Anda di halaman 1dari 69

GAMBARAN KEBIASAAN HAND HYGIENE TENAGA KERJA DI RSUD SULTAN SYARIF

MOHAMAD ALKADRIE PONTIANAK


PADA MASA PANDEMI COVID-19
TAHUN 2020/2021

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh:

ISA HAIRONI
SNR19214048

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN REGULER B KHUSUS


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
TAHUN 2020/2021
GAMBARAN KEBIASAAN HAND HYGIENE TENAGA KERJA DI RSUD SULTAN SYARIF
MOHAMAD ALKADRIE PONTIANAK
PADA MASA PANDEMI COVID-19
TAHUN 2020/2021

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Jenjang Pendidikan SI


Keperawatan STIK Muhammadiyah Pontianak

Oleh:

ISA HAIRONI
SNR19214048

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN REGULER B KHUSUS


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
TAHUN 2020/2021

i
PERSETUJUAN UJIAN PROPOSAL PENELITIAN
PROPOSAL PENELITIAN

GAMBARAN KEBIASAAN HAND HYGIENE TENAGA KERJA DI RSUD SULTAN SYARIF


MOHAMAD ALKADRIE PONTIANAK PADA MASA PANDEMI COVID-19
TAHUN 2020/2021
Diajukan Untuk Memenuhi salah satu Syarat menempuh Ujian Proposal
Penelitian pada Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah
Pontianak
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

ISA HAIRONI
SNR19214048
Pembimbing I Pembimbing II

Gusti Jhoni Putra, S.Kep.Ners.M.Pd.M.Kep


Kharisma Pratama, MSN
NIDN. 1116108503
NIDN. 1126098601

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ners

Gusti Jhoni Putra, S. Kep. Ners.M.Pd.M. Kep


NIDN. 1116108503

ii
PERSETUJUAN UJIAN PROPOSAL PENELITIAN
PROPOSAL PENELITIAN

GAMBARAN KEBIASAAN HAND HYGIENE TENAGA KERJA DI RSUD SULTAN SYARIF


MOHAMAD ALKADRIE PONTIANAK PADA MASA PANDEMI COVID-19
TAHUN 2020/2021
Diajukan Untuk Memenuhi salah satu Syarat menempuh Ujian Proposal
Penelitian pada Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah
Pontianak
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

ISA HAIRONI
SNR19214048

Pembimbing I Pembimbing II

Gusti Jhoni Putra, S. Kep. Ners.M.Pd.M. Kep


Kharisma Pratama, MSN
NIDN. 1116108503
NIDN. 1126098601

PENGESAHAN UJIAN PROPOSAL PENELITIAN

PROPOSAL PENELITIAN

iii
GAMBARAN KEBIASAAN HAND HYGIENE TENAGA KERJA DI RSUD SULTAN SYARIF

MOHAMAD ALKADRIE PONTIANAK PADA MASA PANDEMI COVID-19

TAHUN 2020/2021

Diajukan Untuk Memenuhi salah satu Syarat menempuh Ujian Proposal

Penelitian pada Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

ISA HAIRONI

SNR19214049

Pembimbing I Pembimbing II

Gusti Jhoni Putra, S. Kep. Ners.M.Pd.M. Kep Kharisma Pratama, MSN

NIDN. 1116108503 NIDN. 1126098601

LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN (REVISI)


SEMINAR PROPOSAL PENELITIAN

NAMA : ISA HAIRONI


NIM : SNR 19214048
JUDUL : GAMBARAN KEBIASAAN HAND HYGIENE TENAGA KERJA DI
RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE PONTIANAK
PADA MASA PANDEMI COVID-19
TAHUN 2020/2021

iv
TELAH DI REVISI HASIL LAPORAN PROPOSAL PENELITIAN DAN
DISETUJUI OLEH TIM PENGUJI YAITU

NO NAMA TANDA TANGAN


.
1 Ns. Surtikanti,M.Kep

2 Gusti Jhoni Putra, S. Kep. Ners.M.Pd.M. Kep

3 Kharisma Pratama, MSN

Pontianak, 25 Juni 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Kharisma Pratama, MSN


Gusti Jhoni Putra, S. Kep. Ners.M.Pd.M. Kep
NIDN. 1126098601
NIDN. 1116108503

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS


AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai civitas akademika Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan (STIK)


Muhammadiyah Pontianak, Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Isa Haironi

NIM : SNR19214048

v
Program Studi : Ners Tahap Akademik

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan


kepada STIK Muhammadiyah Pontianak “Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non- exclusive
Royalty-Free Fight)” atas karya ilmiah saya yang berjudul:
GAMBARAN KEBIASAAN HAND HYGIENE TENAGA KERJA DI RSUD SULTAN SYARIF
MOHAMAD ALKADRIE PONTIANAK PADA MASA PANDEMI COVID-19 TAHUN 2020/2021.
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Nonekslusif ini STIK Muhammadiyah Pontianak berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.

Demikian surat pernyataan persetujuan ini saya buat dengan yang sebenarnya.

Pontianak, 20 April 2021


Hormat saya,

Isa Haironi
SNR19214048

vi
SURAT PERNYATAAN ORIGINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah benar-benar hasil pekerjaan
penelitian saya. Adapun kutipan atau saduran hanya sebatas referensi semata, dan
apabila dikemudian hari skripsi yang saya buat ini terbukti meniru atau menjiplak karya
orang lain, saya bersedia mendapat sanksi akademis maupun sanksi hukum dari lembaga
yang berwenang.

Pontianak, April 2021


Hormat saya,

Isa Haironi
SNR19214048

vii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah hirobbil’alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah
SWT atas berkat dan rahmat-Nya yang selalu memberikan pertolongan dan
perlindungan serta kesehatan sehingga penulis dapat mengerjakan proposal penelitian
dengan judul “gambaran kebiasaan hand hygiene tenaga kerja di rsud sultan syarif
mohamad alkadrie pontianak pada masa pandemi covid-19 tahun 2020
Proposal penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk
melakukan penelitian sebagai syarat dalam menyelesaikan pendidikan dan mencapai
gelar sarjana di Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak.
Dalam mengerjakan proposal penelitian ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan, bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yan sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Haryanto, S.Kep., Ners., MSN. Ph.D selaku ketua STIK Muhammadiyah
Pontianak.
2. Bapak Gusti Jhoni Putra, S.Kep., Ners., M.Pd., M.Kep selaku ketua prodi S1
Keperawatan STIK Muhammadiyah Pontianak dan sebagai dosen pembimbing I
tugas akhir yang selalu menyediakan kesempatan waktu untuk membimbing
penulis, selalu memberikan arahan dan masukan, dan motivasi kepada penulis
dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.
3. Bapak Kharisma Pratama, MNS selaku dosen pembimbing II tugas akhir yang selalu
menyediakan kesempatan waktu untuk membimbing penulis, selalu memberikan
arahan dan masukan, dan motivasi kepada penulis
dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.
4. Orang tua yang selalu memberi motivasi, kasih sayang, doa dan dukungan baik
berupa moril dan materil dalam menyelesaikan kuliah.
5. Istri yang selalu memberi motivasi, kasih sayang, doa dan dukungan.

viii
Penulis sangat menyadari bahwa usulan penelitian ini tidak lepas dari
kekurangan dan kelemahan baik segi penyajian, penulisan maupun materi. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan
segala kekurangan dalam penyusunan proposal penelitian ini.
Akhir kata penulis berharap semoga proposal ini dapat diterima dan
bermanfaat.
Billahifisabililhaq Fastabiqul Khairat
Wassalamualaikum,Wr.Wb.

Pontianak, Maret 2021


Peneliti

Isa Haironi
SNR19214048

ix
10

DAFTAR ISI

GAMBARAN KEBIASAAN HAND HYGIENE TENAGA KERJA DI RSUD SULTAN SYARIF


MOHAMAD ALKADRIE PONTIANAK PADA MASA PANDEMI COVID-19
TAHUN 2020/2021 ...........................................................................................................i
PERSETUJUAN UJIAN PROPOSAL PENELITIAN............................................ii

PERSETUJUAN UJIAN PROPOSAL PENELITIAN..........................................iii

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR


UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK...............................................................iv

SURAT PERNYATAAN ORIGINALITAS..........................................................vi

KATA PENGANTAR...........................................................................................vii

DAFTAR ISI...........................................................................................................ix

DAFTAR TABEL...................................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii

DAFTAR SKEMA...............................................................................................xiii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG..................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................4

C. TUJUAN PENELITIAN...............................................................................5

D. MANFAAT PENELITIAN...........................................................................5

BAB II......................................................................................................................7

TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................7

A. KONSEP DASAR TEORI............................................................................7

1. KONSEP DASAR HAND HYGIENE......................................................7

10
11

2. KONSEP DASAR TENAGA KERJA....................................................12

3. KONSEP DASAR COVID-19................................................................16

B. KEASLIAN PENELITIAN........................................................................26

C. KERANGKA TEORI.................................................................................30

BAB III..................................................................................................................32

METODE PENILITIAN........................................................................................32

A. KERANGKA KONSEP..............................................................................32

B. DESAIN PENELITIAN..............................................................................32

C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN...............................................33

1. Populasi...................................................................................................33

2. Sampel....................................................................................................34

D. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN...................................................36

E. DEFINISI OPERASIONAL.......................................................................36

F. INSTRUMENT/ALAT PENGUMPULAN DATA....................................38

G. UJI VALIDITAS DAN REALIBILITAS...................................................38

H. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA....................................................39

I. EVALUASI/RENCANA ANALISA DATA..............................................40

J. ETIKA PENELITIAN.................................................................................42

K. JADWAL PENELITIAN...........................................................................43

11
12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................44

DAFTAR TABEL

1. Tabel1 Keaslian penelitian ...............................................................................................25


2. Tabel 2 Jumlah populasi tenaga kerja...............................................................................32
3. Tabel 3 Jumlah Sampel Peruangan yang sudah dihitung dengan rumus Proportionate
Stratified Random Sampling.............................................................................................35
4. Tabel 4Definisi operational...............................................................................................36
5. Tabel 5 Jadwal penelitian.................................................................................................43

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1 Five moments hand hygiene..............................................................................9


2. Gambar 2 Prosedur 6 langkah Hand Hygiene...................................................................10
3. Gambar 3 Kerangka Teori.................................................................................................29
4. Gambar 4 Kerangka konsep..............................................................................................31

12
13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan aspek penting yang dapat mempengaruhi


quality of life setiap individu. Salah satu cara yang efektif untuk menjaga
kesehatan tubuh yaitu dengan cara menjaga kebersihan, salah satunya adalah
kebersihan tangan (Radji, 2010) karena tangan adalah salah satu anggota tubuh
yang sangat berperan penting dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Masyarakat tidak sadar bahwa pada saat beraktivitas tangan sering kali
terkontaminasi dengan mikroorganisme karena tangan menjadi perantara
masuknya mikroba ke saluran cerna (Permatasari, 2014). Mencuci tangan
merupakan langkah awal untuk menghindari berbagai jenis kuman penyebab
penyakit infeksi tetapi langkah ini sering kali diabaikan ataupun terlewatkan
begitu saja.
Hand hygiene adalah suatu upaya mencegah infeksi yang ditularkan
melalui tangan dengan menghilangkan kotoran dan debris serta menghambat
atau membunuh mikroorganisme pada kulit yang dapat diperoleh dari kontak
antara pasien dengan lingkungan (Depkes,2018). Tangan yang terkontaminasi
merupakan penyebab utama perpindahan infeksi (Perry & Potter yang dikutip
Rodyah, 2015). Kegagalan untuk melakukan kebersihan tangan dengan baik
dan benar merupakan penyebab utama Infeksi nosokomial dan penyebaran
mikroorganisme multiresisten di fasilitas pelayanan kesehatan (Perry & Potter,
dalam Depkes RI, 2010). Cuci tangan merupakan salah satu tindakan preventif
dalam pencegahan penyakit. Penyakit infeksi atau menular masih merupakan
masalah kesehatan di Indonesia.

13
14

Hasil survey yang dilakukan World Health Organozations (WHO)


pada tahun 2016, menyatakan bahwa prevalensi kejadian Infeksi nosokomial
di Eropa lebih dari 4 juta- 4,5 juta pasien terkena setiap tahun. Di Amerika
Serikat, diperkirakan sekitar 1,7 juta pasien yang terkena infeksi nosokomial
setiap tahun, ini mewakili prevalensi 4,5% untuk 99.000 kematian (WHO,
2016).
Berdasarkan laporan WHO, pada tanggal 30 Agustus 2020, terdapat
24.854.140 kasus konfirmasi Covid-19 di seluruh dunia dengan 838.924
kematian (CFR 3,4%). Wilayah Amerika memiliki kasus terkonfirmasi
terbanyak, yaitu 13.138.912 kasus. Selanjutnya wilayah Eropa dengan
4.205.708 kasus, wilayah Asia Tenggara dengan 4.073.148 kasus, wilayah
Mediterania Timur dengan 1.903.547 kasus, wilayah Afrika dengan 1.044.513
kasus, dan wilayah Pasifik Barat dengan 487.571 kasus (World Health
Organization, 2020).
Kasus konfirmasi Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah.
Berdasarkan laporan Kemenkes RI, pada tanggal 30 Agustus 2020 tercatat
172.053 kasus konfirmasi dengan angka kematian 7343 (CFR 4,3%). DKI
Jakarta memiliki kasus terkonfirmasi kumulatif terbanyak, yaitu 39.037 kasus.
Daerah dengan kasus kumulatif tersedikit yaitu Nusa Tenggara Timur dengan
177 kasus (Kemenkes RI, 2020).
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan pencegahan
infeksi di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya. Kebijakan itu tertuang
dalam keputusan Menteri Kesehatan Nomor 270/Menkes/III//2009 tentang
Pedoman Manajerial Pengendalian infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Kesehatan. Keputusan Menkes Nomor 381/Menkes/III/2009 mengenai
Pedoman Pengendalian infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan.
(Depkes RI, 2010).
COVID-19 atau Corona Virus Disease-2019 merupakan penyakit
menular yang disebabkan oleh virus corona yang baru ditemukan dan dikenal
sebagai sindrom pernapasan akut parah virus corona 2 (SARS-CoV-2). Kasus
manusia pertama COVID-19 diidentifikasi di Kota Wuhan, Cina pada

14
15

Desember 2019 (ILO, 2020). Berdasarkan data dari (WHO, 2020)virus corona
menyebar pada 220 negara dan mengakibatkan terinfeksinya 60.074.174 di
seluruh dunia dengan kejadian meninggal sebanyak 1.416.292 jiwa.Virus
tersebut juga dengan cepat menyebar di seluruh wilayah di Indonesia, hingga
diketahui saat ini warga Indonesia yang positif COVID-19 berjumlah 516.753
orang dengan 16.352 jiwa meninggal, dan 433.649 orang sembuh(WHO,
2020).
Transmisi virus COVID-19 adalah melalui percikan (droplet) saluran
pernapasan dan kontak. Percikan saluran pernapasan dihasilkan saat seseorang
batuk atau bersin mauipun bersentuhan tangan atau kontak fisik. Setiap orang
yang berada dalam kontak erat (dalam radius 1 m) dengan orang yang
menunjukkan gejala-gejala gangguan pernapasan (batuk, bersin dan demam)
berisiko terpapar percikan saluran pernapasan yang kemungkinan dapat
menyebabkan infeksi (infeksius). Percikan juga dapat jatuh ke permukaan
benda di mana virus tetap aktif, oleh karena itu lingkungan sekitar terdekat dari
orang yang terinfeksi dapat menjadi sumber penularan (penularan kontak)
(WHO, April 2020).
Pandemi virus corona (Covid 19) saat ini telah melanda berbagai
negara di belahan dunia.Mencuci tangan yang direkomendasikan oleh
Badan Kesehatan Dunia WHO untuk mencegah virus corona.yaitu ada 6
langkah yang dilakukan dengan menggosokkan tangan menggunakan cairan
antiseptik (handrub) atau dengan air mengalir dan sabun antiseptic (handwash).
Rumah sakit akan menyediakan kedua ini di sekitar ruanganpelayanan pasien
secara merata.Handrub dilakukan selama 20-30 detiksedangkan handwash 40-
60 detik. Apabila tidak melakukan pecucian tangan dengan benar setelah
melakukan kegiatan maupun pekerjaan apapun. Oleh karena itu yang
terkontaminasi merupakan penyebab utama perpindahan infeksi penyebaran
virus di ruang lingkup kerja yang ada.
 Manfaat mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan
sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan
sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai

15
16

kuman. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan sering kali
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk,
gelas).
Program untuk meningkatkan hand hygiene petugas kesehatan telah
dideklarasikan oleh WHO melalui program keselamatan pasien yang
mencetuskan Global Patient Safety Challenge “clean care is safe care”. WHO
juga meluncurkan Save Lives: Clean Your Hands dengan strategi 5 momen
hand hygiene (My Five Moments for Hand hygiene) yaitu sebelum kontak
dengan pasien, sebelum melakukan prosedur aseptik, setelah terpapar dengan
cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan pasien, setelah kontak dengan
lingkungan sekitar pasien” (WHO, 2010).
Pada masa Pandemi covid-19 seperti ini seluruh masyarakat
diwajibkan untuk melaksanakan Protokol yang ada. Apalagi pekerja di instansi
seperti Rumah sakit. Dalam hal ini pemerintah berupaya mengerahkan
masyarakat agar terlaksananya protokol pencegahan covid-19 tersebut.
Kebiasaan dalam hand hygiene sangat penting dilakukan oleh tenaga
kerja. Hal ini disebabkan karena kurangnya kepatuhan hand hygiene dapat
menimbulkan beberapa dampak. RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie
Pontianak menetapkan target 99% pencapaian kepatuhan hand hygiene
(RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak, 2018).
Keberadaan masyarakat di Pontianak khususnya Tenaga kerja terlihat
belum seluruhnya patuh melakukan Hand Hygiene. Cuci tangan merupakan
salah satu tindakan preventif dalam pencegahan penyakit. Berdasarkan
fenomena yang telah ditemukan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
berjudul “Gambaran Kebiasaan Hand Hygiene Tenaga Kerja di RSUD Sultan
Syarif Mohamad Alqadrie Pontianak pada Masa Pandemi Covid-19 Tahun
2020”.

16
17

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka permasalahannya dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Bagaimana Gambaran Kebiasaan Hand Hygiene Tenaga Kerja di RSUD
Sultan Syarif Mohamad Alqadrie Pontianak pada Masa Pandemi Covid-19 Tahun
2020?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran kebiasaan hand hygiene tenaga kerja rsud sultan
syarif mohamad alqadrie pontianak pada masa pandemi covid-2019 di tahun
2020.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui Gambaran Kebiasaan Hand Hygiene Tenaga Kerja Rsud
Sultan Syarif Mohamad Alqadrie Pontianak Pada Masa Pandemi
Covid-2019 Di Tahun 2020
b. Mengetahui Gambaran antara sikap dengan Kebiasaan Hand Hygiene
Tenaga Kerja RSUD Sultan Syarif Mohamad Alqadrie Pontianak
Pada Masa Pandemi Covid-2019 Di Tahun 2020.
c. Mengetahui gambaran antara fasilitas hand hygiene dengan
kebiasaantenaga kerja dalam melakukan hand hygiene di RSUD
Sultan Syarif Mohamad Alqadrie Pontianak Tahun 2020.
d. Mengetahui gambaran antara supervisi kepala ruangan dengan
kebiasaan tenaga kerjadalam melakukan hand hygiene di RSUD
Sultan Syarif Mohamad Alqadrie Pontianak Tahun 2020.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pendidikan
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi literature mengenai hal-
hal terkait dengan Gambaran Kebiasaan Hand Hygiene Tenaga Kerja

17
18

Di Rsud Sultan Syarif Mohamad Alqadrie Pontianak Pada Masa


Pandemi Covid-2019 Di Tahun 2020.
2. Bagi RSUD Sultan Syarif Mohamad Alqadrie Pontianak
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
pimpinan RSUD Sultan Syarif Mohamad Alqadrie Pontianak untuk
menyusun program, kebijakan dan strategi pelaksanaan khususnya
mengenai Gambaran Kebiasaan Hand Hygiene Tenaga Kerja di
Rsud Sultan Syarif Mohamad Alqadrie Pontianak guna
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit serta memperhatikan
ketersediaan fasilitas hand hygiene guna mencegah penularan infeksi
Covid-2019 yang terjadi selama pasien dirawat di RSUD Sultan
Syarif Mohamad Alqadrie Pontianak.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti
tentang kepatuhan dalam melakukan hand hygiene dan
mengaplikasikan mata kuliah Metodologi Penelitian dan
Biostatistik, serta merupakan pengalaman yang berharga dalam
melakukan penelitian.
4. Bagi Profesi keperawatan
Dapat dijadikan sebagai acuan bagi perawat komunitas ataupun
perawat di lingkungan kerja.
5. Bagi Masyarakat
Memberikan intervensi keperawatan yang tepat terkait penerapan
perilaku cuci tangan di masyarakat.

18
19

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Teori


1. Pengertian Hand Hygiene
Hand hygiene yaitu membersihkan tangan dengan sabun dan air
(handwash) atau handrub berbasis alkohol yang bertujuan mengurangi atau
mencegah berkembangnya mikroorganisme ditangan (WHO, 2010).
Hand hygiene adalah proses menggosok kedua permukaan tangan dengan
kuat secara bersamaan dengan menggunakan zat pembersih yang sesuai dan
dibilas dengan air mengalir dengan tujuan menghilangkan mikroorganisme
(Maryunani, 2017).
Kebiasaan mencuci tangan merupakan hal paling penting untuk
mencegah penyebaran infeksi yang dilakukan bertujuan untuk
menghilangkan semua kotoran dan debris serta menghambat atau membunuh
virus corona pada kulit, di mana virus ini diperoleh dari udara, kontak dengan
pasien dan lingkungan (Kemenkes RI, 2011).
2. Tujuan Hand Hygiene
Tujuan hand hygiene dilakukan secara rutin dalam perawatan pasien
ialah untuk menghilangkan kotoran dan bahan organik serta kontaminasi
mikroba dari kontak dengan pasien atau lingkungan (WHO, 2010).
Hand hygiene memiliki beberapa tujuan diantaranya :

19
20

a. Menghilangkan mikroorganisme yang ada di tangan


b. Menjaga kondisi steril
c. Memberikan perasaan segar dan bersih
d. Menurunkan transmisi patogen antar tenaga medis
e. Menurunkan insidensi penularan virus corona
3. Indikator Hand Hygiene
Himpunan Perawat Pengendali Infeksi Indonesia (HPPI) tahun 2010
menyatakan bahwa waktu melakukan cuci tangan adalah bila tangan kotor,
saat tiba dan sebelum meningggalkan rumah sakit, sebelum dan sesudah
melakukan tindakan, kontak dengan pasien, lingkungan pasien, sebelum dan
sesudah menyiapkan makanan, serta sesudah ke kamar mandi. Indikator
mencuci tangan digunakan dan harus dilakukan untuk antisipasi terjadinya
perpindahan kuman melalui tangan (Depkes RI, 2010), yaitu :
a. Sebelum melakukan tindakan, misalnya saat akan memeriksa (kontak
langsung dengan klien), saat akan memakai sarung tangan bersih maupun
steril, saat akan melakukan injeksi dan pemasangan infus.
b. Setelah melakukan tindakan, misalnya setelah memeriksa pasien, setelah
memegang alat bekas pakai dan bahan yang terkontaminasi, setelah
menyentuh selaputmukosa.
c. Sebelum menyentuh pasien. Hand hygiene yang dilakukan sebelum
menyentuh pasien bertujuan untuk melindungi pasien dengan melawan
mikroorganisme, dan di beberapa kasus melawan infeksi dari luar, oleh
kuman berbahaya yang berada di tangan.
d. Sebelum melakukan perawatan dan tindakan non-invasif lainnya :
pemasangan masker oksigen dan melakukan masase.
e. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik non-invasif : memeriksa nadi,
memeriksa tekanan darah, auskultasi dada, dan merekam ECG.
f. Sebelum melakukan prosedur bersih /aseptik. Hand hygiene yang
dilakukan sebelum melakukan prosedur bersih / aseptik bertujuan untuk
melindungi pasien dengan melawan infeksi kuman berbahaya, termasuk
kuman yang berada di dalam tubuh pasien.

20
21

g. Sebelum memasukkan alat medis invasif (nasal kanul, Nasogastric Tube


(NGT), Endotracheal Tube (ETT), periksa urin, kateter, dan drainase),
melepas / membuka selang peralatan medis (untuk makan, pengobatan,
pengaliran, penyedotan dan pemantauan).
h. Sebelum mempersiapkan makanan, pengobatan, dan peralatan steril.
i. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien. Hand hygiene yang
dilakukan setelah kontak dengan cairan tubuh pasien bertujuan untuk
melindungi petugas kesehatan dari infeksi oleh kuman berbahaya dari
tubuh pasien dan mencegah penyebaran kuman di lingkungan perawatan
pasien.
j. Setelah melakukan injeksi ; setelah pemasangan dan pelepasan alat medis
invasif (akses ke pembuluh darah,kateter,selang,dan drainase); setelah
melepas dan membuka selang yang terpasang dalam tubuh.
k. Setelah melepaskan peralatan medis invasif.
l. Setelah melepas alat perlindungan (serbet, gaun, dan handuk pengering).
m. Setelah menangani sampel yang mengandung bahan organik, setelah
membersihkan ekskresi dan cairan tubuh lainnya, setelah membersihkan
benda atau peralatan yang terkontaminasi.
n. Setelah menyentuh pasien. Hand hygiene yang dilakukan setelah
menyentuh pasien bertujuan untuk melindungi petugas kesehatan dari
kuman yang berada di tubuh pasien dan melindungi lingkungan
perawatan pasien dari penyebaran kuman.
o. Five moment (5 waktu dalam mencuci tangan).

21
22

Gambar .1 Five Moments Hand Hygiene (WHO, 2010)

4. Enam Langkah Hand Hygiene


Prinsip dari 6 langkah hand hygiene antara lain :

a. Dilakukan dengan menggosokkan tangan menggunakan cairan


antiseptik (handrub) atau dengan air mengalir dan sabun antiseptik
(handwash). Rumah sakit akan menyediakan kedua ini di sekitar
ruangan pelayanan pasien secara merata.
b. Handrub dilakukan selama 20-30 detik sedangkan handwash 40-60
detik.
c. 5 kali melakukan handrub sebaiknya diselingi 1 kali handwash.
d. 6 langkah prosedur hand hygiene, yaitu :
1) Ratakan sabun dengan kedua telapak tangan.
2) Gosokan punggung dan sela-sela jari tangan dengan tangan
kanan dan sebaliknya.
3) Gosokan kedua telapak tangan dan sela-sela jari.
4) Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci.
5) Kemudian gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan

22
23

kanan dan lakukan sebaliknya.


6) Gosok dengan memutar ujung jari ditelapak tangan kiri dan
sebaliknya.

Gambar .2 Prosedur 6 langkah Hand Hygiene (WHO, 2009)

5. Faktor yang Mempengaruhi Pemenuhan Pelaksanaan HandHygiene

Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan hand hygiene menurut


Lankford, et Al. (2019) meliputi :
a. Usia
Usia berpengaruh terhadap pola piker seseorang dan pola fikir
berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Umur seseorang secara garis
besar menjadi indikator dalam setiap mengambil keputusan yang
mengacu pada setiap pengalamannya, dengan semakin bertambah usia,
maka dalam menerima sebuah instruksi dan dalam melaksanaan suatu
prosedur akan semakin bertanggung jawab dan berpengalaman. Semakin
cukup usia seseorang akan semakin matang dalam berpikir dan bertindak
(Saragih dkk,2010).
b. Tingkat Pendidikan
Pendidikan berpengaruh terhadap pola pikir individu. Sedangkan
pola fikir berpengaruh terhadap perilaku seseorang dengan kata lain pola

23
24

pikir seseorang yang berpendidikan rendah akan berbeda dengan pola


piker seseorang yang berpendidikan tinggi (Asmadi, 2010). Pendidikan
keperawatan mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku perawat
dalam melakukan hand hygiene (Asmadi, 2010). Dengan demikian
pendidikan yang tinggi dari seorang perawat akan mempengaruhi
perawat dalam memberikan teknik pelayanan pelaksanaan hand hygiene
yang optimal.
c. Masa Kerja
Masa kerja yang berorientasi pada permasalahan dasar dan
berorientasi pada tugas dapat meningkatkan ketaatan dalam melakukan
hand hygiene. Dengan demikian masa kerja mempengaruhi tingkat
seorang pekerja dalam pelaksanaan prosedur hand hygiene.
d. Pengetahuan
Faktor rendahnya pengetahuan pekerja tentang pelaksanaan
handhygiene diantaranya adalah karena ketidaktahuan pekerja tentang
bagaimana mencegah terjadinya kontaminasi pada tangan, kurang
mengerti tentang teknik melakukan hand hygiene yang benar dan
ketidaktahuan pekerja terhadap pentingnya program hand hygiene
sebagai sebuah langkah efektif untuk mencegah penularan virus.
e. Ketersediaan Fasilitas untuk Mencuci Tangan
Salah satu kendala dalam ketidakpatuhan terhadap pelaksanaan hand
hygiene adalah sulitnya mengakses tempat cuci tangan atau persediaan
alat lainnya yang digunakan untuk melakukan hand hygiene. Kemudahan
dalam mengakses persediaan alat-alat untuk melakukan hand hygiene,
bak cuci tangan, sabun atau alkohol jell adalah sangat penting untuk
membuat kepatuhan menjadi optimal sesuai standar.

2. Tenaga Kerja
3. Pengertian Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja.
Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga

24
25

kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna


menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat.
Menurut DR Payaman Siamanjuntak dalam bukunya “Pengantar
Ekonomi Sumber Daya Manusia” tenaga kerja adalah penduduk yang sudah
atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melaksanakan
kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga.
Tenaga kerja yaitu individu yang sedang mencari atau sudah melakukan
pekerjaan yang menghasilkan barang atau jasa yang sudah memenuhi
persyaratan ataupun batasan usia yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang
yang bertujuan untuk memperoleh hasil atau upah untuk kebutuhan hidup
sehari-hari.
4. Klasifikasi Tenaga Kerja
Klasifikasi tenaga kerja adalah pengelompokan akan ketenagakerjaan yang sudah
tersusun berdasarkan kriteria yang sudah di tentukan, yaitu:
a. Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat
bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut
Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan sebagai
tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64
tahun.
b. Bukan Tenaga Kerja
Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan
tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-
Undang Tenaga Kerja No.13 Tahun 2013, mereka adalah penduduk di
luar usia, yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di
atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia
(lanjut usia) dan anak-anak.
c. Angkatan Kerja

25
26

Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64


tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja,
maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan.
d. Bukan angkatan kerja
Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas
yang kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan
sebagainya. Contoh kelompok ini adalah: anak sekolah dan mahasiswa,
para ibu rumah tangga dan orang cacat, dan para pengangguran sukarela.
e. Tenaga Kerja Terdidik
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu
keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau
pendidikan formal dan nonformal. Contohnya : pengacara, dokter, guru,
dan lain-lain.
f. Tenaga Kerja Terlatih
Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam bidang
tertentu dengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini dibutuhkan
latihan secara berulang-ulang sehingga mampu
menguasai pekerjaan tersebut.Contohnya : apoteker, ahli bedah,
mekanik, dan lain-lain.
g. Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja
kasar yang hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh: kuli, buruh angkut,
pembantu rumah tangga, dan sebagainya.
5. Masalah Ketenagakerjaan
Permasalahan yang timbul dalam dunia ketenagakerjaan di Indonesia
adalah sebagai berikut :
a. Perluasan Lapangan Pekerjaan
Masalah perluasan lapangan merupakan masalah yang mendesak.
Angkatan kerja bertambah melebihi kemampuan penciptaan lapangan
kerja, sehingga jumlah pengganguran dan setengah penganguran masih
cukup besar. Sebagian besar dari mereka terdiri dari angkatan kerja usia

26
27

muda, wanita dan berpendidikan relatif tinggi (sekolah menegah). Oleh


karenanya diharapkan dalam masa perkembangan ini diciptakan lapangan
kerja baru diberbagai sektor untuk dapat menampung pertambahan
angkatan kerja yang semakin banyak akibat pertumbuhan penduduk yang
sangat cepat.
b. Peningkatan Mutu dan Kemampuan Kerja
Mutu dan kemampuan tenaga kerja Indonesia keseluruhan relatif
masih tergolong rendah tercermin dari rendahnya produktivitas kerja,
baik tingkatnya maupun pertumbuhanya, untuk meningkatkanya telah
dilakukan melalui berbagai program pendidikan dan latihan yang selaras
dengan tuntutan perkembangan pembangunan dan teknologi agar dapat
didayagunakan seefektif dan semaksimal mungkin.
c. Penyebaran Tenaga Kerja
Penyebaran dan pendayagunaan kerja, telah dikembangkan melalui
berbagai program dan kebijakan yang tujuan untuk meningkatkan
pendayagunaan serta penyebaran tenaga kerja yang lebih merata baik
secara sektoral maupun regional. Penyebaran tenaga kerja secara regional
dilakukan melalui kebijakan dan program yang dikembangkan antara lain
program kerja antar daerah, transmigrasi, pengupahan dan sebagainya.
Sedang untuk penyebaran tenaga kerja secara sektoral dilakukan melalui
latihan kerja dan permagangan. Di samping itu juga diperlukan
pengembangan sistem informasi ketenagakerjaan dan pasar kerja.
d. Perlindungan Tenaga Kerja
Perlindungan tenaga kerja yang dimaksudkan agar tenaga kerja dapat
bekerja lebih produktif, sehat dan sejatera, sehingga mereka dapat hidup
layak bersama keluarganya. Perlu adanya peningkatan kondisi
lingkungan kerja dimaksudkan untuk menciptakan kondisi lingkngan
kerja yang aman dan sehat, sehingga para pekerja dapat bekerja dengan
tenang dan produktif sesuai dengan pasal 27 ayat (2) UUD 1945 apabila
tenaga kerja dapat hidup layak, maka motivasi dan produktivitas kerjanya
akan meningkat.

27
28

e. Tenaga kerja yang rentan terpapar covid-19 :


a) Dokter
b) Perawat
c) Admin
d) Satpam
e) Laundry
f) Pramusaji

Adapun Aktivitas tenaga kerja yang beresiko terkena covid-19 sebagai


berikut :

a) Dokter : saat melakukan pemeriksaan pasien


b) Perawat : saat melakukan tindakan keperawatan pada pasien
c) Admin : saat melakukan pelayanan administrasi pasien
d) Satpam : saat membantu pasien baru yang datang lewat igd
maupun poli rawat jalan.
e) Laundry : saat mencuci laken bekas pasien
f) Pramusaji : saat mengantar makanan pasien

3. Coronavirus Disease 2019/Covid-19


6. Pengertian Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)
Covid-19 adalah wabah global yang berdampak buruk pada dimensi
manusia dan sosial. Setelah menyebar dari Cina, pandemi meluas dengan
cepat ke 210 negara termasuk Indonesia. Pandemi Covid-19 adalah kejutan
besar bagi ekonomi global termasuk Indonesia. Ekonomi mengalami
penurunan setidaknya untuk paruh pertama tahun ini dan mungkin (The
Indonesian Journal of Development Planning Volume IV No. 2 – Juni 2020).

Coronavirus adalah masalah kesehatan yang serius yang membutuhkan


kerja sama dan tindakan pencegahan yang harus diambil untuk menghentikan
penyebaran virus. Negara di seluruh dunia telah mengambil tindakan seperti

28
29

menyatakan keadaan darurat, memperbaiki ketentuan medis, meminimalkan


pengumpulan massal, batas penutupan, pusat rekreasi, sekolah, Perpustakaan,
Bisnis, kegiatan keagamaan dan olahraga, pengawasan kota yang ketat
menegakkan pengawasan kota yang ketat, karantina individu dan isolasi
berskala besar (Anwar Khoirul, Mulyani Sri, dkk., 2020)

Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel120-160 nm. Virus


ini utamanya menginfeksi hewan, termasuk di antaranya adalah kelelawar dan
unta. Sebelum terjadinya wabah COVID-19, ada 6 jenis coronavirus yang
dapat menginfeksi manusia, yaitu alphacoronavirus229E, alphacoronavirus
NL63, betacoronavirus OC43, betacoronavirus HKU1, Severe Acute
Respiratory Illness Coronavirus (SARS-CoV), dan Middle East Respiratory
Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). ( Herikurniawan, Susilo. A, dkk,
2020)

7. Sejarah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)


Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan
penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan
penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang
serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom
Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar
biasa muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada bulan
Desember 2019, dan ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) pada 11 Maret 2020 yang kemudian diberi nama Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan
penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19). Hingga 23 April 2020,
lebih dari 2.000.000 kasus COVID-19 telah dilaporkan di lebih dari 210
negara dan wilayah seperti Taiwan, Thailand, Vietnam, Malaysia, Nepal, Sri
Lanka, Kamboja, Jepang, Singapura, Arab Saudi, Korea Selatan, Filipina,
India, Australia, Kanada, Finlandia, Prancis, dan Jerman. COVID-19 pertama

29
30

dilaporkan di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 sejumlah dua kasus. Data
31 Maret 2020 menunjukkan kasus yang terkonfirmasi berjumlah 1.528 kasus
dan 136 kasus kematian.10 Tingkat mortalitas COVID-19 di Indonesia
sebesar 8,9%, angka ini merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara. Per 30
Maret 2020, terdapat 693.224 kasus dan 33.106 kematian di seluruh dunia.
Eropa dan Amerika Utara telah menjadi pusat pandemi COVID-19, dengan
kasus dan kematian sudah melampaui China. Amerika Serikat menduduki
peringkat pertama dengan kasus COVID-19 terbanyak dengan penambahan
kasus baru sebanyak 19.332 kasus pada tanggal 30 Maret 2020 disusul oleh
Spanyol dengan 6.549 kasus baru. Italia memiliki tingkat mortalitas paling
tinggi di dunia, yaitu 11,3%.5, mengakibatkan lebih dari 195,755 orang
meninggal dunia dan lebih dari 781,109 orang sembuh. Sedangkan untuk data
terbaru per 18 Agustus 2020 kasus COVID-19 di dunia 22.034.440 dimana
Amerika masih menduduki peringkat pertama, 5.620.361 kasus dan
Indonseia yaitu 143.043 kasus, serta DKI Jakarta yaitu 30.597 kasus.

8. Gejala, Tingkat Bahayanya Dan Transmisi Covid-19 Menginfeksi


Manusia
Gejala penderita COVID-19 pada umumnya berupa demam ≥380C, batuk
kering, dan sesak napas. Jika ada orang yang dalam 14 hari sebelum muncul
gejala tersebut pernah melakukan perjalanan ke negara terjangkit, atau pernah
merawat/kontak erat dengan penderita COVID-19, maka terhadap orang
tersebut akan dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut untuk
memastikan diagnosisnya.
Seperti penyakit pernapasan lainnya, COVID-19 dapat menyebabkan
gejala ringan termasuk pilek, sakit tenggorokan, batuk dan demam. Sekitar
80% kasus dapat pulih tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari setiap 6
orang mungkin akan menderita sakit yang parah, seperti disertai pneumonia
atau kesulitan bernafas, yang biasanya muncul secara bertahap. Angka
kematian penyakit ini masih rendah (sekitar 3%), namun bagi orang yang
berusia lanjut, dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada

30
31

sebelumnya (seperti diabetes, tekanan darah tinggi dan penyakit jantung),


mereka biasanya lebih rentan untuk menjadi sakit parah. Melihat
perkembangan hingga saat ini, lebih dari 50% kasus konfirmasi telah
dinyatakan membaik, dan angka kesembuhan akan terus meningkat.
Saat ini, penyebaran SARS-CoV-2 dari manusia ke manusia menjadi
sumber transmisi utama sehingga penyebaran menjadi lebih agresif.
Transmisi SARS-CoV-2 dari pasien simptomatik terjadi melalui droplet yang
keluar saat batuk atau bersin dari hidung atau mulut. Droplet tersebut
kemudian jatuh pada benda di sekitarnya. Kemudian jika ada orang lain
menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu
orang itu menyentuh mata, hidung atau mulut (segitiga wajah), maka orang
itu dapat terinfeksi COVID-19. Bisa juga seseorang terinfeksi COVID-19
ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari penderita. Inilah sebabnya
mengapa kita penting untuk menjaga jarak hingga kurang lebih satu meter
dari orang yang sakit. Telah diteliti bahwa SARS-CoV-2 dapat viabel pada
aerosol (dihasilkan melalui nebulizer) selama setidaknya 3 jam. WHO
memperkirakan reproductive number (R0) COVID-19 sebesar 1,4 hingga 2,5.
Namun, studi lain memperkirakan R0 sebesar 3,28.
Saat ini WHO menilai bahwa risiko penularan dari seseorang yang tidak
bergejala COVID19 sama sekali sangat kecil kemungkinannya. Banyak orang
yang teridentifikasi COVID-19 hanya mengalami gejala ringan seperti batuk
ringan atau tidak mengeluh sakit, yang mungkin terjadi pada tahap awal
penyakit.

4. Cara Penanganan Dan Pencegahan Covid -19


1) Mencuci tangan dengan benar

Mencuci tangan dengan benar adalah cara paling sederhana namun


efektif untuk mencegah penyebaran virus 2019-nCoV. Cucilah tangan
dengan air mengalir dan sabun, setidaknya selama 20 detik. Pastikan
seluruh bagian tangan tercuci hingga bersih, termasuk punggung
tangan, pergelangan tangan, sela-sela jari, dan kuku. Setelah itu,

31
32

keringkan tangan menggunakan tisu, handuk bersih, atau mesin


pengering tangan.

Jika Anda adalah pekerja komputer yang berada di dalam transportasi


umum, akan sulit untuk menemukan air dan sabun. Anda bisa
membersihkan tangan dengan hand sanitizer. Gunakan produk hand
sanitizer dengan kandungan alkohol minimal 60% agar lebih efektif
membasmi kuman.

2) Menggunakan masker

Banyak yang menggunakan masker kain untuk mencegah infeksi


virus Corona, padahal masker tersebut belum tentu efektif. Secara
umum, ada dua tipe masker yang bisa Anda digunakan untuk
mencegah penularan virus Corona, yaitu masker bedah dan masker
N95.

3) Menjaga daya tahan tubuh


Daya tahan tubuh yang kuat dapat mencegah munculnya berbagai
macam penyakit. Untuk menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh,
Anda disarankan untuk mengonsumsi makanan sehat, seperti sayuran
dan buah-buahan, dan makanan berprotein, seperti telur, ikan, dan
daging tanpa lemak.
4) Menerapkan physical distancing dan isolasi mandiri

Pembatasan fisik atau physical distancing adalah salah satu langkah


penting untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara tidak bepergian keluar rumah, kecuali
untuk keperluan yang mendesak atau darurat, seperti berbelanja bahan
makanan atau berobat ketika sakit.

Pembatasan fisik juga dilakukan dengan cara menjaga jarak minimal


1 meter dengan orang lain dan selalu menggunakan masker, terutama
saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian.

32
33

5) Membersihkan rumah dan melakukan disinfeksi secara rutin

Selain kebersihan diri, menjaga kebersihan rumah juga sangat penting


dilakukan selama pandemi COVID-19 berlangsung. Hal ini
dikarenakan virus Corona terbukti dapat bertahan hidup selama
berjam-jam dan bahkan berhari-hari di permukaan suatu benda.

Oleh karena itu, rumah harus rutin dibersihkan dan dilakukan


disinfeksi secara menyeluruh, termasuk perabotan dan peralatan
rumah yang sering disentuh, seperti gagang pintu, remote televisi,
kran air, dan permukaan meja.

Saat membersihkan atau melakukan disinfeksi, Anda perlu


menggunakan sarung tangan dan masker, serta mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun setelah selesai membersihkan rumah. Hal
ini dilakukan untuk mencegah penularan virus Corona yang mungkin
saja terjadi.

Bila Anda dikategorikan sebagai pasien suspek atau


probable COVID-19, yang ditandai dengan gejala flu, seperti batuk,
demam, dan pilek, yang disertai lemas dan sesak napas, apalagi bila
dalam 2 minggu terakhir Anda bepergian ke daerah atau negara yang
terjangkit infeksi virus Corona, segeralah periksak an diri ke
dokter agar dapat dipastikan penyebabnya dan diberikan penanganan
yang tepat.

6) PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat )

PHBS adalah sebuah rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan


sebanyak mungkin anggota masyarakat sebagai agen perubahan agar
mampu meningkatkan kualitas perilaku sehari – hari dengan tujuan
hidup bersih dan sehat.

Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan kualitas


kesehatan melalui proses penyadartahuan yang menjadi awal dari

33
34

kontribusi individu – individu dalam menjalani perilaku kehidupan


sehari – hari yang bersih dan sehat.

Beberapa Tatanan PHBS :

a) PHBS di Rumah tangga

Manfaat PHBS rumah tangga adalah anggota keluarga terbiasa


untuk menerapkan pola hidup sehat dan anak dapat tumbuh
sehat dan tercukupi gizi.

b) PHBS di Sekolah

Manfaat PHBS di Sekolah mampu menciptakan lingkungan


yang bersih dan sehat, meningkatkan proses belajar mengajar
dan para siswa, guru hingga masyarakat lingkungan sekolah
menjadi sehat.

c) PHBS di Tempat kerja

manfaat PHBS di tempat kerja yaitu para pekerja mampu


meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit,
meningkatkan produktivitas kerja dan meningkatkan citra
tempat kerja yang positif.

Ada pula bagian dari PHBS (pola hidup bersih dan sehat)
tenaga kerja yaitu :

a) Mencuci tangan dengan air besih dan sabun


b) Menjaga jarak dan menghindari kerumunan
c) Mencuci tangan pakai sabun (CTPS)
d) Menerapkan etika batuk
e) Melakukan olahraga rutin
f)Konsumsi makanan gizi seimbang

34
35

d) PHBS di Sarana kesehatan

masyarakat memanfaatkan pelayanan fasilitas kesehatan dan


mampu mengembangkan kesehatan yang bersumber dari
masyarakat.

e) PHBS di Tempat umum

Manfaat adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk


mau menjalankan hidup bersih dan sehat.

7) Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)


b. Pengertian Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
Berdasarkan PP Nomor 21 Tahun 2020 Pasal 1, dijelaskan bahwa
Pembatasan Sosial Berskala Besar merupakan pembatasan kegiatan
tertentu dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi Coronavirus Disease
2019 (COVID-19).
PSBB itu sendiri merupakan salah satu strategi pemerintah dalam
mencegah kemungkinan penyebaran virus corona, yang mana juga telah
tertuang di dalam aturan PMK Nomor 9 Tahun 2020 pasal 2 yang telah
ditetapkan oleh Menkes pada Jumat, 3 April 2020, bahwa untuk dapat
ditetapkan sebagai PSBB, maka suatu wilayah provinsi/kabupaten/kota
harus memenuhi dua kriteria. Pertama, yaitu jumlah kasus atau kematian
akibat penyakit meningkat dan menyebar secara signifikan secara cepat
ke beberapa wilayah. Sementara kriteria kedua adalah bahwa wilayah
yang terdapat penyakit juga memiliki kaitan epidemiologis dengan
kejadian serupa yang terdapat di wilayah atau negara lain. Dari kedua
kriteria itulah pada nantinya Menkes dapat menentukan apakah wilayah
atau daerah tersebut layak untuk diterapkan PSBB atau tidak.
Pembatasan tersebut meliputi peliburan sekolah dan tempat kerja,
pembatasan kegiatan keagamaan, pembatasan kegiatan di tempat atau

35
36

fasilitas umum, pembatasan kegiatan sosial budaya, pembatasan moda


transportasi, dan pembatasan kegiatan lainnya khusus terkait aspek
pertahanan dan keamanan.
c. Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dilaksanakan selama
masa inkubasi terpanjang dan dapat diperpanjang jika masih terdapat
bukti penyebaran. Permenkes menjelaskan sekolah dan tempat kerja
diliburkan kecuali kantor atau instansi strategis yang memberikan
pelayanan terkait :
1) Pertahanan dan keamanan
2) Ketertiban umum
3) Kebutuhan pangan
4) Bahan bakar minyak dan gas
5) Pelayanan kesehatan
6) Perekonomian
7) Keuangan
8) Komunikasi
9) Industri
10) Ekspor dan impor
11) Distribusi logistik dan kebutuhan dasar lainnya.
Pembatasan kegiatan keagamaan, dilaksanakan dalam bentuk
kegiatan keagamaan yang dilakukan di rumah dan dihadiri keluarga
terbatas dengan menjaga jarak setiap orang. Selain itu, kegiatan
keagamaan dilakukan dengan berpedoman pada peraturan perundang-
undangan, dan fatwa atau pandangan lembaga keagamaan resmi yang
diakui oleh pemerintah.
Pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum dilaksanakan
dalam bentuk pembatasan jumlah orang dan pengaturan jarak orang.
c. Syarat-Syarat di Berlakukan PSBB
Prasyarat diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar yaitu
adalah terpenuhinya kriteria situasi penyakit berupa peningkatan

36
37

signifikan jumlah kasus dan/atau kematian akibat penyakit,


penyebaran kasus yang cepat ke beberapa wilayah dan terdapat kaitan
epidemiologis dengan kejadian serupa di wilayah atau negara lain.
1) Pasien Dalam pengawasan

Kasus konfirmasi positif berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium


dengan Reverse Transcription Polymerse Chain Reaction (RT-PCR).
Dalam hal ini juga penting untuk diketahui, karena Pasien dengan
Status PDP harus melakukan isolasi baik itu secara dini maupun di
Rumah sakit jika gejala menjadi lebih parah.
2) Peningkatan jumlah kasus dan/atau kematian

Secara bermakna diketahui dari pengamatan kurva epidemiologi kasus


dan/atau kematian. Adanya kecenderungan peningkatan kasus
dan/atau kematian dalam kurun waktu hari atau minggu menjadi bukti
peningkatan bermakna.
3) Kecepatan penyebaran penyakit di suatu area/wilayah

Hal ini dilakukan dengan melakukan pengamatan area/wilayah


penyebaran penyakit secara harian dan mingguan. Penambahan
area/wilayah penyebaran penyakit dalam kurun waktu hari atau
minggu menjadi bukti cepatnya penyebaran penyakit.
4) Terjadinya transmisi lokal di suatu area/wilayah

Hal ini menunjukkan bahwa virus penyebab penyakit telah


bersirkulasi di area/wilayah tersebut dan bukan merupakan kasus dari
daerah lain.
d. Tujuan Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
Tujuan dari diberlakukannya PSBB adalah untuk mencegah meluasnya penyebaran
penyakit kedaruratan kesehatan masyarakat (KKM) yang dapat atau sedang terjadi
antarorang di suatu wilayah dan/atau daerah tertentu. Pembatasan Sosial Berskala
Besar ( PSBB) ini dilakukan untuk membatasi aktivitas dan kegiatan social seperti
melakukan peliburan sekolah dan tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan, dan
atau pembatasan kegiatan di tempat/fasilitas umum. Pembatasan social berskala besar

37
38

ini dilakuakan oleh pemerintah daerah tingkat provinsi atau pemerintah kabupaten/kota
setelah mendapat persetujuan Menteri Kesehatan melalui keputusan Menteri. Hal
tersebut telah sesuai dengan aturan yang berlaku dalam Permenkes Nomor 9 Tahun
2020 Tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepat
Penanganan Corona Virus Disease 2019.

38
39

B. Keaslian Penelitia
Tabel 1. Keaslian penelitian

No Nama & Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan & Perbedaan
1 Ashari agus Peningkatan Hasil penelitian ini sejalan yang 1. Persamaan
Erwin dkk(2020) pengetahuan, sikap dan diungkapan Zahwan, 2018 bahwa a. Kesamaan dalam penelitian ini
praktik cuci tangan faktor yang tidak mengalami adalah meneliti tentang cuci
pakai sabun pada anak peningkatan adalah variabel sikap tangan di masa pandemic covid-
kelas v sekolah dasar sebelum dan sesudah intervensi 19
melalui senam cuci promosi kesehatan terkait cuci 2. Perbedaan
tangan pakai sabun di tangan pakai sabun (CTPS), hal yang a. Penelitian ini menggunakan
masa pandemic covid- berbeda ditemukan (Wati et al., rancangan desain non equivalent
19 2017) bahwa ada peningkatan Sikap pre- post test control group
setelah dilakukan intervensi design, Pada rancangan ini
penayangan video tentang cuci subjek dalam penelitian terdiri
tangan pakai sabun. dari dua kelompok, yaitu satu

39
40

kelompok intervensi dengan


menggunakan metode Senam
CTPS dan satu kelompok kontrol
tanpa menggunakan metode.
b. Sampel penelitian ini merupakan
murid kelas V sekolah dasar
sedangkan penelitian ini tenaga
kerja Rumah Sakit Sultan Syarif
Mohammad Alkadrie Pontinak
2 Shely Silfia Gambaran pelaksanaan Hasil menggambarkan bahwa : 1. Persamaan
Ratna Ningsih, kegiatan kebersihan 1) sebelum kontak dengan pasien a. Kesamaan dalam penelitian ini
dkk(2020) tangan oleh petugas sebagian besar hand hygiene tidak adalah tentang pelaksanaan hand
kesehatan di rumah dilakukan oleh mahasiswa yaitu hygiene di rumah sakit.
sakit dustira cimahi sebesar 89,8 % pada shift malam, 2) 2. Perbedaan
pada masa pandemic sebelum tindakan terhadap pasien a. Instrumen penelitian
covid-19 sebagian besar hand hygiene tidak menggunakan lembar observasi
dilakukan oleh mahasiswa sebanyak dengan menggunakan work
89,8% pada shift malam, 3) sesudah sampling.
kontak dengan pasien sebagian besar b. Sampel penelitian ini

40
41

kegiatan hand hygiene dilakukan merupakan petugas rumah sakit


tidak sempurna oleh dokter sebanyak dustira cimahi sedangkan
75% pada shift sore, 4) sesudah penelitian ini tenaga kerja
kontak dengan cairan tubuh pasien Rumah Sakit Sultan Syarif
sebagian besar hand hygiene Mohammad Alkadrie Pontinak
dilakukan tidak sempurna oleh
mahasiswa sebanyak 82,4% pada
shift pagi, dan 5) sesudah kontak
dengan lingkungan pasien sebagian
besar hand hygiene dilakukan tidak
sempurna oleh dokter sebanyak 75%
pada shift sore. Berdasarkan hasil
observasi, ketidak patuhan
pelaksanaan kegiatan kebersihan
tangan disebabkan karena media
yang digunakan kurang memadai
seperti campuran air pada sabun
yang terlalu banyak, tisu yang jarang
tersedia, antiseptik berbasis alkohol

41
42

murni sehingga menimbulkan bau


yang menyengat dan terasa panas
ditangan serta lengket.
3 Hendro Tingkat kepatuhan five Dari 365 indikasi 5 momen cuci 1. Persamaaan
Wahjono(2020) moment pelaksanaan tangan didapatkan tindakan cuci a. Jenis penelitian yang digunakan
cuci tangan perawat tangan sebanyak 138 (37.8%). Ruang Penelitian ini merupakan
rumah sakit X di dengan kepatuhan tertinggi adalah penelitian obervasional deskriptif
semarang Lavender (77.7%). Seluruh dengan desain cross-sectional.
Pada masa pandemic responden telah mengetahui tentang b. Alat yang digunakan adalah
covid-19 5 momen cuci tangan (71 lembar observasi indikasi 5
responden). Sebanyak 60% momen WHO dan kuisioner
responden telah bekerja selama menilai karakteristik sampel.
kurun waktu 1-4 tahun. 85% 2. Perbedaan
responden telah mendapatkan a. Sampel penelitian ini merupakan
pelatihan cuci tangan (42 responden). perawat rumah sakit X
Lebih dari 90% responden menilai penelitian ini tenaga kerja
fasilitas dan lingkungan kerja Rumah Sakit Sultan Syarif
kondusif. Kesimpulan : Tingkat Mohammad Alkadrie Pontinak
kepatuhan cuci tangan 5 momen

42
43

perawat RS X sebesar 37.7%.

43
44

C. Kerangka Teoritis
Berdasarkan uraian sebelumnya maka dapat dibuat kerangka teori
sebagai berikut : Gambar 3. Kerangka Teori

COVID-19 atau Corona Tenaga kerja yang rentan terpapar covid-19:


Virus Disease-  Dokter
2019merupakan penyakit  Perawat
menular yang disebabkan  Admin
oleh virus corona yang baru  Satpam
 Laundry
ditemukan dan dikenal
 pramusaji
sebagai sindrom
pernapasan akut parah virus
corona 2 (SARS-CoV-2). Aktivitas tenaga kerja yang beresiko terkena covid-
Kasus manusia pertama 19 :
COVID-19 diidentifikasi di
Kota Wuhan, Cina pada  Dokter : saat melakukan pemeriksaan
Desember 2019 (ILO, pasien
2020)  Perawat : saat melakukan tindakan
keperawatan pada pasien
 Admin : saat melakukan pelayanan
administrasi pasien
Transmisi virus  Satpam : saat membantu pasien baru yang
COVID-19 adalah datang lewat igd maupun poli rawat jalan.
melalui :  Laundry : saat mencuci laken bekas pasien
 Pramusaji : saat mengantar makanan
1. percikan (droplet) pasien

2. saluran pernapasan

3. kontak/sentuhan

PHBS (pola hidup bersih dan sehat) tenaga


kerja :

Pencegahan penularan 1. Mencuci tangan dengan air besih


covid-19 dan sabun
2. Menjaga jarak dan menghindari
1. Mencuci tangan kerumunan
2. Menggunakan 3. Mencuci tangan pakai sabun (CTPS)
masker 4. Menerapkan etika batuk
3. Menjaga daya 5. Melakukan olahraga rutin
tahan tubuh 6. Konsumsi makanan gizi seimbang
4. Menerapkan
physical 44
distancing dan
isolasi mandiri
5. PSBB
45

Hand Hygiene

Skema 1. Kerangka konseptual gambaran kebiasaan hand hygiene


tenaga kerja di rsud sultan syarif mohamad alkadrie pontianak pada masa
pandemi covid-19 tahun 2020

Keterangan :

: berpengaruh : yanga tidak


di teliti

: yang diteliti

45
46

BAB III

METODE PENELITIAN

A. KERANGKA KONSEP

Penelitian ini menggambarkan dengan jelas arah penelitian yang telah


dilakukan, maka dari itu perlu dirumuskan suatu kerangka konsep
penelitian.Kerangka konsep penelitian pada hakikatnya adalah suatu uraian
dan visualisasi konsep-konsep serta variabel-variabel yang akan diukur
(diteliti) (Notoatmodjo. 2010).
Variabel merupakan karakteristik subyek penelitian yang berubah dari
satu subyek ke subyek lainnya. (Sastroasmoro & Ismael. 2011). Penelitian ini
hanya menggunakan satu variabel yaituKebiasaan hand hygiene tenaga kerja
pada masa pandemic COVID-19.

Gambar 4. : Kerangka konsep

Kebiasaan hand hygiene tenaga kerja pada masa


pandemic COVID-19.

Keterangan :

: Yang diteliti

B. DESAIN PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu suatu pendekatan
yang menekankan analisis pada data-data numerical (angka) yang diolah
dengan metode statistika (Azwar. 2017). Dengan desain deskriptif dan
rancangan cross sectional untuk mengetahui keberadaan variable mandiri, baik
hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri atau variabel

46
47

bebas) tanpa membuat perbandingan variabel itu sendiri dan mencari hubungan
dengan variabel lain dalam satu waktu (Sugiyono. 2017).

Dalam penelian ini, peneliti menggunakan Skala Guttman.


MenurutSkala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas,
yaitu “ya-tidak”; “benar-salah”; “pernah-tidak pernah”; “positif-negatif”; dan
lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikotomi
(dua alternatif). Maka pada dalam skala Guttman hanya ada dua interval yaitu
“setuju” atau “tidak setuju”. Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan
bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang
ditanyakan. Alternatif skor jawaban skala Guttman dapat dibuat skor tertinggi
satu dan terendah nol. Misalnya untuk jawabansetuju diberi skor 1 dan tidak
setuju diberi skor 0. (Sugiyono, 2018:96).

Jenis penelitian ini dimaksudkan untuk mengangkat fakta, keadaan,


variabel, dan fenomena-fenomena yang sedang terjadi saat sekarang. Dalam
penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran kebiasaan hand hygiene
tenaga kerja di rsud sultan syarif mohamad alkadrie pontianak pada masa
pandemi covid-19 tahun 2020melalui alat ukur kuesioner online yang diberikan
kepada responden.

C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang


diteliti (Notoatmodjo, 2012). Sedangkan menurut Hidayat (2010) adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan data
kunjungan pada maret 2021. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

47
48

tenaga kerja di Rumah Sakit Sultan Syarif Mohamad Alkadrie


Pontianakyang terdiri sebagai berikut:

Tabel 2. Jumlah populasi tenaga kerja

No Status Pekrja Jumlah


1 Admin 6
2 Dokter 6
3 Perawat 10
4 pramusaji 4
5 laundry 6
6 satpam 8
Jumlah 40 tenaga kerja

2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari
keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili
seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan random
sampling.

Jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan


pendekatan table Isaac & Michael yang mana jumlah
populasi yang telah diketahui berjumlah 40 tenaga kerja
dengan taraf kesalahan 15% ditemukan jumlah sampel
adalah 34 tenaga kerja, kemudian untuk mengambil sampel
dimasing-masing ruangan, peneliti menggunakan teknik
proportional stratified random sampling, yang dapat
diuraikan sebagai berikut:

a. Stratified sampling, adalah cara penarikan sampel untuk

48
49

populasi yang memiliki karakteristik heterogen atau


karakteristik yang dimiliki populasi bervariasi (Prasetyo B &
Jannah L M. 2005).Selain digunakan untuk populasi yang tidak
homogen, teknik ini juga digunakan bila populasi mempunyai
anggota atau unsur yang berstrata (tingkat) (Sugiyono. 2010).
b. Proportional sampling atau sampling berimbang, yaitu dalam
menentukan sampel, peneliti mengambil wakil-wakil dari tiap-
tiap kelompok yang ada dalam populasi yang jumlahnya
disesuaikan dengan jumlah anggota subjek yang ada di dalam
masing-masing kelompok tersebut (Arikunto. 2010).
c. Random sampling atau sampling acak. Teknik ini disebut juga
serampangan, tidak pandang bulu atau tidak pilih kasih,
obyektif, sehingga seluruh elemen populasi mempuyai
kesempatan untuk menjadi sampel penelitian (Taniredja T &
Mustafidah H. 2011) Penerapan teknik random sampling ini
dengan cara ordinal, yaitu cara mengambil anggota populasi
dari atas ke bawah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
mendaftar seluruh populasi penelitian, kemudian diambil
nomor-nomor tertentu ganjil, genap atau dengan cara kelipatan
(Arifin Z. 2012).

Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa


proportional stratified random sampling adalah teknik pengambilan
sampel pada populasi yang heterogen dan berstrata dengan mengambil
sampel dari tiap-tiap sub populasi yang jumlahnya disesuaikan dengan
jumlah anggota dari masing-masing sub populasi secara acak atau
serampangan.

Teknik pengambilan sampel secara proportional stratified random


sampling digunakan dengan tujuan untuk memperoleh sampel yang
representatif dengan melihat populasi tenaga kerja di Rumah Sakit Sultan

Jumlah Sub Populasi


49
Jumlah Sampel = X Jumlah Sampel yang diperlukan
Jumlah Populasi
50

Syarif Mohammad Alkadrie Pontianak yang berstrata, yakni terdiri


beberapa ruangan yang heterogen (tidak sejenis). Sehingga peneliti
mengambil perwakilan dari masing-masing ruangan untuk dijadikan
sampel.

Tabel 3. Jumlah Sampel Peruangan yang sudah dihitung dengan rumus


Proportionate Stratified Random Sampling

JumlahSub Jumlah Sampel


No status
Populasi Peruangan
1 Admin 6 5
2 Dokter 6 5
3 Perawat 10 9
4 Pramusaji 4 5
5 Laundry 6 5
6 Satpam 8 5
Jumlah Populasi 40 34

50
51

D. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

1. Tempat
Penelitian ini dilakukan pada Rsud Sultan Syarif Mohamad
Alkadrie Pontianak terhitung dari 1 januari 2021 sampai dengan
bulan mei2021.

2. Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan mulai tanggal01 januari
2021 sampai dengan 10 mei mei 2021.

E. DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional adalah mendefinisikan variable


secara operasional berdasarkan karakterisktik yang diamati, sehingga
memungkinkan peneliti utnuk melakukan observasi atau pengukuran
secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2012 : 35).
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai beri

51
52

Tabel 4. Definisi operasional

No. Variabel Definisi operasional Alat ukur Hasil ukur Skala


ukur

ordinal
1. Kebiasaan Yaitu suatu aktivitas Lembar Dengan
hand hygiene atau kegiatan yang ceklist kategori
dilakukan dengan sebanyak atau skor :
keadaan tebiasa atau 12 item
Skor <6 :
tidak dalam pertanyaan
baik
melakukan cuci menggunak
skor >6 :
tangan. an skala
tidak baik
Guttman

52
53

E. INSTRUMENT/ALAT PENGUMPULAN DATA

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh


peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah di
olah (Saryono Dan Anggraeni, 2013: 185 )
Pengukuran variabel pada penelitian ini adalah menggunakan skala
Guttman. Menurut Sugiyono (2016:96) skala Guttman memiliki pengukuran
variabel dengan tipe jawaban yang lebih tegas, yaitu “Ya dan Tidak”, “Benar
dan Salah”, “Pernah-Tidak Pernah”. Penelitian ini menggunakan teknk 12
jawaban Ya dan Tidak, dengan penilaian jawaban Ya diberi skor 1 dan Tidak
diberi skor 0.Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan jawaban baik dan
tidak baik. Dengan penelitian jawaban ya diberi skor >6 dan tidak diberi skor
<6.
Menghitung total score berdasarkan jawaban dari masyarakat
menggunakan rumus berdasarkan (Chen dan Volpe,1998), yaitu:

jumlah jawaban yang benar


x 100%
jumlah pertanyaan
Jawaban “Ya” memiliki skor 1 dan jawaban “Tidak” memiliki skor
0.

F. UJI VALID DAN REALIBITAS

Uji validitas adalah kesesuaian antara alat ukur dengan sesuatu


yang akan diukur, sehingga hasil ukur yang didapat akan mewakili dimensi
ukuran yang sebenarnya dan dapat dipertanggungjawabkan (Herdiansyah. 2010).
Uji validitas kuesioner akan diujicobakan pada 34 responden yang memiliki
karakteristik yang sama dengan subjek penelitian yaitu tenaga kerja yang bekerja
di Rumah Sakit sultan syarif mohammad alkadrie pontianak yang merawat ,

53
54

melayani maupun penyintas pasien penderitaCOVID-19.


Kuesioner penelitian ini mengguanakan uji validitas korelasi point
biserial dengan hasil valid terdapat 12 soal, dimana dikatakan valid apabila nilai
uji > nilai tabel atau >6. Sedangkan reliabilitas adalah kekonsistenan, keajegan,
dan ketetapan. Artinya jika kita mengukur sesuatu secara berulang-ulang dengan
kondisi yang sama atau relatif sama, maka kita akan mendapatkan hasil yang sama
atau relatif sama pula antara pengukuran pertama dan pengukuran berikutnya.
Dapat pula berarti hasil yang didapat antara peneliti satu dengan peneliti lainnya
sama atau relatif tidak jauh berbeda, sehingga memunculkan suatu sudut pandang
dan akan melahirkan kepercayaan terhadap hasil tersebut (Herdiansyah, 2010). Uji
reliabilitas pada penelitian ini menggunakan cronbachalpha dengan nilai>6.
Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan
1 atau 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian (Arikunto.2010).

G. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh


peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.
Sementara itu instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data.

Sedangkan Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2015, hlm


137)Pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.” Pada penelitian ini
yang berjudul gambaran kebiasaan hand hygiene tenaga kerja di Rsud Sultan
Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak Pada Masa Pandemic Covid -19 peneliti
akan mengumpulkan data berdasarkan dari lembar ceklist yang digunakan selama
pengamatan hand hygiene tenaga kerja di RSUD SSMA Pontianak.

Proses pengambilan data, diawali dengan peneliti meminta izin


dari kampus Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak

54
55

yang direalisasikan dengan pemberian surat izin untuk pengambilan data


di tempat penelitian yaitu di Rumah Sakit Sultan Syarif Mohamad
Alkadrie Pontianak.
Pada hari Senin, 01 januari 2021, peneliti memberikan tembusan
surat izin kepada Direktur atau Pimpinan Rumah Sakit Sultan Syarif
Mohamad Alkadrie Pontianak untuk memohon izin dalam melakukan
penelitian di Rumah Sakit tersebut. Kemudian pada tanggal 7 april 2021,
peneliti melakukan studi pendahuluan untuk melakukan perkenalan dan
penyampaian maksud dan tujuan penelitian dengan seluruh staff tenaga
kerja di masing-masing ruangan yang sudah ditentukan.
Pada hari kamis 8 juli 2021, peneliti melakukan pendekatan dengan
tenaga kerja dan meminta ijin untuk mempraktekan hand hygiene yang
baik dan benar, kemudian peneliti menjelaskan maksud dan tujuan
penelitian dengan melampirkan Lembar Permohonan Menjadi Responden
dan Lembar Persetujuan Menjadi Responden dalam bentuk selembar
kertas yang dibagikan. Setelah staf tenaga kerja bersedia menjadi
responden penelitian, maka lembar ceklist tersebut dijadikan sebagai data
penelitian. Setelah responden mengisi, peneliti memantau apakah
responden mencuci tangan sesuai dengan pont yang tertera di lembar
ceklist tersebut atau tidak.. Peneliti mengambil data penelitian sesuai
dengan tanggapan yang diberikan terlebih dahulu atau yang masuk terlebih
dahulu untuk mencapai jumlah target sampel yang telah ditentukan yaitu
peneliti mengambil 34 data responden Kemudian peneliti mengumpulkan
lembar ceklist tersebut dan data yang didapat digunakan sebagai data
penelitian.
Pada Hari rabu 11 juli 2021, setelah semua proses pengambilan
data atau penelitian selesai, peneliti melakukan perpisahan dan ucapan
terima kasih kepada seluruh tenaga kerja Rsud Sultan Syarif Mohamad
Alkadrie Pontianak.

H. EVALUASI/RENCANA ANALISIS DATA

55
56

a. Analisis data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
analisis univariat, adalah suatu teknik analisis data terhadap satu variabel
secara mandiri, tiap variabel dianalisis tanpa dikaitkan dengan variabel
lainnya. Analisis univariat biasa juga disebut analisis deskriptif
atau statistik deskriptif yang bertujuan menggambarkan kondisi fenomena
yang dikaji(Notoatmodjo, 2010).

b. Rencana pengolahan data

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam


pengolahan data yang dibagi menjadi 5 tahap menurut setiadi (2013:139-
142), yaitu sebagai berikut :

1) Editing/ memeriksa, yaitu memeriksa daftar pertanyaan yang telah


diserahkan para pengumpul data. Dalam proses editing ini peneliti
memeriksa kembali kejelasan dan kelengkapan pengisian instrumen
pengumpulan data dari responden yang diminta untuk mengisi
kuesioner yang dibagi oleh peneliti.
2) coding
Coding adalah mengklasifikasi jawaban-jawaban dari para
responden kedalam bentuk angka/bilangan. Biasanya klasifikasi
dilakukan denga cara memberi tanda/kode berbentuk angka pada masing-
masing jawaban (Setiadi. 2013). Kegunaan dari koding untuk penelitian
adalah untuk mempermudah pada saat analisa data dan juga
mempercepat pada saat proses entry data. Dalam penelitian ini digunakan
coding sebagai berikut:
>6 : berarti Ya” terlaksananya hand hygiene oleh responden dengan
baik
<6 : berarti Tidak” terlaksananya hand hygiene oleh responden
dengan tidak baik

56
57

3) Scoring
Menentukan skor atau nilai pada tiap item pertanyaan dan
menetukan nilai terendah dan tertinggi (Setiadi. 2013). Skoring disini
untuk menilai variabel yang diteliti yaitu kebiasaan hand hygiene tenaga
kerja dalam menghadapi pandemi COVID-19 di Kota Pontianak dengan
menggunakan kuesioner yang terdiri dari 12 pertanyaan. Tiap item dinilai
menggunakan skala Guttman dengan pilihan jawaban ya (1) tidak (0)
Jumlah pertanyaan sebanyak 12 nomor pada pertanyaan nomor 1-12.
1) Setiap pertanyaan mempunyai 2 pilihan jawaban ceklis.
2) Masing-masing jawaban diberi skor tertinggi 12 dan terendah 0
Penentuan kebiasaan hand hygiene tenaga kerja dengan cara
menjumlah nilai skor dan item 1- 12 dengan hasil:
1) >6 = Baik
2) <6 = tidak baik

c. Tabulating
Tabulating adalah mencatat atau entry data kedalam induk
penelitian (Hidayat. 2012). Tabulasi data dalam penelitian ini didasarkan
pada kuesioner hasil pengukuran kebiasaan hand hygiene tenaga kerja
Rumah Sakit Sultan Syarif Mohammad Alkadrie Pontianak. Setelah itu
peneliti melakukan scoring kemudian peneliti mengolah data.

I. ETIKA PENELITIAN

Peneliti melakukan penelitian atas izin dari sekolah tinggi ilmu


keperawatan muhadiyah Pontianak dengan memperhatikan dan menerapkan
prinsip etika dalam penelitian menurut nursalam (2011 : 114-115) yaitu sebagai
berikut :

Prinsip manfaat :

57
58

a) Bebas dari penderitaan. Penelitian harus dilaksanakan tanpa


mengakibatkan penderitaan kepada subjek, khususnya jika
menggunakan tindakan khusus
b) Bebas dari eksploitasi. Subjek harus diyakinkan bahwa partisipasinya
salam penelitian atau informasi yang telah diberikan , tidak akan
dipergunakan dalam hal-hal yang dapat merugikan subjek dalam
bentuk apapun.
c) Risiko (benefits ratio) peneliti harus berhati-hati
mempertimbangkan resiko dan keuntungsn yang akan berakibat
kepada subjek dalam bentuk apapun.
d) Prinsip menghargai hak asasi manusia (Respect Human Dignity)
e) Hak untuk ikut/ tidak menjadi responden (right to self
determination)subjek mempunyai hak untuk memutuskan apakah
mereka bersedia menjadi subjek ataupun tidak, tanpa adanya sanksi
apapun.
f) Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan
(right to full disclosure). Seorang peneliti harus memberikan
penjelasan secara rinci serta bertanggung jawab bila ada sesuatu
yang terjadi kepada sebjek.
g) Informed consent. Subjek harus mendapatkan informasi secara
lenkgap tentang tujuan penelitian yang akan dilaksanakan,
mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi atau menolak menjadi
responden.
h) Prinsip keadilan (right to justice)
i) Hak untuk mendapatkan pengobatan atau perlakuan yang adil
(right in fair treatment). Subjek harus diperlakukan secara adil baik
sebelum, selama dan sesudah keikutsertaannya dalam penelitian
tanoa adanya diskriminasi apabila ternyata mereka tidak bersedia
atau dikeluarkan dari penelitian.

58
59

j) Hak dijaga kerahasiaannya(right to privacy) subjek mempunyai


hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus dirahasiakan,
untuk itu perlu adanya tanpa nama dan rahasia.

J. Jadwal penelitian

Jadawal penelitian yang meliputi persiapan, pelaksanaan dan


pelaporan hasil. Penelitian dalam bentuk bar chat. Jadwal maksimal 5 bulan yaitu
dimulai bulan januari 2021 sampai dengan mei 2021.

Tabel 5. Jadwal penelitian

NO BULAN
KEGIATAN
januari febuari Maret April Mei
1 Pembuatan

59
60

Proposal
2 Membuat
instrument
penelitian
3 Sidang
proposal

4 Mengurus izin

5 Menggandaka
n instrument
6 Uji coba
instrument
7 Uji Coba
Validitas Dan
Reliabilitas
8 Mendapatkan
Instrument
Jadi
9 Menyebarkan
Instrument
Penelitian
10 Melakukan
Observasi
11 Pengumpulan
hasil

DAFTAR PUSTAKA

1. Asfawi. (2014). Hubungan kebiasaan cuci tangan mengggunakan


air dan sabun dengan jumlah koloni kuman pada telapak tangan
diruang rawat inap RSUD Semarang tahun 2014.

60
61

2. digilib.ampl.or.id/detail/detail.php?
row=2&tp=artikel&ktg=sanitasi&kd_li nk=&kode=257- 16k.(10
Oktober 2015).
3. Depkes RI. (2011). Biasakan Mencuci Tangan Menggunakan
Sabun Pada Lima Waktu Kritis.
4. http://www.depkes.go.id/index.php/component/content/article/43-
newsslider/1694-biasakan cuci-tangan-pakai-sabun-pada-5-
waktukritis.html. 10 September 2015.
5. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain.(2010).Strategi Belajar
Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta.
6. Utama,H.W. (2006). Infeksi Nosokomial. Dari http:
//zmutclik.blogspot.com /2010/01/ infeksi-nosokomial html.
Diakses pada 17 bulan Oktober 2015.
7. WHO. (2010). Hand hygiene keperawatan. WHOGlobal Infobase.
8. Zain.(2011). Pengaruh pendidikan kesehatan cuci tangan pada
mahasisawa di RSUD Banjar tahun 2011
9. Zulpahiyana. (2011). Efektifitas hand hygiene pada handover
keperawatan dalam meningkatkan kepaatuhan perawat. 2010
10. Zulpahiyana. (2011). Efektifitas hand hygiene pada handover
keperawatan dalam meningkatkan kepaatuhan perawat. 2010
11. Zulpahiyana. (2011). Efektifitas hand hygiene pada handover
keperawatan dalam meningkatkan kepaatuhan perawat. 2010
12. Kesehatan merupakan aspek penting kebersihan tangan (Radji,
2010)
13. Luby et al. (2011). The Effect of Handwashing at Recommended
Times with Water Alone and With Soap on Child Diarrhea in
Rural Bangladesh: An Observational Study. PLoS Medicine 2011,
8 (6):40-52 , jurnal.uhamka.ac.id

61
62

14. https://media.neliti.com/media/publications/19761-ID-pengaruh-
jumlah-tenaga-kerja-tingkat-pendidikan-pekerja-dan-
pengeluaran-pendidik.pdf
15. http://jurnalpenyakitdalam.ui.ac.id/index.php/jpdi/article/view/415
16. https://wellness.journalpress.id/wellness/article/view/21026/pdf
17. https://jurnalrespirologi.org/index.php/jri/article/download/101/11
0

INFORMED CONSENT
PENELITIAN

GAMBARAN KEBIASAAN HAND HYGIENE TENAGA KERJA DI RSUD


SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE PONTIANAK PADA MASA
PANDEMI COVID-19 TAHUN 2020/2021

62
63

Peneliti:

ISA HAIRONI
SNR19214048

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2020/2021

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

Saya Isa Haironi dari mahasiswa STIK MUHAMMADIYAH PONTIANAK


akan melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran Kebiasaan Hand Hygiene
Tenaga Kerja Di Rsud Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak Pada Masa
Pandemi Covid-19 Tahun 2020/2021

63
64

Penelitian ini bertujuan mengetahui Kebiasaan Hand Hygiene Tenaga Kerja Di


Rsud Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak Pada Masa Pandemi Covid-19
Tahun 2020/2021
.
Penelitian ini membutuhkan 34 responden, dengan menggunakan kuesioner
sebagai
alat ukur keberhasilan penelitian di mana kuesioner terdiri dari karakteristik
responden dan kuesioner berupa lembar ceklist . Penelitian ini akan
dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan juli tahun 2021.

A. Kesukarelaan untuk ikut penelitian


Ibu dan Bapak mengikuti penelitian ini tanpa ada paksaan. Bila Ibu dan Bapak
sudah memutuskan memberikan izin untuk ikut serta dalam penelitian ini,
maka Ibu dan Bapak diharapkan dapat mengisi dan menandatangani lembar
persetujuan. Ibu dan Bapak juga dapat mengundurkan diri dalam penelitian ini
jika berubah pikiran atau tidak berkenan untuk dilakukan penelitian.

B. Prosedur Penelitian.
Apabila Ibu dan Bapak telah memberikan izin untuk berpatisipasi dalam
penelitian ini, maka akan diminta untuk menandatangani lembar persetujuan
sebanyak rangkap dua, satu untuk Bapak/Ibu simpan, dan satu untuk peneliti.
Prosedur selanjutnya adalah Ibu dan Bapak akan diminta melakukan Pre Test
untuk mengisi kuesioner dengan cara memberikan tanda check list pada kolom
yang sudah disediakan pada kuesioner, selanjutnya mengikuti kelas tetang
penggunaan masker, dan setelah itu Ibu dan Bapak akan diminta melakukan
Post Test dengan mengisi kuesioner yang sama pada saat Pre Test.
C. Kewajiban subjek penelitian
Sebagai subjek penelitian, Ibu dan Bapak berkewajiban mengikuti aturan atau
petunjuk penelitian seperti yang tertulis diatas. Bila ada yang belum jelas, Ibu
dan Bapak dapat bertanya lebih lanjut kepada peneliti.
D. Risiko dan Efek Samping dan penanganannya.

64
65

Penelitian ini tidak mempunyai risiko klinis terhadap responden.

E. Manfaat
Keuntungan yang didapatkan adalah dapat menjaga dan meminimalisir penularan
covid-19 dan menjaga kebersihan.
F. Kerahasian
Semua informasi yang berkaitan dengan indentitas Ibu dan Bapak sebagai
responden akan dirahasiakan dan hanya dipergunakan dalam penelitian ini.
Hasil penelitian akan dipublikasikan tanpa indentitas Ibu dan Bapak.
G. Kompensasi
Peneliti tidak memberikan kompensasi.
H. Pembiayaan
Semua biaya yang terkait dengan penelitian akan ditanggung oleh peneliti
tanpa meminta sedikitpun biaya pada responden.
I. Informasi Tambahan
Ibu dan Bapak diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum
jelas sehubungan dengan penelitian ini. Bila sewaktu-waktu membutuhkan
penjelasan lebih lanjut dapat menghubungi peneliti ISA HAIRONI pada
nomor 085347824359.

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN UNTUK KEIKUTSERTAAN


DALAM PENELITIAN

Semua penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan oleh Reza Kurniawan,
dari Mahasiswa STIK Muhammadiyah Pontianak tentang “Gambaran Kebiasaan Hand
Hygiene Tenaga Kerja Di Rsud Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak Pada
Masa Pandemi Covid-19 Tahun 2020/2021 ” telah disampaikan kepada saya dan

65
66

semua pertanyaan telah dijawab oleh peneliti. Saya mengerti bahwa bila memerlukan
penjelasan, saya dapat menanyakan kepada Isa Haironi secara langsung atau lewat
telepon pada no HP 085347824359
.
Saya sebagai responden :......................(kode diisi oleh peneliti)
SETUJU

Untuk berpatisipasi dalam penelitian ini.


Tanggal : ............................................................
Tanda tangan responden : ............................................................
Nama responden : ............................................................
Tanda tangan saksi : ............................................................
Nama saksi : ...........................................................

LEMBAR KUESINOER
Efektifitas Demonstrasi Interaktif Terhadap Pengetahuan Penggunaan Masker Di
Masa Pandemi Covid-19 Di Wilayah Kerja Upt Puskesmas Alianyang
Petunjuk pengisian
a. Bacalah terlebih dahulu kuesioner penelitian ini dengan seksama!
b. Jawablah pertanyaan dengan sebaik-baiknya.
c. Berilah tanda (✓) pada salah satu pilihan jawaban yang sesuai dengan

66
67

pendapat anda.

A. Karakteristik Responden
Inisial Responden :
No. Responden :
Jenis Kelamin :
Usia :
Tingkat Pendidikan : SD: SMP : SMA:
PT : Tidak Sekolah:

Pekerjaan : : Mahasiswa/Pelajar PNS


TNI/Polri Swasta
IRT Petani Lain-lain

CARA MENCUCI TANGAN YANG BAIK DAN BENAR

NO KEGIATAN YA TIDAK
1. Membuka keran air.

2. Mencuci tangan dengan air mengalir.


3. Membasuh seluruh pergelangan tangan, punggung tangan sampai ujung
jari dengan air mengalir.
4. Mengambil sabun secukupnya.
5. Meratakan sabun dengan kedua telapak tangan sampai berbusa.
6. Menggosok-gosok kedua telapak tangan .
7. Menggosok punggung tangan kanan dengan tangan kiri dan sebaliknya
(bergantian )
8. Menggosok sela-sela jari tangan kanan dengan tangan kiri dan sebaliknya
(bergantian)
9. Membersihkan ujung jari dengan mengatupkan kedua ujung jari tangan
kanan dan kiri (bergantian).
10. Menggosok ibu jari dengan cara, ibu jari kanan berputar dalam
genggaman tangan kiri dan sebaliknya (bergantian)
11. Meletakkan ujung jari tangan kanan ke telapak tangan kiri kemudian
gosok perlahan secara memutar dan sebaliknya (bergantian).

67
68

12 Menggenggam pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan


menggosok dengan gerakan memutar secara bergantian.
13. Membilas kedua tangan dengan air mengalir sampai bersih.
14. Mengeringkan kedua tangan dengan handuk bersih dan kering.
A.
KETERANGAN :
* Beri tanda Checklist ( √ )pada jawaban YA jika Responden
Melakukannya dan
* Beri tanda Checklist ( √ ) pada jawaban TIDAK jika Responden Tidak
Melakukannya

68

Anda mungkin juga menyukai