Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA REMAJA

PADA KELUARGA TN.A DENGAN PASCA DEMAM BERDARAH DENGUE


(DBD) DI DESA TIMU SILA BIMA

DISUSUN OLEH :

NAMA : IKA PUSPITA SARI

NPM : 018.01.3541

SEMESTER : VI

Dosen Pembimbing : Ns I Made Tama Endrawan,M.M

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

2020/2021

1
LEMBAR PENGESAHAN

Telah disahkan dan disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

MAHASISWA

IKA PUSPITA SARI

018.01.3541

DOSEN PEMBIMBING

NS I MADE TAMA ENDRAWAN,M.M

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Keperawatan
Keluarga dengan” Dengan Pasca Demam Berdarah Dengue (Dbd) Di Desa Timu Sila Bima”

ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.Dan juga kami berterima kasih pada
Bapak”Ns I Made Tama Endrawan,M.M”selaku Dosen mata kuliah ” Keperawatan Keluarga
“ yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai “Dengan Pasca Demam Berdarah Dengue (Dbd) Di Desa Timu
Sila Bima”” Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Mataram 28 Mei 2021

Penyusun

3
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………..........1

HALAMAN PENGESAHAN ………………………….......................................2

KATA PENGANTAR ………………………………….......................................3

DAFTAR ISI …………………………………………..........................................4

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................5

A. LATAR BELAKANG...............................................................................5
B. TUJUAN PENULISAN..............................................................................6
C. MANFAAT PENULISAN..........................................................................7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................9

2.1 Konsep Dasar Keluarga……………………………………….…....9

2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga ................................14


2.3 Konsep Dasar Penyakit.....................................................................17
BAB 3 LAPORAN KASUS……………………………………………………....21
3.1 Pengumpulan Data ………………………………………………....21
3.2 Analisa Data ………………………………………………………..28
3.3 Diagnosa Keperawatan ……………………………………………..30
3.4 Skoring ............……………………………………………………..30
3.5 Rencana Keperawatan……………………………………………....32
3.6 Tindakan keperawatan……………………………………………...33
3.7 Evaluasi…………………………………………………………….33
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..……...34

LAMPIRAN………………………………………………………………………35

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi oleh virus dengue yang
masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan perhatian internasional. DBD pertama
kali terjadi di dunia pada tahun 1780-an yang terjadi serentak di Asia, Afrika, dan Amerika
Utara(Widyanto & Triwibowo, 2013). DBD merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia yang semakin hari cenderung meningkat kejadian dan
penyebarannya (Widoyono, 2011).

Remaja pun tidak luput dari serangan Demam Berdarah, apalagi tinggal didaerah
banyak nyamuk aedes aegypti berkembang biak, Remaja adalah peralihan usia manusia dari
anak-anak sampai belasan tahun, anak usia remaja tidak dapat dikatakan Sudah dewasa,
tetapi tidak dapat juga disebut masih anak-anak, Menurut WHO yang disebut remaja adalah
mereka yang DISEBUT REMAJA Adalah mereka yang berada pada transisi anatara masa
kanak-kanak dan dewasa, batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun,
sednagkan menurut peraturan mentri kesehatan nomor 25 tahun 2014, remaja adalah
manusia yang rentan usianya 10-18 tahun

Epidemi dengue dipengaruhi oleh lingkungan dengan banyaknya genangan air atau
container yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus yang merupakan vektor penular dengue (Soedarto, 2012). Di Indonesia kasus
DBD pertama kali terjadi di Surabaya pada tahun 1968. Penyakit DBD ditemukan di 200
kota di 27 Provinsi dan telah terjadi KLB akibat DBD profil kesehatan Provinsi Jawa Timur
tahun 1999 melaporkan bahwa kelompok tertinggi adalah usia 5-14 tahun yang terserang
sebanyak 42% dan kelompok usia 15-44 tahun yang terserang sebanyak 37%. Data tersebut
di dapatkan dari data rawat inap Rumah Sakit.

Demam berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus
dengue yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes,
seperti Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Virus ini tersebar luas diseluruh dunia terutama
di daerah tropis. Hambatan anggota keluarga dalam memepertahankan kondisi lingkungan
rumah yang sehat dapat memicu terjadinya penyakit DBD. Penderitanya terutama adalah
anak-anak berusia 15 tahun, tetapi sekarang banyak juga orang dewasa terserang penyakit
virus ini.

B. Tujuan Penulisan
Mengesplor proses Asuhan Keperawatan Keluarga pada Keluarga Tn.R yang Mengalami
Pasca DBD Dengan Masalah Keperawatan Hambatan Pemeliharaan Rumah Desa Timu sila
Bima

5
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi Pendidikan
Menjadi wacana dan bahan belajar mengajar terhadap pemberian asuhan keperawatan pada
pasien Pasca DBD dengan Masalah Keperawatan Hambatan Pemeliharaan Rumah Di Desa
Timu sila Bima

2. Bagi Instansi Kesehatan


Sebagai bahan masukan dan menambah referensi untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan
yang diberikan pada pasien Pasca DBD dengan Masalah Keperawatan Hambatan
Pemeliharaan Desa Timu sila Bima

3. Bagi Pembaca
Meningkatkan pengetahuan kepada pembaca tentang pasien Demam Berdarah dengan
masalah Keperawatan dan perawatan pada pasien serta dapat digunakan sebagai alat bantu
bagi perawat untuk mengevaluasi dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan pasien Pasca
DBD dengan Masalah Keperawatan Hambatan Pemeliharaan Rumah Desa Timu sila Bima

4. Bagi Penulis
Diharapkan Penulis dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang lebih mendalam dan
upaya dalam melakukan Asuhan Keperawatan khususnya pada pasien Pasca DBD dengan
Masalah Keperawatan Hambatan Pemeliharaan Desa Timu sila Bima

5. Bagi Klien dan Keluarga


Membantu Klien dan Keluarga dalam mengenali penyakitnya, penyebab, tanda gejala dan
cara menanganinya serta memberikan pengetahuan cara mencegahnya supaya tidak terjadi
penyebaran secara merata baik itu keluarga maupun orang lain.

6
BAB II
KONSEP DASAR

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Pengertian
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi, dan tiap tiap anggotan keluarga selalu berinteraksi satu sama lain
(Mubarak dkk, 2011, hal 67).
2. Tipe Keluarga
Menurut Mubarak (2011 hal 70-71) keluarga dibagi beberapa tipe yaitu:
a. Traditional nuclear adalah keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal
dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan,
satu/keduanya dapat bekerja diluar rumah.
b. Extended family adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Reconstituted nuclear adalah pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan
kembali
suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak anaknya, baik itu bawaan
dari
perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan yang baru.
d. Middle Age/Aging Couple adalah suami sebagai pencari uang, istri dirumah,/keduanya
bekerja di rumah, anak anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti
karier.
e. Dyadic Nuclear adalah suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak,
keduanya/salah satunya bekerja diluar rumah.
f. Single Parent adalah satu orang tua sebagai akibat perceraian/kematian pasangannya dan
anak anaknya dapat tinggal dirumah/di luar rumah.
g. Dual Varrrier adalah suami istri berkarir dan tanpa anak.
h. Commuter Married adalah suami istri orang karir dan tinggal terpisah pada jarak tertentu,
keduanya saling mencari pada waktu waktu tertentu.
i. Single Adult adalah wanita atau pria dewasa yangtinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk menikah.
j. Three Generation adalah tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
k. Institutional adalah anak anak atau orang dewasa tinggal dalam suatu panti panti.
l. Comunal adalah satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogami dengan anak
anaknya dan bersama sama dalam penyediaan fasilitas.
m. Group Marriage adalah satu perumahan terdiri atas orang tua dan keturunannya di dalam
satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan yang lain dan semua adalah
orang tua dari anak anak.
n. Unmaried parent and Child adalah ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki,
anaknya diadopsi.
o. Cohibing couple adalah dua orang/satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan.

7
3. Tahap dan tugas perkembangan keluarga
Berikut adalah tahap tahap perkembangan keluarga menurut (Mubarak dkk, 2011, hal 86-92)
disertai dengan tugas pada setiap perkembangannya.

a. Tahap I pasangan baru atau keluarga baru (berginning familiy) Keluarga baru dimulai pada
saat masing masing individu, yaitu sumai dan istri membentuk keluarga melalui perkawinan
yang sah dan meninggalkan keluarga masing masing, secara psikologis keluarga
tersebut memiliki keluarga baru. Tugas perkembangan pada keluarga ini antara lain :
1. Membina hubungan intim dan kepuasan bersama
2. Menetapkan tujuan bersama.
3. Membina hubungan dengan keluarga lain
4. Merencanakan anak
5. Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri untuk kehamilan.

b. Tahap II keluarga dengan kehamilan anak pertama (child bearing family) Kelahiran bayi
pertama memberi perubahan yang besar dalam keluarga, sehingga pasangan harus
beradaptasi dengan perannya untuk memenuhi kebutuhan bayi. Tugas perkembangan pada
tahp ini antara lain :
1. Persiapan menjadi orang tua.
2. Membagi peran dan tanggung jawab.
3. Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang menyenangkan.
4. Mempersiapkan biaya bayi.
5. Memfasilitasi role learning anggota keluarga.
6. Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita.
7. Mengadakan kegiatan keagamaan.

c. Tahap III keluarga dengan anak prasekolah (families with preschool) Tahap ini dimulai
saat kelahiran anak berusia 2,5 tahun berakhir saat usia 5 tahun. Tugas perkembangan pada
keluarga ini antara lain :
1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga.
2. Membantu anak untuk bersosialisai.
3. Bearadaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga
harus terpenuhi.
4. Mempertahankan keluarga yang sehat.
5. Pembagian waktu untuk pasangan dan anak.
6. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.

d. Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah (families with school children) Tahap ini
dimulai pada saat anak yang tertuamemasuki sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada
usia 12 tahun. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :
1. Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak, pendidikan, dan semangat
belajar.
2. Tetap memepertahankan hubungan yang harmonis dalam perkawinan.

8
3. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
4. Menyediakan aktivitas untuk anak.
5. Menyesuaikan pada aktivitas komunitas dengan mengikutsertakan anak.

e. Tahap V keluarga dengan anak remaja (families with teenagers) Tahap ini dimulai pada
saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai pada usia 19-20 tahun, pada
saat anak meninggalkan rumah orang tuanya. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini
adalah:
1. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab meningat remaja
yang sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya.
2. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
3. Mempertahankan komunikasi terbuka antar anak dan orang tua, hindari perdebatan,
kecurigaan, dan permusuhan.
4. Perubahan sitem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.

f. Tahap VI keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (launching center families) Tahap
ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini bergantung pada
jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal
bersama orang tua. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain :
1. Meperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Membantu orang tua yang sedang memasuki masa tua.
4. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya.
5. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
6. Berperan suami istri, kakek, dan nenek.
7. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak anaknya.

g. Tahap VII keluarga usia pertengahan (middle age families) Tahapan ini dimulai pada saat
anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan
meninggal. Tugas pekembangan keluarga pada tahap ini antara lain :
1. Mempertahankan kesehatan.
2. Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam arti mengolah minat social dan
waktu santai.
3. Memulihkan hubungan antrara generasi muda dan generasi tua.
4. Keakraban dengan pasangan.
5. Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
6. Persiapan masa tua atau pensiun dan meningkatkan keakraban pasangan.

h. Tahap VII keluarga usia lanjut Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai pada saat
salah satu pasangan pensiun, berlanjut sampai salah satu pasangan meninggal, sampai
keduanya meninggal. Tugas perkembangan pada tahap ini antara lain :
1. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
2. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik, dan
pendapatan.

9
3. Mempertahnkan keakraban suami istri dan saling merawat.
4. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
5. Menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan kematian.

4. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga menurut (Mubarak dkk, 2011, hal 76) adalah sebagai berikut :
a. Fungsi biologis, yaitu fungsi meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan
anak, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
b. Fungsi psikologis, yaitu memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi keluarga,
memberikan perhatian, memberikan kedewasaan kepribadian anggota keluarga, serta
meberikan identitas pada keluarga.
c. Fungsi sosialisasi, yaitu membina sosialisasi pada anak, membentuk norma norma
tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan masing masing, dan meneruskan
nilai nilai budaya.
d. Fungsi ekonomi, yaitu mencari sumber sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan saat ini dan menabung untuk keluarga dimasa yang akan datang.
e. Fungsi pendidikan, yaitu menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
ketrampilan, memberikan perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa, serta mendidik anak sesuai dengan
tingkat perkembangannya.

5. Struktur keluarga
Struktur keluarga oleh Fredman dikuti dari (Mubarak dkk, 2011, hal 69-70) digambarkan
sebagai berikut:
a. Struktur komunikasi Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila
dilakukan secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai, dan ada hirearki
kekuatan.
b. Struktur peran Struktur peran adalah serangkain perilaku yang diharapkan sesuai
dengan posisi sosial yang diberikan.
c. Struktur kekuatan Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk
mengontrol, mempengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain.
d. Struktur niali dan norma Nilai adalah sistem ide ide, sikap kenyakinan yang mengikat
anggota keluarga dalam budaya tertentu.Sedangkan norma adalah pola perilaku yang
diterima pada lingkungan sosial tertentu, lingkungan keluarga, dan lingkungan
masyarakat sekitar keluarga.

6. Tahapan keluarga sejahtera


Tahapan dari keluarga sejahtera menurut (Mubarak dkk, 2011, hal 80-82) adalah sebagai
berikut
a. Keluarga prasejahtera Keluarga prasejahtera adalah keluarga yang belum dapat
memnuhi kebutuhan dasarnya secara minimal yaitu kebutuhan pengajaran agama,
pangan, sandang, papan, dan kesehatan, atau keluarga yang belum dapat memenuhi
salah satu atau lebih indikator keluarga sejahtera tahap I.

10
b. Keluarga sejahtera tahap I Keluarga sejahtera tahap I adalah keluarga yang telah dapat
memnuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi
kebutuhan psikologisnya, kebutuhan psikologis keluarga meliputi : kebutuhan
pendidikan, keluarga brencana, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan
sekitar, dan transportasi.
c. Keluarga sejahtera tahap II Keluarga sejahtera tahap II adalah keluarga yang
disamping telah memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal serta telah dapat
memenuhi kebutuhan psikologinya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan
pengembangannya, seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.
d. Keluarga sejahtera tahap III Keluarga sejahtera tahap III adalah keluarga yang telah
dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasarnya, sosial psikologis, dan pengembangan
keluarganya, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang maksimal terhadap
masyarakat yang teratur dalam bentuk material, keuangan untuk social
kemasyarakatan, dan belum berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
e. Keluarga sejahtera tahap III plus Keluarga sejahtera tahap III plus adalah keluarga
yang telah memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial psikologis, dan
pengembangannya telah terpenuhi, serta memiliki kepedulian sosial yang tinggi pada
masyarakat (mubarak dkk, 2011, hal 80- 82)

7. Keluarga sebagai suatu sistem


Sistem adalah kumpulan dari beberapa bagian fungsional yang saling berhubungan dan
bergantung satu dengan yang lain dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Alasan keluarga disebut sistem menurut (Mubarrak dkk, 2011, hal 82-83) adalah
sebagai berikut :
a. Keluarga mempunyai subsistem, yaitu terdapat anggota, fungsi, peran, aturan, budaya,
dan lainnya yang dipelajari dan dipertahankan dalam kehidupan keluarga.
b. Terdapat saling berhubungan dan ketergantungan antar subsistem.
c. Merupakan unit (bagian) terkecil dari masyarakat yang dapat mempengaruhi supra
sistem.Seperti pada umumnya suatu sistem, keluarga juga mempunyai komponen
komponen sistem.

11
B. Konsep Asuhan keperawatan keluarga
Asuhan keperawatan keluarga menurut (Mubarak, dkk, 2011, hal 95-110) adalah sebagai
berikut :
1. Pengkajian keperawatan adalah tahapan seorang perawat mengumpulkan informasi
secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Data data yang perlu
dikaji adalah sebagai berikut :
a. Data umum
1. Nama kepala keluarga, umur, alamat, pekerjaan dan pendidikan, jenis kelamin,
hubungan, dan genogram.
2. Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang
terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
3. Suku bangsa atau latar belakang budaya, mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut.
4. Agama.
5. Status sosial ekonomi keluarga.
6. Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga Tahap perkembangan keluarga adalah


pengkajian keluarga berdasarkan tahap kehidupan keluarga.
c. Pengkajian lingkungan
1. Karakteristik rumah
2. Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal

d. Struktur keluarga
1. Pola pola komunikasi keluarga
2. Struktur kekuatan keluarga
3. Struktur peran
4. Struktur nilai dan norma keluarga

e. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
2. Fungsi sosialisasi
3. Fungsi perawatan kesehatan
4. Fungsi reproduksi
5. Fungsi ekonomi

f. Stres dan koping keluarga


1. Stresor jangka pendek
2. Stresor jangka panjang
3. Kemampuan keluarga berespons terhadap stresor
4. Strategi koping yang digunakan
5. Strategi adaptasi fungsional

12
g. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.
h. Harapan keluarga Pada akhir pengkajian, perawat menanyakanharapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.

2. Diagnosis keperawatan keluarga


Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga, atau masyarakat
yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisis data secara cermat,
memberikan dasar untuk menetapkan tindakan tindakan dimana perawat bertanggung jawab
untuk melaksanakannya.diagnosis keperawataan keluarga diaanalisis dari hasil pengkajian
terhadap masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga, struktur
kluarga, fungsi keluarga, koping keluarga, baik yang bersifat aktual, resiko, maupun sejahtera
dimana perawat memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk melakukan tindakan
keperawatan bersama sama dengan keluarga berdasarkan kemampuan, dan sumber daya
keluarga. Komponen diagnosis keperawatan meliputi problem, etiologi, dan sign atau tanda
yang selanjutnya dikenal dengan PES.

3. Rencana keperawatan keluarga


Rencana keperawatan keluarga adalah kumpulan tindakan yang direncanakan oleh perawat
untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi masalah kesehatan/masalah
keperawatan yang telah diidentifikasi.

4. Tindakan keperawatan keluarga


Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal hal dibawah ini :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan
kesehatan.
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
d. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan menjadi sehat.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitaskesehatan.

5. Evaluasi
Langkah langkah dalam mengevaluasi pelayanan keperawatan yang diberikan kepada indivu
maupun keluarga adalah sebagai berikut :
a. Tentukan garis besar masalah kesehatan yang dihadapi dan bagaimana keluarga
mengatasi masalah tersebut.
b. Tentukan bagaimana rumusan tujuan perawatan yang akan dicapai.
c. Tentukan kriteria dan standar untuk evaluasi.
d. Tentukan metode atau teknik evaluasi yang sesuai.
e. Bandingkan keadaan yang nyata dengan kriteria standar untuk evaluasi.
f. Identifikasi penyebab.
g. Perbaiki tujuan berikutnya

13
C. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian
Demam berdarah dengue/DBD adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot/nyeri sendi yang disertai lekopenia,
ruam,limfadenopati, trombositopenia dan diatesis hemoragik (Sudoyo, 2007, hal 1709).
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus
dengue dan ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes Aegyptidan Aedes Albopictus(Widyanto
& Triwibowo, 2013, hal 94-95). Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk
aedes aegypti (Suriadi & Yuliani, 2006, hal 57).

2. Etiologi
Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam genus
Flavivirus, keluarga Flaviviridae.Flavivirus merupakan virus dengan diameter 30 mm terdiri
dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 4x 106. Terdapat 4 serotipe virus
yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4 yang semuanya dapat menyebabkan demam dengue
atau demam berdarah dengue. Keempat serotype ditemukan di Indonesia dengan DEN-3
merupakan serotype terbanyak (Sudoyo dkk, 2007, hal 1709).

3. Penularan
Virus dengue yang termasuk grup B arthopod borne virus (arbovirus) ditularkan ke
manusia melalui gigitan nyamuk aides aigepty atau juga nyamuk aedes albocpictus namun
bukan vector utama. Sekali terinfeksi albovirus, selama hidupnya nyamuk akan terinfeksi dan
dapat terus menularkan virus tersebut ke manusia. Nyamuk betina yang terinfeksi juga dapat
menularkan virus ke generasi berikutnya dengan cara transofarial. Virus dengue bersirkulasi
dalam tubuh manusia selama 2–7 hari hari atau selama terjadi demam. Selama 4-7 hari virus
dengue di tubuh penderita dalam keaddaan viremia dan pada masa itulah penularan terjadi.
Sehingga apabila pada masa itu penderita digigit nyamuk, maka virus dengue juga terhisap
oleh nyamuk. Virus tersebut akan masuk ke lambung nyamuk kemudian berkembang biak
dan akan berpindah ke kelenjar ludah nyamuk. Proses tersebut terjadi selama 8-10 hari
sebelum virus dengue ditularkan kembali ke manusia melalu gigitan nyamuk yang terinfeksi.

4. Patofisiologi
Virus dengue akan masuk kedalam tubuh melaui gigitan nyamuk aedes aegypti dan
kemudian akan bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah kompleks virus antibodi, dalam
sirkulasi akan mengaktivasi sistem komplement. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a
dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat
sebagai factor meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan
plasma melalui endotel dinding itu. Terjadinya trombositopenia, menurunnya trombosit dan
menurunnya faktor koagulasi (protrombin, faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen) merupakan
faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal
pada DHF. Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding
pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan
diathesis hemoragik. Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma

14
melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami
hypovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoreksia jaringan, asidosis metabolik dan
kematian (Suriadi & Yuliani, 2006, hal 57)

5. Gambaran Klinis
Pasien penyakit DBD pada umumya disertai dengan tanda tanda demam selama 2-7 hari
tanpa sebab yang jelas, manifestasi perdarahan dengan tes Rumpel Leede (+), mulai dari
petekie (+) sampai perdarahan spontan seperti mimisan, muntah darah, atau berak darah, hasil
pemeriksaan trombosit menurun (normal 150.000-300.000 uL), hematokrit meningkat
(normal pria <45,wanita < 40), akral dingin, gelisah, tidak sadar (Widoyono, 2005, hal 63).

Adapun keparahan penyakit DBD dapat dibagi menjadi 4 tingkatan yaitu :


a. Derajat I (ringan) : apabila demam mendadak terjadi selama 2-7 hari disertai gejala
klinis lain dengan manifestasi perdarahan paling ringan yaitu uji torniquet (rumple
leed) menunjukan hasil yang positif.
b. Derajat II (sedang) : apabbila terjadi gejala yang lebih berat dari derajat I disertai
manifestasi klinis perdarahan kulit, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis atau
melena. Terjadi pula gangguan sirkulasi darah perifer ringan berupa kulit dingin dan
lembab, ujung jari dan hidung dingin.
c. Derajat III (berat) : apabila terjadi perdarahan perifer ditandai dengan nadi cepat dan
lemah serta penyempitan tekanan nadi atau hipotensi, kulit dingin, lembab dan
gelisah.
d. Derajat IV (berat sekali) : apabila terjadi syok berat dengan tensi yang tidak terukur
dan andi tidak dapat teraba (Widyanto & Triwibowo, 2013, hal 95).

6. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
1) Penatalaksanaan pasien DBD derajat I Pada pasien derajat I ini keadaan umumnya
seperti pada pasien influenza biasa dengan gejala demam, lesu, sakit kepala, dan
sebagainya, tetapi terdapat juga gejala perdarahan atas hasil uji torniquet positif.
Pasien perlu istirahat mutlak, observasi tanda vital setiap 3 jam (terutama tekanan
darah dan nadi), periksa Ht, Hb dan trombosit secara periodik (4 jam sekali). Berikan
air minum 1 – 2 liter dalam 24 jam. Catatlah hasil pemeriksaan Ht, Hb dan trombosit
secara teratur dan adakan penilaian apakah terjadi kenaikan yang melebihi normal
atau tidak.

2) Penatalaksanaan pasien DBD derajat II Umumnya pasien dengan DBD derajat II,
ketika dating sudah dalam keadaan lemah, malas minum (gejala klinis derajat I
ditambah adanya perdarahan spontan) dan tidak jarang setelah dalam perawatan baru
beberapa saat pasien jatuh kedalam keadaan renjatan. Oleh karena itu, lebih baik jika
pasien segera dipasang infus sebab jika sudah terjadi renjatan vena-vena sudah
menjadi kolaps sehingga susah untuk memasang infus. Pengawasan tanda vital,
pemeriksaan hematokrit dan hemoglobin serta trombosit seperti derajat I, dan harus
diperhatikan gejal – gejala renjatan seperti nadi menjadi mengecil dan cepat, tekanan

15
darah menurun, anuria atau mengeluh sakit perut sekali dan lain sebagainya. Jika hal-
hal tersebut terjadi segera hubungi dokter. Pada pasien ini selain diberi infus juga
diberi minum serta makan sebanyak yang ia mau.

3) Penatalaksanaan pasien DBD derajat III dan IV (DSS) Pasien DSS adalah pasien
gawat maka jika tidak mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat akanmenjadi
fatal sehingga memerluka perawatan yang intensif. Masalah utama adalah akibat
kebocoran plasma pada pasien. DSS ini mencapai puncaknya dengan ditemuinya
tubuh pasien sembab, aliran darah sangat lambat karena menjadi kental sehingga
mempengaruhi curah jantung. Pertolongan utama adalah mengganti plasma yang
keluar dengan memberika cairan dan elektrolit (RL). Akibat terjadinya kebocoran
plasma pada paru terjadi mengumpulan cairan didalam rongga pluera dan
menyebabkan pasien dispnea; untuk meringankan pasien dibaringkan semi Fowler
dan diberikan O2. Penilaian tanda vital dan infuse masih diteruska sampai 24-48 jam
setelah syok teratasi, pemeriksaan Ht, Hb dan trombosit masih perlu dilakukan
(Ngastiyah, 2005, hal 372-374).

b. Penatalaksanaan Non Medis


1) Pencegahan
a. Pengasapan/fogging berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas
waktu tertentu.
b. Memberikan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air.
c. Melaksanakan 3M + (menutup, menguras, mengubur). Selain itu juga melakukan
beberapa plus seperti memlihara ikan pemakan jentik, menggunakan kelambu pada
waktu tidur, memasang obat nyamuk, memriksa jentik berkala dan disesuaikan
dengan kondisi setempat.
2) Pendidikan kesehatan Pendidkan kesehatan pada dasarnya untuk meningkatkan
derajat kesehatan; menurunkan ketergantungan; dan memberikan kesempatan pada
individu, keluarga, kelompok, dan komunitas untuk mengaktualisasikan dirinya dalam
mempertahankan keadaan sehat yang optimal. Tujuan pendidikan kesehatan adalah
meningkatkan perilaku sehat individu maupun masyarakat, pengetahuan yang relevan
dengan intervensi dan strategi pemeliharaan derajat kesehatan, pencegahan penyakit,
serta mengelola (memberikan perawatan) di rumah (Nursalam& Efendi, 2012 hal
193-194).

7. Komplikasi
Penyakit dengue dapat berkembang biak menjadi berat jika terjadi komplikasi-komplikasi
berupa enselopati, kerusakan hati, kerusakan otak, kejang-kejang dan syok (Soedarto, 2012,
hal 6)

16
BAB III

LAPORAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. IDENTITAS UMUM KELUARGA


a. Identitas Kepala Keluarga:
Nama :Ridwan Pendidikan :SMA
Umur : 42 tahun Pekerjaan : Petani
Agama : Islam Alamat : Desa Timu Sila Bima
Suku : Mbojo NomorTelpon :-

b. KomposisiKeluarga:
Hub.
No Nama L/P Umur Pekerjaan Pendidikan
Klg

1. Jubaida P 44 Istri IRT SMA

2 M.Agas Saputra L 17 Anak Siswa SMA

3 Hilman L 14 Anak Siswa SMP


Khazindar

4 Asyfa Rahannan P 9 Anak Siswa SD

c. Genogram:

17
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: laki-laki/perempuan yang telah meninggal dunia
: Hubungan perkawinan
: Tinggal serumah
: Pasien

d. Type Keluarga: Extended family adalah keluarga inti ditambah dengan sanak
saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
e. Masalah yang terjadi dg type tersebut: Tidak ada Masalah
f. Suku Bangsa:
a) Asal suku bangsa: Mbojo,Bima NTB
b) Budaya yang berhubungan dg kesehatan: Masih Terikat dengan pengobaan
dukun walaupun sudah Tidak sesering dulu namun ada beberapa Masalah
Kesehatan yang mengharuskan mereka kedukun seperti Diguna-guna
c) Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan:Agama Islam
namun tidak ada Yang mempengarhi kesehatan hanya saja masih sedikit
mempercai orang pinter (dukun)
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga:
a) Anggota keluarga yang mencari nafkah:Ayah dan Ibu terkadang anaknya
juga ikut apabila Libur sekolah
b) Penghasilan:Cukup (Rp 3.000.000.00)
c) Upaya lain: Memiliki Kios dirumahnya
d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll) : memiliki 2 motor Dan
beberapa Petak sawah
e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan: Tidak pasti, sesuai dengan keadaan
f) Aktivitas Rekreasi Keluarga: Tidak sering berliburan diluar, tapi Pergi
menjungi Sawah ataupun Gunung mereka tetap mereka Anggap Reaksi

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua): Anak
Tertua dari keluarga Tn.R ini Cukup Dewasa, tidak Berselisih paham Dengan Adik-
adiknya, dan menjadi abang yang baik, Namun Untuk Urusan dan kebiasaan Akan
kebersihan Kamarnya sendiri Berbeda dengan kedua adiknya yang nampak rapih,
Dikarenakan Aktivitas Luar rumah yang banyak Menyebabkan dirinya tidak dapat
sering merapihkan kamar dan membantu ibunya mmebersihkan rumah
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalnya: Mereka tidak
memiliki lahan Lain untuk Melakukan Ternak Kudanya sehingga tidak Jarang
Mereka Harus terusik Bau Kotoran karna itu, jika kuda dijual maka Penghasilan
keluarga bisa Berkurang, sehingga mereka mau atau tidak harus menerimanya.

18
Kebersihan Rumah dan Lingkungan Yang selalu Menganggu mereka,
c. Riwayat kesehatan keluarga inti:
a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini: Keluarga ini nampak Sehat setelah
Terkena DBD 2 bulan lalu, Namun masih dibayangi Cemasan Akan terjangkit
Dbd Nantinya
b) Riwayat penyakit keturunan: Tidak Ada Penyakit Keturunan
c) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga

Imunisasi
Tindakan
Keadaan (BCG/Polio/ Masalah
No Nama Umur BB Yang telah
Kesehatan DPT/HB/ kesehatan
dilakukan
Campak

1. Ny.J 44Thn 65 Tidak ada Lengkap Tidak ada masalah Tidak ada
Keluhan tindakan

Tidak ada
2. An.A 17Thn 68 keluhan Lengkap Pernah DBD
Opname rumah
sakit
3. An.Z 14Thn 45 Tidak ada Lengkap Tidak ada Tidak Ada
keluhan Masalah

4. An.F 9Thn 25 Lengkap Tidak Ada


Tidak ada Tidak ada
keluhan Masalah
5. Tn.R 42Thn 83 Lengkap Tidak Ada

Tidak ada Tidak ada


keluhan Masalah

d) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Puskesmas Dan Rumah


sakit
e) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya: An.A Pernah masuk rumah sakit
Dikarenakan DBD yang dirasakan, dan harus dirawat 2 minggu lebih dirumah
sakit, dan bisa dipulangkan setelah keadaanya Membaik

19
III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah
1) Luas rumah: 1.2 Are
2) Type rumah: Minimalis
3) Kepemilikan:Dimiliki Oleh mereka sendiri
4) Jumlah dan ratio kamar/ruangan: Ada 3 kamar, 1 gudang 1 dapur 1 Tolet 1
ruangan Keluarga 1 Kios, Halaman yang Luas, dibelakang
Rumah Terdapat Kandang Kuda
5) Ventilasi/cendela:Setiap kamar memiiki 2 jendela besar.
6) Pemanfaatan ruangan:
7) Septic tank: tidak Ada letak : Ada
8) Sumber air minum: Beli pergalon
9) Kamar mandi/WC: 1 Kamar mandi Dalam dan 1 Ruang Cuci terbuka yang
bisa digunakan Untuk mandi juga
10) Sampah:Terdapat Kotak sampah depan halaman rumahnya, dan terdapat
Selokan juga, yang terkadang Dibuang disana dibiarkan
dibawa oleh air
11) Kebersihan lingkungan: Rumah Lebih sering Terlihat Tidak Bersih, Akan
dibersihkan jika Ny.J bisa
12) Denah rumah
13)

Kandang Kuda

Toilet

Dapur

Gudang

Kamar 3

Ruang Keluarga

Kamar 1

Pintu
Kamar 2

20
Kios

Tempat
cuci

Pandopo
Halaman dan tempat jemurah

14) Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


1) Kebiasaan: Kehidupan antar tetangga dan warga sekitar terjalin baik dan
saling mengunjungi.
2) Aturan/kesepakatan:Tidak Ada aturan Khusus
3) Budaya: Tidak ada

b. Mobilitas Geografis Keluarga: Ponaan dari keluarga ini sering mengunungi rumah
mereka untuk bermain, begitupun mereka sering meluangkan waktu hampir setiap
hari untuk mengunjungi keluarganya, dikarenakan satu desa hanya beda Rt saja
c. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat : sangat Baik, Saling
membagi makanan, dan ikut serta dalam acara Besar tetangga begitupun sebaliknya
seperti acara sunat, kematian, pernikahan bahkan ulang tahun dari Teman anaknya
atau teman dirinya.
d. System Pendudukung Keluarga : Tentu saja, Keluarga Besarnya Yang terbaik,
selalu kompak Satu sama lain, apapun masalahnya,

IV. STRUKTUR KELUARGA


a. Pola/cara Komunikasi Keluarga: Keluarga Tn.R sangat Terbuka dengan Keluarga,
mereka Selalu Bermusyawarah dengan Keluarga besar apabila ada masalah, dan
Memiliki orang yang Dituakan Yaitu ayah dari Ny.J dan Mereka selalu menyangi
dan Menghormati.
b. Struktur Kekuatan Keluarga: Gotong royong dalam keluarga ini adalah hal yang
biasa disertai musyawarah setelahnya.
c. Struktur Peran (peran masing/masing anggota keluarga)
Tn.R : mencari nafkah diluar rumah, mengayomi keluarga, memimpin keluarga dan
menjaga mereka.

Ny.J : Membantu Keluarga dengan Memiliki Kios kecil-kecilan yang Sangat


Lengkap kebutuhan Pokok. Merawat anak-anaknya dirumah

An.A : Menjaga adik-adiknya, serta menjaga keluarganya apabila Sang ayah tidak
Dirumah

21
An.Z : menjaga diri, abang dan adiknya.

An.F : Bermain Dan bersenang-senang

d. Nilai dan Norma Keluarga


Keluarga Tn.R menerapkan aturan – aturan sesuai dengan ajaran agama Islam dan
mengharapkan ke tiga anaknya nanti menjadi anak yang taat dalam menjalankan
agama.

V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Semua Anggota keluarga Tn.R saling menyayangi satu sama lain. Dan apabila ada
yang sakit Keluarga besar juga saling membantu untuk merawatnya.

b. Fungsi sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga:
Interaksi dan hubungan dalam keluarga : Saling menasehati satu sama lain dan
hubungannya baik dan sejahtera, saling menjaga dan Rukun walaupun sekali-
kali adu Argumen

b) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan: Tn.R


namun Mereka Juga akan meminta saran dan bermusyawarah dengan keluarga
besarnya
c) Kegiatan keluarga waktu senggang: Nonton tv Bersama, Kesawah, Bermain
Games anak-anaknya,
d) Partisipasi dalam kegiatan social : ketiga anaknya selalu mengikuti apapun
acara yang dilakukan didesanya, baik itu MtQ, puisisasi, Olahraga, Apapun Itu,
dan berprestasi diSekolah

c. Fungsi perawatan kesehatan


a) Pengetahuan dan persesi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan
keluarganya:
Keluarga Tn.R sudah mengetahui tentang Penyakit DBD, Penyebab,Dan
Pencegahannya, namun tidak Mengetahui Cara Mengatasi DBD.

b) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat,


Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat:
Keluarga Mengetahui apa yang harus mereka lakukan, apabila anaknya sakit
Mereka akan langsung membawanya kerumah sakit untuk mendapatkan
pelayanan

c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit: Keluarga


Tidak mampu untuk Merawat keluarga yang sakit secara mandiri, sehingga
keluarga besar Dapat Ikut serta dalam Merawat anggota yang sakit
d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat: Kurang

22
Bersih

d. Fungsi reproduksi
a) Perencanaan jumlah anak: 3
b) Akseptor: Ya, digunakan ialah Kb suntik Setiap Bulan.
c) Akseptor: Belum -, alasannya: -
d) Keterangan lain: ……………………………………….

e. Fungsi ekonomi
a) Upaya pemenuhan sandang pangan: dengan cara berdagang Dan Bekerja
Sebagai Petani
b) Pemanfaatan sumber di msyarakat: -

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA


a. Stressor jangka pendek: Ny.J merasa Lelah Harus membersihkan Rumah segede itu
Sendirian, sehingga Sering Tidak Dibersihkan Dengan merata, Keluarga Tn.R pun
merasa Cemas Anaknya kan terkena DBD lagi dikemudian hari
b. Stressor jangka panjang: -
c. Respon keluarga terhadap stressor : Ny. J apabila Stress berlebihan maka dia akan
gampang sekali Untuk Lelah dan butuh Istirahat Segera, Untuk anak-anaknya lebih
sering meluangkan waktu pada kegiatan luar rumah.
d. Strategi koping: Melakukan Musyawarah dengan Keluarga Besar
e. Strategi adaptasi disfungsional: Tidak ada

VII. KEADAAN GIZI KELUARGA


Pemenuhan gizi : Selalu makan 3x1 sehari bahkan bisa lebih jika nafsu makan
meningkat

Upaya lain: Tidak ada, jika anak Tidak ingin makan, maka Orang tuanya akan bertanya
ingin makan apa, maka akan dibelikan jika itu berkemungkinan.

VIII. HARAPAN KELUARGA


a. Terhadap masalah kesehatannya : Ny.J mengatakan Semoga anaknya tidak
mengalami DBD lagi, karna ia kasihan melihat keadaan anaknya yang lemah diatas
kasur rumah sakit, dan harus disuntik terus-terusan Untuk pengambilan darah atau
juga infus, walaupun anaknya yang laki-laki sakit tetap Ny.J kasian
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada : Bisa semakin berkembang dan lebih baik
dalam pelayanan

23
IX. PEMERIKSAAN FISIK
No Variabel Nama anggota keluarga

TN.R NY.J An.A An.Z An.F

1. Riwayat Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
penyakit
saat ini

2. Keluhan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
yang
dirasakan

3. Tanda & Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
gejala

4. Riwayat Tidak ada Tidak ada DBD Tidak ada Tidak ada
penyakit
sebelumnya

24
5. Tanda-tanda -- Td:110/80M TD: TD: Tidak ada
vital mHg 120x/90M 110x/90M
mHg mHg
Rr: 21 x/M
Rr: 24x/m Rr: 18x/m
S: 36.8oC
S: 37.0oC S: 37.1oC

6. Sistem Tidak Tidak terkaji Tidak Tidak Tidak terkaji


cardiovaskul terkaji terkaji terkaji
er

7. Sistem Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
respirasi suara suara suara suara suara
Tambahan Tambahan Tambahan Tambahan Tambahan

8. Sistem GI. - - - - -
Trac

9. Sistem - - - - -
persyarafan

10 Sistem - Tidak ada An.A An.Z An.F


muskuloskel kelainan sangat memiliki memiliki
etal pada kulit, tinggi pergerakan Tinggi badan
Ny.J dapat 172Cm, aktif, dan juga, karna
bergerak Ototnya luas, lincah bapaknya juga
bebas, Tidak juga gede, dalam hal tinggi, Anak
keluhan juga karna olahraga perempuan
sering juga, Tidak ang lincah
Bekerja setinggi
berat abangnya,
membantu tapi
Tn.R, dan Pergerakan
sering ya cepat
berolahraga

11 Sistem - - - - -
genetalia

25
TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN

No Daftar Masalah Kesehatan

1 Ancaman Ny.J Mengatakan Cemas Akan Terjadinya Dbd lagi


dikeluarganya.

Ny. J mengatakan tidak dapat membersihkan rumah


secara merata

Terdapat Kandang Kuda dirumahnya

2 Kurang/ Tidak sehat Ny.J mengatakan jika stress ia mudah kelelahan dan
harus Beristirahat segera

3 Defisit Kurangnya kemampuan menciptakan dan


menyiapkan lingkungan yang besih

ANALISA DATA :

No Data Problem Etiologi

1. Ds: Menejemen Ketidakmampuan


kesehatan Keluarga menyiapkan
1. Keluarga Tn.R mengatakan tidak Efekif lingkungan yang
Kesulitan Untuk membersihkan Berhungan dengan bersih
Rumahnya Yang tidak kecil ketidakmampuan
2. Ny.J mengatakan bahwa apabila Memberikan
merasa stress ia akan suka lelah Lingkungan Yang
sehingga tidak bisa mengurus bersih
rumah dengan baik
Do:

1. Rumah nampak Kotor


2. Terdapat Kandang kuda
3. Rumah Dekat sawah
4. Terdapat Selokan depan rumah

2 Ds: Ansietas Pada Ketidakmampuan


Keluarga Tn.R Akan mengatasi dan
1. Ny.J mengatakan Takut jika Terjankitnya mencegah
nanti anaknya akan terkena Dbd Penyakit Dbd masalah.
lagi, Berhubungan dengan
2. Keluarga Tn.R merasa Tidak Ketidakmampuan
Mampu Mencegah Penyakit keluarga Mencegah
Do:

26
1. Keluarga nampak Cemas, Penyebab Dbd
Namun Tidak bisa Mencegah
dengan maksimal Membersihan
rumah
2. TTV
a. Td:110/80MmHg
b. Rr: 21 x/M
c. S: 36.8oC

RUMUSAN DIAGNOSE KEPERAWATAN

1. Menejemen kesehatan Keluarga tidak Efekif Berhubungan dengan ketidakmampuan


Memberikan Lingkungan Yang bersih

2. Ansietas berhubungan dengan Takutnya Terulang Penyakit Dbd Berhubungan dengan


Ketidakmampuan keluarga Mencegah Penyebab Dbd

SKORING DIAGNOSE KEPERAWATAN

Skoring diagnosis keperawatan menurut bailon dan magiaya (1978)

No Kriteria Skor Bobot

1 Sifat masalah 3 1

Skala :Tidak/kurangsehat 2

Ancamankesehatan 1

Keadaansejahtera

2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2

Skala: mudah 2

Sebagian 1

Tidak dapat 0

3 Potensial masalah untuk dicegah

Skala : Tinggi 3 1

Sebagian 2

Rendah 1

27
4 Menonjolnya masalah

Skala: Masalah berat, harus segera ditangani 2

Ada masalah, tetapi tidak perlu ditangani 1

Masalah tidak dirasakan 0

SKORING PRORITAS DIAGNOSE KEPERAWATAN KELUARGA

Menejemen kesehatan Keluarga tidak Efekif Berhubungan dengan ketidakmampuan


Memberikan Lingkungan Yang bersih

No Kriteria skor Pembenaran

1 Sifat masalah Dikatakan Ancaman Apabila tidak ditangani


dengan Cepat, maka keluarga harus diberikan
Skala :Ancaman 2 x1=2 pemahaman, dan keluarga mampu untuk
kesehatan memahami semua yang telah dijelaskan,
3 3
Kebersihan rumah Sangat Penting untuk kesehatan
keluarga

2 Kemungkinan Keluarga Dapat memamahi apa yang dijelaskan


masalah dapat dan mampu merealisasikan hidup sehat dan
diubah 2 x 2 =2 lingkungan bersih

Skala: cukup 2

3 Potensial masalah Kemauan dan Keinginan Keluarga dalam


untuk dicegah Menangani masalah Dapat Mengurangi potensi
2x1=2 asalah dapat dicegah
Skala :Cukup
3 3

4 Menonjolnya Masalah Memang tidak dirasakan, namun akibat


masalah dari masalah tersebut dapat mempengaruhi
0x1= 0 keadaan kesehatan Anggota keluarga
Skala :Masalah
tidak dirasakan 2

Total skor 31

28
Ansietas berhubunga dengan Takutnya Terulang Penyakit Dbd Berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga Mencegah Penyebab Dbd

No Kriteria skor Pembenaran

1 Sifat masalah Dikatakan ancaman apabila kecemasan tidak


segera diatasi, sehingga dapat mempengaruhi
Skala :Ancaman 2 x1=2 koping keluarga, keluargapun harus bisa mengatasi
kesehatan hal tersebut sesuai dengan teori
3 3

2 Kemungkinan Masalah Ansietas pda keluarga dapat dicegah,


masalah dapat dengan adanya Pengetahuan, keluargapun mencari
diubah 2 x 2 =2 tahu apa yang akan terjadi jika kecemasan itu
2 dibiarkan
Skala: cukup

3 Potensial masalah Keluarga mencari tahu mengenai Kecemasan pada


untukdi cegah keluarga sehingga bisa sama-sama dicegah
2x1=2
Skala :Cukup
3 3

4 Menonjolnya Kecemasan akan menganggu koping keluarga


masalah sehingga keluarga harus bisa mengatasi Masalah
2x1=1 dengan Tenang,
Skala : Masalah
berat, harus segera 2
ditangani

Total skor 3

29
Diagnosa Prioritas Sesuai Skoeing

1. Menejemen kesehatan Keluarga tidak Efekif Berhubungan dengan ketidakmampuan


Memberikan Lingkungan Yang bersih

2. Ansietas berhubunga dengan Takutnya Terulang Penyakit Dbd Berhubungan dengan


Ketidakmampuan keluarga Mencegah Penyebab Dbd

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No. Hari/ Tgl Tujuan Kriteria Standar Inervensi


Dx

1 Kamis Setelah Dengan Kriteria Melakukan Observasi :


18/05/20 dilakukan hasil : komunikasi
tindakan yang baik 1. Identifikasi faktor
1. Kemampua yang
Keperawatan n berkonstribusi
2x1jam menjelaskan terhadap
diharapkan kesehatan gangguan
keluarga yang memelihara
mampu dialami rumah
mengubah meningkat
perilaku 2. Aktivitas
keluarga Terapeutik
menjadi lebih mengatasi
sehat Mampu 1. Dukung anggota
masalah keluaga untuk
memberikan kesehatan
Lingkungan menetapkan
yang tepat tujuan yang dapat
Yang bersih meningkat dicapai terkait
3. Tindakan pemeliharaan
untuk rumah
mengurangi
faktor resiko 2. Fasilitas
Meningkat perbaikan rumah
jika perlu

3. Fasilitas Dalam
mencuci pakaian
kotor

Edukasi

1. Ajarkan strategi
menciptakan

30
lingkungan
rumah yang
aman dan bersih

2. Anjurkan ntuk
modifikasi
perabotan rumah
agar lebih mudah
digapai

3. Anjurkan untuk
menungunakan
jasa
pengendalian
hama jika perlu

2 Jum’at Setelah Sikap Observasi


dilakukan
19/05/20 tindakan Dengan Kriteria 1. Identifikasi saat
Hasil : tingkat ansietas
Keperawatan berubah
2x1jam 1. Perilaku
2. Monitor Tanda-
diharapkan Gelisa
tanda ansietas
keluarga menurun
mampu 2. Verbalisasi
mengubah Khawatir Terapeutik
perilaku Akibat
kondisi 1. Ciptakan suasana
menjadi lebih Yang Terapeutik Untuk
sehat Mampu dihadapi Menumbuhkan
memberikan Kepercayaan
Lingkungan 2. Temanin pasie
Yang bersih untuk mengurangi
kecemas jika
memungkinkan
3. Perhatikan situasi
yang membuat
ansietas
4. Motivasi keluarga
mengidentifikasi
situasi yang

31
memicu
kecemasan

Edukasi

1. Latih teknik
relaksasi keluarga
2. Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan

Colaborasi

1. Pemberian obat
anti ansietas, jika
perlu

CATATAN IMPLEMENTASI

No. Dx Hari/ Tgl Pukul Tindakan keperawatan

1 Kamis, 18 10.00 Wita – Observasi :


Mei 2021 11.00 Wita
1. Mengidentifikasi faktor yang
berkonstribusi terhadap gangguan
memelihara rumah

Terapeutik

1. Dukung anggota keluaga untuk


menetapkan tujuan yang dapat dicapai
terkait pemeliharaan rumah

15.00 Wita- Edukasi


16.00 Wita
1. Mengajarkan strategi menciptakan
lingkungan rumah yang aman dan bersih

32
2. Menganjurkan untuk modifikasi
perabotan rumah agar lebih mudah
digapai

2 Jum’at, 19 10.00 Wita – Observasi


mei 2021-05- 11.00 Wita
27 1. Mengidentifikasi saat tingkat ansietas
berubah
2. Memonitor Tanda-tanda ansietas

Terapeutik
15.00 Wita- 1. Menciptakan suasana Terapeutik Untuk
16.00 Wita Menumbuhkan Kepercayaan Keluarga
2. Perhatikan situasi yang membuat ansietas
3. Motivasi keluarga mengidentifikasi
situasi yang memicu kecemasan

Edukasi

1. Melatih teknik relaksasi keluarga


2. Melatih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan

EVALUASI

No. Dx Hari/ Tgl Pukul Evaluasi

1 Minggu 12.00 S : Keluarga mengatakan penyebab sulitnya


23/mei 2021 -13.00Wita membersihkan rumah, karna banyaknya kegiatan
yang dilakukan, dan kondisi stress yang kadang
terjadi sehingga membuat lela dan butuh istirahat.

Keluarga mengatakan faham mengenai apa yang


telah dijelaskan untuk mencegah Adanya Dbd yang
dapat kapan saja menyerang lagi

O : Keluarga Tn.R nampak mengerti dan berusaha


untuk berubah.

Terdapat perabotan yang telah diubah sesuai


dengan Yang telah dianjurkan

33
A : Masalah Teratasi

P : Intervensi Dihentikan

2 Minggu 12.00- 13.00 S: Ny.J mengatakan Cemas apabila Dbd akan


Wita kembali menyerang Anggota keluarga

Keluarga mengatakan Paham dengan apa yang


dijelaskan mengenai Latihan distraksi apabila
cemas melanda

O : keluarga nampak nyaman, dan dapat


mendengarkan dengan baik

Keluarga juga nampak paham dan sering kali


menganggu petanda mengiyakan

A: masalah teratasi sebagian

P : Intervensi Dilanjutkan oleh keluarga

1. Melatih teknik relaksasi keluarga


2. Melatih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
ketegangan

34
BUKTI KUNJUNGAN RUMAH

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Ika pupita sari

NPM : 018013541

Tempat praktek : Rumah Keluarga binaan

Telah melaksanakan kunjungan rumah :

Hari/ Tanggal : Kamis, 17 Mei 2021

Waktu : 2x 1 jam

Nama KK/ Sasaran : Keluarga Tn.R

Alamat : Sila, Timu Bima

Hasil kunjungan rumah : Sangat baik, Respon Keluarga binaan sangat terbuka,
dan Luar biasa Dapat diajak Komuniksi dengan baik

Mataram, 28 Mei 2021

Mahasiswa Kepala Keluarga/

Penanggung Jawab

( Ika Puspita Sari ) (Ns I Made Tama Endrawan,M.M)

35
DAFTAR PUSTAKA
Afiyanti, Y., & Rachmawati, I. N. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Riset
Keperawatan. Jakarta: Rajawali Pers.
Ah, Y. (2016). Kebutuhan Spiritual Konsep dan Aplikasi Dalam AsuhanKeperawatan.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Andarmoyo, S. (2012). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. (2017). Perkiraan Musim Hujan
2017/2018 Di Indonesia. Jakarta: BMKG.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Lumajang. (2017). Kabupaten Lumajang Dalam
Angka 2017. Lumajang: BPS Kabupaten Lumajang.
Brunner, & Sudart. (2015). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang. (2015). Profil Kesehatan Kabupaten
Lumajang 2014. Lumajang: Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang.
Fakultas Keperawatan UNAIR. (2015). Peran Perawat dalam Pengendalian
Penyakit Tropik Infeksi dalam Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga , 69.
Firdaus, J. (2012). Asuhan Keperawatan Penyakit Tropis. Jakarta: Penerbit Buku
Kesehatan.
Gusti, S. (2013). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : CV. Trans
Info Media.
Gusti, S. (2013). Buku Ajar Keperawatan keluarga. Jakarta: CV Trans Info Media.
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2015). Diagnosis Keperawatan definisi &
klasifikasi 2015-2017 Edisi 10. Jakarta: EGC.
Hidayat, A. A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, A. A. (2012). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:
Salemba Medika.
Judith, M., & Wilkinson. (2016). Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.
Karya Tulis Ilmiah. (2014). Retrieved Oktober 18, 2016, from
http://karyatulisilmiah.com/asuhan-keperawatan-dhf-dengue-haemoragic-fever/
Kementrian Kesehatan RI. (2016). Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI.

36

Anda mungkin juga menyukai