CBR Filsafat Pendidikan
CBR Filsafat Pendidikan
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
Critical Report Book ini bertujuan untuk :
1. Membandingkan dua buku Filsafat Pendidikan dengan pengarang yang
berbeda
2. Mengetahui kelamahan dan kelebihan suatu buku
1.3 MANFAAT
1. Membantu memahami karakteristik filsafat pendidikan
2. Membantu memahami perkembangan filsafat pendidikan dalam negeri.
BAB II
ISI BUKU
1
BAB II
PEMBAHASAN
Buku Pembanding
1. Judul buku : Filsafat pendidikan
2. Pengarang : Dr. Edward Purba, MA dan Prof. Dr. Yusnadi, Ms
3. Penerbit : Unimed press
4. Tahun terbit : 2013
5. Kota terbit : Medan
6. Tebal buku : 163 halaman
7. Ukuran : 18 x 25 cm
8. ISBN : 978-602-7938-38-0
2.2 RINGKASAN ISI BUKU
A. Buku Pembanding
a. Pengertian filsafat
- Secara etimologi : kata filsafat dalam bahasa inggris philosophy dan dalan bahasa arab
falsafash yang keduanya dari bahasa yunani yakni, philosophia yang terdiri dari 2 kata yakni,
philein(cinta) dan shopia (kebijaksanaan). Sehingga filsafat berarti cinta kebijaksaan.
- Secara terminology : filsafat diawali dengan adanya keragu-raguan yang menimbulkan
banyak hal yang dipertanyakan.
- Menurut para ahli
Plato : filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang
asli.
Aristoteles : filasafat adalah ilmu yang meliputi kebenaran yang terkandung di dslsm ilmu-
ilmu metsafisika, logika, retorika, etika, ekonomi politik, dan estetika.
Al Faribi : filsafat adalah pengetahuan tentang alam, wujud bagaimana hakikat tang
sebenarnya.
Ali mudhofir : memberikan berbagai arti filsafat yang beragam:
Filsafat sebagai sifat
Filsafat sebagai suatu metode
Filsafat sebagai kelompok persoalan
Filsafat sebagai sekelompok teori atau sistem pemikiran
Filsafat sebagai analisis logis
Dengan memperhatikan pengertian-pengertian yang dijelakan diatas, dapat diambil
sebagai kesimpulan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meyelidiki segala sesuatu
yang ada secara mendalam sampai pada hakekatnya dengan menggunakan akal atau pikiran.
4
a. Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan idealisme: menyatakan bahwa kenyataan tersusun atas gagasan-gagasan.
Prinsipnya aliran idealisme mendasari semua yang ada dan yang nyata di alam ini hanya idea,
dunia idea merupakan lapangan rohani dan bentuknya tidak sama dengan alam nyata seperti
yang nampak dan tergambar. Yang terpenting dari ajaran ini adalah manusia menganggap roh
atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dibanding dengan materi kehidupan manusia.
Filsafat pendidkan realisme : sistem kesilsafatan realisme percaya bahwa dengan sesuatu atau
lain cara, ada hal-hal yang adanya terdapat di dalam dan tentang dirinya sendiri, dan yang
hakekatnya tidak terpengaruh oleh seseorang.
Salah seorang tokoh atau penganut realisme mengemukakan bahwa manusia selalu berusaha
untuk mencapai tujuan hidup. Tujuan pertama, menyatu dalam hidup yang meruoakan
kualitas hidup yang menuju kesempurnaan, sedangkan tujuan kedua, kehidupan sejahtera,
damai dan kebahagiaan yang abadi.
Filsafat pendidikan Materialisme
Aliran ini menyatakan bahwa benda merupakan sumber segalanya.
Filsafat pendidikan Pregmatisme
Menyatakan bahwa pengetahuan adalah apa yang dialami oleh manusia. Menurut john
dewey, pendidikan perlu didasrakan pada tiga pokok:
- Pendidikan merupakan kebutuhan untuk hidup
- Pendidikan sebagai pertumbuhan
- Pendidikan sebagai fungsi sosial
Filsafat pendidikan Eksistensialisme
Filsafat ini memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu.
Filsafat pendidikan Progresivisme
Menurut aliran ini kehidupan manusia berkembang secara terus-menerus dalam suatu
arah yang positif.
Filsafat pendidikan Perenialisme
Perenislisme mengemukakan bahwa situasi dunia saat ini penuh dengan kekacauan
dan ketidakpastian, dan ketidak teraturan terutama dalam kehidupan moral,
intelektual, dan sosio-kultural. Untuk memperbaiki keadaan tersebut, maka kembali
pada ajarab dan pandangan hidup yang kuat pada jaman dulu.
Filsafat pendidikan Esensialisme
Menyatakan bahwa peserta didik memiliki nilai esensial dan perlu dipertahankan.
5
- Filsafat Pancasila tentang Manusia: pacasila sebagai dasar dan nilai yang dijunjung tinggi
oleh manusia
- Filsafat pancasila tentang masyarakat : Hakekat masyarakat telah dijelaskan bahwa
masyarakat-bangsa dan negara indonesia menuju masyarakat yang aman, damai, sejahtera,
terbuka,adil, dan makmur.
- Pandangan filsafat pancasila tentang pendidikan
Pendidikan berlansung di keluarga, rumah, sekolah, dan masyarakat.
- Pandangan filsafat pendidikan tentang nilai
Pembangunan nasional adalah upaya bangsa untuk mencapai tujuan nasional sebagaimana
yang sudah dinyatakan dalam pembukaan UUD 1945. Pancasila sebagai dasar negara,
pandangan hidup bangsa dan sumber nilai bagi bangsa indonesia.
b. Pandangan Filsafat Pendidikan PancasilanTerhadap Sistem Pendidikan Nasional
Sebagai acuan penyelenggaraan sistem pendidikan nasional, UUD 1945 Pasal 31 yang baru
sebagai hasil amandemen Agustus 2002 menjadi:
- Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
- Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional
- Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran
pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Tujuan Pendidikan
6
Dengan adanya tujuan pendidikan, peserta didik harius mampu tujuan yang sudah
ditetapkan sesuai dengan kurikulum. Pesesrta didik setelah selesai pembelajaran, maka
perumusan tujuan, spesifik, terukur, dan berubah hasil belajar, perilaku atau reformemce
peserta didik yang mencakup aspek sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan.
Hirarki tujuan pendidikan dapay digambarkan sebagai berikut:
Jenis tujuan kontinum
Tujuan pendidikan Nasional sangat umum
Standar Kompetensi Lulusan
Kompetensi inti
Kompetensi dasar
Indikator sangat spesifik
Pilar Pendidikan
Pendidikan harus didasarkan pada cinta kasih sesama, cinta masyarakat, cinta bangsa
dan negara, sebagai modal dasra timbulnya dan berkembangnya pengabdian warga negara.
Aliran-aliran Pendidikan
- Nativisme: pribadi seseorang ditentukan oleh bawaan lahir
- Naturalisme: pribadian seseorang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa
- Empirisme: pekembangan seorang anak ditentukan oleh lingkungan
- Konvergensi: pendidikan dapat diberikan, dapat dari pembawaan dan lingkungan.
- Lingkungan pendidikan: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,dan lingkungan
masyarakat.
b. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah bagaimana menanamkan kebiasaan tentang hal-hal yang
baik dalam kehidupan , sehingga seseorang memiliki kesadaran dan pemahaman yang tinggi.
c. Hakekat Mnusia
Pandangan tentang manusia adalah manusia sebagai mahluk berfikir (homo sapiens),
manusia sebagai mahluk suka berbuat sesuatu (homo faber), manusia juga bisa dididik,
manusia juga suka berkawan dan berhati nurani serta memiliki rasa ingin tahu.
Manusia memiliki eksistensi manusia yakni: manusia sebagai makhluk individu, makhluk
sosial, makhluk susila, sebagai makhluk religius.
d. Hakekat Masyarakat
e. Hakekat peserta didik
f. Hakekat Pembelajaran
g. Landasan-landasan Pendidikan: landasan agama,landasan filsafat, landasan sosiologi,
landasan hukum, landasan moral.
h. Asas-asas pendidikan: asas pendidikan sepanjang hayat, asas kasih sayang, asas
demokrasi, asas keterbukaan dan transparansi, asas kualitas, asas tanggung jawab, panca
darma taman sisiwa.
7
B. Ringkasan buku Utama
8
- Dasar dalam mengambil keputusan
- Mengurangi salah paham dan konflik
- Bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang slalu berubah
- Mendalami konsep yang sudah baku dengan melihat substansinya
- Merumuskan teori atau kerangka pemikiran
- Membangun sikap saling menghargai pendapat satu sama lain
- Mengembangkan pemahaman berbagai persoalan
b. Pengertian Pendidikan
Pengertian pendidikan menurut W.J.S. Poerwadarminta sebagai berikut:
- Pendidikan adalah pendewasaan diri melalui pengajaran dan latihan.
- Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk
memotivasi, membina,membantu dan membimbing.
- Pendidikan adalah usaha mendewasakan manusia yang seutuhnya.
- Pendidikan adalah pengembangan kualitas diri manusia dalam segala aspek.
- Pendidikan adalah sistem pengajaran yang didasarkan pada norma-norma yang berlaku
dan disepakati.
1.4 Bab II : Seluk Beluk Dan Latar Belakang Munculnya Filsafat Pendidikan
a. Dorongan Sejarah Filsafat Yunani Terhadap Filsafat Pendidikan
Sejarah perkembangan filsafat pada umumnya dimulai dari mitologi yang
berkembang dimasyarakat Yunani Kuno. Sebelum filsafat berdiri dengan jati dirinya yang
asli sebagai filsafat itu sendiri yang menurut penciptanya sama sekali bukan mitos, melainkan
cara berpikir empiris, logis dan realistis.
Adapun zaman perkembangan filsafat adalah sebagai berikut:
- Zaman Purba merupakan zaman batu yang dipandang para sejarawan sebagai zaman
pengetahuan ilmiah.
- Zaman Yunani : (600 SM-200M) memiliki tiga zaman yaitu masa awal, masa keemasan,
dan masa Helenitas dan romawi.
9
- Zaman Praristik dan Pertengahan (200 M-1600M) : dibagi menjadi 4 periode yaitu
zaman patristik, zaman awal skolastik, zaman keemasan, dan zaman akhir abad
pertengahan.
- Zaman awal Skoliastik : perkembangan menyatakan bahwa perkembangan berhubungan
dengan perpindahan penduduk.
- Zaman Akhir Abad Petengahan : sudah mulai mempersiapkan ilmu pengetahuan alam
modern.
- Zaman Modern : pemikiran membawa manusia kearah yang lebih maju. Dapat dilihat
dari adanya berbagai perubahan mental yang menunjukan perbedaan dibandingkan
dengan masa pertengahan.
- Zaman Baru : dimulai dengan aliran fenomenologi.
- Zaman Pasca-modernisme : yang mengacu pada keyakinan yang prevalen.
10
a. Filsafat Pendidikan Positivisme
Posititivisme yang diperkenalkan oleh August Comte berpandangan bahwa
pengetahuan tidak boleh melebihi fakta-fakta. August Comte menjelakan, pandangan-
pandangan religius mengenai berbagai gejala di sebagian besar kalangan penduduk modern
masih diberikan dengan cara ini.
b. Filsafat Pendidikan Empirisisme
Penganut empirisisme berpandangan bahwa pengalaman merupakan sumber
pengetahuan bagi manusia. Tanpa pengalaman, rasio tidak memiliki kemampuan untuk
memberikan gambaran tertentu. Sebagai penganut empirisme, Hobbes berpendapat bahwa
pengenalan atau pengetahuan diperoleh karena pengalaman. Pengalaman awal dari segala
pengetahuan, juga awal pengetahuan tentang asas-asas yang diperoleh dan diteguhkan oleh
pengalaman.
Pengalaman adalah keseluruhan atau totalitas pengamatan yang disimpan didalam
ingatan atau digabungkan dengan suatu pengharapan akan masa depan, sesuai dengan apa
yang telah diamati pada masa lain.
Pada dasarnya, pengetahuan memiliki tiga kriteria, yaitu:
- Adanya suatu sistem gagasan dalam pikiran
- Persesuaian antara gagasan dan benda-benda yang sebenarnya
- Adanya keyakinan tentang persesuaian.
b. Epistemologi Pendidikan
Epistemologi dalam bahasa latin dengan arti pengetahuan.sehingga epistemologi
adalah analisis filosofis terhadap sumber-sumber pengetahuan.
c. Aksiologi Pendidikan
Aksiologi pendidikan berkaitan dengan masalah ilmu dan pengetahuan, maksudnya
adalah memikirkan segala hakikat pengetahuan atau hakikat keberadaan segala sesuatu yang
bersifat fisikal dan metafisikal, baik yang umum maupun khusus.
Aksiologi pendidikan juga berkaitan dengan aliran-aliran pendidikan yang terus
berkembang. Di antara aliran-aliran pendidikan tersebut adalah sebagai berikut
- Positivisme : pendidikan bertujuan agar masyarakat manyadari bahwa kebenaran harus
ditandai oleh sesuatu yang empiris, realistis, dan indriawi.
- Renaisans : humanisme dan individualisme merupakan ciri renaisans yang penting.
Humanisme adalah pandangan bahwa manusia mampu mengatur dunia dan dirinya.
- Humanisme
- Naturalisme :materi yang membentuk alam, akal, dan kesadaran, termasuk segala proses
fisikalnya.
- Materialisme
- Pragmatisme
12
1.8 Bab VI : Filsafat Tentang Hakikat Pendidikan
13
1.10 Bab VIII : Filsafat Pendidikan tentang Tanggung Jawab Pendidikan
14
Selain pendidik, pemerintah juga memilikintanggung jawab pengembangan pendidikan
di indonesia. Kewajiban pemerintah ditetapkan UU sistem pendidikan nasional dan UU
tentang guru.
Disamping kewajiban dan tanggung jawab pemerintah, UU pun menetapkan tanggung
jawab dan kewajiban warga negaradan masyarakat dalam penyelanggaraan pendidikan.
Sebagaimana ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional pasal 6 yang menyebutkan sebagai berikut:
- Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai lima belas tahun wajib mengukuti
pendidikan dasar.
- Setiap warga negara bertanggung jawab terhadap keberlangsungan penyelenggaraan
pendidikan.
15
- Membuat guru peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya.
- Guru menjadi reflektif dan kritis terhadap apa yang dilakukan siswanya
- Meningkatkan kinerja guru
- Dengan tahapan-tahapan PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu
kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelas.
- PTK tidak mengganggu tugas pokok karena terintegrasi antara tugas pokok dalam proses
pembelajaran dan kerja penelitian.
- PTK membuat guru lebih kreatif dan inovatif, selalu memperhatikan kelemahan dan berupaya
mencari solusi.
BAB III
PEMBAHASAN
3.2 Kelebihan
Adapun kelebihan dari kedua buku adalah sebagai berikut :
1. Pada buku utama, isi buku menjelaskan secara luas mulai dari pengertian filsafat
pendidikan sampai filsfat pendidikan dalam aspek-aspek lain.
2. Format penulisan kedua buku sudah jelas dan mudah dipahami pembaca
3. Kedua buku menjelaskan dengan jelas setiap sub sub bahasan pada setiap bab
4. Bahasa penulisan buku mudah untuk dimengerti pembaca
5. Kedua buku menjelaskan keseluruhan isi buku sesuai dengan Judul buku
6. Kedua buku mencantumkan tes soal sebagai pelatihan untuk peserta didik
7. Kedua buku memiliki indikator yang harus dicapai pembaca pada setiap awal bab
8. Memiliki banyak referensi yang mendukung
9. Buku utama lebih luas dalam menjelaskan materi yang berhubungan dengan filsafat
pendidikan.
10. Buku utama menampilkan ringkasan buku yang terdapat pada belakang buku
3.3 Kelemahan
1. Kedua buku tidak melampirkan biografi penulis
2. Buku pembanding hanya sedikit menjelaskan materi yang berhubungan dengan
filsafat pendidikan.
3. Dalam buku utama terdapat materi yang berulang pada bab yang berbeda
4. Kedua buku tidak banyak melampirkan gambar yang menjadi salah satu penarik
perhatian pembaca.
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari kedua buku yang sudah dikritik dapat disimpulkan:
1. Walaupun memiliki judul buku yang sama kedua buku memiliki perbedaan
dalam pembahasan materinya
2. Buku utama lebih lengkap pembahasannya dibandingkan dengan buku pembanding
3. Kelemahan dari kedua buku adalah tidak menampilkan biografi pengarang
4.2 Saran
Berdasarkan hasil Critical Book Report yang sudah di review, periview menyarankan supaya
filsafat pendidikan dipelajari dan dipahami semua lapisan baik guru, orang tua maupun
masyarakat sehingga meningkatkan prestasi anak dalam berbagai hal kehidupan. Selain itu,
pe review juga menyarankan kepada penulis supaya membuat tampilan isi buku yang lebih
menarik misalnya dengan mencantumkan gambar gambar contoh.
18
19