Anda di halaman 1dari 19

LEMBAR KERJA

PRAKTIKUM FARMASETIKA SEDIAAN STERIL

NAMA : Salmahikaru Afifah (201810410311053)


Fitri Indriyani (201810410311057)
Ikromatus Sholihah (201810410311063)
Dwiky Uliva Rahma Zulinda (201810410311065)
Andy Harlisa (201810410311068)
Catur Salsa Bella Julianti (201810410311073)
KELOMPOK :3
TOPIK FORMULASI : TETES MATA FENILEFRIN
TANGGAL PRAKTIKUM :

PRAFORMULASI

I. a. TINJAUAN FARMAKOLOGI BAHAN OBAT


Fenilefrin adalah simpatomimetik dengan efek langsung terutama pada reseptor adrenergik.
Memiliki aktivitas alfa-adrenergik dan tanpa efek stimulasi yang signifikan pada SSP pada dosis
biasa. Aktivitas pressornya lebih lemah daripada noradrenalin tetapi durasinya lebih lama
(Martindle p.1568).
Indikasi : Fenilefrin adalah agen simpatomimetik yang bekerja langsung yang digunakan secara
topikal di mata sebagai mydriatic (Phenylephrine Product Information. 2017).
Farmakologi : Fenilefrin adalah agen simpatomimetik yang bekerja langsung. Ini menyebabkan
mydriasis melalui stimulasi reseptor alfa-adrenergik. Hampir tidak ada efek sikloplegik. Fenilefrin
adalah agonis alfa, dengan efek alfa-1A dan alfa -1B. Reseptor adrenergik alfa tidak penting dalam
respons aliran humor aqueous, oleh karena itu tidak ada efek pada tekanan intraokular pada
glaukoma sudut terbuka. Molekul fenilefrin berbeda dari adrenalin hanya dengan substitusi atom
hidrogen untuk gugus hidroksil pada posisi 4 dari cincin benzena Mydriasis maksimal terjadi dalam
10 - 90 menit dengan pemulihan setelah 5 - 7 jam (Phenylephrine Product Information. 2017).
Farmakodinamik : Fenilefrin adalah agonis selektif reseptor a1 dan hanya sedikit mempengaruhi
reseptor p. Efeknya mirip metoksamin dan digunakan untuk indikasi yang sama. Obat ini juga
digunakan sebagai dekongestan nasal dan sebagai midriatik (Farmakologi dan Terapi UI halaman
75)
Kegunaan oftalmologi fenilefrin adalah karena efeknya yang cepat dan tindakan yang cukup lama;
midriasis maksimal terjadi dalam 60-90 menit dengan pemulihan setelah 5-7 jam (phenylephrine
ophthalmic solution. 2012).
Farmakokinetik : Fenilefrin adalah basa lemah pada pH fisiologis. Tingkat penetrasi mata
ditentukan oleh kondisi kornea. Kornea yang sehat menghadirkan penghalang fisik, selain itu,
beberapa aktivitas metabolik dapat terjadi. Jika epitel kornea rusak, efek penghalang dan tingkat
metabolisme berkurang, yang menyebabkan penyerapan lebih besar (Phenylephrine Product
Information. 2017).

Dosis dan rute pemberian :


Dewasa : Teteskan satu tetes secara topikal ke setiap mata. Jika perlu, dosis ini dapat diulang hanya
sekali, setidaknya satu jam setelah tetes pertama.
Anak-anak dan lansia : Teteskan satu tetes larutan 2,5% secara topikal ke mata. Biasanya tidak perlu
melebihi dosis ini. Penggunaan fenilefrin 10% dikontraindikasikan pada anak-anak dan lansia karena
peningkatan risiko toksisitas sistemik. Absorbsi sistemik dari fenilefrin dapat dikurangi dengan
menekan kantung lakrimal di kantus medial selama satu menit selama dan setelah pemberian tetes.
(Ini menghalangi jalannya tetes melalui duktus naso-lakrimal ke area absorpsi yang luas dari
mukosa hidung dan faring. Hal ini terutama dianjurkan pada anak-anak) (Phenylephrine Product
Information. 2017).

b. TINJAUAN SIFAT FISIKOKIMIA BAHAN OBAT


1. Rumus Molekul : C9H13NO2 (Martindle p.1568) C9H13NO2.HC1 (FI VI Hal.568)
Bobot Molekul : 203,67 g/mol (FI VI Hal.568)

Rumus Bangun :

2. Data kelarutan dalam berbagai pelarut : mudah larut dalam air dan etanol (FI VI, Hal 568).
3. Data Stabilitas :
● Tidak stabil terhadap cahaya (FI VI, Hal 57).
● Stabil pada suhu 15-30oC, terutama pada suhu 25oC (FI V, Hal 470).
● Untuk larutan optalmik yang di dapar : pH antara 4,0 – 7,5 (USP 29 p.1714)
● Untuk larutan optalmik yang tidak di dapar : pH antara 3,0 – 4,5 (USP 29 p.1714)
4. Inkompatibilitas : Fenilefrin dinyatakan tidak kompatibel dengan anestesi lokal butacaine
(Martindle p.1568). Produk ini memiliki ketidakcocokan air, mis. asam kuat, basa, logam
alkali, hidrida alkali dan sediaan perak (safety data sheet, 2016).
5. Data lain :
● Pemerian : Hablur putih atau praktis putih; tidak berbau; berasa pahit. (FI VI, Hal 568).
● Tiap mL Larutan Obat Phenylephrine Hydrochloride Ophthalmic, 2,5% mengandung:
AKTIF: phenylephrinehydrochloride 25 mg (2,5%); INAKTIF: natrium fosfat monobasa,
natrium fosfat dibasa; asam borat, air untuk injeksi. Asam klorida dan / atau natrium
hidroksida dapat ditambahkan untuk mengatur pH (6,0-6,4). Solusinya memiliki tonisitas
500 mOsm / kg. PRESERVATIF: benzalkonium chloride 0,01%
● Setiap mL Larutan Obat Phenylephrine Hydrochloride, 10% mengandung: AKTIF:
phenylephrine hydrochloride 100 mg (10%); INAKTIF: sodium phosphate monobasic,
sodium phosphate dibasic; water for injection. Asam klorida dan / atau natrium
hidroksida dapat ditambahkan untuk mengatur pH (6,3-6,7). Larutannya memiliki
tonisitas 1000 mOsm / kg. PRESERVATIF: benzalkonium klorida 0,01% (phenylephrine
hydrochloride solution/ drops Paragon BioTeck, Inc.)
II. SPESIFIKASI PRODUK

SPESIFIKASI PRODUK JADI SEDIAAN TETES MATA


NAMA PERUSAHAAN Spesifikasi No. 1122
PT. Kita Bahagia Tetes Mata Phenylephrine Hydrocloride Tanggal berlaku
Kode Produk
3
Departemen Seksi
Pengawasan Mutu Produksi
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
No.
Tanggal : Tanggal : Tanggal :
Bentuk Sediaan Tetes Mata
Pemerian Larutan steril fenilefrin hidroklorida dalam air untuk tetes mata, Cairan
bening, tidak berwarna atau agak kuning, tergantung konsentrasinya
(USP 41 vol. 4; p.5832)
Bahan Aktif Obat Phenylephrine Hydrochloride 0,12%
dalam Sediaan
Karakteristik Fisis/ Sterilitas : Bebas pirogen
Kimiawi Keasaman (pH) : 4,0 – 7,5
Suhu : Stabil pada suhu 15-30 oC, terutama pada suhu 25 oC (FI
VI, Hal 670).
Spesifikasi Lain Tonisitas : Isotonis dengan pH tubuh
Spesifikasi Kemasan Lihat Spesifikasi No.01, dan No. 02
dan Penandaan
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat dan terhindar dari cahaya. Simpan pada
15°C hingga 30°C. Lindungi dari cahaya dan panas yang berlebihan.
Masa Simpan 28 hari

III. BENTUK SEDIAAN, DOSIS DAN CARA PEMBERIAN


Bentuk dan volume sediaan yang dibuat :
● Bentuk : tetes mata
● Volume : 20 mL
● Konsentrasi : 0,12%
A. PERMASALAHAN FORMULASI
1. Fenilefrin HCl tidak stabil terhadap cahaya
2. Sediaan kemungkinan teroksidasi oleh cahaya
3. Merupakan sediaan multiple dose sehingga penggunaan berulang dapat menyebabkan
terkontaminasi
4. pH fenilefrin HCl stabil pada pH 4,0-7,5
5. Tidak tahan pemanasan
B. PENGATASAN YANG DILAKUKAN
1. Disimpan dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya
2. Diberi antioksidan
3. Diberi pengawet
4. Sediaan dibuat pada rentang pH 4,0-7,5
5. Menggunakan sterilisasi filtrasi, pembuatan secara aseptis
FORMULASI

I. MACAM-MACAM FORMULASI
1. 2% phenylephrine hydrochloride eye drop solution
Nama Bahan Satuan Jumlah
Phenylephrine hydrochloride g 4
Disodium hydrogen phosphate mg 40
Nacl 0,9% ml 75
Steril water for inj ml 200
2. Phenylephrine Ophthalmic Drops
Nama Bahan Satuan Jumlah

Phenylephrine Hydrochloride, USP (10% overage) mg 132

Sodium Hydroxide, NF mg 0.533

1 N Sodium Hydroxide, NF ml Q.s

Sodium Citrate Dihydrate, USP mg 2.00

Sodium Metabisulfite mg 1.10

Sodium Chloride, USP mg 7.10

Water Purified (Distilled), USP

Pustaka: Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations Sterile Product Vol.6


3. Phenylephrine Hydrochloride Eye Drops 10%
Nama Bahan Satuan Jumlah

Phenylephrine Hydrochloride g 10

Sodium Metabisulfit mg 500

Sodium Dihydrogen Phosphate mg 200

Solution Cetrimide 0,5% ml 4

Distilled Water ml 100


Pustaka: WHO Eye Drop Update 2002

II. FORMULASI YANG DIRENCANAKAN

Nama Bahan Fungsi Rentang Jumlah Kebutuhan (10


yang ml)
didunakan

Fenilefrin HCL Bahan aktif - 0,12 % 0,012 g

Na-metabisulfit Antioksidan 0,01-1,0 % 0,1 % 0,01 g

Disodium Chelating agent 0,005-0,1% 0,02% 0,002 g


edetat

Benzalkonium Pengawet 0,01-0,02 % 0,01% 0,001 g


klorida

NaCl Pengisotonis < 0,9 % 0,9% 0,09 g

Aqua pro pelarut qs Ad 10 ml


destilata

Berikut uraian tentang fungsi, kelarutan, pH stabilitas dan cara sterilisasi dari masing-masing
komponen.

Tuliskan fungsi, kelarutan, pH stabilitas dan cara sterilisasi dari masing-masing komponen.

Nama Bahan Fungsi Kelarutan pH stabil Cara sterilisasi

Fenilefrin HCL (FI Bahan aktif Mudah larut dalam 3,5-7,5 Sterilisasi filtrasi
V Hal. 429) air dan etanol. (PubChem)

Na-metabisulfit Antioksidan Mudah larut dalam 3,0-5,0 Sterilisasi filtrasi


(FI V Hal. 921) air dan dalam
gliserin, sukar larut
dalam etanol

Disodium edetat Chelating Larut dalam air 4,0-6,0 Sterilisasi filtrasi


(FI V Hal. 343) agent

Benzalkonium Pengawet Sangat mudah larut 5,8-6,5 Sterilisasi filtrasi


klorida dalam air dan dalam (HPE Hal.
(FI V Hal. 219) etanol. Bentuk 27-28)
anhidrat mudah
larut dalam
benzene dan agak
sukar larut dalam
eter

NaCl Pengisotonis Mudah larut dalam 6,7-7,3 Sterilisasi filtrasi


(FI V Hal. 917) air, sedikit mudah
larut dalam etanol
mendidih, larut
dalam gliserin,
sukar larut dalam
etanol.

Aqua pro pelarut - 5,5 (5,0- Sterilisasi filtrasi


destilata 7,0)
CARA STERILISASI SEDIAAN : Sterilisasi Filtrasi

PELAKSANAAN
I. PERHITUNGAN VOLUME DAN BERAT
Sediaan tetes mata fenilephrin 0,12% dibuat 10ml/ kemasan dan dibuat 2 sediaan maka 2 X
10ml = 20ml.
Penimbangan Bahan :
1. Phenylephrine HCl = 1.2 mg/ml x 20 ml = 24 mg
2. Na-metabisulfit = 1 mg/ml x 20 ml = 20 mg
3. Disodium edetat = 0.2 mg/ml x 20 ml = 4 mg
4. Benzalkonium chloride = 0.1 mg/ml x 20 ml = 2 mg
5. NaCl = 9 mg/ml x 20 ml = 180 mg
6. Aqua destillata = ad 20 ml
I. CARA KERJA
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Ditimbang semua bahan yang akan digunakan dan kalibrasi beaker gelas 20 mL.
3) Masukan phenyleprin kedalam beaker gelas.
4) Tambahkan 5 mL aqua destillata, aduk ad larut.
5) Tambahkan NaCl ke dalam larutan phenylephrin aduk ad larut.
6) Tambahkan secara bergantian Natrium metabisuklfit, Na-EDTA, dan Benzalkonium
klorida. Aduk ad larut dan homogen.
7) Tambahkan aqua destillata ad 20 mL, aduk ad homogen.
8) Cek pH sediaan
9) Campuran larutan disaring dengan kertas saring (tetesan pertama dan kedua dibuang)
Hasil saringan diambil dengan menggunakan spuit, simpan dahulu, kemudian ganti
jarum spuit dengan filter holder yang telah berisi membrane filter 0,22 m, hasil
saringan langsung dimasukkan ke dalam botol yang akan digunakan untuk kemasan
sediaan. (sebelum menggunakan filter membrane, dicek terlebih dahulu dengan
Bubble Point Test untuk mengetahui filter membrane bocor atau tidak.

II. ALAT DAN WADAH YANG DIGUNAKAN DAN CARA STERILISASINYA

No. Nama Wadah Ukuran Jumlah Cara Sterilisasi Suhu Waktu

1. Beaker glass 100 ml 2 Panas kering 180o C 30 menit

2. Erlenmeyer 100 ml 1 Panas Basah 121o C 15-20 menit


3. Pinset - 1 Pemijaran 180o C 30 menit
Langsung
4. Batang Pengaduk - 1 180o C 30 menit
Panas kering

5. Aluminium Foil - qs Sterilisasi 180o C 30 menit


kering/oven
6. Pipet - 5 180o C 30 menit
Panas kering

7. Gelas Ukur 10/25 ml 2/2 121o C 15-20 menit


Panas basah

8. Corong Gelas - 1 121o C 15-20 menit


Panas basah

9. Spatula Logam - 1 180o C 30 menit


Panas kering
III. KEMASAN DAN BROSUR

Kemasan Primer
Kemasan Sekunder
Brosur

Diproduksi oleh : PT. Kita Bahagia


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai