Anda di halaman 1dari 12

Proceeding of 1st Annual Interdiciplinary Conference on Muslim Societies (AICOMS)

Vol. 1 (2021)
Institut Agama Islam Sunan Giri (INSURI) Ponorogo

KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENGATASI MASALAH


PENGANGGURAN AKIBAT PANDEMI COVID 19

Fitra Rizal1, Haniatul Mukaromah2


12InstitutAgama Islam Negeri Ponorogo
Email: fitrajal@gmail.com

ABSTRACT

Covid-19 has made business sluggish, resulting in an increase in unemployment.


Unemployment is one of the macroeconomic problems that must be avoided
because it can save people's welfare. This study aims to discuss the policies of
the Indonesian government in overcoming the problem of unemployment due to
the Covid-19 pandemic. The research method used is descriptive qualitative
research methodology with content analysis techniques and literature research.
The results show that the government has made several policies to anticipate
the problem of unemployment, including 1) allocating funds for handling Covid-
19 amounting to US $ 46.6 billion, including economic stimulus for business
actors US $ 17.2 billion. 2) providing several economic programs such as tax
incentives, relaxation of payments or credit, and policies for relaxation of labor
social security contributions 3) providing a social safety net for informal sector
workers. 4) prioritize providing training incentives through the Pre-
Employment Card Program for workers who have been laid off 5) increase the
work expansion program. 6) provide work protection and business continuity
guidelines.

Key words: Government Policy; Profession; Covid-19

PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang sangat
penting dalam menilai kinerja perekonomian suatu negara, terutama
digunakan untuk menganalisis hasil pembangunan ekonomi pada periode
tertentu. Terjadi pertumbuhan ekonomi jika produksi barang dan jasa
meningkat dari periode sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi menjadi salah
satu indikator kesejahteraan masyarat, sehingga menjadi pekerjaan
pemerintah untuk meningkatkan hal tersebut dengan berbagai cara secar
mikro dan makro (Fikriawan, 2019). Semakin tinggi tingkat pertumbuhan

1
Kebijakan Pemerintah Indonesia Dalam Mengatasi Masalah Pengangguran Akibat Pandemi
Covid-19

ekonomi maka semakin baik kesejahteraan masyarakat karena terjadi


aktivitas ekonomi yang lancar, sehingga pendatan masyarakat meningkat.
Pertumbuhan ekonomi memberi gambaran bahwa efektivitas dan
perkembangan perekonomian suatu negara dalam kondisi yang baik
(Alghofari, 2011).
Salah satu masalah makro-ekonomi yang paling krusial dan
berdampak negatif terhadap kesejahteraan masyarakat adalah
pengangguran. Pengangguran manjadi permasalahan bersama secara sosial
sekaligus menjadi permasalah pribadi yang bersifat psikoligis bagi yang
bersangkutan (Murtadho, 2008). Data yang diperoleh dari Badan Pusat
Statistik 2020 menunjukkan jumlah pengangguran di Indonesia cenderung
menurun dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Namun pada Februari
2020, terjadi peningkatan jumlah pengangguran sebanyak 60 ribu orang.
Dari 6,82 juta orang pada 2019 menjadi 6,88 juta orang pada tahun 2020
(Pusparisa, 2020). Menurut Badan Pusat Statistik per Agustus 2020 ada 29,1-
2 juta orang terdampak covid-19. Jumlah tersebut sebanding dengan 14,2-8
persen dari total penduduk usia kerja di Indonesia. Covid-19 membuat usaha
lesu, sehingga banyak terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Tingkat
pengangguran terbuka di Indonesia pada Agustus 2020 mengalami kenaikan
dari 5,23 persen menjadi 7,07 persen atau terjadi kenaikan pengangguran
sebesar 2,67 juta (Badan Pusat Statistik, 2020).
Tercapainya pemerataan ekonomi kepada masyarakat sehingga
terjadi kesejahteraan dan makmur merupakan cita-cita semua bangsa dan
negara, akan tetapi untuk mewujudkan kondisi yang ideal tersebut
membutuhkan perjuangan yang panjang dan masih sedikit negara yang
mampu mewujudkannya. Fakta masalah pengangguran merupakan problem
makroekonomi yang dihadapi di seluruh negara. Oleh karena itu, masalah
pengangguran menjadi fokus utama di beberapa negara untuk mencapai
kesejateraan. Jika penanggulangan masalah pengangguran tidak optimal,
maka akan berdampak pada peningkatan jumalah kemiskinan dan

2 | Proceeding of 1st Annual Interdiciplinary Conference on Muslim Societies (AICOMS)


Proceeding of 1st Annual Interdiciplinary Conference on Muslim Societies (AICOMS)
Vol. 1 (2021)
Institut Agama Islam Sunan Giri (INSURI) Ponorogo

mengurangi kesejahteraan masyarakat (Fajarwati, 2012, pp. 184–185).


Untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran, maka masalah
pengangguran harus segera dituntaskan. Berdasarkan penjelasan di atas,
penelitian ini bertujuan untuk membahas bagaimana kebijakan pemerintah
Indonesia dalam mengatasi masalah pengangguran akibat pandemi Covid-19.
Penelitian ini menggunakan pendekatan metodologi penelitian kualitatif
deskriptif dengan teknik content analysisdan library research.

PENGERTIAN DAN JENIS PENGANGGURAN


Pengangguran adalah seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja
dan ingin mendapat pekerjaan tetapi belum memperoleh pekerjaan. Adapun
angkatan kerja berusia 15-64 tahun, tetapi tidak semua orang yang berusia
15-64 tahun dihitung sebagai angkatan kerja (Sadono, 2011, p. 18). Tingkat
pengangguran dihitung dari jumlah orang yang menganggur dibagi dengan
seluruh angkatan kerja (Difi, 2020, p. 1).
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengangguran adalah sebutan untuk
angkatan kerja yang belum memperoleh pekerjaan atau sedang mencari
pekerjaan tetapi belum mendapatakannya. Ibu rumah tangga, siswa sekolah
dan sebagainya yang karena suatu hal tidak atau belum membutuhkan
pekerjaan tidak termasuk dalam pengangguran (Hia, 2013). Pengangguran
biasanya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan kerja yang ada.
Menurut para ahli ekonomi jenis-jenis pengangguran adalah sebagai
berikut yaitu pengangguran friksional, pengangguran struktural,
pengangguran siklis dan pengangguran musiman (Sadono, 2011).
pengangguran friksional terjadi ketika pekerja yang menganggur belum
menemukan pekerjaan baru yang cocok. Butuh waktu untuk berpindah dari
pekerjaan yang lama ke pekerjaan yang baru. Pengangguran struktural
terjadi karena pekerja tidak memiliki keterampilan yang sesuai dengan
kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan (Rizal & Mukaromah, 2020).

3
Kebijakan Pemerintah Indonesia Dalam Mengatasi Masalah Pengangguran Akibat Pandemi
Covid-19

Pengangguran siklis adalah pengangguran yang disebabkan oleh kondisi


(siklus) ekonomi yang tidak stabil sehingga permintaan tenaga kerja lebih
sedikit daripada penawaran kerja. Pengangguran musiman adalah
pengangguran yang disebabkan oleh fluktuasi kegiatan ekonomi jangka
pendek, khususnya di sektor pertanian. Seperti di luar musim tanam dan
panen, petani umumnya menganggur sampai menuggu musim tanam dan
panen berikutnya (Rahardja & Manurung, 2008, pp. 379–800).

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENGANGGURAN


Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran adalah
sebagai berikut:
1. Jumlah angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja. Hal
tersebut terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada
kesempatan kerja yang dibutuhkan (HM, 2015, p. 46).
2. Kurangnya keahliah yang dimiliki oleh para pencari kerja. Banyak jumlah
sumber daya manusia yang tidak memiliki keterampilan menjadi salah
satu penyembab utama makin bertambahnya angka pengangguran.
3. Lapangan pekerjaan kurang merata. Lapangan pekerjaan mayaritas
berada di kota besar.
4. Budaya malas. Hal ini menyebabkan para pencari kerja mudah menyerah
dan kurang semangat dalam mencari kerja (Franita, 2016, p. 90).
5. Mutu tenaga kerja yang relatif rendah, hal ini disebabkan oleh rendahnya
tingkat pendidikan sehingga tenanga kerja tidak diminati oleh
perusahaan.
6. Persebaran tenaga kerja yang tidak merata. Contoh di Indonesia sebagian
besar tenaga kerja berada di Pulau Jawa. Sedangkan, di daerah lain yang
wilayahnya lebih luas masih kekurangan tenaga kerja, terutama untuk
sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan (Koriawan, 2019).

4 | Proceeding of 1st Annual Interdiciplinary Conference on Muslim Societies (AICOMS)


Proceeding of 1st Annual Interdiciplinary Conference on Muslim Societies (AICOMS)
Vol. 1 (2021)
Institut Agama Islam Sunan Giri (INSURI) Ponorogo

DAMPAK PENGANGGURAN TERHADAP PEREKONOMIAN


Tujuan pembangunan ekonomi adalah untuk meningkatkan
kemakmuran masyarakat dan untuk mencapai stabilitas ekonomi nasional,
dengan menerapkan keadilan dan pemerataan ekonomi. Jika tingkat
pengangguran di suatu negara terus meningkat, hal ini akan menghambat
tercapainya tujuan pembangunan ekonomi negara, karena pengangguran
memberi dampak negatif terhadap perekonomian masyarakat. Apabila
seseorang menganggur berarti tidak memiliki pekerjaan dan tidak mampu
menghasilkan pendapatan, pada akhirnya kesejahteraan menurun karena
tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengangguran akan
berdampak positif terhadap tingkat kemiskinan (Swaramarinda, 2014, p. 68).
Berikut ini dampak pengangguran terhadap perekonomian:
1. Pengangguran menurunkan tingkat kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakat. Hal ini terjadi karena pengangguran tidak mampu
memperoleh pendapatan karena tidak bekerja. Oleh karena itu,
pengangguran menurunkan tingkat kemakmuran masyarakat.
2. Pengangguran menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari
sektor pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi
akan menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga
pendapatan masyarakat juga menurun. Dengan demikian, pajak yang
harus dibayar dari masyarakat juga akan menurun. Jika penerimaan pajak
menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang
sehingga kegiatan pembangunan akan terus menurun.
3. Pengangguran melemahkan pertumbuhan ekonomi. Pengangguran
menyebabkan daya beli masyarakat berkurang sehingga permintaan
terhadap barang-barang hasil produksi menurun sehingga banyak
perusahaan yang merugi dan pada akhirnya tingkat investasi juga
menurun. Sehingga hal tersebut mengakibatkan perekonomian melemah.
4. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial politik (HM,
2015).

5
Kebijakan Pemerintah Indonesia Dalam Mengatasi Masalah Pengangguran Akibat Pandemi
Covid-19

5. Pengangguran meningkatkan angka kemiskinan, dimana tingkat


pengangguran yang tinggi berdampak terhadap tingkat
kemiskinan.
6. Pengangguran menyebabkan ketenteraman keluarga terganggu karena
kepala keluarga kehilangan penghasilan sehingga tidak mampu
memenuhi kebutuhan rumah tangga.
7. Pengangguran meningkatkan tingkat kriminal karena banyak orang tidak
punya uang untuk biaya hidup untuk diri sendiri dan keluarga (Rosa et
al., 2019, p. 288).

COVID-19 DAN PENGANGGURAN DI INDONESIA


Dalam lima tahun terakhir, jumlah pengangguran di Indonesia
cenderung menurun. Namun pada Februari 2020, angka pengangguran
kembali meningkat 60 ribu orang. Dari 6,82 juta orang pada 2019 menjadi
6,88 juta orang setahun setelahnya. Jumlah angkatan kerja pada 2020 juga
bertambah menjadi 137,91 juta orang, sebanyak 131,03 juta orang di
antaranya bekerja. Lapangan pekerjaan yang menurun berasal dari sektor
pertanian, perdagangan, dan jasa lainnya (Pusparisa, 2020). Dalam satu
tahun terakhir jumlah angkatan kerja pada Februari 2020 sebanyak 137,91
juta orang, naik 1,73 juta orang dibanding Februari 2019. Berbeda dengan
naiknya jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
turun sebesar 0,15 persen poin. Dalam setahun terakhir, pengangguran
bertambah 60 ribu orang. Penduduk yang bekerja sebanyak 131,03 juta
orang, bertambah 1,67 juta orang dari Februari 2019 (Statistik, 2020).
Menurut Badan Pusat Statistik per Agustus 2020 ada 29,1-2 juta orang
terdampak covid-19. Jumlah tersebut sebanding dengan 14,2-8 persen dari
total penduduk usia kerja di Indonesia. Dari data tersebut menunjukkan lebih
dari 80 persen mengalami pengurangan jam kerja. Dan lebih parahnya lagi
sebanyak 2,56 juta orang menjadi pengangguran. Hal tersebubut sangat
ironis di saat jumlah angkatan kerja indonesia meningkat, akan tetapi tingkat

6 | Proceeding of 1st Annual Interdiciplinary Conference on Muslim Societies (AICOMS)


Proceeding of 1st Annual Interdiciplinary Conference on Muslim Societies (AICOMS)
Vol. 1 (2021)
Institut Agama Islam Sunan Giri (INSURI) Ponorogo

pengangguran justru semakin tinggi. Covid-19 membuat usaha lesu, sehingga


banyak terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Tingkat pengangguran
terbuka di Indonesia pada Agustus 2020 mengalami kenaikan dari 5,23
persen menjadi 7,07 persen atau terjadi kenaikan pengangguran sebesar
2,67 juta (Badan Pusat Statistik, 2020). Hal tersebut menunjukkan jumlah
pekerja formal semakin menyusut di masa pandemi. Paling banyak di sektor
industri pengolahan, konstruksi. Kondisi tersebut berbanding terbalik
dengan sektor pertanian. Maka tidak aneh jika tingkat pengangguran di kota
jauh lebih tinggi jika dibandingkan di desa (Gusti, 2020).

KEBIJAKAN EKONOMI ISLAM DALAM MENGATASI MASALAH


PENGANGGURAN
Dampak dari pengangguran adalah menurunkan kualitas hidup
masyarakat karena meraka tidak mempunyai pendapatan sehingga
menurunkan tingkat kesejahteraan dan pada akhirnya jumlah kemiskinan
meningkat. Berikut ini kebijakan untuk mengatasi pengangguran yaitu
sebagai berikut:
1. Penyediaan lapangan kerja, program penyediaan lapangan kerja
dilakukan dengan mendorong pihak swasta untuk kreatif menciptakan
pekerjaan misalnya melalui pelatihan dan pendidikan. Penyediaan
lapangan kerja juga dilakukan pemerintah melalui proyek-proyek yang
dibiayai APBN, lewat pembangunan sektor pendidikan, sektor kesehatan,
dan infrastruktur.
2. Memperbaiki iklim investasi, kebijakan ini dilakukan melalui ragkaian
kegiatan yang saling mendukung agar para investor bersedia
berinvestasi, seperti pemberian keringanan pajak (tax holiday), pinjaman
modal yang murah. Kebijakan ini bertujuan untuk mengundang investor
berinvestasi, sehingga akan dapat membangun proyek yang dapat
menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran (Yuliadi, 2019, p.
254).

7
Kebijakan Pemerintah Indonesia Dalam Mengatasi Masalah Pengangguran Akibat Pandemi
Covid-19

Untuk mengatasi persoalan pengangguran ada beberapa solusi


menurut Islam yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut :
1. Membangun kesadaran individu dan masyarakat tentang pengembangan
potensi diri melalui sistem pendidikan dan pelatihan yang berkualitas
sehingga mampu memenuhi kualifikasi yang diinginkan oleh perusahaan
bahkan mampu menciptakan lapangan usaha sendiri.
2. Memberikan dorongan dan insentif bagi setiap individu yang mampu
memberikan efek positif dalam membangun potensi ekonomi dan bisnis
dalam bentuk pinjaman modal, promosi, fasilitas pemasaran, dan lain
sebagainya.
3. Membangun infrastuktur yang memadai, seperti pembangunan jalan,
jaringan telekomunikasi, pelabuhan, bandara, jaringan listrik dan
bendungan dan lain sebagainya yang mampu mendorong minat investor
untuk berinvestasi.
4. Menghilangkan berbagai hambatan birokrasi dan perijinan yang
berpotensi menimbulkan biaya tinggi dalam rangka meningkatkan
efisinsi ekonomi.
5. Memberantas berbagai mafia ekonomi dan praktik monopoli yang
merugikan ekonomi rakyat.
6. Memberikan sangsi yang tegas kepada aparatur birokrat yang
menyalahgunakan wewenang untuk melakukan tidakan pidana korupsi,
kolusi, dan nepotisme.
7. Meningkatkan efisiensi ekonomi dan kualitas layanan publik pada sektor-
sektor publik dibidang pendidikan, kesehatan, transportasi, dan birokrasi.
8. Pemanfaatan sumberdaya ekonomi milik negara dengan cara yang
berkeadilan sesuai dengan prinsip syariat Islam.
9. Membangun Kerjasama internasional untuk membuka peluang ekonomi
yang saling menguntungkan dan mencegah penguasaan kekayaan alam
oleh pihak asing (Yuliadi, 2019).

8 | Proceeding of 1st Annual Interdiciplinary Conference on Muslim Societies (AICOMS)


Proceeding of 1st Annual Interdiciplinary Conference on Muslim Societies (AICOMS)
Vol. 1 (2021)
Institut Agama Islam Sunan Giri (INSURI) Ponorogo

Berikut solusi Islam terhadap masalah pengangguran menurut Yusuf


Qordhawi, yaitu:
1. Bekerja, di mana Islam menjelaskan tetang keutamaan orang yang
bekerja untuk menghindarkan diri dari kemiskinan dan ketergantungan
pada orang lain.
2. Jaminan dari famili yang mampu, hal ini merupakan jaring pengaman
sosial yang paling dekat untuk mengatasi persoalan sosial yaitu tanggung
jawab orang-orang terdekat.
3. Zakat, yang merupakan instrument ekonomi dalam Islam untuk masalah
sosial ekonomi masyarakat termasuk masalah kemiskinan dan
pengangguran (Rizal & Mukaromah, 2020)
4. Kewajiban material tambahan lain selain zakat, dalam bentuk infak,
sedekah, dan wakaf yang pengelolaannya diarahkan untuk mengatasi
permasalahan sosial di masyarakat khususnya masalah pengangguran
dan kemiskinan (Qardhawi, 2002).(Qardhawi, 2002)

KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENGATASI MASALAH


PENGANGGURAN AKIBAT PANDEMI COVID-19
Pemerintah Indonesia telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi
untuk mengatasi masalah pengangguran akibat pandemi virus corona
(Covid-19) di sektor ketenagakerjaan. Kebijakan tersebut berfokus pada
pasar tenaga kerja dan institusi pasar kerja, dengan tujuan agar masalah
pengangguran datapat diatasi. Berikut ini kebijakan pemerintah Indonesia
dalam mengatasi masalah pengangguran khususnya akibat pandemic Covid-
19 adalah (Karunia, 2020):
1. Mengalokasikan dana untuk penanganan Covid-19 sebesar 46,6 miliar
dollar AS, termasuk stimulus ekonomi bagi para pelaku usaha 17,2 miliar
dollar AS. Hal tersebut bertujuan agar pelaku usaha tetap mampu
menjalankan usahanya sehingga tidak terjadi Pemutusan Hubungan

9
Kebijakan Pemerintah Indonesia Dalam Mengatasi Masalah Pengangguran Akibat Pandemi
Covid-19

Kerja, (PHK) yang berdampak pada meningkatnya jumlah pengangguran


(Soemartini, 2020).
2. Menyediakan beberapa program penguatan ekonomi seperti insentif
pajak penghasilan, relaksasi pembayaran pinjaman atau kredit, dan
kebijakan relaksasi iuran jaminan sosial ketenagakerjaan untuk
meringankan sekitar 56 juta pekerja sektor formal.
3. Menyediakan jaring pengaman sosial bagi pekerja sektor informal.
Pemerintah memberikan bantuan sosial kepada 70,5 juta pekerja sektor
informal yang termasuk dalam kategori miskin dan rentan.
4. Memprioritaskan pemberian insentif pelatihan melalui Program Kartu
Prakerja bagi pekerja yang terkena PHK. Pemerintah telah memberikan
insentif pelatihan dengan target tahun 2020 sebanyak 3,5-5,6 juta
penerima manfaat. Hingga saat ini, telah terealisasi lebih dari 680.000
penerima manfaat tersebut mayoritas adalah korban PHK.
5. Memperbanyak program perluasan kesempatan kerja seperti padat karya
tunai, padat karya produktif, terapan Teknologi Tepat Guna (TTG),
Tenaga Kerja Mandiri (TKM), dan kewirausahaan, yang bertujuan untuk
menyerap tenaga kerja.
6. Menyediakan panduan pelindungan kerja dan kelangsungan usaha, serta
perlindungan pekerja pada kasus penyakit akibat kerja karena Covid-19.

KESIMPULAN
Covid-19 membuat tingkat usaha menurun, sehingga banyak terjadi
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Tingkat pengangguran terbuka di
Indonesia pada Agustus 2020 mengalami kenaikan dari 5,23 persen menjadi
7,07 persen atau terjadi kenaikan pengangguran sebesar 2,67 juta.
Pengangguran merupakan salah satu masalah makro-ekonomi yang harus
dihindari karena mampu menurunkan kesejahteraan masyarakat. Berikut ini
kebijakan pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah pengangguran
khususnya akibat pandemi Covid-19 adalah; 1) mengalokasikan dana untuk

10 | Proceeding of 1st Annual Interdiciplinary Conference on Muslim Societies (AICOMS)


Proceeding of 1st Annual Interdiciplinary Conference on Muslim Societies (AICOMS)
Vol. 1 (2021)
Institut Agama Islam Sunan Giri (INSURI) Ponorogo

penanganan Covid-19 sebesar 46,6 miliar dollar AS, termasuk stimulus


ekonomi bagi para pelaku usaha 17,2 miliar dollar AS. 2) menyediakan
program-program penguatan ekonomi seperti insentif pajak penghasilan,
relaksasi pembayaran pinjaman atau kredit, dan kebijakan relaksasi iuran
jaminan sosial ketenagakerjaan untuk meringankan sekitar 56 juta pekerja
sektor formal. 3) menyediakan jaring pengaman sosial bagi pekerja sektor
informal. 4) memprioritaskan pemberian insentif pelatihan melalui Program
Kartu Prakerja bagi pekerja yang terkena PHK. 5) memperbanyak program
perluasan kesempatan kerja seperti padat karya tunai, padat karya produktif,
terapan Teknologi Tepat Guna (TTG), Tenaga Kerja Mandiri (TKM), dan
kewirausahaan, yang bertujuan untuk menyerap tenaga kerja. 6)
menyediakan panduan pelindungan kerja dan kelangsungan usaha, serta
perlindungan pekerja pada kasus penyakit akibat kerja karena Covid-19.

REFERENSI
Alghofari, F. (2011). Analisis Tingkat Pengangguran di Indonesia Tahun
1980-2007. UNDIP.
Badan Pusat Statisrik. (2020). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar
7,07 persen. Bps.Go.Id.
Difi, D. (2020). Wakaf Produktif Mengentaskan Pengangguran. Jurnal
Ekonomi Islam.
Fajarwati, A. (2012). Kemiskinan dan Pengangguran. Sosiohumanitas, XIV(2).
Fikriawan, S. (2019). DINAMIKA ZAKAT DALAM TINJAUAN SEJARAH
KEINDONESIAAN: KAJIAN POSITIFIKASI DAN IMPLIKASINYA BAGI
EKONOMI UMAT. AL-MANHAJ: Jurnal Hukum Dan Pranata Sosial Islam,
1(1), 73–92. https://doi.org/10.37680/almanhaj.v1i1.110
Franita, R. (2016). Analisa Pengangguran di Indonesia. Nusantara: Jurnal Ilmu
Pengetahuan Sosial, 1(2).
Gusti, M. (2020). Dampak Covid-19 Sebabkan Banyak Orang Jadi
Pengangguran. Kompas.Tv.
Hia, Y. D. (2013). Strategi dan Kebijakan Pemerintah dalam Menanggulangi
Pengangguran. ECONOMICA: Journal of Economic and Economic
Education, 1(2).
HM, M. (2015). Potret Ketenaga Kerjaan, Pengangguran, dan Kemiskinan di
Indonesia: Masalah dan Solusi. Al- Buhuts, 11(1).
Karunia, A. M. (2020). 7 Langkah Pemerintah Tekan Jumlah Pengangguran
Selama Pandemi. Money.Kompas.Com.
Koriawan, N. M. D. P. P. (2019). Masalah Tenaga kerja dan Angkatan Kerja di

11
Kebijakan Pemerintah Indonesia Dalam Mengatasi Masalah Pengangguran Akibat Pandemi
Covid-19

indonesia. Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Kabupaten Buleleng.


Murtadho, A. (2008). Solusi Problem Pengangguran dalam Perspektif
Ekonomi Islam Solusi Problem Pengangguran dalam Perspektif Ekonomi
Islam. Jurnal Ilmu Dakwah, 28(1).
Pusparisa, Y. (2020). Pengangguran Februari 2020 Meningkat Jadi 6,68 Juta
Orang. Databoks.Katadata.Co.Id.
Qardhawi, Y. (2002). Teologi Kemiskinan Doktrin Dasar dan Solusi Islam atas
Problem Kemiskinan. Mitra Pustaka.
Rahardja, P., & Manurung, M. (2008). Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikro
Ekonomi dan Makro Ekonomi). Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Rizal, F., & Mukaromah, H. (2020). Filantropi Islam Solusi Atas Masalah
Kemiskinan Akibat Pandemi Covid-19. AL-MANHAJ: Jurnal Hukum Dan
Pranata Sosial Islam, 3(1), 35–66.
https://doi.org/10.37680/almanhaj.v3i1.631
Rosa, Y. Del, Agus, I., & Abdilla, M. (2019). Pengaruh Inflasi, Kebijakan
Moneter dan PengangguranTerhadap Perekonomian Indonesia. Jurnal
Ekonomi Dan Bisnis Dharma Andalas, 21(2).
Sadono, S. (2011). Makro Ekonomi Teori Pengantar. PT RajaGrafindo Persada.
Soemartini. (2020). Stimulus Perekonomian Di Tengah Krisis Ekonomi Lokal
dan Global Akibat Merebaknya Covid 19. Biastatistics: Jurnal Statistika
Teori Dan Aplikasi:, 1(1).
Statisrik, B. P. (2020). Februari 2020: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
sebesar 4,99 persen. Badan Pusat Statisrik.
Swaramarinda, D. R. (2014). Analisis Dampak Pengangguran Terhadap
Kemiskinan di Dki Jakarta. Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis (JPEB),
2(2).
Yuliadi, I. (2019). Teori Ekonomi Makro Islam. PT RajaGrafindo Persada.

12 | Proceeding of 1st Annual Interdiciplinary Conference on Muslim Societies (AICOMS)

Anda mungkin juga menyukai