Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERANGKAT PEMBELAJARAN IPS SD


Untuk memenuhi tugas Pendidikan IPS SD

Dosen Pengampu : Fitria Dwi Prasetyaningtyas, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH:
Kelompok 10
Nova Suci Wulandari (1401420018)
Dwi Ade Prasetyo (1401420288)
Berlina Sindhi Aryanti (1401420338)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
yang telah memberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini berjudul tentang Perangkat Pembelajaran IPS SD. Tugas ini dibuat untuk memenuhi
salah satu tugas kelompok pada mata kuliah pembelajaran Pendidikan IPS SD yang di ampuh oleh
Ibu Fitria Dwi Prasetyaningtyas, S.Pd., M.Pd

Kami juga berterimakasih kepada pihak yang telah bersedia membantu kami untuk menyusun
dan menyelesaikan makalah ini. Kami mengucapkan terimakasih kepada referensi-referensi yang
telah membantu kami, begitu juga dengan rekan-rekan atas kerjasamanya dalam penyelesaian
makalah ini, sehingga dikumpul tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Kami sebagai pemakalah berharap isi makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Dan
kami ingin para pembaca dapat memberikan kritik dan saran, karena penulisan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Dengan arti lain kritik tersebut adalah kritik yang dapat membangun supaya
penulisan makalah ini kedepannya lebih baik lagi. Kami mengucapkan terimakasih.

Semarang, 25 Mei 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu
sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka
memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar
dan menengah. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan
di SD, untuk mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan
isu sosial. Memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi (Ahmadi, 2014:10).

Hakikatnya IPS adalah untuk mengembangkan konsep pemikiran yang berdasarkan realita
kondisi sosial yang ada di lingkungan siswa. Misalnya, dalam pembelajaran IPS materi pelajaran
yang disampaikan dapat dikaitkan dengan permasalahan yang ada di lingkungan sekitar siswa. Hal
ini bertujuan agar siswa memiliki kemampuan mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Sehingga dengan memberikan pendidikan IPS diharapkan
dapat melahirkan warga negara yang baik dan bertanggung jawab terhadap bangsa dan negaranya.

Pendapat ini juga didukung dari penelitian yang dilakukan oleh Holloway dan Chiodo (2009)
menyatakan bahwa mengembangkan pemahaman konsep pada siswa dalam pembelajaran ilmu sosial
sangat penting. Hal ini bertujuan mengajarkan siswa untuk memiliki kemampuan mengenal konsep-
konsep tanggung jawab, ketekunan, keberanian, kesetiaan, kewarganegaraan, kesabaran, kerja sama,
dan integritas. Sehingga siswa dapat memahami konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan.

Tujuan utama pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka
terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan
segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik
yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat (Susanto, 2015:145).

Pembelajaran IPS sangat penting bagi siswa. Hal ini disebabkan karena mata pelajaran IPS
mengajarkan kepada siswa tentang bagaimana cara hidup berinteraksi, berkomunikasi, berhubungan
dengan alam sekitar dan dengan lingkungan yang beragam situasi dan kondisi. Dengan pembelajaran
IPS, diharapkan dapat menghantarkan siswa untuk dapat menjawab masalah-masalah mendasar
tentang individu dan kehidupan masyarakat berbangsa dari waktu ke waktu, dan mendidik siswa
mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan agar dapat mengambil bagian secara aktif
dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang baik.
Pendidikan IPS di SD pada dasarnya mengajarkan konsep-konsep esensi ilmu sosial untuk
mengembangkan peserta didik untuk menjadi warga negara yang memiliki pengetahuan, nilai, sikap,
dan keterampilan yang memadai untuk berperan serta dalam kehidupan masyarakat. Michaelis (dalam
Masitoh dkk, 2010:1) menyatakan bahwa IPS dihubungkan dengan manusia dan interaksinya dalam
lingkungan fisik dan sosial yang menyangkut hubungan kemanusiaan. Hal tersebut berimplikasi pada
dekatnya materi pelajaran IPS pada kehidupan siswa, sehingga sudah semestinya pelajaran IPS
dikemas dalam paket pembelajaran yang menyenangkan dan menarik agar siswa dapat
mengungkapkan apa yang dilihat atau dialami dan menelaahnya secara benar sesuai konsep-konsep
IPS.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Perangkat Pembelajaran?
2. Apa Saja Jenis Jenis Perangkat Pembelajaran?
3. Apa saja permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran IPS pada materi perkembangan
teknologi?
4. Bagaimana desain perangkat pembelajaran IPS dengan pendekatan kontekstual pada materi
perkembangan teknologi?
5. Bagaimana keefektifan perangkat pembelajaran IPS dengan pendekatan kontekstual pada
materi perkembangan teknologi?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk menjelaskan pengertian dari perangkat pembelajaran
2. Untuk menjelaskan jenis-jenis perangkat pembelajaran
3. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran
IPS pada materi perkembangan teknologi?
4. Untuk merumuskan desain perangkat pembelajaran IPS dengan pendekatan kontekstual pada
materi perkembangan teknologi kelas?
5. Untuk menghasilkan perangkat pembelajaran IPS yang efektif dengan pendekatan kontekstual
pada materi perkembangan teknologi?

1.4 Manfaat Penulisan


Hasil penulisan ini diharapkan akan memberikan manfaat baik secara teoretis maupun praktis.
Adapun manfaat yang ingin dicapai adalah sebagai berikut.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perangkat Pembelajaran

Menurut Nazarudin (2007: 111) perangkat pembelajaran adalah segala sesuatu atau beberapa
persiapan yang disusun oleh guru baik secara individu maupun berkelompok agar pelaksanaan dan
evaluasi pembelajaran dapat dilakukan secara sistematis dan memperoleh hasil seperti yang
diharapkan, sedangkan perangkat pembelajaran yang dimaksud terdiri atas Analisis Pekan Efektif,
Program Tahunan, Program Semester, Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dan Kriteria
Ketuntasan Minimal. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

2.2 Jenis Jenis Perangkat Pembelajaran

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Menurut Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah, tahap pertama dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu
perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran memiliki beberapa komponen yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Identitas

2. Indikator

3. Tujuan pembelajaran

4. Materi pembelajaran

5. Metode pembelajaran

6. Langkah-langkah pembelajaran

7. Sumber belajar

8. Penilaian hasil belajar

Komponen-komponen tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam langkah-langkah


penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran seperti berikut.
1. Mengisi Identitas Identitas memuat nama mata pelajaran, sekolah, kelas/semester, alokasi waktu,
SK dan KD.

2. Merumuskan indikator

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku
yang dapat diukur. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran,
satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan
teramati. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

3. Merumuskan tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran berisi penguasaan kompetensi yang ditarget dalam perencanaan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang operasional dari kompetensi dasar.

4. Mengidentifikasi materi pembelajaran

Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Materi
pembelajaran dikembangkan dengan mengacu pada materi pokok yang ada dalam silabus.

5. Menentukan metode pembelajaran

Metode bisa diartikan sebagai cara yang dipilih atau model atau pendekatan yang digunakan dalam
pembelajaran

6. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan pembuka, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup. Kegiatan pembelajaran diwujudkan melalui penggunaan metode, pendekatan atau
model yang dipilih dan bervariasi.

7. Menentukan sumber belajar

Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan oleh
satuan pendidikan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, nara sumber, alat,
dan bahan.

8. Menetapkan penilaian

Penilaian terdiri atas tiga hal penting yaitu teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen
penilaian. Penilaian pencapaian kompetensi dasar siswa dilakukan berdasarkan indikator yang telah
disusun. Jika penilaian menggunakan tes tertulis uraian atau berupa proyek maka penilaian harus
disertai rubrik penilaian.
Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, penyusunan RPP
memiliki beberapa prinsip sebagai berikut.

1. Memperhatikan perbedaan individu siswa

RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual,
minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai dan/atau lingkungan siswa.

2. Mendorong partisipasi aktif siswa

Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada siswa untuk mendorong motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian dan semangat belajar.

3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis

Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman belajar


bacaan dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut

RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

5. Keterkaitan dan keterpaduan

RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian dan sumber belajar
dalam satu keutuhan pengalaman belajar.

6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara
terintegrasi, sistematis dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

RPP yang baik adalah RPP yang mencakup seluruh komponen-komponen RPP serta dalam
penyusunannya memperhatikan prinsip-prinsip RPP.

2) Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Menurut Theresia Widyantini (2013: 3) Lembar Kegiatan Siswa (LKS) adalah lembaran-
lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan siswa yang berisi petunjuk dan langkah-langkah untuk
menyelesaikan suatu tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa. Menurut Abdul Majid (2006:176)
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh
siswa. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu
tugas. Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
adalah lembaran tugas berupa petunjuk atau langkah-langkah kegiatan dari guru kepada siswa untuk
mempermudah siswa dalam menyelesaikan suatu tugas.

Komponen Lembar Kegiatan Siswa (LKS) menurut Depdiknas (2008: 23) terdiri dari judul,
KD yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan
tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus
dikerjakan. Menurut Depdiknas (2008: 23) langkah penyusunan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis kurikulum

Menganalisis kurikulum untuk menentukan materi-materi mana yang memerlukan bahan ajar LKS.
Materi ditentukan dengan cara melihat materi pokok dan pengalaman belajar dari materi yang akan
diajarkan dan kompetensi yang harus dimiliki siswa.

2. Menyusun peta kebutuhan

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Peta kebutuhan LKS digunakan untuk menentukan urutan dan jumlah
LKS yang harus ditulis. Pada tahap ini dilakukan analisis sumber belajar.

3. Menentukan judul Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Judul LKS ditentukan atas dasar KD, materi
pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu KD dapat dijadikan sebagai
satu judul apabila kompetensi itu tidak terlalu besar, sedangkan besarnya KD dapat dideteksi dengan
cara diuraikan ke dalam materi pokok. Materi pokok yang lebih dari empat sebaiknya dipecah
menjadi dua LKS.

4. Menulis Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Penulisan LKS dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

a. Perumusan KD yang harus dikuasai

b. Menentukan alat penilaian

c. Penyusunan materi

Menurut Depdiknas (2008: 28) setelah bahan LKS selesai ditulis maka LKS tersebut harus
dievaluasi kelayakannya sesuai dengan komponen evaluasi yang mencakup komponen kelayakan isi,
komponen kebahasaan, komponen sajian, dan komponen kegrafikan.

1. Komponen kelayakan isi antara lain:

a. Kesesuaian dengan SK dan KD


b. Kesesuaian dengan perkembangan anak

c. Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar

d. Kebenaran substansi materi pembelajaran

e. Manfaat untuk penambahan wawasan

f. Kesesuaian dengan nilai moral dan nilai-nilai sosial

2. Komponen kebahasaan antara lain:

a. Keterbacaan

b. Kejelasan informasi

c. Kesesuaian dengan Kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar

d. Pemanfaantan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan singkat)

3. Komponen penyajian antara lain:

a. Kejelasan tujuan (indikator) yang ingin dicapai

b. Urutan sajian

c. Pemberian motivasi dan daya tarik

d. Interaksi (pemberian stimulus dan respons)

e. Kelengkapan informasi

4. Komponen kegrafikan antara lain:

a. Penggunaan jenis dan ukuran huruf

b. Layout atau tata letak

c. Ilustrasi, gambar, dan foto

d. Desain tampilan

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan, komponen evaluasi yang akan digunakan
untuk mengukur kelayakan LKS pada penelitian ini mencakup komponen kelayakan isi, komponen
kebahasaan, komponen sajian dan komponen kegrafikan
2.3 Apa Saja Permasalahan Yang Dihadapi Dalam Pembelajaran IPS Pada Materi
Perkembangan Teknologi?

Penguasaan dalam penggunaan media dan sumber pembelajaran IPS. Guru dituntut untuk
mampu dalam menguasai media pembelajaran yang berhubungan dengan mata pelajaran yang
diajarkan. Guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam memilih media pembelajaran yang
Alternatif jika media pembelajaran tidak ada disekolah. Berdasarkan hasil penelitian guru
mengungkapkan jika media tidak tersedia di sekolah maka berusaha mencari alternatif lain seperti,

a) membuat media pembelajaran sendiri,

b) menugaskan kepada siswa untuk membuat media yang dibutuhkan, dan

c) mencari di lingkungan sekitar

Hal-hal yang menjadi kesulitan dalam mendapatkan sumber belajar yang cocok untuk mengajar
matrei IPS berdasarkan penelitian adalah

a) kurang beragamnya buku referensi IPS yang tersedia,

b) kesulitan untuk membawa siswa ke lapangan untuk menunjukan secara langsung seperti tempat-
tempat bersejarah, dan fenomena-fenomena alam lainnya yang berkaitan dengan materi,

c) menemukan sumber pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

Guru kesulitan dalam memilih jenis media yang sesuai dengan materi sehingga guru memilih
hanya menggunakan buku paket sebagai media pembelajaran, meskipun hal ini akan mengurangi
efektifitas pembelajaran. Adapun jenis media pembelajaran yang sering digunakan adalah peta, globe,
atlas, LKS, buku paket, lingkungan, internet, media gambar, dan kompas. Guru mengalami kesulitan
dalam menggunakan media pembelajaran yang tidak sesuai dengan bidang studinya, misalnya media
peta, atlas, dan globe hanya digunakan oleh guru yang latar belakang pendidikannya dari geografi.

Media pembelajaran yang sering digunakan adalah internet, guru sering memberikan tugas
kepada siswa untuk mencari materi sendiri di internet, terutama pada materi pembelajaran yang tidak
dikuasai oleh guru. Guru menyuruh siswa memanfaat jaringan wifi yang telah disediakan di sekolah
untuk mencari bahan tugas yang diberikan oleh guru.

Azhar Arsyad (2006: 15) yaitu pemakaian media pembelajaran dalam proses pembelajaran
dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi, dan rangsangan. Media
pembelajaran sebagai teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran. Dengan demikian guru harus dapat memilih media yang tepat agar dapat
menyampaikan pesan atau materi yang baik.
2.4 Bagaimana Desain Perangkat Pembelajaran IPS Dengan Pendekatan Kontekstual

Model Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)) merupakan


konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, masyarakat, dan dunia
kerja nantinya. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran dihadapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses
pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan
transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Dalam hal ini, strategi pembelajaran lebih dipentingkan
daripada hasil.

Dalam pembelajaran kontekstual, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya,
dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari
berguna bagi hidupnya nanti. Mereka mempelajari apa yang bermanfaatbagi dirinya dan berupaya
menggapainya. Dalam upaya itu, mereka memerlukan guru sebagai pengarah dan pembimbing. Oleh
sebab itu, pembelajaran kontekstual pada dasarnya adalah usaha memperkenalkan siswa terhadap
konteks secara luas yang meliputi situasi-situasi yang berhubungan dengan kehidupannya, fenomena
nyata, isu-isu sosial, aplikasi teknologi yang kesemuanya dipahami benar oleh siswa baik pada masa
kini maupun pada masa yang akan datang (Nurhadi, 2003 : 1)

Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya.
Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru
mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi
anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru.
Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan model pembelajaran kontekstual.

Kontekstual hanya sebuah strategi pembelajaran. Seperti halnya strategi pembelajaran yang
lain, kontekstual dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan
bermakna. Dalam pelaksanaannya pembelajaran kontekstual memiliki beberapa strategi atau bentuk
pembelajaran untuk membangun konteks dalam pikiran siswa. Strategi-strategi tersebut antara lain:

1. relating (menghubungkan) dalam hal ini belajar dilakukan dengan menghubungkan pengalaman
hidup dengan hal baru yang akan dipelajari;

2. experiencing (mengalami) dalam hal ini belajar dilakukan dengan cara mengenalkan siswa
langsung pada sebuah masalah/contoh sehingga siswa dapat menemukan dan merumuskan
pengetahuan secara mandiri. 3. applying (menerapkan) dalam hal ini belajar dilakukan dengan cara
menerapkan rumusan pengetahuan yang telah dikuasai siswa dalam situasi yang berbeda/ situasi
sebenarnya.
4. cooperating (bekerja sama) dalam hal ini belajar dilakukan dalam kelompok/ masyarakat belajar
sehingga terjadi komunikasi dan bertukar pengetahuan.

5. transfering (memindahkan) dalam hal ini belajar dilakukan dengan cara memindahkan pengetahuan
yang telah diperolehnya dalam konteks baru

Secara umum tidak ada perbedaan mendasar format antara program pembelajaran
konvensional dengan program pembelajaran kontekstual. Sekali lagi, yang membedakannya hanya
pada penekanannya. Program pembelajaran konvensional lebih menekankan pada deskripsi tujuan
yang akan dicapai (jelas dan operasional), sedangkan program untuk pembelajaran kontekstual lebih
menekankan pada skenario pembelajarannya.

Atas dasar itu, saran pokok dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
berbasis kontekstual adalah sebagai berikut.

a. Nyatakan kegiatan pertama pembelajarannya, yaitu sebuah pernyataan kegiatan siswa yang
merupakan gabungan antara standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok dan pencapaian
hasil belajar.

b. Nyatakan tujuan umum pembelajarannya

c. Rincilah media untuk mendukung kegiatan itu

d. Buatlah skenario tahap demi tahap kegiatan siswa

e. Nyatakan authentic assessment-nya, yaitu dengan data apa siswa dapat diamati partisipasinya
dalam pembelajaran.

2.5 Bagaimana Keefektifan Perangkat Pembelajaran IPS Dengan Pendekatan Kontekstual


Pada Materi Perkembangan Teknologi

Dalam penerapan pembelajaran kontekstual materi pelajaran selalu dikaitkan dengan


kehidupan sehari-hari, dan siswa dituntut selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga akan
mempermudah sisiwa mendalami suatu matei eplajaran, hal tesebut pada gilirannya akan mampu
meningkatkan prestasi siswa. Terdapat pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar IPS siswa.
Minat belajar merupakan dorongan belajar dari siswa. Siswa yang memiiki minat belajar yang tinggi
akan merasa senang dan antusias dalam melaksanakan kegiatan belajar. Sedangkan siswa yang minat
belajarnya rendah, dalam belajar kurang antusias dan tidak berusaha untuk selalu meningkatkan
prestasinya. Terdapat interaksi pengaruh penerapan pendekatan pembelajaran dan minat belajr belajar
terhadap prestasi belajar IPS siswa. Prestasi belajar siswa sedikit banyak tergantung dari cara guru
dalam mengelola kelas, dengan penerapan pendekatan yang tepat dipadu dengan dimilikinya minat
belajar dari siswa maka akan dapat dihasilkan prestasi belajar siswa secara optimal.

Dalam pendekatan kontekstual guru akan membantu siswa menghubungkan kegiatan dan
bahan ajar mata pelajarannya dengan situasi nyata dan akan memotivasi siswa untuk dapat
menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan siswa sebagai anggota keluarga
bahkan anggota masyarakat di mana ia hidup. Dalam pendekatan kontekstual guru harus

(1) merencanakan pembelajaran sesuai dengan kewajaran perkembangan mental siswa,


(2) membentuk kelompok belajar yang saling tergantung
(3) menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri
(4) mempertimbangkan keragaman siswa,
(5) memperhatikan multi-intelegensi siswa,
(6) menggunakan teknik-teknik bertanya dan
(7) menerapkan penilaian autentik.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Menurut Nazarudin (2007: 111) perangkat pembelajaran adalah segala sesuatu atau beberapa
persiapan yang disusun oleh guru baik secara individu maupun berkelompok agar pelaksanaan dan
evaluasi pembelajaran dapat dilakukan secara sistematis dan memperoleh hasil seperti yang
diharapkan. Jenis-jenis perangkat pembelajaran terdiri diantaranya RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran). Menurut Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, tahap pertama dalam pembelajaran menurut standar proses
yaitu perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan LKS (Lembar Kerja Siswa). Menurut Theresia Widyantini
(2013: 3) Lembar Kegiatan Siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus
dikerjakan siswa yang berisi petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang
diberikan oleh guru kepada siswa. Menurut Abdul Majid (2006:176) Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kegiatan biasanya
berupa petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Berdasarkan beberapa uraian
di atas, dapat disimpulkan bahwa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) adalah lembaran tugas berupa
petunjuk atau langkah-langkah kegiatan dari guru kepada siswa untuk mempermudah siswa dalam
menyelesaikan suatu tugas.

3.2 Saran

Demikian makalah yang dapat pemakalah sajikan, apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan. Pemakalah mohon kritik dan saran yang mendukung demi
kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pemakalah
khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://lib.unnes.ac.id/26319/1/full.pdf

Nur Asma. (2006). Model Pembelajaran Kooperative. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006. Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo.

Arnie Fajar. (2009). Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Baron, Robert A & Donn Byrne. (2002). Psikologi Sosial Jilid 2. (Terjemahan Ratna Djuwita)
Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai