Di susun oleh :
1. Nurma Safitri (3120020)
2. Achmad Ainur Rofiq (3120027)
Puji syukur kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam keadaan sehat walafiat. Sholawat serta salam
semoga tercurah limpahkan kepada junjungan agung kita yakni kanjeng Nabi Muhammad
SAW.,. Adapun materi yang akan di sampaikan pada makalah ini adalah Filsuf Ikhwan Al-
Shafa’. Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekeliruan dan
kesalahan. Maka dari itu kami mohon ktitik dan saran bagi para pembaca. Akhir kata kami
ucapkan terima kasih dan maaf sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penyusun dan juga para pembaca.
A. LATAR BELAKANG
Ikhwan al-Shafa muncul di Wilayah Timur dalam sebuah perkumpulan atau organisasi
yang bersifat rahasia. Kerahasiaan ini dapat mengindikasikan bahwa kelompok cendekiawan
ini memiliki pemikiran-pemikiran yang sedikit atau banyak-kurang lazim di lingkungannya,
atau dipandang kurang selaras-mungkin karena mmit atau karena berseberangan-dengan
trend perkembangan clan kehendak khalayak di sekitar mereka.Pemikiran-pemikiran mereka,
sebagaimana dikompilasikan dalam sebuah ensiklopedi yang diberi nama al-Rasa'il, karena
sifatnya yang filosofis, tampak begitu mendasar clan rumit. Namun, seperti halnya para
filosof individual lainnya, pusat perhatian pemikiran mereka menyangkut makna-makna laten
dari keseluruhan realitas. Ikhwan al-Shafa melaksanakan pertemuan-pertemuan ilmiah untuk
membahas berbagai persoalan, di samping juga melakukan berbagai ritual yang mereka
pandang sebagai aktivitas yang menyelaraskan jiwa dan memenuhi keyakinan-keyakinan
mereka. Ikhwan al-Shafa, bagaimanapun, telah berhasil mengungkapkan misteri-misteri
tersembunyi berbagai realitas fenomenal clan interrelasinya pada tataran yang paling dalam
di pusat eksistensi.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
Ikhwan al-Safa perkumpulan rahasia yang bergerak di bidang ilmu Sesuai dengan
namanya, Ikhwan al-Safa berarti “persaudaraan yang suci dan bersih”. Prinsip utama dari
asosiasi ini adalah persaudaraan yang tulus dan tulus, kesetiaan kepada kawanan yang murni
dan murni, dan nasihat timbal balik antara anggota ke arah keridhaan ilahi.
Sulit untuk memastikan latar belakang dan motif pembentukan Ikhwanul Syafa'ah,
baik politik, agama, maupun filosofis. Ada orang-orang yang mengklaim bahwa Syaf Ikhwan
adalah pembangkang dari Syi'ah Ismailiyah dalam masalah politik dan agama (Qadir: 1991:
66), dan yang sejauh ini terlibat dalam propaganda politik Qarahai, khususnya para da'i.
1
Menurut Abu Hayyan al-Tauhidi (w. 414 H./123 M.) dan data internal dalam risalah Ikhwa>n al-S{afa>, dapat
disimpulkan bahwa pergerakan mereka dimulai dari tahun 347 H./958 M. sampai tahun 373 H./983 M. dari sini
dapat dihitung bahwa usia pergerak rakan mereka dimulai antara tahun an mereka berlangsung sekitar 26 tahun.
Tim Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, jilid III, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002), Jam
192.
orang-orang Qarmatian. Namun, mereka kemudian menambahkan wacana ilmiah dan
filosofis ke dalam gerakan tersebut2
. Kerahasiaan gerakan saudara Ikhwan Al Shafa disebabkan oleh banyak faktor yang
membuat gerakan ini tidak berani diantara anggotanya untuk melanjutkan gerakan ini, tidak
heran jika ap denli organik menjadi identitas gerakan. . Eksklusivitas adalah pandangan atau
persepsi masyarakat yang lebih luas bahwa mereka hanya ingin berhubungan dengan orang-
orangnya3
Namun di saat yang sama, ada juga yang mengatakan bahwa organisasi ini bersifat
mistis. Mereka sangat mementingkan pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan
pendidikan pribadi, semangat dan iman.4
Keberadaan golongan ini tidak jelas karena mereka dan anggotanya merahasiakan
aktivitasnya. Tidak jelas apakah ensiklopedia sastra yang mereka hasilkan, menurut Abu
Hayyan al-Tawhidi, berasal dari data internal dalam risalah mereka, dari blok antara 347
H/983 M atau dari Hembat abad keempat. Basra, tetapi di Baghdad merupakan cabang dari
perkumpulan rahasia.5
2
M Syamsul Hady. Pemikiran Ikhwan Ash Shofa. (Ulil Albab Vol 8 No 7 Th 2007). Hlm 119
3
Mely G. Tan, Golongan Etnis Tionghoa dalam Pembangunan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm 27
4
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), Hlm 181
5
Abdul. Aziz Dahlan. Filsafat Dalam Ensiklopedia Tematis Dunia Islam Jilid IV. Jakarta : Ikhtiar Baru Van
Hoeve, 2003. Hlm 67
ilmu pengetahuan dan filsafat yang ada pada waktu itu. Dari segi konten, pesan-pesan ini
dapat dikategorikan ke dalam empat bidang :
a). 14 Risalah tentang Matematika, yang mencakup Geometri, Astronomi, Music, Geogravi,
Seni, Model dan Logika.
b). 17 Risalah tentang Fisika dan ilmu alam yang mencakup Geoneologi, Mineralogy, Botani,
hidup dan matinya Alam, senang sakitnya Alam, keterbatasan manusia dan kemampuan
kesadaran.
d). 11 Risalah tentang ilmu-ilmu ke Tuhanan, meliputi kepercayaan dan keyakinan hubungan
alam dengan Allah, Aqidah mereka, ke Nabian dan keadaannya tindakan Rohani, bentuk
konstitusi politik, kekuasaan Allah, Magic dan Azimar.6
Menurut Majid Fakhri, Ikhwan Ash-Shafa dan Khullan Al-Wafa ditulis oleh 10
orang yang mengaku ahli tetapi merahasiakan identitas mereka. Namun, diduga kuat bahwa
Magirite menyiapkan ringkasan (w. 1008) dan Magyri dikatakan yang pertama membawa
ajaran Ikhwan al-Shafa ke daratan Spanyol. Ensiklopedia ini secara umum dapat dibagi
menjadi empat kelompok :
. Kelompok pertama, berisi 14 risalah “Matematis” tentang bilangan. Oleh Ikhwan al-
Shafa, bilangan dianggap sebagai alat yang penting untuk mempelajari filsafat, “Karena ilmu
bilangan adalah akar dari segala pengetahuan, hakikat kebijaksanaan, sumber kognisi, dan
unsur-unsur pembentuk makna. Risalah-risalah dalam kelompok ini Buku berisi (1) bagian
pengantar, diikuti oleh (2) Geometri, (3) Astronomi, (4) Musik, (5) Geografi, (6) Harmoni
Proporsi (7 dan 8) dari seni teori dan praktik, dan ( 9) etika.
Kelompok kedua terdiri dari tujuh belas risalah yang membahas "masalah material".
Secara kasar, semua tesis ini berhubungan dengan karya fisik Aristoteles. Juga termasuk
dalam kelompok ini adalah beberapa hal tambahan yang berkaitan dengan psikologi,
epistemologi, dan linguistik yang tidak termasuk dalam kelompok Aristoteles.
Kelompok ketiga: terdiri dari 10 risalah dalam "Psikologi Rasional" berurusan dengan
prinsip-prinsip intelektual, pemikiran itu sendiri, hal-Korohan, sifat cinta erotis, hari
kebangkitannya, kelompok ini.
6
Sirajuddin Zar.Filsafat Islam, Filosof dan Filsafatnya.Jakarta : PT Raja Grafindo Persaada 2004 hlm 67
Kelompok keempat terdiri dari empat belas risalah yang membahas bagaimana
mengenal Tuhan, keyakinan dan cara hidup Ikhwanul Muslimin, sifat hukum ilahi, kenabian,
tindakan roh, jin dan malaikat, sistem politik, dan terakhir. . . Inti dari mantra, jimat, dan
sihir.7
Dalam pernyataan lain dikatakan bahwa “Ilmu adalah pembentukan gambaran dari hal-
hal pengetahuan di dalam jiwa. Di sisi lain, ketidaktahuan adalah bentuk-bentuk dari hal-hal
pengetahuan di Jiwa. Jadi, orang yang berpengetahuan berarti memiliki possess Sebuah
gambar atau abstraksi dari realitas saat ini sehingga ia dapat Menggambarkan esensi utama
dari suatu objek, baik secara internal maupun eksternal.
7
Majid Fakhry, Sejarah Filsafat Islam; Sebuah Peta kronologis,(Terj.) Zainul Am. (Bandung: Mizan, 2002),
hlm. 64
ada, realitas inilah yang seharusnya diketahui umat manusia. Memiliki gambaran realitas itu
Pikiran manusia terjadi melalui proses abstraksi, yaitu dengan Organ mereka meliputi fisik
dan mental. Dan Rumusan ilmu Ikhwan menunjukkan bahwa Fakta di luar pikiran manusia
sudah ada, kebenaran ini pasti ada diketahui umat manusia. Dapatkan gambar itu secara nyata
Pikiran manusia terjadi melalui proses abstraksi, yaitu dengan Organ mereka meliputi fisik
dan mental.
Dilihat dari cara diperolehnya, pengetahuan 11 secara umum Dua bagian untuk saudara-
saudara Shifa:
manusia tanpa proses belajar. Pengetahuan semacam ini, pada Intinya bukan disebut ilmu,
tapi pondasinya Untuk pengetahuan dan dasar otak untuk mengajar. Semua Manusia
memiliki tipe ini.
Bagi Saudara Shafa, pengetahuan manusia adalah spiritualitas manusia Secara naluriah,
serta hanya memiliki pengetahuan mumpuni yang mampu Didapatkan melalui proses belajar.
Pengetahuan semacam ini terdiri dari dua Jenis-jenisnya adalah:
a. Khabariyy, yaitu pengetahuan yang diperoleh melalui pemberitaan, baik secara lisan
maupun tulisan. Pengetahuan jenis ini mencakup hal-hal yang dapat ditangkap oleh
c).Tujuan Pendidikan
Menurut Al-Ghazali, tujuan pendidikan Islam adalah untuk Dekatkan diri pada Tuhan
Yang Maha Esa, saya tidak mencari posisi mendapatkan uang. Karena jika tujuan pendidikan
itu terarah, maka tidak Mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, Dia akan mampu
menyebabkan Kecemburuan, kebencian dan permusuhan. Begitu juga dengan Al-Zarnuji
yang berpendapat bahwa tujuan pendidikan itu seharusnya diarahkan untuk memperoleh
kebahagiaan dari Tuhan, Semangat seseorang dan ibuku Bekerja untuk tujuan keagamaan.8
Sedangkan menurut Ikhwan Ash shafa, pengetahuan adalah sebuah citra Mengetahui
jiwa orang yang mengetahui. sebuah pelajaran Hal ini untuk menunjukkan kemampuan untuk
mencapai tujujan pendidikan Yang terpenting akhlak ,sedangkan fungsi pendidikan adalah
membantu Siswa untuk mencapai usaha pengembangan diri. Perguruan tinggi Pendidikan
adalah aktivitas moral, yaitu moralitas menjadi sah. Kebiasaan menjadi positif, dan tindakan
seseorang menjadi adil dan rela Sampaikan pesan kepada orang-orang yang berkualitas dan
pintar Pengendalian diri, menghormati hak orang lain, dan kebaikan Tetangga, kejujuran
kepada orang lain, cinta, bukan keserakahan, Kamu tidak suka mengeluh, bersimpati, dan
berbuat baik tanpa mereka Tanpa pamrih, karena jika Anda memiliki petunjuk untuk
jawabannya atau Anda memiliki keterbatasan Segala puji bagi Allah, dia tidak lagi benar,
tetapi seorang munafik, dan orang seperti itu tidak layak berada di tingkat penciptaan.
semangat mulia.9
Untuk mengetahui tujuan pendidikan, tidak lepas dari Diskusikan konsep manusia
karena merekalah pelakunya pendidikan. Sebagai konsekuensi logis, jika kita ingin tahu apa
Tujuan pendidikan harus diketahui dengan cara saudara-saudara Siwa Pembicaraan mereka
tentang manusia.. Manusia sedang dalam tarik ulur Antara persahabatan dan permusuhan,
kemiskinan dan kecukupan, Tua dan muda, ketakutan dan harapan, kebenaran dan
kebohongan, kebenaran Berbohong, Akurasi, Salah, Baik dan Jahat, Bermuka Dua
Dibandingkan dengan ucapan dan perilaku moral.
Filsafat, bagi Ikhwan al-Shafa, memiliki awal, tengah, dan akhir. Awalnya adalah
mencintai ilmu pengetahuan dan mempelajarinya; tengahnya adalah mengenal hakikat segala
sesuatu sesuai dengan kadar kemampuan; dan akhir filsafat adalah berbicara dan beramal
sesuai dengan ilmu pengetahuan. Tujuan filsafat dalam pandangannya berbeda dengan
filsafat dalam pandangan Ibnu Rusyd a tau Thomas Aquinas. Ikhwan al,Shafa memberikan
makna yang jauh berbeda dari makna rasionalistik dan sillogistik yang diberikan oleh
Aristiteles, yaitu filsafat clalam arti hikmah, bukan human wisdom, melainkan hikmah yang
bersumber dari wahyu, wahyu yang diberikan kepada nabi-nabi kuno. Ikhwan al,Shafa
menyebut filsafat sebagai cara mencapai persamaan yang sedekat mungkin dengan Tuhan.
10
IAIN Syarif Hidayatullah. 19 71. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Di ambatan.
BAB III
PENUTUP
Ikhwan As-Shafa (Bretehrern Of Purity atau The Pure Brethen) merupakan nama
dari sebuah kelompok pemikir Muslim yang bergerak secara rahasia (Filosofiko-Religius),
yang berasal dari sekte Syiah Ismailiyah yang lahir di tengah-tengah komunitas Sunni sekitar
abad ke-4 Hijriah atau 10 Masehi di Bashrah. Keberadaan golongan ini tidak jelas karena
mereka dan anggotanya merahasiakan aktivitasnya. Tidak jelas apakah ensiklopedia sastra
yang mereka hasilkan, menurut Abu Hayyan al-Tawhidi, berasal dari data internal dalam
risalah mereka, dari blok antara 347 H/983 M atau dari Hembat abad keempat. Basra, tetapi
di Baghdad merupakan cabang dari perkumpulan rahasia. Pertemuan-pertemuan yang
diselenggarakan oleh Ikhwan Ash syafaat menghasilkan 52 pesan yang mereka sebut "Pesan
dari Ikhwan Ash Shofa ". Ini adalah ensiklopedia populer ilmu pengetahuan dan filsafat yang
ada pada waktu itu. Dari segi konten, pesan-pesan ini dapat dikategorikan ke dalam empat
bidang : 14 Risalah tentang Matematika, yang mencakup Geometri, Astronomi, Music,
Geogravi, Seni, Model dan Logika; 17 Risalah tentang Fisika dan ilmu alam yang mencakup
Geoneologi, Mineralogy, Botani, hidup dan matinya Alam, senang sakitnya Alam,
keterbatasan manusia dan kemampuan kesadaran; 10 Risalah tentang ilmu jiwa, mencakup
Metafisika,Phytagoreanisme, dan kebangkitan Alam; 11 Risalah tentang ilmu-ilmu ke
Tuhanan, meliputi kepercayaan dan keyakinan hubungan alam dengan Allah, Aqidah mereka,
ke Nabian dan keadaannya tindakan Rohani, bentuk konstitusi politik, kekuasaan Allah,
Magic dan Azimar. Pemikiran Ikhwan Al-Shafa diantaranya adalah Pemikiran Pendidikan
dan Filsafat
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
[1] Menurut al-Tauhidi Abu Hayyan (w. 414 H./123 M.) dan data internal dalam risalah Ikhwa>n al-
S{afa>, dapat disimpulkan bahwa pergerakan mereka dimulai dari tahun 347 H./958 M. sampai tahun
373 H./983 M. dari sini dapat dihitung bahwa usia pergerak rakan mereka dimulai antara tahun an
mereka berlangsung sekitar 26 tahun. Tim Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, jilid III,
(Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002), Jam 192.
[2]. Hady M Syamsul . Pemikiran Ikhwan Ash Shofa. (Ulil Albab Vol 8 No 7 Th 2007). Hlm 119
[3]. Tan Mely G. , Golongan Etnis Tionghoa dalam Pembangunan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm 27
[4]. Nata Abudin , Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), Hlm 181
[5]. Dahlan Abdul. Aziz . Filsafat Dalam Ensiklopedia Tematis Dunia Islam Jilid IV. Jakarta : Ikhtiar Baru Van
Hoeve, 2003. Hlm 67
[6]. Zar Sirajuddin .Filsafat Islam, Filosof dan Filsafatnya.Jakarta : PT Raja Grafindo Persaada 2004 hlm 67
[7]. Fakhry Majid , Sejarah Filsafat Islam; Sebuah Peta kronologis,(Terj.) Zainul Am. (Bandung: Mizan, 2002),
hlm. 64
[8]. Alavi Zianuddin , Pemikiran Pendidikan Islam Pada Abad Klasik dan Pertengahan, (Bandung: Penerbit
Angkasa, 2003), hal. 92
[9]. Jawwad Ridla Muhammad , Tiga Aliran Utama Teori Pendidikan Islam, Yogyakarta: Al-Amin Press, 2002.
Hlm 111