Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN SERTA FUNGSI DAN HUBUNGAN ILMU, AKAL,


DAN WAHYU

Oleh:

Kelompok 08

Ananda Febrian Putra Susilo (041911333118)

Aulia Dewi Fortuna (041911333134)

Syalfan Dzaki Ghazali (041911333159)

Ramadhan Ghea Ananda Putra (041911333168)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2021
Subjek Konsep Dasar dan Persamaan dan Fungsi Hubungan
Urgensi Perbedaan

Ilmu Konsep Dasar: Persamaan: Ilmu sebagai alat bukti untuk Al-Ghazali menyebutkan
Ilmu dapat dipadankan - Mengajak kepada manusia membuktikan kekuasaan Allah tentang betapa akal memiliki
dengan science dalam tradisi untuk melakukan penyelidikan SWT yang terkandung dalam kedudukan yang tinggi
Barat, namun dengan dan penelitian berdasarkan akal al-Qur’an dan Sunnah Rasul dalam agama Islam.
pemaknaan yang lebih luas. terhadap benda-benda alam “Kemuliaan ilmu yang
Cakupan ilmu dalam Islam yang ada di depan mata. Yaitu Ilmu sebagai alat untuk sudah terlihat begitu
tidak sebatas yang fisikal dan untuk mengetahui kebesaran menguatkan kepercayaan dan jelasnya pada dasarnya
dapat diamati (observable) dan kebeneran Tuhan. keimanan manusia terhadap Allah datang dari akal. Dan ilmu
saja, tetapi juga meliputi -Posisi akal dan wahyu adalah SWT itu lahir dari akal
aspek metafisika. Ilmu dalam akal dapat mengetahui adanya sebagaimana buah itu
Islam identik dengan nilai tuhan, dapat mengetahui bahwa Ilmu sebagai alat untuk membaca lahirdari pohon” itu
objektifitas (ala mâ huwa manusia wajib beribadat dan dan memahami isi yang bermakna bahwa betapa
bihi) yang menjadi berterima kasih kepada-Nya terkandung dalam Al-Qur'an dahsyatnya akal dapat
karakteristik utama yang tetapi akal tak sanggup untuk diimplementasikan dalam memberikan kita ilmu dan
mesti melekat pada ilmu. mengetahui semua sifat-sifat kehidupan sehari-hari juga pola pikir kita. Namun,
Tuhan dan tak dapat mengetahui walau demikian akal
Urgensi Ilmu: cara yang sebaiknya beribadat Ilmu sebagai alat untuk memiliki keterbatasan. Akal
Di dalam Islam, menuntut kepada-Nya, wahyulah yang membedakan apa yang benar dan tidak dapat mengetahui
ilmu juga merupakan suatu menjelaskan kepada akal cara yang salah sesuai yang segala sesuatu. Bahkan
ibadah kepada Allah dan beribadat dan berterima kasih terkandung dalam al-Qur’an dan sehebat apapun makhluk
terdapat beberapa matlamat kepada Tuhan. Dan akal juga Sunnah Rasul tersebut tetap memiliki
tertentu dalam proses tidak dapat mengetahui keterbatasan.
menuntut ilmu. Pentingnya perincian dari kebaikan dan
mempunyai ilmu adalah kejahatan. Disinilah fungsi Sejauh ini terdapat dua
untuk membuktikan wahyu yaitu menguatkan perselisihan dikalangan
kekuasaan Allah SWT. pendapat akal melalui sifat cendikiawan muslim terkait
Matlamat ini adalah untuk sakral dan absolut yang terdapat posisi dan kedudukan akal
menguatkan kepercayaan dan dalam wahyu. dan wahyu. Pendapat
keimanan manusia terhadap pertama mengatakan bahwa
Allah SWT. Perbedaan: wahyu didahulukan daripada
Menurut al-Ghazali lebih akal. Dan pendapat kedua
cenderung kepada pemikiran justru kebalikannya.
aliran Asy’ariyah, berpendapat
bahwa akal hanya mampu Pada intinya, kesimpulan
mengetahui Tuhan, sedangkan pendapat pertama menurut
hal lainnya diketahui manusia wahyu dan akal dalam
berdasarkan wahyu. Sementara pembahasannya, telah
itu Harun Nasution sependapat mendapatkan perhatian yang
dengan pemikiran aliran serius dari al-Qur’an.
Muktazilah yang lebih Dengan banyaknyaayat-ayat
mengedepankan akal daripada al-Qur’an yang berbicara
wahyu. Menurut beliau akal tentang kata dan esensi
mempunyai kemampuan keduanya. Baik itu kata
mengetahui Tuhan, maupun baik wahyu dan akal secara
dan buruk meski tanpa langsung maupun dalam
bimbingan agama. bentuk derivasinya.
-Akal pembeda antara manusia
dengan makhluk binatang. Serta pendapat kedua
- Wahyu petunjuk bagi akal. kesimpulannya korelasi
- Akal dan wahyu berbeda wahyu dan akal sangat erat
dalam interpretasi mengenai sekali seperti halnya
teks ayat-ayat Alquran dan hubungan antara imam dan
hadits makmum. Di mana wahyu
sebagai imamnya sedangkan
akal sebagai makmumnya.
Kemanapun imam pergi
berpendapat maka makmum
mengikuti dibelakangnya.
Dengan kata lain wahyu
adalah pembimbing bagi
akal.

Akal Konsep Dasar: Akal sebagai alat untuk


Akal merupakan salah satu mengungkap dan mengetahui
potensi yang dianugerahkan kebenaran yang terkandung
Allah kepada manusia yang dalam al-Qur’an dan Sunnah
digunakan sebagai daya untuk Rasul, dimana keduanya
berfikir. Akal merupakan merupakan sumber utama dalam
salah satu keistimewaan yang ajaran islam.
dimiliki oleh manusia yang
tidak dimiliki oleh makhluk Akal merupakan potensi dan
lain sehingga menjadikannya modal yang melekat pada diri
pantas menjadi khalifah. manusia untuk mengetahui
maksud-maksud yang tercakup
Urgensi Akal: dalam pengertian al-Qur’an dan
Pendapat al-Ghazali, bahwa Sunnah Rasul.
akal salah satu dimensi
terpenting pada diri manusia, Akal juga berfungsi sebagai alat
dimana akal sebagai alat yang dapat menangkap pesan dan
berpikir telah memberi andil semangat al-Qur’an dan Sunnah
besar terhadap alur kehidupan yang dijadikan acuan dalam
manusia, mempolakan hidup mengatasi dan memecahkan
dan mengatur proses persoalan umat manusia dalam
kehidupan secara esensial. bentuk ijtihad.

Akal juga berfungsi untuk


menjabarkan pesan-pesan
al-Quran dan Sunnah dalam
kaitannya dengan fungsi manusia
sebagai khalifah Allah, untuk
mengelola dan memakmurkan
bumi seisinya.

Wahyu Wahyu sebagai dasar dan sumber


Konsep Dasar: pokok ajaran Islam. Seluruh
pemahaman dan pengamalan
Wahyu merupakan sebuah
ajaran Islam harus dirujukan
pencerahan, sebuah bukti atas
kepada al-Qur’an dan Sunnah.
realitas dan sebuah penegasan
kebenaran. Ia adalah sebuah Dengan demikian dapat dipahami
tanda yang jelas, sebiah bukti bahwa pemahaman dan
atau indikasi, makna atau pengamalan ajaran Islam tanpa
signifikansi, bagi seorang merujuk pada al-quran dan
pemerhati, yang harus diamati, al-sunnah adalah omong kosong.
direnungkan dan dipahami.
Wahyu sebagai landasan etik.
Karena wahyu itu akan
Urgensi Ilmu: difungsikan biala akal
Secara fitrah juga manusia difungsikan untuk memahami,
punya kelemahan, lemah maka akal sebagai alat untuk
dalam menahan nafsu memahami islam (wahyu) harus
sehingga mudah tertipu daya, dibimbinng oleh wahyu itu
suka tergesa-gesa, tidak sendiri agar hasil pemahamannya
cermat, dan lain-lain. Maka benar dan pengamalannya pun
disinilah urgensi wahyu, menjadi benar. Akal tidak boleh
sebab manusia tidak hanya menyimpang dari prinsip etik
perlu mengetahui hakikat yang diajarkan oleh wahyu.
kebenaran namun juga perlu
ditunjukan jalan atas
kebenaran itu sendiri.
Kesimpulan:

Konsep dari ilmu, akal, dan wahyu yaitu suatu hal yang diperlukan manusia untuk
mencapai suatu potensi yang dimiliki oleh manusia sendiri baik dari pikiran dan hati. Oleh
karena itu, tanpa adanya ilmu, akal, dan wahyu merupakan hal penting untuk manusia demi
menguatkan kepercayaan dan keimanan manusia terhadap Allah SWT. Fungsi ilmu, akal, dan
wahyu merupakan sebagai bentuk dari kekuasaan Allah SWT dan sebagai landasan dan sumber
untuk memahami isi yang terkandung di dalam Al-Qur'an.

Persamaan antara akal, ilmu, dan wahyu ialah saling berhubungan satu dengan yang
lainnya. Akal dapat mengetahui ilmu nya dan tentu membutuhkan wahyu agar dapat mengetahui
cara yang harus dilakukan. Sedangkan perbedaannya ialah menurut al-Ghazali bahwa akal hanya
mampu mengetahui Tuhan, sedangkan hal lainnya diketahui manusia berdasarkan wahyu.
Hubungan antara ilmu, akal, dan wahyu pada dasarnya saling melengkapi. Jika tidak memiliki
ilmu dan akal yang baik kita tidak bisa menerima atau memahami dan mempelajari wahyu
dengan baik. Begitu juga sebaliknya, wahyu bisa dipelajari dan diterima jika akal dan ilmu yang
kita miliki ini benar. Sehingga, tidak menimbulkan salah tangkap dari wahyu tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Imam Ghozali. Ihya’ ‘Ulumuddin juz 1, (Terj, Ihya’ Ulumuddin oleh Drs. H. Moh. Zuhri,
Semarang: CV. Asy-Syifa’, 1990)

Junaidi. 2018. “Urgensitas Ilmu Menurut Konsep Islam”. Vol. X No., 2 Edisi Juli-Desember Hal.
51 - 59.

Pratama, Dian. 2020. “Kosep Ilmu Akal Wahyu”. http://dian-pratama-feb17.web.unair.ac.id/


artikel_detail-323598-islamic-Kosep%20Ilmu%20Akal%20Wahyu.html. Diakses tanggal
11 September 2021 Pukul 21.09 WIB.

Syamsuddin Mukhtasar. “Hubungan Wahyu dan Akal dalam Tradisi Filsafat Islam”.
https://media.neliti.com/media/publications/232220-hubungan-wahyu-dan-akal-dalam-tra
disi-fi-0cf97aee.pdf. Diakses tanggal 12 September Pukul 04.17 WITA

Anda mungkin juga menyukai