Dinda
Dinda
Oleh :
Dinda Anjelinae. S
NIM :2019.C.11a.1005
PEMBIMBING AKADEMIK
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkatdananugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan
Pada Tn. V Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aktualisasi Diri; Ca
Paru”.Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas Praktik Praklinik
Keperawatan I(PPKI).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes., selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep., selaku Ketua Program Studi Sarjana
Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Meida Sinta Ariani, S.Kep.,Ners selaku penanggungjawab mata kuliah
Praktik Praklinik Keperawatan I (PPK).
4. Rimba Aprianti, S.Kep.,NersselakuPembimbing Akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Dinda Anjelinae. S
ii
iii
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................3
1.4Manfaat Penulisan..........................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................6
2.1 Konsep Dasar Aktualisasi Diri..................................................................6
2.1.1 DefinisiAktualisasi Diri....................................................................6
2.1.2 Karakteristik Aktualisasi Diri...........................................................8
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktualisasi Diri......................12
2.1.4 Mencapai Aktualisasi Diri..............................................................14
2.1.5 Hambatang Dalam Aktualisasi Diri...............................................20
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan............................................................21
2.3.1 Pengkajian Keperawatan................................................................21
2.3.2 Diagnosa Keperawatan...................................................................25
2.3.3 Intervensi Keperawatan..................................................................25
2.3.4 Implementasi Keperawatan............................................................30
2.3.5 Evaluasi Keperawatan....................................................................30
BAB 3ASUHAN KEPERAWATAN...................................................................31
3.1 Pengkajian................................................................................................31
3.2 Diagnosa Keperawatan ...........................................................................43
3.3 Intervensi ................................................................................................47
3.4 Implementasi dan Evaluasi......................................................................51
BAB 4PENUTUP..................................................................................................56
4.1 Kesimpulan..............................................................................................56
4.2 Saran........................................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................58
iv
1
BAB 1
PENDAHULUAN
disebabkan oleh zat asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas
mustard dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun
biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok. Selain itu, ada pula
penderita kanker paru-paru yang sebelumnya menderita penyakit paru-paru
lainnya, seperti tuberkulosis dan fibrosis. Penyebab kematian penderita kanker
paru-paru biasanya bukan kesulitan bernafas, tetapi karena posisi paru-paru dalam
sistem peredaran darah menyebabkan kanker mudah menyebar ke organ vital
lainnya. Penyebaran ini akan menyebabkan terganggunya fungsi organ vital
tersebut dan menyebabkan kematian.Hampir 90% kanker paru-paru
mengakibatkan kematian dan 30% orang yang meninggal akibat kanker adalah
penderita kanker paru-paru.
1.4Manfaat Penulisan
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar mahasiswa dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan dengan menerapkan proses keperawatan dan memanfaatkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh selama menempuh pendidikan di Program Studi S1
Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya.
1.4.2 Bagi Klien dan Keluarga
Klien dan keluarga mengerti cara perawatan pada penyakitsecara benar dan
bisa melakukan keperawatan di rumah dengan mandiri.
1.4.3 Bagi Institusi
1.4.3.1 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber bacaan, referensi dan tolak ukur tingkat kemampuan
mahasiswa dalam penguasaan terhadap ilmu keperawatan dan pendokumentasian
proses keperawatan khususnya bagi mahasiswa STIKes Eka Harap dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakitsehingga dapat
diterapkan di masa yang akan datang.
1.4.3.2 Bagi Institusi Rumah Sakit
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
dan wajib mengenali bakat dan potensi unik yang ada dalam diri anda. Ia
adalah anugerah Tuhan yang tidak ternilai. Yakinilah masing-masing kita
terlahir dengan bakat dan potensi yang luar biasa. Tugas kitalah untuk
memahami, mendeteksi dan mengenali bakat dan potensi apa sajakah
yang kita miliki.
b. Asah kemampuan unik anda setiap hari Orang sukses adalah orang yang
senantiasa mengasah kemampuan unik yang ada dalam dirinya, yang
membedakan dirinya dengan 6 milyar orang lainnya. Tidak perlu malu,
kemampuan sekecil apapun yang anda miliki sekarang adalah modal
untuk menciptakan kesuksesan di masa depan. Petuah bijak mengatakan
“Lakukanlah hal-hal kecil yang tidak anda sukai dengan disiplin tinggi,
sehingga kelak anda dapat menikmati hal-hal besar yang sangat anda
sukai.
c. Buat diri anda berbeda dan jadilah “One in a million kind of person” Kita
semua terlahir berbeda dan diciptakan untuk membuat perbedaan hidup.
Yakinilah anda adalah maha karya Tuhan yang luar biasa. Anda adalah
tambang emas dan berlian yang tidak ternilai harganya. Maka buatlah diri
berharga dengan menjadi yang berbeda dan bukan asal beda, tetapi harus
unik. Berikanlah perbedaan besar dalam hidup sehingga hidup anda
merupakan berkah dan anugerah bagi orang lain. Proses aktualisasi diri
berjalan sepanjang kehidupan. Untuk dapat memenuhi kebutuhan
aktualisai diri klien, perawat harus berfokus pada kemampuan dan
kesempatan yang dimiliki klien. Berikut ini adalah ciri-ciri kebutuhan
aktualisasi diri terpenuhi:
a. Memecahkan masalah sendiri
b. Membantu orang lain memecahkan masalah
c. Menerima saran orang lain
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik sebagai pendengar dan
komunikator
e. Menikmati privacy
f. Mencari pengalaman dan pengetahuan baru
g. Memiliki kepercayaan dalam kemampuan dan mengambil keputusan
13
bodoh atau jahat mereka memiliki hasrat yang tulus untuk membantu
memperbaiki sesamanya.
10) Hubungan interpersonal yang kuat
Menurut Maslow, orang-orang yang mengaktualisasikan diri
cenderung memiliki hubungan interpersonal yang kuat dibanding
kebanyakan orang. Mereka cenderung membangun hubungan yang dekat
dengan orang-orang yang memiliki kesamaan karakter, kesanggupan dan
bakat yang biasanya dianggap persahabatan yang relatif kecil.(Iman: 1994,
96).Maslow menyatakan, subjeknya tabu untuk minta dikagumi, mencari
pengikat, pengabdi, dan bila dipaksa masuk dalam pergaulan yang
menyulitkan, mereka tetap tenang dan berusaha menghindari
sebisanya.Hal ini tidak berarti bahwa mereka tidak memiliki diskriminasi
sosial.Hal ini terbukti ketika mereka bisa menjadi kasar apabila
berhadapan dengan orangorang sombong dan munafik.
11) Struktur karakter demokratis
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri memiliki karakter
demokrasi yang lebih baik. Mereka mampu belajar dari siapa saja yang
bisa mengajar tanpa memandang derajat, pendidikan, usia, ras atau
keyakinan politik, bukan berarti orang yang mengaktualisasikan diri
menyamaratakan semua orang.
Orang yang mengaktualisasikan diri adalah mereka yang elit dan
memilih persahabatan secara elit. Elit disini adalah elit dalam karakter
kesanggupan, bakat dan bukan elit dalam keturunan ras, darah, nama
keluarga, usia, kemasyuran atau jabatan. Mereka menaruh hormat kepada
semua orang karena condong hormat semata-mata karena mereka adalah
individu yang manusiawi. Mereka tidak pernah berusaha merendahkan,
mengurangi arti atau merusak martabat orang lain meskipun mereka
penjahat.
12) Diskriminasi antara cara dan tujuan
Ciri lain yang terdapat pada orang-orang yang mengaktualisasikan
diri menurut Maslow adalah orang yang mampu membedakan antara cara
dan tujuan. Mereka biasanya terpusat pada tujuan mereka, sehingga
20
sistem saraf pusatdapat terjadi berkisar dari sakit kepala, sampai koma,
hingga kematian.
6) Perkemihan (B4: Bladder)
Peningkatan frekuensi/jumlah urine menyebabkan ketidakseimbangan
hormonal dan tumor epidermoid.Kanker paru menyebabkan pula oksigen dalam
tubuh menurun sehingga penimbunan asam laktat yang menumpuk didalam tuhuh
mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa.
7) Pencernaan (B5: Bowel)
Pasien biasanya mual dan muntah dikarenakan terdapat invasi dan
penekanan sel kanker ke kerongkongan sehingga menyebabkan pasien
tidak nafsu makan, kesulitan menelan, kadang disertai penurunan berat
badan.
8) Tulang, otot dan integument (B6: Bone)
Pada klien karsinoma bronkhogenik terjadi gangguan massa otot dan
kekuatan otot menurun, persebaran hematogen sel kanker ketulang membuat nyeri
pada tulang, turgor kurang, pucat, dan kulit berkeringat. Penggunaan otot bantu
nafas yang lama pasien terlihat keletihan/kelemahan, sering didapatkan intoleransi
aktivitas dan gangguan pemenuhan ADL (Activity Day Living)
Diagnosa I :Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d obstruksi tumor dan
peningkatan sekresi trakeobronkial. (halaman 18, D.0001)
1. Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan
pasien dapat menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan
napas.
2. Kriteria hasil :
Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik,
irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada
suara nafas abnormal).
Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi,
pernafasan.
3. Rencana Tindakan :
Intervensi Rasional
1. Identifikasi kemampuan batuk 1. Melatih untuk batuk secara
2. Monitor adanya retensi sputum efektif, untuk memberishkan
3. Atur posisi semi-fowler atau laring, trakea dan bronkiolus dari
fowler. secret atau benda asing di jalan
4. Buang sekret pada tempat sputum napas.
5. Amati adanya dahak untuk jumlah, 2. Mempertahankan jalan napas agar
warna, konsistensi. mengetahui perkembangan status
6. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk kesehatan pasien dan mencegah
efektif. komplikasi lanjutan.
7. Anjurkan tarik nafas dalam melalui 3. Posisi semi-fowler atau fowler
hidung selama 4 detik, ditahan dapat mengurangi sesak nafas dan
selama 2 detik, kemudian ekspansi paru.
keluarkan dari mulut dengan bibir 4. mengurangi penumpukan secret
mencucu (dibulatkan) selama 8 5. Indikasi adanya perubahan pola
detik. pernapasan.
8. Anjurkan batuk dengan kuat 6. Melatih otot-otot pernafasan agar
langsung setelah tarik nafas dalam dapat melakukan fungsi dengan
yang ke-3. baik.
9. Kolaborasi pemberian mukolitik 7. Mengeluarkan semua udara dari
atau ekspektoran. dalam paru-paru dan saluran
27
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Pasien
Nama : Tn. V
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Dayak, Indonesia
Agama : Kristen
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. Cinta
Tgl MRS :19 Maret 2021
Diagnosa Medis :Kanker Paru-Paru
Genogram Keluarga
34
Keterangan :
: Hubungan keluarga
: Tinggal serumah
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
dada, irama pernapasan tidak teratur dan suara nafas klien vesikuler serta
suara nafas tambahan ronchi.
Keluhan lainnya :Pasien mengatakan sesak nafas sewaktu beraktivitas.
Masalah Keperawatan :Bersihan Jalan Nafas Tidak efektif
3.1.3.5 Cardiovasculer (Bleeding)
Klien merasakan nyeri di dada, konjungtiva anemis, tidak ada merasakan
keram dikaki, klien tampak pucat, tidak merasakan pusing, tidak mengalami
clubbing finger, tidak sianosis, tidak merasakan sakit kepala, tidak palpitasi,
tidak ada pingsan, capillary refill klien saat ditekan dan dilepaskan kembali
dalam <2 detik, tidak ada terdapat oedema, ictus cordis klien tidak terlihat,
vena jugulasir klien tidak mengalami peningkatan, suara jantung klien (S1-
S2) reguler dan tidak ada mengalami kelainan.
Keluhan lainnya :Klien mengatakan “nyeri dada sebelah kanan, nyeri
terkadang menjalar sampai ke leher serta belakang telinga, nyeri yang
dirasakan karena beraktifitas, nyeri seperti terasa berdenyut dan tertusuk-
tusuk, skala nyeri 6 (sedang), nyeri berlangsung sudah lama dan sering
dirasakan,durasi nyeri lama sekitar 1 jam”
Keluhan Lainnya :Klien mengatakan sebelumnya sudah pernah di rawat
di rumah sakit dengan penyakit yang sama selama 4 bulan.
Masalah keperawatan : Nyeri Kronis
3.1.3.6 Persyarafan (Brain)
Nilai GCS : E = 4 (membuka mata spontan), V = 5 (komunikasi verbal
baik), M = 6 (mengikuti perintah), total nilai GCS = 15 (normal), kesadaran
klien tampak normal, pupil isokor, reflex cahaya kanan positif dan kiri
positif, klien merasakan nyeri dada sebelah kanan, tidak vertigo, tampak
gelisah, tidak aphasia, klien tidak merasakan kesemutan, tidak bingung,
tidak dysarthria dan tidak mengalami kejang.
Uji Syaraf Kranial :
3.1.3.6.1 Nervus Kranial I (Olfaktori) : Klien dapat membedakan bau-bauan
seperti : minyak kayu putih atau alcohol.
3.1.3.6.2 Nervus Kranial II (Optik) : Klien dapat melihat dengan jelas orang yang
ada disekitarnya.
36
3.1.3.6.3 Nervus Kranial III (Okulomotor) : Pupil klien dapat berkontraksi saat
melihat cahaya.
3.1.3.6.4 Nervus Kranial IV (Trokeal) : Klien dapat menggerakan bola matanya
ke atas dan ke bawah.
3.1.3.6.5 Nervus Kranial V (Trigeminal) : Klien dapat mengunyah makanan
seperti : nasi, kue, buah.
3.1.3.6.6 Nervus Kranial VI (Abdusen) : Klien dapat melihat kesamping kiri
ataupun kanan.
3.1.3.6.7 Nervus Kranial VII (Fasial) : Klien dapat tersenyum.
3.1.3.6.8 Nervus Kranial VIII (Auditor) : Klien dapat mendengar perkataaan
dokter, perawat dan keluarganya.
3.1.3.6.9 Nervus Kranial IX (Glosofaringeal) : Klien dapat membedakan rasa
pahit dan manis.
3.1.3.6.10 Nervus Kranial X (Vagus) : Klien dapat berbicara dengan jelas.
3.1.3.6.11 Nervus Kranial XI (Asesori) : klien dapat mengangkat bahunya.
3.1.3.6.12 Nervus Kranial XII (Hipoglosol) : Klien dapat menjulurkan lidahnya.
Uji Koordinasi :
Ekstermitas atas klien dapat menggerakan jari kejari dan jari kehidung.
Ekstermitas bawah klien dapat menggerakan tumit ke jempol kaki,
kestabilan tubuh klien tampak baik, refleks bisep kanan dan kiri klien baik
skala 1, trisep kanan dan kiri klien baik skala 1, brakioradialis kanan dan
kiri klien baik skala 1, patella kanan kiri klien baik skala 1, dan akhiles
kanan dan kiri klien baik skala 1, serta reflek babinski kanan dan kiri klien
baik skala 1.
Keluhan lainnya :Klien mengatakan “nyeri dada sebelah kanan, nyeri
terkadang menjalar sampai ke leher serta belakang telinga, nyeri yang
dirasakan karena beraktifitas, nyeri seperti terasa berdenyut dan
tertusuk-tusuk, skala nyeri 6 (sedang), nyeri berlangsung sudah lama
dan sering dirasakan, durasi nyeri lama sekitar 1 jam”
Masalah keperawatatan :Nyeri Kronis
3.1.3.7 Eliminasi Uri (Bladder)
37
Tidak ada masalah dalam eliminas urin, klien memproduksi urin 250 ml 5 x
24 jam (normal), dengan warna kuning khas aroma ammonia, klien tidak
mengalami masalah atau lancer, tidak menetes, tidak inkotinen, tidak
oliguria, tidak nyeri, tidak retensi, tidak poliguri, tidak panas, tidak
hematuria, tidak hematuria, tidak terpasang kateter dan tidak pernah
melakukan cytostomi.
Keluhan lainnya : Tidak ada keluhan
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3.1.3.8 Eliminasi Alvi (Bowel)
Bibir klien tampak lembab, ada perlukaan di sekitar bibir, jumlah gigi klien
lengkap tidak ada karies, gusi klien normal tampak kemerahan, lidah klien
tidak ada lesi, mukosa klien tidak ada pembengkakan, tonsil klien ada
peradangan, rectum normal, tidak mengalami haemoroid, klien BAB 2x/hari
warna kekuningan dengan konsistensi lemah, tidak diarem tidak konstipasi,
tidak kembung, kembung, bising usus klien terdengar hiperakif 25 x/menit,
dan tidak ada terdapat nyeri tekan ataupun benjolan.
Keluhan lainnya : Tidak Ada
Masalah keperawatan :Tidak Ada
3.1.3.9 Tulang – Otot – Integumen (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi klien tampak terbatas, tidak ada parase, tidak
ada paralise, tidak ada hemiparese, tidak ada krepitasi, terdapat nyeri tulang,
tidak ada kekakuan, tidak ada flasiditas, tidak ada spastisitas, ukuran otot
klien teraba simetris. Uji kekuatan otot ekstermitas atas kanan dan kiri skala
5/4.Uji kekuatan ektermitas bawah kanan dan kiri skala 5/4.Tidak terdapat
peradangan dan perlukaan.
Keluhan lainnya :Klien mengatakan badannya terasa lemas, skala
aktivitas 2 memerlukan bantuan atau pengawas orang lain.
Masalah keperawatan :Intoleransi Aktivitas
3.1.3.10 Kulit-Kulit Rambut
Klien tidak memiliki riwayat alergi baik dari obat, makanan, dan kosmetik
dan lainnya.Suhu kulit klien teraba panas, warna kulit coklat tua, turgor
baik, tekstur halus, tidak ada tampak terdapat lesi, tidak tampak terdapat
38
jaringan, tekstur rambut halus, tidak terdapat distribusi rambut dan bentuk
kuku simetris.
Keluhan lainnya : Tidak ada keluhan.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
3.1.3.11 Sistem Penginderaan
a. Mata/Penglihatan
Fungsi penglihatan klien normal tidak ada masalah, gerakan bola mata klien
tampak bergerak normal dengan visus : mata kanan (VOD) = 6/6 dan mata
kiri (VOS) = 6/6, sclera klien ikterik, warna konjungtiva ikterik, kornea
ikterik, tidak terdapat alat bantu penglihatan pada klien dan tidak terdapat
adanya nyeri.
b. Telinga / Pendengaran
Pendengaran klien normal dan tidak ada berkurang, tidak berdengung dan
tidak tuli.
c. Hidung / Penciuman
Bentuk hidung klien teraba simetris, tidak terdapat lesi, tidak terdapat
patensi, tidak terdapat obstruksi, tidak terdapat nyeri tekan sinus, tidak
terdapat transluminasi, cavum nasal normal, septum nasal tidak ada
masalah, sekresi kuning lumayan kental, dan tidak ada polip.
Keluhan lainnya : Tidak ada keluhan
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3.1.3.12 Leher Dan Kelenjar Limfe
Leher klien tampak tidak ada massa, tidak ada jaringan parut, tidak ada
teraba kelenjar limfe, tidak ada teraba kelenjar tyroid, dan mobilitas leher
klien bergerak bebas.
3.1.3.13 Sistem Reproduksi
3.1.3.13.1 Reproduksi Pria
Bagian reproduksi klien tidak tampak adanya kemerahan, tidak ada gatal-
gatal, tidak ada gatal-gatal, gland penis baik/ normal, meatus uretra baik/
normal, tidak ada discharge, srotum normal, tidak ada hernia, dan tidak ada
keluhan lainnya.
3.1.4 Pola Fungsi Kesehatan
39
Jenis Minuman Air putih, air susu Air putih, air susu
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan pola istirahat dan tidur.Sebelum sakit
tidur malam klien sekitar 7-8 jam dan tidur siang sekitar 1-2 jam, sesudah sakit
tidur malam klien sekitar 8-9 jam dan tidur siang 1-2 jam.
Masalah Keperawatan : tidak ada
3.1.4.4 Kognitif
Keluarga dan kliensudah mengetahui mengenai penyakit klien.
Masalah Keperawatan :Tidak Ada
3.1.4.5. Konsep Diri
(Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri, peran)
Klien mengatakan tidak senang dengan keadaan yang dialaminya saat ini, klien
ingin cepat sembuh dari penyakitnya, klien adalah seorang laki-laki dan suami,
klien orang yang ramah, klien bekerja sebagai seorangPensiunan PNS
Masalah keperawatan :Tidak ada.
3.1.4.6 Aktivitas Sehari-hari
Keluarga klien mengatakan sebelum dan sesudah sakit klien dapat berktivitas
secara bebas.
Keluhan lainnya : Tidak Ada
Masalah keperawatan : Tidak Ada
3.1.4.7 Koping –Toleransi terhadap Stress
Pasien mengatakan bila ada masalah ia selalu bercerita dan meminta bantuan
kepada keluarga, dan keluarga selalu menolongnya.
Masalah keperawatan : Tidak ada
3.1.4.8 Nilai-Pola Keyakinan
Pasien mengatakan bahwa tidak ada tindakan medis yang bertentangan dengan
keyakinan yang di anut.
Masalah keperawatan :Tidak ada.
3.1.5 Sosial - Spiritual
3.1.5.1 Kemampuan berkomunikasi
Klien dapat berkomunikasi dengan baik, dan klien dapat menceritakan keluhan
yang dirasakan kepada perawat.
3.1.5.2 Bahasa sehari-hari
Bahasa yang digunakan sehari-hari yaitu bahasa dayak dan bahasa Indonesia.
41
Dinda Anjelinae. S
NIM:2019.C.11a.1005
ANALISIS DATA
PRIORITAS MASALAH
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi tumor dan
peningkatan sekresi trakeobronkial ditandai dengan tampak batuk tidak efektif,
sputum berlebih, sekret putih kental, suara nafas tambahan adanya ronchi,
mengambil posisi terlentang dan menepuk dadanya dengan keras, tonsil ada
peradangan, tampak lemas, gelisah pucat, irama pernafasan cepat dan dangkal
(dypsnea), ekspresi wajah meringis, posisi berbaring semi-fowler, dyspneu, dan
hasil pemeriksaan TTV = TD : 120/80 mmHg,N : 110 x/menit, S : 37,0 0C, RR :
24 x/menit
2. Nyeri kronis berhubungan dengan infiltrasi tumor ditandai dengan nyeri dada
sebelah kanan,ekspresi wajah klien tampak meringis, gelisah, bersikap posisi
menghindar nyeri, tampak memegang dada sebelah kanan, tampak meredakan
nyerimengambil posisi terlentang dan menepuk dadanya dengan keras, skala nyeri
6 (sedang), lemas, pucat, posisi berbaring semi-fowler, irama pernafasan tidak
teratur, dan hasil pemeriksaan TTV = TD : 120/80 mmHg, N : 110 x/menit, S :
37,0 0C, RR : 24 x/menit.
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. V
Ruang Rawat :
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional
1. Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan tindakan Latihan Batuk Efektif (halaman 142,
tidak efektif keperawatan 3x7 jam masalah I.01006) 1. Melatih untuk batuk secara efektif,
b.dobstruksi tumor dan bersihan jalan nafas klien dapat 1. Identifikasi kemampuan batuk. untuk memberishkan laring, trakea dan
peningkatan sekresi teratasi dengan kriteria hasil : 2. Monitor adanya retensi sputum. bronkiolus dari secret atau benda asing
trakeobronkial ditandai 1. Klien tidak mengeluh susah 3. Atur posisi semi-fowler atau di jalan napas.
dengan tampak batuk mengeluarkan dahak fowler. 2. Mempertahankan jalan napas agar
tidak efektif, sputum 2. Klien menjadi rileks dan bugar 4. Buang sekret pada tempat sputum mengetahui perkembangan status
berlebih, sekret putih 3. Tidak ada sputum dan batuk 5. Amati adanya dahak untuk jumlah, kesehatan pasien dan mencegah
kental, suara nafas 4. Irama pernafasan menjadi warna, konsistensi. komplikasi lanjutan.
tambahan adanya teratur 6. Jelaskan tujuan dan prosedur 3. Posisi semi-fowler atau fowler dapat
wheezing, konjungtiva 5. Tidak ada suara nafas tambahan. batuk efektif. mengurangi sesak nafas dan ekspansi
anemis, tampak lemas, 6. TTV 7. Anjurkan tarik nafas dalam paru.
gelisah pucat, irama TD : 120/80 mmHg melalui hidung selama 4 detik, 4. mengurangi penumpukan secret
pernafasan cepat dan N : 90x/menit ditahan selama 2 detik, kemudian 5. Indikasi adanya perubahan pola
dangkal (halaman 18, S : 36,50C keluarkan dari mulut dengan bibir pernapasan.
D.0001). RR : 20 x/menit mencucu (dibulatkan) selama 8 6. Melatih otot-otot pernafasan agar dapat
detik. melakukan fungsi dengan baik.
8. Anjurkan batuk dengan kuat 7. Mengeluarkan semua udara dari dalam
langsung setelah tarik nafas dalam paru-paru dan saluran nafas, sehingga
49
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali
dalam jaringan paru-paru dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen,
lingkungan, terutama asap rokok. (Suryo 2010).Faktor penyebab utama kanker
paru adalah kebiasaan merokok, dan perokok pasif dan zat karsinogen.
Dalam melakukan pengkajian data didapatkan dari klien, beserta keluarga,
catatan medis serta tenaga kesehatan lain. Hasil pengkajiandilakukan pada hari
Kamis,10 Desember 2020 pukul 10:00 Pengkajian pada pasien dengan Kanker
Paru, pengkajian keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit
terdahulu, pemeriksaan fisik pengkajian pernafasan muncul masalah keperawatan
Bersihan jalan nafas tidak efektif, pengkajian kardiovaskular dan pengkajian
persyarafan muncul masalah keperawatan Nyeri kronis, pengkajian sistem
pencernaan muncul masalah keperawatan Defisit Nutrisi. Pengkajian
Muskuloskeletal dan pola aktivitas muncul masalah keperawatan Intoleransi
aktivitas.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada laporan pendahuluan dan asuahan
keperawatan ini adalah :Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
obstruksi tumor dan peningkatan sekresi trakeobronkial ditandai dengan tampak
batuk tidak efektif, sputum berlebih. Nyeri kronis berhubungan dengan infiltrasi
tumor ditandai dengan nyeri dada sebelah kanan,ekspresi wajah klien tampak
meringis.Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai oksigen ditandai
dengan mengeluh badan terasa lemas. Defist nutrisi b.d ketidakmampuan menelan
makanan ditandai dengan BB Klien menurun 10% dibawah rentang ideal dan
bising usus klien hiperaktif 25x/menit.
4.2 Saran
Dalam melakukan perawatan pasien dengan kanker paru hendaknya dengan
hati-hati, cermat dan teliti serta selalu menjaga kesterilan alat, maka akan
mempercepat proses penyembuhan. Perawat perlu mengetahui tanda gejala
58
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & suddarth.2012. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 3.Volume 2.Jakarta : EGC.
Globocan. 2012. Estimated cancer incidence, Mortality and prevalence 2012. Available at:
http://globocan.iarc.fr/Pages/fact_sheets_population.aspx pada tanggal 29 Oktober 2020
Joyce, Black & Jane Hokanse. 2014. Medical Surgical Nursing Vol.2. Jakarta. Salemba Medika.
NANDA. 2012. NANDA International Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-
2014. Jakarta : EGC.
NANDA. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10 editor T
Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC.
Potter & Perry. 2010. Buku Ajar Fundamental , Buku 1 Edisi 7. Jakarta: EGC.
Tim Pokja SDKI PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Edisi 1. Jakarta:
DPP PPNI.
Riskedas. 2018. Hasil utama Riskesdas tahun 2018. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Setiya, Andri & Abd Wahid. 2016. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
WHO. 2018. Cancer Cases. Diakses dari https://www.who.int pada tanggal 29 Oktober 2020.
60
*Mahasiswa Program Studi Keperawatan, Universitas Tanjungpura, ** Dosen Program Studi Keperawatan,
Universitas Tanjungpura, ***Dosen Program Studi Keperawatan, Universitas Tanjungpura
ABSTRAK
Latar Belakang: Mahasiswa sebagai remaja akhir memiliki kesempatan untuk menemukan jati dirinya di
perguruan tinggi. Mahasiswa akan mulai membentuk konsep diri yang stabil. Konsep diri ini diduga menjadi
prediktor dari aktualisasi diri. Individu yang mengaktualisasi diri akan memaksimalkan potensi dirinya secara
penuh.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan konsep diri dengan aktualisasi diri pada mahasiswa Program Studi
Ilmu Keperawatan Universitas Tanjungpura Pontianak angkatan 2013 dan2014.
Metodologi Penelitian: Penelitian kuantitatif dengan desain survei analitik dan pendekatan cross-sectional.
Teknik sampling yang digunakan adalah Total Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 201 responden.
Pengumpulan data dilakukan menggunakan lembar kuesioner Konsep Diri dan Aktualisasi Diri. Analisis data
menggunakan uji Chi Square.
Hasil: Semua responden merupakan remaja akhir, dengan 148 responden (73,6%) berusia antara 18-20 tahun
dan 53 responden (26,4%) berusia antara 21-23 tahun. Mayoritas responden adalah perempuan sebanyak 143
responden (71,1%) dan laki-laki sebanyak 58 responden (28,9%). Sebanyak 86 responden (42,8%) memiliki
konsep diri negatif dan 115 responden (57,2%) memiliki konsep diri positif. Aktualisasi diri pada 45
responden (22,4%) masuk dalam kategori rendah, 113 responden (56,2%) dalam kategori sedang, dan 43
responden (21,4%) dalam kategori tinggi. Hasil uji Chi Square pada konsep diri dan aktualisasi diri
menunjukkan nilai p = 0,000 (p<0,05).
Kesimpulan: Ada hubungan antara konsep diri dengan aktualisasi diri pada mahasiswa. Hal ini menunjukkan
bahwa mahasiswa perlu untuk menanamkan konsep diri yang positif agar bisa mencapai aktualisasi diri yang
tinggi.
*Student of Nursing Major, Tanjungpura University, **Lecturer of Nursing Major, Tanjungpura University,
ABSTRACT
Background: College student as late adolescent will get chances to find the true self in university. The
student will start to shape a stable self concept. This self concept is thought to be a predictor for self
actualization. Self actualizing individual will maximize personal fullest potential.
Objective: To examine the correlation of self concept and self actualization in 2nd and 3rd year Nursing
students of Tanjungpura University.
Methods: Quantitative study with analytical survey design and cross-sectional approach. Total sampling
technique was used with sample size of 201 respondents. Data collection was done by utilizing Self Concept
and Self Actualization questionnaire sheets. Chi Square test was used to analyze data.
Results: All respondents were late adolescents, with 148 respondents (73.6%) aged between 18-20 years old
and 53 respondents (26.4%) aged between 21-23 years old. Majority of respondents were females in total of
143 respondents (71.1%) and the rest 58 respondents (28.9%) were males. Total of 86 respondents (42.8%%)
had negative self concept and 115 respondents (57.2%) had positive self concept. Self actualization of 45
respondents (22.4%) categorized as low, 113 respondents (56.2%) categorized as moderate, and 43
respondents (22.4%) categorized as high. Chi Square test of self concept and self actualization showed p
value = 0.000(p<0.05).
Conclusion: There was a correlation between self concept and self actualization in the college students. This
suggests that the students need to encourage positive self concept to achieve high sense of self actualization.
PENDAHULUAN
Masa remaja didefinisikan sebagai
periode emerging adulthood,
periode transisi yang dimulai dengan masa
individu akan membuat keputusan yang
pubertas.(1,2) Meskipun para pakar
tidak lebih baik daripada saat area otak ini
cenderung setuju tentang waktu permulaan
matang sepenuhnya pada awal hingga
masa remaja, namun masih ada perdebatan
pertengahan usia 20-an.(4)
tentang titik berakhirnya masa remaja ini.
(2,3)
Bagi remaja akhir di perguruan
tinggi, menjadi seorang mahasiswa adalah
Arnett memakai istilah emerging
suatu peran baru yaitu peran yang
adulthood untuk menyebut periode dimana
membawa lebih banyak tanggung jawab
seorang remaja akhir akan menuju ke tahap
dari transisi akademik sebelumnya. Waktu
dewasa muda dimana mereka mulai
yang dihabiskan di perguruan tinggi dapat
bereksperimen untuk mencari perannya
menyediakan para mahasiswa kesempatan
sebagai orang dewasa.(4) Penelitian
untuk melanjutkan pencarian identitas diri
Galambos et al(5) menunjukkan bahwa titik
mereka. Selama masa eksplorasi ini,
persilangan antara usia kronologis dan usia
beberapa remaja mungkin
subjektif berada pada usia 25,5 tahun.
mempertimbangkan berbagai alternatif,
Disimpulkan bahwa banyak orang muda
sementara yang lainnya mungkin hanya
belum merasa menjadi dewasa sepenuhnya
sesuai dengan harapan orang tuamereka.(2)
hingga mereka mencapai usia 25 tahun atau
Masa remaja merupakan masa
lebih.(4)
pencarian jati diri termasuklah
Penelitian Crone(6) dan Gogtay(7)
pembentukan konsep diri yang stabil.
tentang studi pencitraan saraf juga
Konsep diri dapat didefinisikan sebagai
menunjukkan bahwa bagian dari otak yang
pendapat kita mengenai diri kita sendiri.
bertanggung jawab dalam kemampuan
Konsep diri seseorang bukanlah dalam
pengambilan keputusan rasional, kontrol
realitas yang konkret namun hanya berupa
impuls, dan regulasi diri baru matang pada
cara pikir individu tersebut. Konsep diri
usia ini. Disimpulkan bahwa pada usia
remaja
63
HASIL PENELITIAN
Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin,
Konsep Diri, dan Aktualisasi Diri (n=201)
n %
18-20 tahun 148 73,6
Usia
21-23 tahun 53 26,4
Laki-laki 58 28,9
Jenis Kelamin
Perempuan 143 71,1
Negatif 86 42,8
Konsep Diri
Positif 115 57,2
Rendah 45 22,4
Aktualisasi Diri Sedang 113 56,2
Tinggi 43 21,4
Sumber: Data Primer (2016), telah diolah
PEMBAHASAN
Mayoritas mahasiswa dalam di beberapa daerah korteks berkurang
penelitian ini berada pada rentang dari masa kanak-kanak ke masa
usia 18-20 tahun. Kematangan diri remaja.(13)
pada remaja akhir yang berusia di Volume awal materi abu-abu
atas 20 tahun lebih baik daripada yang lebih banyak diduga
remaja akhir yang berusia 20 tahun mencerminkan periode
(5)
kebawah. synaptogenesis selama masa kanak-
Perkembangan dalam konsep kanak. Perubahan materi abu-abu
diri juga disebabkan karena dan materi putih tidak terjadi pada
perkembangan anatomi neurologis skala waktu yang bersamaan pada
utamanya perubahan pada area seluruh otak. Area fungsi primer
fungsional otak yang terlibat dalam seperti sistem sensorik atau motorik,
(12)
pengelolaan-diri atau regulasi diri. cenderung matang sebelum pubertas.
Area otak yang terlibat dalam Sebaliknya area yang berkaitan
pengelolaan diri terus berkembang dengan fungsi lebih tinggi,
(13)
selama masa remaja. Jumlah termasuklah area korteks prefrontal,
materi putih (white matter) di parietal dan temporal; baru mulai
berbagai area korteks, termasuklah matang setelah masa pubertas dan
korteks prefrontal, korteks temporal, akan terus berlanjut hingga usia dua
dan korteks parietal; meningkat dari puluhan.(12)
masa kanak-kanak menuju ke Jumlah responden yang
dewasa. Pada saat yang sama, mayoritas perempuan sesuai dengan
volume materi abu-abu (greymatter) proporsi jumlah perawat yang adadi
67
PENUTUP
Kesimpulan yang dapat
aktualisasi diri tinggi porsinya
diperoleh dari penelitian ini sebagai
paling sedikit (21,4%), dan
berikut:
sisanya merupakan mahasiswa
a. Mayoritas mahasiswa memiliki
yang memiliki aktualisasi diri
konsep diri positif (57,2%)
rendah (22,4%).
sedangkan sisanya memiliki
c. Ada hubungan antara konsep diri
konsep diri negatif(42,8%).
dengan aktualisasi diri pada
b. Mayoritas mahasiswa memiliki
mahasiswa Program Studi Ilmu
aktualisasi diri sedang (56,2%),
Keperawatan Angkatan 2013 dan
mahasiswa yang memiliki
2014.
SARAN
Kelompok : 4 (Empat)
Angkatan : Sarjana Keperawatan Tingkat II A
Tahun Ajaran/Semester : 2020/2021 Semester IV
Pembimbing : Rimba Aprianti, S.Kep.,Ners
Tanda Tangan
No. Hari/tanggal Catatan Bimbingan
Mahasiswa Pembimbing