Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH HERMENEUTIKA

Disusun dan dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

ALIRAN ALIRAN HERMENEUTIKA

Dosen Pengampu : Zulfan Nabrisah, M. Th. I

Disusun Oleh :

1. Femia Chandra Adilla ( U20183020)


2. ( )

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
Maret, 2021
KATA PENGANTAR
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan Hidayah yang diberikan-Nya
sehingga tugas makalah yang berjudul “Aliran Aliran Hermeneutika” ini dapat kami selesaikan
tepat waktu. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membimbing di jalan yang baik. Makalah ini kami susun sebagai kewajiban untuk
memenuhi tugas mata kuliah Hermeneutika

Dalam kesempatan ini,penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang


telah membantu demi terwujudnya makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah sumber-
sumber pengetahuan.Kami sadar penyusunan makalah ini masih belum mencapai tingkat
kesempurnaan untuk itu saran dan kritik kami butuhkan dari pembaca yang dimaksud untuk
mewujudkan kesempurnaan makalah ini penyusun sangat hargai dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Jember, 08 Maret 2021

Penyusun
Femia Chandra

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................3

PENDAHULUAN...............................................................................................................4

A. Latar Belakang........................................................................................................4

B. Rumusan Masalah..................................................................................................4

C. Tujuan Penulisan....................................................................................................4

BAB II.................................................................................................................................5

PEMBAHASAN..................................................................................................................5

A. Pengertian Hermeneutika......................................................................................5

B. Hermeneutika sebagai Teori ……………………………………………………6

C. Aliran Aliran Hemeneutika...................................................................................8

PENUTUP.........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hermeneutika bukan merupakan sebuah kajian keilmuan yang baru. Dalam
sejarah perkembangannya hermeneutika tidak lagi hanya sebatas kajian pemahaman atas
teks. Pada abad ke-17 dan 18 hermeneutika telah mampu memunculkan pemikiran-
pemikiran tentang wacana kebahasaan, filsafat dan keilmuan lainnya yang kemudian
menghantarkan hermeneutika menjadi sebuah kajian keilmuan yang mapan pada abad ke-
20. Berdasarkan konteks pemikiran masa kini, hermeneutika terasa begitu penting karena
topik bahasannya memiliki relevansi pada seluruh ruang lingkup yang tidak hanya pada
tataran empiris atau sekadar bersifat empirik-analiktik, hermeneutika juga memberikan
penawaran terhadap pandangan baru yang holistik tentang kenyataan, dan oleh karenanya
banyak pemikir modern yang mulai sadar akan hakikat kontekstualitas kebenaran.
Berhubungan dengan hakikat kebenaran tersebut peneliti menemukan sebuah doktrin
innerancy of the scripture (pendirian yang kuat oleh pemeluk agama) yang menyatakan
kebenaran atas kitab sucinya dalam setiap teks yang dikatakannya. Tentunya doktrin
tersebut merupakan sebuah sikap tendensi dari seorang pemeluk agama terhadap kitab
suci yang menjadi keyakinannya sehingga menjadikan seorang pemeluk agama yang taat
(beriman).
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan kami bahas dalam makalah kali adalah untuk mengetahui apa
saja aliran aliran yang terdapat di dalam hermenutika , dan jenis jenis pengertian dari
aliran aliran tersebut
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulis dalama makalah ini adalah untuk mengetahui apa itu
Hermeneutika lebih detail beserta aliran aliran yang terdapat di dalamnya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hermeneutika

Hermeneutika hermeneutics merupakan teori atau ilmu mengenai penafsiran. Kata


hermeneutika berasal dari bahasa Yunani hermeneuein, yang memiliki arti menafsirkan atau
menerjemahkan sesuatu ke dalam bahasa seseorang dapat diartikan juga dengan memberikan
ekspresi kepada atau pada yang lain. Dikatakan juga hermeneutika juga berasal dari kata
hermeneutiko yang memiliki arti yang mirip dengan hermeneuein.

Josef Bleicher, mengatakan bahwa hermeneutika merupakan suatu teori atau filsafat
interpretasi makna. Teori hermeneutika ini, memusatkan kajiannya kepada teori umum
mengenai suatu interpretasi sebagai metode untuk melakukan pembacaan kembali
(rereading), atau berpikir kembali (rethinkink) mengenai isi dari yang dirasakan atau yang
sedang dipikirkan oleh pengarang

Richard E. Palmer dalam bukunya yang berjudul “Hermeneutics Interpretation Theory In


Schleirmacher, Dilthey, Heidegger, and Gadamer” Richard E Palmer juga mengatakan
bahwa kata hermeneutika berasal dari istilah Yunani dari kata kerja hermeneuein, yang
berarti “menafsirkan”, dan kata benda hermeneia, yang berarti “interpretasi”. Richard E.
Palmer menggolongkan definisi hermenutika menjadi macam yaitu:

1. Theory of biblical exegesis artinya teori penafsiran bibel


2. Philological methodology artinya metodologi filologis
3. The science of linguistic understanding memiliki arti ilmu linguistika pemahaman
4. Foundation for geisteswissenschaften memiliki arti pondasi metodologi ilmu-ilmu
kemanusiaan/humainora
5. The phenomenology of Dasein and existential understanding memiliki arti fenomenologi
Dasein dan pemahaman eksistensial
6. System of interpretation memiliki arti sistem penafsiran
Sedangkan makna menurut penggunaan hermeneutika Richard membagi menjadi 3 yaitu:

1. Mengungkapkan kata-kata, seperti “saya lapar”


2. Menjelaskan, seperti menjelaskan sebuah situasi
3. Menerjemahkan, seperti mengartikan dari bahasa satu ke bahasa yang lain

Secara umum, hermeneutika merupakan sebuah penafsiran kepada suatu teks. Apabila
hermeneutika dikaitkan dengan hukum islam maka memiliki artian bahwa bermaksud untuk
mencari suatu tujuan pencipta membuat suatu hukum. Pada bahasa ushul fiqh, “Al-
Muwaffaqat fi Ushu al-Syari’ah” karya al-Syatibi, disebut dengan maqashid al-syari’ah
(tujuan syari’ah) bahwa tujuan ditetapkannya hukum (maqashid al-syari’ah) adalah untuk
kemaslahatan manusia baik didunia ataupunp

Dari semua definisi dapat disimpulkan bahwa hermeneutika suatu ilmu yang membahas
mengenai sebuah pencarian makna dalam sebuah teks, sehingga menimbulkan suatu
perubahan dari yang tidak tau menjadi mengerti, mengubah sesuatu yang tidak jelas menjadi
suatu ungkapan yang dapat dipahami.

B. Hermeneutika sebagai Teori


Secara fungsional hermeneutika adalah “theory of the operations of understanding in
their relation to the interpretation of text” (teori pengoperasian pemahaman dalam
hubungannya dengan interpretasi terhadap teks). Sementara F. Schleiermacher
mendefinisikan hermeneutika sebagai “the art of understanding rightly another man’s
language, particularly his written language” (seni memahami secara benar bahasa
orang lain, khususnya bahasa tulis). Mengenai perkembangan pengertian istilah
hermeneutika, Richad E. Palmer mencatat terdapat enam tahapan, yaitu:
1. hermeneutika sebagai teori penafsiran kitab suci;
2. hermeneutika sebagai metode filologi secara umum;
3. hermeneutika sebagai ilmu memahami bahasa (linguistics);
4. hermeneutika sebagai sistem interpretasi, baik recollectife maupun iconoclasic yang
digunakan. manusia untuk meraih makna di balik mitos dan simbol;
5. hermeneutika sebagai fenomenologi eksistensi dan pemahaman eksistensial; dan
6. hermeneutika sebagai fondasi metodologis geisteswessenschaften (ilmu
kemanusiaan, humaniora atau noneksakta).

Di lain pihak, Friedrich Ast (1778-1841) mengemukakan, tugas hermeneutika


adalah sebagai klarifikasi karya melalui pengembangan makna internalnya dan
hubungan bagian-bagian dalamnya dengan masing-masing yang lain dan dengan
spirit masa yang lebih luas. Secara eksplisit, Ast membagi tugas ini ke dalam tiga
bagian atau bentuk pemahaman: pertama, pemahaman “historis”, yaitu pemahaman
yang berkaitan dengan isi sebuah karya, baik berupa karya artistik, saintis, atau karya
umum; kedua, pemahaman “gramatis”, yakni pemahaman yang berhubungan dengan
bahasa; dan yang ketiga adalah pemahaman “geistige”, yaitu pemahaman karya yang
terkait dengan pendangan utuh sang pengarang dan pandangan utuh (geist) masa itu,
yakni masa pada saat karya dikarang. Karena kajian hermeneutika adalah tentang
teks, maka bahasa teks masih mendapat porsi yang cukup tinggi. Pandangan ini
dikemukakan Gadamer yang menjadikan teks sebagai obyek utama
hermeneutikanya. Menurutnya, teks tertulis menjadi tugas hermenetika yang
sebenarnya.” Lebih jauh dari itu, salah satu ciri khas hermeneutika Gadamer adalah
mengenai teori “Penerapan atau aplikasi” (Anwendung; application). Gadamer
menegaskan, adanya rentang waktu yang jauh berbeda antara munculnya teks dan
masa ketika seorang penafsir hidup dengan kondisi sosio-politik, ekonomi, dan
budaya. Karena itu, makna obyektif teks harus mendapat perhatian penafsir dalam
proses penafsiran. Ketika makna obyektif telah dipahami, maka reader atau penafsir
teks harus mempraktikkannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Inilah yang menarik
dari tawaran hermenetika Gadamer.
C. Aliran Aliran Hermeneutika
Berkaitan dengan makna yang hendak diperoleh, terdapat tiga aliran hermeneutika yang
berkembang selama ini:
1. Aliran obyektivisme Model hermeneutika objektif menilai bahwa penafsiran berarti
memahami teks sebagaimana yang dipahami pengarangnya, sebab apa yang disebut
teks adalah ungkapan jiwa pengarangnya. Sehingga apa yang disebut makna atau
tafsiran atasnya tidak didasarkan atas kesimpulan penafsir melainkan diturunkan dan
bersifat instruktif. Model penafsiran ini banyak dikembangkan tokoh klasik,
khususnya Schleiermacher (1768-1834) dan Wilhelm Dilthey (1833-1911). Menurut
Schleiermacher, sebuah teks akan dapat ditentukan maknanya jika dikaitkan dengan
bahasa orisinal yang dikomunika-sikan oleh pengarang kepada publik. Selain itu,
makna dari setiap kata harus ditentukan dengan konteks keberadaan kata tersebut.
2. Aliran subjektivisme Hermeneutika subyektif adalah model penafsiran yang
dikembangkan oleh tokoh-tokoh seperti Derrida.Golongan ini memahami bahwa
hermeneutika bukan usaha menemukan makna objektif yang dimaksud si penulis
seperti yang diasumsikan model hermeneutika objektif melainkan memahami apa
yang tertera dalam teks itu sendiri. Penekanan mereka adalah isi dan kandungan teks
itu sendiri secara mandiri, bukan pada ide awal si penulis. Menurut pandangan
hermeneutika subjektif, teks bersifat terbuka dan dapat diinterpretasikan oleh siapa
saja, sebab ketika sebuah teks dilepas oleh pengarangnya, maka ia telah menjadi
berdiri sendiri dan tidak lagi berkaitan dengan si pengarang.
3. Aliran Quasi-objektivisme Aliran ini berada di tengah-tengah antara dua aliran di
atas. Aliran ini memberikan keseimbangan antara pencarian makna asal teks dan
peran pembaca dalam penafsiran. Di antara tokoh yang bisa dimasukkan dalam
aliran ini adalah Gadamer (1900-2002). Bagi Gadamer, situasi sekarang yang
merupakan sebuah pra-penilaian bagi setiap penafsir tidak terpotong kondisi dari
masa lalu, namun merupakan permulaan yang dapat membuka wawasan. Pra-
penilaian tersebut adalah kondisi positif yang memungkinkan pemahaman positif.

BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Gadamer, Hans George, 1986, “Text and Interpretation”, dalam B. R. Wachterhauser (ed.),
Hermeneutics and Modern Philosophy, New York: Albany State University of New York Press.

Grondin, Jean, 1991, Introduction to Philosophical Hermeneutics, New Haven: Yale University
Press.
Richard E Palmer, Hermeneutics: Interpretation Theory in Schleirmacher, Dilthey, Heidegger
and Gadamer (Northwestern University Press, 1969)
Howard, Roy J., 2001, Hermeneutika, Wacana Analitis, Psikososial dan Ontoligis, Bandung:
Yayasan Adikarya IKAPI dan The Ford Foundation.

Anda mungkin juga menyukai