Anda di halaman 1dari 17

PENDIDIKAN KESEHATAN BERDASARKAN HASIL-

HASIL PENELITIAN (EVIDENCE BASE PRACTICE)


PADA KASUS GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI :
LEUKEMIA

KMB 1
Leukemia adalah penyakit keganasan pada
jaringan hematopoietik yang ditandai dengan
penggantian elemen sumsum tulang normal oleh
sel darah abnormal atau sel leukemik. Hal ini
disebabkan oleh proliferasi tidak terkontrol dari
klon sel darah immatur yang berasal dari sel
induk hematopoietik. Sel leukemik tersebut juga
ditemukan dalam darah perifer dan sering

Leukemia menginvasi jaringan retikuloendotelial seperti


limpa, hati dan kelenjar limfe (Wirawan R. 2003).
Leukimia dikenal dengan kanker darah adalah
salah satu klasifikasi dalam penyakit kanker pada
darah atau sumsum tulang, ditandai dengan
pertumbuhan secara tak normal atau transformasi
maligna dari sel pembentuk darah di sumsum
tulang dan jaringan limfoid. Hal ini umumnya
terjadi di leukosit atau sel darah putih
Leukemia diklasifikasikan menjadi 4 bagian, diantaranya:

Leukemia Mieloid Akut (LMA)

Leukemia Mieloid Kronik (LMK)

Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)

Leukemia Limfositik Kronik (LLK)


Evidence Based Practice (EBP)
dalam Keperawatan

Evidence-based practice (EBP) merupakan metode pendekatan


perawatan professional untuk meningkatkan kualitas pelayanan
keperawatan. Sebagian besar perawat meyakini EBP
berdampak positif pada kualitas perawatan dan kepuasan kerja
(Berland, 2012). Evidence Based Nursing Practice (EBNP)
digunakan oleh perawat sebagai pemberi pelayanan asuhan
keperawatan yang baik karena pengambilan keputusan klinis
berdasarkan pembuktian.
Evidance based practice merupakan suatu strategi untuk
mendapatkan knowledge atau pengetahuan terbaru berdasarkan
evidence atau bukti yang jelas dan relevan untuk membuat
keputusan klinis yang efektif dan meningkatkan skill dalam
praktik klinis guna meningkatkan kualitas kesehatan pasien
Evidence Based Practice (EBP) pada Pasien Leukimia

Dalam pemberian pendidikan kesehatan yang berdasarkan hasil-hasil penelitian pada


pasien leukemia dapat dilakukan beberapa intervensi, diantaranya yaitu :

EBP Pada Pasien Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)

Defisit Nutrisi Dengan Tindakan Akupresur Terhadap Mual Muntah


Akupresur merupakan salah satu terapi komplementer yang dapat menurunkan mual
muntah akut akibat kemoterapi pada pasien kanker serta dapat diterapkan sebagai bagian dari
intervensi keperawatan dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami mual
muntah akut akibat kemoterapi (Syarif et al., 2011).
Terapi ini dilakukan dengan cara menekan secara manual pada P6 pada daerah
pergelangan tangan yaitu 3 jari dari daerah distal pergelangan tangan antara dua tendon. Terapi ini
menstimulasi sistem regulasi serta mengaktifkan mekanisme endokrin dan neurologi,yang
merupakan mekanisme fisiologi dalam mempertahankan keseimbangan (Runiari, 2010).
Summary Jurnal Defisit Nutrisi Dengan Tindakan Akupresur Terhadap Mual Muntah

Populasi
No Topik Peneliti Tahun Metode Hasil Kesimpulan
& Sampel
Terapi Akupresur
Hasil Lima penelitian
Untuk Menurunkan Pemberian terapi akupresur efektif menurunkan
menunjukkan bahwa terapi
Mual Muntah mual muntah dan dapat digunakan sebagai
Rahma, Literature akupresur dapat menurunkan
1 Akibat Kemoretapi 2020 5 artikel intervensi nonfarmakologi untuk menurunkan
Dhani Fitri review mual dan muntah akibat
Pada Anak Dengan mual dan muntah akibat kemoterapi pada anak
kemoterapi pada anak dengan
Leukimia dengan leukemia limfoblastik akut
leukemia Limfoblastik akut
Limfoblastik Akut
Pengaruh
Hipnoterapi dan
Akupresur
Dari hasil penelitian,
terhadap Mual
didapatkan ada pengaruh yang
Muntah Akut
signifikan pemberian akupresur Akupresur terbukti dapat menurunkan mual
Akibat Kemoterapi Quasy
Restu Iriani, (p- value= 0,003), hipnoterapi muntah akut akibat kemoterapi pada anak yang
Pada Anak dengan experiment 27
2 Evi 2017 (p-value=0,000), hipnoterapi menderita Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL)
Acute pre test dan responden
Vestablivy dan akupresur (p- value= 0,015) sehingga direkomendasikan untuk dapat
Lymphoblastic post test
terhadap mual muntah akut diterapkan sebagai terapi komplementer.
Leukemia (ALL)
akibat kemoterapi pada anak
di Rumah Sakit
dengan ALL
Umum Kabupaten
Tanggerang Tahun
2017
Tindakan akupresur terbukti efektif pada pasien
Acupressure for Perbedaan yang signifikan ALL, menerapkan satu kali akupresur dapat
nausea-vomiting diamati antara dua kelompok mengurangi intensitas mual segera setelah
Sima berdasarkan kelelahan dan
and fatigue intervensi dan kelelahan dan mual pada satu jam
Ghezelbash, Experimental 120 intensitas mual segera dan satu
3 management in 2017 setelah perawatan. Tindakan akupresur
Maryam group reponden jam pasca intervensi dengan
acute direkomendasikan sebagai metode
Khosravi interval 95% dan
lymphoblastic nonfarmakologis yang membantu untuk beberapa
leukemia children P <0,001. kelelahan terkait kanker dan manajemen mual
muntah yang diinduksi kemoterapi.
EBP Pada Pasien Leukemia Mieloid Akut (LMA)

Penerapan Art therapy


Art therapy adalah bentuk psikoterapi yang menggunakan media seni, material seni,
dengan pembuatan karya seni untuk berkomunikasi. Media seni dapat berupa pensil, kapur
berwarna, warna, cat, potongan- potongan keratas, dan tanah liat.8 Kegiatan art therapy mencakup
berbagai kegiatan seni seperti menggambar, melukis, memahat, menari, gerakan-gerakan kreatif,
drama, puisi, fotografi, melihat dan menilai karya seni orang lain. Art therapy telah banyak
digunakan di lingkungan medis, seperti pada pasien kanker, penyakit ginjal, penderita rematik,
penyakit kronis, dan luka bakar yang parah.
Penderita kanker dapat memanfaatkan art therapy untuk membantu diri mereka guna
merasa lebih baik dan lebih positif. Art therapy dapat menjadi cara yang aman untuk penderita
kanker dan keluarga mereka untuk mengungkapkan emosi-emosi seperti marah, takut, dan cemas
tentang kanker dan pengobatannya.
Art drawing therapy memiliki banyak manfaat dan juga kelebihan, beberapa manfaat
dari art drawing therapy dalam konteks masalah psikologis menurut Pambudi (2016),
adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan Awareness atau Kesadaran Akan Masa Kini Kesadaran akan masa kini (present moment) adalah salah satu hal penting yang

harus dimiliki untuk bisa menghadapi situasi sosial ataupun masalah psikologis yang mengganggu.

2. Membantu Mengidentifikasi Respon Emosional, Merasakan Koneksi Antara Tubuh, Pikiran dan Jiwa (Body, Mind and Soul) Respon

emosional terhadap situasi tertentu kadang sulit sekali untuk dirasakan dan juga diungkapkan. Dengan menggunakan art drawing therapy,

maka bisa lebih mudah dalam melakukan identifikasi terhadap respon emosional. Selain itu, body, mind and soul yang saling terkoreksi satu

sama lain yang akan meningkatkan kesadaran akan diri sendiri.

3. Dapat Memperkuat Self Image Self image bisa dikatakan mirip seperti self concept, yaitu merupakan suatu gambaran tentang diri sendiri.

Dengan menggunakan teknik art drawing therapy, seseorang akan lebih mudah untuk mengidentifikasikan dan juga memperkuat self image

positif dalam dirinya.

4. Mampu Merasakan Emosi yang Ada di Dalam Diri Malchiodi (2016) mengungkapkan hasil penelitiannya mengenai penatalaksanaan art

drawing therapy dapat menurunkan tingkat hormon kortisol. Kortisol atau “hormon stress” yang berkorelasi dengan tingkat stress ditubuh

dan apa yang umum dikenal sebagai respon fight-or-flight terhadap kejadian yang mengancam atau berbahaya.
Summary Jurnal Art Theraphy

Populasi
No Topik Peneliti Tahun Metode Hasil Kesimpulan
&Sampel

Gambar-gambar dapat membantu terapis untuk


memahami persepsi dan perasaan penderita
kanker mengenai apa yang terjadi pada diri
mereka dan menggali alternatif penyelesaian
masalah. Gambar yang dibuat, nuansa gambar,
pemilihan warna mencerminkan kondisi terapis
Efektivitas
saat itu. Melalui gambar-gambar yang dibuat
art therapy
Shinta Natalia oleh terapis dapat menunjukkan apa yang sedang Art therapy efektif
dalam
Adriani, dipikirkan dan dipikirkan oleh terapis. Begitu dalam mengurangi
mengurangi
Monty kulalitatif & 5 juga dengan ter- jalinnya hubungan tereupatik kecemasan pada
1 kecemasan 2017
Satiadarma kuantitatif responden yang hangat dengan terapis membuat terapis remaja penderita
pada remaja
menjadi terbuka untuk mencerikan leukemia.
pasien
permasalahan-permasalahan yang mereka alami
leukemia
terkait dengan kondisi keduanya saat ini yang
Tahun 2017
sedang menjalani pengobatan leukemia di rumah
sakit. Pada akhirnya dengan kemampuan terapis
untuk memahami permasalahan yang mereka
rasakan dapat menimbulkan insight bagi
keduanya dan menyelesaikan permasalahan yang
ada, yaitu mengurangi tingkat kecemasan.
Summary Jurnal Art Theraphy

Efektifitas Art Aprilia Ade 2020 1 responden Kualitatif Kekuatan art therapy bagi seseorang yang mengalami Art therapy efektif
Theraphy Herviana and Ayu deskriptif kecemasan terletak pada proses kreatif dalam art dalam mengurangi
Dalam Setiyawati, Dinda therapy dapat memfasilitasi untuk mengungkapkan kecemasan pada pasien
Mengurangi Ayu ekspresi diri dan mengeksplorasi diri. leukemia.
Kecemasan Wulandari, Febriani
Pada Remaja Martanti, Haryanto,
Pasien Intan Indah
Leukemia Di Bagastri, Neni Budi
Ruang Melati Purwaningsih, Nita
II RSUD Dr. Adenansi, Wirani
Moewardi Intan Saputri
Surakarta

Pengaruh Art Alex Dwi Prasela, 2020 Quasi 40 Hasil uji wilcoxon terdapat perubahan tingkat Pengaruh art drawing
Drawing Febriana Sartika Eksperiment responden kecemasan pada kelompok perlakuan dan kontrol therapy terhadap tingkat
Theraphy Sari, Irna Kartina dengan dengan nilai bahwa P Value 0,000 dan hasil uji Mann kecemasan lansia di
Terhadap menggunakan Withney terdapat perubahan tingkat kecemasan nilai P Posyandu Fatimah
Tingkat pre and post value 0,041. Surakarta
Kecemasan test
Lansia Di nonequivalent
Posyandu control
Fatimah
Surakarta
EBP Pada Pasien Leukemia Limfositik Kronis
(LLK)

Fludarabine, Siklofosfamid, Rituximab (FCR)


Leukemia limfositik kronis (CLL) merupakan penyakit pada sistem limfoid, di mana terapi yang
paling sering adalah fludarabin plus siklofosfamid (FC). Penambahan rituximab ke FC telah digunakan,
suatu kombinasi yang dikenal sebagai FCR. Kemoimunoterapi dengan FCR telah terbukti meningkatkan
tingkat respons, kelangsungan hidup bebas perkembangan, dan kelangsungan hidup secara keseluruhan
dalam uji coba acak besar pada pasien CLL yang dipilih untuk kebugaran fisik yang baik. Ini telah menjadi
uji klinis pertama yang menunjukkan bahwa pilihan terapi lini pertama dapat meningkatkan kelangsungan
hidup pasien CLL secara keseluruhan. Fludarabine sangat efektif dalam pengobatan leukemia limfositik
kronis , menghasilkan tingkat respons yang lebih tinggi daripada agen alkilasi seperti klorambusil saja.
Fludarabine digunakan dalam berbagai kombinasi dengan siklofosfamid, mitoksantron, deksametason dan
rituximab dalam pengobatan limfoma non-Hodgkin yang lamban . Sebagai bagian dari regimen FLAG atau
FLAMSA, fludarabine digunakan bersama dengan faktor perangsang koloni sitarabin dan granulosit dalam
pengobatanleukemia myeloid akut . Karena efek imunosupresifnya, fludarabin juga digunakan dalam
beberapa rejimen pengkondisian sebelum transplantasi sel induk alogenik
Summary Jurnal Fludarabine, Siklofosfamid, Rituximab (FCR)
No Topik Peneliti Tahun Metode Populasi & Hasil Kesimpulan
Sampel
1 A phase II Japanese trial of K Izutsu, T Kinoshita, 2021 Prospective, 7 pasien Tujuh pasien terdaftar. Tingkat respons FCR efektif dengan toksisitas
fludarabine, J Takizawa, S open-label, keseluruhan terbaik menurut Pedoman NCI-WG yang dapat dikelola untuk pasien
cyclophosphamide and Fukuhara, Go single-arm, 1996, titik akhir utama penelitian, adalah 71,4% leukemia limfositik kronik.
rituximab for previously Yamatomo, Y Ohashi, multicenter (interval kepercayaan 95%, 29,0–96,3%),
untreated chronic J Suzumiya, K Tobinai phase II trial, dengan satu pasien mencapai respons lengkap.
lymphocytic leukemia based on the Tidak ada kematian atau perkembangan yang
study design terjadi selama masa tindak lanjut. Efek samping
for the CLL8 utama adalah hematotoksisitas. Jumlah sel T
trial. CD4 positif menurun pada semua pasien;
kebanyakan pasien tidak menunjukkan
penurunan imunoglobulin G serum.

2 Leukemia Limfositik Rahmi Sahreni, Irza 2019 Kualitatif 1 pasien Pasien LLK yang sebelumnya tidak diterapi FCR efektif unutk pengobatan
Kronik pada Limfoma Non Wahid deskriptif diberikan rituximab untuk menunjang fludarabin limfositik kronik.
Hodgkin dan cyclofosfamid selama 6 siklus. Laporan
awal dari 134 pasien yang mendapat pengobatan
komplit, 66% mencapai respon komplit dan
secara keseluruhan dijumpai rasio respon 95%.

3 Long-term results of first Constantine S. Tam, 2014 Selection of 156 pasien Terapi penyelamatan dikelompokan menjadi 6 FCR berulang sebagai terapi
salvage treatment in CLL Susan O’Brien , study kategori dengan kombinasi obat yang serupa dan yang sangat efektif pada pasien
patients treated initially William Plunkett, population kelangsungan hidup: berbasis FCR (n = 60), dengan remisi pertama yang
with FCR (fludarabine, William Wierda, berbasis rituximab (n = 31), berbasis tahan lama.
cyclophosphamide, Alessandra Ferrajoli, alemtuzumab (n = 15), berbasis lenalidomide (n
rituximab) Xuemei Wang, Kim- = 8), kemoterapi intensif (n = 12), dan terapi
Anh Do, Jorge Cortes, lain (n = 10) (Tabel tambahan 2). Kelangsungan
Issa Khouri, Hagop hidup yang lebih baik untuk pasien yang
Kantarjian, Susan menerima penyelamatan berbasis FCR atau
Lerner, Michael J. berbasis lenalidmide (kelangsungan hidup rata-
Keating rata 82 bulan) dibandingkan dengan kategori
lain (kelangsungan hidup rata-rata 29 bulan; P
<0,001).
EBP Pada Leukemia Mieloid Kronis (LMK)

Tyrosine Kinase Inhibitor (TKI) Therapy


Belakangan ini berkembang terapi baru untuk pengobatan pasien LMK, yaitu Tyrosine Kinase
Inhibitor (TKI). Molekul kecil TKI berkembang pada target onkoprotein BCR-ABL yang abnormal pada
penyakit LMK. Tyrosine kinase inhibitor merubah perjalanan natural dari penyakit ini, meningkatkan
harapan hidup sekitar 10 tahun dari 20% sampai 80-90%. Tyrosine Kinase Inhibitor (TKI) adalah jenis
terapi yang ditargetkan. TKI datang dalam bentuk pil, diminum. Terapi yang ditargetkan mengidentifikasi
dan menyerang jenis sel kanker tertentu sambil menyebabkan lebih sedikit kerusakan pada sel normal.
Dalam CML, TKI mengincar protein BCR-ABL1 yang abnormal yang menyebabkan pertumbuhan sel
LMK tidak terkendali dan menghalangi fungsinya sehingga menyebabkan sel LMK mati. Tyrosine Kinase
Inhibitor (TKI) adalah jenis terapi yang ditargetkan. Tyrosine Kinase Inhibitor (TKI) adalah obat farmasi
yang menghambat kinase tirosin. Tirosin kinase adalah enzim yang bertanggung jawab untuk aktivasi
banyak protein dengan kaskade transduksi sinyal. Protein diaktifkan dengan menambahkan gugus fosfat
ke protein (fosforilasi), suatu langkah yang dihambat oleh TKI. TKI biasanya digunakan sebagai obat
antikanker.
Summary Jurnal Tyrosine Kinase Inhibitor (TKI) Therapy

No Topik Peneliti Tahun Metode Populasi& Hasil Kesimpulan


Sampel
1 Respon Hematologi Made Bagus 2015 Deskriptif 40 Orang Diperoleh dari rekam medis dan Dari pasien LMK yang menjalani pengobatan
Pasien Leukimia Ambara Putra, Retrospektif wawancara pasien. Setelah di evaluasi TKI selama setahun. Terjadi penurunan rerata
Mieloid Kronik Yang Renny A Rena, didapatkan hasil rerata dari leukosit leukosit, peningkatan rerata hemoglobin, dan
Mendapat Pengobatan Ketut Suega sebelum menjalani terapi TKI 227,59 ± penurunan rerata trombosit.
Tyrosine Kinase 22,03 x 103 /mm3 menjadi 14,61 ± 3,45
Inhibitor Selama x 103 /mm3 setelah 12 bulan menjalani
Setahun Di RSUP terapi TKI. Rerata hemoglobin sebelum
Sanglah Denpasar menjalani terapi TKI 9,68 ± 0,42g/dL
menjadi 12,07 ± 0,42 g/dL setelah 12
bulan menjalani terapi TKI. Rerata
trombosit sebelum menjalani terapi TKI
458,32 ± 86,35 x 103 /mm3 menjadi
276,79 ± 29,68 x 103 /mm3 setelah 12
bulan menjalani terapi TKI.
2 Profile Of BCR-ABL Ugroseno Yudho 2013 Cross-sectional Semua Setelah 18 bulan terapi Imatinib, kadar Pada pasien LMK yang diterapi dengan
Transcipt Levels Bintoro, design Pasien LMK transkrip BCR-ABL tidak terdeteksi imatinib selama 18 bulan terbukti efektif, kadar
Based on Sokal Siprianus fase kronik (molekuler respons lengkap) pada transkip BCR-ABL tidak terdeteksi.
prognostic Score in sejak 2008- 7(70%), 8(66,7%), dan 9(50%) berturut-
Chronic Myeloid 2012 Di turut pada kelompok subjek risiko Sokal
Leukimia Patients RSU Dr. rendah-, sedang-, dan tinggi (p=0,417).
Treated With lmatinib soetomo Respons molekuler lengkap pada
Surabaya kelompok risiko Sokal rendah didapatkan
lebih tinggi dibanding risiko Sokal tinggi
(70% vs 50%), secara statistik tidak
berbeda bermakna (p=0,557).
Summary Jurnal Tyrosine Kinase Inhibitor (TKI) Therapy

3 Nilotinib As The Yuswanti 2021 Nilotinib aktif terhadap beberapa Sebagai terapi lini pertama
First Line Setyawan mutan BCR-ABL yang resisten pada pasien CML fase kronik
Therapy In terhadap imatinib, kecuali mutan dengan Ph+ yang baru
Managing T315I. Mutasi spesifik E255K/V, terdiagnosis, nilotinib terbukti
Chronic Y253H/F, F359C/V, dan L248V efektif. , nilotinib menunjukkan
Myelogenous umumnya kurang sensitif terhadap CCyR dan MMR yang lebih
Leukemia nilotinib. Sebagai terapi lini tinggi serta pengembangan
pertama pada pasien CML fase menjadi fase akselerasi/krisis
kronik dengan Ph+ yang baru blas serta resiko kematian yang
terdiagnosis, nilotinib lebih rendah.
menunjukkan CCyR dan MMR
yang lebih tinggi serta
pengembangan menjadi fase
akselerasi/krisis blas serta resiko
kematian yang lebih rendah.
kesimpulan
Leukemia merupakan penyakit kanker sistemik yang menyerang sel
darah putih yang dapat menimbulkan berbagai masalah pada semua aspek
kehidupan yaitu fisik, psikologis, dan sosial. Leukemia adalah kanker yang
disebabkan oleh pertumbuhan tidak normal pada sel darah putih (leukosit),
dimana sel darah putih muda tidak menjadi matang seperti seharusnya
melainkan menjadi sel yang dikenal sebagai sel leukemia (Yayasan Kanker
Indonesia (YKI), 2008). Leukemia adalah penyakit yang dapat menyerang
semua jenis usia, tidak terkecuali pada anak-anak. Leukemia merupakan jenis
kanker yang sering ditemukan pada anak dibawah usia 15 tahun. Leukemia
merupakan penyakit kronis yang menempati urutan kedua dan ketiga sebagai
penyebab kematian pada anak (Andra dalam Farmacia, 2007). Leukemia
diklasifikasikan menjadi 4 bagian, diantaranya,Leukemia Mieloid Akut (LMA),
Leukemia Mieloid Kronik (LMK), Leukemia Limfoblastik Akut (LLA),
Leukemia Limfositik Kronik (LLK). Perawat menggunakan intervensi yang
berdasarkan pada Evidence Based Practice (EBP) atau praktik berbasis bukti.
Dalam pemberian pendidikan kesehatan pada pasien TBC dapat dilakukan
beberapa intervensi seperti Pada Pasien Leukimia Limfoblastik Akut
(LLA)Defisit Nutrisi Dengan Tindakan Akupresur Terhadap Mual Muntah, EBP
Pada Pasien Leukemia Mieloid Akut (LMA) Penerapan Art therapy, EBP Pada
Pasien Leukemia Limfositik Kronis (LLK) Fludarabine, Siklofosfamid,
Rituximab (FCR), EBP Pada Leukimia Mieloid Kronis (LMK) Tyrosine Kinase
Inhibitor (TKI) Therapy yang dapat membantu pasien dalam meningkatkan
kesehatannya.
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai