TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
karbohidrat, lemak, dan protein yang ada pada penderita penyakit diabetes
melitus dikarenakan aktivitas insulin pada target sel kurang (Kerner and
Bruckel, 2014).
dalam darah yang terjadi karena adanya kelainan sekresi insulin sehingga
pada pasien DM. Akibat dari gabungan dari abnormalitas komplek insulin
dalam waktu yang cukup lama dan meningkatkan sekresi insulin, tetapi
5
6
2.1.3 Patofisiologi
a. Kerusakan
Diabetes melitus tipe 2 terjadi karena sel-sel insulin gagal karena tidak
mampu merespons dengan baik atau biasa disebut dengan resistensi insulin
produksi glukosa dalam hati berlebihan akan teteapi tidak terjadi kerusan
awal DM tipe 2 sel beta akan mengalami gangguan sekresi insulin, apabila
tidak segera ditangani makan akan menyebabkan kerusakan pada sel beta
2.1.4 Pathway
Genetik Obesitas, gaya hidup tidak sehat, kurang gerak Pengeluaran hormon
esterogen, progresteron
dan hormon kehamilan
Kerusakan sel beta Retensi insulin
pankreas
Pemecah
glukosa hiperglikemia Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
menuju sel
menurun Menyerang kulit dan infeksi Meluas ke jaringan yang
jaringan subkutan lebih dalam
Mekanisme radang
Mikroorganisme Sistem imun berespons
menginfeksi dengna menaikkan
dermis dan antibody
Akselerasi Edema, Luka subkutis
deakselerasi saraf kemerahan terkontaminasi
jaringan sekitar mikroorganisme
Proses fagositosis Reaksi Ag-Ab
Nyeri tekan
Nyeri otot
Eritema lokal pada kulit
Kurang informasi tentang penyakit
Kerusakan kulit
dan penatalaksanaannya
Gangguan rasa Lesi
nyaman dan nyeri Trauma jaringan lunak
Defisiensi pengetahuan
Kerusakan integritas
Nyeri akut jaringan
8
Gambar 2.2 Pathway Diabetes Melitus (Fatimah, 2015) Resiko infeksi
9
insulin
3. Diabetes Mellitus tipe lain terjadi karena defek genetik fungsi sel beta,
pengaruh obat dan zat kimia, infeksi, masalah imunologi yang jarang,
4. DM gestasional.
(Perkeni, 2011)
Tanda dan gejala pasien DM dibagi menjadi dua macam yaitu gejala
d. Mengalami kram
e. Cepat mengantuk
dan prematuritas.
3) Luka diabetic
Luka diabetic atau sering biasa disebut ulkus diabetik luka yang
2.1.7 Komplikasi
1. Komplikasi Akut
2. Komplikasi Kronis
2.1.8 Penatalaksanaan
diabetes, yaitu edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani, dan intervensi
farmakologis.
a. Edukasi
Tujuan utama dari pemberian edukasi pada pasien DM dan juga pada
(jumlah makanan yang dikonsumsi, jadwal diet yang ketat dan juga
2012).
12
c. Olahraga
(Suzanna, 2014).
d. Intervensi farmakologis
2013).
memadai.
b. Penanganan ulkus/gangren
penyembuhan luka.
d. Penanganan infeksi
e. Perawatan luka
agar enzim dapat meresap pada skar dan permukaan luka tetap
lembab.
c) Mempertahankan kelembaban
Salah satu tanda dari penyembuhan luka pasien bisa dilihat dengan
Toleransi Glukosa Oral standar. Untuk kelompok resiko tinggi DM, seperti
usia dewasa tua, tekanan darah tinggi, obesitas, riwayat keluarga, dan
(TGT): Hasil pemeriksaan glukosa plasma 2 jam setelah TTGO antara 140-
2012).
dipengaruhi oleh motivasi dan faktor luar seperti saran informasi serta
1. Pendidikan
2. Informasi
3. Lingkungan
4. Pengalaman
5. Usia
1. Tahu (Know)
2. Memahami (Comprehension)
3. Aplikasi (Aplication)
4. Analisis (Analysis)
5. Sintesis (Sytnthesis)
6. Evaluasi (Evaluation)
suatu penyakit.
2.4.1 Pengkajian
A. Identitas Klien
B. Riwayat kesehatan
1. Keluhan Utama
keluhan berat badan turun dan mudah merasakan haus. Pada pasien
kunjung sembuh.
bawah, luka yang susah untuk sembuh, turgor kulit jelek, mata cekung,
penyakit DM.
1. Pola persepsi
Akibat produksi insulin tidak adekuat atau adanya kurang insulin maka
3. Pola eliminasi
pada urine (glukosuria). Pada eliminasi alvi relatif tidak ada gangguan.
sampai terjadi koma. Adanya luka gangren dan kelemahan otot – otot
mengalami kelelahan.
6. Kognitif persepsi
8. Peran hubungan
9. Seksualitas
konstruktif/adaptif.
Perubahan status kesehatan, turunnya fungsi tubuh dan luka pada kaki
D. Pemeriksaan fisik
c) Tanda-tanda vital
(1) Wajah : kaji simetris dan ekspresi wajah, antara lain paralisis
ganda (diplopia).
24
(4) Hidung : tidak ada pembesaran polip dan tidak ada sumbatan,
(5) Mulut :
diuresis osmosis.
mudah goyah.
sistemik
bronkovesikuler.
25
f) Abdomen
g) Integumen
bawah.
h) Sirkulasi
lama.
hipertensi, disritmia.
26
(NANDA, 2018).
topik.
Batasan karakteristik :
4. Kurang pengetahuan
27
Kondisi terkait :
2. Gangguan memori
masalah
Gejala dan
tanda minor
Subjektif : -
Objektif :
1. Menjalani
pemeriksaan
yang tidak
tepat
2. Menunjukkan
perilaku yang
berlebihan.
Kondisi klinis
terkait :
1. Kondisi klinis
yang baru
dihadapi oleh
klien
2. Penyakit akut
3. Penyakit
kronis
Keterangan :
1. Diagnosis ini
dispesifikasika
n berdasarkan
topik tertentu,
yaitu :
2. Gaya hidup
sehat
3. Keamanan diri
4. Keamanan
fisik anak
5. Kehamilan
dan persalinan
6. Kesehatan
maternal pasca
persalinan
7. Kesehatan
maternal
prekonsepsi
30
Dengan Metode Video Dan Focus Group Discussion (FGD) Terhadap Tingkat
yang di tulis oleh Gresty Massi dan Vandri Kallo, Penelitian ini menggunakan
design dengan rancanganpreand post test with control group. Didapatkan hasil
quasi experiment design rancangan pre and post test withcontrol group dengan
hasil uji analisis pada tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi dengan
motede video dan FGD pada kelompok intervensi menggunakan uji paired t-test
dengan tingkat kesalahan alpha 0,05. Menunjukan nilai mean sebelum diberikan
edukasi dengan video dan FGD adalah 24.06 dan sesudah diberikan edukasi
adalah 40.60 dengan standar deviasi sebelum adalah 5.873 dan sesudah 0.828
dengan nilai p sebelum edukasi dengan metode video dan FGD adalah 0.000, dan
sesudah edukasi adalah 0.000, ini berarti lebih kecil dari nilai a 0.05 (p<0.05),
hasil uji analisis yang dilakukan pada kelompok kontrol dengan metode ceramah
didapatkan hasil mean sebelum 22.46 dan sesudah adalah 27.80, dengan standar
deviasi sebelum 2.12 dan sesudah 6.24 menunjukan perbedaan sebelum dan
dan FGD ini efektif digunakan untuk meningkatkan pengetahuan pasien DM Tipe
ditulis oleh Rola Oktorina, Ratna Sitorus, Lestari Sukmarini pada tahun 2019
menggunakan desain quasi experimental dengan one group pretest postest dengan
Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang pada Bulan April – Mei
pengetahuan pasien mengenai diabetes melitus tipe dimana nilai p value adalah
0,001 (p<0,05). Penelitian ini sejalan dengan Missiriya (2016) bahwa tingkat
Penelitian yang dilakukan oleh Sudiyanto dan sekartini (1998) tentang pengaruh
Sebagian besar pasien memahami dampak komplikasi tetapi hanya sedikit yang
kesehatan. Menurut para ahli, mata adalah indera yang paling banyak
Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2 yang di tulis oleh Rita Surya,
rancangan penelitian Non Equivalent Control Group dimana rancangan ini sangat
pemberian tindakan (pre test) dansesudah pemberian tindakan (post test) dimana p
Value 0,000 > 0,05. Penelitian ini diikuti oleh 60 responden dengan penyakit DM.
33
DM tipe 2 untuk pengelolaan diabetes mellitus meliputi empat pilar utama yaitu
menyeluruh. Serta perlunya motivasi diri yang kuat dan sikap optimistis dari
penyakit apapun pasti ada obatnya termasuk penyakit Diabetes Mellitus ini dalam
نل نٌاينةا
dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
Dalam konsep ilmu pengetahuan tentang penyakit dalam islam Allah SWT
berfirman :
ٓضذءِوْلن وه نَ نَٰ وحهه ۖفُ ه نوقهن ارب ولز ود وُذ وع ون ام ِنتن نعننذٱْلناِهٱ وْل نم ون هَٱ وْل نحقُّ نَٰ نَلتن وع نج ون وبٱ وْلقهرو نٌا وُ ومَّقنب و ن
وِلُهه وق ن
34
Dari imam ahmad dari sahab usamah bin suraik, Rasulullah SAW yang
berobat?' Beliau menjawab, 'Iya, wahai para hamba Allah, berobatlah. Sebab,
kecuali satu penyakit.' Mereka bertanya, 'Penyakit apa itu?' Beliau menjawab,
2.4.4 Implementasi
pelindung bagi klien i). Memberikan dukungan, pendidikan dan bantuan j).
Bersifat holistik k). Mampu menjalin kerjasama dengan profesi lain l).
Mendokumentasikan tindakan.
2.4.5 Evaluasi
memahami tentang apa itu penyakit Diabetes Melitus dan bagaimana juga
diharapkan mampu memahami apa saja komplikasi yang bisa terjadi pada
Pada jurnal pertama ditulis Analisis jurnal kedua Pada jurnal ketiga ditulis
oleh Gresty Massi dan berjudul Pengaruh oleh Rita Surya, Mulyadi
Vandri Kallo (2018) Edukasi Kesehatan dan Said Usman berjudul
berjudul Efektifitas Dengan Self Konseling Terhadap
Pemberian Edukasi Instructional Module Peningkatan
Dengan Metode Video Terhadap Pengetahuan Pengetahuan Pasien
Dan Focus Group Tentang Diabetes Diabetes Melitus (DM)
Discussion (Fgd) Melitus yang ditulis Tipe 2 menyatakan
Terhadap Tingkat oleh Rola Oktorina, bahwa, terdapat
Pengetahuan Pasien Dm Ratna Sitorus, Lestari perbedaan nilai mean
Tipe 2 Di Klinik Diabetes Sukmarini pada tahun pengetahuan penyakit
Kimia Farma Husada 2019. Didapatkan hasil DM tipe II yang
Manado, hipotesis (Ha) menunjukkan terdapat signifikan
yang menyatakan bahwa pengaruh pemberian antarakelompok
metode Video dan FGD edukasi kesehatan intervensi dengan
ini efektif digunakan dengan Self kelompok control
untuk meningkatkan Instructional Module sebelum pemberian
pengetahuan pasien DM (SIM) terhadap tindakan (pre test) dan
Tipe 2 di Klinik Diabetes pengetahuan pasien sesudah pemberian
Kimia Farma Husada mengenai diabetes tindakan (post test)
Manado diterima. melitus tipe dimana dimana p Value 0,000 >
nilai p value adalah 0,05.
0,001 (p<0,05).