Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN MATA KULIAH (RMK)

PARADIGMA KEGUNAAN KEPUTUSAN/MODEL KEPUTUSAN

A. Gambaran Umum
Orang pertama yang menggunakan paradigma kegunaan keputusan (decision usefulness) adalah Chambers. Ia
mengatakan sebagai berikut:
Oleh karenanya, akibat yang wajar dari asumsi manajemen rasional adalah bahwa seharusnya ada sistem yang
menyajikan suatu informasi; seperti sistem yang diperlukan baik untuk dasar pembuatan keputusan atau dasar
untuk memperoleh kembali konsekuensi keputusan. Sistem yang menyajikan informasi secara formal akan
menyesuaikan dengan dua dalil umum. Pertama adalah kondisi dari setiap wacana ilmiah, sistem seharusnya
secara logika konsisten; tidak ada aturan atau proses yang dapat bertentangan dengan setiap aturan atau
proses lainnya. Kedua muncul dari pemakai laporan akuntansi sebagai dasar pembuatan keputusan dari
konsekuensi praktik. Informasi yang dihasilkan oleh setiap sistem seharusnya relevan dengan berbagai bentuk
pembuatan keputusan yang diharapkan dapat digunakan (Belkoui, 2011:14).

Chambers tidak mengejar pandangan mengenai paradigma kegunaan keputusan/model keputusan ini. Ia lebih
memilih untuk mendasarkan suatu teori akuntansi berdasarkan atas kegunaan dari setara kas lancer, daripada
pada model – model keputusan dari kelompok – kelompok pengguna tertentu. Demikian pula, may menawarkan
suatu daftar kegunaan dari akun-akun keuangan tanpa secara eskplisit menerapakan pendekatan model
keputusan didalam formulasi daru suatu teori akuntansi. Menurut may, akun keuangan digunakan sebagai:

 Laporan mengenai kepengurusan


 Suatu basis bagi kebi kebijakan fiscal
 Suatu kreteria mengenai legalitas dari deviden
 Suatu pedoman untuk menyadarkan aktifitas deviden
 Suatu basis bagi pemberian kredit
 Informasi bagi calon-calon investor prospektife
 Suatu pedoman mengenai nilai dari investasi yang telah dihasilkan
 Bantuan bagi supervise pemerintah
 Suatu basis untuk regulasi tingkat harga
 Suatu basis untuk perpajakan

Bahkam, perkataan yang dilontarkan oleh Beaver, Kennely dan Voss, dan sterling dapat dianggap sebagai
contoh sejati dari paradigma kegunaan keputusan/model keputusan ini. Beaver, Kennelly dan Voss mengkaji
asal kreteria kemampuan peramalan, hubungannya terhadap fasilitasi dari pengambilan keputusan, dan
kesulitan – kesulitan potensial, yang dikaitkan dengan implementasinya. Menurut kriteria kemampuan peramalan
ini, metode-metode alternatife dari pengukuran akuntansi dievaluasi dengan dilihat dari segi kemampuan yang
mereka miliki untuk meramalkan peristiwa – peristiwa ekonomi.

Ukuran yang memiliki kekuatan peramalan terbesar dalam kaitannya dengan suatu peristiwa tertentu akan
dianggap sebagai metode terbaik untuk tujuan tersebut. Kriteria kemampuan peramalan ini disajikan sebagai
suatu kreteria tujuan, dalam arti bahwa data akuntansi seharusnya dievaluasi berdasarkan atas tujuan atau

ANDI FAISAL (A023202013)


ASRINI (A0232020012)
SISWADI SULULING (A0232020011)
ARIF MASHURI (A0232020010)
RINGKASAN MATA KULIAH (RMK)
PARADIGMA KEGUNAAN KEPUTUSAN/MODEL KEPUTUSAN

kegunaannya, yang merupakan suatu hal yang berlaku umum di dalam akuntansi dalam fasilitas pengambilan
keputusan. Kreteria kemampuan peramalan diasumsikan sebagai suatu relevel, bahkan Ketika diterapkan
Bersama-sama dengan model keputusan berspifikasi rendah.

Karena peramalan merupakan suatu bagian yang inheren dalam proses pengambilan keputusan, pengetahuan
mengenai kemampuan peramalan dari ukuran-ukuran alternatife adalah suatu prasyarat untuk menggunakan
kreteria pengambilan keputusan. Dalam waktu yang bersamaan, ia memungkinkan ditariknya kesimpulan
sementara sehubungan dengan pengukuran-pengukuran alternatife, yang masih menunggu konfirmasi lebih
lanjut Ketika nanti model – model pengambilan keputusan akhirrnya dapat dinyatakan. Penggunaan kemampuan
peramalan sebagai suatu kreteria tujuan adalah lebih dari hanya sekedar konsistensi terhadap orientasi
pengambilan keputusan dari akuntansi. Ia dapat memberikan isi dari penelitian yang akan membawa akuntansi
lebih dekat kea rah sasarannya dalam melakukan evaluasi dilihat dari segi orientasi pengambilan keputusan.

Sterling mengembangkan kriteria yang akan digunakan dalam mengevaluasi beragama ukuran kekayaan dan
laba. Melihat pertentangan sudut pandang yang terjadi mengenai tujuan dari laporan keuangan – laporan
akuntansi, sterling memilih kegunaan sebagai kreteria yang menolak metode pengukuran, dengan menekankan
kepentingan yang ia miliki di atas persyaratan – persyaratan lain seperti objektifitas dan veribilitas (dapat diuji).

Dengan berutang pada beranekaragamnya para pengambil keputusan serta ketidak mungkinan ekonomi dan
fisik yang inheren dalam memberikan seluruh informasi yang diiinginkan oleh pengguna, sterling memilih
kegunaan sebagai kreteria yang relevan dalam model – model pengambilan keputusan.

Basis pemilihan yang saya sukai adalah memberikan informasi bagi model – model pengambilan keputusan
yang rasional. Kata sifat rasional artinya didefenisikan sebagai model – model pengambilan keputusan yang
kemungkinan besar akan memungkinkan para pengambil keputusan untuk mencapai sasaran mereka.
Kesimpulannya, suatu system akuntansi hendaknya dirancang untuk memberikan informasi yang relevan
terhadap model – model pengambilan keputusan yang rasional. System akuntansi tidak dapat memberikan
informasi yang diinginakan oleh semua pengambil keputusan dan oleh karennya, kita harus memutuskan untuk
mengeluarkan beberapa jenis informasi dan memasukkan jenis – jenis informasi yang lainnya.

Membatasi model – model pengambilan keputusan ke model – model yang rasional memungkinkan adanya
pengecualian sekumpulan data berdasarkan atas tingkah laku dari para pengambil keputusan. Ia memungkinkan
kita untuk berkonsentarasi pada hal – hal yang telah terbukti efektif dalam mencapai sasran para pengambil
keputusan. Dan oleh karenya, kita harus memutuskan untuk mengeluarkan beberapa jenis informasi dan
memasukkan jenis – jenis informasi yang lainnya.

Bagi mereka yang menerapkan model kegunaan keputusan/model keputusan, subjek permasalahan yang
mendasar adalah kegunaan dari informasi akuntansi bagi model keputusan. Informasi yang relevan bagi suatu
ANDI FAISAL (A023202013)
ASRINI (A0232020012)
SISWADI SULULING (A0232020011)
ARIF MASHURI (A0232020010)
RINGKASAN MATA KULIAH (RMK)
PARADIGMA KEGUNAAN KEPUTUSAN/MODEL KEPUTUSAN

model keputusan atau kreteria akan ditentukan dan selanjutnya diiemplementasikan dengan memilih alternatife
akuntansi terbaik. Kegunaan dari suatu model keputusan disamakan dengan relevansi terhadap suatu model
keputusan. Sebagai contoh, streling menyatakan:

Jika suatu property dinyatakan oleh sebuah model keputusan, maka ukuran dari property tersebut adalah
relevan (terhadap model keputusan) jika harta tersebut tidak dinayatakn oleh suatu model keputusan, maka
ukuran dari harta menjadi tidak relevan.

Dua jenis teori dapat dimasukkan kedalam paradigma kegunaan keputusan model keputusan. Jenis teori yang
pertama berkaitan dengan perbedaan jenis-jenis model keputusan yang dikatikan dengan pengambilan
keputusan bisnis (EOQ, PERT, Pemrograman linear, penggaran modal, sewa versus beli, buat versus beli, dan
seterusnya). Persyaratan informasi dari kebanyakan model keputusan ini dinyatakan dengan cukup baik. Jenis
teori yang kedua berhubungan dengan peristiwa – peristiwa diatas masih sangat jarang. Pengembangan teori –
teori seperti ini adalah tujuan utama dari mereka yang bekerja didalam paradigma kegunaan keputusan/model
keputusan.

Mereka yang menerima paradigma kegunaan keputusan model keputusan cendrung untuk bergantung pada
tekhnik tekhnik empiris untuk menentukan kemampuan peramalan dari item – item infirmasi yang telah dipilih.
Pendekatan umumnya adalah menggunakan analisis diskriminan untuk mengeklasifikasnnya menjadi satu dari
beberapa pengelompokan apriori, tergantung pada masing – masing karakteristik keuangan individu.

B. Pendekatan Decision Usefulness atas Informasi Akuntansi


Akuntan telah memutuskan bahwa investor merupakan konstituen utama, serta menggunakan teori
investasi dan teori pengambilan keputusan dalam memahami tipe informasi akuntansi yang dibutuhkan investor.
Hal ini sesuai dengan tujuan laporan keuangan yang ada dalam pernyataan SFAC No.1 tentang the objective of
financial reporting for business enterprise (FASB, 1978) (paragraf 5) sebagai berikut:
a) “Financial reporting should provide information that is useful to present and potential investors and creditors
and other users in making rational investment, credit, and similar decisions.” (laporan keuangan seharusnya
menyediakan informasi yang berguna bagi investor atau kreditor yang ada sekarang maupun calon investor/
kreditor dan para pengguna lain dalam melakukan investasi, kredit, dan keputusan-keputusan serupa yang
rasional).
b) “Financial reporting should provide information to help present and potential investors and creditors and
other users in assessing the amounts, timing, and uncertainty of prospective cash receipts from dividends or
interest and the proceeds from the sale, redemption, or maturity of securities or loans .” (laporan keuangan
seharusnya menyediakan informasi untuk membantu investor atau kreditor yang ada sekarang maupun calon
investor/ kreditor dan para pengguna lain dalam menaksir (memprediksi) jumlah, penentuan waktu, dan

ANDI FAISAL (A023202013)


ASRINI (A0232020012)
SISWADI SULULING (A0232020011)
ARIF MASHURI (A0232020010)
RINGKASAN MATA KULIAH (RMK)
PARADIGMA KEGUNAAN KEPUTUSAN/MODEL KEPUTUSAN

ketidakpastian dari penerimaan kas yang prospektif dari deviden atau bunga dan hasil-hasil yang diperoleh
dari penjualan, penebusan, atau jatuh temponya suatu sekuritas atau pinjaman).
Kedua pernyataan tersebut mengimplikasikan bahwa meskipun laporan keuangan memiliki sasaran yang
luas, orientasinya terletak pada investor dan kreditor dengan berasumsi bahwa terpenuhinya kebutuhan mereka
berarti terpenuhi pula hampir semua kebutuhan para pengguna lainnya. Investor, dalam Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan tentang Pengguna dan Kebutuhan Informasi, didefinisikan
sebagai penanam modal berisiko yang berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan
dari investasi yang mereka lakukan (Standar Akuntansi Keuangan, 2009:2).
Pernyataan dalam SFAC No.1 jelas memberikan mandat pada profesi akuntansi untuk menyajikan
laporan keuangan yang berguna (useful) bagi para pengguna dalam rangka membuat keputusan bisnis. Lebih
lanjut, SFAC No.1 menyajikan suatu adaptasi penting dari teori keputusan bagi penyusunan laporan keuangan,
bahwa teori keputusan ini berorientasi kepada pembuatan keputusan investasi bagi individu yang rasional
(Machfoedz, 1999; Scott, 2009:76). Oleh karenanya, pengujian atas manfaat informasi akuntansi penting
dilakukan. Pendekatan decision usefulness atas informasi akuntansi merupakan suatu pendekatan terhadap
laporan keuangan yang berbasis biaya historis agar menjadi lebih berguna.
Pendekatan ini menitikberatkan pada para pengguna laporan keuangan, keputusan mereka, informasi
yang mereka butuhkan, serta kemampuan mereka memproses informasi akuntansi (Wignjohartojo, 1995:41).
Terdapat dua pertanyaan penting dalam mengadopsi pendekatan decision usefulness atas informasi akuntansi,
yaitu: (1) siapa saja para pengguna laporan keuangan. Terdapat banyak konstituen (kelompok-kelompok
pengguna), seperti: investor, manajer, serikat buruh, standard setters, dan pemerintah. Terdapat banyak pihak
yang berkepentingan atas laporan keuangan, oleh karenanya dengan mengidentifikasi pengguna (pihak yang
berkepentingan) diharapkan akan dapat ditentukan bagaimana bentuk laporan keuangan atau informasi
akuntansi apa saja yang harus disajikan dalam laporan keuangan; dan (2) apa saja masalah keputusan bagi
para pengguna laporan keuangan. Akuntan akan lebih memahami berbagai kebutuhan informasi yang
diperlukan oleh para pengguna laporan keuangan dengan mengetahui masalah-masalah keputusan yang
dihadapi oleh para pengguna laporan keuangan.
Penyusunan laporan keuangan seharusnya mempertimbangkan informasi akuntansi yang dibutuhkan
para pengguna laporan keuangan tersebut. Dengan kata lain, akuntan seharusnya menyesuaikan informasi
akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan dengan kebutuhan-kebutuhan para pengguna laporan
keuangan sehingga dapat menghasilkan pengambilan keputusan yang lebih baik. Dengan cara ini, informasi
akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan akan menjadi lebih berguna (Scott, 2009:59). Tujuan laporan
keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang berguna bagi para pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Namun
demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian di
masa lalu. Oleh karenanya, untuk dapat membuat keputusan ekonomi, para pengguna laporan keuangan
ANDI FAISAL (A023202013)
ASRINI (A0232020012)
SISWADI SULULING (A0232020011)
ARIF MASHURI (A0232020010)
RINGKASAN MATA KULIAH (RMK)
PARADIGMA KEGUNAAN KEPUTUSAN/MODEL KEPUTUSAN

memerlukan evaluasi atau analisis berdasarkan informasi akuntansi yang terkandung dalam laporan keuangan
(Moon & Keasey, 1992; Banker et al., 1993; Eccles & Holt, 2005; Alattar & Al-Khater, 2007; Standar Akuntansi
Keuangan, 2009:3).

Kemampuan laporan keuangan untuk memberikan informasi akuntansi yang berguna bagi investor tidak
terlepas dari permasalahan karakteristik kualitatif dari laporan keuangan itu sendiri. Karakteristik kualitatif
merupakan ciri khas yang membuat informasi akuntansi dalam laporan keuangan menjadi berguna bagi para
penggunanya. Standar Akuntansi Keuangan (2009:5) menyebutkan bahwa terdapat empat karakteristik kualitatif
pokok, yaitu:
 dapat dipahami,
 relevan,
 keandalan, dan
 dapat diperbandingkan.
Karakteristik kualitatif informasi akuntansi, yaitu: relevance dan reliability merupakan kualitas utama yang
diperlukan agar penyajian laporan keuangan menjadi berguna bagi pengambilan keputusan investasi dengan
mengoperasionalkan pendekatan decision usefulness. Informasi yang relevan (relevance) adalah informasi yang
tepat waktu (timeliness), yaitu informasi yang tersedia bagi decision maker dan memiliki kapasitas yang dapat
mempengaruhi decision makers dalam membuat keputusan dengan mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa
kini, atau masa akan datang, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi pada masa lalu. Selain itu, informasi
akuntansi dapat dikatakan relevan jika mempunyai nilai prediktif (predictive value) dan nilai umpan balik
(feedback value). Jadi, informasi yang relevan adalah informasi yang mempunyai kapasitas untuk
mempengaruhi keyakinan investor mengenai tingkat return yang diharapkan diterima di masa akan datang
(future returns), dan seharusnya di-release secara tepat waktu. Selanjutnya, informasi akuntansi dapat dikatakan
reliabel (reliability) apabila suatu informasi akuntansi itu bebas dari bias atau bebas dari pengertian yang
menyesatkan, bebas dari kesalahan material, dan dapat diandalkan para penggunanya sebagai penyajian yang
tulus dan jujur dari yang seharusnya disajikan (verifiability, neutrality, representational faithfulness). Jadi,
informasi yang reliabel adalah informasi yang mewakili apa yang dinyatakan dan diukur oleh informasi tersebut.
Bahwa, suatu informasi haruslah menyajikan kebenaran secara tepat dan bebas dari bias (FASB, 1980; Eccles
& Holt, 2005; Maines & Wahlen, 2006; Standar Akuntansi Keuangan, 2009:5-9; Scott, 2009:76).
Penyajian laporan keuangan tidak mungkin menyajikan laporan keuangan dengan tingkat relevansi dan
reliabilitas secara penuh karena konsekuensinya akan terjadi trade-off antara relevansi dan reliabilitas sebagai
bagian dari kualitas informasi yang diinginkan. Adanya permasalahan bahwa laporan keuangan seharusnya
menyajikan informasi yang berguna bagi investor dan pemakai lain, maka laporan keuangan harus
mempertimbangkan tingkat relevansi dan reliabilitas atas penyajian informasi yang terkandung didalamnya.
Kedua kriteria tersebut akan mengalami trade-off jika digunakan secara bersamaan. Selama ini penyajian

ANDI FAISAL (A023202013)


ASRINI (A0232020012)
SISWADI SULULING (A0232020011)
ARIF MASHURI (A0232020010)
RINGKASAN MATA KULIAH (RMK)
PARADIGMA KEGUNAAN KEPUTUSAN/MODEL KEPUTUSAN

laporan keuangan dengan berbasis biaya historis (historical cost) masih dinilai relatif reliabel, sebab biaya (cost)
pada aktiva atau kewajiban perusahan masih obyektif untuk estimasi. Akan tetapi, kelemahan penyajian laporan
keuangan berbasis biaya historis dinilai tidak memiliki kemampuan prediktif (tidak relevan) terhadap kemampuan
perusahaan dalam memanfaatkan peluang dan bereaksi dalam situasi yang merugikan (Scott, 2009:41&58).
Pembahasan yang mengarah pada suatu konsep penting dalam ilmu akuntansi, yaitu konsep decision
usefulness, konsep tentang kebermanfaatan (kegunaan) dalam pengambilan keputusan. Pendekatan decision
usefulness dapat digunakan untuk membuat informasi akuntansi yang terkandung dalam laporan keuangan yang
berbasis biaya historis menjadi lebih berguna (useful). Akuntan sebagai penyaji informasi akuntansi tidak akan
dapat menjadikan laporan keuangan menjadi lebih berguna sampai mengetahui apa sebenarnya makna manfaat
(kegunaan) dari informasi yang disajikan bagi para penggunanya. Kualitas penting informasi yang terkandung
dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh para pengguna (Scott,
2009:59).

ANDI FAISAL (A023202013)


ASRINI (A0232020012)
SISWADI SULULING (A0232020011)
ARIF MASHURI (A0232020010)
RINGKASAN MATA KULIAH (RMK)
PARADIGMA KEGUNAAN KEPUTUSAN/MODEL KEPUTUSAN

REVIEW ARTIKEL:
A. Tentang Artikel
1. JUDUL
Towards a Meta Theory of Accounting Information System
2. Penulis
Elaine G. Mauldin, Et all
3. Penerbit
Accounting, Organization and Society (1999)

B. RIngkasan Artikel
1. Pendahuluan
Penelitian sistem informasi akuntansi (SIA) yang masih ada telah berkembang dari disiplin sumber
ilmu komputer, teori organisasi, dan psikologi kognitif. Keuntungan dari evolusi ini adalah literatur
yang beragam dan kaya dengan potensi untuk mengeksplorasi banyak keterkaitan yang berbeda
antara aspek teknis, organisasi dan individu dari penilaian dan kinerja keputusan. Penelitian AIS
juga mencakup aspek makro hingga mikro dari sistem informasi (Birnberg & Shields, 1989).
Cakupan yang luas dari penerapan SIA menunjukkan potensi pengaruh yang besar untuk
penelitian yang dilakukan di bidang ini.
Perubahan dalam sifat dan tujuan SIA, dikombinasikan dengan perspektif teoritis yang berbeda,
menunjukkan perlunya paradigma pengorganisasian yang menyediakan sarana untuk
mengintegrasikan penelitian SIA yang ada dan menggali peluang sinergis yang dimiliki berbagai
perspektif. Kami menggunakan istilah `` meta-teori '' untuk menyarankan integrasi dan sintesis
orientasi teknis, organisasi, dan kognitif ke dalam model menyeluruh untuk penelitian SIA.
Penelitian AIS sebelumnya (misalnya Cushing, 1990; Reneau & Grabski, 1987) telah mengadopsi
atau mengadaptasi kerangka kerja yang dianggap baik dari sistem informasi manajemen (MIS) dan
bidang TI.

2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengartikulasikan model untuk penelitian sistem informasi
akuntansi (SIA) yang mensintesis perspektif teoritis utama dari literatur yang ada.

ANDI FAISAL (A023202013)


ASRINI (A0232020012)
SISWADI SULULING (A0232020011)
ARIF MASHURI (A0232020010)
RINGKASAN MATA KULIAH (RMK)
PARADIGMA KEGUNAAN KEPUTUSAN/MODEL KEPUTUSAN

3. Landasan Teori
SIA mencakup sistem yang digunakan baik oleh akuntan, oleh pembuat keputusan lain yang
menggunakan informasi akuntansi, atau dalam tugas yang melibatkan penerapan data akuntansi
(Reneau & Grabski, 1987). Model yang dikembangkan dalam makalah ini dibangun di atas
kerangka kerja sebelumnya dalam sistem informasi manajemen (MIS) (misalnya Gorry &
ScottMorton, 1971; Ives et al., 1980)

4. Kerangka Konseptual

5. Design Penelitian
Design penelitian ini adlaah kualitatif

6. Preposisi Penelitian
a. Proposisi penelitian pertama adalah adalah tatanan temporal teknologi, kognitif dan pengaruh
organisasi pada dasrnya tidak ada.
b. Proposisi penelitian kedua adalah bahwa signifikansi relatif dari faktor teknologi, kognitif, dan
organisasi berbeda untuk tugas yang berbeda. Ilustrasi yang baik dari proposisi penelitian ini
adalah penggunaan alat bantu keputusan untuk tugas yang berbeda.
c. Proposisi penelitian ketiga adalah itu ada hubungan antara tingkat analisis yang berbeda
sehingga pilihan desain yang dibuat pada tingkat yang lebih tinggi (seperti konstruksi) akan
mempengaruhi tingkat yang lebih rendah (seperti model).
d. Proposisi penelitian keempat menyatakan bahwa alternatif desain sistem harus secara
eksplisit mempertimbangkan komplementaritas dan antara strategi dan struktur.

7. Kesimpulan
ANDI FAISAL (A023202013)
ASRINI (A0232020012)
SISWADI SULULING (A0232020011)
ARIF MASHURI (A0232020010)
RINGKASAN MATA KULIAH (RMK)
PARADIGMA KEGUNAAN KEPUTUSAN/MODEL KEPUTUSAN

Teknologi adalah komponen tugas akuntansi yang menyebar dan berkembang dan telah terbukti
mengubah proses kerja. Model meta-teori untuk penelitian SIA yang terkandung dalam makalah ini
secara eksplisit mengakui faktor ini. Saat ini, beberapa metode penelitian digunakan untuk
menyelidiki masalah SIA / akuntansi ganda. Hal ini terutama terbukti dalam akuntansi inmanagerial,
di mana pekerjaan eksperimental, lapangan, dan analitis telah membahas keterkaitan antara tugas-
tugas manajerial dan desain dan penggunaan SIA. Yang kurang jelas adalah strategi gabungan
eksplisit untuk menggunakan multi-metode dengan cara yang paling efektif menggunakan
kekuatan masing-masing pendekatan (Peters, 1993). Model meta-teori mengembangkan kerangka
kerja komprehensif yang dapat digunakan untuk membantu mengatur dan menafsirkan penelitian
di masa depan. Model meta-teori juga dapat menyediakan sarana untuk mendorong integrasi
penelitian SIA dengan sub-disiplin penelitian akuntansi lainnya. Mempertimbangkan secara
eksplisit kesamaan tugas dan perbedaan antara sub-disiplin ilmu dapat menghindari duplikasi
penelitian yang tidak perlu serta mempercepat kemajuan penelitian SIA. Makalah ini
mengembangkan model meta-teori untuk penelitian SIA yang dimulai dengan fokus tugas dan
menyarankan proses pencocokan antara persyaratan tugas dan alternatif desain sistem pada
empat tingkat analisis yang berbeda. Lebih lanjut, model tersebut menunjukkan bahwa faktor
kontingensi teknologi, organisasi, dan kognitif berdampak pada hasil, kinerja tugas. Tiga faktor
kontingensi dikembangkan dari tinjauan literatur yang ada dan saling melengkapi, masing-masing
berfokus pada aspek penting dari desain dan penggunaan SIA dalam menangani masalah
akuntansi. Model ini menyediakan struktur nomologis yang dapat digunakan dalam penelitian
mendatang untuk mengidentifikasi kombinasi variabel dan interaksi kritis untuk pengaturan tugas
tertentu. Empat proposisi untuk penelitian masa depan juga diidentifikasi menggunakan model
yang diusulkan.

ANDI FAISAL (A023202013)


ASRINI (A0232020012)
SISWADI SULULING (A0232020011)
ARIF MASHURI (A0232020010)

Anda mungkin juga menyukai