Makalah Gizi Diet
Makalah Gizi Diet
Nama Kelompok 5:
1
Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Makalah Gizi dan Diet
(Mencegah Kekurangan Kalori Protein, Anemia Gizi Besi, Kurangnya Vitamin A,
Gangguan Akibat Kurangnya Yaodium)”. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas Gizi dan Diet. Tujuan yang lebih khusus dari penulisan makalah ini ialah
untuk menambah pengetahuan. Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit
hambatan yang penulis hadapi. Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan
orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas bagi pembacanya. Saya
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat saya harapkan.
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................2
Daftar Isi.........................................................................................................3
BAB I Pendahuluan........................................................................................4
3
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kekurangan gizi menjadi masalah yang umum di negara-negara
berkembang. Masalah gizi utama di Indonesia didominasi oleh masalah gizi
kurang yaitu Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Besi, Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY) dan kurang Vitamin A (KVA). Disamping itu
juga terdapat masalah gizi mikro lainya seperti defisiensi zinc. Defisiensi zinc
dan vitamin A banyak dialami oleh seseorang (Gibney, et al., 2008).
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui penyebab seseorang kekurangan kalori protein.
2. Untuk mengetahui penyebab seseorang mengalami anemia gizi besi.
3. Untuk mengetahui seseorang kekurangan vitamin A.
4
4. Untuk mengetahui penyebab seseorang mengalami gangguan akibat
kekurangan yodium.
5. Untuk mengetahui gangguan yang dapat terjadi akibat kekurangan kalori
protein.
6. Untuk mengetahui gangguan yang dapat terjadi pada seseorang yang
mengalami anemia gizi besi.
7. Untuk mengetahui gangguan yang dapat terjadi akibat kekurangan vitamin
A.
8. Untuk mengetahui gangguan yang dapat terjadi akibat kekurangan
yodium.
9. Untuk mengetahui cara untuk mencegah seseorangagar tidak kekurangan
vitamin, anemia gizi, dan cacingan.
10. Untuk mengetahui cara untuk mencegah seseorang agar tidak kekurangan
kalori protein.
11. Untuk mengetahui cara untuk mencegah terjadinya gangguan dalam tubuh
akibat kekurangan yodium.
5
BAB II
Pembahasan
Anemia gizi adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan cadangan besi dalam
hati, sehingga jumlah hemoglobin darah menurun dibawah normal. Sebelum
terjadi anemia gizi besi, diawali dulu dengan keadaan kurang gizi besi (KGB).
Apabila cadangan besi dalam hati menurun tetatpi belum parah, dan jumlah
hemoglobin masih norma, maka seseorang dikatakan mengalami kurang gizi besi
saja tidak disertasi anemiagizi besi. Keadaan kurang gizi besi yang berlanjut dan
semakin parah akan mengakibatkan anemia gizi besi, dimana tubuh tidak lagi
mempunyai cukup zat besi untuk membentuk hemoglobin yang diperlukan dalam
sel-sel darah yang baru (Soekirman,2000).
6
Gangguan akibat kekurangan yodium dapat disebabkan karena defisiensi yodium
dan atau faktor lain, seperti konsumsi zat goitrogenik yang tinggi. Asupan yodium
dan zat goitrogenik berhubungan dengan tingkat konsumsi makanan. Tingkat
konsumsi seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor demografi seperti umur,
tingat pendidikan, pekerjaan dan tingkat pendapatan yang nantinya akan
berdampak pada status gizi. (Madanijah, 2007)
Tanda – tanda dari Kekurangan Kalori Protein dibagi menjadi 2 macam yaitu
(Pudjiadi, 2005):
7
a. Kwashiorkor
b. Marasmus
c. Marasmik-Kwashiorkor.
2.6 Gangguan Yang Dapat Terjadi Saat Mengalami Anemia Gizi Besi
Dampak negatif dari GAKY terhadap kelangsungan hidup manusia dapat terjadi
gmulai dari dalam kandungan hingga pada orang dewasa, jika dampak ini terjadi
sejak masih dalam kandungan maka akan berisiko antara lain terjadinya
keguguran (abortus), lahir mati, cacat bawaan. (Choirin, 2010)
1. Cacingan
8
Berdasarkan hasil uji Chi – Square yang dilakukan diketahui ada hubungan antara
tindakan anak sekolah dasar terhadap infeksi cacing perut dengan probability (P)
= 0,001.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Eddy Hartono (1980), didapatkan bahwa
resiko terinfeksi cacing dari mereka yang tidak bisa menggunakan alas kaki lebih
besar daripada mereka yang biasa menggunakan alas kaki.
Pada umumnya, unsur yang lebih utama dalam pemberantasan cacingan adalah
perilaku dan budaya hidup bersih yang bisa mencegah terjadinya infeksi cacingan
maupun kontaminasi lingkungan yang bisa menjadi sumber penularan. Dalam
penanggulangan ke cacingan memang ada unsur pengobatan tetapi dengan
memberikan obat cacing tidak berarti telah menanggulangi atau mencegah infeksi
cacing (Sasongko, 2003)
2. Anemia Gizi
3. Kekurangan Vitamin A
Faktor yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan anak adalah umur,
aktivitas, keadaan sakit, dan jenis kelamin. Pada anak anak meskipun metabolisme
sama dengan orang dewasa tetapi mereka lebih aktif perkembangan tubuhnya,
sehingga memerlukan tambahan ekstra zat gizi untuk pertumbuhannya. Lebih
muda umur anak maka lebih banyak makanan yang diperlukan untuk tiap
kilogram berat badannya. Berat badan yang lebih ataupun yang kurang dari berat
9
badan rata-rata untuk umur tersebut merupakan faktor untuk menemukan jumlah
zat yang harus diberikan agar pertumbuhan berjalan dengan baik.
Kebutuhan energi tiap anak berbeda, yang ditentukan oleh metabolisme basal
tubuh, umur, aktivitas, fisik, suhu, lingkungan, serta kesehatannya. Zat gizi yang
mengandung energi tersebut disebut macronutrient yang dikenal dengan
karbohidrat, lemak, dan protein. Tiap gram protein, lemak dan karbohidrat
masing-masing menghasilkan 9 kalori, 5 kalori, dan 4 kalori. Dianjurkan agar
jumlah energi yang diperlukan didapat dari 50-60% karbohidrat, 25-35% protein,
dan 10-15% lemak.
Protein merupakan zat gizi yang sangat penting karena paling ert hubungannya
dengan proses kehidupan. Semua hayat hidup sel berhubungan dengan zat gizi
protein. Nama protein berasal dari bahasa Yunani yang artinya “yang pertama”
atau “yang terpenting” (Andaruni, 2012)
Untuk mencegah hal itu terjadi maka upaya pendidikan kesehatan mengenai
masalah GAKY serta pemberian keterampilan tentang cara untuk menguji kualitas
garam beryodium yang benar dapat dilakukan sedini mungkin antara lain pada
kelompok Wanita Usia Subur (WUS). Wanita Usia Subur (WUS) adalah salah
satu kelompok yang menjadi sasaran dalam upaya penanggulangan masalah
GAKY. WUS mempunyai peranan penting dalam mempersiapkan calon generasi
penerus yang berkualitas baik, oleh karena itu upaya penanggulangan GAKY
sebaiknya dilakukan pada tahap ini sebelum WUS tersebut merencanakan
kehamilan atau memasuki tahap rumah tangga baru. Upaya pencegahan GAKY
pada kelompok WUS bertujuan untuk mencegah terjadinya defisiensi yodium
yang akan mengakibatkan masalah pada tumbuh kembang WUS tersebut, juga
untuk mencegah timbulnya akibat yang merugikan khususnya kelahiran bayi
kretin. (Choirin, 2010)
10
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Kekurangan kalori protein, vitamin, yodium menjadi salah satu penyebab dari
terhambatnya pertmubuhan anak-anak.Ada beberapa gejala yang bisa diketahui
sejak dini.
3.2 Saran
Terdapat banyak cara untuk mencegah kekurangan gizi, selain itu segera
pergi ke dokter jika timbul gejala yang sudah disebutkan di makalah.
11
DAFTAR PUSTAKA
Nadimi, 2011. Pola Makan, Aktifitas Fisik dan Status Gizi Pegawai Dinas
Kesehatan.Sulawesi Selatan: Media Gizi Pangan Vol. XI.
Madanijah, S., Hirmawan, AB. 2007. Faktor- Faktor Sosial Ekonomi Keluarga
yang Berhubungan dengan Kejadian Gondok pada Murid SD. Jurnal Gizi Pangan
Dachi, R. A., & SKM, M. K. (2005). Hubungan Perilaku Anak Sekolah Dasar
No. 174593 Hatoguan Terhadap Infeksi Cacing Perut di Kecamatan Palipi
Kabupaten Samosir Tahun 2005.
Pudjiadi, S. 2005. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Faridah, A., & Kasmita, K. (2006). Subtitusi Ubi Jalar Kuning dan Penambahan
Ekstrak Wortel pada Pembuatan Mie Sebagai Pangan Fungsional
Penanggulangan Kurang Vitamin (KVA).
12
Andraruni, A (2012). Gambaran faktor-faktor penyebab infeksi cacingan pada
anak di SDN 01 Pasirlangu Cisarua. Students e-Journal, 1(1), 28
13