Anda di halaman 1dari 40

PRAKTIKUM PHARMACEUTICAL CARE 2

Praktikum 1
PENGENALAN ALAT KESEHATAN

Oleh:
Nama : I Gede Wira Darma Atmaja
NIM : 198114113
Golongan : E1

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PERTEMUAN 1
PENGENALAN ALKES DAN CONTINUNING PHARMACIST EDUCATION

Tujuan:
Mahasiswa mengenali (menyebutkan) beberapa alat yang digunakan di RS dan manfaatnya dari alat
nyata dan foto/gambar.

Kegiatan:
Mahasiswa mempelajari dan berdiskusi mengenai manfaat alat-alat kesehatan
Mahasiswa memperagakan beberapa alat-alat khusus yang dicontohkan

FORM KERJA

JENIS NAMA MANFAAT


ALAT
Infusion Set Untuk
memasukkan
cairan dari wadah
ke sistem
vaskular pasien
melalui jarum
atau kateter yang
disisipkan pada
vena
(Kepmenkes,
2014).
Winged Infusion Untuk
set mengambil darah
atau untuk
menjangkau
pembuluh vena
dalam pemberian
pengobatan dan
cairan infus
(Nall, 2018)

Catheter Foley No 14; Untuk membantu


16; 18; 8 mengeluarkan
urine dari
kandung kemih
pasien yang
memiliki masalah
pada saluran atau
kandung kemih.
(Kepmenkes,
2014)
No 8 : Folley
catheter ini
biasanya
digunakan oleh
anak -anak.
No. 14 : Folley
catheter ini
biasanya
digunakan oleh
perempuan.
No.16 : Folley
catheter ini
biasanya
digunakan oleh
wanita dan laki -
laki.
No.18 : Folley
catheter ini
biasanya
digunakan oleh
anak -anak.
Transfusion Set
Sebagai alat
bantu saluran
masuk serta
penyetelan
keluarnya darah
kedalam tubuh
atau biasa disebut
dengan transfusi
darah
(Kepmenkes RI,
2014).

Single blood Untuk


bag with menyimpan darah
transfusion set jenis whole blood
atau darah
lengkap, artinya
di dalam darah
tersebut
mengandung
komponen sel
darah beserta
cairan plasmanya
(Kepmenkes,
2014).
IV Canula Untuk
memasukkan
cairan ke tubuh
ditujukan untuk
sampel darah,
memonitor
tekanan darah,
atau mengelola
cairan intravena
(Kepmenkes,
2014)
Syringe Insulin Alat untuk
0.5ml/1ml menyuntik atau
menyedot cairan
insulin dari vial
insulin dengan
volume masing-
masing 0,5 ml U-
100 atau 1 ml U-
100. (FIT, 2017)

Torniquet Untuk
mengerutkan
(constricting) dan
menekan
(compressing) di
bagian tertentu
pada tubuh
manusia,
contohnya
tungkai atau
lengan.
Tourniquet
berfungsi untuk
mengontrol aliran
darah pada vena
atau arteri dengan
cara menekan dan
melepas dalam
rentang waktu
tertentu
(Hakim et al.,
2018).
Thermo-meter Untuk mengukur
infrared suhu tubuh
dengan cepat dan
akurat tanpa perlu
menyentuh alat
pada bagian
tubuh, karena
menggunakan
inframerah
sebagai sensor
suhu sehingga
dinilai lebih
nyaman
(Wartono dkk,
2018).
Stetoscope Untuk
mendengar
bunyi organ
tubuh,
misalnya
jantung, paru-
paru, dll

Nebulizer Untuk membantu


pasien yang
mengalami
kesulitan
bernafas dengan
cara mengubah
cairan/obat
menjadi dalam
bentuk uap/
aerosol kedalam
saluran
pernafasan
(Kemenkes RI,
2018)
Mercury Untuk mengukur
Sphygmomano tekanan darah
meter dengan
menggunakan air
raksa dan
memerlukan
stetoskop untuk
mendengar
munculnya bunyi
saluran tekanan
sistolik dan
diastolik (Eriska
et al., 2016).
Alat ini berfungsi
Mercury Bp untuk menahan
aliran darah agar
Cuff+Bulb+Latex+V dapat mengetahui
alve 1 Set sistol dan diastol.
•Cuff: manset yang
digunakan untuk
membungkus
lengan atas.
•Bulb: Pompa untuk
mengembungkan
manset untuk
menghentikan
aliran darah dalam
arteri selama
beberapa detik.
•Latex: selang
penghubung yang
menghubungkan
manset dengan bulb
•Valve: katup yang
memungkinkan
udara keluar dari
manset yang
memungkinkan
aliran darah untuk
kembali seperti
semula (Eriska et
al, 2016).
Sphygmomano Digunakan untuk
meter Digital mengukur dan
menampilkan
tekanan darah
arteri pasien
(Kepmenkes,
2014).

Sphygmomano
meter Pegas Alat untuk
mengukur tekanan
darah (Kepmenkes,
014).
Walking Stick
Sebagai alat bantu
penopang pada
tangan saat berjalan
untuk melakukan
perpindahan secara
perlahan. Kode
FS911L dapat
digunakan untuk
tempat duduk
apabila
direntangkan
(Motionaid, 2020).
Walking flame
Membantu
keseimbangan /
kaki yang lemah.
Menurunkan 64%
dari berat
pengguna
(Motionaid,
2020).

Wheel Chair
Kegunaan kursi
roda secara umum
adalah untuk
membantu pasien
yang mengalami
gangguan sistem
motorik pada
kakinya
(Nusantara dan I
Made, 2018)

Common chair Kursi yang


digunakan untuk
membantu pasien
dalam proses
buang air besar.
Kursi toilet ini
dibutuhkan pada
pasien yang tidak
bisa berjalan ke
kamar mandi
(Koutoukidis,
2021).
Bedpen
Untuk
menampung feses
pada pasien yang
tidak boleh/ tidak
bisa ke toilet
(Rajab et al,
2018).

Urinal
Alat yang
digunakan untuk
menampung urin
ketika pasien
tidak boleh ke
WC (Rajab et al.,
2019)

Hot Water Bag


(WWZ) Untuk kompres
hangat (Jabir,
2013).

ECG Paper
Kertas EKG atau
ECG Paper
adalah media
yang digunakan
untuk
merekam/mencet
ak hasil
pemeriksaan
EKG (Asriwati,
2017).
Cat gut Benang bedah
2/0;3/0;4/0 berfungsi untuk
mengikat
pembuluh darah
atau menyatukan
jaringan. Catgut
termasuk ke
dalam jenis
benang yang
dapat dicerna
oleh enzim abtau
dihidrolisis oleh
tubuh yang
terbuat dari bahan
alami. Angka
pada benang
menunjukan
ketebalan benang
jahit (Sudisma,
2017).
Gauze bandage Disebut juga kasa
5 cm; 10 cm hidrofil yang
berfungsi untuk
membalut luka
(Kemenkes,
2017).

Vaginal Alat yang


Specurum dimasukkan ke
Size S;M dalam liang
rongga vagina
agar dapat
memeriksa
melihat bagian
yang berada di
liang rongga
tersebut (Bahy,
2017).
USG Gel Digunakan untuk
memblok udara
pada pemeriksaan
doppler untuk ibu
hamil dan ECG
sehingga suara
yang diperoleh
akan lebih jernih
dan hasil lebih
maksimal
(Kemenkes,
2017).
Wooden Alat ini
Tongue digunakan untuk
memeriksa lidah
pasien
(Kepmenkes,
2014).

Nylon with Nylon with


needle needle digunakan
Silk with needle untuk menjahit
2/0 luka. Nylon with
3/0 needle untuk
4/0 menutup luka dan
menjahit kulit
pada pembedahan
atau setelah
trauma (Yarso et
al., 2018). Nylon
with needle
merupakan
benang non-
absorbable dari
bahan sintetik.
Sedangkan Silk
with needle
merupakan
benang non-
absorbable dari
bahan alami.
Fungsinya
mengikat
pembuluh darah
atau menyatukan
jaringan. Angka
pada benang
menunjukan
diameter benang.
(Sudisma, 2017).
Computerized Untuk mengatur
syringe infusion jumlah cairan
pump yang masuk ke
dalam sirkulasi
darah sesuai
dengan perintah
yang diberikan
secara terkontrol
(Rosyidah et al.,
2018)
Infusion pump
Untuk
memberikan
nutrisi atau obat
dengan cara yang
terkendali.

(Kepmenkes,
2010)

Infusion Digunakan
sebagai wadah
cairan infus untuk
mencegah atau
memenuhi
kurangnya
kebutuhan
elektrolit dalam
tubuh dan
diberikan kepada
pasien secara
berkala
(Bagaskara et al.,
2020).
Lancet Digunakan untuk
mengambil darah
dalam jumlah
yang sedikit
dengan ujung
jarum tajam,
dengan akurasi
yang tinggi
(Syarifah et al.,
2020).
Vaccum tube Untuk tempat
sampel darah
vena pada
pemeriksaan
hematologi.

Tutup merah:
tanpa ditambah
zat aditif

Tutup kuning:
berisi gel
separator

Tutup hijau tua:


berisi natrium
atau lithium
heparin

Tutup ungu:
berisi EDTA

Tutup pink: berisi


potassium EDTA

Tutup biru: berisi


natrium sitrat
(Syarifah et al.,
2020).
Instrument tray Digunakan
+ tutup sebagai tempat
untuk menaruh
instrumen -
instrumen atau
alat - alat
kesehatan seperti
gunting anatomis,
pinset, jarum
suntik dan lain -
lain agar tetap
dalam kondisi
steril (Bahy,
2017)
Needle holder Needle holder
digunakan untuk
menjepit jarum
jahit (hec naald)
serta menjahit
luka terbuka
seperti luka bekas
pembedahan
(Bahy, 2017).

Gunting Bandage Scissors


Bandage berguna untuk
memotong
perban, serta
berfungsi untuk
membuka rahim
tanpa
membahayakan
bayi selama
operasi sesar
(Nemitz, 2014)
Gunting Forcep Gunting yang
digunakan untuk
menjepit atau
memegang benda
ketika
pembedahan
(Nemitz, 2014).
Laryngoscope Untuk
memperoleh
pandangan
lipatan vokal dan
glotis.
Laryngoscope
dapat dilakukan
untuk
memfasilitasi
intubasi trakea
selama anestesi
umum atau
resusitasi
cardiopulmonary
(Bahy, 2017).

Balloon catheter Untuk


pengambilan air
kencing dalam
sistem tertutup,
bebas dari
udara dan polusi
disekitarnya
(Bahy, 2017)

Larutan antiseptik Larutan


antiseptik
merupakan
senyawa kimia
yang digunakan
untuk membunuh
atau menghambat
pertumbuhan
mikroorganisme
pada jaringan
yang hidup
seperti pada
permukaan kulit
dan membran
mukosa, untuk
mengurangi
kemungkinan
infeksi, sepsis
atau pembusukan
(putrefaction).
Bagian besinya
merupakan
tempat untuk
meletakkan
cairan antiseptik
(Kepmenkes,
2014)

Alat Cek Darah Alat cek darah


Portable portable
digunakan untuk
3 macam tes
darah yaitu
glukosa,
kolesterol, dan
asam urat.
(Kepmenkes,,
2014)
Strip Digunakan untuk
mengukur kadar
kolesterol darah
total berdasarkan
deteksi
elektrokimia
dengan dilapisi
enzim cholesterol
oxidase pada strip
membrane
(Kepmenkes,
2014)
Lancing device Lancet
merupakan jarum
yang digunakan
dalam mengambil
sampel darah
dalam jumlah
yang sedikit.
Blood Lancet Blood lancet
digunakan untuk
mengeluarkan
atau mengambil
darah untuk
pemeriksaan di
laboratorium.
Dapat juga
digunakan untuk
mengeluarkan
darah pada proses
pembekaman
1. Pinset Cirhurgis : untuk membentuk pola jahitan, meremove jahitan, biasanya digunakan pada jaringan

2. Pinset Anatomi : untuk menggenggam objek atau jaringan kecil dengan cepat dan mudah, serta
memindahkan dan mengeluarkan jaringan dengan tekanan yang beragam, digunakan saat jahitan
dilakukan, berupa eksplorasi jaringan dan membentuk pola jahitan tanpa melibatkan jari.

3. Gunting Jaringan: untuk membentuk bidang jaringan atau jaringan yang lembut, yang
juga dapat dipotong secara tajam.
4. Gunting Benang : untuk menggunting benang, mengangkat benang pada luka yang sudah kering dengan
teknik selipan.

5. Gunting Perban: memotong perban saat perban telah ditempatkan di atas luka, Bagian
dasar gunting ini lebih panjang dan digunakan sangat mudah dalam pemotongan perban

6. Gunting Irish: untuk pembedahan ophtalmicus khususnya iris.

7. Klem A. Lurus : untuk menghentikan pendaharan pembuluh darah kecil dan


menggenggam jaringan lainnya dengan tepat tanpa menimbulkan kerusakan yang tidak
dibutuhkan
8. Klem A. Bengkok : untuk menghentikan pendaharan pembuluh darah kecil dan
menggenggam jaringan lainnya dengan tepat tanpa menimbulkan kerusakan yang tidak
dibutuhkan. Diguakan pada pembedahan minor

9. Klem Jar. Bergigi: untuk memegang jaringan dengan kuat dan dengan pengontrolan yang akurat

10. Klem Jar. Halus: untuk memegang jaringan dengan tepat

11. Needle Holder : untuk memegang needle saat inserasi jahitan dilakukan

(Bahy, 2017)
JENIS ALAT NAMA CARA PAKAI

Swinghaler 1. Buka dan lepaskan


penutup transparan
Swinghaler
2. Kocok Swinghaler
3. Tekan Swinghaler
satu kali sampai
terdengar bunyi klik
4. Hembuskan nafas
sekuat-kuatnya
melalui mulut (jauh
dari bagian
mouthpiece
Swinghaler)
5. Masukkan
mouthpiece ke
dalam mulut, antara
gigi dan tutup
dengan bibir.
Kemudian tarik
nafas sekuatnya
melalui mulut
6. Tahan nafas sekitar
10 detik, kemudian
menghembuskan
perlahan
7. Tekan Swinghaler
satu kali sampai
terdengar bunyi klik
8. Pasang penutup
Swinghaler atau
jika dosis lain
diperlukan, dapat
mengikuti langkah
2-7
(Lorensia dan
Suryadinata, 2018)
Turbuhaler Turbuhaler digunakan
dengan cara menghisap
obat melalui mulut,
kemudian diteruskan ke
paru-paru. Symbicort
digunakan untuk mencegah
Bronkospasme pada orang
dengan asma atau penyakit
paru obstruktif kronik
(PPOK). Cara Pakai :

1. Lepaskan tutup
Turbuhaler, tarik Inhaler ke
atas
2. Putar Turbuhaler ke
kanan selanjutnya ke kiri
dengan cepat, kemudian
akan terdengar suara “Klik”
3. Keluarkan/buang nafas
4. Letakan alat diantara
mulut dan bibir,
condongkan kepala ke
belakang sedikit.
5. Hisap obat dengan
menarik nafas kuat dan
dalam
6. Keluarkan alat dari
mulut
7. Tahan nafas 5-10 detik,
kemudian bernafaslah
secara perlahan
8. Tutup kembali
Turbuhaler dan berkumur
dengan air hangat (BLUD
RSU Kota Banjar, 2017).

Inhaler 1.Buka tutup inhaler, lalu


kocok inhaler beberapa kali
2. Berdiri dan pada posisi
kepala tegak, pastikan
inhaler dipegang dengan
bagian mulut inhaler berada
di posisi bagian bawah
3. Nafas dihembuskan
secara perlahan sampai
tidak ada sisa udara yang
dapat dihembuskan
4. Posisikan mulut inhaler
mengarah ke rongga mulut
yang terbuka. Dan aliran
udara tidak terganggu,
dengan jalan lidah tidak
menutupi bagian mulut
inhaler
5. Tekan canister ( ujung
bagian atas inhaler) untuk
mengeluarkan dosis dan
pada waktu yang
bersamaan
mulailah menarik nafas
dalam secara perlahan
6. Lanjutkan bernafas
secara
perlahan selama 4-5 detik,
tahan nafas selama 10 detik
7. Hembuskan nafas secara
perlahan
(Lorensia dan Suryadinata,
2018)
Insulin Flexpen
Flexpen merupakan
insulin buatan yang
digunakan untuk
membantu mengontrol
gula darah pada pasien
diabetes, baik tipe satu
maupun tipe dua.

Flexpen mengandung
insulin determir sebagai
komposisi utamanya.
Insulin ini bersifat
longacting dan bekerja
selama 24 jam.
Penggunaannya dapat
dikombinasikan dengan
menggunakan insulin
short acting ataupun
dengan obat-obatan
diabetes oral lainnya,
seperti metformin.
Namun dapat pula
digunakan sebagai
terapi tunggal.

Cara pakai :

1. Cuci tangan dengan


air dan sabun.

2. Siapkan pen insulin


yang akan digunakan
(apabila baru
dikeluarkan dari lemari
pendingin, tunggu suhu
insulin hingga suhu
kamar baru bisa
digunakan), dan
lepaskan penutup pen
insulin.

3. Jika insulin terlihat


keruh, putar/gulung pen
diantara kedua telapak
tangan.

4. Ambil jarum dan


buka kertas penutup
jarum (jangan sentuh
jarum dengan tangan
secara langsung),
kemudian pasang pada
pen insulin dengan cara
memutar jarum pada
ujung (tempat
meletakkan jarum) pen
insulin.

5. Lepaskan kemasan
plastik dan penutup
jarum insulin.

6. Hilangkan
gelembung udara
dengan cara memutar
tombol dosis (1 atau 2
unit), kemudian arahkan
pena hingga jarum
mengarah tegak lurus ke
atas dan tekan tombol
dosis hingga insulin
muncul /terlihat di
ujung jarum. Setelah
itu, posisikan dosisi ke
nol (0).

7. Kemudian, putar
tombol dosis sesuai
dengan aturan dosis
yang diberikan.

8. Pilih lokasi tubuh


yang akan disuntikkan
insulin (Biasanya pada
bagian perut, paha, atau
lengan atas. Tidak
dianjurkan untuk
menyuntik pada lokasi
yang sama terus-
menerus dan harus
dilakukan rotasi lokasi
suntik) dan usap dengan
alkohol, kemudian
tunggu sampai alkohol
kering.

9. Pegang pen dengan 4


jari dan jempol
diletakkan pada tombol
dosis, cubit bagian kulit
yang akan disuntik.

10. Suntikkan dengan


posisi 90 derajat,
lepaskan cubitan dan
tekan tombol dosis
dengan jempol hingga
berhenti (klep dosis
akan kembali ke
nol),kemudian biarkan
selama 5-10 detik agar
insulin tidak keluar saat
diinjeksi.

11. Setelah selesai,


lepaskan jarum dari pen
dan buang jarum pada
tempat yang aman
(Eriska et al, 2016).

Diskus 1. Buka penutup Diskus


2. Geser tuas kekanan
sampai terdengar bunyi klik
3. Pegang Diskus secara
horizontal
4. Tariklah nafas dan
hembuskan jauh dari
mouthpiece Diskus
5. Letakkan Diskus di
mulut antara gigi dan bibir
6. Tarik napas mantap dan
mendalam
7. Lepaskan mouthpiece
diskus dari mulut dan tahan
nafas yang dalam selama 5-
10 detik
8. Hembuskan nafas pelan-
pelan
9. Tutup Diskus dengan
menggeser slide penutup
luar
10. Jika dosis lain
diperlukan, dapat
mengikuti langkah 1-9
(Lorensia dan Suryadinata,
2018)
Peak flow meter 1. Pastikan jarum
pengukur (indikator)
menunjuk angka nol
sebelum digunakan
atau angka terendah
pada skala peak flow
meter yang digunakan.
Skala yang digunakan
pada alat ini adalah
satuan liter per menit
(lpm).
2. Berdirilah tegap.
Ambil nafas sedalam
mungkin lalu tahan dan
biarkan udara mengisi
paru-paru Anda.

3. Pastikan mulut
kosong.

4. Dalam keadaan
masih menahan napas,
tempatkan corong di
antara kedua bibir.
5. Tempelkan bibir
serapat mungkin pada
corong.
6. Dalam satu
hembusan napas,
keluarkanlah udara
sebanyak dan secepat
mungkin.
7. Pastikan
mengeluarkan seluruh
udara yang tersimpan
di paru-paru.
8. Dorongan udara
yang keluar dari paru-
paru membuat jarum
indikator bergerak,
sampai berhenti pada
angka tertentu.
9. Anda telah
mendapatkan hasil
pengukuran pertama.
Catatlah hasil tersebut
dengan mencantumkan
tanggal dan waktu.
(Eriska et al, 2016)
DAFTAR PUSTAKA
Asriwati., 2017. Fisika Kesehatan dalam Keperawatan. CV. Budi Utama, Yogyakarta, hal 132-133.
Bagaskara et al 2020. Rancang Bangun Pengatur Infus Berbasis Mikrokontroler. Jurnal Riset Rekayasa
Elektro, 2(2), 85.
Bahy, Adhy, 2017. Alat Kesehatan dan Fungsinya. https://kupdf.net/download/alat-kesehatan-dan-
fungsinya_59f1dd51e2b6f57c66445513_pdf, diakses 09 September 2021.
BLUD RSU Kota Banjar., 2017. Cara Penggunaan Turbuhaler (Symbicort),
https://rsud.banjarkota.go.id/artikel-kesehatan/cara-penggunaan-turbuhaler-symbicort/, diakses
tanggal 9 September 2021.

Eriska, Y., Adrianto, A., Basyar, E., 2016. Kesesuaian Tipe Tensimeter Pegas Dan Tensimeter Digital
Terhadap Pengukuran Tekanan Darah Pada Usia Dewasa. JKD, 5(4), 1925.

Forum for Injection Technique (FIT) Indonesia, 2017. Pedoman Teknik Menyuntik Insulin Indonesia
2017. Forum for Injection Technique, Jakarta, pp 7.
Hakim, M. A., Dian, S. E., dan Hamzah, T., 2018. Tourniquet. Poltekes Depkes, Surabaya.
Jabir, S. et al. 2013. Burn Injuries Resulting from Hot Water Bottle Use: A Retrospective Review of
Cases Presenting to a Regional Burns Unit in the United Kingdom. Hindawi Publishing
Corporation: Plastic Surgery International, 2.
Kepmenkes, 2014. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 118/MENKES/SK/IV/2014
Tentang Kompendium Alat Kesehatan. Menteri Kesehatan, Jakarta.
Kemenkes, 2017. Pedoman Spesifikasi Alat Kesehatan. Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
Kemenkes, 2018. Pedoman Spesifikasi Alat Kesehatan di Puskesmas. Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan, Jakarta, pp. 41, 156.
Koutoukidis, G., Stainton, K. 2021. Essential Enrolled Nursing Skills. Elsevier, Amsterdam, p.347
Lorensia, A., dan Suryadinata, R. V., 2018. Panduan Lengkap Penggunaan Macam-macam Alat Inhaler
pada Gangguan Pernafasan. Penerbit Brothers Indonesia, Surabaya.
Motionaid, 2020. Arti Mobility Aids Dan Manfaatnya, http://www.motionaid.co.id/arti-mobility-aids-
indonesia, diakses tanggal 9 september 2021.
Nall, R., 2018. The Butterfly Needle: What to Expect, https://www.healthline.com/health/butterfly-
needle, diakses tanggal 9 September 2021.
Nusantara, A. F. P. dan I Made, L. B., 2018. Perancangan Multipurpose Wheelchair. Jurnal Rotor, 11(2),
40.
Rajab, W., Fratidhina, Y., Fauziah., 2018. Konsep Dasar Keterampilan Kebidanan. Winekamedia,
Malang, hal 86-88.
Rosyidha, Faizatul, Tri Bowo I, Moch. Prastawa A.T.P., 2018. Monitoring Tetesan Infuse Pump dan
Syringe Pump. Seminar Tugas Akhir, 1(1).
Sudisma, I. G. N., 2018. Jahit Menjahit Dalam Pembedahan. Seminar Nasional Asosiasi Dokter Bedah
Veteriner Indonesia. https://imissu.unud.ac.id/, diakses tanggal 9 September 2021.
Syarifah, Prasetyaswati, B., Utami, M.N., 2020. Hematologi Dasar. PT Cipta Gadhing Artha, Surakarta.
Wartono, M., Puruhito, B., Adrianto, A. , A., 2018. Kesesuaian Termometer Inframerah dengan
Termometer Air Raksa Terhadap Pengukuran Suhu Aksila pada Usia Dewasa Muda (1822
tahun). Jurnal Kedokteran Diponegoro, 7(2), 1522.
Yarso, K.Y., Ismail, D., Surya, B., Setiyono, H., Soewoto, W., Timor, A.B., 2018. Buku Pedoman
Keterampilan Klinis. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, p.14
CONTINUNING PHARMACIST EDUCATION

Tujuan:
Mahasiswa mampu melaksanakan simulasi continuing education secara online.

Kegiatan:
Mahasiswa menyelesaikan 2 artikel CE yang dibuktikan dengan sertifikat dan trackernya.

Mekanisme kerja:
Mahasiswa mencari kasus CE online dimulai dengan membaca materi CE, mendaftarkan diri
untuk mendapatkan CE, mengerjakan soal, mengisi identitas CE, mendapatkan sertifikat CE,
print screen sertikat dan Tracker.

Anda mungkin juga menyukai