7.1. Nota Pembelaan PH
7.1. Nota Pembelaan PH
(NOTA PEMBELAAN)
ATAS TUNTUTAN PENUNTUT UMUM
Nomor : 73/PID.B/2019/PN.JKT.SEL
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
A. KETERANGAN SAKSI
1. SAKSI A CHARGE
2. SAKSI A DE CHARGE
B. KETERANGAN AHLI
D. PETUNJUK
E. KETERANGAN TERDAKWA
IV. ANALISIS FAKTA HUKUM DAN TANGGAPAN ATAS FAKTA YANG TERUNGKAP DI
PERSIDANGAN
V. ANALISIS YURIDIS
2
PLEDOI / NOTA PEMBELAAN
IDENTITAS Terdakwa
Umur : 31 Tahun
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat Tinggal : Jalan Kayu Jati GG I No. 18, Jakarta Timur, DKI Jakarta,
Indonesia 12530 atau Perumahan Taman Pulo Indah, Jalan
Boulevard Utara Blok T.1 No. 26 Penggilingan, Jakarta Timur,
DKI Jakarta, Indonesia 12840
Agama : Islam
Pendidikan : Strata 3
3
I. PENDAHULUAN
Majelis Hakim Yang Mulia,
Penuntut Umum yang kami hormati,
Saudara Terdakwa dan hadirin sidang yang kami hormati,
Serta Sidang yang kami muliakan,
Para Advokat pada kantor hukum “Gloria Law Firm” yang beralamat di Kemang
Raya no.19, Jakarta Selatan, DKI Jakarta berdasarkan Surat Kuasa Khusus yang
bermaterai cukup Nomor: 131/SK/X/2018 tertanggal 10 Oktober 2018 yang dalam
hal ini bertindak sebagai Penasihat Hukum atas nama Terdakwa Felia
Ramadhanty SH., M.Acc Ak, CFE. yang berkedudukan di Jalan Kayu Jati GG I
No. 18, Jakarta Timur, DKI Jakarta, Indonesia atau Perumahan Taman Pulo Indah,
Jalan Boulevard Utara Blok T.1 No. 26 Penggilingan, Jakarta Timur, DKI Jakarta,
Indonesia
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ketua Majelis Hakim dan
Hakim-Hakim Anggota yang kami Muliakan, Penuntut Umum serta Panitera
Pengganti atas kesungguhan dalam memeriksa perkara ini secara fair trial, tanpa
memihak dengan menjunjung tinggi presumption of innocence (asas praduga tak
bersalah). Berdasarkan Pasal 182 ayat (1) butir b KUHAP, Terdakwa dan
pembelanya berhak mengajukan pembelaan. Oleh karenanya kami mengharapkan
4
Majelis Hakim yang Mulia tetap konsisten menerapkan prinsip-prinsip penegakan
keadilan dalam menjatuhkan putusan dalam perkara ini.
Dalam proses peradilan ini mari merenungkan kembali secara mendalam serta
memahami makna idiil yang terkandung dalam pasal 1 ayat (3) Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang menegaskan bahwa Negara
Indonesia adalah negara hukum (rechtsstaat) dan bukan berdasarkan kekuasaan
belaka (machtsstaat). Sebagai konsekuensi atas prinsip bahwa Indonesia adalah
negara hukum, maka hendaknya segala tindakan baik yang dilakukan pejabat
negara, aparatur pemerintah, lembaga peradilan, kejaksaan, kepolisian maupun
segenap komponen Bangsa Indonesia senantiasa harus didasarkan pada
ketentuan hukum yang berlaku agar tercipta ketertiban, kepastian, keadilan, dan
kemanfaatan. Prinsip negara hukum menghendaki adanya perlakuan yang sama
dimuka hukum terhadap siapapun tanpa terkecuali (every man equality before the
law) yang termaktub dalam Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Oleh karena itu, prinsip dari negara hukum
menolak adanya diskriminasi dalam proses penegakan hukum terhadap siapapun.
Sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2003 tentang Advokat,
seorang advokat berhak dan berkewajiban untuk memberikan pembelaan bagi
setiap orang ketika bermasalah dengan hukum tanpa memandang latar belakang
individu, ras, etnis, keyakinan politik, strata sosial, ekonomi dan gender. Prinsip
negara hukum juga sangat menjunjung tinggi, mengakui, dan menghargai hak
asasi manusia dan warga negara serta menolak segala bentuk tindakan
kesewenang-wenangan maupun penyalahgunaan yang telah diamanatkan
kepadanya.
5
Menurut Prof. Soedarto terdapat empat pilar dalam penegakan hukum, yakni
“keadilan”, “kepastian hukum”, “kemanfaatan”, dan “cinta kasih”. Bahwa menurut
Prof. Soedarto dalam sistem penegakan hukum di Indonesia ini kurang adanya
cinta kasih dalam pelaksanaannya. Benar adanya hukum diperlukan agar
terciptanya kepastian dan keadilan hukum dalam masyarakat akan tetapi apabila
hukum dilepaskan dari cinta kasih dalam pelaksanaanya maka kita mendekati
chaos dan tirani.
6
Bahwa Penuntut Umum telah mendakwa Terdakwa Felia Ramadhanty SH.,
M.Acc Ak, CFE. berdasarkan Surat Dakwaan Nomor Register Perkara:
PDS-39/JKT.SEL/02/2019 yang telah dibacakan pada persidangan tanggal 8
Januari 2019 yaitu:
Lebih Subsidair Pasal 353 ayat (3) jo. Pasal 55 ayat (1) ke-2 KUHP.
MENUNTUT:
Supaya Hakim Pengadilan Tindak Pidana Kejahatan Terhadap Nyawa dan Harta
Kekayaan pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang memeriksa dan mengadili
perkara ini memutuskan :
1 (satu) Buah buku tabungan Bank BCA dengan No. Rek. 4634402525
atas nama Felia Ramadhanty;
1 (satu) Buah kartu ATM debit Bank BCA atas nama Felia
Ramadhanty;
1 (satu) Buah kartu akses Apartemen Kalibata Unit C-912 dengan No.
E-732422154 milik Felia Ramadhanty.
7
2. Barang Bukti yang disita dari Saksi Ainun
1 (satu) Buah buku tabungan Bank BCA dengan No. Rek. 0782533785
atas nama Ainun Nafis;
1 (satu) Buah kartu ATM debit Bank BCA atas nama Ainun Nafis;
1 (satu) Buah kartu ATM debit Bank Mandiri atas nama Naufandiary
Bachtiar Ramzy;
8
1 (satu) Lembar Asli Nota penjualan Soft Case (Tas Gitar) warna hitam
polos dengan Kode 262007844 Soft Case DD E/Bass Polos Rp 150.000 (seratus
lima puluh ribu rupiah) di Jaks Music Cilandak tertanggal 19/09/2018 Pukul
14:20:06;
1 (satu) Lembar Asli Nota penjualan Hard Case (Peti Gitar) dengan
Kode 290089334 Hard Case Electric Guitar Ibanez S Series, Rp 750.000 (tujuh
ratus lima puluh ribu rupiah) di Jaks Music Cilandak tertanggal 19/09/2018 Pukul
14:20:06;
9
1 (satu) Buah Gitar Listrik/Elektrik berwarna hitam polos merek Ibanez
Seri S dengan Hard Case berwarna hitam;
1 (satu) Buah Kaos lengan panjang merek Polo berwarna hitam Size
M;
10
2 (dua) Buah Kunci bertuliskan Ghesini dengan gantungan kunci Yuki
Dept. Store;
1 (satu) Buah buku tabungan Bank BTN atas nama Nicholas Saputra
dengan Nomor rekening Nomor rekening 00005-23-30-075344-2 KK Jakarta
Kalibata City;
1 (satu) Buah Tas Sandang berwarna biru dengan motif bunga yang
berisi bermacam-macam barang diantaranya :
6. Membebankan biaya perkara sebesar Rp. 5.000,- (Lima ribu rupiah) kepada
terdakwa.
11
III. FAKTA FAKTA DI PERSIDANGAN
Setelah membaca surat tuntutan Penuntut Umum dengan teliti dan seksama,
maka dalam kesempatan ini perkenankanlah kami menyatakan tidak sependapat
dengan tuntutan Penuntut Umum, dan untuk itu kami akan menguraikan
perbedaan pendapat kami tersebut dalam pembelaan ini dengan didasarkan pada
fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan.
A. KETERANGAN SAKSI
1. SAKSI A CHARGE
1) Urai Ainun Nafis Fadliyah lahir di Bekasi pada 16 Desember 1989,
Kewarganegaraan Indonesia, agama Islam, Pendidikan terakhir S1, Tempat
tinggal di Jl. Bintaro Taman Timur No. 20, Jakarta Selatan, Saksi bersedia
memberikan keterangan yang benar dibawah sumpah yang pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
Bahwa benar keterangan yang diberikan oleh saksi semuanya benar dan
bisa dipertanggung jawabkan;
Bahwa benar saksi tidak merasa ditekan/tidak merasa dipengaruhi oleh
siapapun;
Bahwa benar saksi adalah sahabat dari terdakwa dan salah satu dari
eksekutor
Bahwa benar saksi menerangkan saksi bersedia membantu melakukan hal
tersebut karena tidak terima melihat terdakwa mengalami KDRT dari Nicholas dan
saksi juga dijanjikan imbalan berupa sejumlah uang
Bahwa benar saksi menerangkanTerdakwa meminta tolong kepada saksi
untuk mencarikan eksekutor
Bahwa benar saksi menerangkan Saksi Ainun dikenalkan dengan Saksi
Naufan dengan seseorang, dan Saksi Naufan mengajak Alm Haris dan Ruski untuk
membantu pelaksanaan eksekusi tersebut
Bahwa benar saksi menerangkan Terdakwa memfasilitasi pelaksanaan
eksekusi tersebut seperti menyewa Apartement Eboni untuk rapat tim eksekutor,,
membeli obat bius,, membeli koper,, dan lain-lain,, serta imbalan untuk para
eksekutor.
Bahwa benar saksi menerangkan Terdakwa memberikan imbalan kepada
para eksekutor termasuk Saksi Ainun sejumlah 250 Juta Rupiah dan uang tersebut
akan dibagi rata
Bahwa benar saksi menerangkan Terdakwa tidak menghendaki
Pembunuhan tersebut, Terdakwa hanya meminta untuk membius korban dan
12
menakut-nakuti korban agar menimbulkan efek jera karena telah melakukan KDRT
terhadap Terdakwa
Bahwa benar saksi menerangkan apabila rencana awal tidak berhasil,
Terdakwa membebaskan tindakan para eksekutor.
Tanggapan Terdakwa
Atas keterangan Saksi Urai Ainun Nafis Fadliyah di persidangan, Terdakwa
menyatakan keberatan antara lain
Bahwa Terdakwa tidak menghendaki adanya Pembunuhan dan Terdakwa
tidak memerintahkan untuk membunuh Korban, meskipun rencana awal
penculikan gagal
13
Atas keterangan saksi Naufandiary Bachtiar Ramzy di persidangan, Terdakwa
menyatakan keberatan:
Bahwa Terdakwa tidak menghendaki adanya Pembunuhan dan tidak
memerintahkan untuk membunuh Korban, meskipun rencana awal penculikan
gagal, kesaksian saksi tidak valid dikarenakan pada saat peristiwa tersebut
terjadi Saksi tidak berada di tempat kejadian
2. SAKSI A DE CHARGE
14
1) Namira Stalina Izandra lahir di Ciamis pada 13 Juni 1978, Kewarganegaraan
Indonesia, agama Islam, Pendidikan terakhir SMA, Tempat tinggal di Jl. Pagu
Jaten No. 213, Jakarta Selatan, Saksi bersedia memberikan keterangan yang
benar dibawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
Bahwa benar keterangan yang diberikan oleh saksi semuanya benar dan
bisa dipertanggung jawabkan;
Bahwa benar saksi tidak merasa ditekan/tidak merasa dipengaruhi oleh
siapapun;
Bahwa benar Saksi menerangkan saksi adalah Dukun yang dihubungi
untuk menyantet korban, namun gagal sehingga rencana beralih menggunakan
jasa eksekutor
Bahwa benar saksi menerangkan bahwa saksi yang menghubungkan
saksi Ainun dengan saksi Naufan dan komplotan eksekutornya
Bahwa benar saksi menerangkan bahwa saksi mengikuti dan mengetahui
rapat perencanaan eksekusi
Bahwa benar saksi menerangkan Santet yang diminta oleh Terdakwa
hanya untuk kesialan korban
Bahwa benar saksi menerangkan sebenarnya Terdakwa tidak
menghendaki Pembunuhan tersebut, Terdakwa hanya meminta untuk membius
korban dan menakut-nakuti korban agar menimbulkan efek jera karena telah
melakukan KDRT terhadap Terdakwa
Bahwa benar saksi menerangkan apabila rencana awal tidak berhasil,
Terdakwa membebaskan tindakan para eksekutor. Namun pada saat itu Terdakwa
tidak mengatakan apapun mengenai Pembunuhan
Tanggapan Terdakwa
Terhadap keterangan Saksi Namira Stalina Izandra di persidangan, Terdakwa
menyatakan tidak berkeberatan dan membenarkannya.
Bahwa benar keterangan yang diberikan oleh saksi semuanya benar dan
bisa dipertanggung jawabkan;
Bahwa benar saksi menerangkan saksi tidak merasa ditekan/tidak merasa
dipengaruhi oleh siapapun;
Bahwa benar saksi menerangkan bahwa saksi merupakan bagian dari
eksekutor, namun saksi hanya bertugas mengikuti korban sampai ke depan kamar
15
korban/ TKP kemudian memberi kode ke teman teman eksekutor lainnya untuk
memasuki kamar korban;
Bahwa benar saksi menerangkan saksi yang berada di luar kamar korban
mendengar suara gaduh teriakan dari dalam kamar korban, kemudian disusul
suara pemukulan keras menggunakan kayu;
Bahwa benar saksi menerangkan Tindakan para eksekutor yang ada di
TKP tidak sesuai dari arahan dan permintaan Terdakwa
Bahwa benar saksi menerangkan Saksi Nabilah tidak mengikuti rapat
perencanaan dari awal karena saksi baru bergabung mendekati hari H
pelaksanaan eksekusi;
Bahwa benar saksi menerangkan saksi tidak pernah mendapatkan
perintah langsung dari Terdakwa
Tanggapan Terdakwa
Terhadap keterangan Saksi Nabilah Khansa Aribah M di persidangan, Terdakwa
menyatakan tidak berkeberatan dan membenarkannya.
B. KETERANGAN AHLI
Bahwa benar pada saat diperiksa, ahli berada dalam keadaan sehat
jasmani maupun rohani dan bersedia untuk diperiksa;
Bahwa benar kejiwaan, penglihatan, maupun pendengaran ahli saat
dilakukan pemeriksaan ini dalam keadaan sehat;
Bahwa ahli menerangkan Pemukulan benda tumpul yang dilakukan
berulang kali dan diarahkan kepada kepala belakang manusia pada dasarnya
cukup berbahaya. Karena, hal tersebut dapat menyebabkan cedera otak. Pukulan
di bagian belakang kepala tersebut dapat memicu kerusakan pada bagian otak
yang mengatur sistem kesadaran manusia yaitu Reticular Activating System (RAS),
sehingga efek awalnya korban menjadi pingsan. Namun, ketika pukulannya
dilakukan lebih keras dan berulang kali, hal tersebut tidak hanya berakibat pada
pingsannya korban, namun bisa menyebabkan kematian.
Bahwa ahli menerangkan untuk mengetahui apakah pukulan ke kepala
bagian belakang itu mengakibatkan efek samping seperti pingsan, harus dilihat
pada keras atau tidaknya pukulan tersebut. Misal, jika pukulan pertama sudah
16
dilayangkan secara keras maka sangat mungkin untuk mengakibatkan seseorang
pingsan karena terganggunya reticular activating system.
Bahwa ahli menerangkan adanya hubungan kausalitas terhadap pukulan
kepada kepala korban dan matinya korban yang [ada saat pukulan
pertama dilayangkan, nadi korban masih berdenyut dan aliran oksigen
pada otak korban masih mengalir. Kemudian, ketika pukulan itu dilakukan
lagi dengan lebih keras, maka bisa menyebabkan adanya penyempitan
pembuluh darah yang ada pada otak korban, sehingga oksigen tidak dapat
mengalir ke seluruh bagian otak korban dan menyebabkan pendarahan
Karena kurangnya oksigen yang mengalir pada otak korban dan adanya
kerusakan berat di batang otak, maka hal tersebut yang menyebabkan
kematian.
Tanggapan Terdakwa:
Atas keterangan Ahli di Persidangan, Terdakwa menyatakan tidak
memberikan keterangan.
“Surat sebagaimana tersebut pada Pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas
sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah, adalah:
a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum
yang berwenang atau yang dibuat di hadapannya, yang memuat keterangan
tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau yang dialaminya
sendiri, disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang keterangannya
itu;
d. Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat
pembuktian yang lain;
17
Bahwa mengacu pada pendapat Sudikno Mertokusuma dalam Hukum Acara
Perdata di Indonesia, yang menyatakan bahwa akta autentik dapat dibagi menjadi
dua, yaitu akta yang dibuat oleh pejabat dan akta yang dibuat oleh para pihak. Akta
yang dibuat oleh pejabat dan akta yang dibuat oleh para pihak. Akta yang dibuat
oleh pejabat merupakan akta yang dibuat oleh pejabat yang berwenang untuk itu
dengan nama pejabat tersebut, sebagai contoh berita acara yang dibuat oleh
kepolisian atau panitera pengganti di pengadilan. Ketentuan tersebut dihubungkan
dengan fakta yang terungkap dalam persidangan, maka alat bukti surat dalam
perkara ini adalah:
1. visum et repertum yang dibuat oleh RSU Pusat Nasional Dr. Cipto
Mangunkusumo atas permintaan penyidik polda metro jaya Jakarta Selatan
D. PETUNJUK
Bahwa berdasarkan ketentuan yang terdapat dalam pasal 184 juncto 188 ayat
(1) KUHAP, dimana yang dimaksud dengan Petunjuk sebagaimana tersebut pada
Pasal 188 ayat (1) KUHAP adalah perbuatan kejadian atau keadaan, yang karena
persesuaiannya, baik antara yang satu dengan yang lain, maupun tindak pidana itu
sendiri menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya.
Petunjuk adalah suatu ”syarat” yang dapat ”ditarik” suatu perbuatan, kejadian,
keadaan dimana syarat tadi mempunyai persesuaian” antara yang satu dengan
yang lain maupun syarat tadi mempunyai persesuaian dengan tindak pidana itu
sendiri dan dari isyarat yang bersesuaian tersebut ”melahirkan” atau mewujudkan
petunjuk yang ”membentuk kenyataan” terjadinya suatu tindak pidana dan
Terdakwalah pelakunya.
1. Ada rangkaian perbuatan suatu kejadian atau keadaan atau peristiwa yang
saling bersesuaian atau berkaitan satu dengan yang lainnya, atau
perbuatan, kejadian, peristiwa, atau
4. Dengan adanya persesuaian antara yang satu dengan yang lain melahirkan
atau menandakan telah itu pula diketahui pelakunya.
18
Bahwa berdasarkan keterangan saksi dengan keterangan saksi yang lain,
dengan surat dan atau dengan keterangan Terdakwa yang didapatkan petunjuk
sebagai berikut :
E. KETERANGAN TERDAKWA
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Terdakwa memang tidak memiliki
niatan untuk merencanakan pembunuhan, sehingga Terdakwa tidak dapat
dikatakan telah melakukan Tindak Pidana Pembunuhan
V. ANALISIS YURIDIS
21
Sehingga perlulah kita mengingat Yurisprudensi Mahkamah Agung,
dalam putusannya tanggal 27 Mei 1972 No. 72 K/KR/1970, yang kaidah hukumnya
menyatakan:
Lebih Subsidair Pasal 353 ayat (3) jo. Pasal 55 ayat (1) ke-2 KUHP.
B
ahwa terkait dengan rumusan Pasal tersebut di atas dan dihubungkan dengan apa
yang dituduhkan oleh Penuntut Umum terhadap Terdakwa, perlu kami jabarkan
sebagai berikut:
DAKWAAN PRIMAIR
2. Sengaja
1. Unsur Barangsiapa
Bahwa setiap orang yang dimaksud dalam hal perkara ini adalah Terdakwa
Felia Ramadhanty SH., M.Acc Ak, CFE. sesuai dengan identitasnya
sebagaimana termuat dalam dakwaan dan di persidangan telah pula dibenarkan
oleh saksi-saksi dan tidak disangkal oleh Terdakwa, sehingga tidak dikhawatirkan
terjadi error in persona;
Bahwa dalam perkara ini Terdakwa Felia Ramadhanty SH., M.Acc Ak,
CFE. tidak terganggu kesehatan mentalnya sehingga dapat
mempertanggungjawabkan setiap perbuatan yang dilakukannya. Hal ini antara lain
ditunjukkan bahwa terdakwa dalam keadaan sehat jasmani maupun rohaninya,
tidak terdapat keadaan yang cacat dalam pertumbuhannya maupun cacat yang ada
sejak lahir yang dapat mempengaruhi keadaan kejiwaan Terdakwa Felia
Ramadhanty SH., M.Acc Ak, CFE.;
23
2. Unsur Sengaja
Bahwa berdasarkan keterangan dari saksi Urai Ainun Nafis Fadliyah, dan
Naufandiary Bachtiar Ramzy, Terdakwa memfasilitasi perencanaan eksekusi
tersebut.
24
Menurut M.H Tirtamidjaja “direncanakan lebih dahulu” yaitu bahwa ada
suatu Jangka waktu, bagaimana pendeknya untuk pertimbangan , untuk berpikir
dengan tenang;
Bahwa berdasarkan keterangan dari saksi Urai Ainun Nafis Fadliyah, dan
Naufandiary Bachtiar Ramzy, Terdakwa memfasilitasi perencanaan eksekusi
tersebut.
25
opzet dari pelakunya itu harus ditujukan pada akibat berupa meninggalnya orang
lain tersebut.
26
Setelah menelaah kembali fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan
tersebut, perbuatan Terdakwa yang telah kami uraikan tidak dapat terbukti bahwa
Terdakwa memenuhi unsur menyuruh lakukan. Hal tersebut terbukti dengan
Keterangan saksi yang menyatakan bahwa Terdakwa menyuruh lakukan tindakan
Penculikan, namun yang dilakukan oleh para eksekutor adalah Pembunuhan
DAKWAAN SUBSIDAIR
1. Barangsiapa
2. Sengaja
4. Menyuruh lakukan
1. Unsur Barangsiapa
Bahwa dalam perkara ini Terdakwa Felia Ramadhanty SH., M.Acc Ak,
CFE. tidak terganggu kesehatan mentalnya sehingga dapat
mempertanggungjawabkan setiap perbuatan yang dilakukannya. Hal ini antara lain
ditunjukkan bahwa terdakwa dalam keadaan sehat jasmani maupun rohaninya,
tidak terdapat keadaan yang cacat dalam pertumbuhannya maupun cacat yang ada
sejak lahir yang dapat mempengaruhi keadaan kejiwaan Terdakwa Felia
Ramadhanty SH., M.Acc Ak, CFE.;
3. Unsur Sengaja
28
Bahwa berdasarkan keterangan dari saksi Urai Ainun Nafis Fadliyah, dan
Naufandiary Bachtiar Ramzy, Terdakwa memfasilitasi perencanaan eksekusi
tersebut.
29
Menimbang bahwa yang dimaksud dengan “yang menyuruh lakukan”
adalah seseorang mempunyai kehendak dan merencanakan suatu kejahatan
namun ia mempergunakan orang lain untuk melaksanakan kejahatan dimaksud.
1. Barangsiapa
30
2. Melakukan Penganiayaan
4. Mengakibatkan kematian
5. Menyuruh lakukan
1. Unsur Barangsiapa
Bahwa setiap orang yang dimaksud dalam hal perkara ini adalah Terdakwa
Felia Ramadhanty SH., M.Acc Ak, CFE. sesuai dengan identitasnya
sebagaimana termuat dalam dakwaan dan di persidangan telah pula dibenarkan
oleh saksi-saksi dan tidak disangkal oleh Terdakwa, sehingga tidak dikhawatirkan
terjadi error in persona;
Bahwa dalam perkara ini Terdakwa Felia Ramadhanty SH., M.Acc Ak,
CFE. tidak terganggu kesehatan mentalnya sehingga dapat
mempertanggungjawabkan setiap perbuatan yang dilakukannya. Hal ini antara lain
ditunjukkan bahwa terdakwa dalam keadaan sehat jasmani maupun rohaninya,
tidak terdapat keadaan yang cacat dalam pertumbuhannya maupun cacat yang ada
sejak lahir yang dapat mempengaruhi keadaan kejiwaan Terdakwa Felia
Ramadhanty SH., M.Acc Ak, CFE.;
31
2. Unsur “Melakukan penganiayaan”
Menimbang bahwa yang dimaksud dengan “Dengan rencana lebih dahulu” adalah
terdapat waktu jeda antara perencanaan dengan tindakan yang memungkinkan
adanya perencanaan secara sistematis terlebih dahulu lalu baru diikuti dengan
tindakannya;
Bahwa berdasarkan keterangan dari saksi Urai Ainun Nafis Fadliyah, dan
Naufandiary Bachtiar Ramzy, Terdakwa memfasilitasi perencanaan eksekusi
tersebut.
Unsur ini merupakan akibat dari suatu tindak pidana, syarat dari unsur ini
adalah harus menjadi akibat dari tindak pidana tersebut, dalam hal ini adalah
penganiayaan berencana.
1. PERMOHONAN
Oleh karena tidak didukung oleh fakta yang kuat yang mendukung
pembuktian atas surat dakwaan yang dituangkan kedalam surat
tuntutan penuntut umum, maka Terdakwa harus dibebaskan dari
segala dakwaan (vrijspraak).
4. Memulihkan nama baik Terdakwa Felia Ramadhanty SH., M.Acc Ak, CFE.
dalam harkat dan martabatnya di masyarakat;
Sebagai bahan untuk kita renungkan bersama, perlu kita camkan kata
mutiara dari seorang bijak yang mengatakan “Lex Nemini Operatur Iniquum Nemini
ni Facit Injuriam”, Hukum tidak memberikan ketidakadilan kepada siapapun dan
tidak melakukan kesalahan kepada siapapun.
35
Demikianlah Nota Pembelaan (Pledoi) ini kami sampaikan dengan harapan
dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi Majelis Hakim dalam memberikan
putusan nanti. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat,
kebijaksanaan serta pengampunan dalam hidup kita.
Hormat kami,
NIA. 12.04478
NIA. 12.04479
36