Oleh:
Kelompok 08
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2021
Subjek Konsep Dasar dan Persamaan dan Fungsi Hubungan
Urgensi Perbedaan
Ilmu Konsep Dasar: Persamaan: Ilmu sebagai alat bukti untuk Al-Ghazali menyebutkan
Ilmu dapat dipadankan - Mengajak kepada manusia membuktikan kekuasaan Allah tentang betapa akal memiliki
dengan science dalam tradisi untuk melakukan penyelidikan SWT yang terkandung dalam kedudukan yang tinggi
Barat, namun dengan dan penelitian berdasarkan akal al-Qur’an dan Sunnah Rasul dalam agama Islam.
pemaknaan yang lebih luas. terhadap benda-benda alam “Kemuliaan ilmu yang
Cakupan ilmu dalam Islam yang ada di depan mata. Yaitu Ilmu sebagai alat untuk sudah terlihat begitu
tidak sebatas yang fisikal dan untuk mengetahui kebesaran menguatkan kepercayaan dan jelasnya pada dasarnya
dapat diamati (observable) dan kebeneran Tuhan. keimanan manusia terhadap Allah datang dari akal. Dan ilmu
saja, tetapi juga meliputi -Posisi akal dan wahyu adalah SWT itu lahir dari akal
aspek metafisika. Ilmu dalam akal dapat mengetahui adanya sebagaimana buah itu
Islam identik dengan nilai tuhan, dapat mengetahui bahwa Ilmu sebagai alat untuk membaca lahirdari pohon” itu
objektifitas (ala mâ huwa manusia wajib beribadat dan dan memahami isi yang bermakna bahwa betapa
bihi) yang menjadi berterima kasih kepada-Nya terkandung dalam Al-Qur'an dahsyatnya akal dapat
karakteristik utama yang tetapi akal tak sanggup untuk diimplementasikan dalam memberikan kita ilmu dan
mesti melekat pada ilmu. mengetahui semua sifat-sifat kehidupan sehari-hari juga pola pikir kita. Namun,
Tuhan dan tak dapat mengetahui walau demikian akal
Urgensi Ilmu: cara yang sebaiknya beribadat Ilmu sebagai alat untuk memiliki keterbatasan. Akal
Di dalam Islam, menuntut kepada-Nya, wahyulah yang membedakan apa yang benar dan tidak dapat mengetahui
ilmu juga merupakan suatu menjelaskan kepada akal cara yang salah sesuai yang segala sesuatu. Bahkan
ibadah kepada Allah dan beribadat dan berterima kasih terkandung dalam al-Qur’an dan sehebat apapun makhluk
terdapat beberapa matlamat kepada Tuhan. Dan akal juga Sunnah Rasul tersebut tetap memiliki
tertentu dalam proses tidak dapat mengetahui keterbatasan.
menuntut ilmu. Pentingnya perincian dari kebaikan dan
mempunyai ilmu adalah kejahatan. Disinilah fungsi Sejauh ini terdapat dua
untuk membuktikan wahyu yaitu menguatkan perselisihan dikalangan
kekuasaan Allah SWT. pendapat akal melalui sifat cendikiawan muslim terkait
Matlamat ini adalah untuk sakral dan absolut yang terdapat posisi dan kedudukan akal
menguatkan kepercayaan dan dalam wahyu. dan wahyu. Pendapat
keimanan manusia terhadap pertama mengatakan bahwa
Allah SWT. Perbedaan: wahyu didahulukan daripada
Menurut al-Ghazali lebih akal. Dan pendapat kedua
cenderung kepada pemikiran justru kebalikannya.
aliran Asy’ariyah, berpendapat
bahwa akal hanya mampu Pada intinya, kesimpulan
mengetahui Tuhan, sedangkan pendapat pertama menurut
hal lainnya diketahui manusia wahyu dan akal dalam
berdasarkan wahyu. Sementara pembahasannya, telah
itu Harun Nasution sependapat mendapatkan perhatian yang
dengan pemikiran aliran serius dari al-Qur’an.
Muktazilah yang lebih Dengan banyaknyaayat-ayat
mengedepankan akal daripada al-Qur’an yang berbicara
wahyu. Menurut beliau akal tentang kata dan esensi
mempunyai kemampuan keduanya. Baik itu kata
mengetahui Tuhan, maupun baik wahyu dan akal secara
dan buruk meski tanpa langsung maupun dalam
bimbingan agama. bentuk derivasinya.
-Akal pembeda antara manusia
dengan makhluk binatang. Serta pendapat kedua
- Wahyu petunjuk bagi akal. kesimpulannya korelasi
- Akal dan wahyu berbeda wahyu dan akal sangat erat
dalam interpretasi mengenai sekali seperti halnya
teks ayat-ayat Alquran dan hubungan antara imam dan
hadits makmum. Di mana wahyu
sebagai imamnya sedangkan
akal sebagai makmumnya.
Kemanapun imam pergi
berpendapat maka makmum
mengikuti dibelakangnya.
Dengan kata lain wahyu
adalah pembimbing bagi
akal.
Konsep dari ilmu, akal, dan wahyu yaitu suatu hal yang diperlukan manusia untuk
mencapai suatu potensi yang dimiliki oleh manusia sendiri baik dari pikiran dan hati. Oleh
karena itu, tanpa adanya ilmu, akal, dan wahyu merupakan hal penting untuk manusia demi
menguatkan kepercayaan dan keimanan manusia terhadap Allah SWT. Fungsi ilmu, akal, dan
wahyu merupakan sebagai bentuk dari kekuasaan Allah SWT dan sebagai landasan dan sumber
untuk memahami isi yang terkandung di dalam Al-Qur'an.
Persamaan antara akal, ilmu, dan wahyu ialah saling berhubungan satu dengan yang
lainnya. Akal dapat mengetahui ilmu nya dan tentu membutuhkan wahyu agar dapat mengetahui
cara yang harus dilakukan. Sedangkan perbedaannya ialah menurut al-Ghazali bahwa akal hanya
mampu mengetahui Tuhan, sedangkan hal lainnya diketahui manusia berdasarkan wahyu.
Hubungan antara ilmu, akal, dan wahyu pada dasarnya saling melengkapi. Jika tidak memiliki
ilmu dan akal yang baik kita tidak bisa menerima atau memahami dan mempelajari wahyu
dengan baik. Begitu juga sebaliknya, wahyu bisa dipelajari dan diterima jika akal dan ilmu yang
kita miliki ini benar. Sehingga, tidak menimbulkan salah tangkap dari wahyu tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Imam Ghozali. Ihya’ ‘Ulumuddin juz 1, (Terj, Ihya’ Ulumuddin oleh Drs. H. Moh. Zuhri,
Semarang: CV. Asy-Syifa’, 1990)
Junaidi. 2018. “Urgensitas Ilmu Menurut Konsep Islam”. Vol. X No., 2 Edisi Juli-Desember Hal.
51 - 59.
Syamsuddin Mukhtasar. “Hubungan Wahyu dan Akal dalam Tradisi Filsafat Islam”.
https://media.neliti.com/media/publications/232220-hubungan-wahyu-dan-akal-dalam-tra
disi-fi-0cf97aee.pdf. Diakses tanggal 12 September Pukul 04.17 WITA