Anda di halaman 1dari 13

MODUL 6

FIKIH IBADAH
N. EVA FAUZIAH, DRA., M.AG.
SUB-CPMK 6 DAN BAHAN KAJIAN
SUB-CPMK 6 BAHAN KAJIAN
Memahami konsep, 1. Imam Shalat dan dan 7. Sutrah Shalat
posisi berjamaah 8. Tempat-tempat terlarang
perbedaan shalat
2.Imam batal shalat
pendapat madzhab 3. Masbuk Shalat
9. Hal-hal yang dibolehkan,
dimakruhkan dan yang
dan mampu 4. Lupa dalam shalat membatalkan shalat.
mendemonstrasikan 5. Baca ayat-ayat al-sajdah 10. Macam-macam sujud di
dalam shalat luar shalat
praktik yang terkait 11. Perbedaan pendapat
6. Tatacara shalat dalam
Ibadah Shalat perjalanan dan saat
tentang qunut dalam shalat
shubuh dan qunut najilah
peperangan
SHALAT BERJAMA’AH, IMAM SHALAT MASBUK SHALAT
DAN POSISI MA’MUM DALAM BERJAMAAH
• Salat berjamaah dilakukn minimal 2 orang (HR. Jamaah)
• Ma’mun yang terlambat mengikuti Imam dari awal
• Merujuk hadis Anas bin Malik, posisi ma’mun terhadap Imam Shalat berada di
disebut masbuk
samping sebelah kanan dan hampir sejajar dengan Imam. (HR. Muslim dan
Abu Daud)
• Ma’mum yang masbuk harus mengikuti sesuai
• Apabila ma’mun ada 2 orang atau lebih, posisi ma’mun tepat berada di kondisi imam saat masbuk. Jika Imam sedang
belakang Imam. Jika ma’mum bertambah, penuhi ke seb. kanan baru ke seb. berdiri, ma’mum wajib ikut berdiri dan seterusnya
kiri. (Hr. Abu daud danIbn Majah) . Meratakan shaf dan menutup yang lowong seperti itu.
(HR.Bukhari dan Muslim) • Apabila shaf shalat sudah penuh, ma’mum wajib
• Jika shaf pertama sudah penuh, & tersisa satu ma’mum, maka ma’mun yang menepuk pundak ma’mun di depan untuk
tersisa harus mengajak satu ma’mun di depan spy mundur ke shaf belakang menemaninya di shaf belakang.
(HR. Ahmad, Nukhari, Abu Daud dan al-nasai) . Posisi ma’mun anak-anak • Jajaran shaf berjamaah tidak boleh sendirian.
berada di belakang laki-laki dewasa dan di depan ma’mum perempuan. (HR. Dalam shaf paling belakang wajib minimal dua
Bukhari) orang ma’mum.
• Apabila Imam batal shalat, Imam harus mundur ke belakang untuk berwudlu • Dalam jajaran Shaf tidak boleh berjarak. Antar
kembali. Salah satu ma’mun di belakang imam wajib maju menggantikan ma’mun harus rapat sesuai ukuran tubuh dan
imam tsb. nyaman untuk duduk iftirasy/ al-Tahiyat.
• Hendaknya imam memperhatikan kondisi ma’mum. Disunatkn Imam • Setelah Imam beres shalat, makmun wajib
meringankan ma’mum (HR. al-Jamaah).
menambah jumlah bilangan rakaat yang tertinggal.
• Melambatkan rakaat pertama (H. Ahmad, Muslim, dll)
• Batas ketertinggalan bilangan satu rakaat, terdapat
• Ma’mum wajib mengikuti imam (HR. Bukhari-Muslim)
• Imam boleh berganti tempat menjadi ma’mun jika terdapat imam yang tetap perbedaan pendapat, yaitu:
datang (HR. Bukhari-Muslim) 1) Perdapat pertama: Jika tertinggal bacaan Basmalah
• Boleh berpisah dari imam jika terdapat udzur (HR. Jama’ah dari Jabir) QS. al-Fatihah, wajib ditambah satu rakaat.
• Boleh mengulang shalat wajib untuk berjamaah. Hukum shalatnya masuk 2) Pendapat Kedua: Jika masih dapat mengikuti ruku’
kategori Sunat. (HR. Ahmad & Abu Daud) Imam, ma’mum tidak perlu menambah rakaat (HR.
Abu Daud)
KRITERIA IMAM PERPEKTIF IMAM LUPA DALAM SHALAT DAN SUJUD SAHWI
HADIS • Jika imam lupa dalam bacaan shalat, hendaknya ma’mum memberi tahu atau
meluruskan bacaan Imam.
• Jika imam lupa dalam jumlah bilangan shalat atau lupa tidak melakukan tahiyat awal,
• Orang berhak menjadi Imam merujuk hendaknya ma’mum mengingatkan.
hadis Ahmad, Muslim dan Abu Daud • Cara mengingat dari ma’mum laki-laki adalah membaca subhanallah. Sementara untuk
adalah ma’mum perempun dengan cara bertepuk tangan.
1. Yang paling bagus dan pandai • Jika imam tetap melakukan kesalahan, ma’mum wajib mengikuti imam sekalipun
(memahami) bacaan Alquran salah. Pemberitahuan dilakukan setelah setelah salat.
2. Jika sama, yang paling memahami • jika kurang jumlah bilangan rakaatnya, ditambah satu rakaat. Setelah itu melakukan
hadis sujud sahwi. Namun jika tidak melakukan tahiyat awal, cukup dengan melakukan sujud
sahwi. Jika jumlah bilangan rakaatnya lebih, cukup dengan sujud sahwi saja
3. Jika sama, yang paling dahulu hijrah, • Sujud Sahwi itu berfungsi sebagai :
4. Jika sama, yang paling tua secara usia. 1. Pengurang kelebihan bilangan rakaat shalat
2. Penambah kekurangan bilangan rakaat setelah dilakukan penambahan bilangan
• Orang yang sah menjadi imam rakaat.
diperbolehkan yang masih mumayyiz, 3. Jika sudah sesuai namun ragu-ragu, sujud sahwi sebagi penghina kepada syetan
orang yang buta, atau yang tak bisa penggoda shalat
berdiri. Yang terpenting kriteria di atas. • Cara melakukan sujud Sahwi adalah dua kali sujud seperti sujud dalam Shalat (HR.
• Wanita hanya boleh menjadi ma’mum Bukhari, Muslim, Abu Daud dll)
• Ada ulama yang menganjurkan membaca doa berikut : ‫ل يَ ْس َُهو‬ ََ ‫ل يَنَا َُم َو‬
ََ ‫ن‬
َْ ‫س ْب َحانََ َم‬
ُ (Maha
wanita. Tidak boleh menjadi ma’mun Suci Dzat yang tidak mungkin tidur dan lupa). Namun menurut Ibn Hajar al-Asqalaniy, tidak jelas
laki-laki. asal usulnya dan tidak terdapat satu hadis pun ditemukan bacaan khusus sujud sahwi. Oleh
• Orang fasik dan ahli Bid’ah, makruh karena itu bacaannya sama seperti bacaan dalam sujud biasa (Ibnu Hajar al-Asqalaniy)
menjadi imam (HR. Abu Daud dari • Sujud sahwi dapat dilakukan setelah salam atau sebelum salam yang mengakhiri
Mundzir bin Syu’aib) shalat. (Lihat hadis di slide selanjutnya)
Hadis tentang Imam lupa dalam shalat
:َ‫ َوقَا ََل َم َّرة‬- َِ‫ن َع ْب َِد امل ُ َّط ِلب‬
َ ِ َ ‫ َم ْو َ َل َب‬،‫ن َع ْبدَُ َّالر ْ َْح َِن ْب َُن ه ُْر ُم َز‬ َ ِ َ‫ َح َّدث‬:‫ قَا ََل‬،‫ َع َِن ُّالز ْه ِر ِي‬،‫ َأخ َ ََْبنََ ُش َع ْي ٌب‬:‫ قَا ََل‬،‫ َح َّدثَنَا َأبُو ال َي َم ِان‬- ٨٢٩ •
َُ ‫ّل‬
‫للا‬ َ َّ ‫ب َص‬ َِ ِ َّ‫ْصابَِ الن‬ َ ْ ‫اف َو ََك ََن ِم َْن َأ‬ َ َ‫ن َع ْب َِد َمن‬ َ ِ ‫يف ِل َب‬ َ ٌ ‫ َوه ََُو َح ِل‬،َ‫ َوه ََُو ِم َْن َأ ْزَِد َش ُن َوءة‬- ‫اّلل ا ْب ََن ُ َُب ْينَ ََة‬ َِ َّ ََ‫ َأ ََّن َع ْبد‬- ‫ث‬ َِ ‫َم ْو َ َل َربِي َع ََة ْب َِن احل َِار‬
َ َ َ‫ّت ا َذا ق‬
‫ض‬ َ ُ َّ‫ فَ َقا ََم الن‬،‫ي ل َ َْم ََْي ِل ْس‬
َ َّ ‫اس َم َع َُه َح‬ َِ ْ ‫ي ا ُألول َ َي‬َِ ْ ‫ فَ َقا ََم ِ َف َّالر ْك َع َت‬،‫الظه َْر‬
َّ ‫ّل بَِِ َُم‬َ َّ ‫للا عَلَ ْي َِه َو َس َََّّل َص‬
َُ ‫ّل‬ َ َّ ‫ب َص‬ ََّ ِ َّ‫ « َأ ََّن الن‬- ‫عَلَ ْي َِه َو َس َََّّل‬
ِ :)165 /1( »‫ ََُّث َس َََّّل» «ْصيح البخاري‬،‫َي قَ ْب ََل َأ َْن ي َُس ِ َّل‬ َْ َ ََ‫َفَ َس َجد‬،‫اس ت َ ْس ِلمي ََُه َك َّ َََب َوه ََُو َجا ِل ٌس‬
َِ ْ َ َ‫سد‬ َ ُ َّ‫الص ََلََة َوانْ َت َظ ََر الن‬
َّ
• Telah terima dari Abu al-Yaman, dia berkata: telah menerima hadis dari Syu’aib, dari al-Zuhri. Dia
mengatakan telah terima hadis dari Abdurrahman bin Hurmuz, maulanya Bani Abdul Muthalib, dan dia
berkata sekali: Maulla Rabi’at bin al-Harits sesungguhnya ‘Abdullah ibn Buhainah- dia dari Azdzi Syanuat, dia
itu Halif bagi Abdul Manaf, dan dia adalah sahabat Nabi Saw. “Sesungguhnya Nabi Saw. shalat zhuhur
Bersama mereka. Lalu dia berdiri di dua rakaat pertama dan tidak duduk (untuk tahiyat awal), maka orang-
orang pun berdiri pula bersamanya sehingga shalat selesai ditunaikan dan orang-orang menunggu (Nabi
mengucapkan) salamnya (namun) dia bertakbir padahal dia masih duduk, lalu dia sujud dua kali sebelum
mengucapkan salam, setelah itu barulah dia bersalam”. HR. Shahih Bukhari, 1 : 165.
BACAAN AYAT SAJDAH DALAM SHALAT
DAN SUJUD TILAWAH TATA CARA SHALAT DALAM PERJALANAN
• Barang siapa membaca ayat Sajdah atau mendengatnya
• Menjalankan shalat lima waktu tidak boleh ditinggalkan
di dalam shalat atau diluar shalat, disunnatkan untuk sekalipun sedang di perjalanan, peperangan atau sakit.
Sujud Tilawah setelah melakukan takbir. Setelah sujud • Menjalankan salat dalam perjalanan dapat dilakukan sesuai
tilawah, berdiri kembali dengan takbir lagi dan dengan waktunya atau dijama’ dan qashar.
meneruskan bacaan surat kelanjutannya atau • Jika bepergian menggunakan kendaraan sendiri, ada baiknya
meneruskan gerakan shalat yang belum dilakukan yaitu mencari masjid untuk menunaikan shalat sehingga tidak perlu
ruku. mencari arah kiblat.
• Bacaan ayat Sajdah dalam seluruh Alquran ada 15 tempat • Jika sulit menepi, ada baiknya arah mobil mengarah ke Kiblat.
(QS. Abu Daud dan Ibn Majah, Hakim, Daruquthni), yaitu: Tapi jika memungkinkan, cukup diniatkan mengarah ke Kiblat.
• Jika shalat dalam kendaraan umum, maka pastikan kira-kira
1. QS. Al-A’raf: 206 9. QS. Al-Naml : 25 arah kiblat kemana, maka ketika kendaraan mengarah ke Kiblat,
2. Qs. Al-Ra’du : 15 10. QS. Al-Sajdah : 15 hendaknya dimulai shalat.
3. QS. Al-Nahl: 49 11. QS. Shad : 24 • Jika tidak memungkinkan, maka ke arah mana saja kita shalat,
4. QS. Al-Isra: 107 12. QS. Fushilat : 37 maka disitulah ada Allah (QS. Al-Baqarah : 149-150)
5. Qs. Maryam : 58 13. QS. Al-Najm : 62 • Cara bersuci dalam kendaraan, dilakukan dengan tayamum.
6. QS. Al-Hajj: 18 14. QS. Al-Insyiqaq : 21 • Cara shalatnya dengan duduk. Sebaiknya diqashar (QS. Al-nisa :
7. QS. Al-Hajj: 77 15. QS. Al-’Alaq : 19 101) karena itu merupakan jamuan dari Allah (Riwayat Hadis)
• Shalatnya boleh dijama-qashar, dijama saja atau diqashar saja.
8. QS. Al-Furqan: 60
• Menjama’ shalat, boleh melakukan Jama’ Taqdim, yaitu
• Bacaan yang dibaca dalam sujud Tilawah adalah “Sajada
menarik shalat Ashar ke waktu Dzuhur atau Jama’ Ta’khir, yaitu
wajhii liladzi khalaqahu wa syaqqa sam’ahuu wa menarik shalat zhuhur ke waktu Ashar. (hr. AL-Jamaah)
basharahu bi haulihi wa quwwatihi fatabaarakallahu
ahsanu al-khaliqin”
TATA CARA SHALAT DALAM KONDISI PEPERANGAN
TATA CARA SHALAT DALAM KONDISI SAKIT
• Salat dalam kondisi tidak aman atau dalam kondisi
peperangan disebut shalat Khauf (QS. Al-Nisa : 102) . Ada Tata cara shalat dalam kondisi sakit dijelaskan
ulama yang mengatakan satu rakaat. Namun ada yang dalam hadis berikut:
mengatakan dua rakaat. Terkait shalat Khauf ada pada َِ َّ ‫ َع َْن َع ْب َِد‬،‫ َح َّدثَنَا َع ْبدَ ُان‬- ١١١٧
:‫ قَا ََل‬،‫ َع َْن ا ْب َرا ِه ََي ْب َِن َطهْ ََم َان‬،‫اّلل‬
QS. Al-Nisa ِِْ
• Shalat khauf dapat dilakukan secara munfarid dapat pula َُ َّ ‫ض‬
‫اّلل‬ ِ
ََ ‫ي َر‬ ْ
َ ‫ان ْب َِن َُح َص‬ ََ ‫ َع َْن ِع َر‬،َ‫ َع َِن ا ْب َِن بُ َريْدَ ة‬،‫ي امل ُ ْك ِت ُب‬ َُ ْ ‫ن احلُ َس‬ َ ِ َ‫َح َّدث‬
dilakukan secara berjamaah.
• Tata cara salat khauf sama seperti salat biasa seperti
‫للا َعَلَ ْي َِه َو َس َََّّل َع َِن‬ َُ ‫ّل‬ َ َّ ‫ب َص‬ ََّ ِ َّ‫ فَ َسَأَلْتَُ الن‬،‫ َكن َْتَ ِ َب ب َ َو ِاس ُري‬:‫ قَا ََل‬،ُ‫َع ْنه‬
yang diqasar, jika mengacu kepada pendapat dua raka’at. َ َ ‫ فََا َْن َل َ َْم َت َ ْس َت ِط َْع فَ َع‬،‫ فَا َْن ََل َ َْم َت َ ْس َت ِط َْع فَ َقا ِعدا‬،‫ « َص َِل قَائِما‬:‫ فَ َقا ََل‬،‫الص ََل ِة‬
‫ّل‬ َّ
Tapi jika mengacu kepada pendapat satu rakaat, shalat ِ ِ
:)48 /2( »‫َجنْبَ» «ْصيح البخاري‬
satu rakaat ini pun setara dengan 4 rakaat shalat zhuur,
Ashar & Isya. Begitu pula dgn magrib dan shalat shubuh. “...Dari Imran bin Hushain r.a., dia berkata: keadaannku
• Tata cara shalat Khauf dalam kondisi berjamaah imam di terkena sakit wasir. Lalu aku bertanya kepada Rasulullah
depan memimpin shalat. Ma’mun shalat dibagi 2 grup. Saw. terkait pelaksanaan shalatnya. Lalu dia menjawab:
• Grup pertama ikut shalat berjamaah bersama Nabi, “Shalatlah sambil berdiri. Jika tidak bisa maka sambil
hingga tahiyat Awal. Grup ke-2 memegang senjata untuk duduk. Jika tidak bisa pula hendaknya sambil berbaring”.
menjaga shahabat lainnya khusu’ dalam shalat. (Shahih Bukhari, 2: 48)
• Pasca menunaikan tahiyat Awal, Grup 1 langsung salam Hadis ini menguatkan QS. al-Nisa : 103 yang
dan tidak mengikuti berdiri. memerintahkan menunaikan shalat seperti biasanya jika
• Grup 1 pamit undur dan posisinya diganti Grup kedua. sudah dalam keadaan aman.
HAL-HAL YANG DIBOLEHKAN DALAM SHALAT
HAL-HAL YANG DIMAKRUHKAN DALAM
1. Menangis, mengaduh atau merintih (Hr. Ahmad, Abu Daud, SHALAT
Nasa’i, al-Tirmidzi)
2. Menoleh jika diperlukan (HR. Ahmad). Jika tidak diperlukan, 1. Mempermain-mainkan ujung baju atau anggota badan
hukumnya makruh. Karena tolehan itu adalah sambaran kilat kecuali jika diperlukan (HR. Al-Jamaah)
dari syetan terhadap shalatnya hamba (HR. Ahmad, Bukhari,
Nasa’i dan Abu Daud)
2. Bertolak pinggang (HR. Abu Daud)
3. Membunuh ular, kalajengking, kumbang dan binatang berbahaya 3. Menengadah ke atas (HR. Ahmad, Muslim dan Nasai)
lainnya (HR. Ahmad, Ashabus Sunan) 4. Melihat sesuatu yang dapat melalaikan (HR. Bukhari dan
4. Berjalan sedikit karena ada keperluan, seperti membuka pintu Muslim)
(HR. Ahmad, Abu Daud, al-Nasi dan al-Tirmidzi dari Aisyah) 5. Memejamkan mata (HR. Ibnul Qayyim)
5. Menggendong dan memikul anak sambil shalat (HR. Ahmad, 6. Mengucapkan salam dalam shalat sambil melambaikan
Nasai dll) tangan (HR. Al-Nasai)
6. Orang yang sedang shalat boleh menjawab secara isyarat atas 7. Shalat di depan makanan yang sudah terhidang. (HR.
pertanyaan seseorang kepadanya (HR. Ahmad dan Muslim).
7. Diperkenankan bagi laki-laki bertasbih di luar bacaan shalat
Ahmad dan Muslim)
untuk mengingat Imam yang lupa rakaat. Begitu pula seorang 8. Menahan kencing, kentut, buang besar atau hal lainnya
wanita boleh bertepuk tangan untuk mengingatkan Imam. yang menggangu kekhusuan shalat. (HR. Ahmad Abu
8. Mengingatkan bacaan imamyang salah/ lupa. Daud dan al-Tirmidzi)
9. Bertahmid (Memuji) Allah di waktu bersin atau datangnya suatu 9. Shalat di waktu sedang mengantuk (HR. Jamah)
nikmat. 10. Menempatkan satu tempat di masjid kecuali bag imam.
10. Boleh bersujud di atas alas (sajadah) (HR. Ibnul Qayyim)
11. Membaca mushaf Alquran sambil Shalat. (HR. Imam Malik)
HAL YANG MEMBATALKAN TEMPAT
SHALAT TERLARANG SHALAT
1. Makan dan minum dengan 1. Shalat di Kubur. Maksudnya menjadi kuburan
sengaja (HR. Ibnu Mundzir) sebagai tempat shalat (Bukhari, Muslim, Ahmad
dan al-Nasai dari Aisyah r.a.)
2. Dilarang berkata-kata di luar 2. Tempat pembuangan kotoran
kata-kata shalat. 3. Pembantaian hewan,
4. Di tengah jalan,
3. Bergerak dengan banyak dan 5. Tempat mandi
sengaja.(HR. Imam Nawawi) 6. Tempat pembaringan unta
7. Di atas Ka’bah (1-7 HR Ibn Majah, Abdu bin
4. Sengaja meninggalkan sesuatu Humaid serta al-Tirmidzi) jika di dalam Ka’bah
rukun atau shalat tanpa udzur diperbolehkan (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim)
5. Tertawa dalam shalat. 8. Shalat di Gereja, jika tidak ada patung, Umar
membolehkan. Menurut Imam Hanafi dan al-
Syafi’i makruh secara mutlak.
SUTRAH SHALAT MELAKUKAN QUNUT DALAM SHALAT
Sutrah adalah penghalang batas tepian depan orang • Qunut secara Bahasa adalah Doa. Maksudnya berdiri dalam shalat,
yang sedang shalat supaya menjadi ciri bagi orang lain berdiam diri dalam shalat.
tidak melewati di depan orang shalat. Nabi bersabda: . • Doa Qunut adalah doa yang dibaca waktu berdiri dalam shalat. Al-Hafizh
َ‫َفَلََْ ْس َت ِ َْْت ب َِسهْم‬،َُْ ُ ُ‫اَص َّّلَ َأ َحد‬
ََ ‫َوا َذ‬،َ َّ ‫َالص ََل ِة‬
َ ‫َالسهْ ُم‬ َّ ‫ُس ْ َْتة‬
َّ ‫َُالر ُج ِل َِف‬ al-Iraqy menyebutkan terdapat 10 makna, yaitu: doa, khusu’, ibadah,
ِ taat, mengerjakan taat, mengakui diri hamba Allah, diam dengan tekun
“Sutrahseseorang ketika shalat adalah anak panah. Jika dalam shalat, berdiam diri dalam shalat, lama berdiri dalam shalat, dan
seseorang diantara kalian shalat, hendaknya menjadikan tetap dalam taat. (Hasbi, 1994 :146)
anak panah sebagai sutrah” (HR. Ahmad 15042, • Para ulama berbeda pendapat. Menurut Hasbi terbagi kepada tiga
dalam Majma Az Zawaid Al Haitsami berkata: “semua
kelompok. Ada yang terlalu ke kiri (menolak), terlalu ke kanan
perawi Ahmad dalam hadits ini adalah
perawi Shahihain”). (menerima), dan ada yang imbang (sesuai kebutuhan)
• Macam Qunut : 1) Qunut Umum , yaitu berdoa berdiri secara lama
َ‫َفَا ْنَ َأبَََفَلْ ُت َقا َِ ْْلُ؛َفَا َّن‬،‫َو ََلَََدَ ْعَ َأ َحدَاَي َ ُم ُّرَب َ ْ َيَيَدَ يْ َك‬،
َ ‫ََلََ َُص ِلَا ََّلَا َل َُس ْ َْتة‬ sebelum atau sesudah ruku dan 2) Qunut Khusus, yaitu qunut untuk
ِ ِ ِ ‫ين‬
ََ ِ ‫َم َعهَُالْ َق ِر‬ melakukan doa-doa tertentu karena ada kejadian penting yang menimpa
umat Islam. Dikenal dengan Qunut Nazilah. Nabi Saw. akan
“Janganlah shalat kecuali menghadap sutrah, dan menghentikan qunut ini ketika faktor penyebabnya sudah hilang.
jangan biarkan seseorang lewat di depanmu, jika ia Misalnya bentuk kezaliman orang Quraisy sudah berhenti.
enggan dilarang maka perangilah ia, karena
• Tempat atau masa berqunut : Qunut dapat dilakukan sebelum ruku atau
sesungguhnya bersamanya ada qarin (setan)” (HR.
sesudah ruku. Imam Ahmad, Fuqaha Hadis membolehkan kedua macam
Ibnu Khuzaimah. Al Albani dalam Sifatu Shalatin
Nabi (115) mengatakan bahwa sanadnya jayyid, bentuk qunut tersebut.
ashl hadist ini terdapat dalam Shahih Muslim).
PERBEDAAN PENDAPAT TENTANG QUNUT SHUBUH
• Qunut dalam shalat Shubuh/ Fajar adalah qunut yang • Ada juga ulama yang menyukai qunut di setiap shalat karena diperoleh
dilakukan setelah menunaikan ruku dalam rakaat kedua. keterangan dalam hadis, nabi melakukan hal tersebut seperti dalam shalat
• Terdapat perbedaan pendapat. Ada yang mewajibkan magrib, Isya dan Zhuhur.
qunut Shubuh, ada yang mengatakan Nabi sudah • Berhubung tidak ada riwayat yang menjelaskan Nabi Saw. berqunut dengan
meninggalkan qunut Shubuh karena sudah dimansukh doa yang tetap, maka mereka lebih memiliki qunut witir yang diajarkan Nabi
(Hasbi, 1994: 147) kepada Hasan bin Ali. Bacaannya adalah
• Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim, dimana ada dialog َّ َ ‫َلَ ِف ْي َماَََاع َْط ْي َت ََو ِق ِ ْن‬
‫ََش َما‬ ْ ِ ْ‫• َاللهُ َّمَا ْه ِد ِ ِْنَ ِف ْي َم ْنَهَدَ يْ َت ََوعَا ِف ِِنَ ِف ْي َم ْنَعَاَفَ ْي َت ََوَ ََول َّ ِ ِْنَ ِف ْي َم ْنََ ََول َّ ْي َت ََو ََب ِرك‬
antara ‘Ashim dengan Anas. Apakah Qunut itu dilakukan
sebelum ruku atau sesudah ruku? Menurut si fulan yang َ‫اَوََ َعال َ ْي َت‬
َ َ‫ض ََو ََلَي ُ ْق َضَعَلَ ْي َك ََوِا َن َّهَُ ََلَي َ ِذ ُّلَ َم ْن ََوال َ ْي َت ََو ََلَي َ ِع ُّزَ َم ْنَعَا َديْ َتَََ َب َارَْك َت ََربَّن‬ ْ ِ ‫قَضَ َْ َتَفَ ِاَن ََّكَََ ْق‬
diterima dari anda (Anas) bahwa qunut dibaca sesudah َ‫َللاَعَ َّل ََس ِيدَ نَ َ ُم َح ََّمدَالنَّ ِ ِبََْا َُل ِم ِي ََوعَ َّلَأ ِ ِِل‬ ُ ‫بَ ِال َ ْي َك ََو َص َّّل‬ َُ ‫َلَالْ َح ْمدُ َعَ َّلَ َماَقَضَ َْ َت ََو َا ْس َت ْغ ِف ُركَ ََو َاَ ُْو‬ َ َ َ‫ف‬
ruku. Jawab Anas: “Bohong itu!. Dia silap/ salah. Rasul ْ َ ‫َو‬
‫ْص ِب ِه ََو َس َََّّل‬
hanya berqunut sesudah ruku selama sebulan pada saat
beliau mengirim para Qurra yang terdiri dari 70 orang untuk Artinya: "Ya Allah tunjukkanlah akan daku sebagaiman mereka yang telah Engkau
memberikan penerangan kepada suatu kaum musyrikin tunjukkan. Dan berilah kesihatan kepadaku sebagaimana mereka yang Engkau
yang antara Nabi dengan mereka terdapat perjanjian damai telah berikan kesihatan. Dan peliharalah daku sebagaimana orang yang telah
(kafir Dzimmi). Ternyata mereka (yang 70 irang itu) Engkau peliharakan. Dan berilah keberkatan bagiku pada apa-apa yang telah
dibunuh. Lalu Rasul berdoa (berqunut) memohon supaya Engkau kurniakan. Dan selamatkan aku dari bahaya kejahatan yang Engkau
Allah membinasakan kaum musyrikin tersebut. telah tentukan. Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan
• Hadis ini didukung hadis lain dari Ahmad, al-Hakim. kena hukum. Maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin. Dan
tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya. Maha Suci Engkau wahai Tuhan
• Ada ulama yang menetapkan bahwa qunut itu adalah kami dan Maha tinggi Engkau. Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang
sunnat ratibah (sunah yang tetap dilakukan) dalam I’tidal Engkau hukumkan. Ku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada
yang kedua dalam shalat Shubuh. Pendapat ini dipegang Engkau. (Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera ke atas
oleh Imam al-Syafi’I dan Imam Malik. Namun Imam Malik junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya."
menetapkan sebelum ruku kedua. Sementara Imam Syafi’I
sesudah ruku.
Lanjutan tentang Perbedaan pendapat dalam Qunut
• Menurut Fuqaha Hadis, memang Nabi pernah melakukan qunut di shubuh namun itu incidental hanya ketiuka
terjadi suatu peristiwa yang menimpa umat Islam. Demikia pula Umar dan Ali pernah berqunut namun tidak
seterusnya melakukan qunut di sepanjang hidupnya. Mereka berkata: Nabi meninggalkan qunut setelah hilang
sebabnya.
• Ibnu Hazm berpendapat bahwa qunut (nazilah) itu bagus dikerjakan di semua shalat pada i’tidal terakhir dan
boleh dikerjakan sebelum ruku. Munurut al-Hafiz, Kumpulan hadis Anas memberi pengertian bahwa qunut untuk
suatu hajat ditetapkan sesudah ruku’. Qunut untuk yang bukan hajat ditetapkan sebelum ruku, (al-Muhalla, 4 :
135-151)
• Selanjut, jika Nabi Saw. mendawamkan qunut pada shalat shubuh sudah barang tentu pastinya terdapat banyak
riwayat yang menjelaskannya karena shalat merupakan ibadah ‘amali yang tentunya setiap sahabat pasti
mengetahuinya dengan pasti. Oleh karena itu, bahwa Nabi Saw. terus menerus berqunut tidak ada bukti shahih
dalilnya. Pendapat ini sesuai dengan pendapat Abdullah bin Umar bin Khaththab. Dia mengatakan : َ‫لَسمعنا‬
‫( ولَراينا‬Kami tidak pernah mendengar dan melihat (Nabi Saw. terus menerus berqunut)
• Kalaupun ada hadis riwayat al-Daruquthniy dari ‘Ashim ibn al- Ahwal, bahwa: “Nabi senantiasa berqunut dalam
shalat shubuh sehingga beiliau wafat” bertentangan dengan hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad, al-Tirmidzi,
al-Nasai, Ibnu Majah dari Said ibn al-Thariq al Asyja’iy. Ujarnya: “Saya bertanya kepada ayah saya: “Wahai
ayahku, bahwasanya engkau shalat di belakang Rasulullah, dibelakang Abu Bakar, di belakang Umar, di belakang
Utsman, di belakang Ali . Apakah belaiu-beliau itu ada berqunut dalam shalat shubuh? Auahku menjawab
pertanyanku: “Ketahuilah anakku, berqunut tetap di dalam shalat shubuh itu adalah suatu bid’ah!”.

Anda mungkin juga menyukai