Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL PROGRAM KEGIATAN MAHASISWA

TENDO (Teh Cendol) :


Inovasi Produk Minuman Cendol dengan Teh Kekinian

BIDANG KEGIATAN

PKM-KEWIRAUSAHAAN

Disusun oleh :

M. Syafiq Wafaa Fairuuzi 205110700111037/ Angkatan 2020


Faz Nafadza Alifyanur Faawa 205110707111003/ Angkatan 2020
Nur khayatun 205110700111035/ Angkatan 2020
Zizouber Hatta Suwandi 205110707111011/ Angkatan 2020
Haniyah Kamilah Az-Zahra 205110701111008/ Angkatan 2020

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2020
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat Indonesia sudah pasti kenal dengan minuman ini . Es cendol merupakan
minuman khas Indonesia yang terbuat dari tepung beras atau tepung hunkwe. Keberadaan cendol
saat ini sudah cukup jarang dibanding beberapa tahun yang lalu, hal ini bisa saja disebabkan
karena adanya pengaruh globalisasi dan munculnya berbagai produk makanan dan minuman
yang lebih digemari oleh kalangan muda. Oleh karena itu, kami ingin membangkitkan kembali
minuman tradisional ini.

Selain itu, di era globalisasi dan pandemi yang sedang melanda negeri ini, tentunya
masyarakat sukar untuk menemukan makanan ataupun minuman yang mereka inginkan. Oleh
karena itu, hal ini menuntut kita untuk membuat atau menjual sendiri. Bahan-bahan yang
diperlukan untuk pengolahan es ini sendiri yang mudah didapatkan di pasaran. Dengan melihat
potensi yang ada mulai dari alat maupun bahan yang mudah didapatkan, pengolahan produk
yang cukup mudah dan pemasaran dapat dilakukan dengan konsumen yang tertuju kepada semua
kalangan.

Salah satu cara untuk membuat cendol kembali digemari oleh kalangan muda adalah
dengan menambah inovasi pada cendol itu sendiri. Inovasi yang akan kami tawarkan adalah
"Teh Cendol". Es cendol yang pada umumnya hanya berisi cendol, santan dan gula merah.
Namun, kini kami akan mengkreasikan dengan mengganti sentuhan santan dan gula merah
dengan teh yang biasa kita minum sebagai pembuka hari.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah kami paparkan, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah bagaimana cara membuat teh cendol yang bisa diterima oleh semua
kalangan?

1.3 Tujuan

Tujuan dari program kreativitas ini adalah untuk memopulerkan kembali cendol bagi
seluruh kalangan terutama kalangan muda.
1.4 Luaran

Dengan adanya produk ini, diharapkan bisa mengembalikan minat masyarakat akan
adanya minuman tradisional yaitu es cendol. Tak hanya itu, kami juga berharap dengan
dibukanya usaha ini tak hanya bisa menambah pendapatan per bulan nya tetapi bisa juga
membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Gambaran Produk

Tendo (Teh Cendol) merupakan sebuah inovasi produk minuman yang terbuat dari
tepung hunkwe atau tepung beras dan dicampur dengan menggunakan berbagai macam olahan
teh. Cendol yang merupakan jajanan tradisional dan biasanya disajikan dengan santan dan gula
merah diganti dengan berbagai macam jenis teh kekininan. Jenis teh yang akan kami sajikan
adalah Thai tea dan Matcha Tea. Dan berikut adalah gambaran logo pada produk kami. "Tendo"
merupakan akronim dari teh dan cendol. Di bahasa Jawa, "Tendo" berarti Tenda, jadi, kami
menyispkan sebuah siluet tenda pada logo produk kami. Di bawah tulisan “Tendo” terdapat
sebuah motto yang berbunyi “Yang tradisional bisa ikut kekinian” .

Gambar 1. Logo Produk


Gambar 2. Logo pada kemasan

2.2 Gambaran Umum Bahan Baku

1. Tepung beras
Dalam pendirian usaha ini, bahan baku utama adalah tepung beras, sebuah jenis tepung
yang dibuat dari beras yang ditumbuk atau digiling. Tepung beras dipakai untuk bikin
bihun, bakmi, aneka jajanan, kue kering, biskuit, makanan bayi, dan tepung campuran.
Maka dari itu tepung ini sangat cocok untuk membuat cendol.
2. Pasta pandan
Warna hijau pada cendol dihasilkan dari ekstrak alami tumbuhan pandan atau yang biasa
dikenal dengan pasta pandan. Pasta pandan ini tak hanya menghasilkan warna hijau saja,
tetapi dapat pula menghasilkan aroma khas pada cendol itu sendiri.
3. Teh bubuk dengan varian rasa
Yaitu bubuk teh yang sudah dipetik dari kebun, lalu digiling dan diproses secara higienis
hingga menjadi bubuk, lalu ditambahkan berbagai macam perasa. Dengan menggunakan
bubuk teh semacam ini, nantinya akan ada banyak varian rasa yang dapat dibuat. Varian
rasa yang nantinya akan kami sajikan adalah varian Thai tea dan juga Matcha Tea. Varian
rasa yang sangat familiar dilidah masyarakat khusunya kaum milenial.

2.3 Gambaran Motto Usaha

Motto yang akan kami usung adalah “Yang tradisional bisa ikut kekinian”. Maksud
yang ingin kami sampaikan dalam motto tersebut adalah, kami ingin mengembangkan kuliner
asli Indonesia agar bisa tetap bersaing di tengah masyarakat milenial sekarang.
2.4 Gambaran Sumber Daya Tenaga Kerja

Pelaksana kegiatan pada program kreativitas mahasiswa bidang kewirausahaan


merupakan mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Brawijaya. Program kewirausahaan ini terdiri dari 5 orang mahasiswa yang masing
masing telah dibagi pembagian tanggung jawab sesuai dengan kemampuan masing masing.

2.5 Gambaran Potensi Pasar

Sasaran utamanya adalah di café, minimarket, ataupun restaurant yang ada di Kota
Malang dan sekitarnya. Konsep kuliner mulai dari jajanan tradisional dikaki lima sampai
makanan kelas restaurant atau cafe dapat ditemukan dengan mudah di kota Malang. Kota Malang
dinilai berpotensi tinggi dalam bisnis kuliner karena dilihat dari peminat dan keuntungan yang
menanjak tiap harinya. Target pasar adalah masyarakat di area Kota Malang yang meliputi orang
dewasa, remaja, dan anak-anak. Dengan inovasi yang ditawarkan, produk ini memiliki poin
keunggulan yaitu produk cendol yang disajikan dengan teh akan membuat orang penasaran dan
mulai mencoba produk ini. Terutama untuk para penikmat cendol. Meski begitu ada kelemahan
yang membuat potensi terjualnya berkurang menjadi seimbang, yaitu rasa unik dari teh dan
cendol yang bercampur dan banyak orang yang belum pernah merasakan perpaduan rasa
tersebut. Namun, produk ini memiliki keuntungan karena merupakan produk yang jarang ada di
masyarakat dan menarik bagi kalangan muda. Terakhir, ancaman atau tantangan produk ini
adalah banyaknya pesaing yang lebih dulu ada dan sudah terkenal dikalangan muda

2.6 Analisis Kelayakan

Harga pokok produksi meliputi tepung beras, bubuk teh, dan pasta pandan dengan harga
per 500gram, 1kg, dan 60ml secara berurutan adalah Rp 9.000, Rp 50.000, dan Rp 7.000.
Perkiraan saat membuat 3 porsi dibutuhkan 200 gram tepung beras dan 120 gram bubuk teh, dan
pasta pandan dengan asumsi penggunaannya 10 ml. Jika membuat 30 porsi maka yang
dibutuhkan 5 kg tepung beras, 1 kg bubuk teh, dan 60 ml pasta pandan maka modal yang akan
dikeluarkan sebanyak Rp 147.000. Dari perhitungan tadi, didapatkan harga per produk sebesar
Rp 4.900 dan akan dijual dengan harga Rp. 7.000. Dalam sekali produksi kita dapat
menghasilkan 3 porsi, sehingga omset yang diperoleh tiap harinya adalah 3×7000 = 21000.
Keuntungan yang diperoleh didapatkan dari selisih pendapatan yang diperoleh dengan biaya
yang dikeluarkan saat proses produksi. Jika dalam satu hari pendapatan yang diperoleh adalah
21.000, dan dalam satu bulannya melakukan 10 kali produksi maka diperoleh pendapatan
210.000. Biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi adalah 147.000 sehingga keuntungan
tiap bulannya 210.000 - 147.000 = 63.000. Jadi produk Teh Cendol ini akan mengalami titik
impas ketika menghasilkan 30 porsi dan dijual dengan harga 4.900.

2.6.1 Perhitungan Break Event Point ( BEP )

BEP Produksi = total biaya produksi / harga jual = 147 000 / 7000 = 21 porsi.
Jadi produk Teh Cendol akan mengalami titik impas dengan harga 7000 ketika dari 30 porsi
paling sedikit terjual adalah 21 porsi

BEP Harga = Total biaya produksi : produksi (10 kali) = 147000 : 30 = 4900
Jadi produk Teh Cendol ini akan mengalami titik impas ketika menghasilkan 30 porsi dan dijual
dengan harga 4.900

Anda mungkin juga menyukai