Anda di halaman 1dari 2

FEMINISME DAN KAJIAN KEAMANAN INTERNASIONAL

Pandangan feminisme mengklaim konsep keamanan nasional sebagai konsep


yang bias laki-laki dan dikonstruksikan untuk merayakan kebesaran maskulinitas saja
tanpa memandang mereka. Klaim feminisme ini sulit dibantah dengan melihat fakta
bahwa sebagaian besar negara masih mempercayakan pengamanan negara kepada laki-
laki saja. Dalam klasifikasi “The Great Debate in International Relations”, feminist
sering diletakkan dalam “third debade”. Para feminisme berhasil menyumbangkan
perspektif mereka ke dalam teori kerangka hubungan negara, menikmati partisipasi
yang lebih besar dalam perdamaian dan aktivitas keamanan dan menawarkan
pemahaman baru tentang keamanan sebagai kebalikannya ke konvensional. Kritik
terhadap gagasan konvensional realisme keamanan membuktikan bahwa feminisme
mengikuti teori kontemporer perdebatan dalam Hubungan Internasional. aum feminisme
merasa gagasan realisme keamanan adalah tidak memadai dan mengabaikan konsep asli
keamanan, kaum feminis mengartikulasikan visi alternatif keamanan, mengambil
pendekatan humanistik dengan keamanan individu sebagai perhatian utama daripada
negara dan militer.

Lebih jauh lagi, kritik feminis merupakan salah satu sumber bagi konstruksi
analisis keamanan dari gender dan pembangunan perspektif. Demikian juga, feminis
mengusulkan konsep keamanan yang netral untuk menggantikan konsep yang bias laki-
laki seperti keamanan nasional. Oleh sebab itu feminis mengusulkan saling
ketergantungan; seruan untuk kerja sama global untuk berbagi masalah dan tantangan
keamanan bersama dan berbagi tanggung jawab. Selama berabad-abad, feminis juga
berkomitmen untuk menghilangkan hambatan yang menghalangi mereka untuk
mengambil bagian dalam pengambilan keputusan. Sangat rendah adanya keterwakilan
perempuan dalam badan pengambil keputusan dan militer peran dan posisi telah
diyakini sebagai faktor di mana sebagian besar perempuan suara-suara yang tidak
terdengar dan kebijakan apa pun yang dikeluarkan gagal mengarusutamakan gender
perspektif. AS, Inggris dan Indonesia, di antara negara-negara lain, dapat digunakan
sebagai contoh untuk menunjukkan rendahnya keterwakilan perempuan di militer
sebagai keduanya yang ada hubungan dengan keamanan internasional.Keterkaitan
tersebut menunjukkan adanya konsep konsep feminisme dalam ruang lingkup keamanan
internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Farneubun, P. (2015). Feminist Critiques against Traditional Approaches to


Security. Global Strategis, 9(1), 19-36.

Whitworth, S. (2008). Feminist Perspectives. In Security Studies (pp. 127-139).


Routledge.

Anda mungkin juga menyukai