Anda di halaman 1dari 9

KASUS

IDENTITAS PASIEN
Nama: Tn. A
Usia: 61 tahun
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien mengeluhkan nyeri pada pergelangan jari kaki kanan yang telah dirasakan
sejak 1 bulan yang lalu. Nyeri bertambah berat sejak seminggu lalu disertai
dengan sulit berjalan karena nyeri. Nyeri dirasakan terutama pada malam hari
secara mendadak. Pasien mengeluh terkadang demam, menggigil, dan nyeri pada
sendi lainnya.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi sejak 10 tahun terakhir dan tidak
rutin berobat.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
-
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda vital : Tekanan darah : 150/90 mmHg
Denyut nadi : 88x/menit
Frekuensi napas : 18x/menit
Suhu : 36,7 C
Antropometri : Berat badan : 90 kg
Tinggi badan : 170 cm
Status generalis : KU baik, compos mentis, konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik, JVP saat ini tidak meningkat, pemeriksaan
thoraks didapatkan pembesaran batas – batas jantung
dengan suara jantung ritmis, tidak ditemukan suara
tambahan jantung, kedua lapang paru dalam batas normal,
pemeriksaan abdomen dalam batas normal, pemeriksaan
ekstremitas didapatkan edema, hiperemis, nyeri tekan, dan
gerak terbatas karena nyeri baik aktif maupun pasif pada
metatarsal-phalanx joint pertama.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kadar asam urat : 8 mg/dl
Rontgen pedis D/S : pembengkakan asimetris pada metatarsophalangeal 1
dengan kista subkortikal tanpa erosi
USULAN TERAPI
Allopurinol 1 x 300 mg
Captopril 3 x 25 mg
Amoxicillin 3 x 500 mg
Ibuprofen 3 x 500 mg
Diclofenac Sodium 2 x 50 mg
ANALISIS DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING

Keluhan pasien serta penyakit dahulunya yaitu hipertensi mengarahkan ke


diagnosis artritis gout. Artritis gout dievaluasi melalui beberapa kriteria dari
American College of Rheumatology. Diagnosis pasti gout adalah ditemukannya
kristal urat di cairan sinovial sendi atau adanya tofus yang berisi kristal urat yang
diperiksa menggunakan mikroskop cahaya. Kedua pemeriksaan ini tidak selalu
dilakukan, termasuk dalam kasus di atas. Secara klinis, apabila 6 atau lebih
kriteria lain terpenuhi, maka diagnosis artritis gout sudah bisa ditegakkan. Kriteria
lain yang terpenuhi sesuai keluhan pasien adalah sebagai berikut.

1. Pembengkakan asimetris dalam sendi pada pemeriksaan radiografi


2. Serangan artritis mengenai satu sendi saja (monoartikuler)
3. Lebih dari satu kali serangan artritis
4. Hiperurisemia
5. Bagian sendi terlihat kemerahan
6. Nyeri dan kemerahan pada sendi metatarsophalangeal pertama
7. Serangan unilateral pada sendi metatarsophalangeal pertama
8. Kista subkortikal tanpa erosi pada pemeriksaan radiografi

Pasien dalam kasus adalah laki-laki berusia 61 tahun. Jenis kelamin dan usia
dapat menjadi faktor risiko tersendiri dari terjadinya artritis gout. Pada usia yang
lebih tua, pria lebih rentan terkena gout daripada wanita. Hal ini dikarenakan pada
wanita pasca menopause justru terjadi peningkatan eksresi asam urat dalam urin,
sedangkan pada pria eksresinya menurun (AFP, 2014).
Beberapa penyakit penyerta juga dapat meningkatkan risiko terjadinya artritis
gout. Pasien mengidap hipertensi stage I (150/90 mmHg). Hipertensi dapat
menyebabkan rusaknya arteriol glomerulus dan glomerulosklerosis yang nanti
dapat menyebabkan turunnya eksresi asam urat (Evans, 2018). Penurunan eksresi
asam urat juga terjadi pada pasien obesitas. Pasien pada kasus di atas memiliki
indeks massa tubuh bernilai 31,14. Indeks massa tubuh yang lebih besar (>30)
dikaitkan dengan resistensi insulin yang akan menurunkan eksresi urat dari ginjal.
Asam urat yang tidak dieksresi akan meningkat dalam darah dan menyebabkan
hiperurisemia (Evans, 2018).
Hiperurisemia terjadi jika kadar asam urat melebihi 6,8 mg/dL di suhu 37 C
(suhu kelarutannya). Asam urat kemudian dapat mengendap di jaringan
intraartikuler dan difagositosis oleh netrofil serta memanggil sitokin-sitokin
sehingga terjadi reaksi peradangan. Inflamasi juga bisa disertai gejala demam,
menggigil, dan kelelahan (IPD Unair).
Kelarutan sodium urat yang menurun pada temperatur lebih rendah
menjelaskan predileksi sendi. Sendi yang lebih sering terkena adalah sendi
pergelangan dan jari-jari kaki, namun bisa juga terjadi pada jari-jari tangan dan
bagian distal lainnya. Trauma ringan juga sering terjadi, khususnya di sendi
metatarsophalangeal pertama sehingga mempermudah terbentuknya kristal asam
urat. Kecepatan difusi molekul urat juga lebih kecil daripada air. Konsentrasi urat
dalam cairan sendi seimbang dengan plasma di siang hari, namun akan terjadi
resorbsi saat berbaring. Hal ini menyebabkan awitan gout sering terjadi di malam
hari dan sifatnya mendadak (FK UI).
Artritis gout dapat dibagi menjadi 4 stadium. Stadium pertama adalah
hiperurisemia asimtomatis yang jarang bermanifestasi sebagai gout. Stadium
kedua adalah gout artritis akut. Stadium ini sesuai dengan kondisi pasien pada
kasus yang sedang berada dalam fase serangan. Stadium selanjutnya adalah
stadium gout interkritis, yaitu fase bebas serangan yang dapat bertahan selama
bertahun-tahun. Apabila sudah sampai ke stadium tofaceus gout kronis, biasanya
telah muncul keberadaan tofus disertai nyeri kronik dan erosi pada tulang rawan
di sekitar sendi (FK UI).
Diagnosis banding dari artrtitis gout antara lain pseudogout, artrtitis septik,
dan artrtitis reumatoid. Pada pseudogout, kadar asam urat darah cenderung normal
dan ditemukan kristal jenis kalsium pirofosfat dalam sendi (AFP,2014). Artritis
septik biasanya disertai gejala sistemik dan memerlukan penunjang yaitu
artrosentesis untuk mengekslusi adanya mikroorganisme dalam cairan sendi
(underwood, 2006). Artritis reumatoid biasanya menjadi diagnosis banding dari
gout yang sudah kronis karena tanda dan gejala yang lebih mirip daripada
serangan akut (IPD Unair).

ANALISIS PENATALAKSANAAN
USULAN PENATALAKSANAAN
PENULISAN RESEP
ASESMEN GERIATRI
IDENTITAS
Nama pasien : Warsito
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 65 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat :-
No. telepon :-
Pekerjaan : Petani
Kegiatan sekarang : Menganggur
Nama orang terdekat : Risma dan Luthfi
Orang yang tinggal serumah :-
Jumlah anak : Laki-laki: 1 Perempuan: 1
Jumlah cucu :-
Jumlah cicit :-
Asesmen dibuat tanggal : 3 Juli 2020
Pengirim pasien :-

10 MENIT PEMERIKSAAN PENYARING TERHADAP KONDISI


GERIATRI
No. PROBLEM CARA PEMERIKSAAN HASIL POSITIF HASIL
1. Penglihatan Ada 2 bagian: Ketidakmampuan Tidak
1. Pertanyaan: “apakah melihat dalam jarak
anda mempunyai >20/40 dengan
kesulitan dalam kartu snellen
berkendara, menonton
TV atau membaca atau
melakukan aktivitas
sehari-hari karena
penglihatan anda?”
2. Jika ya, lakukan tes
mata dengan kartu
Snellen saat pasien
memakai lensa
koreksi (bila
memungkinkan)
Jika tidak
memungkinkan maka
bisa dilakukan tes
membaca koran
2. Pendengaran Menggunakan audioskop Ketidakmampuan Tidak
pada 40 dB, tes mendengar 1000-
pendengaran dengan 1000 2000 Hz atau tes
dan 2000 Hz bisik pada salah
Jika tidak memungkinkan satu maupun kedua
lakukan tes bisik pada telinga
masing-masing telinga
pasien
3. Mobilitas Catat waktu yang Tidak mampu -
kaki dipergunakan pasien untuk melakukan instruksi
melakukan instruksi: dalam 15 detik
“berdiri dari kursi, jalan
cepat 10 langkah, kembali
ke kursi, duduk”
Dilakukan secara berurutan
4. Inkontinensia Ada 2 bagian: Ya untuk kedua Tidak
urin 1. Pertanyaan: “tahun lalu pertanyaan
apakah anda pernah
mengompol?”
2. Jika ya: “pernahkah
anda mengompol dalam
selang waktu enam
hari?”
5. Nutrisi dan Ada 2 bagian: Jika terdapat Tidak
penurunan 1. Pertanyaan: “apakah penurunan berat
berat badan berat anda turun 10 lb badan dan pada
dalam 6 bulan ini tanpa berat badan yang
usaha untuk itu?” <100 lb
2. Timbanglah berat badan
pasien
6. Memori Menyebutkan kembali 3 Tidak dapat -
benda (pada awal menyebutkan
pemeriksaan pasien diberi kembali setelah
perintah untuk mengingat 3 lebih dari 1 menit
benda yang diucapkan
pemeriksa untuk diingat
kembali jika ditanyakan
oleh pemeriksa)
7. Depresi Pertanyaan: “apakah anda Ya untuk Tidak
sering merasa sedih?” pertanyaan tersebut
8. Keterbatasan Ada 6 pertanyaan: Tidak untuk salah Ya
fisik Apakah anda dapat….” satu atau lebih dari
1. “melakukan aktivitas pertanyaan tersebut
berat seperti jalan
cepat atau bersepeda?”
2. “pekerjaan berat di
rumah seperti
membersihkan jendela,
pintu, dinding?”
3. “pergi belanja ke
tempat grosir atau
kain?”
4. “pergi ke suatu tempat
yang agak jauh dengan
berjalan?”
5. “mandi, baik dengan
spon, bak mandi,
shower?”
6. “berpakaian seperti
memakai kaos,
mengancingkan dan
menarik ritsleting,
memakai sepatu?”

KESIMPULAN 10 MENIT PEMERIKSAAN SKRINING GERIATRI


Bapak Warsito memiliki kondisi yang cukup baik bagi seorang geriatri.
Fungsi yang mulai menurun hanya ada di poin keterbatasan fisik. Bapak Warsito
lebih banyak menghabiskan waktu untuk beristirahat dan tidak melakukan
aktivitas berjalan cepat, bersepeda, pergi ke tempat yang agak jauh, dan
melakukan pekerjaan-pekerjaan berat.
Terdapat beberapa hal yang luput dari pemeriksaan. Identitas pasien tidak
digali secara lengkap. Pemeriksa tidak menanyakan nomor telepon dan nama
orang yang tinggal serumah/orang terdekat. Meskipun demikian, hal tersebut
sudah terwakilkan dari pertanyaan jumlah anak (pasien menyebutkan nama
anaknya). Saat proses skrining, ada beberapa problem yang terlewat. Pada aspek
pendengaran, pemeriksa sebaiknya melakukan tes bisik di kedua telinga sekaligus
menyiapkan 3 kata acak yang nanti akan diulang untuk mengevaluasi fungsi
memori pasien. Alhasil, fungsi memori tidak tergali dalam skrining ini. Aspek
mobilitas kaki juga tidak dilakukan. Pemeriksa hanya menanyakan kemampuan
berjalan pasien. Sesuai dengan form skrining yang ada, seharusnya pemeriksa
menginstruksikan pasien untuk berdiri lalu berjalan 10 langkah dan kembali ke
kursi untuk duduk (dicatat waktunya). Aspek ini dapat dipengaruhi adanya
keterbatasan fisik pasien, namun hal tersebut juga belum dipastikan.

Anda mungkin juga menyukai