Anda di halaman 1dari 10

BAB 12

ASET TAK BERWUJUD

ISU-ISU ASET TAK BERWUJUD

Karakteristik
Apa sebenarnya asset tak berwujud itu? Asset tak berwujud memiliki tiga
karakteristik utama:

Karakteristik asset tidak berwujud:

1. Dapat diidentifikasi
Untuk dapat diidentifikasi, sebuah asset tidak berwujud harus terpisah
dari perusahaan (dapat dijual/dipindahtangankan), atau muncul dari sebuah
kontrak atau hak legal dari manfaat ekonomi bagi perusahaan.

2. Tidak memiliki bentuk fisik


Aset berwujud seperti property, pabrik dan peralatan memiliki bentuk
fisik. Sebaliknya dengan asset tidak berwujud, asset tidak berwujud
memperole nilai dari hak perusahaan untuk memanfaatkannya.

3. Bukan asset moneter


Asset seperti tabungan di bank, piutang usaha, dan investasi jangka
panjang dalam obligasi ataupun saham juga tidak memiliki bentuk fisik.
Namun, asset moneter memperoleh nilai dari hak untuk menerima kas atau
setara kas dimasa depan. Asset moneter tersebut tidak dapat diklasifikasikan
sebagai asset tidak berwujud.
Penilaian
1. Aset Tak Berwujud yang Dibeli
Perusaahan mencatat sebesar biaya perolehan atas asset takberwujud
yang dibeli dari pihak lain. Biaya perolehn umumnya termasuk harga
pembelian, biaya jasa hokum, dan biaya incidental lainnya. Kadang-kadang
perusahaan memperoleh asset tak berwujud melalui pertukaran dengan
saham atau asset lainnya. Pada dasarnya, perlakuan akuntansi untuk
pembelian asset tak berwujud mirip dengan yang ast berwujud yang dibeli.
Perusahaan mencatat asset tidak berwujud yang dibeli dari pihak lain
sebesar biaya yang dikeluarkan (at cost). Yang termasuk sebagai biaya
adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk mengakusisi ditambah dengan
beban-beban untuk membuat asset tidak berwujud tersebut siap untuk
dimanfaatkan. Biaya tersebut seperti biaya pembelian, biaya legal
(pengesahan) dan biaya lainnya.

Kadang-kadang perusahaan memperoleh asset tidak berwujud


dengan menukarkan saham atau asset lainnya. Untuk kasus seperti itu maka
cost dari asset tidak berwujud harus mempertimbangkan nilai wajar (fair
value) dari asset tidak berwujud yang diberikan atau diterima sehingga
menjadi lebih jelas.

2. Asset Tak Berwujud yang Dibuat Sendiri


Perusahaan sering mengeluarkan biaya untuk berbagai sumber daya
tak berwujud, seperti pengetahuan ilmiah atau teknologi, penelitian pasar,
kekayaan intelektual, dan merek dagang. Biaya tersebt sering dsebutdengan
biaya penelitian dan pengembangan. Asset tak berwujud yang mungkin
timbul dari pengeluaran tersebut termasuki paten, perangkat lunak computer,
hak cipta, dan merk dagang. Maka untuk mencatat nilai dari asset tidak
berwujud tersebut perusahaan membagi aktivitas menjadi dua yaitu fase riset
dan fase pengembangan. Perusahaan membebankan semua biaya yang
dikeluarkan pada saat fase riset dan mengkapitalisasi semua biaya pada fase
pengembangan, jika pada saat fase pengembangan tersebut perusahaan
sudah dapat melihat adanya manfaat ekonomi.

Amortisasi Aset Tak Berwujud

1. Aset Tak Berwujud dengan Umur Manfaat Terbatas


Perusahaan mengamortisasi asset tak berwujud yang umur manfatnya
terbatas melalui pembebanan sistematis atau biaya perolehan selama umur
manfaat asset. Umur manfaat harus mencerminkan periode dimana asset
tersebut memberikan kontribusi pada arus kas perusahaan. Jumlah beban
amortisasi untuk asset tak berwujud yang umur manfaatnya terbatas harus
mencerminkan pola dimana perusahaan mengkonsumsi atau menggunakan
asset, jika perusahaan dapat menentukan pola itu dengan andal.
Jumlah asset tak berwujud yang diamortisasi harus sama dengan biaya
perolehan dikurangi dengan nilai residu. Nilai residu diasumsikan nol
kecualai pada akhir masa pakainya asset berwujud memiliki nilai bagi
perusahaan lain.

2. Aset Tak Berwujud yang Umur Manfaatnya Tidak Terbatas


Umur manfaat tak terbatas berarti bahwa tidak ada batas yang dapat
diperkirakan pada periode waktu dimana asset tak berwujud diharapkan
dapat menerbitkan arus kas bagi perusahaan. Perusahaan tidak melakukan
amortisasi atas asset tak berwujud yang umur manfaatnya tidak terbatas.
Perusahaan juga harus melakukan tes impairment untuk asset tidak berwujud
setiap tahunnya untuk menilai kembali nilai buku dari asset tidak berwujud
tersebut.

JENIS-JENIS ASET TAK BERWUJUD


1. Aset Tak Berwujud Terkait Pemasaran
Perusahaan menggunakan asset tak berwujud terkait pemasaran dalam
pemasaran atau promosi produk atau jasa.sebuah merek/nama dagang adalah
kata, frasa, atau produk tertentu dan dari produk lain.
2. Aset Tak Berwujud Terkait Pelanggan
Asset tak berwujud terkait pelanggan merupakan hasil dari interaksi dengan
pihak luar. Contohnya termasuk daftar pelanggan, pesanan atau backlog
produksi dan hubungan pelanggan kontraktural maupun nonkontrak.
3. Asset Tak Berwujud Terkait Artistik
Yaitu mencakup hak kepemilikan atas drama, karya sastra, karya music,
gambar, foto, dan video dan materi audio visual lainnya. Hak cipta melindungi
kepemilikan tersebut. Hak cipta (copyright) adalah hak yang diberikan oleh
pemerintah kepada semua penulis, pelukis, musisi, pemahat, dans eniman
lainnya atas kreasi dan ekspresi mereka.
4. Asset Berwujud Terkait Kontrak
Yaitu mencerminkan nilai dari hak yang timbul dari perjanjian kontrak.
Contohnya adalah perjanjian waralaba dan lisensi, izin konstruksi, hak siaran,
dan kontrak jasa atau pasokan.
5. Aset Takberwujud Terkait Teknologi
Berhubungan dengan inovasi atau kemajuan teknologi. Contohnya
teknologi yang dipantenkan and rahasia dagang yang diberikan oleh badan
pemerintah.
6. Goodwill
Dalam sebagian besar kombinasi bisnis, prusahaan membeli mencatat
goodwill. Goodwill diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dan nilai
wajar asset neto (asset dikurangi liabilitas) yang dibeli. Secara konseptual,
goodwill merepresentasikan manfaat ekonomik masa depan yang timbul dari
asset lainnya yang diperoleh dalam kombiansi bisnis yang tidak diidentifikasi
secara individu dan diakui secara terpisah. Goodwill sering disebuts sebagai
“asset takberwujud yang paling berwujud” karena hanya diidentifikasi dengan
bisnis secara keseluruhan. Satu-satunya cara untuk menjual goodwill adalah
dengan emnjual bisnis.
a. Mencatat Goodwill
Goodwill dicatat hanya ketik seluruh bisnis dibeli. Untuk mencatat
goodwill, perusahaan membandingkan nilai wajar dari asset berwujud neto
dan asset takberwujud yang dapat diidentifikasi dengan harga pembelian
(biaya perolehan) dari bisnis yang diperoleh. Perbedaan keduanya dianggap
sebagai goodwill. Goodwill adalah sisa-kelebihan biaya perolehan atas nilai
wajar asset neto yang dapat diidentifikasi.

Kelebihan atas biaya yang dikeluarkan dengan nilai wajar perusahaan


saat membeli perusahaan. Ex: perusahaan A membeli perusahaan B sebesar
$ 105.000 pada saat nilai wajar perusahaan B memiliki nilai wajar sebesar
$ 100.000. Maka goodwill dari transaksi tersebut adalah $ 5.000.

b. Penghapusan Goodwill
Perusahaan yang mengakui goodwill dalam kombinasi bisnis
menganggap bahwa goodwill memiliki umur manfaat yang tidak terbatas
dan karenanya tidak harus melakukan amortisasi. Meskipun goodwill dapat
turun nilainya dari waktu ke waktu, memprediksi umur goodwill yang
sebenarnya dan pola amortisasi yang tepat sangat sulit. Selain itu, investor
menganggap bahwa beban amortisasi sedikit penggunaannya dalam
mengevaluasi kinerja keuangan.
Beberapa percaya bahwa goodwill akan hangus, oleh karena itu
mereka berpendapat bahwa perusahaan harus membebankan goodwill
selama periode yang terkena dampak, untuk mengaitkan beban dan
pendapatan yang lebih baik.

PENURUNAN NILAI ASET TAK BERWUJUD

1. Penurunan Nilai Aset Tak Berwujud dengan Umur Manfaat yang Terbatas
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, perusahaan harus meninjau
asset tak berwujud yang memiliki umur manfaat terbatas untuk menentukan
penurunan nilai. Jika terdapat indikasi bahwa asset tak berwujud turun nilainya,
maka perusahaan melakukan uji penurunan nilai, membandingkan nilai tercatat
asset tak berwujud dengan jumlah terpulihkan.

2. Penurunan Nilai Aset Takberwujud dengan Umur ManfaatTidak Terbatas


Selain Goodwill
Uji penurunan nilai asset tak berwujud yang umur manfaatnya ttidak terbatas
selain goodwill adalah sama dengan penuruann nilai untuk asset takberwujud
yang umur manfaatnya terbatas. Hal ini dilakukand dengan membandingkan
jumlah terpulihkan dri asset tak berwujud dengan nilai tercatat asset. Jika
jumlah dipulihkan lebih kecil dari jumlah tercatat, maka perusahaan mengakui
nilai.

3. Penurunan Nilai Goodwill


Perusahaan menguji nilai goodwill setidaknya setiap tahun. Namun, karena
goodwill menghasilkan arus kas hanya dalam kombinasid dengan asset lainnya,
maka uji penurunan nilai dialkukan berdasarkan unit penghasil kas dimana
goodwill ditetapkan.

Contoh:
Perusahaan A memiliki patent dengan nilai buku sebesar $ 5.000 pada
2010. Namun pada akhir tahun 2010 patent tersebut mengalami penurunan
nilai karena hal-hal tertentu menjadi sebesar $ 2.000 dan masa manfaat untuk
patent tersebut masih tersisa 5 tahun. Untuk itu perusahaan harus mencatat atas
penurunan nilai dari patent tersebut sebagai impairment.

Nilai buku Patent $ 5.000


Nilai patent setelah dilakukan penilaian $ 2.000 _
Kerugian Impairment $ 3.000

Maka jurnal yang harus dicatat adalah

Kerugian impairment $ 3.000


Patent $ 3.000
Skedul amortisasi patent
Tahun Nilai Buku Amortisasi Nilai Buku
Awal Tahun Akhir Tahun
2011 $ 2.000 $ 400 $ 1.600
2012 1.600 400 1.200
2013 1.200 400 800
2014 800 400 400
2015 400 400 0

Pada akhir 2011 perusahaan harus mencatat beban amortisasi:

Beban Amortisasi $ 400


Patent $ 400

Pada awal tahun 2012 perusahaan A melakukan penilaian kembali


terhadap patent tersebut dan didapati nilai patent tersebut naik menjadi $ 1.800
dari nilai buku $ 1.600 (setelah amortisasi tahun 2011). Untuk itu perusahaan
harus melakukan pencatatan untuk menaikkan kembali nilai patennya. Maka
jurnal yang harus dicatat adalah:

Patent $ 200
Pemulihan kerugian impairment $ 200

Untuk amortisasi selanjutnya perusahaan harus membuat skedul amortisasi yang


baru dengan masa manfaat yang masih tersisa yaitu 4 tahun:
Tahun Nilai Buku Awal Amortisasi Nilai Buku Akhir
Tahun Tahun
2012 $ 1.800 $ 450 $ 1.350
2013 1.350 450 900
2014 900 450 450
2015 450 450 0

Amortisasi pada akhir 2012

Beban Amortisasi $ 450


Patent $ 450

Biaya Riset dan Pengembangan (R&D)

Mengidentifikasi Aktivitas R&D

1. Aktivitas Riset
Pencarian ide dan perencanaan investigasi yang dilakukan dengan tujuan
untuk meperoleh pengetahuan dan pemahaman baru.
2. Aktivitas Pengembangan
Penerapan dari penemuan riset atau pengetahuan lain untuk merencanakan
atau mendesain produksi dari hal-hal baru seperti bahan baku, peralatan,
produk, proses, system atau jasa yang lebih baik sebelum mulai digunakan
atau dijual.

Penyajian asset tidak berwujud

Aset tidak berwujud disajikan dalam laporan posisi keuangan keuangan


sebagai asset (aktiva).
Untuk hal-hal yang berhubungan dengan asset tidak berwujud seperti beban
amortisasi dan kerugian impairment disajikan dalam laporan laba rugi.

Anda mungkin juga menyukai