Anda di halaman 1dari 71

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA SELAMA

MASA PANDEMI DI DESA PAHOKNG KECAMATAN


MEMPAWAH HULU KABUPATEN LANDAK

PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Strata Satu (S1)
Pada Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak

Oleh:

UTARI
NIM: SNR 19214030

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2021
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA SELAMA
MASA PANDEMI DI DESA PAHOKNG KECAMATAN
MEMPAWAH HULU KABUPATEN LANDAK

PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Strata Satu
(S1) Pada Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah
Pontianak

Oleh:

UTARI
SNR19214030

PROGRAM STUDI STRATA SATU TAHAP AKADEMIK


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
PONTIANAK
2021

ii
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA SELAMA


MASA PANDEMI DI DESA PAHOKNG KECAMATAN
MEMPAWAH
HULU KABUPATEN LANDAK

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

UTARI
NIM: SNR19214030
Telah Dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pontianak, 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Wida Kuswida Bhakti, S.Kp. M.Kes Amelyadi, S.Ag.,M.Si


NIDN:0404126601 NIDN:1109097801

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

UJIAN PROPOSAL

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA SELAMA


MASA PANDEMI DI DESA PAHOKNG KECAMATAN
MEMPAWAH HULU KABUPATEN LANDAK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Strata Satu
(S1) Pada Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah
Pontianak

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:


UTARI
Nim: SNR19214030

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Wida Kuswida Bhakti, S.Kp. M.Kes Amelyadi, S.Ag.,M.Si


NIDN:0404126601 NIDN:1109097801

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ners

Ns. Gusti Jhoni Putra, M., Pd, M., Kep


NIDN: 1116108503

iv
PENGESAHAN PROPOSAL
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA SELAMA
MASA PANDEMI DI DESA PAHOKNG KECAMATAN
MEMPAWAH HULU KABUPATEN LANDAK
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

UTARI
NIM: SNR19214030
Telah Dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pontianak, 2021

NO NAMA TANDA TANGAN

1 Ns. Imran, MHS

2 Dr. Wida Kuswida Bhakti, S.Kp. M.Kes

3 Amelyadi, S.Ag.,M.Si

Proposal ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk


memperoleh gelar sarjana keperawatan
Pontianak, 2021

Ketua STIK Muhammadiyah Ketua Program Studi Ners

Ns. Haryanto, MSN., Ph., D Ns. Gusti Jhoni Putra, M., Pd, M., Kep
NIDN: 1131017701 NIDN: 1116108503

v
LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN (REVISI)
SEMINAR PROPOSAL PENELITIAN
Nama : Utari

NIM : SNR19214030

Judul : Gambaran tingkat kecemasan pada lansia selama


masa pandemi di Desa Pahongk Kecamatan
Mempawah Hulu Kabupaten Landak

TELAH DIREVISI HASIL LAPORAN PENELITIAN DAN

DISETUJUI OLEH TIM PEMBIMBING YAITU:

NO NAMA TANDA TANGAN

1 Ns. Imran, MHS

2 Dr. Wida Kuswida Bhakti, S.Kp. M.Kes

3 Amelyadi, S.Ag.,M.Si

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Wida Kuswida Bhakti, S.Kp. M.Kes Amelyadi, S.Ag.,M.Si


NIDN:0404126601 NIDN:1109097801

vi
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Proposal Skripsi ini dengan judul:”
Gambaran Tingkat Kecemasan Lansia Selama Masa Pandemi Di Desa Pahokng
Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten Landak”, beserta isinya adalah rencana
penelitian saya sendiri. Adapun kutipan hanya sebatas referensi semata dan
apabila di kemudian hari Hasil Penelitian yang saya buat ini terbukti meniru atau
menjiplak karya orang lain, saya bersedia mendapat sanksi akademis maupun
sanksi pidana dari lembaga yang berwenang.

Pontianak, Februari 2021

Hormat Saya,

UTARI
SNR19214030

vii
KATA PENGANTAR

Pujidansyukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena


berkat kasih dan hikmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal
penelitian ini dengan judul “Gambaran Tingkat Kecemasan Lansia Selama Masa
Pandemi Di Desa Pahokng Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten Landak”.

Proposal ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar
strata satu (S1) tahap akademik keperawatan STIK Muhammadiyah Pontianak.
Proposal ini berisikan III BAB yang terdiri dari:
1. Bab I menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian dan manfaat penelitian.
2. Bab II menjelaskan tentang tinjauan pustaka, keaslian penelitian, variabel
penelitian dan definisi operasional.
3. Bab III menjelaskan tentang desain penelitian, populasi dan sampel
penelitian, tempat dan waktu penelitian, instrumen penelitian, prosedur
pengumpulan data, rencana pengolahan data, rencana analisis data, etika
penelitian dan rancangan kegiatan.
Peneliti menyadari bahwa dalam proposal ini masih banyak kekurangan
dan kelebihan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan untuk menyempurnakan skripsi ini. Demikianlah proposal penelitian
ini disusun, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Pontianak, 2021

Penulis,

Materai

6000

UTARI

NIM SNR19214030

viii
LEMBAR PERSEMBAHAN

Sesungguhnya selama penyusunan proposal ini, banyak pihak telah


memberikan dorongan dan bantuan sehingga penulisan ini selesai tepat waktu.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
A. Haryanto, S.Kep, Ners. MSN.Ph.D. WOC/ETN Ketua STIK
Muhammadiyah Pontianak.
B. Ns. Gusti Jhoni Putra, M.Pd, M.Kep selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan
STIK Muhammadiyah Pontianak
C. Dr. Wida Kuswida Bhakti, S.Kp.,M.Kespembimbing 1 yang telah banyak
memberikan arahan, sumbangan fikiran serta membantu dalam kelancaran
penyelesaian proposal ini.
D. Amelyadi, S.Ag.,M.Si pembimbing 2 yang telah banyak memberikan
arahan, sumbangan fikiran serta membantu dalam kelancaran penyelesaian
proposal ini.
E. Ns. Imran, MHS penguji utama yang sudah memberikan masukan dan saran
demi kebaikan proposal penelitian ini.
F. Segenap Dosen Jurusan S1 keperawatan serta Keluarga besar STIK
Muhammadiyah Pontianak yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.
G. Ayah (Kireb) dan Ibu (Elisabet )sebagai kedua orang tua saya yang selalu
memberikan dukungan dalam bentuk motivasi maupun dalam bentuk materi
serta selalu mendoakan saya demi kelancaran dalam proposal ini.
H. Teman-teman seperjuangan saya yang selalu memberikan dukungan moral
Mariana, Regina Heni, Ofa Jekri Juli Cagata Putra dan teman-teman
seperjuangan kelas Non Reguker B Keperawatan STIK Muhammadiyah
Pontianak angkatan 2019.
I. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya skripsi ini tidak bisa saya
sebutkan satu persatu.

ix
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkat dan rahmat-Nya atas
bantuan yang telah diberikan kepada penulis.Penulis berharap proposal ini bisa
bermanfaat bagi semua pihak yang membaca, termasuk penulis sendiri, meskipun
penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis
miliki.

Pontianak, 2021

Penulis,

UTARI
SNR19214030

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL.......................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN PROPOSAL..........................................................iv
PENGESAHAN PROPOSAL...........................................................................................v
LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN (REVISI)...................................................vi
SURAT PERNYATAAN...................................................................................................vii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................viii
LEMBAR PERSEMBAHAN............................................................................................ix
DAFTAR ISI......................................................................................................................xi
DAFTAR TABEL..............................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian...................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori...........................................................................................................6
B. Keaslian Penelitian..................................................................................................20
C. Variabel Penelitian..................................................................................................25
D. Definisi Operasional................................................................................................26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian.....................................................................................................27
B. Populasi dan Sampel Penelitian...............................................................................27
C. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................................................30

xi
D. Instrumen atau Alat Pengumpulan Data..................................................................30
E. Validitas dan Reabilitas...........................................................................................30
F. Prosedur Pengumpulan Data...................................................................................32
G. Rencana Pengolahan dan Analisa Data...................................................................33
H. Etika Penelitian........................................................................................................34
I. Rancangan Kegiatan Penelitian...............................................................................36
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1..............................................................................................................................9

Tabel 2.2..............................................................................................................................20

Tabel 2.3..............................................................................................................................26

Tabel 3.1..............................................................................................................................28

Tabel 3.2..............................................................................................................................29

Tabel 3.3..............................................................................................................................36

xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tahun 2020 dunia dikejutkan dengan sebuah virus baru yang mewabah
hampir diseluruh negara virus baru ini dikenal dengan corona virus dengan
penyakitnya disebut Coronavirues Disease 2019 (Covid-19). Coronavirues
Disease atau yang disebut COVID-19 adalah penyakit yang bisa menular yang
disebabkan oleh jenis virus corona yang baru ditemukan pada tahun 2019 dan
menjadi sebuah pandemi yang terjadi diseluruh negara di dunia (WHO, 2020).
Jumlah kasus COVID-19 di dunia pada tanggal 13 Januari 2021 menurut
WHO tercatat kasus yang terkonfirmasi sebanyak 90.054.813 kasus positif
COVID-19 (Barratut, 2021)
Persentase jumlah kasus COVID-19 berlangsung cepat dan telah terjadi
penambahan kasus di Indonesia pada tanggal 22 Januari 2021 jumlah kasus
yang terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 965.283 yang sembuh positif
COVID-19 berjumlah 781.147 yang meninggal positif COVID-19 berjumlah
27.453 yang mengalami suspek berjumlah 79.349 dan jumlah spisimen
sebanyak 77.942 (Kemenkes, 2021). Kalimantan Barat, Rabu 20 Januari 2021
kejadian kasus yang terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 3.634 kasus
terkonfirmasi positif, sebanyak 349 kasus pasien dirawat, dan sebanyak 3,257
kasus sembuh (DinKes Provinsi KalBar, 2021). Jumlah kasus COVID-19 di
Kabupaten Landak Januari 2021 tercatat jumlah kasus yang terkonfirmasi
positif COVID-19 sebanyak 241 kasus, kasus suspek sebanyak 62 kasus dan
kontak erat 1480 kasus (DinKes KalBar, 2021). Pusat Informasi dan
Koordinasi Kabupaten Landak mencatat jumlah kasus COVID-19 pada 2
Februari 2021 pukul 17.00 WIB di Kecamatan Mempawah Hulu tercatat
perilaku perjalanan sebanyak 114 kasus, kontak erat sebanyak 14 kasus,
suspek sebanyak 1 orang serta 6 kasus terkonfirmasi positif COVID-19 (Pusat
Informasi dan Koordinasi Kabupaten Landak, 2021).
2

Tiodora, 2020 yang berjudul “Mencari Kelompok Berisiko Tinggi


Terinfeksi Virus Corona Dengan Discourse Network Analysis” menunjukkan
bahwa kelompok yang berisiko tinggi terkena virus corona ialah kelompok
lansia, penderita penyakit kronis, perokok, penghisap vape, kaum pria dan
orang bergolongan darah A termasuk kelompok rentan terinfeksi Virus
Corona. Kondisi ini membuat lansia akan merasa takut dan kuatir sehingga
mengalami gangguan psikologis, mengurung diri hal ini akan membuat lansia
merasa diabaikan. Mereka merasa kesepian, depresi, cemas, dan takut. Sampai
saat ini belum pasti kapan pandemi COVID-19 akan berakhir mereka takut
tertular, menjadi sumber penularan, dan meninggal karena COVID-19. Salah
paham karena kurang bisa mengakses informasi kesehatan juga menjadi salah
satu penyebab depresi.Informasi mengenai COVID-19 bahkan telah menjadi
infodemik.Sepanjang hari informasi COVID-19 ini menghiasi TV, internet,
media sosial, dan perbincangan sehari-hari.Hal ini menambah beban pikiran
bagi orang tua (Banerjee, 2020).
Cemas merupakan perasaan yang dirasakan seseorang yaitu perasaan
yang tidak tentram hati karena kuatir, rasa gelisah dan rasa takut
(KBBI).Kecemasan bisa timbul karena beberapa faktor yaitu faktor psikologis
(masalah emosional yang dialami dan ada perasaan takut yang dialami), faktor
sosial budaya (faktor ekonomi yang tidak stabil dan latar pendidikan dapat
mempengaruhi kecemasan) dan faktor prespitasi (ancaman yang dirasakan
seseorang yang dapat membahayakan dirinya) (Yusuf, dkk. 2015).
Lanjut usia atau lansia adalah seseorang yang sudah mencapai usia 60
tahun ke atas, menua bukanlah suatu penyakit tetapi suatu proses yang dialami
setiap manusia dan berangsur-angsur mengakibatkan terjadinya perubahan
kumulatif ialah suatu proses penurunan daya tahan tubuh dalam menghadapi
perubahan dari dalam maupun dari luar tubuh. Lansia mengalami gangguan
kesehatan (penyakit degenerati) masalah ini berawal dari kemunduran selsel
tubuh, sehingga fungsi dan daya tahan tubuh menurun serta faktor resiko
terhadap penyakit pun meningkat. Masalah kesehatan yang sering dialami
lanjut usia seperti kekurangan nutrisi, gangguan keseimbangan, kebingungan
3

mendadak, dan lain-lain. Selain itu, beberapa penyakit yang sering terjadi pada
lanjut usia antara lain hipertensi, gangguan pendengaran dan penglihatan,
demensia, osteoporosis dan lain sebagainya (Kholifah, 2016)
Lansia sesuai dengan tahap perkembangan akan mengalami
kemunduran fisik ditandai dengan beberapa serangan penyakit (penyakit
degeneratif) seperti gangguan pada sirkulasi darah, persendian, sistem
pernapasan, neurologi, metabolik, neoplasma dan mental, sehingga keluhan
yang sering terjadi adalah mudah letih, mudah lupa, gangguan saluran
pencernaan, saluran kencing, fungsi indera dan menurunnya konsentrasi
(Festi, 2018). Kondisi ini membuat lansia memiliki resiko yang tinggi
terjangkit COVID-19 karena sudah mengalami penurunan kekebalan tubuh
dan jika ditambah lagi mengalami penyakit degeneratif yang dialami lansia.
Desa Pahongk adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan
Mempawah Hulu Kabupaten Landak yang terdiri dari enam dusun, dengan
jumlah lansia sebesar 6% dari keseluruhan jumlah penduduk. Lansia di desa
pahongk ada sebagian yang masih mampu melakukan aktivitas-aktivitas kecil
seperti melakukan pekerjaan rumah ada juga yang sudah tidak mampu
melakukan apa-apa karena sudah mengalami perubahan-perubahan fisik,
emosi dan ada juga yang mengalami sakit penyakit seperti hipertensi,
kolestrol, nyeri sendi dll.
Hasil observasi yang dilakukan peneliti saat bertemu dengan lansia
menanyakan respons mereka saat mendengar tentang COVID-19 sebagian
besar lansia menjawab merasa takut saat mereka mendengar informasi-
informasi yang beredar melalui media sosial (TV, HP dll) bahwa virus ini
sangat mematikan terutama pada usia lanjut dan mereka juga merasa sudah tua
sehingga mudah terjangkit atau tertular virus corona.Dampak kecemasan yang
dialami oleh lansia meliputi terjadinya penurunan aktivitas fisik dan status
fungsional, persepsi diri tentang kesehatan yang tidak baik, menurunnya
kepuasan hidup (life satisfaction) dan kualitas hidup (quality of life),
meningkatnya kesepian (lonelinees) dan penggunaan pelayanan serta
menghabiskan biaya yang besar untuk pelayanan (Tampi & Tampi, 2014).
4

Pada bulan Oktober 2020 peneliti melakukan wawancara dengan


beberapa lansia di Desa Pahongk kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten
Landak, adapun hasil wawancara lansia mengatakan merasa takut, merasa
kuatir dan merasa cemas dengan keadaan yang ada dimasa pandemi saat ini.
Dari paparan di atas penulis menyimpulkan bahwa yang berisiko tinggi
COVID-19 adalah lansia dan penulis belum mengetahui tingkat kecemasan
lansia yang ada di Desa Pahokng selama masa pandemi, oleh karena itu
penulis ingin meneliti “Tingkat Kecemasan pada Lansia Selama Masa
Pandemi Di Desa Pahokng Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten Landak”
sehingga hal ini penting untuk diteliti.
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana Gambaran


Tingkat Kecemasan Lansia Selama Masa Pandemi Di Desa Pahongk
Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten Landak?”
C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan tingkat kecemasan lansia


di Desa Pahokng Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten Landak adapun
tujuan penelitian ini adalah:

1. Tujuan Umum

Penelitian ini dilakukakan untuk mengetahui “Tingkat kecemasan


pada lansia selama masa pandemi di Desa Pahongk Kecamatan Mempawah
Hulu Kabupaten Landak”.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui proporsi lansia yang mengalami kecemasan tingkat


ringan.
b. Untuk mengetahui proporsi lansia yang mengalami kecemasan tingkat
sedang.
c. Untuk mengetahui proporsi lansia yang mengalami kecemasan tingkat
berat.
5

d. Untuk mengetahui proporsi lansia yang mengalami kecemasan tingkat


panik.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi


semua pihak yang terkait, antara lain:
1. Bagi Peneliti

Untuk melakukan program antisipasi menginformasikan informasi


yang jelas dan akurat kepada lansia di Desa Pahongk Kecamatan
Mempawah Hulu Kabupaten Landak.
2. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan

Menambah referensi atau literature yang diperlukan khususnya


mengenai tingkat kecemasan yang dialami lansia selama masa pandemi
COVID-19.

3. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan tenaga


kesehatan dalam melihat tingkat kecemasan yang alami oleh lansia selama
masa pandemi di Desa Pahongk Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten
Landak sehingga bisa melakukan penyuluhan kesehatan atau pendidikan
kesehatan supaya lansia bisa memperoleh informasi yang jelas mengenai
pandemi COVID-19.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini yang akan diuraikan penulis ialah mengenai Tinjauan Pustaka
dan Keaslian Penelitian

A. Konsep Teori

1. Konsep Kecemasan
a. Definisi Kecemasan
Cemas merupakan perasaan yang dirasakan seseorang yaitu
perasaan perasaan tidak tentram hati karena kuatir, rasa gelisah dan
rasa takut (KBBI).
Anxiety is distinguished from fear, which is an appropriate
cognitive and emotional response to a perceived threa(Andreas
Dorschel, Furcht und Angst, 2012).
Istilah kata kecemasan dalam menggunakan Bahasa Inggris
yaitu Anxiety, dalam Bahasa Latih yaitu Angustus yang mempunyai
arti kaku, ango dan anci berarti mencekik (Yuke Wahyu Widosari,
2010 dalam ).
Jadi dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan
individu dimana individu merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan seperti rasa khawatir akan mengancam kehidupannya.
b. Penyebab Kecemasan
1) Faktor predisposisi
a) Faktor Biologis
Sistem GABA (Neotransmitter Gamma-Aminobuteryic
Acid) merupakan salah satu sistem yang mengontrol aktivitas
atau kerja dari neuron di bagian otak dan bertanggungjawab
menghasilkan kondisi cemas (Keliat dan Pasaribu, 2016).
b) Faktor Psikologis

6
7

1) Pandangan psikoanalitik merupakan masalah psikologis


atau emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian
id dan superego.
2) Pandangan interpersonal merupakan sebuah perasaan
cemas muncul dari perasaan takut terhadap tidak adanya
penerimaan dan penolakan interpersonal.
3) Pandangan perilaku, kecemasan timbul dari segala sesuatu
yang menganggu kemampuan seseorang untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
c) Sosial Budaya
Kecemasan ialah hal yang biasa ditemui dalam
keluarga, faktor ekonomi yang tidak stabil bisa mempengaruhi
terjadinya ansietas dan latar belakang pendidikan juga dapat
mempengaruhi terjadinya ansietas.
2) Faktor Prespitasi
a) Ancaman yang dialami seseorang terhadap integritas melalui
ketidakmampuan secara fisiologis untuk melakukan aktivitas
sehari-hari.
b) Ancaman yang terjadi terhadap sistem diri seseorang yang bisa
membahayakan identitas seseorang, harga diri dan fungsi sosial
seseorang (Yusuf, dkk. 2015).
c. Respon Tingkat Kecemasan
Rentang respon tingkat kecemasan adalah (Yusuf, dkk, 2015):
1) Kecemasan Ringan
Kecemasan ringan adalah kecemasan yang berhubungan
dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari yang
mengakibatkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan
lahan persepsinya. Stimulasi sensori yang tinggi dan membuat
seseorang mengarahkan perhatian untuk belajar, menyelesaikan
masalah, berpikir, bertindak dan melindungi diri sendiri.
2) Kecemasan Sedang
8

Kecemasan sedang berhubungan dengan perhatian


seseorang pada sesuatu yang penting dan tidak peduli pada yang
lain, sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif.
3) Kecemasan Berat
Kecemasan berat lebih cenderung untuk memusatkan pada
sesuatu yang terperinci dan dan spesifik serta tidak dapat berpikir
tentang yang lain.
4) Panik
Panik ada kaitannya dengan rasa kekuatan dan rasa diterror
serta tidak mampu melakukan apapun walaupun dengan
pengarahan. Panik meningkatkan aktivitas motorik (pergerakan),
hubungan yang kurang baik dengan orang lain, persepsi
menyimpang dari hal yang baik dan kehilangan pemikiran yang
rasional (masuk akal.
9

No Tingkat Kecemasan Respon Fisik Respon Kognitif Respon Emosional


1. Kecemasan Ringan - Ketegangan otot - Lapang persepsi - Perilaku otomatis
ringan. luas. - Sedikit tidak sabar
- Kesadaran akan - Terlihat tenang dan - Aktivitas menyendiri
lingkungan. percaya diri. - Terstimulasi
- Rileks atau - Perasaan sedikit - Tenang.
sedikit gelisah. gagal.
- Penuh perhatian - Memperhatikan
banyak hal.
- Mempertimbangkan
informasi
- Tingkat
pembelajaran
optimal.
2. Kecemasan Sedang - Ketegangan otot - Lapang persepsi - Tidak nyaman
sedang menurun. - Mudah tersinggung
- Tanda-tanda - Tidak perhatian - Kepercayaan diri goyah
vital meningkat secara selektif. - Tidak sabar
- Pupil dilatasi - Fokus terhadap
dan berkeringat stimulasi
- Sering modar- meningkat.
mandir - Rentang perhatian
- Nada suara menurun.
bergetar dan - Memfokuskan
tinggi pembelajaran
- Kewaspadaan
meningkat
- Buang air kecil
lebih sering,
nyeri kepala dan
berubahan pola
tidur.
3. Kecemasan Berat - Ketegangan otot - Lapang persepsi - Sangat cemas, takut,
berat terbatas agitasi dan bingung
- Hiperventilasi - Sulit berpikir dan - Menarik diri
- Kontak mata proses berpikir - Penyangkalan
buruk terpecah-pecah - Merasa tidak adekuat
- Pengeluaran - Penyelesaian
keringat masalah buruk.
meningkat - Tidak mampu
- Nada suara mempertimbangkan
tinggi informasi
- Tindakan tanpa - Egosentris
tujuan
- Rahang
menegang dan
mengertakan
gigi.
- Mondar-mandir
10

teriak,
meremas-remas
tangan dan
gemetar.

4. Panik - Flight, fight, - Persepsi sangat - Merasa terbebani


atau Freeze sempit - Merasa tidak mampu
- Ketegangan otot - Pikiran tidak logis dan tidak berdaya
sangat berat - Kepribadian kacau - Lepas kendali
- Agitasi motorik - Tidak dapat - Mengamuk putus asa
kasar menyelesaikan - Marah, sangat takut
- Pupil dilatasi, masalah - Mengharapkan hasil
tanda-tanda - Fokus pada diri yang buruk
vital meningkat sendiri
kemudian - Tidak rasional
menurun - Sulit memahami
- Tidak bisa tidur stimulasi eksternal
- Hormon stres - Halusinasi dan
dan waham
neurotransmiter
berkurang
- Wajah
menyeringai
dan mulut
terbuka
Sumber: Yusuf, dkk, 2015
Tabel 2.1
Respon Tingkat Kecemasan (Tanda dan Gejala)

d. Faktor-faktor yang memengaruhi kecemasan


Di bawah ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan
(Untari & Rohmawati,2014), yaitu
1) Usia
Semakin bertambahusia atau umur seseorang maka akan
semakin baik tingkat kematangan atau kedewasaan seseorang
walau sebenarnya tidak mutlak. Dengan usia yang semakin
bertambah dan sudah memasuki lansia maka semua sistem dalam
tubuh manusia itu akan menurun hal ini akan membuat lansia
mudah terkena penyakit hal inilah yang membuat orang usia lanjut
11

akan merasa kuatir karena tubuhnya atau sistem fisiologinya sudah


tidak kuat lagi.
2) Jenis Kelamin
Gangguan tingkat cemas lebih banyak dialami perempuan
daripada laki-laki.Tingkat kecemasan yang dimiliki oleh
perempuan presentasenya lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
Karena perempuan memiliki perasaan lebih peka terhadap emosi
hal inilah yang membuat perempuan lebih mudah mengalami
perasaan cemas yang dialaminya. Perempuan lebih melihat hidup
atau peristiwa yang dialaminya secara terinci sedangkan laki-laki
cenderung global atau tidak detail.
3) Tahap Perkembangan
Setiap tahap yang dialami seseorang usia perkembangan
sangat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa termasuk
didalamnya konsep diri yang akan mempengaruhi ide, pikiran,
kepercayaan dan pandangan seseorang tentang dirinya dan dapat
mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain.
Individu dengan konsep diri yang negative lebih rentan terhadap
kecemasan.
4) Tipe Kepribadian
Orang yang berkepribadian A lebih sering mengalami
gangguan stress daripada orang yang memiliki kepribadian B.
Orang-orang pada tipe A dianggap sering memiliki kecenderungan
untuk mengalami tingkat stress yang lebih tinggi, sebab mereka
menempatkan diri mereka sendiri pada suatu tekanan waktu
dengan menciptakan suatu batas waktu tertentu untuk kehidupan
mereka.
5) Pendidikan
Seorang yang miliki tingkat pendidikan yang rendah lebih
mudah mengalami kecemasan, karena semakin tinggi pendidikan
akan mempengaruhi kemampuan berfikir seseorang.
12

6) Status Kesehatan
Status kesehatan seseorang yang mengalami sakit dapat
menurunkan kapasitas seseorang dalam menghadapi stress.
7) Makna yang Dirasakan
Jika stressor dianggapakan berakibat baik maka tingkat
kecemasan yang akan dirasakan akan berat. Sebaliknya jika
stressor dianggap tidak mengancam dan individu mampu
mengatasinya maka tingkat kecemasan yang dirasakan akanterasa
ringan.
8) Nilai-nilai Budaya dan Spiritual
Nilai-nilai budaya dan spiritual dapat mempengaruhi cara
berpikir dan tingkah laku seseorang, nilai-nilai budaya dan spritual
yang dimiliki seseorang memiliki potensi yang dapat membuang
seseorang menjadi cemas.
9) Dukungan Sosial dan Lingkungan
Dukungan sosial dan lingkungan yang ada disekitar kita
dapat mempengaruhi cara berpikirseseorang tentang diri sendiri
dan orang lain. Penyebab yang bisa menimbulkan gangguan
dukungan sosial dan lingkungan seseorang dengan keluarga,
sahabat, rekan kerja dan lain-lain.
10) Mekanisme Koping
Ketika seseorang mengalami kecemasan, orang
tersebutakan menggunakan mekanisme koping atau cara
penyelesaian masalah untuk mengatasinya dan ketidakmampuan
mengatasi kecemasan secara konstruktif menyebabkan terjadinya
perilaku patologis.
11) Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan seseorang disertai
dengan tanggung jawab dan mendapatkan imbalan dari hasil yang
dikerjkannya.Bekerja bukanlah sumber kesenangan tetapi dengan
bekerja bisa diperoleh pengetahuan jika individu mengalami beban
13

kerja yang tinggi atau bekerja di tempat-tempat yang berisiko


mengancam kehidupannya.

2. Konsep Lansia dan Proses Menua


a. Definisi Lansia
World Health Organisation (WHO) mengartikan lansia sebagai
seseorang yang telah memasuki yang berusia lebih dari 60 tahun.
Lansia atau orang yang sudah memasuki lanjut usia merupakan
kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari
fase kehidupannya (WHO, 2016). World Health
Organisation(WHO)menetapkan batasan-batasan usia lansia yaitu usia
pertengahan (middle age) antara 45 - 59 tahun, usia lanjut (elderly)
antara 60 - 74 tahun, usia lanjut tua (old) ialah rentang umur antara 75
– 90 tahun, dan usia sangat tua (very old) berumur diatas 90
tahun.Kementerian Kesehatan RI (2016), lansia atau lanjut
usiamerupakan kelompok manusia yang memasuki usia 60 tahun
keatas.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2004, mendefenisikan lansia sebagai seorang yang telah mencapai usia
60 (enam puluh) tahun ke atas (KemenKes, 2017)Jadi jadi dapat
disimpulkan lansia adalah seseorang yang sudah memasuki usia 60 ke
atas dengan banyak penurunan fungsi tubuh.
b. Batasan-batasan Lansia
World Health Organisation (WHO) memberikan batasan usia
yaitu usia pertengahan (middle age) antara 45-59 tahun, usia lanjut
(elderly) dari 60-74 tahun,usia lanjut tua (old) dari 75-90 tahun dan
usia sangat tua (very old) usia lebih dari 90 tahun. (Nugroho, 2012).
Menurut Departemen Kesehatan RI (dalam Darmojo, 2015), adapun
batasan-batasan lansia dibagi ke dalam beberapa kelompok yaitu:
1) Pralansia (Prasenilis) ialah masa persiapan usia lanjut yang mulai
memasuki antara 45 – 59 tahun.
2) Lansia (Lanjut Usia) ialah kelompok yang memasuki usia 60 tahun
keatas.
14

3) Lansia berisiko tinggi merupakan kelompok yang berusia lebih dari


70 tahun atau kelompok usia lanjut atau lansia yang hidup sendiri,
terpencil, tinggal di panti, menderita penyakit berat, atau cacat.
c. Proses menuaan
Penuaan akan terjadi baik secara fisiologis dan patologis,
penuaan yang terjadi pada seseorang sesuai dengan kronologis seperti
usia, dipengaruhi oleh faktor endogen atau faktor dari dalam,
perubahan yang terjadi pada lansia dimulai dari sel-jaringan-organ-
sistem pada tubuh yang mulai menurun fungsinya (Pudjiastuti dan
Utomo, 2016).
Penuaan banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti faktor
eksogen (faktor dari luar), yaitu berupa lingkungan, sosial budaya,
gaya hidup disebut penuaan sekunder. Proses penuaan yangterjadi
tidak sesuai, dengan kronologis usia dan patologis. Faktor eksogen
atau faktor dari luar juga dapat memengaruhi faktor endogen atau
faktor dari dalam, sehingga dikenal dengan faktor risiko.Faktor-faktor
tersebut bisa bisa menjadi risiko penyebab terjadinya penuaan
patologis (Pudjiastuti dan Utomo, 2016).
d. Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia
Menjadi tua membawa pengaruh serta terjadinya perubahan baik
secara fisik, sosial, mental dan spritual semua ini sakit berkaitan atau
saling mempengaruhi. Menurut Padila, 2013 perubahan-perubahan
yang terjadi pada lansia adalah sebagai berikut:
1) Perubahan Fisiologis
Secara umum saat menua seseorang akan ditandai dengan
kemunduran fungsi dengan tanda gejala yang bisa dilihat antara
lain:
a) Kulit mulai kendur dan keriput
b) Rambut mulai memutih
c) Gigi mulai lepas
15

d) Penglihatan dan pendengaran mulai mengalami pengurangan


fungsi
e) Mudah merasa lelah dan berisiko terjatuh
f) Mudah terkena penyakit
g) Indra penciuman mulai berkurang berfungsi
h) Gangguan mobilitas fisik
i) Pola tidur terganggu
2) Perubahan Psikososial
Perubahan psikososial yang terjadi selama proses yang
dialami oleh lansia mengakibatkan proses transisi kehidupan atau
rasa kehilangan. Semakin bertambah usia seseorang maka akan
semakin bertambah juga proses transisi seseorang. Masalah
psikososial yang dialami oleh lansia menurut Kuntjoro, 2002
dalam Padila, 2013) ialah:
a) Aspek Sosial Lansia:
Sikap, nilai, keyakinan yang dimiliki lansia, pendapat/stigma
dan perubahan sosial seperti tidak mau bergaul dengan
lingkungan.
b) Ketergantungan
Dalam hal ini lansia akan mengalami penurunan fungsi peran
dll dan penyakit fisik (penyakit degeneratif: hipertensi, jantung
dll).
c) Gangguan Konsep Diri
Lansia akan mengalami gangguan alam perasaan atau depresi
saat mengalami masalah atau merasa tertekan.
3) Perubahan Fungsi Kognitif
Pada umumnya setiap orang yang sudah memasuki usia
lanjut ia akan mengalami penurunan pada fungsi kognitif dan
psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi,
pemahaman, perhatian dan pengertian sehingga membuat reaksi
dan perilaku lansia akan menjadi lambat. Sementara fungsi
16

psikomotor meliputi hal-hal yang berhubungan dengan keinginan


kehendak seperti gerakan, tindakan yang mengakibatkan lansia jadi
kurang cekatan.

3. Konsep Dasar Covid-19


a. Pengertian Covid-19
Covid-19 merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan
oleh virus baru yang dikenal dengan coronavirus yang baru ditemukan
pada tahun 2019 yang selanjutnya disebut Sars-Cov 2 (severe acute
respiratory syndrome coronavirus 2(Purnamasari& Raharyani (2020)).
World Health Organization (WH0, 2020) Pandemi
adalahpenyebaran penyakit baru ke seluruh dunia.Ada beberapa
ilmuwan yang mempertimbangkan definisi berdasarkan penyakit
dengan secara umum atau universal dikatakan pandemi dan mencoba
mempelajari penyakit dengan memeriksa kesamaan dan
perbedaannya. Penyakit dipilih secara empiris untuk mencerminkan
spektrum etiologi, mekanisme penyebaran, dan era
kegawatdaruratannya, beberapa penyakit yang pernah menjadi
pandemi antara lain: acute hemorhagic con-junctivitis (AHC), AIDS,
kolera, demam berdarah, influenza dan SARS.
Virus corona mengandung kata corona karena struktur virus sama
seperti corona matahari, hampir bulat dan terkonsentrasi dibagian tengah.
Dalam bahasalatin bentuk ini seperti corona atau halo. Dalam laporan ilmiah
virus corona juga digambarkan sebagai mahkota.Bentuk ini merupakan
kombinasi envelope dan protein spike.Protein ini tersebar di seluruh
permukaan tubuh virus.Oleh sebab itu, bentuknya terlihat seperti mahkota
(Baharuddin & Rumpa (2020)).
Dari pengertian covid-19 tersebut dapat disimpulkan bahwa
penyakit covid-19 adalah suatu penyakit yang menular melalui droplet
yang sudah terpapar pada sesorang yang sudah terkonfirmasi positif
covid-19.Virus covid-19 ini menyebabkan seseorang mengalami
gangguan pernapas dari gejala yang ringan sampai pada gejala yang
17

berat.
b. Etiologi
Dalam diagnosis awal dari Rencana Perawatan Penyakit Virus
Corona 2019 (yang disusun Pemerintah China), gambaran etiologi
COVID-19 didasarkan pada pemahaman sifat fisikokimia dari
penemuan virus corona sebelumnya.Dari penelitian lanjutan yang
dilakukan, edisi kedua pedoman tersebut menambahkan “coronavirus
tidak dapat dinonaktifkan secara efektif oleh chlorhexidine”.Homologi
antara nCoV- 2019 dan bat-SL-CoVZC45 lebih dari 85%.(Safrizal
dkk, 2020).
c. Tanda dan Gejala Covid-19
Gejala umum yang dirasakan penderita yang terkonfimasi
COVID-19 berupa demam ≥38°C, batuk kering, dan sesak napas. Jika
ada orang yang dalam 14 hari sebelum muncul gejala tersebut pernah
melakukan perjalanan ke negara terjangkit, atau pernah
merawat/kontak erat dengan penderita COVID-19, maka terhadap
orang tersebut akan dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut
untuk memastikan diagnosisnya. Seperti penyakit pernapasan lainnya,
COVID-19 dapat menyebabkan gejala ringan termasuk pilek, sakit
tenggorokan, batuk, dan demam. Sekitar80% kasus dapat dikendalikan
atau sembuh tanpa perlu tindakan medis khusus, sekitar 1 dari setiap 6
orang mungkin akan mengalami sakit yang parah, seperti terjadi
pneumonia atau kesulitan bernafas, yang biasanya muncul secara
bertahap. Walaupun angka kematian (mortalitas)seseorang akibat dari
COVID-19 masih dalam kategori yang rendah (sekitar 3%), namun
bagi orang yang sudah memasuki usia lanjut, dan orang-orang dengan
kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (seperti diabetes, tekanan
darah tinggi dan penyakit jantung), mereka adalah kelompokyang lebih
rentan untuk menjadi sakit parah. Melihat perkembangan hingga saat
ini, lebih dari 50% kasus konfirmasi telah dinyatakan membaik, dan
angka kesembuhan akan terus meningkat (Kemenkes, 2020).
18

d. Karakteristik Covid
Sub-family virus corona dikelompokkan ke dalam empat genus; α,
β, γ, d an δ. Selain virus corona (COVID 19), tercatat ada tujuh virus
corona yang telah diketahui menginfeksi tubuh manusia. Kebanyakan
virus corona menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA),
tetapi Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERSr CoV),
severe acute respiratory syndrome associated coronavirus (SARSr
CoV) dan novel coronavirus 2019 (COVID-19) dapat menyebabkan
pneumonia ringan dan pneumonia berat, serta penularan yang dapat
terjadi antar manusia. Virus corona tidak bisa bertahan lama terpapar
sinar ultraviolet dan suhu yang panas hal ini dapat di nonaktifkan
(secara efektif dengan hampir semua disinfektan kecuali
klorheksidin).Oleh karena itu, cairan pembersih tangan yang
mengandung klorheksidin tidak direkomendasikan atau tidak
dianjurkan untuk digunakan dalam wabahini (Safrizal ZA, Danang
Insita Putra, Safriza Sofyan&Bimo, 2020).
Kesimpulan Kecemasan yang dialami seseorang akan
mempengaruhi kesehatan tersebut adapun akibat-akibat yang bisa
dialami seseorang saat merasa cemas dalam penelitian yang dilakukan
Deshinta Vibriyanti yang berjudul Kesehatan Mental Masyarakat:
Mengelola Kecemasan Di Tengah Pandemi Covid-19 menurut
(Kemenkes RI, 2019). Jika kita mengarah kepada struktur usia
penduduk maka kelompok yang rentan terdampak pada kesehatan jiwa
dan psikososial akibat infeksi COVID-19 diantaranya ialah
perempuan, anak dan remaja, dan lanjut usia (lansia).Dari penelitian
Retni Indarwati yang berjudul Lindungan Lansia Dari Covid-19
menyatakan bahwa lanjut usia merupakan kelompok yang paling
rentan terkena dampak penyakit Covid-19. Data dari World Health
Organization (WHO) menunjukkan lansia lebih banyak mengalami
infeksi virus corona yang berdampak infeksi berat dan kematian
dibandingkan pada balita. Tiongkok jumlah kematian pada populasi
19

usia 60-69 tahun sebesar 3.6%, pada usia 70-79 tahun sebesar 8% dan
pada usia lebih dari 80 tahun sebanyak 14.8%. Di Indonesia, angka
mortalitasnya atau angkat kematian meningkat seiring dengan
bertambahnya usia yaitu pada populasi usia 45-54 tahun adalah 8%,
55-64 tahun 14% dan 65 tahun ke atas 22%. Menurut penelitian yang
dilakukanTiodora Hadumaon Siagian pada tahun 2020 yang berjudul
Mencari Kelompok Berisiko Tinggi Terinfeksi Virus Corona Dengan
Discourse Network Analysisbahwa kelompok lanjut usia (lansia)
adalah salah satu kelompok yang memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi
Virus Corona. Pernyataan ini disepakati oleh hampir semua organisasi
(peneliti USA, Jerman, Indonesia, China, Canada dan Gubernur DKI
Jakarta). Meskipun kelompoklanjut usia yang dimaksud belum
seragam, ada sebuah pernyatan bahwa lansia berusia >80 tahun
berisiko tinggi terkena Virus Corona (menurut peneliti China) dan
lansia berusia > 50 tahun (menurut Walikota New York) dan ada
peneliti di Indonesia yang menyatakan orang yang sudah berusia 45-65
tahun rentan terkena Virus Corona.
20

B. Keaslian Penelitian

No Judul Penelitian Nama Tahun dan Rancangan Penelitian Hasil Penelitian Persamaan dan
Peneliti Tempat Penelitian Perbedaan
1. Gambaran Tingkat 1. Dinah Tahun 2020 Pendekatan studi Dari 10 artikel yang mengulas tentang kecemasan Persamaan:
Kecemasan Perawat Saat 2. Subhannu Negara berkembang literature dari beberapa perawat saat pandemi COVID 19. dari ke 3 negara Varibel yang diteliti
Pandemi Covid 19 Di r Rahman dan negara maju. database seperti Pubmed, tersebut ternyata tingkat kecemasan perawat di sama
Negara Berkembang Dan Google Scholar dan Negara Italia lebih tinggi dari negara iran dan
Negara Maju: A Literatur Biomed Central. China. Hal tersebutkarena pada negara italia Perbedaan:
Review mereka rendahnya tingkat kesadaran terhadap diri Metode yang
sendiri, self-efficacy yang rendah, dan kurangnya digunakan berbeda.
informasi.
2. Kecemasan remaja pada 1. Linda Tahun 2020 Metode yang digunakan Hasil penelitian penelitian menyatakan bahwa Persamaan:
masa pandemi Covid -19 Fitria dalam penelitian ini tingkat anxiety remaja 54% berada pada kategori Metode yang
2. Ifdil Ifdil adalah kuantitatif tinggi. Hal ini kemungkinan besar disebabkan digunakan sama yaitu
deskriptif. Sampel dalam karena kurangnya informasi yang diperoleh remaja kuantitatif deskriptif
penelitian sebanyak 139 terkait dengan pandemi covid-19 ini (Purwanto et
sampel remaja dengan al., 2020). Perbedaan:
menggunakan teknik Tempat peneltian
Purposive Random
Sampling. Instrument
yang digunakan Skala
Kecemasan Remaja.
Analisis data
menggunakan analisis
deskriptif menggunakan
dengan bantuan program
SPSS.
21

3. Gambaran Tingkat Stress 1. Indah Tahun 2020 Metode penelitian ini Hasil penelitian ini menunjukan mahasiswa tidak Persamaan:
Mahasiswa Profesi Ners Novitasari Mahasiswa Studi adalah survei deskriptif, mengalami stress / normal sebanyak 60 responden Metode yang
Universitas Kusuma 2. Sahuri Keperawatan dengan alat ukur DASS (48.4%), stress ringan sebanyak 50 responden digunakan sama
Husada Surakarta Selama Teguh Program Sarjana 42. (40.3%), stress sedang sebanyak 6 responden
Study From Home (Sfh) Kurniawa Universitas (6.5%), stress berat sebanyak 8 responden (8%) dan Perbedaan:
Di Masa Pandemi Covid- n Kusuma Husada tidak ada responden yang mengalami stress sangat Tempat penelitian
19. 3. Maria Surakarta berat. Dalam penelitian ini, peneliti berharap berbeda
Wisnu masalah stress di masa pandemi covid-19 saat ini
Kanita tidak diangap sepele karena apabila individu tidak
mampu mengatasi stress pada diri sendiri dapat
mengakibatkan gangguan kejiwaan.
4. Kecemasan Keluarga 1. Dewi Tahun 2020 Metode yang digunakan hasil rata-rata keluarga mengalami kecemasan Persamaan:
Lansia Terhadap Berita Rayani dalam penelitian ini sedang terhadap berita bohong dengan frekuensi 77 Variabel yang diteliti
Hoax Dimasa Pandemi 2. Dewi Nur adalah metode kuantitatf orang mengalami kecemasan sedang yaitu (48.1%) sama dan metode yang
Covid-19 3. Sukma deskriptif, dengan dari 160 responden. Dengan demikian terdapat digunakan sama
Purqoti pengambilan sampel kecemasan yang signifikan terhadap berita hoax
berupa purposive keluarga lansia. Perbedaan:
sampling. Tempat penelitian

5. Pengetahuan dan Tingkat 1. Yusriani Tahun 2020 pada Metode yang digunakan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Persamaan:
Kecemasan masyarakat di dalam penelitian ini Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar Variabel yang diteliti
Mempengaruhi Perilaku Kecamatan adalah metode survey, menunjukkan ada pengaruh pengetahuan dan
Panic Buying Selama Tamalanre Kota yaitu metode tingkat kecemasan terhadap perilaku panic selama Perbedaan:
Pandemic Covid-19 Makassar. pengumpulan data pandemic covid-19 buying pada warga Kecamatan Metode penelitian dan
dengan mengambil Tamalanrea Kota Makassar. tempat penelitian
sampel dari populasi dan
menggunakan kuesioner
sebagai instrument
pengumpulan data utama
yang disebarkan peneliti.
6. Knowledge and Anxiety 1. Ochilbek Tahun 2020 In An online survey The results of the present study and previous Equation:
Levels of African 2. Rakhman Nigerian university (questionnaire) was studies suggest that the knowledge levels should be The variables studied
University Students ov students created and shared only increased and thus the anxiety levels should be
Against COVID-19 During 3. Senol with participants, the decreased to overcome this disease via online Difference:
22

the Pandemic Outbreak by Dane students of the Nile systems. Also, the mental health of university Method used
an Online Survey University of Nigeria. students should be monitored.

7. The effect of anxiety levels 1. Hilal Tahun 2020 This is a descriptive Anxiety affects depression in the elderly. Therefore, Equation:
of elderly people in Yildirim study. Since the COVID- it is recommended to provide them with appropriate The variables studied
quarantine on depression 2. Kevser 19 measures were psychological support interventions and and research methods
during covid-19 pandemic. Işik implemented at the time understandable information about the pandemic so
3. Rukuye of the study, a curfew has that their anxiety and depression levels can be
Aylaz been imposed for reduced during the pandemic.
individuals aged 65 Difference:
years and older. Place of research,
Therefore, an online research instrument
Google form (such as and how to collect
online forum websites data.
and social media
platforms including
Instagram, Twitter,
Facebook, WhatsApp
status) was used for data
collection.

8. Risk-taking, resilience, 1. Jim Tahun 2021 In the For the present Regression analysis revealed that age moderates Equation:
and state anxiety during McCleske United States. study,participants were the relationship between risk-taking and state Method used
the COVID-19 pandemic: y recruited on Amazon anxiety and that highly resilient, risk-tolerant
A coming of (old) age 2. Dritjon Mechanical Turk. In individuals experience lower state anxiety than less Difference:
story. Gruda total, 539 participants resilient risk-averse individuals. In contrast, older, Place of research
23

completed the survey. more resilient, risk-averse individuals experience


However, after excluding lower state anxiety than their younger, more
participants for failing resilient, risk-averse counterparts. Study limitations
attention check questions are noted, and additional research is suggested.
(Meade & Craig, 2012),
the final sample
comprised 515 (222
female and 293 male)
participants. The
respective data was
collected in May 2020.
Participants were
compensated between
$1.75 – $2 US for each
completed survey. The
range in compensation
was due to the inclusion
of additional items and
the data in this paper
was part of a more
extensive data collection
process. Participants
were 40.84 years old on
average (SD = 12.34)
and had 18.70 years of
work experience on
average (SD = 11.57).
The majority (53.01%) of
our participants were
employees in a non-
supervisory role.

9. Depression and anxiety 1. Hamad S. Tahun 2020 in A cross-sectional study The prevalence of depression and anxiety among Equation:
during 2019 coronavirus Alyami Saudi Arabia using an online survey the entire study participants was 9.4% and 7.3%, Checking the level of
24

disease pandemic in Saudi 2. Abdallah was conducted in Saudi respectively. Non-Saudi residents, aged 50 years anxiety
Arabia: a crosssectional Y Naser Arabia between 27th of and above, divorced, retired, university students,
Study. 3. Eman March and 27th of April and those with income (2000 – 10,000 RS) were at Difference:
Zmaily 2020. The Patient Health higher risk of developing depression. Saudi Place of research
Dahmash Questionnaire (PHQ-9) individuals, married, unemployed, and those with
and Generalized Anxiety high income (> 10,000 RS) were at higher risk of
Disorder-7 developing anxiety.
(GAD-7) were used to
assess depression and
anxiety. Logistic
regression analysis was
used to identify
predictors of depression
and anxiety.

10. Anxiety in Older 1. Pietro Tahun 2020, Participants were asked The highest anxiety symptoms were breathing Equation:
Adolescents at the Time Smirni period in which the to answer two self-rating difficulties. These findings supported the hypothesis Checking the level of
of COVID-19 2. Gioacchin Italian scales, using their PC or that the COVID-19 pandemic may be a risk anxiety
o population was tablet. They were also condition for an increased state of anxiety in older
3. Lavanco forced to stay home asked for information adolescents and suggested the need to provide (1)
25

4. Daniela in protective about the socio- an effective, empathic communication system with Difference:
Smirni isolation economic status of their direct participation of older adolescents, (2) a Place of research
families (parents’ psychological counseling service for the stress
occupation and management of adolescents.
education, geographical
origin), and if they, or
any of their family
members, had been
directly infected or
exposed to a high risk of
contagion
Tabel 2.2
Keaslian Penelitian

C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah karakteristik yang melekat pada populasi, bervariasi antara satu orang dengan yang lainnya dan
diteliti dalam suatu penelitian (Dharma, 2011).Variabel penelitian adalah tingkat kecemasan pada lansia selama masa pandemi di
Desa Pahongk Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten Landak.

D. Definisi Operasional

Tabel 2.3
Definisi Operasional Variabel Penelitian
26

No Variabel Definisi Alat ukur Cara Ukur Skala Hasil ukur


operasional
1. Kecemasan suatu keadaan Kuisioner Menggunakan Ordinal 1 = Kecemasan Ringan (0-18)
dimana seseorang instrument Geriatric 2 = Kecemasan Sedang (19-37)
merasa ada sesuatu Anxiety Scale (GAS) 3 = Kecemasan Berat (38-55)
yang mengganggu diprint, dibagikan 4 = Panik (56-75)
pikirannya seperti kepada lansia dan
rasa ketakutan atau dibimbing dalam
kekhawatiran yang mengisi kuisioner
mendalam sehingga dengan scala likert:
hal ini mengganggu 0. Tidak sama sekali
perilaku orang 1. Kadang-kadang
tersebut 2. Sebagian besar
waktu
3. Sepanjang waktu
BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan mengenai desain penelitian, identifikasi variabel,


definisi operasional, sampling desain, pengumpulan data, analisa data, etika dalam
penelitian dan batasan.

A. Desain atau Rancangan Penelitian


Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif, penelitian deskriptif
kuantatif yaitu penelitian yang menggambarkan variabel yang diteliti
(Dharma, 2017). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan
lansia selama masa pandemi di Desa Pahokng Kecamatan Mempawah Hulu
Kabupaten Landak melalui proporsi dan persentase.

B. Populasi dan Sample Penelitian


1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subjek yang akan diteliti dan semua
subjek yang memiliki sifat atau ciri yang ingin diteliti oleh seorang
peneliti (Machfoedz, 2019). Populasi dalam penelitian ini adalah Lansia di
Desa Pahongk Kec.Mempawah Hulu Kab. Landak jumlah lansia dengan
usia > 60 tahun berjumlah 157 orang.
2. Sampel
Sampel merupakan sebagaian unit yang lebih kecil tetapi merupakan
bagian dari populasi dimana peneliti langsung mengumpulkan data atau
melakukan pengamatan pada unit ini (Dharma, 2017).Penentuan ukuran
sampel yang dilakukan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
(Sugiyono, 2011).
N
n=
1+ N . e 2
Keterangan:
28

n = Sampel
N = Populasi
e = Tingkat kesalahan 5% atau 0,05
Penyelesaian:
n = N/1+N.e2
n = 157/1+157 (0,05)2
n = 157/1+157 (0.0025)
n = 157/1+0,39
n = 157/1,39
n = 112,94964
n = 113 sampel
Jadi sampel yang digunakan 113 orang yang telah dibulatkan
berdasarkan proporsi masing-masing dusun yang ada di Desa Pahokng.
Dengan memperhatikan proporsi pada tiap-tiap dusun yaitu:

No Nama Dusun N
1 Dusun Pakad 25 orang
2 Dusun Basopa 31 orang
3 Dusun Antema 40 orang
4 Dusun Nangka 30 orang
5 Dusun Nganso 20 orang
6 Dusun Sompek 11 orang
Jumlah 157 orang

Tabel 3.1
Populasi Berdasarkan Dusun
29

Sehingga jumlah sampel yang diambil dari masing-masing dusun di Desa


Pahokng adalah

No Nama Dusun N % n
1. Pakad 25 16 18
2. Basopa 31 20 22
3. Antema 40 25 29
4. Nangka 30 19 22
5. Nganso 20 13 14
6. Sompek 11 7 8
JUMLAH 157 100 113

Tabel 3.2
Proposi masing-masing Dusun

Kriteria sampel:
a. Kriteria Inklusi
1) Dalam keadaan sehat
2) Tidak ada gangguan pendengaran
3) Lansia > 60 Tahun
b. Kriteria Eksklusi
Lansia usia >60 tahun dengan gangguan pendengaran
3. Teknik Sampling
Tahap satu teknik sampling yang digunakan peneliti adakah teknik
sampling Purposive Sampling metode ini merupakan pemilihan sampel
yang dilakukan berdasarkan tujuan tertentu yang dipilih langsung oleh
peneliti berdasarkan kriteria inklusi yang sudah ditentukan oleh peneliti
yaitu lansia dengan usia >60 tahun dan lansia dengan keadaan yang sehat
(Dharma, 2017).
Tahap kedua teknik sampling yang digunakan peneliti adalah
simple rindom sampling adalah metode pengambilan sampel secara acak
sederhana dengan asumsi bahwa karakteristik tertentu yang dimiliki oleh
30

populasi dan tidak dipertimbangkan dalam penelitian (Dharma, 2017),


pada teknik penelitian ini peneliti melakukan dengan cara metode
mengocok seperti mengocok arisan sehingga setiap populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk menjadi responden dalam penelitian.

C. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat dan Waktu Penelitian
a) Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Pahongk Kecamatan Mempawah
Hulu Kabupaten Landak yang terdiri dari enam Dusun.
b) Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Januari 2021 sampai Juni 2021.

D. Instrumen/alat Pengumpulan Data


Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang dipakai oleh peneliti
untuk melakukan observasi, mengukur atau menilai sesuatu yang ingin
diteleiti oleh peneliti (Dharma, 2017). Peneliti menggunakan instrumen
GAS(Geriatric Anxiety Scale)-Version 2.0 Scoring Instructions yang diambil
dari (Segal, June, Payne, Coolidge & Yochim, 2010). Jenis instrumen
penelitian yang digunakan pada penelitian ini berupa kuesioner. Kuisioner ini
dimodifikasi dengan menerjemahkan bahasa Inggris kebahasa Indonesia
kemudian diterjemahkan kembali dari bahasa Indonesia kebahasa daerah
yaitu bahasa Dayak “Ahe” karena lansia yang ada di Desa Pahongk
kebanyakan menggunakan bahasa Dayak “Ahe” hal ini akan membantu
peneliti dalam berkomunikasi atau memudahkan lansia dalam mengerti
pengisian kuisioner, skala yang digunakan adalah skala likert 0-3 yaitu 0
tidak sama sekali, 1 kadang-kadang, 2 sebagian besar waktu, 3 sepanjang
waktu, dengan skor minimal 0, dan skor maksimal 75.
31

E. Uji Validitas dan Reabilitas

1. Uji Validitas
Prinsip validitas adalah pengukur dan pengamatan yang berarti
prinsip keadaan instrumen dalam mengumpulankan data. Instrumen harus
dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Nursalam, 2011). Kuesioner
untuk mengukur kecemasan lansia dan menggunakan skala GAS (Geriatric
Anxiety Scale) yang dikembangkan oleh Segal (Segal, June, Payne,
Coolidge, & Yochim, 2010). Memberikan bukti validitas konvergen dari
menerjemahkan GAS dalam sampel Lebanon ini. Dari semua item yang
ditanyakan dalam kuesioner, semua variable dapat diekstrak dari daftar,
tanpa item itu berkorelasi lebih satu sama lain (r> 0,9), memiliki beban
rendah faktor (<0,3) atau karena komunalitas rendah (<0,3) (Hachema, D
dkk. 2017).
32

2. Uji Reabilitas
Reliabilitas adalah tingkat konsistensi dari suatu pengukuran,
apakah pengukuran tersebut menghasilkan data yang konsisten jika
instrument digunakan kembali secara berulang (Dharma, 2011).Nilai
rehabilitas dengan rumus Cronbach alpha menunjukkan koefisien internal
alat ukur (Dharma, 2011). Kuesioner untuk mengukur kecemasan lansia
dan menggunakan skala GAS (Geriatric Anxiety Scale) yang
dikembangkan oleh Segal (Segal, June, Payne, Coolidge, & Yochim,
2010). Dengan konsisten reliabilitas (α = .93), (Segal et al., 2010; Mueller,
2014). GAS (Geriatric Anxiety Scale) terdiri dari 25 item untuk mengukur
aspek kognitif, emosi dan fisiologis dan 5 aitem tambahan yang terkait
perhatian tentang keuangan, kekhawatiran tentang kesehatan seseorang,
kekhawatiran tentang anak-anak, takut akan kematian, dan takut menjadi
beban bagi orang lain. Untuk penskoran menggunakan kategori atau
penilaian 0 – 3. Kemudian tahap selanjutnya dengan melakukan try out.
Setelah melakukan try out skala dilakukan uji validitas dan reliabilitas dari
skala geriantric anxiety scale diperoleh 20 item dengan reliabilitas adalah
α = .72 yang tergolong reliabel (Purwandani, 2020).

F. Prosedur Pengumpulan Data


A. Uji Etik
Uji etik dilakukan di STIK Muhammadiyah Pontianak oleh komite
penguji etik, setelah itu akan keluar surat lulus etik sebagai dasar peneliti
untuk menerbitkan surat pengantar penelitian dan surat ijin.
B. Tahap Administratif
Perizinan pelaksanaan penelitian dari ketua STIK Muhammadiyah
Pontianak kepada Kepala Desa Pahongk Kecamatan Mempawah Hulu
Kabupaten Landak.
33

C. Tahap Pelaksanaan
a. Pelaksanaan penelitian dilakukan setelah mendapat perizinan dari
kepala Desa Pahongk Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten
Landak.
b. Peneliti melakukan kerja sama dengan masing-masing Dusun di Desa
Pahokng untuk memberikan menjelaskan prosedur penelitian kepada
responden
c. Peneliti sebelumnya menetapkan responden berdasarkan kriteria
inklusi
d. Peneliti menjelaskan secara singkattentang prosedur penelitian kepada
respondenPeneliti meminta persetujuan untuk bersedia menjadi
responden dengan menandatangani lembar persetujuan (informed
concent) menjadi responden.
e. Peneliti membagikan kuisoner kerumah per rumah dengan membantu
responden saat responden tidak memahami atau tidak mengerti
mengenai pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam kuisioner.
f. Peneliti mengambil kembali kuisioner yang sudah di isi oleh
responden.

G. Rencana Pengolahan dan Analisa Data


1. Pengolahan Data
Pengolahan data proses pengolahan data terdiri dari pengolahan data
editing, coding, entry dan cleaning (Setiadi, 2013):
a. Editing data
Editing adalah memeriksa daftar pertnyaan yang telah diserahkan
oleh para pengumpul data.Pemeriksaan daftar pertanyaan yang telah
selesai ini dilakukan terhadap kelengkapan jawaban, keterbacaan tulisan
dan relevansi jawaban.
34

b. Coding data
Pada langkah ini penulis melakukan pemberian kode pada variabel-
variabel yang diteliti, misalnya jawabanresponden dikuesionerpeneliti
memberikan kode pada setiap pertanyaan yaitu 1sering, 2 kadang-
kadang, 3 jarang dan 4 tidak pernah. Kuesioner yang sudah diberi kode
kemudian dimasukan ke dalam program komputer.
c. Entry data
Entry data adalah kegiatan memasukkan data yang telah
dikumpulkan kedalam master table atau database computer, kemudian
membuat distribusi frekuensi sederhana.
d. Cleaning data
Data responden yang telah selesai dimasukkan dilakukan
pengecekkan kembali untuk melihat kemungkinan ada kesalahan pada
saat pengkodean, ketidak lengkapan dan sebagainya.
2. Analisis Data
Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis
univariat yang digunakan adalah untuk mengetahui gambaran atau
mendeskripsikan variabel yang akan diteliti dalam penelitian
(Notoadmojo, 2014)
Analisis pada penelitian ini adalah analisis univariat proporsi
dengan data katagorik dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi tingkat
kecemasan lansia selama masa pandemi di Desa Pahokng Kecamatan
Mempawah Hulu Kabupaten Landak.

H. Etika Penelitian
Penelitian Keperawatan pada dasarnya akan melibatkan manusia sebagai
subjek penelitiannya, penelitian yang dilakukan mempunyai resiko
ketidaknyamanan pada subjek penelitian (Dharma, 2017).
Secara umum terdapat empat prinsip utama dalam etika penelitian
keperawatan (Polit & Beck, 2004 dalam Dharma, 2017) yaitu:
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (Respect For Human Dignity)
35

Saat melakukan penelitian seorang peneliti harus melakukan


penelitian dengan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, subjek
yang kita ingin teliti memiliki hak asasi dan kebebasan untuk memilih ikut
atau menolak penelitian (Autonomy).
2. Menghormati privasi dan kerahasian subjek (Respect For Justice
Inclusiveness)
Manusia sebagai subjek penelitian mempunyai privasi dan hak
asasi dalam mendapatkan kerahasian informasi, oleh karena itu peneliti
perlu merahasiakan berbagai informasi yang berkaitan dengan subjek yang
tidak ingin indentitas dan segala informasi tentang dirinya diketahui orang
lain.
3. Menghormati keadilan dan inklusivitas (Respect For Justice Inclusiveness)
Prinsip keterbukaan dalam sebuah penelitian mempunyai makna
bahwa penelitian akan dilakukan secara jujur, tepat, cermat, hati-hati dan
secara profesional. Sedangkan keadilan mempunyai makna bahwa
penelitian memberikan keuntungan dan beban secara merata sesuai dengan
kemampuan subjek yang diteliti.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (Balancing
Harm And Beneits)
Pada prinsip ini memiliki makna bahwa setiap penelitian harus
mempertimbangkan manfaat bagi subjek penelitian dan populasi dimana
tempat penelitian dilakukan harus memiliki hasil yang bisa diterapkan
(Beneficience).
36

I. Rancangan Kegiatan Penelitian


N Desember Januari Februar Maret April Mei Juni Juli Agustu
o i s
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persia
pan
penyu
sunan
propos
al
penelit
ian
skripsi
37

2. Penyu
sunan
propos
al
penelit
ian
skripsi
3. Semin
ar
propos
al
penelit
ian
skripsi
4. Revisi
an
propos
al
setelah
semin
ar
5. Penelit
ian
lapang
an
6. Penyu
sunan
hasil
penelit
ian
skripsi
7. Sidang
skripsi
8. Revisi
setelah
siding
38

9. Publik
asi
hasil
penelit
ian

Tabel 3.3
Jadwal Penelitian
DAFTAR PUSTAKA

Andreas, Dorschel. (2012). Lähmender stillstand und motor des


fortschritts. Furcht und Angst. In: Dietmar Goltschnigg
(ed.), Angst.Stauffenburg, Tübingen , pp. 49–54

Banerjee D. (2020). Age and ageism in COVID-19: Elderly mental health-care


vulnerabilities and needs. Asian Journal of Psychiatry. vol 51: 102154. doi:
10.1016/j.ajp.2020.102154.

Barratut, Taqiyyah Rafie. (2021). Data terkini WHO: Jumlah kasus Covid-19 di
seluruh dunia melampaui 90 juta
kasus .https://internasional.kontan.co.id/news/data-terkini-who-jumlah-
kasus-covid-19-di-seluruh-dunia-melampaui-90-juta-kasus 3 Februari 2021
Pukul 23.15 WIB

Baharuddin, & Rumpa, F. A. (2020). 2019-Ncov - Jangan Takut Virus Corona.


(T. A. Prabawati, Ed.) Yogyakarta: Rapha Publishing.
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, (2021).
http://data.kalbarprov.go.id/pages/corona 22 Januari 2021 Pukul 19.55 WIB

DinKes KalBar. (2021). https://dinkes.kalbarprov.go.id/covid-19/ 27 Januari 2021


pukul 11.30 WIB.

Dharma, Kelana Kusuma. (2017). Metode penelitian keperawatan. Jakata Timur:


Trans Info Media.

Darmojo, Boedhi. (2015). Buku ajar geriatri ilmu kesehatan usia lanjut. Jakarta:
FKUI

Festi, P . (2018). Buku ajar lansia “lanjut usia, perspektif dan masalah”.
Surabaya : UM Surabaya Publishing

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Situasi Covid-19.


https://www.kemkes.go.id/index.php 22 Januari 2020 Pukul 19.40 WIB
Kemenkes RI. (2016). Situasi lanjut usia (lansia) di Indonesia. Infodatin Pusat
Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. ISSN
2442-7659.

Kemenkes RI. (2017). Lansia.


Analisis Lansia Indo.. - Kementerian Kesehatan www.kemkes.go.id ›
download › Analisis Lansia Indon. 23 Januari 2021 Pukul 14.00 WIB

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Panduan pencegahan dan


pengendalian covid-19 di tempat kerja dan industri dalam mendukung
keberlangsungan usaha pada situasi pandemi. Jakarta: Menteri Kesehatan
Republik Indonesia

Keliat, dkk. (2011). Manajemen kasus gangguan jiwa. Jakarta: EGC

Kholifah, Nur Siti. (2016). Keperawatan gerontik. Jakarta: EGC

Hachema, D dkk. (2017). Validation of the arabic version of the geriatric anxiety
scale among lebanese population of older adults. Lebanon.

Machfoedz Ircham. (2019). Bio statistika. Yogyakarta: Fitramaya

Pusat Informasi dan Koordinasi Kabupaten Landak.


(2021) .http://pikocovid19.landakkab.go.id/ 7 Februari 2021 Pukul 23.00
WIB

Tiodora Hadumaon Siagian, (2020). Mencari kelompok berisiko tinggi terinfeksi


virus corona dengan discourse network analysis. JKKI Volume 09

Yusuf, Ahmad Dkk. (2015). Buku ajar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.

https://kbbi.web.id/cemas di akses tanggal 22 Januari 2021 Pukul 22.45


Yuke Wahyu Widosari. (2010). Perbedaan derajat kecemasan dan
depresi mahasiswa kedokteran preklinik dan ko-asisten di Fkuns
Surakarta.. Surakarta: Fakultas Kedokteran

Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:


Afabeta.

Setiadi. (2013). Konsep dan praktek penulisan riset keperawatan (Ed.2)


Yogyakarta: Graha Ilmu

Segal, D. L., June, A., Payne, M., Coolidge, F. L., & Yochim, B. (2010).
Development and initial validation of a self-report assessment tool for
anxiety among older adults: The Geriatric Anxiety Scale. Journal of Anxiety
Disorders, 24, 709-714.

Safrizal., Putra, D., Sofyan, S., Bima. (2020). Pedoman umum menghadapi
pandemi COVID-19. Jakarta: Kementrian Dalam Negeri Republik
Indonesia.

Padila. (2013). Buku ajar keperawatan gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika

Tampi, R. R & Tampi, D. J. (2014). Anxiety disorders in late life: a


comprehensive review. Healthy Aging Research 3:14, 1 – 9. doi:
10.12715/har.2014.3.14

Untari & Rohmawati. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pada


usia pertengahan dalam menghadapi proses menua (aging process). Jurnal
Keperawatan AKPER 17 Karaganyar. Vol.1. No.2

Mueller, A. E. (2014). Psychometric properties of the geriatric anxiety scale in


community-dwelling, clinical, and medical samples of older adults.
Dissertation Abstracts International: Section B: The Sciences and
Engineering, 74(11– B(E)).

Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam. (2011). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu


keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Nugroho, W. (2012). Keperawatan gerontik & geriatrik. Jakarta : EGC

Purnamasari, I., & Raharyani, A. E. (2020). Tingkat pengetahuan dan perilaku


masyarakat kabupaten Wonosobo tentang covid-19. Jurnal Ilmiah
Kesehatan.

Purwandani, Septia. (2020). Murottal sebagai terapi religi untuk mereduksi


kecemasan lansia. Malang.

World Health Organization. Coronavirus disease 2019 (COVID-19), WHO.


(2021) Situation Report – 70 [Internet].WHO; 2020 [updated 2020 March
30; cited 2020 March 31]. Available from: https://www.who.int/
docs/default-source/coronaviruse/situation-reports/20200330- sitrep-70-
covid-19.pdf?sfvrsn=7e0fe3f8_2
Lampiran
INFORMED CONSENT

PENELITIAN
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA
SELAMAMASA PANDEMI DI DESA PAHOKNG
KECAMATAN MEMPAWAHULU
KABUPATEN LANDAK

Peneliti :

Utari
NIM : SR19214030

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN REGULER


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2020/2021
Lampiran 1. Informed concent

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Dengan hormat,

Saya Utari, mahasiswa Program Studi S1 Sekolah Tinggi Ilmu


Keperawatan Muhammadiyah Pontianak bermaksud melakukan penelitian
yang berjudul “Gambaran Tingkat Kecemasan Lansia Selama Masa
Pandemi Di Desa Pahokng Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten
Landak”.
Tujuan dalam penelitian ini yaitu mengetahui gambaran tingkat
kecemasan pada lansia selama masa pandemi di Desa Pahongk kecamatan
Mempawah Hulu Kabupaten Landak.
Segala informasi yang diberikan melalui kuesioner yang telah
disusun oleh peneliti dijamin kerahasiaannya dan peneliti bersedia
bertanggung jawab apabila informasi yang diberikan akan merugikan.
Anda berhak untuk bersedia atau menolak menjadi responden apabila ada
pernyataan yang tidak berkenan.
Sehubungan dengan ini, saya memohon kesediaan anda untuk ikut
berpartisipasi dalam penelitian ini sebagai responden penelitian dengan
mengisi kuesioner yang akan peneliti berikan. Berikanlah jawaban yang
jujur sesuai dengan apa yang anda ketahui dan rasakan Jika setelah ini ada
pertanyaan, silahkan menghubungi 082149705216 (Utari). Atas perhatian
dan kesediaan anda, saya mengucapkan terima kasih.

Karangan, Februari 2021


Peneliti,
UTARI
LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN LANJUT USIA

Saya, Utari, dari mahasiswa STIK MUHAMMADIYAH PONTIANAK akan


melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Lansia
Selama Masa Pandemi Di Desa Pahongk Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten
Landak”. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran tingkat kecemasan pada
lansia selama masa pandemi, Penelitian ini membutuhkan 113 responden, dengan
menggunakan kuesioner sebagai alat penelitian dimana kuesioner memiliki 25
penyataan, penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan
Juli tahun 2021.
A. Kesukarelaan untuk ikut penelitian
Bapak/Ibu dapat mengikuti dalam penelitian ini tampa ada paksaan. Bila
Bapak/Ibu sudah memutuskan memberikan izin untuk ikut serta dalam
penelitian ini, maka Bapak/Ibu diharapkan dapat mengisi dan menandatangani
lembar persetujuan. Bapak/Ibu juga dapat mengundurkan diri dalam penelitian
ini jika berubah pikiran atau tidak berkenan untuk dilakukan penelitian.
B. Prosedur Penelitian
Apabila Bapak/Ibu telah memberikan izin untuk berpatisipasi dalam
penelitian ini, maka akan diminta untuk menandatangani lembar persetujuan
sebanyak rangkap dua, satu untuk Bapak/Ibu simpan, dan satu untuk peneliti.
Prosedur selanjutnya adalah Bapak/Ibu akan diminta mengisi kuesioner
dengan 25.
C. Kewajiban subjek penelitian Sebagai subjek penelitian
Bapak/Ibu berkewajiban mengikuti aturan atau petunjuk penelitian seperti
yang tertulis diatas. Bila ada yang belum jelas, Bapak/Ibu dapat bertanya lebih
lanjut kepada peneliti.
D. Risiko dan Efek Samping dan penanganannya
Penelitian ini tidak mempunyai risiko klinis terhadap responden.
E. Manfaat
Keuntungan yang didapatkan adalah saat kita sudah bisa mengetahui
bagaimana gambaran tingkat kecemasan pada lansia selama masa pandemi di
Desa Pahongk Kecamatan kita sebagai tenaga kesehatan bisa memberikan
pendidikan kesehatan pada lansia dengan memberikan informasi yang benar
mengenai COVID-19 sehingga lansia mengetahui bagaimana pencegahan dan
kebenaran dari COVID-19.
F. Kerahasian
Semua informasi yang berkaitan dengan indentitas Bapak/Ibu sebagai
responden akan dirahasiakan dan hanya dipergunakan dalam penelitian ini.
Hasil penelitian akan dipublikasikan tanpa indentitas Bapak/Ibu.
G. Kompensasi
Peneliti tidak memberikan kompensasi.
H. Pembiayaan
Semua biaya yang terkait dengan penelitian akan ditanggung oleh peneliti
tanpa meminta sedikitpun biaya pada responden.
I. Informasi Tambahan
Bapak/Ibu diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum
jelas sehubungan dengan penelitian ini. Bila sewaktu-waktu membutuhkan
penjelasan lebih lanjut dapat menghubungi peneliti Utari pada no
08214970216 atau melalui email muaytari98@gmail.com.
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN UNTUK
KEIKUTSERTAAN DALAM PENELITIAN

Semua penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan oleh Utari, dari
Mahasiswa STIK Muhammadiyah Pontianak tentang “Gambaran tingkat
kecemasan pada lansia selama masa pandemi di Desa Pahongk Kecamatan
Mempawah Hulu Kabupaten Landak” telah disampaikan kepada saya dan semua
pertanyaan sudah dijawab oleh peneliti. Saya mengerti bila memerlukan
penjelasan, saya dapat menanyakan kepada Utari secara langsung atau lewat
telepon pada nomor HP 082149705216 atau pada email muaytari98@gmail.com.
Saya sebagai responden :.....................
SETUJU
Untuk berpatisipasi pada penelitian ini.
Tanggal :
Tanda tangan responden :

Nama responden :
Tanda tangan saksi :

Nama saksi :
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Setelah dijelaskan maksud dan tujuan penelitian ini, maka saya
bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh saudari:
Nama : Utari
NIM : SNR19214030
Alamat : Jl. Trans Kalimantan Desa Durian Kompleks Zaujati
Residence 4 B3
Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah
Pontianak Program S1 Keperawatan dengan judu “Gambaran tingkat
kecemasan pada lansia selama masa pandemi di Desa Pahongk Kecamatan
Mempawah Hulu Kabupaten Landak”.
Dengan persetujuan ini, saya tanda tangani dengan sukarela
menjadi responden tanda paksaaan dari pihak mana pun.

Nomor responden :

Pontianak, Mei 2021

(................................................)
“Gambaran Tingkat Kecemasan Lansia Selama Masa Pandemi Di Desa
Pahokng Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten Landak”.
Data Demografi :
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Petunjuk Umum Pengisian Kuisioner :
1. Dibaca boh batol-batol pertanyaan ka babah nian sampe ngarati

2. Isi samua nomor ame dibantu urang lain

3. Satiap pertanyaan hanya balaku sote jawaban

4. Ka kuisioner nian, baresote tanda cheklist (√) ka kolom nang sesuai


man kitak pilih.

5. Kade kitak nganti jawaban cukup coret jawaban nang pertama tadi
man tanda

(=), laka koa bare tanda (√) ka jawaban terakhir.

6. Kade kitak nanak paham ka jawaban atau ka


pertanyaan nang ada mulih langsung ba tanya ka
peneliti boh.

No. Pernyataan Sering Kadang- Jarang Ina


kadang Pernah

1 Aku ngarasa gatuk-gatuk


nangar kabar corona.

2 Aku ngarasa banapas bijak pas urang-


urang ba curita corona.
3 Aku ngarasa nak nyaman ka parut pas
mikiran corona.
4 Aku ngarasa susah tidur salalu
kapikiran ka virus corona
5 Aku ngarasa ina bisa ngandaliant
dirikku pas mikiran corona.
6 Aku gali urang lain ngajahui aku kade
aku kana corona.
7 Aku gali urang lain masupei aku kade
kana corona.

No. Pernyataan Sering Kadang- Jarang Ina


kadang pernah
8 Aku susah tidur pas mikiran corona.

9 Aku bai tidur-tidur mikiran corona

10 Aku ngarasa suka ka bingungan

11 Aku suka bera-bera sadikit-sadikit bera


ka dangan
12 Aku ngarasa ina bisa fokus kade ngaraja
pakarajaant koa
13 Aku mudah takajut man kade urang
katai koa suka kasal rasanya.
14 Ampeant koa aku ngarasa ina suka
ngelakuant kegiatan nang biasa suka
dee aku ngalakuant.
15 Aku ngarasa urang bai barayung man
aku
16 Aku ngarasa lea urang linglung ina
tantu pikiran
17 Aku ngarasa gelisah ina nyaman duduk
ina nyaman ba diri
18 Aku ngarasa kuatir ka idupku

19 Aku ngarasa ina bisa


ngandaliant rasa kuatir ku
nian.
20 Aku ngarasa ina tanang
21. Aku ngarasa latih ngahe-ngahe a
22. Aku ngarasa otot-ototku nian ba
nyikuant rasa tagang lekoa
23. Aku ngarasa pingangku sakit, balikang
ku sakit ka tegek man ka otot-otot.
24. Aku ngarasa ina bisa mangandaliant
idupku rasanya koa ahe nang ku lakuant
ina bisa ku
25. Aku ngarasa ada nang buruk nang akan
tajadi k dirikku
KENDALI BIMBINGAN

NAMA MAHASISWA : Utari


NIM : SNR19214030
PEMBIMBING I : Dr. Wida Kuswida B,S.KP.M.Kes
PEMBIMBING II : Amelyadi, S.Ag.,M.Si

Tanggal Materi Bimbingan Masukan Paraf Pembimbing


26 - Diskusi dalam - Mencari judul
November mencari judul yang
2020 mempunyai
fenomena
terbaru

27 - Konsultasi Judul - Judul akan


November diACC jika
2020 batas minimal
kuantitas dan
kualitas
penelitian dalam
jurnal terpenuhi
29 - Konsultasi Judul - Revisi judul
November melihat lagi
2020 dengan
fenomena-
fenomena
lapangan yang
ada
30 - ACC judul - Judu bisa
November pembimbing diajukan ke
2020 panitia

7 Desember - ACC judul Panitia -


2020

19 - Konsultasi BAB II - Tambah lagi


Desember teori yang ada
2020 - Ada beberapa
sub sistem yang
dihilangkan
karena sesuai
dengan judul
16 Januari - Konsultasi BAB II - Perbaiki lagi
2021 (revisi) bagian teori
lansia dan
keaslian
penelitian
23 Januari - Konsultasi BAB II - Perbaiki
2021 (Revisi) menyatukan
beberapa
paragraf dan
mencari sumber
yang benar
24 Januari - Konsultasi BAB II - BAB II sudah
2021 (revisi) baik
- Konsultasi BAB III Hanya beberapa
ditambahkan
seperti definisi
operasional dan
variabel
penelitian
dimasukan di
BAB II, tidak
ada kerangka
teori dan
hipotesis karena
penelitian hanya
berupa
gambaran
- Di BAB III
pelajari baik-
baik lagi bagian
desain penelitian
cari populasi
lansia per Dusun
26 Januari - Konsultasi BAB II - Ibu
2021 (revisi) mengarahkan
- Konsultasi BAB III untuk membaca
(revisi) semua yang ada
di dalam
penelitian
dipahami supaya
tidak ada
kesalahan
kedepannya dan
lakukan uji
plagiatrisem
mengantisipasi
terjadinya
plagiat.
30 Januari - Konsultasi BAB II - BAB II sudah
2021 (ACC) baik
- Konsultasi BAB III - Kerjakan BAB I
(revisi) juga
- BAB III ganti
populasi jangan
per Dusun jadi 1
Desa saja terus
cari proporsi
masing-masing
Dusun, baca lagi
penelitian
kuantitatif
deskriftip.
2 Februari - Konsultasi BAB I - Di BAB I harus
2021 - Konsultasi BAB III benar-benar
(revisi) memahami
fenomena yang
terjadi sehingga
kamu tertarik
atau merasa
penting meneliti
penelitian kamu
disusun dengan
baik.
- Di BAB III
pelajari lagi
mengenai
analisis
univariat yang
digunakan dan
masih belum ada
proporsi
masing-masing
dusun,
instrumennya
juga dibetulkan.
- Konsultasi BAB I - Di BAB I
8 Februari (revisi) tambahkan
2021 - Konsultasi BAB III alasan lansia
(revisi) menjadi
kelompok rentan
bisa terkena
covid sehingga
mereka
mengalami
kecemasan dan
susun lagi
supaya
penelitian yang
kamu ambil
benar-benar
menjadi hal
yang harus
diteliti
- Masih dengan
populasi dan
sampel
diperbaiki
setelah itu lihat
instrumenmu
modifikasi
instrumen
menjadi bahasa
daerah mu.
16 Februari - Konsultasi BAB I - BAB I sudah
2021 (revisi) baik silahkan
- Konsultasi BAB III diperbaiki
(revisi) tulisannya
- BAB III masih
salah dibagian
sampel dan
instrumen
pelajari dulu
betul-betul kalau
sudah ketemu
baru ketemu lagi
sama ibu.
24 Februari - BAB I (ACC) - Lanjut
2021 - BAB III (ACC) kepembimbing
ke 2

26 Februari - Konsultasi BAB I - Rapikan saja


2021 - Konsultasi BAB II sesuai dengan
- Konsultasi BAB III format dan
tambah
beberapa kata
dibagian tujuan
penelitian.

Anda mungkin juga menyukai