deterministiknya. Tinggi tanaman merupakan sifat kuantitatif yang
dikendalikan oleh banyak gen. Karakter tinggi tanaman atau penurunan tinggi
tanaman merupakan indikator yang paling umum yang digunakan untuk
melihat efek mutagen baik fisik maupaun kimia. Penurunan tinggi tanaman
atau tanaman menjadi kerdil karena pengaruh dosis yang tinggi akibatnya
adanya gangguan fisiologis atau kerusakan kromosom yang diakibatkan oleh
mutagen (radiasi sinar gamma) yang diberikan.
2. Dampak Terhadap Kesehatan Manusia
Akibat dari ionisasi sinar x, maka terjadi kelainan atau kerusakan pada
jaringan, akibat dari radiasi pengion ini dinamakan efek biologis. Berdasarkan
jenis sel, efek radiasi dapat dibedakan atas efek genetik yaitu sel sperma pada
laki-laki dan sel telur pada perempuan dan efek somatik yaitu sel-sel lain yang
ada dalam tubuh. Efek genetik berpengaruh pada keturunan dari individu yang
terpapar radiasi sedangkan efek somatik berpengaruh pada individu sendiri
yang terpapar radiasi, dari efek somatik dapat dibedakan menjadi dua yakni
efek segera yaitu efek yang dapat diketahui secara langsung setelah terpapar
radiasi, seperti rambut rontok, kulit memerah, luka bakar dan penurunan

13
jumlah sel, sedangkan efek tidak langsung yaitu gejala yang akan timbul
setelah beberapa bulan atau tahun setelah terpapar radiasi, seperti katarak dan
kanker.(Ii & Ionisasi, n.d.)
a. Hancurnya sel-sel tubuh
Energi radiasi nuklir dosis tinggi dapat menyebabkan sel-sel tubuh rusak,
sehingga menimbulkan berbagai komplikasi. Daerah tubuh yang paling
rentan mengalami kerusakan akibat paparan sianr radiasi nuklir dosis tinggi
adalah lambung, usus, mulut, pembuluh darah dan sel-sel yang
memproduksi darah disumsum tulang.
b. Kerusakan jaringan kulit
Dampak buruk radiasi nuklir juga bias menyebabkan kerusakan pada
jaringan kulit. Orang yang terpapar radiasi nuklir dosis tinggi akan
mengalami luka bakar, lecet dan luka, bahkan kanker kulit.

D. Pengelolaan Limbah Radioaktif


Pengelolaan terhadap limbah radioaktif harus dilakukan secara rutin dengan
maksud untuk menurunkan aktivitas jenis limbah tersebut, disamping juga
mendukung limbah tersebut manjadi 'inert' baik dari segi fisik maupun kimiawi.
Ada empat prinsip/teknik yang diterapkan dalam pengelolaan limbah radioaktif,
dan sistem pengelolaan kadang-kadang juga terdiri dari kombinasi keempat
prinsip/teknik tersebut, yakni :
1. Pengenceran dan disperse
Penerapan prinsip ini pada pembuangan limbah cairan lebih dibatasi, dan pada
umumnya hanya untuk sampah cair yang mempunyai tingkat radioaktivitas
sangat rendah yang dibuang ke sungai laut atau danau. untuk limbah yang
berupa gas pada teknik ini dilakukan dengan sisitem fiitrasi udara dan
pembuangan limbahnya melalui cerobong yang sangat tinggi. Tinggi
cerobong ditentukan berdasarkan meteorologi setempat untuk menjamin
pengenceran yang baik/ cukup sebelum limbah mengenai tanah. Jadi secara
praktis pengenceran limbah (bentuk cairan) dapat dilaksanakan dengan :

14
a. Penambahan cairan yang tidak terkontamonasi untuk mengurangai
konsenterasi sebelum pembuangan,
b. Pembuangan limbah cairan dilakukan sedikit demi sedikit dalam periode
waktu yang panjang, dan
c. Pembungan limbah ke dalam air yang sangat banyak.
2. Penundaan dan Peluruhan
Radionuklida akan kehilangan/terkurangi keradioaktifannya karena peluruhan.
Peristiwa ini dapat diterapkan dalam pengelolaan limbah padat, cair, dan gas
dengan tingkat keradioaktifan sedang dan tinggi yang mengandung
radionuklida dengan umur paruh (half life) pendek. Tujuannya ialah untuk
mempermudah persolan dalam pengelolaan selanjutnya atau untuk
memeperkecil resiko dalam pembuangan limbah ke sekelilingnya dengan
mengambil manfaat dari peluruhan dan waktu. Prinsip ini secra praktis dapat
diterapkan pada instalasi yang menimbulkan limbah yang dapat direduksi
tingkat keradioaktifannya dalam beberapa hari sebelum dibuang ke
lingkungan sekelilingnya.
3. Pemampatan
Prinsip pemampatan diturunkan dari konsep bahwa kebanyakan radioaktivitas
yang diproduksi dalam program nuklir harus diisolasi dari manusia dan
sekeli1ingnya. Prinsip ini diterapkan pada teknik-teknik pembersihan udara
dan gas, pengolahan sampah cair dengan cara pengendapan dan festilasi,
penukar ion dan penguapan, pengolahan sampan padat dengan tingkat
keradioaktifannya rendah dengan cara dibakar, pengepakan dan penyaringan.
Pengolahan sampah padat dan cair dengan tingkat keradioaktifan sedang
dengan limbah cair dengan tingkat keradioaktifan tingkat ke dalam fase padat
yang tak dapat lama dengan cara pengapuran pada suhun tinggi atau
penyatuan. Hasil pengolahan limbah cair dan gas pada umumnya berbentuk
residu yang pekat.

15
4. Pewadahan

Karena beberapa radionuklida mempunyai waktu paruh yang panjang hingga


memakan waktu lama untuk mencapai tingkat keradioaktifannya yang tidak
berbahaya, maka Iimbah harns dilindungi dan disimpan dalam waktu yang
lama, Prinsip ini diterapkan pada penyimpanan limbah padat dalam ruang di
dalam tanah atau gua pada struktur geologi yang dalam. Dalam penanaman
Iimbah dengan keradoaktifan yang tinggi harus diadakan hambatan tambahan
untuk mencegah perpindahan radionuklida. Suatu cara untuk menangulangi
proses perpindahan ialah dengan menyatukan limbah radioaktif dalam fase
padat yang mempunyai kebocoran rendah, dan kemudian disimpan dalam
ruangan dalam tanah atau gua dibawah daerah aliran air tanah

zat radioaktif dapat pula dilakukan melalui pendekatan jalur kritis, sebelum
nantinya dilakukan penyimpanan lestari. Upaya menetapkan berapa besar
konsentrasi dari berbagi radionuklida yang dapat dibuang dengan aman dan tidak
membahayakan umat manusia dan lingkunganya, maka terlebih dahulu harus
dievaluasi kapasitas penampungan dari, lingkungan tersebut untuk menerima
radioaktif dengan menggunakan jalur kritis (critical path approach).
Limbah radioaktif timbul, dari suatu instalasi nuklir dan PLTN yang
berbentuk gas atau aerosol, pada umumnya bercampur dengan udara ventilasi.
Setelah melalui sisitem ventilasi dengan filter yang berlapis-lapis, gas radioaktif
yang dilepaskan dari cerobong. Untuk limbah radioaktif yang berbentuk cairan
ditampung dan dikumpulkan secara terpisah-pisah sesuai dengan tingkat
radioaktivitasnya. Limbah zat radiaktif cair yang beraktivitas tinggi ditampung di
dalam tangki tahan korosi dengan sisitem ventilasi dan pendinginan. Limbah cair
yang beraktivitas sedang dapat ditampung dalam tangki tahan korosi biasa, dan
khusus limbah cair yang beraktivitas rendah dapat ditampung dalam kolam beton.
Limbah radioaktif yang berbentuk padatan harus dikumpulkan secra terpisah
antara yang terbakar dengan yang tidak terbakar. Untuk limbah padatan yang tak
dapat terbakar diremuk dahulu dengan shrudder dan hasil remukan dimampatkan

16
dengan compactor yang selanjutnya dimasukkan ke dalam wadah yang aman dan
di semen. Sementara itu limbah padatan yang dapat terbakar diumpankan ke unit
tangki pembakar, sehingga terbakar sempurna dan abu hasil pembakaran tersebut
ditempatkan ke unit sementasi.(Radiasi, 1995)

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Radiasi adalah pancaran energi dalam bentuk panas, partikel atau gelombang
elektromagnetik atau cahaya dari sumber radiasi. Radiasi pada dasarnya
adalah suatu cara perambatan energi dari sumber energi ke lingkungannya
yang membutuhkan medium. Keberadaan radiasi tidak dapat dilihat, dan tidak
dapat tercium karena tidak berbau, tidak dapat dirasa tetapi hanya dapat
dideteksi dengan alat detektor radiasi.
2. Dampak terhadap tanaman yaitu penurunan tinggi tanaman atau tanaman
menjadi kerdil karena pengaruh dosis yang tinggi akibatnya adanya gangguan
fisiologis atau kerusakan kromosom yang diakibatkan oleh mutagen (radiasi
sinar gamma) yang diberikan. Dampak pada kesehatan manusia adalah
kerusakan sel-sel tubuh, kerusakan jaringan kulit dan dapat menyebabkan
kanker.
3. Ada empat prinsip/teknik yang diterapkan dalam pengelolaan limbah
radioaktif, Pengenceran dan disperse, Penundaan dan Peluruhan, pewadahan
dan pemampatan zat radioaktif dapat pula dilakukan melalui pendekatan jalur
kritis, sebelum nantinya dilakukan penyimpanan lestari.
4. Proteksi radiasi merupakan bagian terpenting yang harus diketahui dalam
setiap pekerjaan yang melibatkan penggunaan zat radiasi ataupun zat
radioaktif baik yang berupa sumber radioaktif tertutup maupun sumber
radioaktif terbuka. Dalam setiap pemakaian zat radiasi maupun zat radioaktif,
masalah proteksi radiasi harus diutamakan karena menyangkut keselamatan
manusia, sehingga dalam setiap penggunaan zat radiasi ataupun zat radioaktif
harus ada tata kerja atau petunjuk pelaksanaan yang jelas demi terjaminnya
keselamatan manusia maupun lingkungan.

18
B. Saran
Demikianlah pembahasan makalah mengenai pengukuran ranah afektif dan
psikomotorik semoga dapat bermanfaat bagi rekan sekalian. Pemakalah
menyarankan agar rekan sekalian menambah wawasan keislaman berupa ayat Al-
Quran, Hadits, atau ijma ulama dalam bidang Fisika Lingkungan tentang Radiasi.
Pemakalah juga menyarankan untuk rekan sekalian menambah referensi ilmiah
yang terpercaya di makalah selanjutnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Yulianto, Darjati. 2017. Fisika Lingkungan. Jakarta: Kementrian Kesehatan


Republik Indonesia.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Modul 1: Pengantar Sistem
Penyediaan Air Minum. Direktorat Jenderal Cipta Karya Balai Teknik Air
Minum dan Sanitasi Wilayah I
Malaka,Muhlis.2019. Dampak Radiasi Radioaktif Terahadap Kesehatan. Jurnal
kajian pendidikan keislaman. Vol 11 hal199-211
Malau, Nya Daniaty. 2019. Modul Fisika Lingkungan. Jakarta: Universitas Kristen
Indonesia
Tafsirq.com. 2015. Surah fatir. Diakses pada 26 Maret 2021 pukul 21:25
http:www.ibnukatsironline.com/2015/09/tafsir-surat-fathir-ayat-27-28html?
m=1

20

Anda mungkin juga menyukai