Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ASESMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

“Taxanomi Bloom”

Oleh Kelompok 7:

1. Melatika Ananda (19029026)

2. Zuriyati (19029062)

3. Rahmi Azizah (19029104)

4. Hanifah Jellya Salsabilla (19029145)

5. Ulfia firzatinnajmi (19029172)

Dosen : 1. Dr. Irwan, M.Si

2. Khairani, S.Pd, M.Pd

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Asesmen
Pembelajaran Matematika. Selain itu, penyusunan makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan mengenai beberapa teknologi penting. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
dosen mata kuliah Asesmen Pembelajaran Matematika yang telah membimbing kami agar dapat
menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan
makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan
semoga karya tulis ini bermanfaat untuk kami dan untuk pembaca.

Padang, 27 Agustus 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah...........................................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................................. 1
1.4 Manfaat............................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................. 2
2.1 Pengertian Taxonomi Bloom...............................................................................................2
2.2 Taksonomi Tujuan Pendidikan............................................................................................2
2.3 Penggunaan Taksonomi Bloom...........................................................................................7
BAB III PENUTUP..................................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................8
3.2 Saran................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Taksonomi bloom merupakan hierarki klasifikasi atas prinsip dasar aturan.
Taksonomi bloom mengelempokkan skilss dari tingkat rendah hingga tingkat yang
tinggi. Taksonomi bloom diperkenalkan pertama kali oleh Benjamin Samuel Bloom.
Taksonomi bloom dilatar belakangi untuk merubah sistem pendidikan. Hal ini
dikarenakan evalausi hasil belajar di sekolah hanya merujuk pada kemampuan peserta
didik dalam mengutaran hapalan saja sedangkan setiap individu memiliki kemampuan
ynag berbeda dalam belajar. Oleh sebeb itu muncul taksonomi bloom yang terbagi
atas 3 ranah yaitu ranah kognitif, afektif, psikomotor.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari makaalh ini adalah sebai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Taksonomi Bloom?
2. Apa saja yang termasuk dalam taksonomi tujuan pendidikan?
3. Apa saja ranah dalam taksonomi bloom?
4. Bagaimana penggunaan taksonomi bloom?

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui apa itu taksnomi bloom
2. Mengetahui apa saja yang termasuk dalam taksonomi tujuan pendidikan
3. Mengatahui ranah - ranah dalam taksonomi bloom
4. Mengetahui bagaimana penggunaan taksonomi bloom

1.4 Manfaat
Manfaat penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi salah satu tugas Asesmen Pembelajaran Matematika
2. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis
3. Menambah wawasan dan pengetahuan pembaca
4. Memberi informasi tentang Taksonomi Bloom yang meliputi pengertian, ranah
taksonomi bloom, serta penggunaaan taksonomi bloom
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Taxonomi Bloom
Taksonomi bloom terdiri atas dua kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu
tassein dan nomos. Tassein berarti mengklasifikasi (pengelompokan) sedangkan
nomos berarti aturan. Dapat dimaknai taksonomi yakni hierarkhi klasifikasi atas
prinsip dasar atau aturan. Taksonomi bloom dikemukan oleh Benjamin Samuel
Bloom yaitu seroang psikolog bidang pendidikan yang melakukan penelitian dan
pengembangan mengenai kemampuan berpikir dalam proses pembelajaran.
Pada tahun 1956, Bloom, Englehart, Furst, Hill, dan Krathwohl berhasil
mengenalkan kerangka konsep berpikir yang dinamakan Taxonomy Bloom.
Dengan demikian Taksonomi Bloom adalah struktur hierarki yang
mengidentifikasi skills mulai dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi. Bloom
di bagi menjadi tig ranah kemampuan yaitu kognitif, afektif , dan psikomotorik.

2.2 Taksonomi Tujuan Pendidikan


Taksonomi tujuan pendidikan merujuk pada taksonomi bloom sehingga
mengklasifikasikan tujuan pendidikan menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor.
1. Ranah kognitif, yaitu ranah yang meliputi perilaku yang ditekannkan pada
aspek untelektual.
2. Ranah afektif, yakni ranah yang berisi perilaku yang menekannkan aspek
perasaan dan emosi seperti minat, bakat, adaptasi,dan lainnya.
3. Ranah psikomotor, yaitu ranah yang meliputi perilaku yang menekannkan pada
aspek keterampilan motorik.
A. Taksonomi Bloom Versi Lama
1. Ranah Kognotif (cognitive domain)
Daerah kognitif mencapai tujuan - tujuan yang berkenaan dengan kemampuan
berpikir. Ranah kognitif merupakan pusat dan mempunyai peran yang sangat
penting dalam pengembangan kurikulum dan pengembangan evaluasi berupa
tes. Daerah kognitif terdiri dari enam tahap yang sering disebut dengan jenjang
kognitif.
1) Pengetahuan (C1), pada jenjang ini peserta didik dituntut untuk mampu
mengenali atau mengingat kembali pengetahuan yang telah disimpam dalam
skemata struktur kognitifnya. Secara terperinci jenjang pengetahuan mecakup
hal - hal berikut ini :
C.1.1 Pengetahuan tentang fakta spesifik
Contoh soal : a. invers kali dari 10 adalah ….
b. Anggota bilangan prima genap adalah….
c. Anggota himpunan bilangan cacah termasuk…
C.1.2 Pengetahuan tentang terminology
Contoh soal : a. Himpunan yang tidak mempunyai anggota dinamakan …
b. Garis yang ditarik dari titik sudut segitiga sehingga
memotong sama panjang susu dihadapan titik sudut
adalah …
C.1.3 Kemampuan untuk mengerjakan algoritma (manipulasi) rutin
Contoh soal : a. 5 - 3 = …
b. 7 - (-1) = ..
c. 1.5 : 0.2 = …
2) Pemahaman (C2), tahapan ini sifatnya lebih kompleks dari pada tahap
terhadap suatu konsep matematika, peserta dididk harus mempunyai
pengetahuan terhadap konsep. Jadi tahapan pemahaman ini inklusi
terhadap tahap pengentahuan. Secara terperinci, jenjang kognitif pada
tahap pemahaman ini mencakup hal - hal berikut :
C.2.1 Pemahaman konsep
Contoh soal : a. Jika f(x) = 2x2 + 8 dan g(x) = x2 + 4, maka g (f(x)) = …
C.2.2 Pemahaman prinsip, aturan, dan generalisasi
Contoh soal : a. sudut luar segitiga sama dengan …
C.2.3 Pemahaman terhadap struktur matematika
C.2.4 Kemapuan untuk membuat transformasi
C.2.5 Kemampuan untuk mengikuti pola pikir
C.2.6 Kemampuan untuk membaca dan menginterorestasi masalah sosial
atau data matematika
3) Penerapan (C3), pada tahapan ini peserta didik diharapkan telah memiliki
kemampuan untuk memilih, menggunkan, dan menerapka dengan tepat
suatu teori pada situasi baru. Tahap ini melibatka sejumlah respon. KKO
yang berkaitan dengan jenjang kognitf ini ialah : menggunakan,
menerapkan, menghubungkan, menyusun. Secara terperinci sebagai
berikut :
C.3.1 Kemampuan untuk menyelesaikan masalah rutin
C.3.2 Kemampuan unuk membandingkan
C.3.3 Kemampuan untuk menganalisis data
C.3.4 Kemampuan mengenal pola,isomorfidme, dan simetri
4) Analisis (C4), pada tahapan ini peserta didik dituntut untuk dapat
memecahkan masalah non rutin yakni mampu untuk mentransfer
pengetahuan matematika yang telah dipelajari terhadap konsep baru.
Tahap analisis ini di bagi 3 sebagai berikut :
C.4.1 Analisis terhadap elemen
C.4.2 Analisis hubungan
C.4.3 Analisi terhadap aturan
5) Sintesis (C5), suntesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian
- bagian atau unsur - unsur secra logis sehingga menjelma menjadi suatu
pola struktur baru. Soal pada tahapan ini menuntun kemampuan peserta
didik untuk menyusun kembali elemen masalah dalam merumuskan suatu
hubungan dalam penyelesainnya. Tahapan ini dirincikan sebgai berikut :
C.5.1 Kemampuan untuk menemukan hubungan
C.5.2 Kemapuan untuk menyusun pembuktian
6) Evaluasi (C6), eavaluasi merupakan kemapuan seseorang untuk dapat
memberikan pertimbangan terhadap situasi, ide, metode berdasarkan
suatu patokan atau kriteria. Tahapan evaluasi terbagi atas dua bagian,
yaitu
C.6.2 Kemampuan untnuk mengkritik pembuktian
C.6.2 kemapuan untuk merumuskan dan memvalidasi generalisai
2. Ranah Afektif (afektif domain)
Ranah afektif adalah hal - hal yang berhubungan dengan sikap sebagai
manifestasi dari minat, motivasi, kecemasan, apresiasi perasaan,
penyesuasian diri, bakat, dan lainnya.
Krathwol (dalam Widaningsih) menyatakan urutan kejadian dalam proses
belajar merupakan konsep yang lebih luas dan menunjukkan pertumbuhan
ynag lebih mendalam yang membuat individu menjadi sadar sehingga
menimbulkan sikap, pendirian, pengangan, penguatan yang tidak dpat
dipisahkanckemudian menimbulkan pendapat dan pendirian yang bernilai
yang tidak epas dari pengaruh tingkah laku.
3. Ranah Psikomotorik (pshychomotorik domain)
Pada tahun 1972, Anita Harrow mengembangkan daerah bidang psikomotorik.
Ia melakukan klasifikasi tujian dalam bidang psikomotorik dari gerakan
sederhan dampai pada gerakan yang kompleks, yaitu gerakan reflkes,
gerakan dasar, gerakan keterampila, srta gerakan motivasi. Contoh bidang
psikomotor dalam kegiatan belajar mengajar matematika adalah :
a. Keretampilan dalam membuat grafik
b. Keterampilan dalam membuat bangun ruang tabung, dengan
mengenggambar dua buah lingkaran dan satu persegi panjang, dengan
menggunakan jangkar, dan lainn sebaginya.
c. Keterampilan menggunakan soffware matematika
d. Bagi calon guru , bisa berupa keterampilan membuat serta menggunkan
alat pembelajaran seperti alat peraga
Pada bidang psikomotorik evaluasi biasa dilakukan dengan pengamatan baik
berupa perbuatan maupu lisan. Sedangkan instrumen yang dapat mengkur
bidang psikomotorik biasanya berupa format bebrntuk tabel yang haru diisi,
yang berupa rincian aspek ynag akan diukur dan skala penilainnya
B. Taksonomi Bloom Versi Baru (setalh direvisi)
Pada tahun 1994, Lorin Anderson Krathwohl dan para ahli psikologi aliran
kognitivisme memperkaiki taksonomi bloon agar sesuai dengan kemajuan
zaman. Hasil perbaikan ini dipublikasikan pad atahun 20021 dengan nama
Revisi Taksonomi Bloom. Revisi ini meliputi :
1. Perubahan kata kunsi dari kata benda menjadi kata kerja untuk setiap level
taksonomi.
2. Perubahan hampir pada semua jenjang hierarkis, namun urutan level masih
sama. Perubahan mendasar terletak pada jenjang 5 dan 6. Perubahan
tersebut dirinci sebagi berikut :
a. Pada jenjang 1, knowledge (pengetahuan) diubah menjadi remembering
(mengingat).
b. Pada jenjang 2, comprehension (pemahaman) dipertegas menjadi
understanding (memahami)
c. Pada jenjang 3, aplication (penerapan) diubah menjadi applying
(menerapkan).
d. Pada jenjang 4, analysis (analisis) menjadi analyzing (menganalisis).
e. Pada jenjang 5, synthesis dinaikkan jenjangnya menjadi jengjang 6 tetapi
dengan perubahan mendasr, yaitu creating (mencipta).
f. Pada jenjang 6, evaluation turun posisi menjadi jenjang 5, dengan
sebutan evaluating (menilai).
Revisi Kratwohl ini sering digunakan dalam merumuskan tujuan belar yang
sering kita kenal dengan istilah C1 sampai C6.

Perubahan istilaha dan pola level taksonomi bloom digambarkan sebagai


berikut :
2.3 Penggunaan Taksonomi Bloom
Langkah - langkah yang digunakan dalam menerapkan taksonomi bloom
sebagi berikut :
1. Tentukan tujuan pembelajaran
2. Tentukan kompetensi ppembelajaran yang ingin dicacpai apakah peningkatan
knowledge, skills atau attitude. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan
karakteristik mata diklat, dan peserta didik.
3. Tentukan ranah kemampuan intelektual sesuai dengan kompetensi pembelajran.
a. Ranah kognitif : tentukan tingkatan taksonomi, apakah pada tingkatan,
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, menilai, membuat.
b. Ranah peikomotorik : kategorikan ranah tersebut, apakah termasuk persepsi,
kesiapan, reaksi yang diarahkan, reaksi natural(mekanisme),adaptasi, reaksi
yang komplesk kreativitas.
c. Ranah afektif : kategorikan ranah tersebut, apakah termasuk penerimaan,
responsif,nilai yang dianut (nilai diri), organisasi dan karakterisasi.
4. Gunakan kata kerja kunci yang seusai, untuk menjelaskan instruksi kedalaman
materi, baik pada tujuan program diklat, kompetensi dasar dan indikator
pencapain.
5. Sebagai tembahan, untuk penerapan taksonomi bloom dalam ranah kognitif,
dapat ditentukan pula media pembelajaran yang sesuai dengan mengacu
Bloom’s Cognitive Wheel. Pilihan media pembelajaran dapat dilihat pada
gambar di bawah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Taksonomi Bloom pertama kali diperkenalkan oleh Benjamin Samuel Bloom
pada tahun 1956 yang merupakan seorang psikolog bidang pendidikan.
Taksonomi Bloom adalah struktur hierarki yang mengidentifikasi skills mulai dari
tingkat yang rendah hingga yang tinggi. Dalam taksonomi bloom tujuan
pendidikan dibagi atas tiga ranah. Tiga ranah tersebut ialah ranah kognitif, ranah
afektif, serta ranah psikomotor.
Ranah kognitif menitik beratka pada pengetahuan atau proses berpikir psesrta
didik. Ranah kognitif ini dibagi menjadi 6 tingkatan yaitu pengetahuan,
pemahaman, penerapan, penajabaran, pemanduan, serta penilaian. 6 tingkatkan
tersebut yang dikemukakan oleh Benjamin Samuel Bloom. Pada tahun 1994
dilakukan pervisian dalam taksonomi bloom oleh Krathwohl yang dipublikasikan
pada tahun 2001. Perevisian ini dilakukan agar tetap sesuai dengan kemajuan
zaman. Masih tetap pada 6 jenjaang yang dikumukakan Bloom hanya saja terjadi
pergantian nama. Penggunaan taksonomi bloom memiliki 5 langkah yang harus
diterapkan yaitu sebagai berikut :
1) Tentukan tujuan pembelajaran
2) Tentukan kompetensi ppembelajaran yang ingin dicacpai apakah peningkatan
knowledge, skills atau attitude. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan
karakteristik mata diklat, dan peserta didik.
3) Tentukan ranah kemampuan intelektual sesuai dengan kompetensi pembelajran.
4) Gunakan kata kerja kunci yang seusai, untuk menjelaskan instruksi kedalaman
materi, baik pada tujuan program diklat, kompetensi dasar dan indikator
pencapain.
5) Sebagai tembahan, untuk penerapan taksonomi bloom dalam ranah kognitif,
dapat ditentukan pula media pembelajaran yang sesuai dengan mengacu
Bloom’s Cognitive Wheel.
3.2 Saran
Melalui makalah ini diharapkan pembaca dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai Taksonomi Bloom. Dan kami juga berharap pembaca
dapat memahami semua penjelasan yang diberikan dalam makalah ini, sehingga
apabila ada yang kurang jelas atau kesalahan dalam penyusun makalah ini,
pembaca dapat memberikan masukan demi sempurnanya penyusunan makalah
ini.
DAFTAR PUSTAKA

Bahan Ajar Asesmen Pembelajaran Matematika

Retno Utari Widyaiswara Madya, Pusdiklat KNKP. Taksonomi Bloom Apa dan
Bagaimana Menggunakannya.

Anda mungkin juga menyukai