Anda di halaman 1dari 6

Nama : Handayani

NIM : 19/452696/PEK/25648

MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA

UJIAN AKHIR SEMESTER

Mata kuliah : Etika Bisnis


Dosen Pengajar : Singgih Wijayana
Hari, tanggal : Sabtu, 05 Desember 2020
Waktu : 12 Jam (08:00 - 20:00), jawaban diunggah di Elok.
Sifat Ujian : Take home exam

SOAL A:
Jawablah semua pertanyaan di akhir kasus berikut.

JAKARTA, KOMPAS.com - Perampok Toko Emas Permata di Kabupaten Balaraja, Tangerang


mengaku belajar cara-cara merampok dan melarikan diri dari Youtube. "Berbagai video dari
Youtube dia saksikan untuk mempelajari teknik merampok dan melarikan diri," kata Pelaku di
Polresta Tangerang pada Kamis (11/07/2019). Ada 2 kemungkinan yang menyebabkan Youtube
menjadi sarana penyebaran konten dan informasi negatif, termasuk perampokan tersebut.
Pertama, YouTube mengandalkan pendapatannya dari iklan dan algoritmanya dirancang agar
pengguna mendapat informasi yang relevan dengan profil pengguna. Konten di YouTube yang
banyak pengunjungnya bisa menjadi sumber pendapatan bagi pengunggahnya. Popularitas yang
mendatangkan iklan ini bisa menjadi modus konten yang berkaitan kejahatan. Kedua, problem
yang laten adalah algoritma mengarah menuju "lubang kelinci" (rabbit hole). Sekali seseorang
mengunjungi suatu konten, dia akan diberi saran tautan konten lain yang sejenis dan relevan oleh
algoritma YouTube. Masalahnya, jika seorang pengguna mengunjungi konten yang dianggap
negatif, dia akan diberi saran tautan yang relevan dengan konten negatif tersebut. Dia akan
terjebak dalam pusaran konten dan informasi sejenis.
Pertanyaan:
a. Apakah YouTube harus bertanggung jawab terhadap peristiwa perampokan tersebut?
Jika IYA, apa dasarnya tanggung jawab tersebut?
Jawab: Secara regulasi YouTube tidak berkewajiban melakukan tanggung jawab
atas peristiwa perampokan dimaksud, karena YouTube telah memiliki Kebijakan
tentang konten yang diperbolehkan diupload di YouTube dan telah menerapkan
sistem peringatan dan bahkan penghapusan konten apabila terjadi pelanggaran.
Namun, jika dilihat dari sisi due care theory seyogyanya YouTube lebih memberikan
perlindungan konsumennya (dalam hal ini adalah penonton YouTube) untuk lebih
mendapatkan tontonan yang baik, etis dan mendidik serta menghindarkannya dari
risiko yang mengarahkannya pada kejahatan dan hal berbahaya lainnya. Selain itu,

Halaman 1 dari 3 halaman


sebagai tanggung jawab sosial, YouTube juga harus bertanggung jawab untuk ikut
serta dalam mengembangkan masyarakat melalui suguhan konden yang edukatif dan
bermanfaat positif. YouTube dapat lebih ketat dalam melakukan penyaringan
konten, dan juga memberikan fasilatas dan edukasi public dalam hal pelaporan
konten yang berbahaya dan/atau terindikasi tidak etis.
b. Isu etika apakah dalam kasus tersebut?
Jawab: Isu etika yang terjadi alah tentang proteksi keamanan bagi pengguna
YouTube dalam hal ini adalah penonton. YouTube seolah membiarkan penontonnya
terjerumus dalam lubang hitam yang membahayakan dan memberikan risiko besar
terhadap kehidupannya. Konten YouTube mengajarkan dan mendorong penontonnya
untuk berbuat tidak etis. Selain itu pada kasus ini un-compliance issue juga terlihat,
yaitu YouTube dan content creator tidak mengindahkan kebijakan yang telah dibuat
dalam hal aturan konten yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan diupload di
kanal YouTube.
c. Jika Anda dalam posisi YouTube, dilema etika apa yang Anda hadapi? Sebutkan
kondisi dan fakta tentang berbagai alternatif/pilihan yang Anda hadapi!
Jawab: YouTube memiliki dilemma terhadap pengambilan keputusan apakah kanal
YouTube akan terus dibuka secara umum atau membatasinya dan bahkan
menutupnya? Hal-Hal yang dipertimbangkan antara lain:

Bisnis View:
Youtube memberikan keuntungan bagi
internal YouTube dan juga content Bagi orang-orang tidak bertanggung
creator. jawab, YouTube dimanfaatkan
sebagai sarana untuk menyebarkan
Rabbit hole diciptakan dalam halam hal
konten negatif dan menjerumuskan
memberikan kepuasan pengguna
masyarakat ke "lubang hitam".
melalui suguhan yang sesuai dengan
minat dan kebutuhannya Memberikan dampak negatif
terhadap perkembangan mental anak
Menciptakan peluang bisnis
Rabbit hole terus membawa viewer
Social View:
ke lubang hitam yang lebih dalam saat
YouTube memberikan sarana
komunikasi dan kemudahan dalam
penyebaran informasi
Memberikan konten edukasi dan juga
kebermanfaatan positif bagi banyak
orang

Dampak Pilihan:
Ditutup Filtrasi & Kebijakan Exsisting
Ketat
 Memberikan kerugian  Konsumen dalam hal  Konsumen terugikan dan
yang sangat besar ini adalah penonton dapat terjerumus dalam
bagi YouTube dan YouTube terhindar lubang hitam
content creator dari konten negatif
 Kanal informasi yang merugikan

Halaman 2 dari 3 halaman


berkurang  Content Creator lebih
 Sarana edukasi bertanggung jawab
berkurang  Biaya investasi
meningkat untuk
pengembangan sistem
YouTube dan edukasi
komunitas

d. Keputusan apa yang Anda pilih/buat berdasarkan dilemma dalam poin c? Mengapa
Anda memilih keputusan (alternatif) tersebut?
Jawab: Berdasarkan beberapa pro-cons maka keptusan yang akan diambil adalah
tetap membuka kanal YouTube dengan pertimbangan kebermanfaatan dan
penyebaran informasi. YouTube akan melakukan perbaikan dan penyempurnaan
sistem, kebijakan dan juga control yang lebih baik, sehingga seluruh konten
dipatikan tidak mengandung unsur kejahatan, isu etika, pelanggaran HAM, dan
konten negatif lainnya yang dapat menyesatkan dan menimbulkan risiko bagi
penontonnya. Menerapkan kebijakan yang ketat kepada content creator dan
menerapkan sanksi tegas bagi yang melanggar, bukan hanya menghapus kontennya,
namun juga membawanya ke ranah hukum untuk menimbulkan efek jera. Selain itu
YouTube akan mengedukasi public untuk melihat konten positif dan melaporkan
konten-konten negatif sebagai kesatuan dari tanggung jawab komunitas YouTube.

e. Prinsip etika (utilitarian, right, and or justice) apa yang Anda


pertimbangkan/gunakan dalam membuat keputusan tersebut?
Jawab: Keputusan diambil berdasrkan prinsip utilitarian. Dimana YouTube
dipandang sebagi sarana komunikasi, edukasi, dan juga sebagai business
opportunity yang memberikan manfaat positif bukan hanya bagi pihak YouTube
namun juga masyarakat secara luas. Namun sebagai catatan penting YouTube harus
berbenah diri dalam hal memberikan perlindungan dan juga melaksakan
tanggungjwab sosialnya.

SOAL B

1. Tranksaksi jual-beli dapat kita analogikan dengan kontrak antara penjual (produsen)
dengan pembeli. Dengan demikian pada saat transaksi sudah terjadi berarti penjual dan
pembeli sudah sepakat pada harga dan kondisi barang yang menjadi obyek transaksi.
Oleh karena itu, apabila pembeli mengalami kegagalan atau kecelakaan dalam
menggunakan barang yang sudah dibeli, maka adalah adil jika pembeli tidak berhak
meminta pertanggungjawaban atas hal tersebut kepada penjual atau produsen barang.
Setujukah saudara dengan pernyataan ini? Berikan argumentasi untuk mendukung
jawaban saudara sesuai dengan konsep Contract, Due Care, and Social Costs Theories!
Jawab: Apabila transaksi yang terjadi antara penjual dan pembeli terjadi atas dasar
kesepakatan dan juga kedua belah pihak memiliki informasi yang sama atas barang/jasa
yang diperjual belikan, maka pernyataan “pembeli tidak berhak komplain dan/atau

Halaman 3 dari 3 halaman


meminta pertanggung jawaban dari penjual/produsen” dibenarkan. Namun, apabila
penjual/produsen tidak memberikan informasi yang lengkap dan jelas kepada
pembelinya atas barang/jasa yang menjadi objek transaksi, serta produsen dengan
sengaja memproduksi barang/jasa secara unstandar/”asal-asalan” serta tidak
menerapkan prinsip safety dan kehati-hatian, maka penjual/produsen wajib bertanggung
jawab atas risiko yang diterima oleh pembeli akibat dari adanya transaksi. Hal ini
sesuai dengan teori due care dimana produsesn wajib bertanggung jawab untuk berhati-
hati dan memastikan bahwa kepentingan konsumen tidak dirugikan. Namun dari sisi
social cost view, penulis lebih memilih menyepakati kritik atas teori social cost view
(keadilan kompensasi) bahwa tanggung jawab produsen/penjual hanya memberikan
kompensasi kepada pembeli/konsumen jika ada kelalain darinya. Hal ini juga akan
memberikan pendidikan dan tanggung jawab kepada pembeli untuk menjadi pembeli
yang lebih cerdas.
Namun, disisi lain sebagai tanggung jawab moral perusahaan/penjual apabila terjadi
kecelakaan atas produknya, maka produsen/penjual dapat memberikan perhatian khusus
terhadap hal tersebut dan memberikan problem solving. Hal ini sebagai upaya
memberikan perhatian dan menciptakan trush terhadap masyaraka dan menjalin
hubungan jangka panjang yang memberikan keuntungan bagi perusahaan.

2. Jelaskan keterkaitan antara Personal Traits, Organization Traits, Organizational Culture.


Jelaskan bagaimana kultur organisasi yang baik dibangun dan jelaskan juga manfaat bagi
perusahaan.
Jawab: Organisasi merupakan kumpulan dari beberapa individu dimana organisasi
merupakan objek, dan individu merupakan subjek aktif. Hal ini berarti perilaku
organisasi merupakan cerminan dari perilaku individu yang ada didalamnya.
Keterkaitan Personal Trait, organization traits dan organizational culture dapat
digambarkan sebagai berikut:

Personal
Traits

Organizatio
nal Traits

Organizational
Culture

Ketiganya terhubung dan terkait sama lain. Individual sebagai subjek pengambil
keputusan dalam organisasi memiliki values, stage of moral development dan moral
approbation. Namun dalam pengambilan keputusannya, individu juga sangat
terpengaruhi oleh lingkungan (misalnya hubungan atasan-bawahan, kebijakan
perusahaan terkait reward, iklim organisasi dan juga tujuan organisasi). Sedangkan
budaya organisasi (organizational culture) merupakan kumpulan nilai yang dipercayai
dan dijalankan di dalam perusahaan. Nilai ini di bentuk dan disepakati oleh seluruh
individu organisasi dan menjadi pedoman perilaku bagi seluruh insan dan apabila ini
telah diimplentasikan di organisasi secara konsisten maka disebut dengan budaya.
Creating budaya organisasi dapat dilakukan dengan:

Halaman 4 dari 3 halaman


 Observable artifacts, yaitu nilai-nilai perusahaan yang ditunjukkan dalam elemen di
perusahaan (yang terlihat secara kasat mata), seperti: ruangan, cara berpakaian,
cara berdiskusi, komunikasi atasan bawahan.
 Espoused values, yaitu pernyataan visi, misi dan nilai perusahaan.
 Shared basic assumption yang merupakan elemen yang tidak terlihat, terdapat dalam
masing-masing diri karyawan. Hal ini menjadi penting saat perusahaan melakukan
rekrutmen pegawainya, yaitu upaya menemukan talenta yang sesuai dengan value
organisasisi.
Percepatan dalam pembentukan budaya organisasi dapat dilakukan dengan cara “role
model system” dimana seluruh top management secara komitmen dan konsisten
menerapkan nilai-nilai organisasi sebagai bagian strategis pengambilan kepusan yang
etis serta penciptaan iklim kerja yang kondusif.
Lalu apakah budaya yang baik di sebuah perusahaan akan memberikan manfaat positif
bagi perusahaan? Jawabannya adalah tentu “iya”, karena budaya organisasi yang baik,
iklim kerja yang mendukung akan mendorong seluruh insan perusahaan untuk
mengambil keputusan secara tepat dan etis. Deangan demikian, perusahaan terhindar
dari resiko kerugian yang dapat terjadi akibat permasalahan etika.

3. Belajar dari literatur dan praktik pengimplementasian perencanaan strategik perusahaan,


bagaimana cara pengimplementasian etika di dalam perusahaan melalui mekanisme di
dalam good corporate governance.
Jawab: Konsep dasar penyusunan dan implementasi GCG di organisasi adalah untuk
menyeimbangkan antara kepentingan Agent dan Prinsiple dengan fokus utamanya
adalah memberikan perlindungan terhadap kepentingan investor dan masyarakat secara
luas. GCG beriisikan sejumlah aturan dan juga guidance perilaku (do and don’t) yang
mengatur seluruh pemangku kepentingan dalam aktivitas bisnis di seuatu perusahaan,
Melalui GCG inilah Perusahaan dan seluruh insan dalam sebuah perusahaan akan
dapat mengevaluasi diri dan/atau pemangku kepentingan lainnya untuk mengatakan
baik/buruk dan benar/salah atas tindakan atau keputusan yang diambil. Standar dalam
konsesus baik/buruk dan benar/salah disesuaikan dengan standar moral, etika, morak
dan juga hukum yang berlaku secara global dan juga lokal wilayah perusahaan
beroperasi. Implementasi etika dalam GCG secara garis besar adalah sebagai berikut:
 Penyusunan pedoman kode etik yang berisikan standar nilai, panduan perilau
(do/don’t), mekanisme pelaporan dan juga sistem reward & punishment.
 Pembentukan komite etika, perangkat dan mekanisme pelaporan dan juga sistem
pengendalian GCG
 Evaluasi/assessment implementasi GCG di sebuah perusahaan
4. Jelaskan pemahaman anda tentang corporate social responsibility (CSR) dan bagaimana
cara mengimplementasikan strategi perusahaan dengan menggunakan CSR framework?
Jawab: CSR merupakan sebuah konsep penerapan komitmen perusahaan untuk
bertanggung jawab dalam membangun kualitas yang lebih baik dan mencapai
keberlanjutan usaha jangka panjang bersama dengan pihak-pihak terkait. CSR
diimplementasikan dengan cara mengintegrasikan sub sistem sosial, lingkungan dan
ekonomi dalam nilai, budaya, pengambilan keputusan, strategi dan operasional
perusahaan secara transparan dan akuntabel Melalui penerapan CRS perusahaan dapat
memperoleh minimal tiga keuntungan, yaitu keuntungan bisnis, keuntungan

Halaman 5 dari 3 halaman


keberlangsungan lingkungan alam, serta pertumbuhan masyarakat, dimana ketiganya
akan memperikan dampak positif terhadap keberlanjutan bisnis jangka panjang.

Implementasi CSR framework dalam strategi perusahaan dapat dilakukan dengan tiga
tahapan utama:
1) Strategic input
 Menganalisis strategic intent dan strategic vision organisasi secara
komprehensif
2) Strategic Action dibagi menjadi dua kegiatan utama yaitu strategic formulation dan
strategy implementation. Adapun secara detil aktivitas yang dilakukan mencakup
dalam:
 Perencanaan
o Melakukan analisis lingkungan eksternal dan lingkungan internal
perusahaan secara terintegrasi dan holistik.
o Menyusun strategi program CSR yang dapat mendukung keberlanjutan dan
pencapaian visi perusahaan berdasarkan analisis internal dan eksternal
perusahaan.
 Implementasi Strategy CSR, terdapat tiga kunci keberhasilan dalam
implementasi strategy CRS, yaitu:
o Strukture dan design implementasi CSR yang jelas dan tidak tumpeng tindih
o Adanya komitmen dan role yang jelas dari seluruh pemangku kepentingan
o Komitemen dari leader perusahaan dalam mengimplementasikan dan
melakukan strategic control. Fase ini merupakan proses pengejawantahan
leader sebagai “role model” dalam pelaksanaan CSR.

3) Strategic Outcomes
Implementasi pengukuran dan evaluasi indikator keberhasilan program CSR secara
berkala dan berkesinambungan. Aktivitas ini akan menghasilkan sejumlah key point
dalam melakukan improvement di masa mendatang dan juga memberikan feedback
tingkat efectivitas pelaksanaan program CSR bagi performance perusahaan.

Sehat dan Sukses selalu!!!

Halaman 6 dari 3 halaman

Anda mungkin juga menyukai