Anda di halaman 1dari 79

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Tn. V DENGAN MASALAH KEBUTUHAN DASAR


AKTUALISASI DIRI; CA PARU

Oleh :
Dinda Anjelinae. S
NIM :2019.C.11a.1005

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Asuhan Keperawatan Ini Disusun Oleh:


Nama :Dinda Anjelinae. S
NIM :2019.C.11a.1005
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul :“Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Tn. V
Dengan Masalah Kebutuhan DasarAktualisasi Diri; Ca Paru”.

Telah melakukan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk


menyelesaikan Praktik Pra Klinik Keperawatan I Program Studi S-1
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangkaraya.

PEMBIMBING AKADEMIK

Rimba Aprianti, S.Kep.,Ners

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkatdananugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan
Pada Tn. V Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aktualisasi Diri; Ca
Paru”.Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas Praktik Praklinik
Keperawatan I(PPKI).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes., selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep., selaku Ketua Program Studi Sarjana
Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Meida Sinta Ariani, S.Kep.,Ners selaku penanggungjawab mata kuliah
Praktik Praklinik Keperawatan I (PPK).
4. Rimba Aprianti, S.Kep.,NersselakuPembimbing Akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Palangka Raya, 19 Maret 2021

Dinda Anjelinae. S

ii
iii

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................3
1.4Manfaat Penulisan..........................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................6
2.1 Konsep Dasar Aktualisasi Diri..................................................................6
2.1.1 DefinisiAktualisasi Diri....................................................................6
2.1.2 Karakteristik Aktualisasi Diri...........................................................8
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktualisasi Diri......................12
2.1.4 Mencapai Aktualisasi Diri..............................................................14
2.1.5 Hambatang Dalam Aktualisasi Diri...............................................20
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan............................................................21
2.3.1 Pengkajian Keperawatan................................................................21
2.3.2 Diagnosa Keperawatan...................................................................25
2.3.3 Intervensi Keperawatan..................................................................25
2.3.4 Implementasi Keperawatan............................................................30
2.3.5 Evaluasi Keperawatan....................................................................30
BAB 3ASUHAN KEPERAWATAN...................................................................31
3.1 Pengkajian................................................................................................31
3.2 Diagnosa Keperawatan ...........................................................................43
3.3 Intervensi ................................................................................................47
3.4 Implementasi dan Evaluasi......................................................................51
BAB 4PENUTUP..................................................................................................56
4.1 Kesimpulan..............................................................................................56
4.2 Saran........................................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................58
iv
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Abraham Maslow adalah salah satu penganut aliran humanistic, ia terkenal
dengan aktualisali diri, diamana aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tertinggi,
sebelumnya ada kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta dan keberadaan,
penghargaan dan baru naik ke aktualisasi diri. Maslow menyusun teori motivasi
manusia, dimana variasi kebutuhan manusia dipandang tersusun dalam bentuk
hirarki atau berjenjang.Setiap jenjang kebutuhan dapat dipenuhi hanya jenjang
sebelumnya telah (relatif) terpuaskan. Secara ringkasempat jenjang basic need
atau deviciency need, dan satujenjang metaneeds atau growth needs.
Jenjang motivasi bersifat mengikat, maksudnya kebutuhan pada tingkat
yang lebih rendah harus relatif terpuaskan sebelum orang menyadari atau
dimotivasi oleh kebutuhan yang jenjangnya lebih tinggi.Jadi kebutuhan fisiologis
harus terpuaskan lebih dahulu sebelum muncul kebutuhan rasa aman. Sesudah
kebutuhan fisiologis dan rasa aman terpuaskan, baru muncul kebutuhan cinta dan
keberadaan, begitu seterusnya sampai kebutuhan akan aktualisasi diri muncul.
Akan tetapi kebanyak orang setelah mencapai kebutuhan akan penghargaan tidak
begerak ke kebutuhan akan aktualisasi diri. Terdapat beberapa karakterlistik
tentang orang yang sudah mencapai aktualisasi diri dan berbagai hambatan untuk
mencapai aktualisasi diri.
Kanker paru-paru adalah suatu kondisi di mana sel-sel tumbuh secara tidak
terkendali di dalam paru-paru (organ yang berfungsi untuk menyebarkan oksigen
ke dalam darah saat menghirup napas dan membuang karbondioksida saat
menghela napas).Banyak faktor lain yang diketahui menyebabkan atau mungkin
berkontribusi pada perkembangan kanker paru-paru. Faktor risiko lain yang
mungkin termasuk paparan pekerjaan, radiasi, polusi udara, penyakit paru-paru
(misalnya, asma dan TBC), beberapa suplemen makanan, dan genetik.Kanker ini
lebih banyak dialami oleh orang yang memiliki kebiasaan merokok dan merupakan
satu dari tiga jenis kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia.Fenomena
penyakitKanker paru memang sudah menjadi ancaman yang mematikan bagi
2

masyarakat di seluruh dunia terutama laki-laki. Kanker paru menjadi penyebab


utama keganasan di dunia dan mencapai hingga 13% dari semua diagnosis
kanker.Kanker paru adalah tumor ganas paru yang berasal dari saluran napas atau
epitel bronkus yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak
terbatas, dan merusak sel-sel jaringan normal. Selain itu, kanker paru juga
menyebabkan 1/3 dari seluruh kematian akibat kanker pada laki-laki (Kemenkes
RI, 2016:1).
MenurutWorld Health Organization (WHO) pada tahun 2018menyebutkan
bahwa kasus baru kanker diperkirakan telah meningkat menjadi 18,1 juta kasus
dan sebesar 9,6 juta kematian disebabkan oleh kanker. Dari jumlah tersebut,
kanker paru tergolong menduduki peringkat tertinggi yaitu sebesar 1,8 juta
kematian, kanker kolorektal sebesar 881.000 kematian, kanker
lambungsebesar783.000kematian,kankerhati 782.000kematian, kanker perut
754.000 kematian dan kanker payudara sebesar 627.000 kematian.
InternationalAgencyforResearchonCancer(IARC)memperolehdatasetidaknya 1,8
juta (12,9%) kasus kanker paru ditemukan di tahun 2018, sehingga menjadi kasus
kanker paling umum di dunia. Faktanya, sebagian besar kasus kanker paru
(58%)ditemukandinegara-negaraberkembang.
Prevalensi Kanker paru di Indonesia menurut Riskesdas 2018 menyajikan
1,79 per 1000 penduduk. Sedangkan menurut Globocan 2018 sekitar 26.069 orang
meninggal karena kanker paru yang terdapat 136,2 per 100.000 penduduk.
BerdasarkandataProfilMortalitas Kanker (Cancer Mortality Profile) yang dirilis
oleh WHO menyebutkan, angka kematian yang disebabkan oleh kanker di
Indonesia mencapai 195.300 orang,
dengankontribusikankerparusebesar21,8%darijumlahkematian. Di RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya, pada tahun 2019 pasien dengan kunjungan ke poliklinis paru antara
20-30 orang perhari. Jumlah rata-rata pasien baru sekitar 75-100 orang pertahun dari seluruh
Kalteng.Selama satu minggu kemoterapi pasien kanker berkisar 15-20 orang.
Kanker paru adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup
keganasan yang berasal dari paru sendiri (primer). Dalam pengertian klinik yang
dimaksud dengan kanker paru primer adalah tumor ganas yang. Penyakit kanker
paru-paru lebih banyak disebabkan oleh merokok (87%), sedangkan sisanya
3

disebabkan oleh zat asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas
mustard dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun
biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok. Selain itu, ada pula
penderita kanker paru-paru yang sebelumnya menderita penyakit paru-paru
lainnya, seperti tuberkulosis dan fibrosis. Penyebab kematian penderita kanker
paru-paru biasanya bukan kesulitan bernafas, tetapi karena posisi paru-paru dalam
sistem peredaran darah menyebabkan kanker mudah menyebar ke organ vital
lainnya. Penyebaran ini akan menyebabkan terganggunya fungsi organ vital
tersebut dan menyebabkan kematian.Hampir 90% kanker paru-paru
mengakibatkan kematian dan 30% orang yang meninggal akibat kanker adalah
penderita kanker paru-paru.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
masalah yaitu :BagaimanaLaporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada
Tn. V Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aktualisasi Diri?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulis studi kasus ini adalah untuk memberikan
Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Tn. V Dengan Masalah
Kebutuhan Dasar Aktualisasi Diri dengan menggunakan proses keperawatan dari
pengkajian sampai dengan evaluasi keperawatan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mahasiswa dapat melengkapiLaporan Pendahuluan Dan Asuhan
Keperawatan Pada Tn. V Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aktualisasi
Diri.
1.3.2.1 Mahasiswa dapat mengidentifikasi pengkajian Asuhan Keperawatan Pada
Tn. V Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aktualisasi Diri.
1.3.2.3 Mahasiswa dapat merumuskan diagnosa padaAsuhan Keperawatan Pada
Tn. V Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aktualisasi Diri.
4

2.3.2.3 Mahasiswa dapat merencanakan tindakan keperawatan sesuai dengan


masalah padaAsuhan Keperawatan Pada Asuhan Keperawatan Pada Tn. V
Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aktualisasi Diri.
1.3.2.4 Mahasiswa mampu mengimplementasikan rencana tindakan keperawatan
pada Asuhan Keperawatan Pada Tn. V Dengan Masalah Kebutuhan Dasar
Aktualisasi Diri.
1.3.2.5 Mahasiswa mampu membuat evaluasi dari hasil tindakan keperawatan
yang dilakukan padaAsuhan Keperawatan Pada Tn. V Dengan Masalah
Kebutuhan Dasar Aktualisasi Diri.
1.3.2.2 Mahasiswa dapat mendokumentasikan hasil dari laporan pendahuluan dan
asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan pada Asuhan Keperawatan
Pada Tn. V Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aktualisasi Diri.

1.4Manfaat Penulisan
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar mahasiswa dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan dengan menerapkan proses keperawatan dan memanfaatkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh selama menempuh pendidikan di Program Studi S1
Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya.
1.4.2 Bagi Klien dan Keluarga
Klien dan keluarga mengerti cara perawatan pada penyakitsecara benar dan
bisa melakukan keperawatan di rumah dengan mandiri.
1.4.3 Bagi Institusi
1.4.3.1 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber bacaan, referensi dan tolak ukur tingkat kemampuan
mahasiswa dalam penguasaan terhadap ilmu keperawatan dan pendokumentasian
proses keperawatan khususnya bagi mahasiswa STIKes Eka Harap dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakitsehingga dapat
diterapkan di masa yang akan datang.
1.4.3.2 Bagi Institusi Rumah Sakit
5

Memberikan gambaran pelaksanaan Asuhan Keperawatan dan


Meningkatkan mutu pelayanan perawatan di Rumah Sakit kepada pasien dengan
melalui Asuhan Keperawatan yang dilaksanakan secara komprehensif.
1.4.4 Bagi IPTEK
Dengan adanya laporan studi kasus diharapkan dapat menimbulkan ide-ide
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang keperawatan
terutama penembangan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dengan konsep
pendekatan proses keperawatanjang pelayanan perawatan yang berguna bagi
status kesembuhan klien.
6

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Aktualisasi Diri


2.1.1 Definisi Aktualisasi Diri
Pemenuhan kebutuhan akan aktualisasi diri merupakan tingkat
kebutuhan yang tertinggi dari teori Maslow. Ketika seseorang telah
tercukupi dalam ke-4 kebutuhan di bawahnya maka ia pun akan
membutuhkan aktualiasi diri dimana ia diakui sebagai seseorang yang
memiliki kontribusi penting atas sebuah pekerjaan. Kebutuhan aktualisasi
diri akan menimbulkan kepuasan tersendiri dari individu tersebut.
Kebutuhan akan kepuasan diri meliputi; kebutuhan untuk mewujudkan diri
yaitu mengenai nilai dan kepuasan yang di dapat dari sebuah pekerjaan
(Maslow, 2002).
Aktualisasi diri adalah kebutuhan naluriah pada manusia untuk
melakukan yang terbaik dari yang dia bisa. Maslow dalam (Arianto,
2009), menyatakan aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan
mengembangkan sifat-sifat dan potensi psikologis yang unik. Aktualisasi
diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar
khususnya dalam masa anak-anak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan
dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu
(adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari
fisiologis ke psikologis (Arianto, 2009).
Aktualisasi diri dapat didefinisikan sebagai perkembangan yang
paling tinggi dari semua bakat, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas.
Aktualisasi juga memudahkan dan meningkatkan pematangan serta
pertumbuhan. Ketika individu makin bertambah besar, maka "diri" mulai
berkembang. Pada saat itu juga, tekanan aktualisasi beralih dari segi
fisiologis ke segi psikologis. Bentuk tubuh dan fungsinya telah mencapai
tingkat perkembangan dewasa, sehingga perkembangan selanjutnya
berpusat pada kepribadian (Gunadarma, 2010).
7

Menurut konsep Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow, manusia


didorong oleh kebutuhan-kebutuhan universal dan dibawa sejak lahir.
Kebutuhan ini tersusun dalam tingkatan-tingkatan dari yang terendah
sampai tertinggi. Kebutuhan paling rendah dan paling kuat harus
dipuaskan terlebih dahulu sebelum muncul kebutuhan tingkat selanjutnya.
Kebutuhan paling tertinggi dalam hirarki kebutuhan individu Abraham
Maslow adalah aktualisasi diri. Aktualisasi diri sangat penting dan
merupakan harga mati apabila ingin mencapai kesuksesan. Aktualisasi diri
adalah tahap pencapaian oleh seorang manusia terhadap apa yang mulai
disadarinya ada dalam dirinya. Semua manusia akan mengalami fase itu,
hanya saja sebagian dari manusia terjebak pada nilai-nilai atau
ukuranukuran pencapaian dari tiap tahap yang dikemukakan Maslow.
Andai saja seorang manusia bisa cepat melampaui tiap tahapan itu dan
segera mencapai tahapan akhir yaitu aktualisasi diri, maka dia punya
kesempatan untuk mencari tahu siapa dirinya sebenarnya. (Arianto, 2009).
Ahli jiwa termashur Abraham Maslow, dalam bukunya Hierarchy of
Needs menggunakan istilah aktualisasi diri (self actualization) sebagai
kebutuhan dan pencapaian tertinggi seorang manusia. Maslow menemukan
bahwa tanpa memandang suku asal-usul seseorang, setiap manusia
mengalami tahap-tahap peningkatan kebutuhan atau pencapaian dalam
kehidupannya. Kebutuhan tersebut meliputi:
a. Kebutuhan fisiologis (physiological), meliputi kebutuhan akan pangan,
pakaian, dan tempat tinggal maupun kebutuhan biologis,
b. Kebutuhan keamanan dan keselamatan (safety), meliputi kebutuhan akan
keamanan kerja, kemerdekaan dari rasa takut ataupun tekanan, keamanan
dari kejadian atau lingkungan yang mengancam,
c. Kebutuhan rasa memiliki, sosial dan kasih sayang (social), meliputi
kebutuhan akan persahabatan, berkeluarga, berkelompok, interaksi dan
kasih sayang,
d. Kebutuhan akan penghargaan (esteem), meliputi kebutuhan akan harga
diri, status, prestise, respek, dan penghargaan dari pihak lain,
8

e. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization), meliputi kebutuhan akan


memenuhi keberadaan diri (self fulfillment) melalui memaksimumkan
penggunaaan kemampuan dan potensi diri.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa aktualisasi diri
merupakan suatu proses menjadi diri sendiri dengan mengembangkan
sifatsifat serta potensi individu sesuai dengan keunikannya yang ada untuk
menjadi kepribadian yang utuh.

2.1.2 Karakteristik Aktualisasi Diri


Seseorang yang telah mencapai aktualisasi diri dengan optimal akan
memiliki kepribadian yang berbeda dengan manusia pada umunya.
Menurut Maslow (1970), ada beberapa karakteristik yang menunjukkan
seseorang mencapai aktualisasi diri. Karakteristik tersebut antara lain
sebagai berikut:
a. Mampu melihat realitas secara lebih efisien Karakteristik atau kapasitas
ini akan membuat seseorang untuk mampu mengenali kebohongan,
kecurangan, dan kepalsuan yang dilakukan orang lain, serta mampu
menganalisis secara kritis, logis, dan mendalam terhadap segala
fenomena alam dan kehidupan. Karakter tersebut tidak menimbulkan
sikap yang emosional, melainkan lebih objektif. Dia akan mendengarkan
apa yang seharusnya didengarkan, bukan mendengar apa yang
diinginkan, dan ditakuti oleh orang lain. Ketajaman pengamatan terhadap
realitas kehidupan akan menghasilkan pola pikir yang cemerlang
menerawang jauh ke depan tanpa dipengaruhi oleh kepentingan atau
keuntungan sesaat.
b. Penerimaan terhadap diri sendiri dan orang lain apa adanya Orang yang
telah mengaktualisasikan dirinya akan melihat orang lain seperti melihat
dirinya sendiri yang penuh dengan kekurangan dan kelebihan. Sifat ini
akan menghasilkan sikap toleransi yang tinggi terhadap orang lain serta
kesabaran yang tinggi dalam menerima diri sendiri dan orang lain. Dia
akan membuka diri terhadap kritikan, saran, ataupun nasehat dari orang
lain terhadap dirinya
9

c. Spontanitas, kesederhaan dan kewajaran Orang yang mengaktualisasikan


diri dengan benar ditandai dengan segala tindakan, perilaku, dan
gagasannya dilakukan secara spontan, wajar, dan tidak dibuat-buat.
Dengan demikian, apa yang ia lakukan tidak pura-pura. Sifat ini akan
melahirkan sikap lapang dada terhadap apa yang menjadi kebiasaan
masyarakatnya asal tidak bertentangan dengan prinsipnya yang paling
utama, meskipun dalam hati ia menertawakannya. Namun apabila
lingkungan/kebiasaan di masyarakat sudah bertentangan dengan prinsip
yang ia yakini, maka ia tidak segan-segan untuk mengemukakannya
dengan asertif. Kebiasaan di masyarakat tersebut antara lain seperti
adatistiadat yang amoral, kebohongan, dan kehidupan sosial yang tidak
manusiawi.
d. Terpusat pada persoalan Orang yang mengaktualisasikan diri seluruh
pikiran, perilaku, dan gagasannya bukan didasarkan untuk kebaikan
dirinya saja, namun didasarkan atas apa kebaikan dan kepentingan yang
dibutuhkan oleh umat manusia. Dengan demikian, segala pikiran,
perilaku, dan gagasannya terpusat pada persoalan yang dihadapi oleh
umat manusia, bukan persoalan yang bersifat egois.
e. Membutuhkan kesendirian Pada umumnya orang yang sudah mencapai
aktualisasi diri cenderung memisahkan diri. Sikap ini didasarkan atas
persepsinya mengenai sesuatu yang ia anggap benar, tetapi tidak bersifat
egois. Ia tidak bergantung pada pada pikiran orang lain. Sifat yang
demikian, membuatnya tenang dan logis dalam menghadapi masalah. Ia
senantiasa menjaga martabat dan harga dirinya, meskipun ia berada di
lingkungan yang kurang terhormat. Sifat memisahkan diri ini terwujud
dalam otonomi pengambilan keputusan. Keputusan yang diambilnya
tidak dipengaruhi oleh orang lain. Dia akan bertanggung jawab terhadap
segala keputusan/kebijakan yang diambil.
f. Otonomi (kemandirian terhadap kebudayaan dan lingkungan) Orang
yang sudah mencapai aktualisasi diri, tidak menggantungkan diri pada
lingkungannya. Ia dapat melakukan apa saja dan dimana saja tanpa
dipengaruhi oleh lingkungan (situasi dan kondisi) yang mengelilinginya.
10

Kemandirian ini menunjukkan ketahanannya terhadap segala persoalan


yang mengguncang, tanpa putus asa apalagi sampai bunuh diri.
Kebutuhan terhadap orang lain tidak bersifat ketergantungan, sehingga
pertumbuhan dan perkembangan dirinya lebih optimal.
g. Kesegaran dan apresiasi yang berkelanjutan Ini merupakan manifestasi
dari rasa syukur atas segala potensi yang dimiliki pada orang yang
mampu mengakualisasikan dirinya. Ia akan diselimuti perasaan senang,
kagum, dan tidak bosan terhadap segala apa yang dia miliki. Walaupun
hal ia miliki tersebut merupakan hal yang biasa saja. Implikasinya adalah
ia mampu mengapresiasikan segala apa yang dimilikinya. Kegagalan
seseorang dalam mengapresiasikan segala yang dimilikinya dapat
menyebabkan ia menjadi manusia yang serakah dan berperilaku
melanggar hak asasi orang lain. h. Kesadaran sosial Orang yang mampu
mengaktualisasikan diri, jiwanya diliputi oleh perasaan empati, iba, kasih
sayang, dan ingin membantu orang lain. Perasaan tersebut ada walaupun
orang lain berperilaku jahat terhadap dirinya. Dorongan ini akan
memunculkan kesadaran sosial di mana ia memiliki rasa untuk
bermasyarakat dan menolong orang lain. i. Hubungan interpersonal
Orang yang mampu mengaktualisasikan diri mempunyai kecenderungan
untuk menjalin hubungan yang baik dengan orang lain. Ia dapat menjalin
hubungan yang akrab dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang.
Hubungan interpersonal ini tidak didasari oleh tendensi pribadi yang
sesaat, namun dilandasi oleh perasaan cinta, kasih sayang, dan kesabaran
meskipun orang tersebut mungkin tidak cocok dengan perilaku
masyarakat di sekelilingnya.
h. Demokratis Orang yang mampu mengaktualisasikan diri memiliki sifat
demokratis. Sifat ini dimanifestasikan dengan perilaku yang tidak
membedakan orang lain berdasarkan penggolongan, etis, agama, suku,
ras, status sosial ekonomi, partai dan lain-lain. Sifat demokratis ini lahir
karena pada orang yang mengaktualisasikan diri tidak mempunyai
perasaan risih bergaul dengan orang lain. Juga karena sikapnya yang
11

rendah hati, sehingga ia senantiasa menghormati orang lain tanpa


terkecuali.
i. Rasa humor yang bermakna dan etis Rasa humor orang yang
mengaktualisasikan diri berbeda dengan humor kebanyakan orang. Ia
tidak akan tertawa terhadap humor yang menghina, merendahkan bahkan
menjelekkan orang lain. Humor orang yang mengaktualisasikan diri
bukan saja menimbulkan tertawa, tetapi sarat dengan makna dan nilai
pendidikan. Humornya benar-benar menggambarkan hakikat manusiawi
yang menghormati dan menjunjumg tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
j. Kreativitas Sikap kreatif merupakan karakteristik lain yang dimiliki oleh
orang yang mengaktualisasikan diri. Kreativitas ini diwujudkan dalam
kemampuannya melakukan inovasi-inovasi yang spontan, asli, tidak
dibatasi oleh lingkungan maupun orang lain.
k. Independensi Ia mampu mempertahankan pendirian dan keputusan-
keputusan yang ia ambil. Tidak goyah atau terpengaruh oleh berbagai
guncangan ataupun kepentingan.
l. Pengalaman puncak (peak experiance) Orang yang mampu
mengaktualisasikan diri akan memiliki perasaan yang menyatu dengan
alam. Ia merasa tidak ada batas atau sekat antara dirinya dengan alam
semesta. Artinya, orang yang mampu mengaktualisasikan diri terbebas
dari sekat-sekat berupa suku, bahasa, agama, ketakutan, keraguan, dan
sekat-sekat lainnya. Oleh karena itu, ia akan memiliki sifat yang jujur,
ikhlas, bersahaja, tulus hati , dan terbuka. (Kozier & Erb, 1998).
Karakter-karakter ini merupakan cerminan orang yang berada pada
pencapaian kehidupan yang prima (peak experience). Konsekuensinya ia
akan merasakan bersyukur pada Tuhan, orang tua, orang lain, alam, dan
segala sesuatu yang menyebabkan keberuntungan tersebut. Adapun
beberapa langkah sederhana untuk mengaktualisasikan diri dalam
mencapai sukses, yaitu:
a. Kenali potensi dan bakat unik yang ada dalam diri Jangan pernah
menyembunyikan bakat anda karena bakat diciptakan untuk digunakan,
demikianlah nasehat dari Benjamin Franklin. Oleh karena itu anda harus
12

dan wajib mengenali bakat dan potensi unik yang ada dalam diri anda. Ia
adalah anugerah Tuhan yang tidak ternilai. Yakinilah masing-masing kita
terlahir dengan bakat dan potensi yang luar biasa. Tugas kitalah untuk
memahami, mendeteksi dan mengenali bakat dan potensi apa sajakah
yang kita miliki.
b. Asah kemampuan unik anda setiap hari Orang sukses adalah orang yang
senantiasa mengasah kemampuan unik yang ada dalam dirinya, yang
membedakan dirinya dengan 6 milyar orang lainnya. Tidak perlu malu,
kemampuan sekecil apapun yang anda miliki sekarang adalah modal
untuk menciptakan kesuksesan di masa depan. Petuah bijak mengatakan
“Lakukanlah hal-hal kecil yang tidak anda sukai dengan disiplin tinggi,
sehingga kelak anda dapat menikmati hal-hal besar yang sangat anda
sukai.
c. Buat diri anda berbeda dan jadilah “One in a million kind of person” Kita
semua terlahir berbeda dan diciptakan untuk membuat perbedaan hidup.
Yakinilah anda adalah maha karya Tuhan yang luar biasa. Anda adalah
tambang emas dan berlian yang tidak ternilai harganya. Maka buatlah diri
berharga dengan menjadi yang berbeda dan bukan asal beda, tetapi harus
unik. Berikanlah perbedaan besar dalam hidup sehingga hidup anda
merupakan berkah dan anugerah bagi orang lain. Proses aktualisasi diri
berjalan sepanjang kehidupan. Untuk dapat memenuhi kebutuhan
aktualisai diri klien, perawat harus berfokus pada kemampuan dan
kesempatan yang dimiliki klien. Berikut ini adalah ciri-ciri kebutuhan
aktualisasi diri terpenuhi:
a. Memecahkan masalah sendiri
b. Membantu orang lain memecahkan masalah
c. Menerima saran orang lain
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik sebagai pendengar dan
komunikator
e. Menikmati privacy
f. Mencari pengalaman dan pengetahuan baru
g. Memiliki kepercayaan dalam kemampuan dan mengambil keputusan
13

h. Mengantisipasi masalah dan berhasil menyenangi diri sendiri

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktualisasi Diri


Orang yang mampu mengaktualisasikan dirinya sangat memahami
bahwa ada eksistensi atau hambatan lain tinggal (indwelling) didalam
(internal) atau di luar (eksternal) keberadaannya sendiri yang
mengendalikan perilaku dan tindakannya untuk melakukan sesuatu.
a. Internal
Faktor internal ini merupakan bentuk hambatan yang berasal dari dalam diri
seseorang, yang meliputi :
1) Ketidaktahuanakanpotensidiri
2) Perasaan ragu dan takut mengungkapkan potensi diri, sehingga
potensinyatidakdapatterusberkembang.
Potensi diri merupakan modal yang perlu diketahui, digali dan
dimaksimalkan.Sesungguhnya perubahan hanya bisa terjadi jika kita
mengetahui potensi yang ada dalam diri kita kemudian mengarahkannya
kepada tindakan yang tepat dan teruji (Fadlymun, 2009).
b. Eksternal
Faktor eksternal merupakan hambatan yang berasal dari luar diri seseorang,
seperti :
1) Budaya masyarakat yang tidak mendukung upaya aktualisasi potensi diri
seseorang karena perbedaan karakter. Pada kenyataannya lingkungan
masyarakat tidak sepenuhnya menunjangupayaaktualisasidiriwarganya.
2) Faktorlingkunganmasyarakatberpengaruhterhadapupayamewujudkan
aktualisasi diri. Aktualisasi diri dapat dilakukan jika lingkungan
mengizinkannya. (Asmadi, 2008). Lingkungan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan
perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-
psikologis (Sudrajat, 2008).
3) Polaasuh Pengaruh keluarga dalam pembentukan aktualisasi diri anak
sangatlah besar. Banyak faktor dalam keluarga yang ikut berpengaruh
dalam proses perkembangan anak. Salah satu faktor dalam keluarga
14

yang mempunyai peranan penting dalam pengaktualisasian diri adalah


praktik pengasuhan anak (Brown, 1961)
Aktualisasi diri merupakan kemampuan seseorang untuk mengatur diri
sendiri sehingga bebas dari berbagai tekanan, baikyang berasal dari dalam diri
maupun di luar diri.Kemampuan seseorang membebaskan diri dari tekanan
internal dan eksternal dalam pengaktualisasian dirinya menunjukkan bahwa
orang tersebut telah mencapai kematangan diri.Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa aktualisasi diri tersebut secara penuh. Hal ini disebabkan
oleh terdapatnya dua kekuatan yang saling tarikmenarik dan akan selalu
pengaruh-mempengaruhi di dalam diri manusia itu sendiri sepanjang
perjalanan hidup manusia. Kekuatan yang satu mengarah pada pertahanan
diri,sehingga yang muncul adalah rasa takut salah atau tidak percaya diri, takut
menghadapi risiko terhadap keputusan yang akan diambil, mengagungkan
masa lalu dengan mengabaikan masa sekarang dan mendatang, ragu-ragu
dalam mengambil keputusan atau bertindak, dan sebagainya. Sementara
kekuatan yang lainnya adalah kekuatan yang mengarah pada keutuhan diri dan
terwujudnyaseluruhpotensidiriyangdimiliki,sehinggayangmuncul adalah
kepercayaan diri dan penerimaan diri secara penuh.(Asmadi, 2008).

2.1.4 Mencapai Aktualisasi Diri


Aktualisasi diri dapat dipandang sebagai kebutuhan tertinggi dari
suatu hirarki kebutuhan, namun juga dapat di pandang sebagai tujuan
final,tujuan ideal dari kehidupan manusia. Konsep tujuan hidup motivator
ini mirip dengan konsep arsetif-self dari jung, kekuatan-kreatif-self dari
adler, ataupun realisasi dari horney. Menurut Maslow, tujuan aktualisasi
diri itu bersifat alami, yang dibawa sejak lahir.
Kebutuhan neurotik merupakan perkembangan kebutuhan yang
menyimpang dari jalur alami. Menurut Maslow penolakan,frustasi,dan
penyimpangan dari perkembangan hakekat alami akan menimbulkan
psikopatologi. Dalam pandangan ini,apa yang baik adalah semua yang
mendekat ke aktualisasi diri, dan yang buruk atau abnormal adalah segala
hal yang menggagalkan atau menghambat atau menolak aktualisasi diri
15

sebagai hakekat alami kemanusiaan. Karena itu psikoterapi adalah usia


mengembalikan orang ke jalur aktualisasi dirinya dan perkembangan
sepanjang lintasan yang diatur alam di dalam dirinya.
1. Pengembangan diri
Orang gagal mencapai aktualisasi diri karena mereka takut menyadari
kelemahan dirinya sendiri.Maslow mengemukakan dua jalur untuk mencapai
aktualisasi diri, yang pertama yaitu jalur belajar (mengembangkan diri secara
optimal pada semua tingkat kebutuhan hirarkis), dan yang kedua Jalur
pengalaman puncak.
Ada delapan model tingkahlaku yang harus di pelajari dan dilakukan agar
orang dapat mencapai aktualisasi diri melalui jalur belajar-pengembangan diri,
sebagai berikut:
a) Alami sesuatu dengan utuh, gambling, dan tanpa pamrih.
b) Hidup adalah perjalanan proses memilih antara keamanan (jauh dari rasa
sakit dan kebutuhan bertahan) dengan rIsiko (demi kemajuan dan
pengembangan).
c) Biarkan self tegak.
d) Apabila ragu, jujurlah.
e) Dengar dengan seleramu sendiri,bersiaplah untuk tidak popular.
f) Gunakan kecerdasanmu ,kerjakan sebaik mungkin apa yang ingin kamu
kerjakan, apakah itu latihan jaru diatas tuas piano, mengingat setiap
tulang-otot-hormon, atau belajar bagaimanamemelitur kayu sehingga
menjadi halus seperti sutra.
g) Buatlah pengalaman puncak (peak experience) seperti buang ilusi, dan
pandangansalah, pelajari apa yang tidak bagus dan kamu tidak potensial.
h) Temukan siapa dirimu, apa pekerjaanmu,apa yang kamu senangi dan apa
yang tidak kamusenangi, apa yang baik dan buruk bagimu, kemana kamu
pergi, dan apa misimu.
2. Pengalaman Puncak (Peak Experience)
Maslow menemukan dalam penelitiannya bahwa banyak orang yang
mencapai aktualisasi diri ternyata mengalami pengalaman puncak seperti
suatu pengalaman mistik mengenai perasaan dan sensasi yang mendalam,
16

psikologis dan fisiologis.Suatu keadaan dimana seseorang mengalami ekstasi-


keajaiban-terpesona-kebahagiaan yang luar biasa seperti pengalaman keilahian
yang mendalam, dimana saat itu diri seperti hilang atau mengalami
transendesi. Maslow menerima gambaran pengalaman puncak yang disusun
oleh William james, sebagai berikut:
a) Tak terlukiskan (Ineffability) Subjek sesudah mengalami pengalaman
puncak segera mengatakan bahwa itu adalah ekspresi keajaiban, yang
tidak dapat digambarkan dengan kata-kata, yang dapat di jelaskan kepada
orang lain.
b) Kualitas kebenaran intelektual (Neotic Quality) Pengalaman puncak
adalah pengalaman menemukan kebenaran dari hakikat intelektual.
c) Waktunya pendek (Transiency) Keadaan mistis tidak bertahan lama.
Umumnya hanya berlangsung 30 menit atau paling lama satu atau dua jam
( jarang sekali ada yang berlangsung lebih lama), pengalaman itu menjadi
kabur dan orang kembali ke dunianya sehari-hari.
d) Pasif (Passivity) Orang yang mengalami pengalaman mistis merasa
kemauan dirinya tergusur (abeyance), dan terkadang dia merasa
terperangkap dan dikuasai oleh kekuatan yang sangat besar.
Pada mulanya Maslow berpendapat bahwa pengalaman puncak ini
hanya dapat dialami oleh orang-orang tertentu saja, khususnya mereka
yang sudah mencapai aktualisasi diri akan mengalaminya secara teratur
berkali-kali. Pengaruh pengalaman puncak berjangka lamatidak mudah
hilang(lasting).
Aktualisasi diri yang dicapai melalui pengalaman puncak membuat
orang lebih religius,mistikal,sholeh, dan indah dibandingkan dengan
aktualisasi yang diperoleh melaluipengembangan diri (yang lebih praktis,
membumi, terikat dengan urusan keduniaan). Namun secara umum orang
mencapai aktualisasi diri mempunyai karakterlistik, diantaranya:
1) Persepsi yang lebih efisien dalam kenyataan
Dengan sifat ini menurut Maslow orang yang telah
mengaktualisasikan diri mereka lebih mudah bisa menemukan
kebahagiaan sebab pandangan mereka tidak dicampuri oleh keinginan-
17

keinginan atau harapan-harapan sehingga mereka bisa cermat dan efisien.


Kemampuan seperti ini meliputi pengamatan pada bidang seni, musik,
ilmu pengetahuan, politik, filsafat dan bidang kehidupan lainnya mereka
mampu meramalkan kejadiankejadian yang akan datang dengan tepat.
Mereka juga tidak dipengaruhi oleh kecenmasan-kecemasan, prasangka-
prasangka atau optimisme dan pesimisme yang keliru.(Hall: 1993, 111).
2) Penerimaan akan diri, orang lain dan hal-hal alamiah.
3) Spontanitas
Kesederhanaan dan kealamian, Tingkah laku orang-orang yang
mengaktualisasikan diri adalah spontan, sederhana dan tidak dibuat-buat
serta tidak terikat.Spontanitas, kesederhanaan, dan sangat wajar itu terjadi
sebab tindakan mereka dalam mengaktualisasikan dirinya memiliki kode
etik yang relatif otonom dan individual.Meski demikian, mereka juga
berusaha mengikuti upacaraupacara adat dan kebiasaan-kebiasaan yang
berlaku dalam masyarakat selama tidak mengganggu tugas-tugas penting
mereka.Selain itu mereka juga mengikuti aturan-aturan yang ada yang
menurut mereka dengan aturan itu mereka merasa terlindungi.(Koeswara:
1991, 140).
4) Berpusat pada masalah
Orang yang mengaktualisasikan diri mereka berorientasi pada
masalah-masalah yang melampaui kebutuhan-kebutuhan mereka.Dedikasi
terhadap tugas-tugas atau pekerjaan merupakan bagian dari misi hidup
mereka.Mereka hidup untuk bekerja dan bukan bekerja untuk
hidup.Pekerjaan mereka bersifat alami secara subjektif dan bersifat non
personal.(Koeswara: 1991, 141).
5) Kebutuhan akan privasi
Kebutuhan privasi orang-orang yang teraktualisasikan dirinya
melebihi kebutuhan privasi orang biasa (kebanyakan orang) dalam
pergaulan sosial mereka dianggap memisahkan diri, hati-hati, sombong
dan dingin. Hal ini disebabkan mereka tidak membutuhkan orang lain
dalam pergaulan biasa, sehingga mereka sepenuhnya percaya pada
potensi-potensi yang mereka miliki. Selain itu, orang-orang yang
18

mengaktualisasikan dirinya mereka mempunyai kemampuan konsentrasi


yang kuat dari kebanyakan orang (Koeswara: 1991, 139).
6) Kemandirian
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri menjadikan mereka
memiliki kadar arah yang tinggi. Mereka memandang diri mereka sebagai
agen yang merdeka, aktif, bertanggung jawab, dan agen yang
mendisiplinkan diri dalam menentukan nasibnya sendiri.Mereka
cenderung menghindarkan diri dari penghormatan status, prestice, dan
popularitas.Kepuasan yang berasal dari luar diri itu mereka anggap kurang
penting ketimbang pertumbuhan diri.
7) Penghargaan yang selalu baru
Maslow (1970) menulis bahwa “orang-orang yang
mengaktualisasikan diri mempunyai kapasitas yang luar biasa untuk
menghargai hal-hal baik dari kehidupan, lagi dan lagi, secara baru dan
polos, dengan kekaguman, kesenangan, kterkejutan, dan bahkan
kebahagiaan yang berlebih.
8) Pengalaman puncak
Menurut Maslow, orang yang mengalami aktualisasi diri pada
umumnya mengalami apa yang disebut sebagai pengalaman puncak atau
pengalaman mistis. Menurut Maslow pengalaman puncak tidak perlu
berupa pengalaman keagamaan atau spiritual, sebab hal itu bisa saja
dialami melalui buku-buku, musik dan kegiatan-kegiatan aktual. Orang-
orang yang mengalaminya merasakan diriya selaras dengan dunia, lupa
akan dirinya dan bahkan melampauinya, juga merasakan silih berganti rasa
kuat dan rasa lemah dari sebelumnya.
9) Gemeinschaftsgefuhl (ketertarikan sosial)
Menurut Maslow, orang-orang yang mangaktualisasikan dirinya
mereka selalu simpatik pada orang lain walaupun bagaimana bodohnya
seseorang itu. Walaupun orang-orang yang mengaktualisasikan diri
kadang merasa terganggu, sedih, marah oleh kecacatan sesamanya.Maslow
mencontohkan hal ini seperti hubungan saudara; meski saudaranya lemah,
19

bodoh atau jahat mereka memiliki hasrat yang tulus untuk membantu
memperbaiki sesamanya.
10) Hubungan interpersonal yang kuat
Menurut Maslow, orang-orang yang mengaktualisasikan diri
cenderung memiliki hubungan interpersonal yang kuat dibanding
kebanyakan orang. Mereka cenderung membangun hubungan yang dekat
dengan orang-orang yang memiliki kesamaan karakter, kesanggupan dan
bakat yang biasanya dianggap persahabatan yang relatif kecil.(Iman: 1994,
96).Maslow menyatakan, subjeknya tabu untuk minta dikagumi, mencari
pengikat, pengabdi, dan bila dipaksa masuk dalam pergaulan yang
menyulitkan, mereka tetap tenang dan berusaha menghindari
sebisanya.Hal ini tidak berarti bahwa mereka tidak memiliki diskriminasi
sosial.Hal ini terbukti ketika mereka bisa menjadi kasar apabila
berhadapan dengan orangorang sombong dan munafik.
11) Struktur karakter demokratis
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri memiliki karakter
demokrasi yang lebih baik. Mereka mampu belajar dari siapa saja yang
bisa mengajar tanpa memandang derajat, pendidikan, usia, ras atau
keyakinan politik, bukan berarti orang yang mengaktualisasikan diri
menyamaratakan semua orang.
Orang yang mengaktualisasikan diri adalah mereka yang elit dan
memilih persahabatan secara elit. Elit disini adalah elit dalam karakter
kesanggupan, bakat dan bukan elit dalam keturunan ras, darah, nama
keluarga, usia, kemasyuran atau jabatan. Mereka menaruh hormat kepada
semua orang karena condong hormat semata-mata karena mereka adalah
individu yang manusiawi. Mereka tidak pernah berusaha merendahkan,
mengurangi arti atau merusak martabat orang lain meskipun mereka
penjahat.
12) Diskriminasi antara cara dan tujuan
Ciri lain yang terdapat pada orang-orang yang mengaktualisasikan
diri menurut Maslow adalah orang yang mampu membedakan antara cara
dan tujuan. Mereka biasanya terpusat pada tujuan mereka, sehingga
20

dengan tindakan itu mereka sering dapat menikmati perjalanan ke suatu


tujuan maupun tibanya di tujuan itu. Dengan kata lain orang yang
mengaktualisasikan diri bisa menjadikan kegiatan yang paling kecil
menjadi kegiatan yang menyenangkan.
13) Humor yang filosofis
Ciri lain orang yang mengaktualisasikan diri menurut Maslow
adalah mereka yang memiliki rasa humor yang filosofis. Kebanyakan
orang menyukai humor yang bertolak dari kelemahan dan penderitaan
orang lain dengan tujuan untuk mengejek atau menertawakan oarang lain.
Dengan rasa humornya yang filosofis orang-orang yang
mengaktualisasikan diri menyukai humor yang mengekspresikan kritik
atas kebodohan, kelancangan atau kecurangan manusia.Rasa humor yang
filosofis, memancing senyum daripada tertawa.
14) Kreativitas
Yang dimiliki orang yang mengaktualisasikan diri adalah bentuk
tindakan asli, naïf dan spontan seperti yang dijumpai pada anak-anak yang
masih polos dan masih jujur.Bentuk kreatifitas ini umumnya digunakan
dalam bentuk kegitan-kegiatan seni, dan ilmu pengetahuan.Kreatifitas
tidak harus berupa penciptaan karya ilmiah yang berat dan serius tetapi
bisa juga berupa penciptaan sesuatu yang sederhana.Pada dasarnya,
kreativitas berkisar pada daya temu dan penemuan hal-hal baru yang
menyimpang dari gagasan lama.
15) Tidak mengikuti enkulturasi
Ciri terakhir dari orang yang mengakualisasikan diri menurut
Maslow adalah mereka yang otonomi yang berani membuat keputusan
sendiri, meskipun berbeda dengan pendapatumum.Hal ini bukan berarti
mereka pembangkang tetapi ini adalah usaha untuk mempertahankan
sesuatu dan tidak terlalu terpengaruh oleh keadaan masyarakat.Tetapi
merekapun bisa meninggalkan kepatuhan mereka pada kebiasaan-
kebiasaan yang ada pada lingkungan. Mereka akan dengan mudah
meninggalkannya apabila dengan adanya kepatuhan itu mengganggu atau
terlalu mahal untuk dipertahankan.
21

16) Cinta, seks, dan aktualisasi diri.

2.1.5 Hambatan Dalam Aktualisasi Diri


Dalam teori Maslow kebutuhan akan aktualisasi diri merupakan
kebutuhan manusia yang paling tinggi. Kebutuhan ini muncul dengan
sendirinya apabila kebutuhannya yang lain sudah terpenuhi dengan baik.
Kebutuhan akan aktualisasi diri adalah tanda (hasrat) dari individu untuk
menyempurnakan dirinya dan menjadi seseorang dengan keinginan dan
potensi yang ada pada dirinya.
Maslow menyatakan bahwa aktualisasi diri bukan hanya
pengungkapan kreasi atau karya atau kemampuan khusus, dengan kata lain
setiap orang mampu mengaktualisasikan dirinya dengan cara melakukan
hal yang terbaik, atau bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan bidangnya
masing-masing tidak terlepas apakah dia itu orang tua, buruh, mahasiswa
ataupun dosen bahkan sekretaris.
Oleh karena itu bentuk dari aktualisasi diri pada setiap individu
berbeda-beda.Lebih lanjut Maslow menyatakan bahwa untuk mencapai
taraf aktualisasi diri tidaklah mudah seperti dalam pencapaian kebutuhan
sebelumnya.Hal ini disebabkan karena upaya dalam pencapaian aktualisasi
diri banyak dipenuhi oleh hambatan-hambatan. Hambatan-hambatan
tersebut antara lain:
1) Berasal dari individu itu sendiri yakni berupa ketidak tahuan, keraguan bahkan
bisa karena ketakutan yang dialami oleh individu itu sendiri.
2) Berasal dari luar atau masyarakat, biasanya berupa kecenderungan untuk
mendispersonalisasikan individu, kerepresian sifat-sifat, bakat, potensi.
Dengan kata lain aktualisasi diri hanya mungkin terjadi apabila kondisi
lingkungan amat mendukung. Tetapi kenyataannya tidak ada satu pun
lingkungan yang menunjang anggota masyarakatnya untuk melakukan
aktualisasi diri walaupun ada anggota masyarakat yang mampu melakukan
aktualisasi diri.
3) Berasal dari pengaruh yang dihasilkan dari kebutuhan yang kuat akan rasa
aman. Maslow menyatakan jika masyarakat mengharapkan lebih banyak orang
22

yang mampumengaktualisasikan diri maka haruslah ada perubahan pada


dataran dunia sehingga tercipta kesempatan yang luas bagi orang untuk
memuaskan kebutuhan-kebutuhan dasarnya. Yang dimaksud perubahan disini
menurut Maslow adalah perubahan struktur politk, ketentuanketentuan sosial.
(Koeswara: 1991, 125-126).

2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan


2.2.1 Pengkajian Keperawatan
1) Identitas Klien
Pada tahap ini perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis
kelamin, suku bangsa, agama, pekerjaan, pendidikan terakhir, status
perkawinan, alamat, nomor registrasi/MRS, dan diagnosa medis.
2) Keluhan Utama
Pada keluhan utama biasanya pasien dengan kanker paru
(karsinoma bronkhogenik) biasanya bervariasi seperti keluhan batuk,
batuk produktif, batuk darah, sesak napas, akan merasakan keluhan nyeri
dada. Nyeri dapat disebabkan kerena tekanan tumor paru.Dalam
melakukan pengkajian nyeri harus diperhatikan paliatif, severe, time,
quality (p,q,r,s,t).
3) Riwayat Penyakit
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada klien dengan kanker paru biasanya akan diawali dengan adanya
tanda-tanda seperti batuk produktif, dahak bersifat mukoid atau
purulen, batuk berdahak, malaise, demam, anoreksia, berat badan
menurun, suara serak, sesak napas pada penyakit yang lanjut dengan
kerusakan paru yang makin luas, serta mengalami nyeri dada yang
dapat bersifat lokal ataupleuritik.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit yang mungkin pernah diderita oleh klien kanker paru
biasanya memiliki kebiasaan yang sangat berkaitan denga Ca paru
adalah kebiasaan merokok, menghirup asap rokok, zat karsinogen, dan
polusi udara, industri asbes, uranium, kromat, arsen (insektisida), besi
23

dan oksida besi, serta mengkonsumsi bahan pengawet. Merokok


merupakan faktor yang berperan paling penting yaitu 85% dari
seluruhkasus.Jikaterjadipadalaki-lakimakayangharusdikajiadalah usia
mulai merokok, jumlah batang rokok yang diisap setiap hari, lamanya
kebiasaan merokok, dan lamanya berhenti merokok. Jika terjadi pada
wanita maka yang harus dikaji adalah seberapa sering menghirup asap
rokok atau terpapar zat lainnya.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Pada keluarga klien ada/tidak gambaran keadaan kesehatan keluarga
dan penyakit yang berhubungan dengan kesehatan klien, meliputi
:jumlah anggota keluarga, kebiasaan keluarga mencari pertolongan,
tanggapan keluarga mengenai masalah kesehatan, serta kemungkinan
penyakit turunan.
d. Riwayat Psikososial
Perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya
serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan
terhadap dirinya. Pada klien dengan kanker paru sering muncul
masalah ansietasyang disebabkan karena proses penyakit. Hal ini
menumbuhkan stress, rasa cemas, dan takut.
Menurut (Wijaya, 2013) Pemeriksaan Fisik yang dapat dilakukan
pada pasien denganKanker Paruadalah sebagai berikut:
1) Keadaan umum
Umumnya penderita datang dengan keadaan mengeluh sesak nafas, lemah
dan disertai nyeri dada.
2) Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah biasanya hipotensi dan hipertensi, nadi mengalami
takhikardi, suhu biasanya mengalami hipertermi, pernafasan tidak adekuat
dan takipnea.
3) Pernafasan (B1: Breathing).
1. Inspeksi
Secara umum biasanya klien tampak kurus, terlihat batuk, dengan/tanpa
peningkatan produksi sekret.Pergerakan dada biasanya asimetris apabila
24

terjadi komplikasi efusi pleura dengan hemoragi.Nyeri dada dapat


timbul dalam berbagai bentuk tapi biasanya sebagai rasa sakit atau tidak
nyaman akibat penyebaran neoplastik ke mediastinum.Selain itu, dapat
pula timbul nyeri pleuritis bila terjadi serangan sekunder pada pleura
akibat penyebaran neoplastik atau pneumonia.Gejala-gejala umum
seperti anoreksia, lelah, dan berkurangnya berat badan merupakan
gejala-gejala lanjutan.
2. Palpasi
Pada palpasi, denyutan jantung teraba cepat, ekspansi meningkat dan
taktil fremitus biasanya menurun.
3. Perkusi
Pada perkusi didapatkan suara normal sampai hipersonor.
4. Auskultasi
Sering didapatkan kemungkinan adanya bunyi wheezing sesuai tingkat
beratnya obstruktif pada bronkiolus. Pada pengkajian lain, didapatkan
bunyi stidor lokal, wheezing unilateral didapatkan apabila karsinoma
melibatkan penyempitan bronkus yang merupakan tanda khas pada
tumor bronkhus. Penyebaran lokal tumor ke struktur mediastinum dapat
menimbulkan suara serak akibat terangsangnya saraf rekuren, terjadi
disfagia akibat keterlibatan esofagus, dan paralisis hemidiafragma
akibat keterlibatan saraf frenikus. (Alsagaff, 1996 dalam Muttaqin,A,
2008).
4) Kardiovaskuler (B2:Blood)
Sering didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum, nyeri
dada.Frekuensi jantung takikardi, berkeringat, tekanan darah biasanya
meningkat atau menurun.Batas jantung tidak mengalami
pergeseran.bunyigerakanperikardial (pericardialeffusion).
5) Persyarafan (B3: Brain)
Nyeri ringan sampai dengan berat pada saat mengalami kanker paru
(karsinoma bronkhogenik) dikarenakan respon sensitivitas nyeri mengenai
ujung-ujung saraf dan respon tersebut ditransmisikan ke otak.Manifestasi
25

sistem saraf pusatdapat terjadi berkisar dari sakit kepala, sampai koma,
hingga kematian.
6) Perkemihan (B4: Bladder)
Peningkatan frekuensi/jumlah urine menyebabkan ketidakseimbangan
hormonal dan tumor epidermoid.Kanker paru menyebabkan pula oksigen dalam
tubuh menurun sehingga penimbunan asam laktat yang menumpuk didalam tuhuh
mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa.
7) Pencernaan (B5: Bowel)
Pasien biasanya mual dan muntah dikarenakan terdapat invasi dan
penekanan sel kanker ke kerongkongan sehingga menyebabkan pasien
tidak nafsu makan, kesulitan menelan, kadang disertai penurunan berat
badan.
8) Tulang, otot dan integument (B6: Bone)
Pada klien karsinoma bronkhogenik terjadi gangguan massa otot dan
kekuatan otot menurun, persebaran hematogen sel kanker ketulang membuat nyeri
pada tulang, turgor kurang, pucat, dan kulit berkeringat. Penggunaan otot bantu
nafas yang lama pasien terlihat keletihan/kelemahan, sering didapatkan intoleransi
aktivitas dan gangguan pemenuhan ADL (Activity Day Living)

2.2.1 Diagnosa Keperawatan


2.2.1.2 Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d obstruksi tumor dan peningkatan
sekresi trakeobronkial. (halaman 18, D.0001).
2.2.1.3 Nyeri kronisb.dcedera (karsinoma), penekanan saraf oleh tumorparu
(halaman 174, D.0078).
2.2.1.4 Defisit nutrisi b.dketidakmampuan menelan makanan(halaman 56,
D.0019).
2.2.1.5 Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai oksigen. (halaman 128,
D.0056).

2.2.3 Intervensi Keperawatan


Perencanaan keperawatan pada klien dengan Ca Paru meliputi :
26

Diagnosa I :Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d obstruksi tumor dan
peningkatan sekresi trakeobronkial. (halaman 18, D.0001)
1. Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan
pasien dapat menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan
napas.
2. Kriteria hasil :
 Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik,
irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada
suara nafas abnormal).
 Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi,
pernafasan.
3. Rencana Tindakan :
Intervensi Rasional
1. Identifikasi kemampuan batuk 1. Melatih untuk batuk secara
2. Monitor adanya retensi sputum efektif, untuk memberishkan
3. Atur posisi semi-fowler atau laring, trakea dan bronkiolus dari
fowler. secret atau benda asing di jalan
4. Buang sekret pada tempat sputum napas.
5. Amati adanya dahak untuk jumlah, 2. Mempertahankan jalan napas agar
warna, konsistensi. mengetahui perkembangan status
6. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk kesehatan pasien dan mencegah
efektif. komplikasi lanjutan.
7. Anjurkan tarik nafas dalam melalui 3. Posisi semi-fowler atau fowler
hidung selama 4 detik, ditahan dapat mengurangi sesak nafas dan
selama 2 detik, kemudian ekspansi paru.
keluarkan dari mulut dengan bibir 4. mengurangi penumpukan secret
mencucu (dibulatkan) selama 8 5. Indikasi adanya perubahan pola
detik. pernapasan.
8. Anjurkan batuk dengan kuat 6. Melatih otot-otot pernafasan agar
langsung setelah tarik nafas dalam dapat melakukan fungsi dengan
yang ke-3. baik.
9. Kolaborasi pemberian mukolitik 7. Mengeluarkan semua udara dari
atau ekspektoran. dalam paru-paru dan saluran
27

nafas, sehingga menurunkan


frekuensi sesak nafas.
8. Menghemat energi sehingga tidak
mudah lelah saat batuk
mengeluarkan dahak dan dapat
secara maksimal.
9. Teknik batuk efektif dapat
mengurangi sesak napas karena di
keluarkannya sputum dari saluran
napas.

Diagnosa II:Nyerikronisb.dcedera (karsinoma), penekanan saraf oleh tumor


paru (halaman 174, D.0078)
1) Tujuan: Pasien dapat mendemonstrasikan hilang dari ketidaknyamanan dan
masalah nyeri klien dapat teratasi.
2) Kriteria Hasil :
 Skala nyeri= 3 (1-10)
 Menyangkal nyeri,
 Melaporkan perasaan nyaman,
 Ekspresi wajah dan postur tubuh rileks.
 Irama pernafasan teratur
 TTV dalam batas normal
3) Rencana tindakan :
Intervensi Rasional
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, 1. Selalu memantau perkembangan
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
nyeri.
2. Identifikasi faktor yang 2. Mencari tahu faktor memperberat
memperberat dan memperingan dan memperingan nyeri agar
nyeri. mempercepat proses kesembuhan.
3. Kontrol lingkungan yang 3. Memberikan kondisi lingkungan
memperberat rasa nyeri. yang nyaman untuk membantu
4. Berikan teknik nonfarmakologis. meredakan nyeri.
28

5. Ajarkan teknik nonfarmakologis 4. Salah satu cara mengurangi nyeri


untuk mengurangi rasa nyeri. seperti TENS, hipnosis, terapi
6. Kolaborasidengan dokter pemberian musik, terapi pijat, akupresur,
analgetik, jika perlu. aromaterapi, imajinasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain.
5. Agar klien atau keluarga dapat
melakukan secara mandiri ketika
nyeri kambuh.
6. Bekerja sama dengan dokter
dalam pemberian dosis obat dan
tindakan dependen perawat,
dimana analgetik berfungsi untuk
memblok stimulasi nyeri.

Diagnosa III: Defisit nutrisi berhubungan denganketidakmampuan menelan


makanan (halaman 56, D.0019)
1) Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan
diharapkan status nutrisi klien terpenuhidan adekuat.
2) Kriteria Hasil:
 Pasien dapat mempertahankan status asupan nutrisi yang adekuat
 Pernyataan motivasi kuat untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya
 Peningkatan berat badan.
3) Rencana tindakan :
Intervensi Rasional
1. Identifikasi status nutrisi. 1. Mengidentifikasi derajat kurang
2. Identifikasi makanan yang disukai. nutrisi dan menentukan pilihan
3. Monitor asupan makanan, intervensi.
kandungan nutrisi dan kalori berat 2. Makanan kesukaan biasanya
badan, dan frekuensi muntah. meningkatkan selera makan.
4. Monitor berat badan. 3. Kandungan nutrisi yang tepat
5. Berikan makanan tinggi kalori dan untuk meningkatkan energi klien
tinggi protein. beraktivitas.
29

6. Berikan makanan/ minuman sedikit 4. Untuk mengawasi keefektifan


tapi sering. rencana diet.
7. Ajarkan diet yang diprogramkan. 5. Makanan tinggi kalori dibutuhkan
8. Kolaborasi dengan ahli gizi (jika pada kebanyakan pasien yang
perlu) jumlah kalori dan jenis zat pemasukannya dibatasi,
gizi yang dibutuhkan. karbohidrat memberikan energi
siap pakai. Protein diperlukan
pada perbaikan kadar protein
serum untuk menurunkan edema
dan untuk meningkatkan
regenerasi sel hati.
6. Makan sedikit demi sedikit tapi
sering dapat membantu untuk
meminimalkan anoreksia dan
menurunkan rangsangan muntah.
7. Dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi individu dengan diet yang
paling tepatdan mendorong
regenerasi jaringan area cedera
permukaan tubuh.
8. Berguna dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi individu dengan
diet yang paling tepat.

Diagnosa IV:Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai oksigen.


(halaman 128, D.0056)
1) Tujuan: Setelah di lakukan tindakan perawatandiharapkan pasien akan
mempertahankan toleransi aktivitas.
2) Kriteria Hasil:
 Pasien merasa nyaman saat beraktivitas
 Frekuensi nadi menurun
 Keluhan lelah menurun
 Dispnea saat aktivitas menurun
30

 Perasaan lemah menurun


 Aritmia saat aktivitas menurun
3) Rencana tindakan :
Intervensi Rasional
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh 1. Mengetahui perkembangan status
yang mengakibatkan kelelahan. kesehatan klien menghindari
2. Monitor kelelahan fisik dan adanya keluhan lain.
emosional. 2. Meminimalkan atrofi otot,
3. Lakukan latihan rentang gerak meningkatkan sirkulasi,
pasif dan/aktif. membantu mencegah kontraktur.
4. Anjurkan tirah baring. 3. Memperbaiki mekanika tubuh dan
5. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang melatih otot-otot ketahanan tubuh.
cara meningkatkan asupan 4. Istirahat menurunkan mobilitas
makanan. dan juga mempercepat proses
penyembuhan.
5. Memenuhi kebutuhan nutrisi
individu agar lebih berenergi.

2.2.4 Implementasi Keperawatan


Pada tahap implementasi ini merupakan aplikasi secara kongkrit dari
rencana intervensi yang telah dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan
dan perawatan yang muncul pada pasien (Budianna Keliat, 2005).Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan rencana
keperawatan diantaranya:Intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana
setelah dilakukan validasi, ketrampilan interpersonal, teknikal dan
intelektual dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat,
keamanan fisik dan psikologis klien dilindungi serta dokumentasi
intervensi dan respon pasien.
2.2.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan,
dimana evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus
dengan melibatkan pasien, perawat dan anggota tim kesehatan
lainnya.Tahap evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian
31

hasil yang diinginkan dan respon pasien terhadap keefektifan intervensi


keperawatan, kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan.
Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana
keperawatan tercapai dengan baik atau tidak dan untuk melakukan
pengkajian ulang.
32

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Pasien
Nama : Tn. V
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Dayak, Indonesia
Agama : Kristen
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. Cinta
Tgl MRS :19 Maret 2021
Diagnosa Medis :Kanker Paru-Paru

3.1.2 Riwayat Kesehatan /Perawatan


3.1.2.1 Keluhan Utama :
Pasien merasakan“batuk berdahak susah dikeluarkan”.
3.1.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang
Pada tanggal 18 Maret 2021 jam 15:00 WIB klien mengatakan dirinya
sesak nafas, susah mengeluarkan dahak, terasa nyeri dada sebelah kanan dan
keringat malam setelah pulang berkebun. Lalu ia memutuskan untuk
meminum minuman jahe hangat yang telah sering dilakukan ketika sesak
nafas kambuh dan meredakan nyeri yang dirasakan sudah 4 bulan. Klien
merasakan nyeri dada sebelah kanan, nyeri terkadang menjalar sampai ke
leher serta belakang telinga, nyeri dirasakan karna beraktifitas, nyeri yang
dirasakan berdenyut dan tertusuk-tusuk, skala nyeri 6, nyeri yang di rasakan
sudah lamadan sering dirasakan durasi nyeri sekitar 1 jam. Terkadang untuk
meredakan nyerimengambil posisi terlentang dan menepuk dadanya dengan
keras, dan untuk mengatur pola nafas Tn. V melakukan nafas dalam,
nyerimasih terasa dan sesak pun berkurang dan lama akhirnya
33

menghilang.Klien mengatakan tidak nafsu makan dan tidak mampu menelan


makanan karena adanya dahak yang mengganggu.
Pada tanggal 19 Maret 2021 pukul 06:00 WIB, dikarenakan sesak nafas,
dahak susah dikeluarkan dan nyeri yang tidak kunjung sembuh, keluarga
memutuskan untuk membawa ke IGD RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya. Pada saat di IGD Tn. X merasa badannya lemas, klien terbaring di
tempat tidur aktivitas klien di bantu oleh keluarga, di berikan terapiInjeksi
Katerolac 2x8mg (IV) pada pukul 07:30 WIB, Ranitidine 2x50 mg (IV)
pada pukul 08:33 WIB, Gemcitabine 1x1000 mg (IV) pada pukul 08:40
WIB, tampak terpasang terapi oksigen nasal kanul 4 lpm pada pukul 08:35
WIB, infus Ringer Lactat 500ml 15 tpm pada pukul 08:40 WIB. Dokter
memutuskan Tn.X harus dirawat inap, setibanya di ruangan Tn.X diberikan
posisi berbaring semi-fowler.
3.1.2.3 Riwayat Penyakit Sebelumnya (riwayat penyakit dan riwayat operasi)
Klien mengatakan sebelumnya sudah pernah di rawat di rumah sakit dengan
penyakit yang sama selama 4 bulan, tidak ada riwayat operasi dan
sebelumnya juga memiliki kebiasaan merokok, klien sudah merokok sejak
SMA. Konsumsi rokok pasien dalam sehari sekitar 2 bungkus.
3.1.2.4 Riwayat Penyakit Keluarga
Tn. X mengatakan bahwa keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit yang
sama seperti dia dan tidak memiliki riwayat penyakit turunan.

Genogram Keluarga
34

Keterangan :
: Hubungan keluarga
: Tinggal serumah
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien

3.1.3 Pemerikasaan Fisik


3.1.3.1 Keadaan Umum :
Klien tampakbatuk berdahak, sesak nafas, nyeri dada sebelah kanan saat
beraktivitas, pucat, posisi berbaring supinasi, tampak kurus, klien sering
memegang dada sebelah kanan dan menepuk dada dengan keras, terpasang O2
nasal kanul 4 lpm, terpasang infus Ringer Lactat 500ml 15 tpm 1 tetes/ 4 detik
ditangan sebelah kiri klien.
3.1.3.2 Status Mental :
Tingkat kesadaran klien compos mentis, ekpresi wajah klien tampak
meringis, bentuk badan klien mesomorph, posisi berbaring semi fowler,
klien berbicara jelas, suasana hati klien sedih, penampilan klien rapi, klien
mengetahui waktu pagi, siang dan malam dapat membedakan antara perawat
dan keluarga serta mengetahui dirinya sedang dirawat di rumah sakit, insigt
klien baik, dan mekanisme pertahanan diri klien adaptif.
3.1.3.3 Tanda-tanda Vital :
Saat pengkajian TTV klien tanggal 9 Desember 2020 pukul 8:00 WIB, suhu
tubuh klien/ S = 37,0 °C tempat pemeriksaan axilla, nadi/N = 110 x/menit
dan pernapasan/ RR = 24 x/menit, tekanan darah TD = 120/80 mmhg.
3.1.3.4 Pernapasan (Breathing)
Bentuk dada klien teraba tidak simetris, klien memiliki kebiasaan merokok
2 bungkus/hari (24 batang/hari), kemampuan batuk menurun, ada sputum
warna putih, tidak sianosis, terdapat nyeri dada, dypsnea, merasa sesak
nafas saat aktivitas, type pernapasan klien tampak menggunakan perut dan
35

dada, irama pernapasan tidak teratur dan suara nafas klien vesikuler serta
suara nafas tambahan ronchi.
Keluhan lainnya :Pasien mengatakan sesak nafas sewaktu beraktivitas.
Masalah Keperawatan :Bersihan Jalan Nafas Tidak efektif
3.1.3.5 Cardiovasculer (Bleeding)
Klien merasakan nyeri di dada, konjungtiva anemis, tidak ada merasakan
keram dikaki, klien tampak pucat, tidak merasakan pusing, tidak mengalami
clubbing finger, tidak sianosis, tidak merasakan sakit kepala, tidak palpitasi,
tidak ada pingsan, capillary refill klien saat ditekan dan dilepaskan kembali
dalam <2 detik, tidak ada terdapat oedema, ictus cordis klien tidak terlihat,
vena jugulasir klien tidak mengalami peningkatan, suara jantung klien (S1-
S2) reguler dan tidak ada mengalami kelainan.
Keluhan lainnya :Klien mengatakan “nyeri dada sebelah kanan, nyeri
terkadang menjalar sampai ke leher serta belakang telinga, nyeri yang
dirasakan karena beraktifitas, nyeri seperti terasa berdenyut dan tertusuk-
tusuk, skala nyeri 6 (sedang), nyeri berlangsung sudah lama dan sering
dirasakan,durasi nyeri lama sekitar 1 jam”
Keluhan Lainnya :Klien mengatakan sebelumnya sudah pernah di rawat
di rumah sakit dengan penyakit yang sama selama 4 bulan.
Masalah keperawatan : Nyeri Kronis
3.1.3.6 Persyarafan (Brain)
Nilai GCS : E = 4 (membuka mata spontan), V = 5 (komunikasi verbal
baik), M = 6 (mengikuti perintah), total nilai GCS = 15 (normal), kesadaran
klien tampak normal, pupil isokor, reflex cahaya kanan positif dan kiri
positif, klien merasakan nyeri dada sebelah kanan, tidak vertigo, tampak
gelisah, tidak aphasia, klien tidak merasakan kesemutan, tidak bingung,
tidak dysarthria dan tidak mengalami kejang.
Uji Syaraf Kranial :
3.1.3.6.1 Nervus Kranial I (Olfaktori) : Klien dapat membedakan bau-bauan
seperti : minyak kayu putih atau alcohol.
3.1.3.6.2 Nervus Kranial II (Optik) : Klien dapat melihat dengan jelas orang yang
ada disekitarnya.
36

3.1.3.6.3 Nervus Kranial III (Okulomotor) : Pupil klien dapat berkontraksi saat
melihat cahaya.
3.1.3.6.4 Nervus Kranial IV (Trokeal) : Klien dapat menggerakan bola matanya
ke atas dan ke bawah.
3.1.3.6.5 Nervus Kranial V (Trigeminal) : Klien dapat mengunyah makanan
seperti : nasi, kue, buah.
3.1.3.6.6 Nervus Kranial VI (Abdusen) : Klien dapat melihat kesamping kiri
ataupun kanan.
3.1.3.6.7 Nervus Kranial VII (Fasial) : Klien dapat tersenyum.
3.1.3.6.8 Nervus Kranial VIII (Auditor) : Klien dapat mendengar perkataaan
dokter, perawat dan keluarganya.
3.1.3.6.9 Nervus Kranial IX (Glosofaringeal) : Klien dapat membedakan rasa
pahit dan manis.
3.1.3.6.10 Nervus Kranial X (Vagus) : Klien dapat berbicara dengan jelas.
3.1.3.6.11 Nervus Kranial XI (Asesori) : klien dapat mengangkat bahunya.
3.1.3.6.12 Nervus Kranial XII (Hipoglosol) : Klien dapat menjulurkan lidahnya.
Uji Koordinasi :
Ekstermitas atas klien dapat menggerakan jari kejari dan jari kehidung.
Ekstermitas bawah klien dapat menggerakan tumit ke jempol kaki,
kestabilan tubuh klien tampak baik, refleks bisep kanan dan kiri klien baik
skala 1, trisep kanan dan kiri klien baik skala 1, brakioradialis kanan dan
kiri klien baik skala 1, patella kanan kiri klien baik skala 1, dan akhiles
kanan dan kiri klien baik skala 1, serta reflek babinski kanan dan kiri klien
baik skala 1.
Keluhan lainnya :Klien mengatakan “nyeri dada sebelah kanan, nyeri
terkadang menjalar sampai ke leher serta belakang telinga, nyeri yang
dirasakan karena beraktifitas, nyeri seperti terasa berdenyut dan
tertusuk-tusuk, skala nyeri 6 (sedang), nyeri berlangsung sudah lama
dan sering dirasakan, durasi nyeri lama sekitar 1 jam”
Masalah keperawatatan :Nyeri Kronis
3.1.3.7 Eliminasi Uri (Bladder)
37

Tidak ada masalah dalam eliminas urin, klien memproduksi urin 250 ml 5 x
24 jam (normal), dengan warna kuning khas aroma ammonia, klien tidak
mengalami masalah atau lancer, tidak menetes, tidak inkotinen, tidak
oliguria, tidak nyeri, tidak retensi, tidak poliguri, tidak panas, tidak
hematuria, tidak hematuria, tidak terpasang kateter dan tidak pernah
melakukan cytostomi.
Keluhan lainnya : Tidak ada keluhan
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3.1.3.8 Eliminasi Alvi (Bowel)
Bibir klien tampak lembab, ada perlukaan di sekitar bibir, jumlah gigi klien
lengkap tidak ada karies, gusi klien normal tampak kemerahan, lidah klien
tidak ada lesi, mukosa klien tidak ada pembengkakan, tonsil klien ada
peradangan, rectum normal, tidak mengalami haemoroid, klien BAB 2x/hari
warna kekuningan dengan konsistensi lemah, tidak diarem tidak konstipasi,
tidak kembung, kembung, bising usus klien terdengar hiperakif 25 x/menit,
dan tidak ada terdapat nyeri tekan ataupun benjolan.
Keluhan lainnya : Tidak Ada
Masalah keperawatan :Tidak Ada
3.1.3.9 Tulang – Otot – Integumen (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi klien tampak terbatas, tidak ada parase, tidak
ada paralise, tidak ada hemiparese, tidak ada krepitasi, terdapat nyeri tulang,
tidak ada kekakuan, tidak ada flasiditas, tidak ada spastisitas, ukuran otot
klien teraba simetris. Uji kekuatan otot ekstermitas atas kanan dan kiri skala
5/4.Uji kekuatan ektermitas bawah kanan dan kiri skala 5/4.Tidak terdapat
peradangan dan perlukaan.
Keluhan lainnya :Klien mengatakan badannya terasa lemas, skala
aktivitas 2 memerlukan bantuan atau pengawas orang lain.
Masalah keperawatan :Intoleransi Aktivitas
3.1.3.10 Kulit-Kulit Rambut
Klien tidak memiliki riwayat alergi baik dari obat, makanan, dan kosmetik
dan lainnya.Suhu kulit klien teraba panas, warna kulit coklat tua, turgor
baik, tekstur halus, tidak ada tampak terdapat lesi, tidak tampak terdapat
38

jaringan, tekstur rambut halus, tidak terdapat distribusi rambut dan bentuk
kuku simetris.
Keluhan lainnya : Tidak ada keluhan.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
3.1.3.11 Sistem Penginderaan
a. Mata/Penglihatan
Fungsi penglihatan klien normal tidak ada masalah, gerakan bola mata klien
tampak bergerak normal dengan visus : mata kanan (VOD) = 6/6 dan mata
kiri (VOS) = 6/6, sclera klien ikterik, warna konjungtiva ikterik, kornea
ikterik, tidak terdapat alat bantu penglihatan pada klien dan tidak terdapat
adanya nyeri.
b. Telinga / Pendengaran
Pendengaran klien normal dan tidak ada berkurang, tidak berdengung dan
tidak tuli.
c. Hidung / Penciuman
Bentuk hidung klien teraba simetris, tidak terdapat lesi, tidak terdapat
patensi, tidak terdapat obstruksi, tidak terdapat nyeri tekan sinus, tidak
terdapat transluminasi, cavum nasal normal, septum nasal tidak ada
masalah, sekresi kuning lumayan kental, dan tidak ada polip.
Keluhan lainnya : Tidak ada keluhan
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3.1.3.12 Leher Dan Kelenjar Limfe
Leher klien tampak tidak ada massa, tidak ada jaringan parut, tidak ada
teraba kelenjar limfe, tidak ada teraba kelenjar tyroid, dan mobilitas leher
klien bergerak bebas.
3.1.3.13 Sistem Reproduksi
3.1.3.13.1 Reproduksi Pria
Bagian reproduksi klien tidak tampak adanya kemerahan, tidak ada gatal-
gatal, tidak ada gatal-gatal, gland penis baik/ normal, meatus uretra baik/
normal, tidak ada discharge, srotum normal, tidak ada hernia, dan tidak ada
keluhan lainnya.
3.1.4 Pola Fungsi Kesehatan
39

3.1.4.1 Persepsi Terhadap Kesehatan dan Penyakit :


Klien mengatakan ”saya ingin cepat sembuh dan ingin segera pulang
kerumah“.
3.1.4.2 Nutrisida Metabolisme
Klien ada program diet (tinggi kalori, tinggi protein) TKTP, klien tidak
merasa mual, tidak ada muntah, mengalami ketidakmampuan menelan dan
merasa haus.
TB : 176 Cm
BB sekarang : 65 Kg
BB Sebelum sakit : 54 Kg
IMT = BB
(TB)²
= 54 = 17,4(gizi kurang)
(176)²
Pola Makan Sehari-hari Sesudah Sakit Sebelum Sakit

Frekuensi/hari 3x/ hari 2x/ hari

Porsi 3 sedang 2 sedang

Nafsu makan kurang kurang

Jenis Makanan Nasi, sayur, buah, Nasi, sayur, lauk


lauk

Jenis Minuman Air putih, air susu Air putih, air susu

Jumlah minuman/cc/24 jam 1500 cc 1600 cc

Kebiasaan makan Pagi, siang, sore Pagi, sore

Keluhan/masalah Tidak ada Tidak ada

Keluhan lainnya : Pasien mengatakan tidak nafsu makan.


Masalah Keperawatan : Defisit Nutrisi

3.1.4.3 Pola istirahat dan tidur


40

Klien mengatakan tidak ada masalah dengan pola istirahat dan tidur.Sebelum sakit
tidur malam klien sekitar 7-8 jam dan tidur siang sekitar 1-2 jam, sesudah sakit
tidur malam klien sekitar 8-9 jam dan tidur siang 1-2 jam.
Masalah Keperawatan : tidak ada
3.1.4.4 Kognitif
Keluarga dan kliensudah mengetahui mengenai penyakit klien.
Masalah Keperawatan :Tidak Ada
3.1.4.5. Konsep Diri
(Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri, peran)
Klien mengatakan tidak senang dengan keadaan yang dialaminya saat ini, klien
ingin cepat sembuh dari penyakitnya, klien adalah seorang laki-laki dan suami,
klien orang yang ramah, klien bekerja sebagai seorangPensiunan PNS
Masalah keperawatan :Tidak ada.
3.1.4.6 Aktivitas Sehari-hari
Keluarga klien mengatakan sebelum dan sesudah sakit klien dapat berktivitas
secara bebas.
Keluhan lainnya : Tidak Ada
Masalah keperawatan : Tidak Ada
3.1.4.7 Koping –Toleransi terhadap Stress
Pasien mengatakan bila ada masalah ia selalu bercerita dan meminta bantuan
kepada keluarga, dan keluarga selalu menolongnya.
Masalah keperawatan : Tidak ada
3.1.4.8 Nilai-Pola Keyakinan
Pasien mengatakan bahwa tidak ada tindakan medis yang bertentangan dengan
keyakinan yang di anut.
Masalah keperawatan :Tidak ada.
3.1.5 Sosial - Spiritual
3.1.5.1 Kemampuan berkomunikasi
Klien dapat berkomunikasi dengan baik, dan klien dapat menceritakan keluhan
yang dirasakan kepada perawat.
3.1.5.2 Bahasa sehari-hari
Bahasa yang digunakan sehari-hari yaitu bahasa dayak dan bahasa Indonesia.
41

3.1.5.2 Hubungan dengan keluarga


Hubungan klien dengan keluarga baik, dibuktikan dengan kelurga setiap saat
selalu memperhatikan dan mendampingi klien selama diarawat di rumah sakit.
3.1.5.4 Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain :
Klien dapat bekerja sama dengan petugas kesehatan dan dapat berkomunikasi juga
dengan keluarga serta orang lain.
3.1.5.5 Orang berarti/terdekat :
Menurut klien orang yang terdekat dengannya adalahistri dan anak-anaknya.
3.1.5.6 Kebiasaan menggunakan waktu luang :
Sebelum sakit biasanya digunakan klien untuk bekerja dan meluangkan waktu
untuk keluarga, sesudah sakit aktivitas klien dibatasi
3.1.5.7 Kegiatan beribadah :
Sebelum sakit klien selalu menjalankan ibadah Kebaktian dan membaca alkitab
bersama dengan suami dan abaknya , disaat sakit klien tidak bisa beribadah.
3.1.6 Data Penunjang (Radiologis, Laboratorium, Penunjang Lainnya)
Data penunjang : 19 Maret 2021
Tabel pemeriksaan laboratorium dan radiologi
No Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
1 Hematologi
Hemaglobin 7g/dL 14-18
Hematokrit 34,1 % 35 – 47
Eritrosit 4,08/uL 4,4 – 5,9
MCH 28,9 Pg 27.00 – 32.00
MCV 83,6 Fl 76 – 96
MCHC 34,6 g/dL 29.00 – 36.00
Leukosit 9,9 uL 4,0-10,0
Trombosit 312 uL 150 – 400
RDW 20,5% 11,60 – 14,80
MVP 10,1 Fl 4.00 – 11.00
2 Kimia Klinik
Glukosa sewaktu 73 mg/dL 80 – 160
SGOT 345 uL 15 – 34
SGPT 75 uL 15 – 60
42

Alkali pospathase 231 uL 50 – 136


Gamma GT 403 uL 5 – 55
Billirubin total 18,09 mg/dL 0.3 – 1.2
Billirubin direck 15,52 mg/dL 0,0 – 0,2
Billirubin indereck 2,57 mg/dL 0,2 – 0,8
3 Elektrolit
Natrium 140 mmol/l 136 – 145
Kalium 3,7 mmol/l 3,5 – 5,1
Chlorida 101 mmol/l 98 – 107

3.1.7 Penatalaksanaan Medis


Tanggal 19 Maret 2021
No Nama Obat Dosis Rute Indikasi Kontraindikasi
1 Infus Ringer 500 cc IV Menambah elektrolit Alergi terhadap
Laklat 15 tpm tubuh untuk sodium laktat, tidak
mengembalikan boleh diberikan
keseimbangan tubuh. bersamaan dengan
(Sumber : ceftriaxone pada BBL
https://honestdocs.id/ ) (<28 hari)
(Sumber :
https://honestdocs.id)
2 Injeksi 2x 8 IV Penanganan jangka Anak usia di bawah
Katerolac mg pendek untuk nyeri 16 tahun; gangguan
pasca bedah yang fungsi ginjal sedang
sedang (tablet); sampai berat
penanganan jangka (kreatinin serum <
pendek untuk nyeri akut 160µmol/L)
pasca bedah yang (Sumber:http://pionas.
sedang hingga berat pom.go.id)
(injeksi)
(Sumber :
http://pionas.pom.go.id)
3 Paracetamol 2x 200 IV Parasetamol merupakan Hipersensitif dan
mg obat yang memiliki gangguan hati berat.
43

efek untuk mengurangi (Sumber:


rasa sakit (analgesik) https://kalbemed.com/
dan menurunkan )
demam (antipiretik)
(Sumber :
https://kalbemed.com/)
4 Injeksi 2x4 mg IV Sebagai terapi Hipersensitif, pasien
Bromhexine (1Amp sekretolitik meredakan menderita ulku
HCL ul) batuk berdahak pada lambung.
bronkopulmonari akut (Sumber:http://pionas.
dan kronik terkait pom.go.id
sekresi mucus abnormal https://honestdocs.id)
dan gangguan saluran
mucus.
(Sumber :
http://pionas.pom.go.id)

Palangka Raya, 19 Maret 2021


Mahasiswa,

Dinda Anjelinae. S
NIM:2019.C.11a.1005

ANALISIS DATA

DATA SUBYEKTIF KEMUNGKINAN


MASALAH
DAN DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DS : Bronkus mengalami trauma Nyeri Kronis
Pasien mengatakan “nyeri dada zat karsinogen
44

sebelah kanan, nyeri terkadang


menjalar sampai ke leher serta Hipotalamus
belakang telinga, nyeri yang
dirasakan karena beraktifitas, nyeri Korteks cerebri
seperti terasa berdenyut dan
tertusuk-tusuk, skala nyeri 6 Penekanan pada syaraf nyeri
(sedang), nyeri berlangsung sudah
lama dan sering dirasakan,durasi Perasaan tidak nyaman
nyeri lama sekitar 1 jam”.
DO :
- Ekspresi wajah klien tampak Nyeri Kronis
meringis
- Klien tampak gelisah
- Bersikap protektif (mis.posisi
menghindar nyeri)
- Klien tampak memegang dada
sebelah kanan
- Klien tampak meredakan
nyerimengambil posisi
terlentang dan menepuk
dadanya dengan keras
- Skala nyeri sedang (6)
- Klien tampak lemas
- Klien tampak pucat
- Irama pernafasan tidak teratur
TTV
TD : 110/80 mmHg
N : 110 x/menit
S : 37,00C
RR : 24 x/menit
DS : Klien mengatakan batuk dan Bronkus mengalami trauma Bersihan Jalan
susah mengeluarkan dahak. zat karsinogen Nafas Tidak
DO : Efektif
45

- Klien tampak batuk tidak efektif Iritasi massa tumor dalam


(tidak mampu batuk) bronkus
- Sputum berlebih (secret putih
kental) Peningkatan produksi
- Suara nafas tambahan adanya sputum
ronchi. Sekret susah keluar
- Mengambil posisi terlentang
dan menepuk dadanya dengan Obstruksi jalan nafas
keras
- Tonsil klien tampak Batuk tidak efektif
peradangan
- Klien tampak lemas, gelisah Bersihan jalan nafas tidak
dan pucat efektif
- Irama pernafasan cepat dan
dangkal (dypsnea)
- Ekspresi wajah klien tampak
meringis.
TD : 120/80 mmHg
N : 110 x/menit
S : 37,00C
RR : 24 x/menit
DS : Klien mengatakan badannya Sesak nafas Intoleransi
terasa lemas. Aktivitas
DO : Kurangnya suplay oksigen
- Klien tampak terbatas ke tubuh
melakukan pergerakan
- Klien tampak lelah dan gelisah Kekuatan otot menurun
- Ekspresi klien tampak meringis
- Skala aktivitas 2 : memerlukan Persebaran hematogen sel
bantuan atau pengawas orang kanker ke tulang
lain.
TTV Keterbatasan bergerak
TD : 120/80 mmHg
46

N : 110 x/menit Intoleransi Aktivitas


S : 37,00C
RR : 24 x/menit
DS : Keluarga mengatakan Invasi sel kanker ke Defisit Nutrisi
klientidak nafsu makan, sebelum kerongkongan
sakit 3 porsi makan, namun
sesudah sakit 1 porsi makan namun Penekanan kanker pada
sedikit. kerongkongan
DO :
- BB Klien menurun 10% Ketidakmampuan menelan
dibawah rentang ideal (dari 65
kg ke 54 kg) Suplai nutrisi tidak adekuat
- Bising usus klien hiperaktif
25x/menit Nafsu makan menurun
- Tonsil ada peradangan
- Klien tampak tidak mampu BB menurun
menelan makanan
- Klien tampak pucat Defisit Nutrisi
- Klien tampak lemas dan
gelisah
47

PRIORITAS MASALAH

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi tumor dan
peningkatan sekresi trakeobronkial ditandai dengan tampak batuk tidak efektif,
sputum berlebih, sekret putih kental, suara nafas tambahan adanya ronchi,
mengambil posisi terlentang dan menepuk dadanya dengan keras, tonsil ada
peradangan, tampak lemas, gelisah pucat, irama pernafasan cepat dan dangkal
(dypsnea), ekspresi wajah meringis, posisi berbaring semi-fowler, dyspneu, dan
hasil pemeriksaan TTV = TD : 120/80 mmHg,N : 110 x/menit, S : 37,0 0C, RR :
24 x/menit

2. Nyeri kronis berhubungan dengan infiltrasi tumor ditandai dengan nyeri dada
sebelah kanan,ekspresi wajah klien tampak meringis, gelisah, bersikap posisi
menghindar nyeri, tampak memegang dada sebelah kanan, tampak meredakan
nyerimengambil posisi terlentang dan menepuk dadanya dengan keras, skala nyeri
6 (sedang), lemas, pucat, posisi berbaring semi-fowler, irama pernafasan tidak
teratur, dan hasil pemeriksaan TTV = TD : 120/80 mmHg, N : 110 x/menit, S :
37,0 0C, RR : 24 x/menit.

3. Defist nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan ditandai dengan BB Klien


menurun 10% dibawah rentang ideal (dari 65 kg ke 54 kg), bising usus klien
hiperaktif 25x/menit, tonsil ada peradangan, sebelum sakit 3 porsi makan, sesudah
sakit 1 porsi makan, tampak gelisah, pucat, dan lemas. Hasil pemeriksaan TTV =
TD :120/80 mmHg ,N : 110 x/menit, S : 37,00C, RR : 24 x/menit dan IMT =17,4
(gizi kurang).

4. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai oksigen ditandai dengan


mengeluh badan terasa lemas, sesak saat beraktivitas, gerakan terbatas, tampak
gelisah, ekpresi wajah klien tampak meringis, dan hasil pemeriksaan TTV = TD :
120/80 mmHg ,N : 110 x/menit, S : 37,0 0C, RR : 24 x/menit.
48

RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. V
Ruang Rawat :
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional
1. Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan tindakan Latihan Batuk Efektif (halaman 142,
tidak efektif keperawatan 3x7 jam masalah I.01006) 1. Melatih untuk batuk secara efektif,
b.dobstruksi tumor dan bersihan jalan nafas klien dapat 1. Identifikasi kemampuan batuk. untuk memberishkan laring, trakea dan
peningkatan sekresi teratasi dengan kriteria hasil : 2. Monitor adanya retensi sputum. bronkiolus dari secret atau benda asing
trakeobronkial ditandai 1. Klien tidak mengeluh susah 3. Atur posisi semi-fowler atau di jalan napas.
dengan tampak batuk mengeluarkan dahak fowler. 2. Mempertahankan jalan napas agar
tidak efektif, sputum 2. Klien menjadi rileks dan bugar 4. Buang sekret pada tempat sputum mengetahui perkembangan status
berlebih, sekret putih 3. Tidak ada sputum dan batuk 5. Amati adanya dahak untuk jumlah, kesehatan pasien dan mencegah
kental, suara nafas 4. Irama pernafasan menjadi warna, konsistensi. komplikasi lanjutan.
tambahan adanya teratur 6. Jelaskan tujuan dan prosedur 3. Posisi semi-fowler atau fowler dapat
wheezing, konjungtiva 5. Tidak ada suara nafas tambahan. batuk efektif. mengurangi sesak nafas dan ekspansi
anemis, tampak lemas, 6. TTV 7. Anjurkan tarik nafas dalam paru.
gelisah pucat, irama TD : 120/80 mmHg melalui hidung selama 4 detik, 4. mengurangi penumpukan secret
pernafasan cepat dan N : 90x/menit ditahan selama 2 detik, kemudian 5. Indikasi adanya perubahan pola
dangkal (halaman 18, S : 36,50C keluarkan dari mulut dengan bibir pernapasan.
D.0001). RR : 20 x/menit mencucu (dibulatkan) selama 8 6. Melatih otot-otot pernafasan agar dapat
detik. melakukan fungsi dengan baik.
8. Anjurkan batuk dengan kuat 7. Mengeluarkan semua udara dari dalam
langsung setelah tarik nafas dalam paru-paru dan saluran nafas, sehingga
49

yang ke-3. menurunkan frekuensi sesak nafas.


9. Kolaborasi pemberian mukolitik 8. Menghemat energi sehingga tidak
atau ekspektoran. mudah lelah saat batuk mengeluarkan
dahak dan dapat secara maksimal.
9. Teknik batuk efektif dapat mengurangi
sesak napas karena di keluarkannya
sputum dari saluran napas.
2. Nyeri kronis Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri (halaman 201, 1. Selalu memantau perkembangan nyeri.
berhubungan dengan keperawatan 3x7 jam diharapkan I.08238) 2. Mencari tahu faktor memperberat dan
infiltrasi tumor masalah nyeri klien dapat teratasi, 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, memperingan nyeri agar mempercepat
ditandai dengan nyeri dengan kriteria hasil : durasi, frekuensi, kualitas, proses kesembuhan.
dada sebelah kanan, 1. Dalam waktu 24 jam Skala intensitas nyeri. 3. Memberikan kondisi lingkungan yang
ekspresi wajah klien nyeri = 3 (1-10) 2. Identifikasi faktor yang nyaman untuk membantu meredakan
tampak meringis, 2. Dalam waktu 7 jam klien memperberat dan memperingan nyeri.
gelisah, bersikap menjadi rileks dan bugar nyeri. 4. Salah satu cara mengurangi nyeri
posisi menghindar 3. Dalam waktu 7jam klien dapat 3. Kontrol lingkungan yang seperti TENS, hipnosis, terapi musik,
nyeri, tampak tersenyum. memperberat rasa nyeri. terapi, pijat, akupressur, aromaterapi,
memegang dada 4. Dalam waktu 7 jam Irama 4. Berikan edukasi teknik imajinasi terbimbing, kompres
sebelah kanan, tampak pernfasan teratur nonfarmakologis. hangat/dingin, dan terapi bermain.
meredakan nyeri 5. Dalam waktu 24 jam hasilTTV 5. Ajarkan teknik nonfarmakologis 5. Agar klien atau keluarga dapat
mengambil posisi normal : untuk mengurangi rasa nyeri. melakukan secara mandiri ketika nyeri
terlentang dan TD : 120/80 mmHg 6. Kolaborasi dengan dokter kambuh.
menepuk dadanya N : 90 x/menit pemberian analgetik, jika perlu. 6. Bekerja sama dengan dokter dalam
50

dengan keras,skala S : 36,50C pemberian dosis obat dan tindakan


nyeri sedang, lemas, RR : 20 x/menit dependen perawat, dimana analgetik
pucat, posisi berbaring berfungsi untuk memblok stimulasi
semi-fowler, irama nyeri.
pernafasan tidak
teratur (halaman 174,
D.0078).
3. Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi (halaman 200, 1. Mengidentifikasi derajat kurang nutrisi
ketidakmampuan keperawatan selama 3x7 jam I.03119) dan menentukan pilihan intervensi.
menelan makanan diharapkan nutrisi klien terpenuhi 1. Identifikasi status nutrisi 2. Makanan kesukaan biasanya
ditandai dengan BB sebagian dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi makanan yang disukai meningkatkan selera makan.
Klien menurun 10% 1. Meningkatkan intake makanan 3. Monitor asupan makanan, 3. Kandungan nutrisi yang tepat untuk
dibawah rentang ideal 2. IMT normal : 18-24 kandungan nutrisi dan kalori berat meningkatkan energi klien beraktivitas.
(dari 65 kg ke 54 kg), 3. Menunjukkan perubahan pola badan, dan frekuensi muntah. 4. Untuk mengawasi keefektifan rencana
Bising usus klien makan 4. Monitor berat badan diet.
hiperaktif 25x/menit, 4. Meningkatkan nafsu makan 5. Berikan makanan tinggi kalori dan 5. Makanan tinggi kalori dibutuhkan pada
sebelum sakit 3 porsi 5. Berat badan meningkat tinggi protein. kebanyakan pasien yang
makan, sesudah sakit 1 6. Berikan makanan/ minuman sedikit pemasukannya dibatasi, karbohidrat
porsi makan, tampak tapi sering. memberikan energi siap pakai. Protein
gelisah, pucat, dan 7. Ajarkan diet yang diprogramkan diperlukan pada perbaikan kadar
lemas (halaman 56, 8. Kolaborasi dengan ahli gizi (jika protein serum untuk menurunkan
D.0019) perlu) jumlah kalori dan jenis zat edema dan untuk meningkatkan
gizi yang dibutuhkan. regenerasi sel hati.
51

6. Makan sedikit demi sedikit tapi sering


dapat membantu untuk meminimalkan
anoreksia dan menurunkan rangsangan
muntah.
7. Dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
individu dengan diet yang paling
tepatdan mendorong regenerasi
jaringan area cedera permukaan tubuh.
Berguna dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi individu dengan diet yang
paling tepat.
4. Intoleransi aktivitas b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Energi (halaman 176, 1. Mengetahui perkembangan status
ketidakseimbangan keperawatan 3x7 jam masalah I.05178) kesehatan klien menghindari adanya
suplai oksigen ditandai intoleransi aktivitas klien dapat 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh keluhan lain.
dengan mengeluh teratasi dengan kriteria hasil : yang mengakibatkan kelelahan 2. Meminimalkan atrofi otot,
badan terasa lemas, 1. Klien tidak mengeluh sesak 2. Monitor kelelahan fisik dan meningkatkan sirkulasi, membantu
sesak saat beraktivitas, nafas di saat beraktivitas emosional. mencegah kontraktur.
gerakan terbatas, 2. Klien mampu melakukan 3. Lakukan latihan rentang gerak 3. Memperbaiki mekanika tubuh dan
tampak gelisah, ekpresi aktivitas secara perlahan pasif dan/aktif. melatih otot-otot ketahanan tubuh.
wajah klien tampak 3. Klien tampak pergerakan bebas 4. Anjurkan tirah baring 4. Istirahat menurunkan mobilitas dan
meringis. (halaman 4. Tidak terjadi kekakuan pada 5. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang juga mempercepat proses
128, D.0056). otot klien. cara meningkatkan asupan penyembuhan.
makanan.
52

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Nama Pasien : Tn. V
Ruang Rawat : -
Tanda tangan dan
No Hari/Tanggal, Jam Implementasi Evaluasi (SOAP)
Nama Perawat
1 Jumat, 19 Maret 2021 1. Memonitor kecepatan, irama, bunyi S = Klien mengatakan masih batuk tetapi mampu
Pukul : 08:00 WIB nafas, kedalaman dan kesulitan mengeluarkan dahak.
Pukul : 09:30 WIB bernafas. O=
2. Mengidentifikasi kemampuan - Klien masih tampak batuk
Diagnosa Keperawatan I batuk - Klien mampu mengeluarkan dahak Dinda Anjelinae. S
3. Memonitor adanya retensi sputum - Klien tampak tidak sesak nafas
4. Mengatur posisi semi-fowler atau - Tampak tidak menepuk dadanya dengan
fowler. keras
5. Membuang sekret pada tempat - Tidak ada Suara nafas tambahan
sputum - Sudah diberi posisi semifowler
6. Mengamati adanya dahak untuk - Sputum berwarna putih, konsistensi kental
jumlah, warna, konsistensi. - Klien dan keluarga dapat mempraktekkan
7. Menjelaskan tujuan dan prosedur teknik batuk efektif dan mengetahui tempat
batuk efektif membuang dahak yang benar setelah batuk.
8. Menganjurkan tarik nafas dalam - Sudah diberi kemoterapi neoadjuvant
melalui hidung selama 4 detik, Gemcitabine 1x1000mg dan injeksi
ditahan selama 2 detik, kemudian Bromhexine 4mg/2ml melalui (IV)
keluarkan dari mulut dengan bibir - TTV
53

mencucu (dibulatkan) selama 8 TD : 120/80 mmHg


detik. N : 95 x/menit
9. Menganjurkan batuk dengan kuat S : 370C
langsung setelah tarik nafas dalam RR : 20 x/menit
yang ke-3. A = Masalah teratasi
10. Berkolaborasi pemberian mukolitik P = Intervensi dihentikan dan tetap anjurkan
atau ekspektoran. untuk kontrol secara rutin.
2. Jumat, 19 Maret 2021 1. Mengidentifikasi, lokasi, S = Klien mengatakan tidak terasa nyeri lagi dan
Pukul : 11:00 WIB karakteristik, durasi, frekuensi, nyaman dari sebelumnya, dari skala nyeri 6
kualitas, intensitas nyeri. (sedang) menjadi skala nyeri 3 (ringan)
Diagnosa Keperawatan II 2. Mengidentifikasi faktor yang O = Dinda Anjelinae. S
memperberat dan memperingan - Ekspresi wajah tampak rileks dan bugar
nyeri. Suhu ruangan 25 °C (Klien dapat tersenyum.
mengatakan sedikit nyaman dari - Tampak bersikap tidak menghindar nyeri
sebelumnya). - Tidak lagi menepuk dadanya dengan keras
3. Mengontrol lingkungan yang - Klien dan keluarga klien dapat
memperberat rasa nyeri. mempraktekkan terapi musik dan pemberian
4. Memberikan teknik posisi semi-fowler dan relaksasi secara
nonfarmakologis. Terapi musik dan mandiri disaat nyeri datang.
bermain (klien masih tampak - Irama pernafasan teratur
meringis) - Sudah di beri Injeksi Katerolac 8 mg (IV)
5. Mengajarkan teknik dan kemoterapi neoadjuvant Gemcitabine
nonfarmakologis untuk 1x1000mg (IV).
54

mengurangi rasa nyeri. Dapat - TTV


melakukan secara mandiri terapi TD : 120/80 mmHg
musik dan bermain (tampak disaat N : 95 x/menit
klien merasa nyeri, klien dan S : 370C
keluarga dapat melakukan terapi RR : 20 x/menit
music dan bermain secara A = Masalah teratasi
mandiri). P = Intervensi dihentikan dan tetap anjurkan
6. Berkaloborasi dengan dokter untuk tetap kontrol secara rutin perasaan nyeri
pemberian analgetik (Katerolac 8 jika kambuh.
mg pemberian injeksi diberikan
melalui IV, 3-4 kali/hari, klien
mengatakan nyeri berkurrang
menjadi skala 3 (1-10) dan
kemoterapi neoadjuvant
Gemcitabine 1x1000mg.
3 Jumat, 19 Maret 2021 1. Mengidentifikasi status nutrisi S =Klien mengatakan sudah bisa makan sedikit-
Pukul : 12:00 WIB 2. Mengidentifikasi makanan yang sedikit tapi tidak nafsu makan karena susah
disukai menelan.
Diagnosa Keperawatan III 3. Memonitor asupan makanan, O =
kandungan nutrisi dan kalori berat - Berat badan 54 kg Dinda Anjelinae. S
badan, dan frekuensi muntah. - Tampak kurus
4. Memonitor berat badan. - Terdengar adanya bising usus 25x/menit
5. Memberikan makanan tinggi kalori - Klien tampak masih lemas, pucat dan
55

dan tinggi protein. gelisah


6. Membeerikan makanan/ minuman - IMT belum dibatas normal (17,4)
sedikit tapi sering. - Makanan yang diberikan tidak
7. Ajarkan diet yang diprogramkan. dihabiskan,walaupun sedikit-sedikit tapi
8. Kolaborasi dengan ahli gizi (jika sering.
perlu) jumlah kalori dan jenis zat - Sudah diberikan nutrisi sesuai kebutuhan
gizi yang dibutuhkan. dari ahli gizi.
- TTV
TD : 120/80mmHg
N : 100 x/menit
S : 37.0 0C
RR : 20 x/menit
A = Masalah belum teratasi
P = Lanjutkan intervensi 1-8
4 Jumat, 19 Maret 2021 1. Mengidentifikasi gangguan fungsi S = Klien mengatakan badannya rileks dan dapat
Pukul : 14:00 WIB tubuh yang mengakibatkan sedikit-sedikit melakukan aktivitasnya
kelelahan. O=
2. Memonitor kelelahan fisik dan - Ekspresi tampakmasih rileks dan bugar
Diagnosa Keperawatan IV emosional. - Klien dapat mengerakkan kaki dan Dinda Anjelinae. S
3. Melakukan latihan rentang gerak tangannya
pasif dan/aktif. - Klien tampak mampu melakukan aktivitas
4. Menganjurkan tirah baring. diri sendiri secara penuhtanpa bantuan orang
Berkolaborasi dengan ahli gizi tentang lain. (skala aktivitas 0)
56

cara meningkatkan asupan makanan. - Klien tampak pergerakan bebas


- Tidak terjadi kekakuan pada otot klien.
- Klien dan keluarga dapat mempraktekan
latihan gerak pasif/aktif ROM secara
mandiri.
- Klien tampak mengikuti anjuran tirah
baring.
- Sudah di beri asupan makanan/ nutrisi.
- TTV
TD : 120/80 mmHg
N : 95 x/menit
S : 370C
RR : 20 x/menit
A = Masalah teratasi
P = Intervensi dihentikan
57

BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali
dalam jaringan paru-paru dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen,
lingkungan, terutama asap rokok. (Suryo 2010).Faktor penyebab utama kanker
paru adalah kebiasaan merokok, dan perokok pasif dan zat karsinogen.
Dalam melakukan pengkajian data didapatkan dari klien, beserta keluarga,
catatan medis serta tenaga kesehatan lain. Hasil pengkajiandilakukan pada hari
Kamis,10 Desember 2020 pukul 10:00 Pengkajian pada pasien dengan Kanker
Paru, pengkajian keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit
terdahulu, pemeriksaan fisik pengkajian pernafasan muncul masalah keperawatan
Bersihan jalan nafas tidak efektif, pengkajian kardiovaskular dan pengkajian
persyarafan muncul masalah keperawatan Nyeri kronis, pengkajian sistem
pencernaan muncul masalah keperawatan Defisit Nutrisi. Pengkajian
Muskuloskeletal dan pola aktivitas muncul masalah keperawatan Intoleransi
aktivitas.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada laporan pendahuluan dan asuahan
keperawatan ini adalah :Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
obstruksi tumor dan peningkatan sekresi trakeobronkial ditandai dengan tampak
batuk tidak efektif, sputum berlebih. Nyeri kronis berhubungan dengan infiltrasi
tumor ditandai dengan nyeri dada sebelah kanan,ekspresi wajah klien tampak
meringis.Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai oksigen ditandai
dengan mengeluh badan terasa lemas. Defist nutrisi b.d ketidakmampuan menelan
makanan ditandai dengan BB Klien menurun 10% dibawah rentang ideal dan
bising usus klien hiperaktif 25x/menit.

4.2 Saran
Dalam melakukan perawatan pasien dengan kanker paru hendaknya dengan
hati-hati, cermat dan teliti serta selalu menjaga kesterilan alat, maka akan
mempercepat proses penyembuhan. Perawat perlu mengetahui tanda gejala
58

adanya nyeri, perawat harus mampu mengetahui kondisi pasien secara


keseluruhan sehingga intervensi yang diberikan bermanfaat untuk kemampuan
fungsional pasien, perawat harus mampu berkolaborasi dengan tim kesehatan lain
dan keluarga untuk mendukung adanya proses keperawatan serta dalam
pemberian asuhan keperawatan diperlukan pemberian pendidikan kesehatan pada
keluarga tentang penyakit, penyebab nyeri, pencegahan, dan penanganannya.
59

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & suddarth.2012. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 3.Volume 2.Jakarta : EGC.

Globocan. 2012. Estimated cancer incidence, Mortality and prevalence 2012. Available at:
http://globocan.iarc.fr/Pages/fact_sheets_population.aspx pada tanggal 29 Oktober 2020

Joyce, Black & Jane Hokanse. 2014. Medical Surgical Nursing Vol.2. Jakarta. Salemba Medika.

NANDA. 2012. NANDA International Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-
2014. Jakarta : EGC.

NANDA. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10 editor T
Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC.

Potter & Perry. 2010. Buku Ajar Fundamental , Buku 1 Edisi 7. Jakarta: EGC.

Tim Pokja SDKI PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Edisi 1. Jakarta:
DPP PPNI.

Riskedas. 2018. Hasil utama Riskesdas tahun 2018. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Setiya, Andri & Abd Wahid. 2016. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta: Mitra Wacana
Media.

Suryo, Joko. 2010. Herbal Penyembuhan Gangguan Sistem Pernapasan. Yogyakarta: B First.

WHO. 2018. Cancer Cases. Diakses dari https://www.who.int pada tanggal 29 Oktober 2020.
60

JOURNAL TERKAIT AKTUALISASI DIRI

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA MAHASISWA PROGRAM


STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

ANGKATAN 2013 DAN 2014


Reza Juliandi*, Ichsan Budiharto**, Sukarni***

*Mahasiswa Program Studi Keperawatan, Universitas Tanjungpura, ** Dosen Program Studi Keperawatan,
Universitas Tanjungpura, ***Dosen Program Studi Keperawatan, Universitas Tanjungpura

ABSTRAK

Latar Belakang: Mahasiswa sebagai remaja akhir memiliki kesempatan untuk menemukan jati dirinya di
perguruan tinggi. Mahasiswa akan mulai membentuk konsep diri yang stabil. Konsep diri ini diduga menjadi
prediktor dari aktualisasi diri. Individu yang mengaktualisasi diri akan memaksimalkan potensi dirinya secara
penuh.

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan konsep diri dengan aktualisasi diri pada mahasiswa Program Studi
Ilmu Keperawatan Universitas Tanjungpura Pontianak angkatan 2013 dan2014.

Metodologi Penelitian: Penelitian kuantitatif dengan desain survei analitik dan pendekatan cross-sectional.
Teknik sampling yang digunakan adalah Total Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 201 responden.
Pengumpulan data dilakukan menggunakan lembar kuesioner Konsep Diri dan Aktualisasi Diri. Analisis data
menggunakan uji Chi Square.

Hasil: Semua responden merupakan remaja akhir, dengan 148 responden (73,6%) berusia antara 18-20 tahun
dan 53 responden (26,4%) berusia antara 21-23 tahun. Mayoritas responden adalah perempuan sebanyak 143
responden (71,1%) dan laki-laki sebanyak 58 responden (28,9%). Sebanyak 86 responden (42,8%) memiliki
konsep diri negatif dan 115 responden (57,2%) memiliki konsep diri positif. Aktualisasi diri pada 45
responden (22,4%) masuk dalam kategori rendah, 113 responden (56,2%) dalam kategori sedang, dan 43
responden (21,4%) dalam kategori tinggi. Hasil uji Chi Square pada konsep diri dan aktualisasi diri
menunjukkan nilai p = 0,000 (p<0,05).

Kesimpulan: Ada hubungan antara konsep diri dengan aktualisasi diri pada mahasiswa. Hal ini menunjukkan
bahwa mahasiswa perlu untuk menanamkan konsep diri yang positif agar bisa mencapai aktualisasi diri yang
tinggi.

Katakunci : Konsep Diri, Aktualisasi Diri,Mahasiswa


61

THE CORRELATION OF SELF CONCEPT AND SELF ACTUALIZATION: A STUDY ON


TANJUNGPURA UNIVERSITY 2ND& 3RD YEAR NURSING STUDENTS
Reza Juliandi*, Ichsan Budiharto**, Sukarni***

*Student of Nursing Major, Tanjungpura University, **Lecturer of Nursing Major, Tanjungpura University,

***Lecturer of Nursing Major, Tanjungpura University

ABSTRACT

Background: College student as late adolescent will get chances to find the true self in university. The
student will start to shape a stable self concept. This self concept is thought to be a predictor for self
actualization. Self actualizing individual will maximize personal fullest potential.

Objective: To examine the correlation of self concept and self actualization in 2nd and 3rd year Nursing
students of Tanjungpura University.

Methods: Quantitative study with analytical survey design and cross-sectional approach. Total sampling
technique was used with sample size of 201 respondents. Data collection was done by utilizing Self Concept
and Self Actualization questionnaire sheets. Chi Square test was used to analyze data.

Results: All respondents were late adolescents, with 148 respondents (73.6%) aged between 18-20 years old
and 53 respondents (26.4%) aged between 21-23 years old. Majority of respondents were females in total of
143 respondents (71.1%) and the rest 58 respondents (28.9%) were males. Total of 86 respondents (42.8%%)
had negative self concept and 115 respondents (57.2%) had positive self concept. Self actualization of 45
respondents (22.4%) categorized as low, 113 respondents (56.2%) categorized as moderate, and 43
respondents (22.4%) categorized as high. Chi Square test of self concept and self actualization showed p
value = 0.000(p<0.05).
Conclusion: There was a correlation between self concept and self actualization in the college students. This
suggests that the students need to encourage positive self concept to achieve high sense of self actualization.

Keywords : Self Concept, Self Actualization, CollegeStudent


62

PENDAHULUAN
Masa remaja didefinisikan sebagai
periode emerging adulthood,
periode transisi yang dimulai dengan masa
individu akan membuat keputusan yang
pubertas.(1,2) Meskipun para pakar
tidak lebih baik daripada saat area otak ini
cenderung setuju tentang waktu permulaan
matang sepenuhnya pada awal hingga
masa remaja, namun masih ada perdebatan
pertengahan usia 20-an.(4)
tentang titik berakhirnya masa remaja ini.
(2,3)
Bagi remaja akhir di perguruan
tinggi, menjadi seorang mahasiswa adalah
Arnett memakai istilah emerging
suatu peran baru yaitu peran yang
adulthood untuk menyebut periode dimana
membawa lebih banyak tanggung jawab
seorang remaja akhir akan menuju ke tahap
dari transisi akademik sebelumnya. Waktu
dewasa muda dimana mereka mulai
yang dihabiskan di perguruan tinggi dapat
bereksperimen untuk mencari perannya
menyediakan para mahasiswa kesempatan
sebagai orang dewasa.(4) Penelitian
untuk melanjutkan pencarian identitas diri
Galambos et al(5) menunjukkan bahwa titik
mereka. Selama masa eksplorasi ini,
persilangan antara usia kronologis dan usia
beberapa remaja mungkin
subjektif berada pada usia 25,5 tahun.
mempertimbangkan berbagai alternatif,
Disimpulkan bahwa banyak orang muda
sementara yang lainnya mungkin hanya
belum merasa menjadi dewasa sepenuhnya
sesuai dengan harapan orang tuamereka.(2)
hingga mereka mencapai usia 25 tahun atau
Masa remaja merupakan masa
lebih.(4)
pencarian jati diri termasuklah
Penelitian Crone(6) dan Gogtay(7)
pembentukan konsep diri yang stabil.
tentang studi pencitraan saraf juga
Konsep diri dapat didefinisikan sebagai
menunjukkan bahwa bagian dari otak yang
pendapat kita mengenai diri kita sendiri.
bertanggung jawab dalam kemampuan
Konsep diri seseorang bukanlah dalam
pengambilan keputusan rasional, kontrol
realitas yang konkret namun hanya berupa
impuls, dan regulasi diri baru matang pada
cara pikir individu tersebut. Konsep diri
usia ini. Disimpulkan bahwa pada usia
remaja
63

merupakan sesuatu yang dapat berubah.


merupakan indikasi dari sehatnya psikologi
Hal ini dikarenakan ia terbentuk
seseorang. Individu yang
berdasarkan penggabungan perilaku-
mengaktualisasikan dirinya memiliki jiwa
perilaku yang
spontan serta menerima dirinya apa
mencerminkan keadaan emosi tertentu,
adanya. Mereka tidak dihambat oleh
pemikiran tertentu, ide tertentu, ataupun
tekanan sosial, sebaliknya mereka percaya
bawaan-bawaan tertentu.(9)
diri terhadap diri mereka. Individu dengan
Konsep diri dapat berupa konsep Diri
aktualisasi diri baik juga diindikasikan
positif dan konsep diri negatif. Setiap
sebagai individu yang kreatif.(11)
individu memiliki rentang respons masing-
Data sekunder peneliti dapatkan yang
masing dari konsep diri yang ada pada
merupakan hasil pengisian formulir online
dirinya. Rentang respons konsep diri yang
oleh mahasiswa maupun alumni Program
adaptif adalah berupa aktualisasi diri,
Studi Ilmu Keperawatan Universitas
sedangkan respons maladaptifnya adalah
Tanjungpura angkatan 2009,2010,2011,
depersonalisasi. Semakin baik konsep diri
2012, 2013, 2014, dan2015.Hingga 24
seseorang maka semakin tinggi pula
April 2016, tercatat sebanyak 335
tingkat aktualisasi dirinya.(10)
mahasiswa telah mengisi formulir online
Aktualisasi diri dapat
tersebut. Sebanyak 101 mahasiswa
didefinisikan sebagai tujuan atau cita-cita
(30,14%) tidak pernah ikut organisasi, 231
pribadi untuk pemenuhan diri dan
mahasiswa (68,95%) tidak memiliki
perkembangan diri. Aktualisasi diri
prestasi, sedangkan 90 mahasiswa
merupakan tingkat perkembangan dimana
(26,86%) tidak pernah ikut organisasi
setiap individuberusaha untuk
sekaligus tidak memiliki prestasi. Hal ini
memaksimalkan potensi yang ada pada
mengindikasikan bahwa tingkat aktualisasi
dirinya secara penuh.(4) Aktualisasi diri
diri mahasiswa Program Studi Ilmu
dapat melambangkan tingkat kedewasaan,
Keperawatan Universitas
iajuga
64

Tanjungpura masih kurang maksimal.


Angkatan 2013 dan 2014 yang berstatus
Perlu dilakukan penelitian untuk
sebagai mahasiswa aktif adalah sebanyak
mengetahui hubungan konsep diri dengan
201 mahasiswa. Teknik yang digunakan
aktualisasi diri pada mahasiswa Program
untuk pengambilan sampel dalam
Studi Ilmu Keperawatan Universitas
penelitian ini adalah Total Sampling
Tanjungpura Pontianak angkatan 2013
dimana seluruh populasi dijadikan
dan2014.
sampelpenelitian.
Analisis bivariat dilakukan terhadap dua
METODE
variabel yang diduga berhubungan atau
Jenis penelitian ini adalah penelitian
berkorelasi. Analisis bivariat yang
kuantitatif dengan desain penelitian survei
dilakukan oleh peneliti adalah untuk
analitik dan pendekatan cross-sectional.
mengetahui hubungan antara variabel
Populasi dalam penelitian ini adalah
independen (konsep diri) dengan variabel
mahasiswa Program Studi Ilmu
dependen (aktualisasi diri). Untuk
Keperawatan Universitas Tanjungpura
mengetahui apakah ada hubungan konsep
Pontianak Angkatan 2013 dan 2014.
diri dengan aktualisasi diri mahasiswa,
Jumlah mahasiswa Program Studi Ilmu
maka dilakukan analisis data dengan
Keperawatan Universitas
menggunakan uji statistik Chi square
TanjungpuraPontianak
dengan nilai signifikansip<0,05.
65

HASIL PENELITIAN
Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin,
Konsep Diri, dan Aktualisasi Diri (n=201)
n %
18-20 tahun 148 73,6
Usia
21-23 tahun 53 26,4
Laki-laki 58 28,9
Jenis Kelamin
Perempuan 143 71,1
Negatif 86 42,8
Konsep Diri
Positif 115 57,2
Rendah 45 22,4
Aktualisasi Diri Sedang 113 56,2
Tinggi 43 21,4
Sumber: Data Primer (2016), telah diolah

Usia responden menunjukkan mahasiswa berada pada rentang usia


bahwa mahasiswa yang menjadi 18-20 tahun (73,6%). Jenis kelamin
responden berada pada rentang usia responden menunjukkan mayoritas
antara 18-23 tahun. Dengan mahasiswa yang menjadi responden
demikian semua mahasiswa yang adalah perempuan (71,1%).
menjadi responden penelitian ini Mayoritas responden memiliki
termasuk dalam kategori remaja konsep diri positif (57,2%) dan
akhir (18-25 tahun). Dengan aktualisasi diri sedang(56,2%).
pemisahan usia,mayoritas

Tabel 2 Hubungan Konsep Diri Dengan Aktualisasi Diri


AktualisasiDiri
Rendah Sedang Tinggi Nilai p
Konsep Negatif 37 45 4
0,000
Diri Positif 8 68 39
Sumber: Data Primer (2016), telah diolah

Berdasarkan tabel diketahui memiliki aktualisasi diri sedang, dan


bahwa dari 86 responden dengan 4 responden yang memiliki
konsep diri negatif terdapat 37 aktualisasi diri tinggi. Selanjutnya
responden yang memiliki aktualisasi dari 115 responden dengan konsep
diri rendah, 45 responden yang diri positif terdapat 8 respondenyang
66

memiliki aktualisasi diri rendah, 68


artinya terdapat hubungan yang
responden yang memiliki aktualisasi
signifikan antara konsep diri dan
diri sedang, dan 39 responden yang
aktualisasi diri pada mahasiswa
memiliki aktualisasi diri tinggi. Uji
Program Studi Ilmu Keperawatan
statistik menggunakan Chi square
Universitas Tanjungpura angkatan
didapatkan nilai p = 0,000 yang
2013 dan 2014 (p<0,05).

PEMBAHASAN
Mayoritas mahasiswa dalam di beberapa daerah korteks berkurang
penelitian ini berada pada rentang dari masa kanak-kanak ke masa
usia 18-20 tahun. Kematangan diri remaja.(13)
pada remaja akhir yang berusia di Volume awal materi abu-abu
atas 20 tahun lebih baik daripada yang lebih banyak diduga
remaja akhir yang berusia 20 tahun mencerminkan periode
(5)
kebawah. synaptogenesis selama masa kanak-
Perkembangan dalam konsep kanak. Perubahan materi abu-abu
diri juga disebabkan karena dan materi putih tidak terjadi pada
perkembangan anatomi neurologis skala waktu yang bersamaan pada
utamanya perubahan pada area seluruh otak. Area fungsi primer
fungsional otak yang terlibat dalam seperti sistem sensorik atau motorik,
(12)
pengelolaan-diri atau regulasi diri. cenderung matang sebelum pubertas.
Area otak yang terlibat dalam Sebaliknya area yang berkaitan
pengelolaan diri terus berkembang dengan fungsi lebih tinggi,
(13)
selama masa remaja. Jumlah termasuklah area korteks prefrontal,
materi putih (white matter) di parietal dan temporal; baru mulai
berbagai area korteks, termasuklah matang setelah masa pubertas dan
korteks prefrontal, korteks temporal, akan terus berlanjut hingga usia dua
dan korteks parietal; meningkat dari puluhan.(12)
masa kanak-kanak menuju ke Jumlah responden yang
dewasa. Pada saat yang sama, mayoritas perempuan sesuai dengan
volume materi abu-abu (greymatter) proporsi jumlah perawat yang adadi
67

lapangan. Panggilan suster juga lebih


mereka namun belum optimal. Untuk
identik untuk profesi perawat,
bisa memaksimalkan potensi diri
padahal suster hanyalah panggilan
secara optimal maka perlu aktualisasi
untuk perawat yang berjenis kelamin
diri yang tinggi. Porsi mahasiswa
wanita. Sementara itu panggilan
dengan aktualisasi diri tinggi masih
untuk perawat berjenis kelamin
sedikit. Individu dengan aktualisasi
priatidak terlaludikenal.
diri tinggi merupakan individu yang
Peran perawat sebagai pemberi
memaksimalkan potensi dirinya
asuhan keperawatan yang dituntut
secara penuh.
berjiwa lembut, sensitif, dan
Hasil penelitian ini menunjukkan
altruisme menjadikan profesi
adanya hubungan antara konsep diri
perawat identik dengan wanita atau
dengan aktualisasi diri. Konsep diri
istilahnya disebut sebagai feminized
merupakan cara pandang individu
profession.(14) Jiwa perawat yang
terhadap dirinya. Individu dengan
identik dengan caring secara alami
konsep diri yang positif akan
dianggap sebagai jiwa yang feminin.
memandang dirinya secara positif
Hal ini jugalah yang menyebabkan
sehingga ia akan cenderung bergerak
sebagian besar profesi perawat diisi
maju memaksimalkan potensi diri.
oleh perempuan dan hal ini memang
Sebaliknya individu yang memiliki
terjadi secaraglobal.(15)
konsep diri negatif akan memandang
Mayoritas mahasiswa memiliki
dirinya secara negatif pula sehingga
konsep diri positif. Mahasiswa
ia cenderung untuk kurang dalam
merupakan individu yang
memaksimalkan potensi diri.
berpendidikan serta memilih untuk
Hasil penelitian ini sejalan
melanjutkan pendidikan ke
dengan teori hierarki kebutuhan
perguruan tinggi sehingga cenderung
dasar manusia menurut Abraham
memiliki konsep diri yangpositif.
Maslow yang menggambarkan
Mayoritas mahasiswa memiliki
aktualisasi diri sebagai puncak dari
aktualisasi diri sedang yang artinya
hierarki kebutuhan. Menurut
para mahasiswa ini cukup berusaha
pendapat yang disampaikan oleh
untuk memaksimalkan potensi diri
Maslow, seorang individu tidakatau
68

sulit mencapai puncak hierarki


manusia yang mencakup pengalaman
kebutuhan yaitu aktualisasi diri
manusia seperti perasaan, pemikiran,
sebelum kebutuhan di bawahnya
penginderaan, pengetahuan serta
seperti kebutuhan fisiologis, rasa
tindakan. Hal ini didasarkan pada
aman, rasa cinta, dan harga diri
pembelajaran yang akan
terpenuhi terlebih dahulu.(4) Harga
mengembangkan intuisi, persepsi,
diri yang merupakan komponen dari
intensi, wawasan serta keterampilan.
konsep diri berada di bawah
Proses belajar seumur hidup akan
aktualisasi diri dalam piramida
membentuk dan bisa menyebabkan
Maslow, sehingga harga diri akan
perubahan pada kepribadian secara
mempengaruhi tingkat aktualisasi
terusmenerus.(17)
diriseseorang.
Belajar merupakan instrumen
Abraham Maslow
utama yang melakukan dan
mempopulerkan konsep aktualisasi
memberikan semua perubahan dalam
diri sebagai sebuah proses yang
proses kehidupan. Hal ini dapat
seorang individu alami selama
digambarkan sebagai proses untuk
kehidupannya. Maslow percaya
membangun makna tergantung pada
bahwa kebanyakan orang yang sehat
perspektif pribadi dan pengalaman
secara mental akan mengikuti alur
diri. Sebagian besar pengalaman
yang disebut sebagai motivasi
manusia berhubungan dengan
pertumbuhan (growth motivation)
kemampuan belajar. Belajar adalah
yang memungkinkan individu untuk
kombinasi dari pengalaman lama dan
mengaktualisasikan diri dan
baru. Dengan demikian, belajar
menyadari potensi sejati mereka
adalah proses akumulatif untuk
seiring mereka tumbuh dewasa dan
individu dan akan mendukung
matang.(16)
penciptaan arah baru bagi hidup
Sepanjang kehidupan merupakan
seseorang. Proses belajar sepanjang
proses aktualisasi diri. Aktualisasi
hayat adalah cara individu untuk
diri tidak pernah berakhir selamafase
meraih lingkungan yang
kehidupan. Proses aktualisasi diri
diharapkannya..(17)
berhubungan denganaktivitas
69

PENUTUP
Kesimpulan yang dapat
aktualisasi diri tinggi porsinya
diperoleh dari penelitian ini sebagai
paling sedikit (21,4%), dan
berikut:
sisanya merupakan mahasiswa
a. Mayoritas mahasiswa memiliki
yang memiliki aktualisasi diri
konsep diri positif (57,2%)
rendah (22,4%).
sedangkan sisanya memiliki
c. Ada hubungan antara konsep diri
konsep diri negatif(42,8%).
dengan aktualisasi diri pada
b. Mayoritas mahasiswa memiliki
mahasiswa Program Studi Ilmu
aktualisasi diri sedang (56,2%),
Keperawatan Angkatan 2013 dan
mahasiswa yang memiliki
2014.

SARAN

a. Diharapkan pihak dosen, c. Untuk selanjutnya bisa dilakukan


fakultas, maupun universitas penelitian kuantitatif tentang
dapat memacu para aktualisasi diri dalam hal yang
mahasiswanya untuk lebih spesifik yang memiliki
meningkatkan aktualisasi diri manfaat dalam kemajuan ilmu
yang dapat ditempuh dengan dan profesi Keperawatan,
menanamkan konsep diri yang misalnya aktualisasi diri
positif serta menyediakan wadah mahasiswa dalam membuat karya
dan mendukung aktualisasi diri tulis ilmiah. Dapat juga
padamahasiswa. dilakukan penelitian kualitatif
b. Praktisi dalam keperawatan jiwa untuk mengetahui bagaimana
atau psikologi dapat karakteristik aktualisasi diri pada
meningkatkan aktualisasi diri responden mahasiswa yang
mahasiswa dengan cara memiliki banyak prestasi atau
menanamkan konsep diri yang diindikasikan sebagai individu
positif. yang memiliki aktualisasi diri
tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pratt HD. Adolescence. In: Salkind NJ, editor. Encyclopedia of human
development volume 3. California: Sage Publication; 2006.
2. Hudley C. Adolescent identity and schooling: Diverse perspective. New
York: Routledge;2016.
3. Zarrett N, Eccles J. The passage to adulthood: Challenges of late
adolescence. New Dir Youth Dev. 2006Jan;2006(111):13–28.
4. Wood SE, Wood EG, Boyd D. Mastering the world of psychology. 5th
ed. New Jersey: Pearson Education;2013.
5. Galambos NL, Turner PK, Tilton-Weaver LC. Chronological and
subjective age in emerging adulthood: The crossover effect. J Adolesc
Res. 20(5):538–56.
6. Crone EA, Wendelken C, Donohue S, van Leijenhorst L, Bunge SA.
Neurocognitive development of the ability to manipulate information in
working memory. Proc Natl Acad Sci U S A. 2006;103(24):9315–20.
7. Gogtay N, Giedd JN, Lusk L, Hayashi KM, Greenstein D, Vaituzis AC,
et al. Dynamic mapping of human cortical development during
childhood through early adulthood. Proc Natl Acad Sci.101(21):8174–9.
8. Sunaryo. Psikologi untuk Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: EGC;2013.
9. Gunarsa SD, Gunarsa YSD. Psikologi perkembangan anak dan remaja.
Jakarta: Gunung Mulia;2008.
10. Muhith A. Pendidikan keperawatan jiwa: Teori dan aplikasi edisi
1. Yogyakarta: Andi Offset;2015.
11. Runco MA. Self-actualization. In: Salkind NJ, editor.
Encyclopedia of human development volume3.
California: Sage Publication; 2006.
12. Sebastian C, Burnett S, Blakemore S. Development of the self-
concept during adolescence. Trends Cogn Sci.
2008Nov;12(11):441–6.
13. Paus T. Mapping brainmaturation and cognitive development
during adolescence. Trends Cogn Sci.9(2):60–8
14. Aranda M, Castillo-Mayén MDR, Montes-Berges B. Has
Changed the Traditional Social Perception on Nurses?
Attribution of Stereotypes and Gender Roles. Acción
Psicológica. 2015 Sep 21;12(1):103.
15. Sánchez-López M del P, Saavedra AI, Dresch V, Limiñana-Gras
RM. Conformity to Traditional Gender Norms in a Feminized
Occupation: The Influence on Health Behaviors. Health (Irvine
Calif). 2014;06(20):2775–89
16. D’Souza J, Gurin M. The universal significance of Maslow’s
concept of self- actualization. Humanist Psychol.
2016;44(2):210–4.
17. Selvi K. Lifelong Learning and Self-Actualization. In: Memory
in the Ontopoesis of Life. Dordrecht: Springer Netherlands;
2009. p. 51–66.
LEMBAR KONSULTASI

Kelompok : 4 (Empat)
Angkatan : Sarjana Keperawatan Tingkat II A
Tahun Ajaran/Semester : 2020/2021 Semester IV
Pembimbing : Rimba Aprianti, S.Kep.,Ners
Tanda Tangan
No. Hari/tanggal Catatan Bimbingan
Mahasiswa Pembimbing

1. Senin, 15 1. Bimbingan Pre Conference


Maret 2021 2. Perhatikan sistematika penulisan
3. Perbaiki susunan sub-sub tema
4. Masukkan Jurnal terkait
5. Buat daftar pustakan 10 tahun terakhir Dinda
6. Lanjutkan BAB 2
Sarjana Keperawatan Ners Reguler is inviting you to a Anjelinae. S
Rimba Aprianti,
scheduled Zoom meeting.
S.Kep.,Ners

Topic: Bimbingan Askep PPK I Kelas 2A


Time: Mar 15, 2021 09:00 AM Jakarta

Join Zoom Meeting


https://us02web.zoom.us/j/81898647572?
pwd=T3ZwUUVNNVNDamtjZm4vVDd3RkNFUT09

Meeting ID: 818 9864 7572


Passcode: 838445

Join by Skype for Business


https://us02web.zoom.us/skype/81898647572

2 Kamis, 18 1. Melaksanakan bimbingan askep


2. Perhatikan sistematika penulisan
Maret 2021 3. Lengkapi lembar-lembar pengesahan dan
Persetujuan
4. Perbaiki askep ( keluhan utama, riwayat
penyakit sekarang, lengkapi data fokus, Dinda Rimba Aprianti,
lengkapi analisa data dan sesuikan bila
dipengkajian ada, perbaiki intervensi Anjelinae. S S.Kep.,Ners
sesuaikan dengan diagnosa masing-masing
dan sesuai dengan buku acuan SDKI dan
SIKI )
5. Lembar konsul paling bawah
Sarjana Keperawatan Ners Reguler is inviting you to a
scheduled Zoom meeting.

Topic: Bimbingan Askep PPK I Kelompok 4 Kelas 2A


Time: Mar 18, 2021 09:00 PM Jakarta

Join Zoom Meeting


https://us04web.zoom.us/j/73976876494?
pwd=ZUd4WTJ4ZnZFeXNJSUxrUmppSThoZz09

Meeting ID: 739 7687 6494


Passcode: 9z7mxi

3 Senin, 22 1. Perhatikan sisteamtika penulisan


Maret 2021 2. Perbaiki implementasi dan evaluasi
Sarjana Keperawatan Ners Reguler is inviting you to a
scheduled Zoom meeting. Dinda
Anjelinae. S
Topic: Post Conference PPK 1 Kelompok 4 Rimba Aprianti,
Time: Mar 22, 2021 09:00 PM Jakarta S.Kep.,Ners

Join Zoom Meeting


https://us04web.zoom.us/j/76824229161?
pwd=d2FSV2F6UlR6Vmp1Qm51d2JGTC85Zz09

Meeting ID: 768 2422 9161


Passcode: LtE6Te

Anda mungkin juga menyukai