Makalah Agama Kelompok Fundamentalisme
Makalah Agama Kelompok Fundamentalisme
Disusun oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya guna memenuhi tugas kelompok agama
dengan judul “Fundamentalism, Faham, dan Aliran dalam Islam”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen
Mata Kuliah Agama yang telah memberikan tugas kepada kami. Kami juga ingin
mengucapkan terimakasih kepada pihak yang membantu pembuatan makalah ini.
Kami jauh dari kata sempurna, dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, karena keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka
kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan. Semoga makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi kami dan para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
A. Pengertian Fundamentalisme................................................................................... 2
B. Asal Usul Fundamentalisme.................................................................................... 2
C. Lahirnya Gerakan Islam Fundamentalisme............................................................. 3
D. Karakteristik Islam Fundamentalisme..................................................................... 4
E. Pandangan Islam Tentang Kekerasan...................................................................... 6
F. Sikap Terhadap kelompok fundamentalisme........................................................... 7
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 9
B. Saran........................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah “fundamentalisme” pada awalnya dimunculkan oleh kalangan akademisi Barat dalam
konteks sejarah keagamaan dalam masyarakat Barat sendiri. Fundamentalisme secara harfiah
berarti dasar dan merujuk pada gerakan protestan Amerika awal abad ke 20 yang menyerukan
agama untuk kembali kepada penafsiran Injil secara puritan. Fundamentalisme dianggap
sebagai aliran yang berpegang teguh pada “fundamen” agama Kristen melalui penafsiran
terhadap kitab suci agama itu secara rigid dan literalis. Sedangkan secara terminologi,
fundamentalisme adalah aliran pemikiran keagamaan yang cenderung menafsirkan teks-teks
keagamaan secara rigid kaku dan literalis tekstual.
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan penulisan makalah ini salah satunya yaitu unutk menyelesaikan tugas dan tentunya
untuk menambah pengetahuan penulis dan pembaca tentang fundamentalism, faham dan
aliran dalam islam atau mungkin menumbuhkan minat baca dan wawasan pembaca dengan
membaca makalah ini.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fundamentalisme
Fundamentalisme Islam’, begitu mayoritas masyarakat menyebutnya, adalah sebuah
gerakan yang berupaya mengembalikan ajaran Islam sesuai dengan apa yang pernah
dipraktikkan oleh Nabi Muhammad dan sahabatnya.
Namun demikian, kata ‘fundamentalisme’ sendiri sebenarnya tidak memiliki relevansi
sejarah di dalam tradisi Islam. Sebaliknya, kata ini justru dimunculkan pertama kali dari
kalangan orang-orang Protestan konservatif awal abad ke-20 sebagai respon terhadap
menguatnya liberalisme dan modernisme Barat pada waktu itu.
Ruthven menyebut bahwa sangat sulit melepaskan kata ‘fundamentalisme’ dari
fenomena pergumulan antara Protestan konservatif dan liberal-modernis Amerika, namun
demikian, kata itu bermakna universal dalam artian mengembalikan hal-hal dasar dan
prinsipil. Alhasil, ia dapat merembesei berbagai fenomena di luar sejarahnya kemunculannya.
Dengan kata lain, selama fenomena kebangkitan agama terus bermunculan dengan respon
apapun, maka hal-hal tersebut dapat dikategorisasikan sebagai ‘fundamentalisme’.
2
3
the norms derived from God's law, interpreted by a definite authority that intermediates
between God and humanity".
Dari definisi ini tergambar bahwa ideologi utama gerakan fundamentalisme agama
adalah mempertahankah eksistensi dari ancaman identitas-identitas asing yang tidak asli.
Guna kembali kepada apa yang disebut Castells sebagai "the ego of authenticity".
Fundamentalisme Islam secara eksklusif merupakan suatu gerakan sosial yang mendesak
pembentukan identitas Islam baru untuk melawan identitas, yang menurut kelompok
fundamentalis, telah terkontaminasi dengan nilai-nilai Westernisme dan sekulerisme yang
mengancam identitas Islam yang otentik.
Gerakan fundamentalisme Islam, secara normatif, sebagai manifestasi identitas
komunal sering kali difungsikan untuk menentukan batas-batas antara perintah dan larangan,
antara moral dan a-moral, antara baik dan buruk, dan seterusnya. Adakalanya gerakan
fundamentalisme dipergunakan untuk membuat garis demarkasi antara pemerintah yang
despotik dengan masyarakat sipil. Sebagaimana, misalnya, yang diyakini Dale Eickelman dan
James Piscatori. Bentuk-bentuk ekspresi dari kebangkitan komunalisme semacam ini adalah
lahirnya partai-partai serta organisasi-organisasi massa baru yang menggunakan simbol-
simbol primordial, semisal agama, etnik dan kelompok, sebagai identitas bersama.
Ustaz Kiki menjelaskan ta`zir adalah bahagian dari ‘uqubat (hukuman) dalam hukum pidana
Islam atau balasan terhadap sesuatu jarimah (kesalahan) berupa maksiat yang telah dilakukan
oleh seseorang. Ada beberapa bentuk ‘uqubat dalam hukum pidana Islam yakni arimah hudud
dan jarimah diyat atau qisas, dan jarimah ta’zir. Ta’zir adalah hukuman yang telah ditentukan
untuk jarimah ta’zir. Bentuknya bermacam-macam, tetapi penentuannya diserahkan kepada
pihak pemerintah atau yang berwenang, yaitu lembaga legislatif atau hakim (waliyul amri
atau imam).
muslimin
8
negeri ini untuk waktu yang cukup lama. Fundamentalisme mengajak manusia untuk berbuat,
dan untuk tidak diam saja karena pilihan lainnya adalah perubahan ke arah yang lebih buruk.
Eksklusivitas kaum fundamentalis dapat dipakai untuk membangun kerja tim dalam
kehidupan masyarakat Islam. Ekslusivitas memang jelek dan kadang-kadang menakutkan,
namun pada kelompok-kelompok eksklusif seperti yang ditunjukkan fundamentalisme Islam
terlihat dengan jelas solidaritas sesama anggota. Sebagai sebuah kelompok, mereka memiliki
ikatan solidaritas yang cukup tinggi, kokoh, militan dan rela menerima resiko dari sebuah
perjuangan. 30 Ini tidak untuk mengatakan bahwa fundamentalisme Islam mesti didukung.
Bersamaan dengan itu, terdapat beberapa catatan yang menyebabkan kaum
fundamentalis dapat dikatakan memperlihatkan sikap yang kurang baik, di antaranya adalah
sebagai berikut.31 Pertama, dari segi keyakinan keagamaannya, mereka bersikap rigid dan
literalis. Kaum fundamentalis lebih menekankan simbol-simbol keagamaan daripada
substansinya. Mereka menganggap bahwa doktrin agama telah mengatur.
segala-galanya.
Agama dinilainya sebagai sistem yang lengkap dan mencakup pelbagai sub-sistem di
dalamnya. Pandangan seperti ini bisa dijumpai rujukannya pada Abu al-A’la al-Maududi dan
Sayyid Qutb. Mereka memiliki pandangan keagamaan yang berbeda dengan kaum modernis,
yang pada umumnya kurang mementingkan soal istilah atau simbol-simbol keagamaan yang
bercorak distinktif. Bagi kalangan modernis, yang penting adalah agar prinsip-prinsip, cita-
cita dan roh Islam dapat menjiwai kehidupan masyarakat dan negara, bukan mengutamakan
simbol, sebagaimana yang dipegang teguh kaum fundamentalis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh dari
sempurna. Untuk kedepannya penulis akan menjelaskan makalah secara lebih fokus dan detail
dengan sumber yang lebih banyak dan dapat dipertanggungjawabkan. Kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan penulis.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://text-id.123dok.com/document/4yr39g7vy-pengertian-dan-asal-usul-istilah-
fundamentalisme.html
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/tamaddun/article/download/2558/1834#:~:text=Funda
mentalisme%20Islam%20%E2%80%93demikian%20menurut%20Musa,agama%2C
%20kembali%20kepada%20keseimbangan%20hubungan
https://journal.uii.ac.id/Unisia/article/view/5881/5307
https://news.detik.com/opini/d-1179066/memahami-islam-fundamentalis-di-indonesia
https://m-republika-co-id.cdn.ampproject.org/v/s/m.republika.co.id/amp/qi6g0c335?
amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16275610844841&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=Dari
%20%251%24s&share=https%3A%2F%2Fwww.republika.co.id%2Fberita
%2Fqi6g0c335%2Fpandangan-islam-tentang-kekerasan-dan-penganiayaan
https://www.floresa.co/2015/01/29/bagaimana-menyikapi-fundamentalisme/
10