Terdapat perbedaan antara asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh.
Untuk asam lemak jenuh yaitu penyusun utama adalah membrane sel.
Kemudian, asam lemak jenuh berperan dalam mensintesa membran dan terdiri
dari senyawa fosfolipid. Biasanya tidak memiliki ikatan ganda atau ikatan
rangkap dalam strukturnya (Leiwakabessy and wenno, 2019 ).
Selain itu, ada asam lemak tak jenuh yaitu asam lemak yang memiliki satu
ikatan ganda atau rangkap. Asam lemak tidak jenuh ini biasa bermanfaat bagi
tubuh karena mudah untuk dicerna. Adapun ikatan rangkap dari asam lemak
tidak jenuh ini dapat mengikat oksigen ( Panagan et al., 2011 ).
8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kadar asam lemak bebas pada
minyak dan sebutkan rumus kadar asam lemak bebas beserta
keterangannya!
Free fatty acid levels or what can be called FFA (free fatty acids) are levels
of free fatty acids commonly found in oil palm. These free fatty acid levels
generally have low levels, reaching a range below 2%. Where in the
determination can use the help of NaOH. The taste of this free fatty acid is rancid
when you taste it (Lang et al., 2011).
Kadar asam lemak bebas atau bisa disebut dengan FFA (free fatty acid)
merpakan kadar asam lemak yang bebas yang biasa terdapat pada kelapa
sawit. Kadar asam lemak bebas ini umumnya memiliki kadar yang sedikit yaitu
mencapai kisaran dibawah 2%. Dimana dalam penentuanyya dapat
menggunakan bantuan NaOH. Adapun rasa dari asam lemak bebas ini yaitu
berasa tengik ketika dicicipi (Lang et al., 2011).
Dalam menentukan kadar asam lemak bebas didapatkan
perhitungan atau rumus yang digunakan. Rumus tersebut adalah
𝑩𝑴 𝑨𝒔𝒂𝒎 𝒍𝒆𝒎𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒃𝒂𝒔 𝒙 𝑽 𝒙 𝑵
%𝑨𝑳𝑩 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎 % . Adapun keterangan dari variabel
𝑾
rumus ALB :
BM ALB : Berat molekul asam lemak bebas (minyak sawit = 256)
V : Volume NaOH saati titrasi
N : Normalitas NaOH
W : Berat Sampel
( Hajar and Mufidah , 2016 ).
9. Jelaskan bahaya mengonsumsi minyak jelantah!
Minyak jelantah merupakan minyak yang telah dilakukan pemanasan
berulang kali. Kemudian apabila minyak jelantah dikonsumsi oleh tubuh maka
akan membahayakan tubuh. Hal ini dikarenakan minyak jelantah mengandung
asam lemak jenuh yang tinggi. Bahkan minyak jelantah dapat memicu penyakit,
seperti stroke, jantung dan juga kanker (Ardhany and Lamsiyah, 2018).
Minyak goreng yang digoreng berkali-kali juga akan mengalami suatu
penurunan mutu pada produk yang digoreng. Bahkan minyak gorengnya juga
berpotensi untuk menimbulkan bahaya bagi kesehatan. Hal ini dikarenakan
minyak tersebut menghasilkan senyawa karbonil dan peroksida yang membuat
tubuh manusia terjadi keracunan kronis. Lalu dapat juga menimbulkan gejala
keracunan, seperti diare, infeksi saluran pencernaan dan juga pembengkakan
pada organ tubuh (Tuasamu, 2018).
10. Sebut dan jelaskan 2 tipe kerusakan minyak, jelaskan reaksi kimianya
dan berikan contoh!
Tipe pertama adalah secara hidrolisis. Apabila minyak mengalami hidrolisis
maka akan berakibat terjadinya ketengikan. Kemudian tengik tersebut akan
memberika cita rasa dan juga bau yang juga menyimpang. Lalu untuk reaksi
kimianya adalah berupa reaksi hidrolisis. Hal ini dengan adanya air pada
minyak akan membuat lemak pada minyak terhidrolisis menjadi suatu gliserol
dan juga asam lemak (Muthalib et al., 2015).
The second is the type of oxdation damage. If oil has been used many times
it will result in the formation of a double bond in the oil. Then it will be followed
by the formation of a peroxide grop and also a cyclic monomer. Oil that is formed
like this has been said to be damaged oil and is even dangereous when
consumed by the human body. In addition to repeated use, too long storage
causes the triglyceride bonds to break in the oil and will cause the formation of
free fatty acids and glycerol as a result of the oxidation recation in oil (Ratnawaty
and Sungkawa, 2018).
Kedua adalah tipe kerusakan secara oksidasi. Apabila minyak telah
digunakan berkali-kali maka akan mengakibatkan terbentuknya suatu ikatan
rangkap pada minyak. Kemudian akan dilanjutkan dengan terbentuknya gugus
peroksida dan juga monomer siklik. Minyak yang terbentuk seperti ini sudah
dikatakan sebagai minyak yang rusak dan bahkan berbahaya apabila
dikonsumsi oleh tubuh manusia. Selain penggunaan yang berkali-kali juga
karena penyimpanan yang terlalu lama membuat ikatan trigliserida pecah pada
minya dan akan menyebabkan terbentuknya asam lemak bebas dan juga
gliserol akibat dari reaksi oksidasi pada minyak (Ratnawaty and Sungkawa,
2018).
11. Apa yang dimaksud dan tujuan pengukuran indeks refraksi, serta alat
yang digunakan untuk mengukur indeks refraksi tersebut?
Indeks refraksi merupakan suatu pengukuran indeks bias yang dilakukan
pada objek yang akan diamati. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk
mengetahui kualitas dari objek yang akan kita amati. Indeks bias akan
meningkat apabila terdapat suatu rantai karbon yang panjang dan kemudian
juga terdapat rantai rangkap yang banyak (Handajani et al., 2011).
Alat yang digunakan untuk mengukur indeks bias adalah refraktometer.
Pertama minyak goreng akan dimasukkan ke dalam refraktormeter. Kemudian
akan dilakukan penembakan dengan sinar laser dari salah satu sisi dan diamati
sinar yang keluar dari sisi yang lain. Selanjutnya akan didapatkan nilai dari
indeks bias yang akan menetukan dari kualitas minyak yang sedang diamati
(Prasetyo at al., 2014).
12. Apa yang dimaksud dengan turbidity point dan tujuan menentukan
turbidity point?
Turbidity point merupakan suatu parameter yang bertujuan untuk
mengetahui kualitas dari minyak ataupun lemak. Parameter ini dilakukan untuk
mengetahui tingkat kekeruhan dari suatu larutan. Hal ini akan memudahkan
untuk mengklasifikasikan atau dapat juga menentukan tingkat kekeruhan dari
larutan tersebut (Mujadin dkk., 2014).
Turbidity point digunakan untuk mendeteksi suatu parameter kekeruhan
pada larutan. Hal ini sangat berkaitan dengan kandungan dan juga kualitas dari
larutan tersebut. Kemudian ini akan memudahkan seseorang untuk
menentukan output dari kualitas larutan yang kita inginkan (Halomoan dan
Tambunan, 2017).
13. Sebutkan dan jelaskan 2 aplikasi lemak dan minyak pada bidang
agroindustri!
Dalam pemanfaatan lemak dan minyak dalam bidang agroindustri adalah
pengolahan kandungan minyak dan lemak pada komoditas kelapa sawit. Dalam
kelapa sawit terdapat sengawa organik berupa asam lemak jenuh dan tak jenuh.
Dengan kandungan lemak dan minyak kelapa sawit maka banyak dijadikan
sebagai minyak goreng dan bahan bakar biodesel (Hutami and Ayu, 2015).
Selain itu, aplikasi lain lemak dan minyak dalam bidang agroindustri yaitu
pembuatan olive oil. Olive oil berasal dari lemak dan asam lemak yang terkandung
dalam buah zaitun. Buah zaitun sendiri memiliki kandungan asam lemak jenuh,
omega 3 dan sebagainya. Dengan kandungan inilah lemak dan minyak dalam
buah zaitun dapat dimanfaatkan untuk produksi olive oil (Nurasri et al., 2018).
BAB II
METODE PRAKTIKUM
Didiamkan 24 jam
Hasil
Perlakuan Botol Tertutup
Didiamkan 24 jam
Hasil
b. Pengamatan Indeks Refraksi
Perlakuan Botol Terbuka
Didiamkan 1 hari
Minyak dengan suhu
25℃
Diukur indeks refraksi Lemak dengan suhu
40℃
Dibiarkan sementara
Hasil
Perlakuan Botol Tertutup
Didiamkan 1 hari
Minyak dengan suhu
25℃
Diukur indeks refraksi Lemak dengan suhu
40℃
Dibiarkan sementara
Hasil
c. Pengamatan Turbidity Point
Terbuka Tertutup
Didiamkan 1 hari
Hasil
d. Penentuan Asam Lemak Bebas (FFA)
50 mL alkohol panas
Ditambahkan
2 mL indikator pp
Dihitung % FFA:
% FFA = mL NaOH x N x Berat Molekul Asam Lemak x 100% Berat Contoh x
1000
Dicatat
Hasil
BAB III
PEMBAHASAN
5 𝑥 0.1𝑥256,42
= 28 𝑥 1000
𝑥 100 %
= 0, 457 %
b. Minyak Zaitun
Berat = 28gr
𝑚𝐿 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑥 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑠 𝑀𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙 𝐴𝑠𝑎𝑚 𝐿𝑒𝑚𝑎𝑘
FFA(%) = 𝑥 100
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑥 1000
3 𝑥 0.1𝑥282,5
= 28 𝑥 1000
𝑥 100 %
= 0,302 %
c. Mentega (Butter)
Mr Mentega = 256,42
Berat = 28gr
𝑚𝐿 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑥 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑠 𝑀𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙 𝐴𝑠𝑎𝑚 𝐿𝑒𝑚𝑎𝑘
FFA(%) = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑥 1000
𝑥 100
8 𝑥 0.1𝑥256,42
= 28 𝑥 1000
𝑥 100 %
= 0,732 %
d. Minyak Biji Bunga Matahari
2,72
Suhu Kulkas: Bening +
Cair 3. 73
Rata-rata
Suhu Bening + Indeks
Freezer:
cair Refraksi:
Berat = 28gr
𝑚𝐿 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑥 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑠 𝑀𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙 𝐴𝑠𝑎𝑚 𝐿𝑒𝑚𝑎𝑘
FFA(%) = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑥 1000
𝑥 100
4 𝑥 0.1𝑥280
= 28 𝑥 1000
𝑥 100 %
= 0,4 %