HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Disusun Oleh:
dr. Richart Raton
Dokter Pendamping:
dr. Venny Tiho
dr. Helen Manorek, M.Kes
“HIPEREMESIS GRAVIDARUM”
Oleh :
Telah dibacakan dan disetujui pada tanggal 10 November 2020 untuk memenuhi
syarat tugas dalam Program Internsip Dokter Indonesia di RSUD DR. Sam
Ratulangi Tondano
Mengetahui
Dokter Internsip
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
Latar Belakang...................................................................................................1
A. IDENTITAS PASIEN..................................................................................4
B. ANAMNESIS..............................................................................................4
1. Keluhan Utama:.....................................................................................4
4. Riwayat Obstetrik..................................................................................5
5. Riwayat Ginekologi...............................................................................5
6. Riwayat ANC:........................................................................................5
7. Riwayat KB :..........................................................................................5
C. PEMERIKSAAN FISIK..............................................................................5
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG.................................................................6
E. DIAGNOSA KERJA...................................................................................7
F. RESUME MASUK......................................................................................7
G. TATALAKSANA........................................................................................8
H. FOLLOW UP...............................................................................................8
A. Diagnosis....................................................................................................11
1. Anamnesis............................................................................................11
2. Pemeriksaan Fisik................................................................................12
3. Pemeriksaan Penunjang.......................................................................12
B. Penatalaksanaan.........................................................................................13
C. Prognosis....................................................................................................16
BAB IV PENUTUP...............................................................................................18
A. Kesimpulan................................................................................................18
B. Saran..........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada kehamilan perubahan anatomi dan fisiologi sebagian besar sudah terjadi
segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan. Sejumlah
perubahan metabolik dan fisik terjadi untuk mengoptimalkan kesehatan janin.
Perubahan terjadi menyeluruh pada organ ibu hamil sesuai dengan usia kehamilan
dalam trimester. Perubahan organ yang terjadi yaitu pada sistem reproduksi,
payudara, kulit, sistem metabolik, osmoregulasi, hematologi, kardiovaskuler,
pernafasan, urinaria dan sistem lainnya. Keluhan mual dan muntah persisten yang
merupakan gejala yang umum dan wajar terjadi pada usia kehamilan trimester I.
Mual biasanya terjadi pada pagi hari (morning sickness), akan tetapi dapat juga
timbul setiap saat dan pada malam hari. Mual dan muntah terjadi pada 60-80%
primigravida dan 40- 60% multigravida. Bila mual muntah semakin berat dan
tidak tertanggulangi maka disebut hiperemesis gravidarum.2
1
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, dan biasanya membutuhkan manajemen
rumah sakit4
2
manajemen awal saat ini termasuk mengubah status pasien menjadi NPO (nothing
per-oral/puasa), memberikan resusitasi cairan segera dengan bolus larutan normal
saline atau laktat. Hidrasi berkelanjutan kemudian harus dipertahankan dengan
larutan yang mengandung dekstrosa 5%. Penelitian telah menunjukkan perbaikan
lebih cepat dari gejala mual dengan cairan yang mengandung dextrose. Selain itu,
serum elektrolit terutama magnesium, fosfat, kalium harus ditambahkan dan kadar
natrium harus dipantau. Untuk mencegah ensefalopati Wernicke, 100 mg timin
harus diberikan saat inisiasi rehidrasi. Dalam kasus rawat inap yang lama tanpa
perbaikan gejala, nutrisi parenteral dapat diindikasikan.8 Berikut ini akan
dilaporkan laporan kasus dari perempuan berumur 20 tahun yang didiagnosis
dengan hiperemesis gravidarum.
3
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama:
Pasien datang ke datang ke rumah sakit dengan keluhan mual serta muntah
sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit dan memberat sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit. Muntah dialami pasien sampai ± 15 kali per hari, muntah akan
semakin berat ketika penderita selesai makan, muntah berisi cairan dan makanan
yang dimakan pasien volume tiap muntah kurang lebih ½ gelas air kemasan. Mual
dirasakan pasien hampir setiap saat.
Pasien mengatakan kalau mengalami terlambat haid, haid terakhir pasien pada
20 juni 2020. Keluhan nyeri perut bagian bawah disangkal. Keluhan perdarahan
dari jalan lahir disangkal. Buang air kecil biasa. Buang air besar biasa
4
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit jantung, ginjal, hepar, Diabetes Melitus, asam urat dan
hipertensi disangkal.
4. Riwayat Obstetrik
5. Riwayat Ginekologi
Menarche saat usia 12 tahun. Siklus haid tidak teratur dengan lama haid 3-4
hari. Saat haid pasien mengganti 1-2 kali pembalut dalam sehari. Nyeri haid (-).
HPHT pasien 20 Juni 2020. Taksiran persalinan 27 Maret 2021
6. Riwayat ANC:
Pasien belum pernah melakukan ANC. Pasien belum mendapatkan suntik TT.
7. Riwayat KB :
8. Riwayat Perkawinan :
Keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti ini. Riwayat penyakit
jantung, DM, ginjal, hepar, dan hipertensi disangkal.
Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pasien tinggal bersama dengan
suami. Biaya kesehatan ditanggung oleh BPJS.
C. PEMERIKSAAN FISIK
5
Suhu : 37° C
Berat badan : 68 kg
Tinggi Badan : 164 cm
Kepala
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata cowong
(+/+)
Hidung : Sekret (-/-), Hiperemis (-/-)
Telinga : Sekret (-/-)
Mulut : Karies (-)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thoraks
Cor : Bunyi jantung reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Suara pernapasan vesikuler, Rh (-/-), Wh (-/-)
Abdomen
Inspeksi : Cembung
Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), ballotement belum teraba.
Auskultasi : BU (+) N.
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2”, edema (-), turgor kembali cepat
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
20 Agustus 2020
Hematologi
Hemoglobin : 12,3 g/dL
Eritrosit : 4,0 10^6/uL
Leukosit : 13,800 /mm3
Differential Count:
Segment : 91 %
Limfosit : 7 %
Monosit : 2 %
Hematokrit : 25 %
Trombosit : 188.999/mm3
6
Rapid Test SARS-CoV2 : Non-Reaktif
E. DIAGNOSA KERJA
F. RESUME MASUK
Pasien wanita, dibawa ke IGD dengan keluhan utama mual sertah muntah sejak 1
minggu SMRS dan memberat sejak 1 hari SMRS. Muntah frekuensi 15x/hari isi
air dan sisa makanan. Riwayat terlambat haid (+). Pada pemeriksaan fisik
ditemukan tanda-tanda vital tekanan Darah : 120/80 mmHg, nadi:115x /menit,
respirasi: 20 x/menit, suhu badan: 370C. Pemeriksaan urin ditemukan urin Plano
test positif, dengan kimia urin ditemukan keton +2. Pada pemeriksaan. Pasien
didiagnosis dengan G1P0A0 20 tahun hamil 8-9 minggu dengan hiperemesis
gravidarum.
7
G. TATALAKSANA
H. FOLLOW UP
S Mual (+)
Muntah (+)
O KU : Cukup Kes : CM
Thoraks : Normal
S Mual (+)
8
Muntah (-)
O KU : Cukup Kes : CM
Thoraks : Normal
S Mual (-)
Muntah (-)
O KU : Cukup Kes : CM
Thoraks : Normal
9
A G1P0A0 20 tahun dengan Hiperemesis Gravidarum
P - Metoclorpramid 10mg, 3 x 1
- Ranitidine 150mg, 2x1
- Antasida Syrup, 3 x cth II
- Livron B-plex, 1 x 1
- Rawat Jalan, Kontrol Poli Untuk ANC
10
BAB III
PEMBAHASAN
Keluhan mual dan muntah persisten yang merupakan gejala yang umum dan wajar
terjadi pada usia kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari
(morning sickness), akan tetapi dapat juga timbul setiap saat dan pada malam hari.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40- 60% multigravida.
Bila mual muntah semakin berat dan tidak tertanggulangi maka disebut
hiperemesis gravidarum.2
A. Diagnosis
1. Anamnesis
Pada anamnesis ditemukan adanya gejala mual dan muntah yang berat,
dimana keluhan tersebut sampai menggangu aktivitas sehari-hari sampai
pekerjaanyan, muntah dialami sekitar 15x dalam sehari munta berisi cairan dan
sisa makanan. Akibatnya pasien juga mengalami penurunan nafsu makan dan
penurunan berat badan.
Tanda kehamilan yang didapat pada anamnesis penderita ini adalah adanya
riwayat haid terakhir tanggal 20 Juni 2020, pada pasien dilakukan pemeriksaan
Plano test dan ditemukan positif.
11
11. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda vital tekanan darah 120/80 mmHg,
frekwensi nadi pasien menjadi cepat dengan frekwensi 115 x/m, respirasi 20 x/m,
suhu 37° C.
Pada pemeriksaan urin pasien ditemukan Plano test positif dan urinalisis pada
pasien tersebut terdapat keton urin 2+.
12
Hiperemesis gravidarum tingkat III sangat jarang terjadi. Keadaan ini
merupakan kelanjutan dari hiperemesis gravidarum tingkat II yang ditandai
dengan muntah yang berkurang atau bahkan berhenti, tetapi kesadaran pasien
menurun (delirium sampai koma). Pasien dapat mengalami ikterus, sianosis,
nistagmus, gangguan jantung dan dalam urin ditemukan bilirubin dan protein.3,10
a. Etiologi
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan adalah
sebagai berikut :
I. Penatalaksanaan
13
cairan ini dikoreksi dalam 2 jam pertama. Umumnya kehilangan air dan elektrolit
diganti dengan cairan isotonik, misalnya Ringer Laktat, ringer asetat atau normal
salin. Bila memakai normal salin harus berhati-hati agar jangan sampai diberikan
dalam jumlah yang banyak karena dapat menyebabkan delusional acidosis atau
hyperchloremic acidosis. Bila diperlukan dapat ditambahkan ion kalium. 12,13
14
harus diberikan saat inisiasi rehidrasi. Dalam kasus rawat inap yang lama tanpa
perbaikan gejala, nutrisi parenteral dapat diindikasikan.8
Pada pasien ini diberikan terapi obat-obatan antara lain Injeksi Ondansentron
8 mg, Injeksi Ranitidine 10 mg, antasida 3x1 cth, serta livron b-plex 1x1. Setelah
kondisi klinis membaik serta berkurangnya muntah yang dialami pasien, anti
muntah yang diberikan adalah metoclorpramid.
15
makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.
Bahan makanan sama dengan menu pada diet hiperemesis II.3
J. Prognosis
1. Hiperemesis grade I
Semua wanita dengan mual dan muntah pada kehamilan merasakan awal
terjadinya sebelum usia kehamilan 9 minggu. Jumlah tersebut menurun 30% pada
kehamilan 16 minggu. Sepuluh persen mengalami mual muntah setelah 16
minggu dan hanya 1% tetap mengalami mual muntah setelah usia kehamilan 20
minggu. Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat
memuaskan. Sebagian besar penyakit ini dapat membaik dengan sendirinya pada
usia kehamilan 20-22 minggu. Namun demikian pada tingkatan yang berat
penyakit ini dapat membahayakan nyawa ibu dan janin.15
Hipremesis grade II sedikit lebih sulit dibandingkan pada grade I, karena telah
terjadi dihidrasi pada pasien. Akan tetapi dengan pemberian cairan yang adekuat
dan bantuan pengobatan psikologis maka hiperemesis grade II dapat disembuh
dengan baik. Kriteria keberhasilan pengobatan dapat ditentukan sebagai berikut:10
Pada hiperemesis grade III sudah terjadi penurunan kesadaran, prognosis yang
di dapat relatif jelek jika tidak ditangani dengan benar. Keputusan untuk
melakukan terminasi kehamilan perlu dipertimbangkan karena akibat dari
deisiensi tiamin (B1) akan menyebabkan terjadinya diplopia, palsi nervus ke-6,
16
nistagmus, ataksia, dan kejang. Jika hal ini tidak segera ditangani, akan terjadi
ensefalopati Wernicke dan berujung kepada kematian. Efek lainnya juga dapat
terjadi penurunan berat badan yang kronis pada ibu dan akan meningkatkan
kejadian gangguan pertumbuhan janin dalam rahim (IUGR).3
Prognosis dari pasien ini adalah baik. Hal ini dapat disimpulkan dari keadaan
umum pasien selama perawatan di rumah sakit semakin membaik. Keluhan mual
dan muntah sudah berkurang bahkan tidak ada sama sekali. Makan minum baik.
Dari pemeriksaan fisik, tidak didapatkan tanda-tanda dehidrasi.
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
K. Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
19
14. Grooten, Iris J., Roseboom, Tessa J. and Painter, Rebecca C. Barriers and
Challenges in Hyperemesis Gravidarum Research. Nutritional and
Metabolic Insights. 2015, hal. 33-9.
15. Wegrzyniak, Lindsey J., Repke, John T. and Ural, Serdar H. Treatment of
Hyperemesis Gravidarum. Reviews in Obstetrics & Gynecology. 2012, hal.
78-84.
20