Anda di halaman 1dari 2

Ketergantungan Penggunaan Listrik di Indonesia

Pengelolaan energi listrik di Indonesia dimulai sejak akhir abad ke-19, saat
perusahaan Belanda yang membutuhkan pasokan listrik mendirikan pembangkit
listrik untuk keperluan listrik perusahaan tersebut. Pada saat itu penggunaanya
masih terbatas dan sumber energinya dari pembangkit listrik tenaga uap. Tenaga
uap sendiri berbahan bakar berupa batu bara dan minyak bumi yang merupakan
sumber energi yang tidak dapat diperbaharui. Penggunaan dari sumber tersebut
pada saat itu memang potensinya masih melimpah karena masih sangat sedikit
penggunaannya terutama di Indonesia. Hingga setelah kemerdekaan,, penggunaan
energi listik tenaga uap meningkat pesat di Indonesia yang akhirnya pada tahun
1981, Indonesia menyadari soal keterbatasan sumber energi fosil dengan membuat
kebijakan umum bidang energi atau dikenal KUBE dari gagasan pada tahun 1976.
Sejak saat itu, dibangun pembangkit listrik energi terbarukan seperti Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi yang berada di Kabupaten Bandung. Hingga
puncaknya pada tahun 2014, pertama kalinya pemanfaatan energi terbarukan dan
pembatasan penggunaan energi fosil diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor
79/2014 melalui kebijakan energi nasional (KEN) yang masuk dalam regulasi.

Sejak saat itu pengembangan sumber energi baru terbarukan gencar


dilakukan seperti pada pengembangan sumber energi dari cahaya matahari yaitu
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Tapi sekarang ini, walaupun sudah
cukup banyak pengembangan yang dilakukan pada Pembangkit Listrik Tenaga
Surya ini belum cukup untuk menggantikan peranan penggunaan energi fosil
sebagai sumber utama energi listrik. Hal itu dikarenakan masih
ketergantungannya masyarakat Indonesia dengan sumber energi fosil tersebut.
Sebenarnya perkembangan PLTS di Indonesia sudah dimulai pada tahun 1987
dimana Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memulai
pemasangan 80 unit PLTS SHS yaitu pembangkit listrik tenaga surya solar home
system untuk lampu penerangan rumaah di Desa Sukatani, Jawa Barat. Tapi,
karena mahalnya biaya dalam proses pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga
Surya menjadi alasan pengembangan ini lama dan sulit dilakukan. Padahal potensi
energi surya yang dimiliki negara Indonesia sangat besar yaitu sekitar 4,8
KWh/m2 atau setara dengan 112.000 GWp berdasarkan data Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. Maka dari itu, pemerintah
mengeluarkan roadmap pemanfaatan energi surya yang menargetkan kapasitas
Pembangkit Listrik Tenaga Surya terpasang hingga tahun 2025 adalah sebesar
0,87 GW atau sekitar 50 MWp/tahun. Sebenarnya permasalahan lain dalam
pemanfaatan sumber energi surya ini yaitu pengoprasiannya hanya dapat
dilakukan di siang hari saja karena cahaya matahari hanya bersinar di siang hari,
padahal penggunaan intensitas masyarakat terhadap listrik pada siang hari tidak
sebanyak penggunaan listrik pada malam hari. Sehingga solusi yang dilakukan
dengan mengatasi masalah tersebut yaitu dengan pengembangan penyimpan daya
atau baterai yang cukup besar agar energi yang tersimpan pada pengoprasiannya
di siang hari dapat digunakan secara optimal pada malam hari.

Pengembangan sumber energi baru terbarukan lainnya yang dilakukan


secara gencar yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Air. Pembangkit Listrik Tenaga
Air ini sudah lama dilakukan pengembangannya karena potensinya yang besar di
Indonesia. Tetapi dalam penggunaannya masih kurang dari 7% pada Tahun 2019
dari keseluruhan potensi tersebut. Maka dari itu, penggunaan yang belum optimal
menjadi alasan Pembangkit listrik Tenaga Air ini masih terus dikembangkan di
Indonesia. Hal tersebut dikarenakan pembangunan PLTA memerlukan dana dan
investasi yang sangat besar. Selain itu, dibutuhkan lahan yang luas agar kapasitas
listrik yang dihasilkan cukup besar dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya ini.
Masalah lainnya dalan pengoprasian Pembangkit Listrik Tenaga Air ini yaitu jika
terjadi banjir, dapat mengganggu pasokan energi listrik sehingga dalam
pembangunannya perlu dipertimbangkan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai