Anda di halaman 1dari 8

TUGAS ASKEP ELEMINASI BAB DAN BAK

NAMA :

NICKY MARTH KONDOY (020015)


AKADEMI KEPERAWATAN BARAMULI
AIRMADIDI
Kata penghantar

Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa,karena atas berkat dan rahmatnya,
Kami dapat menyelesaikan tugas asuhan keperawatan ini dengan judul “asuhan keperawatan
BAK[buang air kecil]’’

Penulisan ini dilakukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan dasar

Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan.oleh
karna itu,kami mengharapkan kiranya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dan
nantinya akan digunakan untuk perbaikan di masa mendatang.
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Tujuan Penulisan
C.Manfaat Penulisan

BAB 2 ISI
A.Batu Saluran Kemih
B. Asuhan Keperawatan Klien dengan Batu Saluran Kemih
C. Peran Perawat dalam Perawatan Pasien dengan Batu Saluran Kemih

BAB 3 PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan penduduk yang tinggi,
strata sosial ekonomi yang heterogen, dan corak kehidupan yang materialistik. Keperawatan
kesehatan masyarakat perkotaan mencakup peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
(preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif) dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) serta mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga dan
kelompok masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakat (resosialitatif). Dewasa ini, penyakit batu
saluran kemih menjadi salah satu kasus yang membutuhkan perhatian perawat dalam pemberian
asuhan keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan karena prevalensinya di Indonesia yang terus
meningkat.

Batu saluran kemih adalah terbentuknya batu yang disebabkan oleh pengendapan substansi yang
terdapat dalam air kemih yang jumlahnya berlebihan atau karena faktor lain yang mempengaruhi
daya larut substansi. Batu saluran kemih yang muncul dapat disebabkan oleh faktor instrinsik dan
ekstrinsik. Faktor ekstrinsik yang paling mempengaruhi adalah faktor gaya dan pola hidup
masyarakat terutama mayarakat kota.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Menganalisis asuhan keperawatan masyarakat perkotaan pada klien dengan batu saluran kemih.
2. Tujuan Khusus
- Menganalisis masalah kesehatan perkotaan pada agregat dewasa dengan penyakit batu saluran
kemih
- Menganalisi kasus kelolaan pasien dengan batu saluran kemih
- Menganalisis aplikasi asuhan keperawatan pasien dengan batu saluran kemih

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Pelayanan Keperawatan
Hasil penulisan ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kepada pasien, khususnya peran
perawat sebagai edukator dalam mengubah perilaku dan gaya hidup serta mencegahan
kekambuhan ulang pasien dengan batu saluran kemih.
2. Bagi Pendidikan
Hasil penulisan ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengembangkan
ilmu yang berkaitan dengan upaya edukasi untuk mengubah faktor gaya hidup pada pasien dengan
batu saluran kemih.

BAB 2 ISI

A.Batu Saluran Kemih


Ureter adalah suatu saluran muskuler berbentuk silinder yang menghantarkan urin dari ginjal
menuju kandung kemih. Panjang ureter adalah sekitar 20-30 cm dengan diameter maksimum sekitar
1,7 cm di dekat kandung kemih dan berjalan dari hilus ginjal menuju kandung kemih. Ureter dibagi
menjadi pars abdominalis, pelvis,dan intravesikalis.

Batu saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang
saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi.
Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung
kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis.

Batu saluran kemih (urolithiasis), sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan Mesir kuno dengan
diketemukannya batu pada kandung kemih mummi. Batu saluran kemih dapat diketemukan
sepanjang saluran kemih mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan ureter. Batu ini
mungkin terbentuk di di ginjal kemudian turun ke saluran kemih bagian bawah atau memang
terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena adanya stasis urine seperti pada batu buli-buli
karena hiperplasia prostat atau batu uretra yang terbentu di dalam divertikel uretra. Batu ginjal
adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan
bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan merupakan batu saluran kemih yang paling
sering terjadi.

B. Asuhan Keperawatan Klien dengan Batu Saluran Kemih


Asuhan Keperawatan pada batu saluran kemih meliputi seperti berikut ini;

1.Riwayat atau adanya faktor resiko:


a. Perubahan metabolik atau diet
b. Imobilitas lama
c. Masukan cairan tak adekuat
d. Riwayat batu atau Infeksi Saluran Kencing (ISK) sebelumnya
e. Riwayat keluarga dengan pembentukan batu

2. Pemeriksaan fisik pada survei umum dapat menunjukkan :


a. Nyeri. Batu dalam pelvis ginjal menyebabkan nyeri pekak dan konstan.Batu ureteral
menyebabkan nyeri jenis kolik berat dan hilang timbul yang berkurang setelah batu lewat.
b. Mual dan muntah serta kemungkinan diare.
c. Perubahan warna urine atau pola berkemih, Sebagai contoh, urine keruh dan bau menyengat
bila infeksi terjadi, dorongan berkemih dengan nyeri dan penurunan haluaran urine bila masukan
cairan tak adekuat atau bila terdapat obstruksi saluran perkemihan dan hematuri bila terdapat
kerusakan jaringan ginjal.

3. Diagnosa Keperawatan
pada pasien dengan batu saluran kemih sebelum penatalaksanaan operasi dapat ditegakkan
diagnosa keperawatan seperti berikut ini:

Diagnosa Pra Operasi


1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan frekuensi / dorongan kontraksi ureteral, trauma jaringan,
pembentukan edema, iskemia selular.
2. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal
atau ureteral, obstruksi mekanik, inflamasi.
3. Resti kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual / muntah (iritasi sarah abdominal dan
pelvic umum dari ginjal atau kolik uretral), diuresis pasca obstruksi.
4. Defisiensi pengetahuan kebutuhan belajar tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurang terpajan/ mengingat; salah interpretasi informasi, tidak mengenal
sumber informasi.

Diagnosa Post Operasai


1. Nyeri berhubungan dengan adanya insisi bedah
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur invasif : alat selama pembedahan, kateter,
irigasi kandung kemih sering. Trauma jaringan, insisi bedah.

C. Peran Perawat dalam Perawatan Pasien dengan Batu Saluran Kemih


Perawat memiliki peran sebagai caregiver dan educator. Edukasi adalah penambahan
pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi, dengan tujuan
untuk mengingat fakta atau kondisi nyata, dengan cara memberi dorongan terhadap pengarahan diri
(self direction), aktif memberikan informasi-informasi atau ide baru. Edukasi merupakan serangkaian
upaya yang ditujukan untuk mempengaruhi orang lain, mulai dari individu, kelompok,keluarga dan
masyarakat agar terlaksa nanya perilaku hidup sehat.

Terapi batu saluran kemih yang dapat dilakukan oleh perawat yang merawat pasien dengan batu
saluran kemih adalah dengan melakukan edukasi dan persiapan pulang pasien (discharge planning).
Edukasi dan persiapan pulang pasien merupakan salah satu tugas perawat dalam setting pencegahan
(preventing) dan pemulihan (rehabilitating) serta membantu mempersiapkan pasien untuk kembali
ke rumah dengan modal pengetahuan yang baru untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Pada
pasien dengan batu saluran kemih, edukasi pasien yang paling penting mengenai dua hal yaitu
pengenceran kemih dan perubahan pola makan.

Terapi terpenting dalam pembentukan batu saluran kemih adalah pengenceran air kemih. Air kemih
akan encer apabila dalam waktu 24 jam jumlah air kemih antara 2-2,5 liter. Hal ini dipengaruhi oleh
suhu lingkungan dan aktivitas fisik. Untuk mendapatkan jumlah air kemih tersebut, disarankan untuk
minum antara 2-3 liter air per hari. Pengenceran kemih dilakukan tanpa mengubah komposisi air
kemih sehingga ditekankan untuk memilih minuman dengan pertimbangan jumlah kalorinya sebagai
berikut:
1. Jumlah yang diminum 2,5-3 liter perhari dengan air kemih 2,5 liter perhari.
2. Air yang diminum haus terdistribusi sepanjang hari, minum 2 cangkit setiap 2 jam dan minum
sebelum tidur dan seduah buang air kecil.
3. Jenis minuman yang sesuai yaitu fruit tea, herba tea, dan air mineral bergaram rendah.
4. Minuman yang kurang sesuai yaitu kopi, teh pahit, dan jus buah yang pekat.
5. Minuman yang tidak sesuai yaitu minuman yang beralcohol, cola, dan lemon.

Perubahan pola makan dilakukan dengar mengatur pola diet. Diet yang baik dan sesuai dengan
penderita saluran kemih adalah diet yang terdiri atas buah segar, sayuran dan selada, lemak nabati,
dan susu rendah lemak. Diet yang dibatasi adalah daging, ikan, sosis sebesar 150 gr/hari, sedangkan
yang dihindari adalah lemak dan gula serta garam yang terlalu banyak.

BAB 3 PENUTUP

A.Kesimpulan
Berdasarkan asuhan keperawatan yang sudah diberikan kepada klien dengan batu saluran kemih,
dapat ditarik beberapa kesempulan sebagai berikut :
1. Dari hasil pengkajian didapati bahwa penyebab dari pembentukan batu saluran kemih yang
dialami klien adalah adanya faktor resiko ekstrinsik yaitu rendahnya konsumsi air putih, pekerjaan
yang monoton, dan tingginya konsumsi protein hewani.
2. Masalah keperawatan yang muncul adalah nyeri, gangguan eliminasi urine, ansietas, defisiensi
pengetahuan, resiko cedera, dan resiko perdarahan.
3. Implementasi yang menjadi fokus utama dalam rangka prevensi kekambuhan ulang batu saluran
kemih adalah edukasi psien terkait peningkatan intake cairan dan perubahan pola diit.
4. Peningkatan intake cairan dan perubahan pola diit adalah salah satu metoda yang terbukti
melalui beragam penelitian dapat meningkatkan volume urine sehingga mengurangi resiko
pembentukan batu saluran kemih.
5. Evaluasi keperawatan dilakukan secara kontinyu dan pasien pulang setelah melalui 3 hari
perawatan dengan fungsi eliminasi sudah kembali normal.
B. Saran
1. Bagi Penulis
a. Meningkatkan pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan batu saluran kemih.
b. Dapat menciptakan/mengembangkan intervensi yang baru (inovatif) dalam mengatasi
masalah keperawatan yang ada.

2. Bagi Masyarakat
a. Meningkatkan pemahaman tentang penyebab batu saluran kemih.
b. Meningkatkan kebiasaan intake air putih minimal 2-2,5 L perhari.

3. Bagi Instansi/ Rumah Sakit


a. Mampu memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas bagi pasien batu aluran kemih.
b. Meningkatkan pemahaman dan berpikir kritis dalam menghadapi kasus batu saluran kemih.

Anda mungkin juga menyukai