Anda di halaman 1dari 6

TINJAUAN PUSTAKA Callosum Neurology Journal, Volume 2, Nomor 1: 7-12, 2019

ISSN 2614-0276 | E-ISSN 2614-0284

RETINOPATI SEBAGAI PENANDA PROGNOSTIK GANGGUAN


NEUROLOGIS PADA PENDERITA MALARIA SEREBRAL YANG BERTAHAN
HIDUP: SEBUAH TINJAUAN SISTEMATIK MINI
Indra Febryan Gosal , Adam Prabata

Rumah Sakit Permata Depok, Jawa Barat, Indonesia

Diterima 22 Oktober 2018 Cara merujuk artikel ini: Febryan Gosal (et al). 2019.
Disetujui 14 Maret 2019 Retinopati sebagai penanda prognostik gangguan
Publikasi 28 Maret 2019 neurologis pada penderita malaria serebral yang
Korespondensi: indra_gosal@yahoo.co.id bertahan hidup: sebuah tinjauan sistematik mini.
Callosum Neurology Journal 2(1): 7-12.
DOI: 10.29342/cnj.v2i1.49
ABSTRAK
Latar Belakang: Malaria serebral merupakan komplikasi Hasil: Tiga penelitian kohort prospektif yang
infeksi Plasmodium falciparum yang menyebabkan terdiri dari 458 dinilai secara kritis. Gangguan
gangguan neurologis bagi penderitanya yang bertahan neurologis yang mungkin muncul adalah, epilepsi,
hidup. neurodisabilitas baru atau pemeriksaan
Tujuan: Untuk menentukan apakah retinopati dapat neurologis abnormal, dan gangguan perilaku yang
menjadi penanda prognostik gangguan neurologis pada mengganggu. Odds Ratio berkisar dari 31,8-37,2.
penderita malaria serebral yang bertahan hidup. Simpulan: Temuan tidak konsisten membuat
Metode: Pencarian terstruktur di beberapa sumber untuk retinopati masih dipertanyakan sebagai penanda
studi kohort. Studi prognosis yang dipilih telah melalui prognostik dari gangguan neurologis pada malaria
penilaian kritis berdasarkan studi prognosis Oxford serebral.
CEEBM. Kata Kunci: Retinopati, Malaria Serebral,
Gangguan Neurologis

ABSTRACT
Background: Cerebral malaria is a complication of critically appraised. Neurological disorder whic h
Plasmodium falciparum infection which lead to possibly appeared are epilepsy, new
neurological disorder for the survivors. neurodisabilites or abnormal neurological
Aim: to establish whether retinopathy can be a examination, and disruptive behavioural disorder.
prognostic marker of neurological disorder in cerebral Odds ratio was ranged from 31,8-37,2.
malaria survivors. Conclusion: Inconsistent findings rendered
Methods: We conducted structured search in several retinopathy questionable as a prognostic mar ker
databases for cohort studies. The selected prognosis of neurological disorder in cerebral malaria.
studies underwent critical appraisal based on Oxford Keywords: Retinopathy, Cerebral Malaria,
CEEBM prognosis study. Neurological Disorder
Results: Three prospective cohort study comprising of
458 subjects were

7 | Callosum Neurology Journal – Jurnal Berkala Neurologi Bali


Gosal (et al) 2019 TINJAUAN PUSTAKA
Latar Belakang Metode
Malaria merupakan penyakit yang umum dan Kami melakukan pencarian terstruktur di
mengancam nyawa di beberapa area tropis dan beberapa sumber data, termasuk Pubmed,
subtropis. Terdapat lebih dari 100 negara dan Ebscohost, Ovid, dan Proquest, untuk studi
wilayah dimana di dalamnya terdapat risiko kohort tentang topik ini. Kemudian, studi
penularan malaria, dan negara tersebut juga prognosis yang dipilih telah melalui penilaian
dikunjungi oleh lebih dari 125 juta pengunjung kritis berdasarkan penilaian kritis studi prognosis
mancanegara setiap tahunnya.1 Indonesia Oxford Clinical Epidemiology and Evidence-Based
sebagai salah satu negara tropis, tidak luput dari Medicine (CEEBM).
salah satu negara dengan angka penderita Dimana proses pencarian data, diawali dengan
malaria yang cukup tinggi. Diantara seluruh menggunakan kata kunci berupa retinopati,
spesies Plasmodium, Plasmodium falciparum malaria serebral dan gangguan neurologis, dalam
merupakan spesies Plasmodium yang paling bahasa Inggris pada sumber data yang kami
umum ditemukan di Indonesia. Beberapa data gunakan. Kemudian, pada tahap selanjutnya,
yang telah dikumpulkan di Indonesia, kami membatasi ketentuan pencarian data yang
mengungkapkan bahwa infeksi Plasmodium diperlukan pada masing-masing sumber data,
falciparum dan Plasmodium vivax sering terjadi dimana pada seluruh sumber data yang kami
secara bersamaan. Dari 2366 lokasi survei, gunakan, kami membatasi data yang kami cari
keberadaan kedua spesies ini dikonfirmasi di dengan ketentuan data yang dipublikasikan
1606 lokasi (68%), dengan Plasmodium selama 10 tahun terakhir, studi harus dilakukan
falciparum sebagai penyebab paling dominan.2 pada manusia, berbahasa Inggris, dan juga data
Infeksi dari Plasmodium falciparum ini, dapat berbentuk artikel atau jurnal.
menimbulkan manifetasi kelainan neurologis Dari pencarian terhadap empat sumber data yang
yang mematikan dan berpotensi fatal, yakni kami gunakan, diperoleh total artikel atau jurnal
malaria serebral. Plasmodium falciparum sebanyak 1625 artikel atau jurnal, dimana setelah
merupakan agen penyebab utama dari malaria melalui proses penyaringan judul abstrak yang
serebral pada manusia, dan bertanggung jawab sesuai dengan topik yang kami bahas, diperoleh
terhadap kematian 1 juta anak di daerah Afrika 13 judul artikel atau jurnal. Setelah itu, dari 13
Sub-Sahara setiap tahunnya.3 Untuk judul tersebut, kami lakukan kembali penyaringan
mendiagnosis kasus malaria serebral, bukanlah tahap kedua, dimana diperoleh 3 judul artikel
perkara yang mudah, dikarenakan banyaknya atau jurnal yang dapat kami gunakan. Setelah itu,
karakteristik yang tidak spesifik dari penyakit ini. kami lakukan pencarian untuk memastikan
Selama 30 tahun terakhir, retinopati menjadi ketersediaan naskah lengkap dari 3 judul artikel
salah satu indikator diagnostik pada anak-anak, atau jurnal tersebut.Setelah diperoleh naskah
maupun orang dewasa dengan malaria serebral, lengkap dari 3 judul artikel atau jurnal tersebut,
karena keparahannya berkolerasi dengan kami membaca naskah lengkapnya, dan
penandaan serebrovaskuler Plasmodium kemudian kami gunakan dalam pembuatan
falciparum Red Blood Cell (PfRBC), serta tinjauan sistematik sederhana.
membantu membedakan koma akibat malaria Hasil
serebral, dengan koma non-malaria. Gambaran Dari proses pencarian data, diperoleh 3 judul
umum retinopati, yang meliputi pemutihan artikel atau jurnal yang dapat digunakan sebagai
retina, perdarahan, dan perubahan yang data dalam pembuatan tinjauan sistematik
disebabkan oleh abnormalitas pada warna sederhana kami. Tiga penelitian kohort prospektif
pembuluh darah, kemungkinan hasil dalam yang terdiri dari 458 subjek yang memenuhi
bagian dari obstruksi mekanik karena sekuestrasi semua kriteria inklusi, dinilai secara kritis.
dari PfRBC dan perfusi yang berkurang.3-6 Selain Gangguan neurologis yang mungkin muncul
berfungsi sebagai salah satu indikator diagnostik, berdasarkan data yang diperoleh, dapat
studi terbaru menunjukkan bahwa penemuan disimpulkan bahwa pada salah satu data yang
retinopati pada kasus malaria serebral juga kami dapatkan, terdapat hubungan antara
menunjukkan bahwa penderitanya lebih mungkin penemuan retinopati pada pasien dengan malaria
untuk menderita berbagai macam gangguan serebral yang bertahan hidup, dimana pada
neurologis. penderitanya mempunyai risiko untuk mengalami
gangguan neurologis, dibandingkan dengan
kontrol. Dari salah satu hasil penelitian yang kami
Callosum Neurology Journal – Jurnal Berkala Neurologi Bali |8
TINJAUAN PUSTAKA Gosal (et al) 2019
pilih ditemukan adanya kemungkinan, dimana neurologis abnormal (7,2-23,1%), dan gangguan
penemuan retinopati pada penderita malaria perilaku yang mengganggu (10,6%). Odds Ratio
serebral yang bertahan hidup, memiliki berkisar dari 31,2-37,8. Berikut kami sertakan
kemungkinan sekitar 31,2-37,8 kali untuk tabel yang menunjukan gangguan neurologis yang
mengalami kelainan neurologis. Dimana waktu dapat ditemukan pada penderita malaria serebral
observasi yang diperlukan, hingga munculnya yang bertahan hidup (Tabel 1). Hal tersebut juga
gejala neurologis, membutuhkan waktu paling menandakan bahwa adanya hubungan atau
cepat 23 hari, dan paling lambat 524 hari, dengan korelasi antara retinopati dengan gangguan
rata-rata gangguan neurologis akan muncul neurologis pada penderita malaria serebral yang
dengan observasi selama 190 adalah epilepsi (9- bertahan hidup.
10%), neurodisabilitas baru atau pemeriksaan

Gambar 1. Diagram hasil pencarian sederhana

9 | Callosum Neurology Journal – Jurnal Berkala Neurologi Bali


Gosal (et al) 2019 TINJAUAN PUSTAKA
Pembahasan kelebihan dalam menampilkan bidang pandang
Pada tinjauan sistematik sederhana yang kami yang lebih luas dengan proyeksi dua dimensi,
lakukan, diperoleh satu penelitian yang lebih cepat serta lebih dapat diandalkan daripada
menggambarkan hasil signifikan yang oftalmoskopi langsung. Namun bila biaya dan
menunjukkan hubungan retinopati dan gangguan ketersediaan dari oftalmoskopi tidak langsung
neurologis, tetapi tidak pada dua penelitian merupakan rintangan yang tidak dapat diatasi,
lainnya. Dimana hal ini menunjukkan bahwa maka pemeriksaan oftalmoskopi langsung
penemuan retinopati pada pasien dengan malaria menyeluruh, akan mencukupi untuk
serebral tidak hanya dapat digunakan sebagai mengidentifikasi sekitar 90% retinopati pada
salah satu indikator diagnostik, akan tetapi dapat malaria serebral, tentunya dengan kondisi pupil
juga digunakan sebagai salah satu indikator harus dilatasi sepenuhnya, serta membutuhkan
penanda prognostik gangguan neurologis pada latihan dalam aplikasinya.4
penderita malaria serebral. Perlu diketahui Tentunya penemuan retinopati pada malaria
bahwa, retinopati malaria memiliki tiga serebral dapat menjadi indikator diagnostik, serta
komponen utama, dua yang pertama adalah khas berpotensi digunakan sebagai indikator
untuk malaria, yakni pemutihan retina, prognostik. Gambar 2 dapat menjelaskan adanya
perubahan pembuluh darah, dan perdarahan hubungan antara retinopati dengan kelainan
retina. Papilledema dapat timbul bersamaan neurologis pada pasien malaria serebral.5
dengan salah satu atau semua dari tiga gejala Pada gambar tersebut, dibagian awal Plasmodium
tersebut, namun papilledema tidak spesifik untuk falciparum infected erythrocytes (IE) melekat
malaria, bahkan papilledema sendiri juga tidak pada pembuluh darah endotel, terserap dalam
memiliki nilai diagnostik pada malaria serebral. jumlah yang besar ke otak (A). Perubahan lokal
Retinopati pada malaria, paling mudah diketahui dan sistemik menghasilkan disfungsi organ vital
melalui pupil yang sepenuhnya membesar, baik yang signifikan yang menyebabkan gangguan
dengan menggunakan pemeriksaan metabolik yang berat (B) yang dapat dengan
oftalmoskopi langsung maupun tidak langsung. 4 cepat mengakibatkan kematian kecuali adanya
Pada studi otopsi yang dilakukan di Malawi, pada koreksi yang mendesak (misalnya koreksi glukosa
anak-anak dengan malaria serebral sesuai dengan darah, dialisis, atau ventilasi) dimulai. Penyerapan
kriteria World Health Organization, salah satu IE dalam pembuluh serebral meningkatkan
fitur klinis atau laboratorium yang dapat volume serebral (C). Yang bersamaan dengan
membedakan antara koma yang disebabkan meningkatnya aliran darah otak, menimbulkan
malaria, maupun non malaria adalah kemunculan gejala kejang, anemia, dan hipertermia (D). Fungsi
dari retinopati. Saat ini, retinopati malaria dari sawar darah otak berubah, sehingga
merupakan indikator klinis yang paling sensitif menyebabkan pembengkakan otak, dan
dan spesifik dari sekuestrasi serebral. Dan membuat tekanan intrakranial menjadi
retinopati ini juga ditemukan pada dua pertiga meningkat (E). Hal ini juga dapat menyebabkan
anak-anak dengan malaria serebral. Atas dasar kematian yang disebabkan karena adanya
itulah, penilaian untuk retinopati malaria, dapat herniasi transtentorial, kompresi batang otak,
memberikan informasi prognostik, serta atau iskemia serebral luas, atau menyebabkan
diagnostik.4,6 kerusakan saraf dengan konsekuensi adanya
Namun, pemeriksaan untuk menemukan adanya kerusakan neuro-kognitif. Parasit yang masih
retinopati pada malaria serebral bukanlah tanpa tersisa, juga dapat menghasilkan racun secara
kekurangan. Terdapat kekurangan yang paling lokal, dan menyebabkan iskemia, atau
signifikan, yakni berada pada tingkat klinisi, mempengaruhi produksi dari produk-produk
dimana kurangnya pelatihan, kurangnya inflamasi seperti sitokin yang menyebabkan
pengalaman, dan kepercayaan diri untuk kejang berulang, dan kerusakan neuronal.
melakukan tindakan funduskopi. Ada sedikit Gangguan metabolik lebih sering terjadi pada
perdebatan mengenai penggunaan pilihan orang dewasa ketika terjadi peningkatan tekanan
oftalmoskopi langsung maupun tidak langsung intrakranial dan sementara kejang merupakan hal
untuk menemukan retinopati pada pasien, yang umum terjadi pada anak-anak.5
dimana pada oftalmoskopi tidak langsung
tergolong mahal, dan membutuhkan lebih banyak
waktu untuk menguasainya, namun disamping
itu, oftalmoskopi tidak langsung memiliki
Callosum Neurology Journal – Jurnal Berkala Neurologi Bali |810
TINJAUAN PUSTAKA Gosal (et al) 2019

Gambar 2. Kemungkinan Mekanisme Kematian dan Gangguan Neuro-kognitif pada Malaria Serebral dan
Area untuk Intervensi

Dari gambar tersebut, dapat dikatakan bahwa, positif malaria serebral adalah semua anak-anak
penemuan retinopati pada penderita malaria dengan malaria serebral.
serebral yang masih bertahan hidup, dapat disertai Maka dari itu, penemuan retinopati pada kasus
dengan adanya kelainan neurologis pada malaria serebral, yang sejak tahun 1993 diketahui
penderitanya, hal ini disebabkan karena adanya dari studi pada anak-anak di Malawi, tetap
proses infeksi dari Plasmodium falciparum di memerlukan penelitian lebih lanjut, terkait dengan
dalam otak penderitanya, dan kemudian penemuan retinopati sebagai penanda prognostik
menyebabkan perubahan fisiologis dari fungsi pada penderita malaria serebral yang bertahan
otak, seperti adanya peningkatan tekanan hidup.7-8 Perbedaan antara hasil tersebut
intrakranial, pembengkakan otak, kemudian mungkin dihasilkan dari perbedaan lokasi, subjek
adanya produk-produk inflamasi seperti sitokin, total, dan metode untuk menilai gangguan
yang menyebabkan timbulnya berbagai kelainan neurologis.
neurologis pada penderitanya.
Berbagai kelainan neurologis pada pasien dengan Simpulan
malaria serebral yang dapat muncul antara lain Retinopati merupakan salah satu pemeriksaan
adalah epilepsi, neurodisabilitas baru, dan juga yang dapat digunakan untuk menegakkan
gangguan perilaku yang mengganggu. Dari hasil diagnosis dari malaria serebral. Namun, temuan
penemuan tersebut, menunjukkan bahwa yang tidak konsisten dalam penelitian yang kami
retinopati dengan malaria serebral menjadi faktor pilih membuat retinopati masih dapat
risiko untuk beberapa kelainan neurologis yang dipertanyakan sebagai penanda prognostik dari
merugikan, termasuk epilepsi, gangguan perilaku gangguan neurologis pada malaria serebral. Hal
yang mengganggu, dan neurodiasbilitas yang tersebut masih bisa menjadi penanda penting di
dicirikan dengan gangguan motorik, sensorik, atau masa depan dengan penelitian yang luas dan lebih
defisiensi bahasa. Kemudian sebagian besar gejala baik di masa depan.
sisa, kemunculannya tertunda, dan tidak jelas pada Laporan tinjauan sistematik mini ini diajukan
saat keluar dari rumah sakit. Penyerapan parasit dalam sesi ilmiah presentasi poster pada Bali
otak, juga merupakan ciri khas malaria serebral, Neurology Update 6th yang diselenggarakan oleh
dan satu-satunya metode yang tersedia untuk Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia
mengonfirmasi penyerapan di susunan saraf pusat, cabang Denpasar, bekerja sama dengan Fakultas
memerlukan analisa dari jaringan otak. Namun Kedokteran Universitas Udayana, dan Rumah Sakit
demikian, sulit untuk mengetahui bagaimana Umum Pusat Sanglah Denpasar tanggal 6-9
perwakilan populasi anak- anak dengan retinopati- September 2018 di Sanur, Bali.

15 | Callosum Neurology Journal – Jurnal Berkala Neurologi Bali


11
Gosal (et al) 2019 TINJAUAN PUSTAKA
Daftar Rujukan and neurological outcomes of cerebral malaria.
1.World Health Organization. Malaria The Lancet Neurology. 2005;4(12) 827-40.
[Internet].WHO. 2018 [cited 19 Agustus 2018]. 6. Villaverde C, et al. Clinical comparison of
Available from: retinopathy-positive and retinopathy-negative
http://www.who.int/ith/ITH_chapter_7.pdf cerebral malaria. Am J Trop Med Hyg. 2017;
2. Elyazar IRF, Hay SI, Baird JK. Malaria 96(5)1176-84.
distribution, prevalence, drug resistance, and 7. Birbeck GL, et al. Blantyre Malaria Project
control in Indonesia. Advances in Parasitology. Epilepsy Study (BMPES) of neurological
2011; 74 41-175. outcomes in retinopathy-positive paediatric
3.Shikani HJ, et al. Cerebral malaria. The American cerebral malaria survivors: a prospective cohort
Journal of Pathology. 2012; 181(5) 1484-92. study. The Lancet Neurology. 2010; 9(12) 1173 -
4. Beare NA, et al. Redefining cerebral malaria by 81.
including malaria retinopathy. Future 8. Boivin MH, et al. Developmental outcomes in
Microbiology. 2011; 6(3) 349-55. Malawian children with retinopathy-positive
5. Idro R, Jenkins NE, Newton C. Pathogenesis, cerebral malaria. Tropical Medicine and
clinical features, International Health. 2011; 16(3) 263-71

Callosum Neurology Journal – Jurnal Berkala Neurologi Bali | 14


12

Anda mungkin juga menyukai