Anda di halaman 1dari 12

UAS STATISTIKA

ZUHA IKHLASHUL AMIEN


19030224033
FRE19

PENYELESAIAN DATA SOAL 1


H0 : Tidak ada perbedaan signifikansi pada nilai data uji absorbansi material SnO2 yang
digunakan dengan suhu kalsinasi menggunakan Spektrofotometer UV-Vis
H1 : ada perbedaan signifikansi pada nilai data uji absorbansi material SnO2 yang digunakan
dengan suhu kalsinasi menggunakan Spektrofotometer UV-Vis

Langkah pertama dengan melakukan uji normalitas untuk mengetahui data tersebut termasuk ke
dalam data Parametrik atau Non Parametrik
Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kode Uji Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Panjang Gelombang T1=600⁰ .058 450 .001 .955 450 .000
T2=700⁰ .058 450 .001 .955 450 .000
T3=800⁰ .058 450 .001 .955 450 .000
T4=900⁰ .058 450 .001 .955 450 .000
T5=1000⁰ .058 450 .001 .955 450 .000
SnO2 dengan Suhu T1=600⁰ .095 450 .000 .953 450 .000
Kalsinasi T2=700⁰ .090 450 .000 .952 450 .000
T3=800⁰ .099 450 .000 .948 450 .000
T4=900⁰ .089 450 .000 .948 450 .000
T5=1000⁰ .135 450 .000 .930 450 .000

Syarat keputusan:
nilai sign. > 0,05, maka nilai data berdistribusi normal
nilai sign. < 0,05, maka nilai data tidak berdistribusi normal
Keputusan :
Berdasarkan uji normalitas yang telah dilakukan, didapatkan nilai sig. panjang gelombang
yaitu 0,001 < 0,05 sehingga dapat diputuskan bahwa data hasil panjang gelombang tidak
berdistribusi secara normal dan nilai data Absorbansi SnO2 didapatkan nilai yang sama yaitu sig.
0,000 < 0,05 sehingga dapat diputuskan bahwa data Absorbansi SnO 2 berdistribusi secara tidak
normal. Sehingga data dapat dinyatakan bahwa data yang telah diuji tidak berdistribusi secara
normal.
Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances


Levene
Statistic df1 df2 Sig.

Panjang Gelombang Based on Mean .000 4 2245 1.000


Based on Median .000 4 2245 1.000
Based on Median and .000 4 2245.000 1.000
with adjusted df
Based on trimmed mean .000 4 2245 1.000
SnO2 dengan Suhu Based on Mean 230.926 4 2245 .000
Kalsinasi Based on Median 221.683 4 2245 .000
Based on Median and 221.683 4 1702.316 .000
with adjusted df
Based on trimmed mean 227.895 4 2245 .000

Syarat keputusan:
nilai sign. > 0,05, maka nilai data adalah homogen
nilai sign. < 0,05, maka nilai data adalah tidak homogen

Keputusan:
Berdasarkan uji homogenitas yang telah dilakukan, didapatkan nilai sig. panjang gelombang
1,000 > 0,05 sehingga dapat diputuskan bahwa data hasil panjang gelombang yaitu homogen.
Dan nilai data Absorbansi didapatkan nilai sig. 0,000 < 0,05 sehingga dapat diputuskan bahwa
data Absorbansi SnO2 adalah tidak homogen.

Setelah melakukan uji normalitas serta uji homogenitas maka dapat diketahui bahwa data
tersebut termasuk ke dalam Non Parametrik sehingga dalam pengujian selanjutnya menggunakan
uji Non Parametrik
Hasil Uji Regresi Linier

Uji regresi yang dilakukan yaitu uji regresi linier berganda. Hal ini dikarenakan data yang
digunakan dipengaruhi oleh lebih dari 2 variabel mempengaruhi masing-masing nilai absorbansi
SnO2 yaitu panjang gelombang (nm) dan suhu kalsinasi pada setiap perlakuan material SnO2

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .784 .615 .615 5.09450022
a. Predictors: (Constant), Suhu Kalsinasi, Panjang gelombang
Berdasarkan tabel diatas,
nilai koefisien determinasi didapatkan sebesar 0,615 yang mana nilai tersebut merupakan
hasil pengkuadratan nilai koefisien korelasi atau “R” yaitu (0,784) 2 = 0,615. Besarnya angka
koefisien determinasi (R Square) sama dengan 61,5 % yang berarti variabel panjang gelombang
dan suhu kalsinasi (T1-T5) mempengaruhi nilai absorbansi SnO2 sebesar 61,5 %. Sedangkan
sisanya (100% - 61,5% = 38,5%) dipengaruhi oleh variabel lain diluar persamaan regresi yang
dilakukan atau ada variabel yang tidak diteliti.

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 93275.591 2 46637.795 1796.945 .000b
Residual 58318.486 2247 25.954
Total 151594.077 2249
a. Dependent Variable: Nilai Absorbansi
b. Predictors: (Constant), Suhu Kalsinasi, Panjang gelombang

Syarat keputusan:
nilai sign. > 0,05, maka panjang gelombang dan suhu kalsinasi (T1-T5) secara bersamaan
Tidak berpengaruh terhadap nilai absorbansi SnO2.
nilai sign. < 0,05, maka panjang gelombang dan suhu kalsinasi (T1-T5) secara bersamaan
berpengaruh terhadap nilai absorbansi SnO2.

Keputusan:
Didapatkan nilai sig. 0,000 < 0,05 sehingga diputuskan bahwa panjang gelombang dan
suhu kalsinasi (T1-T5) secara bersamaan berpengaruh terhadap nilai absorbansi SnO2.
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 27.851 .779 35.769 .000
Panjang gelombang .030 .001 .480 36.721 .000
Suhu Kalsinasi -.036 .001 -.620 -47.386 .000
a. Dependent Variable: Nilai Absorbansi

Syarat keputusan:
nilai sign. > 0,05, maka panjang gelombang dan suhu kalsinasi (T1-T5) secara bersamaan
Tidak berpengaruh terhadap nilai absorbansi SnO2.
nilai sign. < 0,05, maka panjang gelombang dan suhu kalsinasi (T1-T5) secara bersamaan
berpengaruh terhadap nilai absorbansi SnO2.

Keputusan :
nilai signifikansi yang didapatkan yaitu sebesar sig. 0,000 < 0,05 maka dapat diputuskan
bahwa ada pengaruh variabel panjang gelombang dan suhu kalsinasi terhadap variabel nilai
absorbansi SnO2.

Hasil Uji Korelasi dan Kovarian


Uji Korelasi
Uji Korelasi yang akan digunakan yaitu Uji Korelasi Rank Spearman hal ini dikarenakan
data yang diperoleh merupakan data Non Parametrik, sehingga data tersebut akan diuji
dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman.
Syarat keputusan:
Nilai koefisien korelasi sebesar 0,00 – 0,25 memiliki hubungan sangat lemah
Nilai koefisien korelasi sebesar 0,26 – 0,50 memiliki hubungan cukup
Nilai koefisien korelasi sebesar 0,51 – 0,75 memiliki hubungan kuat
Nilai koefisien korelasi sebesar 0,76 – 0,99 memiliki hubungan sangat kuat
Nilai koefisien korelasi sebesar 1,00 memiliki hubungan sempurna

Jika koefisien korelasi bernilai positif, (+) maka hubungan kedua variabel
dikatakan searah. Hubungan searah, dengan demikian dapat diartikan bahwa semakin
meningkatnya nilai panjang gelombang maka nilai absorbansi SnO2 akan meningkat.
.
Jika koefisien korelasi bernilai negatif (-) maka hubungan kedua variabel tersebut
tidak searah. Hubungan tidak searah, dengan demikian dapat diartikan bahwa semakin
meningkatnya nilai panjang gelombang maka nilai absorbansi SnO2 akan menurun.
.
Hasil Uji Korelasi Panjang Gelombang dengan nilai Absorbansi SnO2 pada T1 = 600⁰C.

Correlations
λ1 A1
Spearman's rho λ1 Correlation Coefficient 1.000 .999**
Sig. (2-tailed) . .000
N 450 450
**
A1 Correlation Coefficient .999 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 450 450
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Syarat keputusan:
sign. > 0,05, maka nilai data adalah tidak berkorelasi
sign. < 0,05, maka nilai data adalah berkorelasi.

Keputusan :
Berdasarkan output tabel di atas, diketahui nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05
maka terdapat hubungan yang siginifikan antara nilai Panjang gelombang dengan nilai
absorbansi SnO2. Dengan koefisien korelasi sebesar 0,999. Artinya, tingkat kekuatan
hubungan (korelasi) antara nilai Panjang gelombang dengan nilai absorbansi SnO 2
memiliki kualitas 0,999 yang berarti sangat kuat. Dan bernilai positif menandakan kedua
variable tersebut bersifat searah

Hasil Uji Korelasi Panjang Gelombang dengan nilai Absorbansi SnO2 pada T2 = 700⁰C.

Correlations
λ2 A2
Spearman's rho λ2 Correlation Coefficient 1.000 .999**
Sig. (2-tailed) . .000
N 450 450
**
A2 Correlation Coefficient .999 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 450 450
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Syarat keputusan:
sign. > 0,05, maka nilai data adalah tidak berkorelasi
sign. < 0,05, maka nilai data adalah berkorelasi.

Keputusan :
Berdasarkan output tabel di atas, diketahui nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05
maka terdapat hubungan yang siginifikan antara nilai Panjang gelombang dengan nilai
absorbansi SnO2. Dengan koefisien korelasi sebesar 0,999. Artinya, tingkat kekuatan
hubungan (korelasi) antara nilai Panjang gelombang dengan nilai absorbansi SnO 2
memiliki kualitas 0,999 yang berarti sangat kuat. Dan bernilai positif menandakan kedua
variable tersebut bersifat searah

Hasil Uji Korelasi Panjang Gelombang dengan nilai Absorbansi SnO2 pada T3 = 800⁰C.

Correlations
λ3 A3
Spearman's rho λ3 Correlation Coefficient 1.000 .999**
Sig. (2-tailed) . .000
N 450 450
**
A3 Correlation Coefficient .999 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 450 450
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Syarat keputusan:
sign. > 0,05, maka nilai data adalah tidak berkorelasi
sign. < 0,05, maka nilai data adalah berkorelasi.

Keputusan :
Berdasarkan output tabel di atas, diketahui nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05
maka terdapat hubungan yang siginifikan antara nilai Panjang gelombang dengan nilai
absorbansi SnO2. Dengan koefisien korelasi sebesar 0,999. Artinya, tingkat kekuatan
hubungan (korelasi) antara nilai Panjang gelombang dengan nilai absorbansi SnO 2
memiliki kualitas 0,999 yang berarti sangat kuat. Dan bernilai positif menandakan kedua
variable tersebut bersifat searah

Hasil Uji Korelasi Panjang Gelombang dengan nilai Absorbansi SnO2 pada T4 = 900⁰C.

Correlations
λ4 A4
Spearman's rho λ4 Correlation Coefficient 1.000 1.000**
Sig. (2-tailed) . .000
N 450 450
**
A4 Correlation Coefficient 1.000 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 450 450
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Syarat keputusan:
sign. > 0,05, maka nilai data adalah tidak berkorelasi
sign. < 0,05, maka nilai data adalah berkorelasi.

Keputusan :
Berdasarkan output tabel di atas, diketahui nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05
maka terdapat hubungan yang siginifikan antara nilai Panjang gelombang dengan nilai
absorbansi SnO2. Dengan koefisien korelasi sebesar 1,000. Artinya, tingkat kekuatan
hubungan (korelasi) antara nilai Panjang gelombang dengan nilai absorbansi SnO 2
memiliki kualitas 1,000 yang berarti sangat kuat. Dan bernilai positif menandakan kedua
variable tersebut bersifat searah

Hasil Uji Korelasi Panjang Gelombang dengan nilai Absorbansi SnO2 pada T5 = 1000⁰C.

Correlations
λ5 A5
Spearman's rho λ5 Correlation Coefficient 1.000 1.000**
Sig. (2-tailed) . .000
N 450 450
**
A5 Correlation Coefficient 1.000 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 450 450
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Syarat keputusan:
sign. > 0,05, maka nilai data adalah tidak berkorelasi
sign. < 0,05, maka nilai data adalah berkorelasi.

Keputusan :
Berdasarkan output tabel di atas, diketahui nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05
maka terdapat hubungan yang siginifikan antara nilai Panjang gelombang dengan nilai
absorbansi SnO2. Dengan koefisien korelasi sebesar 1,000. Artinya, tingkat kekuatan
hubungan (korelasi) antara nilai Panjang gelombang dengan nilai absorbansi SnO 2
memiliki kualitas 1,000 yang berarti sangat kuat. Dan bernilai positif menandakan kedua
variable tersebut bersifat searah

Uji Kovarian atau singkatan dari analisis kovarian merupakan metode uji yang sama dengan uji
anacova. Sehingga pada uji kovarian ini akan dicantumkan sekaligus dengan anacova
Uji Anova dan Anacova
Setelah melakukan uji normalitas serta uji homogenitas maka dapat diketahui bahwa data
tersebut termasuk ke dalam Non Parametrik Sehingga Uji Anova yang dilakukan yaitu dengan
menggunakan uji Kruskall Wallis. apabila menggunakan uji anova, data yang diperoleh harus
merupakan data Parametrik.

Test Statisticsa,b
Panjang_Gelombang Nilai_Absorbansi
Kruskal-Wallis H .000 1247.628
df 4 4
Asymp. Sig. 1.000 .000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Kode_Uji

Syarat keputusan:
nilai sign. > 0,05, maka nilai data tidak ada perbedaan
nilai sign. < 0,05, maka nilai data ada perbedaan

Keputusan :
nilai sign. sebesar 1,000 > 0,05 menunjukkan data panjang gelombang yang diuji tidak
memiliki perbedaan secara signifikan. Sedangkan pada pengujian nilai absorbansi SnO 2
menunjukkan nilai sign. sebesar 0,000 < 0,05 sehingga data yang diuji memiliki perbedaan
secara signifikan.
UJI ANACOVA atau ANALISIS KOVARIAN
Uji anacova dilakukan untuk memperdalam perbedaan hasil uji dengan memasukkan
covariate ke dalam persamaan/model terlebih dahulu dan diasumsikan covariate memiliki
hubungan linier dengan peubah respon. Sehingga pengujian hipotesis hanya dilakukan satu kali
yaitu untuk mengetahui pengaruh perbedaaan kategori perlakuan terhadap peubah respon.

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: SnO2 dengan suhu kalsinasi
Type III Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
a
Corrected Model 145174.373 5 29034.875 10149.105 .000
Intercept 96.376 1 96.376 33.688 .000
Panjang_Gelombang 34997.854 1 34997.854 12233.458 .000
Kode_Uji 110176.518 4 27544.130 9628.017 .000
Error 6419.705 2244 2.861
Total 764430.673 2250
Corrected Total 151594.077 2249
a. R Squared = .958 (Adjusted R Squared = .958)

Syarat keputusan:
nilai sign. > 0,05, maka nilai data tidak ada perbedaan, H0 diterima
nilai sign. < 0,05, maka nilai data ada perbedaan, H0 ditolak maka H1 diterima

Keputusan :
Pada Kode_uji atau yang dimaksud adalah T1 hingga T5 didapatkan nilai sig 000 .<0.05
sehingga menandakan bahwa ada pengaruh perbedaan perlakuan terhadap hasil data SnO2
dengan suhu kalsinasi. Dan pada panjang gelombang didaptakan didapatkan nilai sig 000 .<0.05
sehingga menandakan bahwa ada pengaruh perbedaan perlakuan terhadap hasil data SnO2
dengan suhu kalsinasi.

KESIMPULAN

Dari pengujian yang telah dilakukan maka H1 diterima yang berarti ada perbedaan
signifikansi pada nilai data uji absorbansi material SnO2 yang digunakan dengan suhu kalsinasi
menggunakan Spektrofotometer UV-Vis
PLOT GRAFIK PADA SETIAP VARIABEL

1. Plot grafik nilai data uji absorbansi material SnO2 yang digunakan dengan suhu kalsinasi
menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada T1 = 600°C

Hubungan nilai absorbansi material SnO2 dengan panjang gelombang Pada Suhu Kalsinasi T1 = 600°C
3,500,000
3,000,000y = 3228.7x + 291421
R² = 0.978
2,500,000
2,000,000
T1 = 600°C

1,500,000 SnO2
1,000,000 Linear (SnO2)
500,000

0
0 200 400 600 8001000
λ (nm)

2. Plot grafik nilai data uji absorbansi material SnO2 yang digunakan dengan suhu kalsinasi
menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada T2 = 700°C
Hubungan nilai absorbansi material SnO2 dengan panjang
gelombang Pada Suhu Kalsinasi T2 = 700°C
3,000,000

2,500,000 y = 3209.5x - 100735


R² = 0.986
T2 = 700°C

2,000,000

1,500,000
SnO2
1,000,000Linear (SnO2)
500,000

0
02004006008001000
λ (nm)
3. Plot grafik nilai data uji absorbansi material SnO2 yang digunakan dengan suhu kalsinasi
menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada T3 = 800°C

Hubungan nilai absorbansi material SnO2 dengan panjang gelombang Pada Suhu Kalsinasi T3 = 800°C
3,500,000

3,000,000 y = 3552.3x + 182517


R² = 0.9705
2,500,000
T3 = 800°C

2,000,000
1,500,000
1,000,000 SnO2
Linear (SnO2)
500,000
0
0 200 400 600 8001000
λ (nm)

4. Plot grafik nilai data uji absorbansi material SnO2 yang digunakan dengan suhu kalsinasi
menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada T4 = 900°C

Hubungan nilai absorbansi material SnO2 dengan panjang gelombang Pada Suhu Kalsinasi T4 = 900°C
3,000,000
y = 4426.5x - 701829

2,500,000 R² = 0.9879
T4 = 900°C

2,000,000

1,500,000
SnO2
1,000,000
Linear (SnO2)
500,000

0
0 200 400 600 8001000
λ (nm)
5. Plot grafik nilai data uji absorbansi material SnO2 yang digunakan dengan suhu kalsinasi
menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada T5 = 1000°C

Hubungan nilai absorbansi material SnO2 dengan panjang gelombang Pada Suhu Kalsinasi T5 = 1000°C
500,000

450,000 y = 755.15x - 135298


400,000 R² = 0.973
T5 = 1000°C

350,000
300,000
250,000
200,000 SnO2
150,000 Linear (SnO2)
100,000
50,000
0

02004006008001000
λ (nm)

Anda mungkin juga menyukai