Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Komunikasi Nonverbal

Dosen Fasilitator : Indrawati, S.Kep., Ns., M.Kep.

Nama Kelompok :

1. Aliyatus Siti Khamidah (0120003)


2. Mega Dewi Halimatus Sa’diyah (0120021)
3. Mar’ah Qonita Tillah (0120043)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA

MOJOKERTO

2021
Dengan ini kami menyatakan bahwa :

Kami mempunyai kopi dari makalah ini yang bisa kami reproduksi jika makalah yang
dikumpulkan hilang atau rusak.
Makalah ini adalah hasil karya kami sendiri dan bukan merupakan karya orang lain kecuali yang
telah dituliskan dalam referensi, serta tidak ada seorangpun yang membuatkan makalah ini
untukkami.
Jika dikemudian hari terbukti adanya ketidakjujuran akademik, kami bersedia mendapatkan
sangsi sesuai peraturan yang berlaku.

Mojokerto, 20 Maret 2021

Nama Nim TandaTanganMahasiswa


Aliyatus Siti Khamidah 0120003
Mega Dewi Halimatus Sa’diyah 0120021
Mar’ah Qonita Tillah 0120043

FORMAT PENILAIAN MAKALAH:

No Aspek yang Bobot Nilai Kriteria penilaian


dinilai Maks
1 Pendahuluan 2% 2 Menjelaskan topik, tujuan, dan deskripsi
singkat makalah
Sangat
spesifik
Supervisial,
dan
tidak spesifik

2 Laporan 5% 5 Laporan lugas dan ringkas serta lengkap


analisis
masalah
Intervensi 16% 16
Penjelasan teori konsep dasar
keperawatan keperawatan/fisiologi/patofisiologi terkait
yang diusulkan Analisis peran perawat dalam intervensi
serta kaitan intervensi dengan proses
keperawatan Pengalaman atau realita di
klinikdan gap
Literature review
Ide logis dan ringkas
Menunjukkan kemampuan analisis
Argument logis dan rasional
Analisa kritis rencana aplikasi ide atau hasil
pembahasan
Literatur yang digunakan terkini dan
berkualitas serta extensif
Kesimpulan 2% 2 Menyimpulkan makalah dan menuliskan
refleksi atas kritik jurnal
Penguranganilai -7.5% -7.5 Nilai akan mendapatkan pengurangan jika
kriteria berikut tidak terpenuhi :
Jumlah halaman <10 atau lebih dari 20
halaman
(batastoleransi 5%)
Tidak mengikuti aturan penulisan referensi
dengan benar
Penulisan bahasa Indonesia yang baik
dan benar, termasuk tanda baca.
NILAI MAKSIMAL 25

Komentar Fasilitator:
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
.....................................................................................................................

Presentasi Kelompok (5%)


No ASPEK YANG DINILAI PROSENTAE
1 Kemampuan mengemukakan intisari makalah 1
2 Kemampuan menggunakan media & IT 1
3 Kontribusi yang bermanfaat bagi kelompok 1
4 Kemampuan berdiskusi (responsive, analitis) 2
TOTAL NILAI MAKSIMUM 5

Soft skill yang dinilai selama diskusi: team work, berpikir kritis, komunikasi Komentar

Fasilitator:
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
.......................................................................................................................

Penilaian mahasiswa lain: (nilai maksimum 10)

NO. POINT ASPEK YANG DINILAI PROSENTAE


PENILAIAN
Aktif bertanya 10%
1 Selama proses
Aktif memberikan ide/pendapat 10%
diskusi (50%)
Inovatif dan kreatif dalam
memberikan pendapat.
Kemampuan analitik dalam
mengajukan pertanyaan dan 30%
memberikan solusi
2 Ringkas dan padat 20%
Resume Isi resume 20 %
(50%) Simpulan & saran 10%
TOTAL NILAI MAKSIMUM 10

Referensi harus dicantumkan setiap kali:


 melakukan parafrase (mengekspresikan ide orang lain dalam kata-kata Anda sendiri)
 meringkas (mengekspresikan ide seseorang ringkas dengan kata lain Anda sendiri)
 membuat kutipan (menuliskan secara tepat/sama persis ide-ide orang lain
berdasarkan apa yang mereka tulis/kemukakan)
 meng-copy (mereproduksi diagram, tabel atau grafis lainnya).

Berikut ini adalah contoh dan penjelasan singkat tentang pembuatan referensi
menurut APA, untuk penjelasan lebih detail silahkan baca:
Perrin, R. (2007). Pocket guide to APA style (2nded.). The USA: Houghton Mifflin Co.

Atau petunjuk penulisan referensi menurut APA yang banyak tersedia online dari beberapa
website.
Referensidalamteks/tesis:
1. Satu pengarang
(Morse, 1996) ATAU Morse (1996) menjelaskan bahwa ...
2. Dua Pengarang
(Ringsven& Bond, 1996) ATAU Dalam penelitiannya, Ringsvendan Bond (1996)...
3. Tiga sampai 5 pengarang
Menyebutkan pertamakali : (Johnson, Brunn, & Platt, 2002) OR Johnson, Brunn and Platt
(2002)
Selanjutnya: (Johnson et al., 2002). Tahun tidak perlu disebutkan jika pengarang
yang sama dikutip dalam paragraf yang sama
4. Enam atau lebih pengarang
(Arpin et al., 2001) ATAU Arpin et al. (2001)
5. Kelompok sebagian pengarang
(The Michener Institute, 2002) ATAU The Michener Institute (2002) reported that...
6. Komunikasi pribadi:
Sedapat mungkin dihindari kecuali merupakan informasi yang sangat penting dan tidak
tersedia dalam sumber-sumber public. Komunikasi personal tidak perlu disebutkan dalam
daftar pustaka.
(T. K. Lutes, komunikasi personal, 28 September 1998) ATAU
T.K. Lutes (komunikassi personal, 28 September 1998)
7. Kutipanlangsung:
Tidak boleh dilakukan terlalu sering. Jika kutipan langsung berada dalam paragraph dan
kurang dari 40 kata, maka ditulis dalam paragraf yang sama ditandai dengan tanda kutip.
Kutipan langsung lebih dari 40 kata ditulis terpisah dari paragraph dan masuk ke dalam.
Halaman harus ditulis dalam referensi di teks:
Secara garis besar bisa dijelaskan "mekanisme nyeri dipengaruhi...” (Miele, 1993,
hal. 276) ATAU Miele (1993) menemukan bahwa " mekanisme nyeri dipengaruhi...” (hal.
276).
Kutipan lebih dari 40 kata:
Borland (2003, hal. 107) menuliskan:
Bermain merupakan hal penting bagi anak. Permainan merupakan sarana anak belajar
tentang diri mereka senddiri, anggota keluarga mereka, masyarakat local mereka, serta
dunia di sekitar mereka. Kebebasan untuk mengeksplorasi, bereksperimen, mempercayai
sesuatu dan membuat pilihan merupakan komponen utama yang sangat penting bagi
perkembangan yang sehat setiap anak.
ATAU
Borland (2003) menegaskan peentingnya bermain bagi perkembangan jholistik seorang
anak:
Bermain merupakan hal penting bagi anak. Permainan merupakan sarana anak belajar
tentang diri mereka senddiri, anggota keluarga mereka, masyarakat local mereka, serta
dunia di sekitar mereka. Kebebasan untuk mengeksplorasi, bereksperimen, mempercayai
sesuatu dan membuat pilihan merupakan komponen utama yang sangat penting bagi
perkembangan yang sehat setiap anak (hal. 107).

Penulisan Daftar Pustaka:

Referensi urut abjad dan masuk ke dalam setelah baris pertama:


Artikel Jurnal
Senden, T. J., Moock, K. H., Gerald, J. F., Burch, W. M., Bowitt, R. J., Ling, C. D., et al. (1997).
The physical and chemical nature of technigas. Journal of Nuclear Medicine, 38(10),
1327-33.

ArtikelJurnal, Pengarang Organisasi


The Cardiac Society of Australia and New Zealand.(1986). Clinical exercise testing.Safety and
performance guidelines.Medical Journal of Australia, 164, 282-4.

Buku
Ringsven, M. K., & Bond, D. (1996).Gerontology and leadership skills for nurses. (2nd ed.). Albany
(NY): Delmar.

Bukuatau Pamphlet, Pengarang Lembaga


College of Medical Laboratory Technologists of Ontario. (1995). The registration process.
Toronto: Author.

Buku dengan Editor Sebagai Pengarang


Berkow, R., & Fletcher, A. J. (Ed.).(1992). The Merck manual of diagnosis and therapy. (16th
ed.). Rahway (NJ): Merck Research Laboratories.

Buku dengan editor sebagaipengaranng, tetapi bab yang dikutip mempunyai


pengarang tersendiri:
Phillips, S. J., Whisnant, J. (1995). Hypertension and stroke. In J. H. Laragh, & B. Brenner (Eds.),
Hypertension: pathophysiology, diagnosis, and management (hal. 465-78). New York:
Raven Press.
Kamus:
Saunders. (1997). Dorland's Illustrated Medical Dictionary. (28th ed.). Philadelphia.

Artikel Koran:
Lee, G. (1996, June 21). Hospitalizations Tied To Ozone Pollution: Study Estimates 50,000
Admissions Annually. The Washington Post;Sect. A:3 (col. 5).

Materi Hukum:
Regulated Health Professions Act, 1991, Stat. of Ontario, 1991 Ch.18, as amended by 1993,
Ch.37: office consolidation. (Queen's Printer for Ontario 1994).

Artikel dalam jurnal elektronik


Borman, W. C., Hanson, M. A., Oppler, S. H., Pulakos, E. D., & White, L. A. (1993).Role of
early supervisory experience in supervisor performance.Journal of Applied Psychology,
78, 443-449. Diakses 23 Oktober 2000, dariPsycARTICLES database.

Dokumen dari website


Chou, L., McClintock, R., Moretti, F., Nix, D. H. (1993). Technology And Education: New
Wine In New Bottles: Choosing Pasts And Imagining Educational Futures. Diakses 24
Agustus 2010, dari Columbia University, Institute for Learning Technologies Web site: h
ttp://www.ilt.columbia.edu/publications/papers/newwine1.html

Momograf dalam bentuk elektronik:


Reeves, J. R. T., &Maibach, H. (1995).CDI, Clinical Dermatology Illustrated. (2nd ed.) [CD- ROM].
San Diego: CMEA Multimedia Group.

Kata Pengantar

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur pada Allah SWT. yang telah memberikan kami kemudahan untuk dapat
menyelesaikan Makalah ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. Tanpa adanya berkat dan
rahmat Allah SWT. tidak mungkin rasanya dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya.
Terlebih penulis ingin mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang mendukung
dan membantu penulis untuk menyelesaikan makalah yang berjudul “Komunikasi Nonverbal”.
Penulis menyadari bahwa penulisan Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka
dari itu penulis sangat mengharapkan partisipasi pembaca untuk memberikan masukan baik
berupa kritikan maupun saran untuk membuat Makalah ini menjadi lebih baik dari segi isi baik
segi yang lainnya. Penulis mohon maaf bila ada hal yang kurang berkenan dalam penulisan karya
tulis ilmiah ini. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih dan selamat membaca.

Batu, Maret 2021

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................ 1
A. Latar Belakang.................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................. 2
A. Pengertian Komunikasi Nonverbal................................................................................... 2
B. Pentingnya Peran Komunikasi Nonverbal........................................................................ 2
C. Bentuk-bentuk Komunikasi Nonverbal............................................................................. 3
D. Penafsiran Pesan Nonverbal.............................................................................................. 4
E. Bagian-bagian Tubuh yang Menggunakan Bahasa Tubuh................................................ 5
BAB III PENUTUP..................................................................................................................... 6
A. Kesimpulan....................................................................................................................... 6
B. Saran................................................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 7

ii

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada
komunikan dengan atau melalui media. Komunikasi adalah hal yang paling mendasar
dari segala interaksi, baik antar individu, individu dengan kelompok ataupun kelompok
dengan kelompok. Seperti yang diungkapkan oleh Shannon dan Weaver (1949) bahwa
komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama
lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan
bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi.
Menurut studi Mahrabian (1971), sebelum bahasa verbal digunakan dalam
komunikasi, manusia menggunakan bahasa tubuh atau bahasa nonverbal sebagai alat
komunikasi. Dapat dikatakan bahwa komunikasi nonverbal lebih dahulu dipegunakan
dalam kehidupan sehari-hari sebelum adanya komunikasi verbal. Namun, pada saat ini
komunikasi nonverbal tetap digunakan. Tingkat kepercayaan dari pembicaraan orang
hanya 7 persen berasal dari bahasa verbal, 38 persen dari vokal suara dan 55 persen dari
ekspresi muka.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud komunikasi nonverbal?
2. Apa saja bentuk-bentuk komunikasi nonverbal?
3. Bagaimana penafsiran pesan nonverbal?

C. Tujuan
1. Untuk mempelajari apa itu komunikasi nonverbal
2. Untuk mempelajari apa saja bentuk-bentuk dari komunikasi nonverbal
3. Untuk mempelajari bagaimana penafsiran dari pesan nonverbal

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Nonverbal


Yang dimaksud dengan komunikasi nonverbal adalah penciptaan dan pertukaran
pesan dengan tidak menggunakan kata-kata seperti komunikasi yang menggunakan
gerakan tubuh, sikap tubuh, vokal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi muka,
kedekatan jarak dan sentuhan. Atau dapat juga dikatakan bahwa semua kejadian di
sekililing situasi komunikasi yang tidak berhubungan dengan kata-kata yang diucapkan
atau dituliskan. Dengan komunikasi nonverbal orang dapat mengekspresikan perasaannya
melalui ekspresi wajah, nada atau kecepatan berbicara.
Komunikasi nonverbal sama pentingnya dengan komunikasi verbal karena
keduanya itu saling bekerja sama dalam proses komunikasi. Dengan adanya komunikasi
nonverbal dapat memberikan penekanan, pengulangan, melengkapi dan mengganti
komunikasi verbal, sehingga lebih mudah ditafsirkan maksudnya.
Tanda-tanda komunikasi nonverbal belum dapat diidentifikasi seluruhnya, tetapi
hasil penelitian menunjukkan bahwa cara seseorang duduk, berdiri, berjalan, berpakaian,
semuanya menyampaikan informasi pada orang lain. Tiap gerakan yang seseorang buat
dapat menyatakan asal kita, sikap kita, kesehatan atau bahkan keadaan psikologi
seseorang. Arti dari sebuah komunikasi verbal dapat diperoleh melalui hubungan
komunikasi verbal dan nonverbal. Atau dengan lain komunikasi verbal akan lebih mudah
diinterpretasikan maksudnya dengan melihat tanda-tanda nonverbal yang mengiringi
komunikasi verbal tersebut. Komunikasi nonverbal dapat memperkuat dan menyangkal
pesan verbal.

B. Pentingnya Peran Komunikasi Nonverbal


Gestur, tatapan mata, hingga gerakan yang akan membantu orang yang sedang
berkomunikasi dengan Anda untuk menilai kepedulian Anda terhadapanya. Atau, untuk
memastikan Anda benar-benar mendengarkan dan mengatakan hal yang jujur.
Saat komunikasi nonverbal yang dilakukan selaras dengan ucapan Anda, maka
akan timbul kepercayaan dan kejelasan dalam proses komunikasi yang utuh. Sebaliknya,
jika komunikasi verbal dan nonverbal tidak sinkron, maka kecurigaan, ketegangan, atau
kebingungan antara dua orang yang sedang berkomunikasi akan meningkat.
Untuk Anda yang ingin menjadi komunikator ulung, mempelajari komunikasi
nonverbal adalah hal yang mutlak hukumnya. Tak hanya mempelajari yang dilakukan
orang lain, tapi juga diri sendiri.
Komunikasi nonverbal juga merupakan aspek penting dalam kehidupan sehari-
hari. Misalnya, dalam merawat dan mendidik anak, aspek nonverbal seperti sentuhan dan
pelukan sangat penting dilakukan sebagai penyampaian rasa sayang antara orang tua dan
anak.
Contoh lain yang membutuhkan aspek nonverbal adalah ketika memiliih
pasangan atau merespon kondisi bahaya. Oleh karena itu, dengan mengetahui jenis
komunikasi nonverbal, kita diharapkan dapat menyampaikan dan memahami informasi
dengan baik.

C. Bentuk-bentuk Komunikasi Nonverbal


1. Ekspresi Wajah
Ekspresi wajah merupakan jenis komunikasi nonverbal yang paling umum digunakan.
Bahkan, tidak jarang kita sudah mengetahui informasi yang akan disampaikan lawan
bicara, bahkan sebelum ia menggunakan kata-kata, hanya dengan melihat ekspresi
wajahnya.
2. Tatapan Mata
Tatapan mata berperan besar dalam komunikasi nonverbal. Dari cara melihat,
menatap, atau bahkan berkedip pun sebenarnya sudah bisa mengirim suatu informasi.
Misalnya, saat melihat seseorang yang disukai, maka frekuensi berkedip akan
meningkat dan ukuran pupil akan membesar. Sementara itu dari cara melihat
seseorang, bisa diketahui perasaan seperti benci atau cinta.
Selain itu, hal-hal seperti tidak mampu mempertahankan kontak mata bisa dilihat
sebsagai tanda seseorang sedang berbohong. Jadi, tatapan mata sebenarnya bisa
memberi tahu banyak hal tentang seseorang.

3. Gestur Tubuh
Gestur atau gerakan tubuh merupakan salah satu jenis komunikasi nonverbal yang
paling mudah dibaca. Contoh komunikasi nonverbal menggunakan gestur adalah
menunjuk, melambaikan tangan, maupun memperagakan jumlah angka tertentu. Hal-
hal ini tentu merupakan hal yang sangat sering kita lakukan saat berkomunikasi.
Bahkan, ini bisa menjadi penolong saat komunikasi verbal tidak bisa dilakukan.
Sebagai contoh, saat kita pergi ke luar negeri dan tidak bisa mengerti bahasa yang
diucapkan oleh lawan bicara, maka kita bisa menyampaikannya dengan gestur dan
informasi pun tetap tersampaikan dengan baik.

4. Sentuhan
Dari sentuhan yang kita terima atau berikan ke orang lain, berbagai informasi bisa
tersampaikan. Sentuhan menunjukkan keramahan, ajakan, atau bahkan tanda bahaya.
Dalam kehidupan sehari-hari contoh komunikasi nonverbal menggunakan sentuhan
adalah berjabat tangan atau menepuk lengan maupun bahu.

5. Penampilan
Cara berbusana, pilihan gaya rambut, hingga warna yang kita kenakan, juga termasuk
sebagai salah satu bentuk komunikasi nonverbal. Sebab ternyata, penampilan bisa
menentukan reaksi, interpretasi, hingga penilaian kita terhadap orang lain. Begitu
juga sebaliknya.
Meski begitu, informasi yang disampaikan dari masing-masing jenis penampilan juga
akan berbeda, tergantung dari kondisi sosial dan budaya yang dianut.

6. Paralinguistik
Paralinguistik adalah aspek nonverbal dari proses bicara. Contohnya adalah nada
bicara, kecepatan, hingga volume suara kita. Aspek nonverbal inilah yang membantu
memberikan konteks pada kata-kata yang diucapkan tersebut biasa disebut
paralanguage.
Misalnya, volume suara yang tinggi biasanya digunakan untuk menyampaikan hal
yang emosional. Lalu, volume suara kecil dipadukan dengan ekspresi wajah sedih
akan digunakan menyampaikan kabar duka.

7. Proxemik
Komunikasi nonverbal jenis ini mengacu pada jarak dan tempat saat melakukan
interaksi. Jarak dan tempat interaksi dilakukan dibagi menjadi 4 zona, yaitu zona
publik, sosial, personal, dan intim. Semakin jauh atau dekat jarak antara kita dengan
lawan bicara, maka interaksi yang berlangsung pun akan berbeda.

8. Chronemics
Waktu dapat mempengaruhi terjadinya komunikasi dan hal ini dimasukkan ke dalam
komunikasi nonverbal jenis chronemics. Misalnya, komunikasi yang dilakukan saat
pagi hari butuh perhatian lebih, agar informasi dapat disampaikan dengan baik. Sebab
umumnya, kita belum sepenuhnya siap menghadapi hari. Sebaliknya, saat kita
melakukan interaksi atau komunikasi, susasan hati dan ketertarikan dapat
mempengaruhi kesadaran kita terhadap waktu berlangsungnya komunikasi.
Contoh komunikasi nonverbal jenis ini adalah ketika kita sedang berada dalam suatu
forum yang membosankan, maka waktu akan terasa berjalan lebih lambat. Sementara
itu, apabila kegiatan yang dilakukan menyenangkan, waktu akan terasa lebih cepat
terlewati.

9. Artifak
Suatu benda atau objek, serta gambar juga bisa dijadikan sebagai alat untuk
berkomunikasi secara nonverbal. Benda atau gambar tersebutlah yang disebut sebagai
artifak. Contoh bentuk komunikasi ini adalah saat Anda memasang fotm profil atau
mengunggah gambar tertentu di sosial media. Fotot tersebut telah memberikan
informasi kepada yang melihatnya mengenai siapa Anda dan hal-hal yang Anda
sukai.

D. Penafsiran Pesan Nonverbal


Ada beberapa jenis pesan nonverbal yaitu:
1. Pesan Kinesik
Pesan kinesik merupakan pesan yang menggunakan gerakan tubuh. Pesan ini terdiri
dari tiga komponen utama berikut ini.
a. Pesan Fasial
Pesan ini menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu. Berbagai
penelitian menunjukkan bahwa wajah dapat menyampaikan paling sedikit sepluh
kelompok makna: kebahagiaan, rasa terkejut, ketakutan, kemarahan, kesedihan,
kemuakkan, pengecaman, minat, ketakjuban, dan tekad.
b. Pesan Gestural
Menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan tangan untuk
mengkomunikasikan berbagai makna. Pesan ini berfungsi untuk mengungkapkan:
1) Mendorong atau membatasi
2) Menyesuaikan atau mempertentangkan
3) Responsif atau tidak responsif
4) Perasaan positif atau negatif
5) Memperhatikan atau tidak memperhatikan
6) Melancarkan atau tidak reseptif
7) Menyetujui atau menolak

c. Pesan Postural
Berkaitan dengan seluruh anggota badan. Tiga makna yang dapat disampaikan
postur adalah sebagai berikut:
1) Immediacy
Merupakan ungkapan kesukaan atau ketidaksukaan terhadap individu yang
lain. Postur yang condong kearah lawan bicara menunjukkan kesukaan atau
penilaian positif.
2) Power
Mengungkapkan status yang tinggi pada diri komunikator.
3) Responsiveness
Individu mengkomunikasikannya bila ia bereaksi secara emosial pada
lingkungan, baik positif maupun negatif.

d. Pesan Artifaktual
Pesan ini diungkapkan melalui penampilan seperti pakaian, kosmetik, dan lain-
lain. Umumnya pakaian dipergunakan untuk menyampaikan identitas yang berarti
menunjukkan kepada orang lain bagaimana kita dan bagaimana memperlakukan
kita. Selain itu pakaian berguna untuk mengungkapkan perasaan. Misalnya,
pakaian berwarna hitam yang berarti duka cita dan formalitas, sandal untuk situasi
informal, dan batik untuk situasi formal.

e. Pesan Sentuhan dan Bau-Bauan


Berbagai pesan atau perasaan dapat disampaikan melalui sentuhan, tetapi paling
sering dikomunikasikan antara lain tanpa perhatian, kasih sayang, takut, marah
dan bercanda. Bau-bauan telah digunakan manusia untuk berkomunikasi secara
sadar maupun tidak sadar. Saat ini banyak yang mencoba menggunakan bau-
bauan seperti parfum untuk menyampaikan pesan.

E. Bagian-bagian Tubuh yang Menggunakan Bahasa Tubuh


Bagian-bagian tubuh yang langsung berhubungan dengan bahasa tubuh:
1. Kepala
Bagian tubuh ini biasa digunakan untuk menegaskan (gerakan mengangguk) atau
menolak (gerakan menggeleng) informasi yang diberikan. Pola-pola gerakan kepala
tertentu juga bisa digunakan untuk menunjukkan minat atau ketertarikan pada apa
yang sedang dibicaarakan orang lain

2. Wajah
Wajah adalah bagian tubuh yang paling banyak mengirimkan pesan tersembunyi.
Bagian ini dapat menunjukkan emosi seseorang. Mata adalah salah satu bagian wajah
yang paling menarik dibahas dalam hubungannya dengan bahasa tubuh karena
melalui mata Anda dapat berkomunikasi secara intens dengan orang lain. Menatap
mata kekasih anda dengan lembut misalnya, menunjukkan betapa Anda sangat
memperhatikannya.

3. Pundak
Bagian tubuh ini biasa digunakan untuk menunjukkan ketidaktertarikan seseorang
pada pembicaraan rekannya (gerakan mengangkat bahu atau memiringkan bahu ke
arah samping).

4. Lengan
Bagian tubuh ini biasa digunakan untuk mengekspresikan emosi, juga biasa
digunakan untuk membuat pemiliknya terliahat lebih berkuasa (berkacak pinggang).
Menyilangkan lengan umumnya digunakan untuk menunjukkan ketidaksenangan
sementara merenggangkan lengan mengekspresikan emosi yang kuat (baik emosi
yang positif maupun negatif).

5. Tangan
Bagian tubuh ini sering digunakan dengan berbagai tujuan yaitu untuk
mengekspresikan emosi, untuk menunjukkan persahabatan (berjabat tangan), dan
untuk menunjukkan ketidaksenangan (menyentuh bagian tertentu dari tubuh sendiri).

6. Kaki
Arah kaki penting untuk menilai sikap seseorang terhadap mitra bicaranya.
Mengarahkan kaki kepada mitra bicara menunjukkan minat pada apa yang sedang
dibicarakan. Posisi kaki juga dapat menunjukkan kekuasaan dari orang yang
memilikinya (mengangkangkan kaki) atau menunjukkan kekuatan dari orang yang
bersangkutan (berdiri dengan kaki merapat). Orang-orang yang berkaki bengkok atau
berbentuk hururf U cenderung terlihat muda, naif dan cengeng.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi nonverbal disebut dengan bahasa tubuh. Komunikasi nonverbal
adalah proses komunikasi dimana pesan yang disampaikan tidak menggunakan kata-kata.
Contohnya ialah dengan menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh (body language),
ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut,
dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas
suara, gaya emosi dan gaya dalam berbicara.
Komunikasi nonverbal sering kurang disadari kehadirannya serta kurang
dipahami maknanya, padahal komunikasi nonverbal mendukung dan mempengaruhi
keberhasilan penyampaian pesan. Meski jarang disadari manfaatnya, komunikasi
nonverbal menempati posisi penting. Banyak komunikasi verbal tidak efektif hanya
karena komunikatornya tidak menggunakan komunikasi nonverbal dengan baik dalam
waktu bersamaan. Melalui komunikasi nonverbal, orang bisa mengambil suatu
kesimpulan mengenai berbagai macam perasaan orang, baik senang, benci, marah, cinta
dan berbagai perasaan lainnya.

B. Saran
Diharapkan semua mahasiswa memiliki keterampilan dalam komunikasi
nonverbal dan tidak hanya pandai dalam komunikasi verbal. Karena di dalam komunikasi
verbal pasti terdapat pesan nonverbal yang bisa menjadi cermin dari apa yang telah
diucapkan serta kepribadian dari seseorang. Selain itu, kita semua harus benar-benar
memahami makna dari pesan nonverbal itu sendiri. Jangan sampai terjadi salah tafsir
yang berujung pada keadaan yang tidak diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Cangara, Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
http://makalahsekolah96.blogspot.com

http://www.sehatq.com
Ayu Sekardjati. 2014. Dia Jujur Nggak Sih?. Yogyakarta: Pinang Merah Publisher.

Susan G. Buckley. 2008. Buku Pintar Bahasa Tubuh. Jakarta: Cerdas Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai