Yonatan Hutagalung
Yonatan Hutagalung
KEPERAWATAN “ABORSI”
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
Yonathan Hutagalung
2114021
Puji Syukur saya panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
Makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah etika
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Oknalita simbolon M.Tr Keb
selaku dosen pengajar mata kuliah Etika Keperawatan, sehingga saya dapat
ini. Oleh karena itu, dimohon saran dan kritik yang membangun.Akhir kata semoga
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang...............................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................5
KONSEP TEORI KEPERAWATAN...........................................................................................................5
2.1. Asas dan Kode Etik Keperawatan...........................................................................................5
2.1.1 Pengertian Prinsip Etika Keperawatan.......................................................................................5
2.1.2 Prinsip-Prinsip Asas Etik Keperawatan.......................................................................................5
2.2 Kode Etik Keperawatan Indonesia....................................................................................................7
2.2.2 Perawat dan Praktek....................................................................................................................7
2.2.3 Perawat dan Masyarakat.............................................................................................................8
2.2.4 Perawat dan Teman Sejawat........................................................................................................8
2.2.5 Perawat dan Profesi.....................................................................................................................8
2.3 Ikrar Perawat Indonesia dalam MUNAS IV PPNI 1989...................................................................8
BAB III....................................................................................................................................................10
KONSEP TEORI ABORSI........................................................................................................................10
3.1 Pngertian aborsi...............................................................................................................................10
3.2 Jenis Aborsi.............................................................................................................................10
3.3 Efek Aborsi..............................................................................................................................11
3.4 Resiko kesehatan dan keselamatan fisik................................................................................12
3.5 Aborsi Legal dan Ilegal.................................................................................................................12
BAB IV....................................................................................................................................................15
TINJAUAN KASUS................................................................................................................................15
4.1 CONTOH KASUS PELANGGARAN ETIKA KEPERAWATAN............................................15
4.2 Analisis kasus..........................................................................................................................15
4.3 KEBIJAKAN KESEHATAN..................................................................................................16
BAB V......................................................................................................................................................19
PENUTUP................................................................................................................................................19
5.1 Kesimpulan....................................................................................................................................19
5.2 Saran..............................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
Aborsi dapat dikatakan sebagai pengguguran kandungan yng di sengaja dan saat
ini menjadi masalah yang hangat diperdebatkan. Pengertian aborsi menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1996) abortus (aborsi) didefinisikan sebagai terjadi keguguran
janin; melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan sengaja karena tak
menginginkan bakal bayi yang dikandung itu).
Sementara itu, kendati dilarang, baik oleh KUHP, UU, maupun fatwa MUI atau
majelis tarjih Muhammadiyah, praktik aborsi (pengguguran kandungan) di Indonesia
tetap tinggi dan mencapai 2,5 juta kasus setiap tahunnya dan sebagian besar dilakukan
oleh para remaja.
Aborsi atau pengguguran kandungan seringkali identik dengan hal-hal negatif bagi
orang-orang awam. Bagi mereka, aborsi adalah tindakan dosa, melanggar hukum dan
sebagainya. Namun, sebenarnya tidak semua aborsi merupakan tindakan yang negatif
karena ada kalanya aborsi dianjurkan oleh dokter demi kondisi kesehatan ibu hamil yang
lebih baik.
Ketika seorang wanita memilih aborsi sebagai jalan untuk mengatasi kehamilan
yang tidak diinginkan, maka wanita tersebut dan pasangannya akan mengalami perasaan
kehilangan, kesedihan yang mendalam, atau rasa bersalah.
Dalam kasus aborsi yang dianjurkan dokter, perawat tak hanya sebagai conselor
atau peran dan fungsi perawat yang lain, tetapi juga dapat menjalankan prinsip
dan asas etik keperawatan yang ada untuk membantu pasien menghadapi
pilihan yang telah dipilih(abors)BAB II
KONSEP TEORI KEPERAWATAN
a. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Prinsip otonomi merupakan
bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak
memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian
dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional
merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat
keputusan tentang perawatan dirinya.
c. Keadilan (Justice)
Setiap tindakan yang diberikan harus berdasarkan kondisi klien tidak ada
diskriminasi. Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil
terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan
kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam praktek profesional ketika perawat
bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan
yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
e. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien
dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.
Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk
memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan
yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
keadaan dirinya selama menjalani perawatan.
g. Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan
klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun
dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan
bukti persetujuan. Jadi, apa yang dilaksanakan oleh perawat harus didasarkan
pada tanggung-jawab moral dan profesi dan merahasiakan apapun tentang pasien
kecuali jika sebagai saksi dalam kasus hokum.
h. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional
dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
i. Respek
a) Perilaku perawat yang menghormati / menghargai pasien /klien. hak – hak
2) Abortus provokatus
Berbeda dengan abortus spontanea yang prosesnya tiba-tiba dan tidak
diharapkan tapi tindakan abortus harus dilakukan. Maka pengertian aborsi atau
abortus jenis provokatus adalah jenis abortus yang sengaja dibuat atau
dilakukan, yakni dengan cara menghentikan kehamilan sebelum janin dapat
hidup diluar tubuh ibu atau kira-kira sebelum berat janin mencapai
setengah
kilogram.
3) Abortus habitualis
Abortus habitualis termasuk abortus spontan namun habit (kebiasaan) yang
pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
12. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
Pasal 314
Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak
dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya,
diancam, karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh
tahun.
Pasal 342
Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan
ketahuan bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama
kemudian merampas nyawa anaknya, diancam, karena melakukan pembunuhan anak
sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.
Pasal 343
Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang lain yang
turut serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana.
Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau
menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat
tahun.
Pasal 347
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang
wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas
tahun.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana
penjara paling lama lima belas tahun.
Pasal 348
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang
wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima
tahun enam bulan.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana
penjara paling lama tujuh tahun.
Pasal 349
Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut
pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang
diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu
dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian
dalam mana kejahatan dilakukan.
Pasal 535
Barang siapa secara terang-terangan mempertunjukkan suatu sarana untuk
menggugurkan kandungan, maupun secara terang-terangan atau tanpa diminta
menawarkan, ataupun secara terang-terangn atau dengan menyiarkan tulisan tanpa
diminta, menunjuk sebagai bisa didapat, sarana atau perantaraan yang demikian itu,
diancam dengan kurungan paling lama tiga bulan atau denda paling banyak empat ribu
lima ratus rupiah.
Selain pasal-pasal dalam KUHP, larangan tentang aborsi juga terdapat dalam Undang-
undang RI no 38 Tahun 2014 tentang keperawatan BAB IV tentang Hak dan Kewajiban
perawat, pasal 36 ayat 4 yang berbunyi :
Perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan berhak :
o Menolak keinginan klien atau pihak lain yang bertentangan dengan kode
etik, standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur operasional,
atau ketentuan Peraturan Perundang-undangan
BAB IV
TINJAUAN KASUS
1. Memberikan edukasi seks di kalangan remaja. Hal ini dikarenakan masih banyaknya
para remaja kita yang mempelajari fungsi reproduksi para sudut “kenikmatan” nya
saja tanpa memandang efek-efek negatif di kemudian hari. Maka harapannya dengan
pemahaman yang tepat dan lengkap, maka remaja akan dapat membuat keputusan
yang tepat untuk menjaga kesucian dirinya masing-masing.
2. Menanamkan kembali nilai-nilai moral sosial dan juga keagamaan akan penting dan
mulianya untuk menjaga kehormatan diri. Kebanyakan, para remaja ini karena
memang semenjak kecil sudah dijauhkan oleh norma-norma yang mengatur
hubungan antar laki-laki dan perempuan sedangkan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Aborsi dapat dikatakan sebagai pengguguran kandungan yang di sengaja dan saat
ini menjadi masalah yang hangat diperdebatkan. Klasifikasi abortus atau aborsi
berdasarkan dunia kedokteran, yaitu: abortus spontanea, abortus provokatus, abortus
habitualis, missed abortion dan abortus septik. aborsi dapat terjadi karena beberapa
sebab,yaitu: kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, kelainan pada plasenta, faktor
maternal, kelainan traktus genitalia dan malu (aborsi ilegal).
Berdasarkan asas autonomy (otonomi), keputusan aborsi yang diambil pada kasus
aborsi adalah hak klien (orang yang melakukan aborsi). Tetapi, pada kasus aborsi ilegal
seperti contoh, hal tersebut melanggar asas beneficience (asas manfaat / berbuat baik)
sebab, aborsi ilegal bukan perbuatan baik dan dapat membahayakan kesehatan pelaku
aborsi tersebut.
5.2 Saran
Sebagai calon perawat sebaiknya kita memahami tentang kode etik keperawatan
sebelum berhadapan dengan klien agar kita dapat memberikan pelayanan yang baik
kepada klien. Kita harus dapat memberikan rasa nyaman dan aman kepada klien. Kita
harus menjadikan keselamatan klien sebagai prioritas utama agar dapat meminimalisir
kelalaian yang tidak diinginkan.
seorang perawat yang sedang merawat klien yang akan melakukan aborsi,
hendaknya ciptakan suasana yang membuat klien dapat berdiskusi secara terbuka
tentang aborsi, agar tidak terjadi pelanggaran terhadap asas-asas yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Anshor, Maria Ulfah, dan Ghalib, Abdullah. (2004). Fiqih Aborsi: Review Kitab Klasik
dan Kontemporer. Jakarta: Mitra Inti, Fatayat NU, dan the Ford Foundation.