Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Islam Multikultural.
5 PGSD A7
Oleh :
No Nama Nim
1. (191330000)
2. (191330000)
3. (191330000)
4. (191330000)
5. (191330000)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2021
PRAKATA
Assalamu’alaikum Wr.Wb
i
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Pendidikan Islam Multikultural ini yang berjudul “Pendidikan Islam Multikultural Dan
Problematika Pendidikan Islam Multikultural Di Indonesia” dengan sebaik mungkin.
Terimakasih kami sampaikan kepada :
1. Bapak Muh Muhaimin, M.pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Islam
Multikultural
2. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Namun makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu kami mengharap kritik dan
sarannya yang akan menjadikan makalah ini lebih baik, dan semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca umumnya dan khususnya bagi penulis.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Pemakalah
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................................................i
PRAKATA..................................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................2
C. TUJUAN.....................................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................3
A. Karakteristik Pendidikan Islam Multikultural di Berbagai negara......................................3
B. Karakteristik Pendidikan Islam Multikultural di Berbagai Indonesia.................................5
BAB III..........................................................................................................................................................6
PENUTUP.................................................................................................................................................7
A. SIMPULAN....................................................................................................................................7
B. SARAN..........................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejak lama, seluruh bangsa Indonesia selalu diingatkan agar selalu hidup
berdampingan secara damai dalam masyarakat yang beraneka suku bangsa, agama, ras,
dan antar golongan. Kita diseru untuk mengerti, menghayati, dan melaksanakan
kehidupan bersama demi terciptanya persatuan dan kesatuan dalam perbedaan
sebagaimana semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Artinya kita selalu diingatkian untuk
menghargai dan menghayati perbedaan SARA sebagai unsur utama yang mempersatukan
bangsa ini dan bukan dijadikan alasan terjadinya konfik. Dalam studi sosial, ajarkan agar
selalu hidup berdampingan secara damai (koeksistensi damai) ini merupakan bentuk
sosialisasi nilai yang terkandung dalam multikulturalisme.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang akan dibahas dimakalah ini
adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan problematika?
2. Apa saja yang menjadi karakteristik problematika pendidikan di Indonesia?
3. Bagaimana Problematika Pendidikan Multikultural di Indonesia ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan problematika.
1
2. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi karakteristik problematika pendidikan di
Indonesia?
3. Untuk Mengetahui problematika pendidikan multikultural di Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Problematika
PROBLEMATIKA Problematika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebut
juga sebagai hal yang masih belum terpecahkan dalam kata lain permaslahan. Dalam
kamus dakwah, problem adalah tanda kehidupan. Karena itu, para aktivis tidak pernah
menghindari problem. Mereka justru menghadapinya dengan percaya diri dan optimism
tinggi. Mereka yakin bahwa Allah selalu menolong orang-orang yang menegakkan
agama-Nya. Jika memang masalah adalah keniscayaan hidup, maka sejatinya kita tidak
perlu risau dengan masalah. Dunia tanpa masalah adalah seperti buku tanpa kisah. Jalan
tanpa lubang. Makanan tanpa bumbu. Gunung tanpa batu, dan bahkan seperti manusia
tanpa makna.
Masalah adalah satu-satunya sensasi yang mampu membuat orang menjadi
dewasa. Masalah adalah satu-satunya peristiwa yang menjadikan hidup terasa makin
hidup. Begitu juga dalam aspek karakteristik problematika pendidikan jika tidak ada
problem atau masalah maka tidak akan terasa atau hidup akan adanya pendidikan
multicultural ini, dengan adanya masalah ini maka akan semakin menambah eratnya
pendidikan multicultural dan akan membawa kepada sama-sama berpegang teguh kepada
keadilan dengan sama-sama mengutamakan hak asasi manusia. Salah satu cara yang
dapat membentu pemecahan problematika ialah dengan jalan memperluas ruang gerak
bagi berkembanganya suasana keterbukaan yang disertai dengan rasa tanggungjawab
yang tinggi dari berbagai pihak.
B. MACAM-MACAM KERAKTERISTIK PROBLEMATIKA PENDIDIKAN
MULTIKULTURAL DI INDONESIA Jika kita kaji secara seksama dari berbagai arah
sudut pandang mengenai karakteristik problematika pendidikan multikultiral di Indonesia
sangatlah banyak. Namun disini kami melihat dari sudut pandang subjektif saja bakwa
3
karakteristik ini muncul dari sifat-sifat manusia sendiri karena mau tidak mau yang
menjalankan pendidikan multicultural ini adalah manusia bukanlah hewan, maka kami
tertarik untuk sedikit mengungkap akan hal tersebut. Diantaranya: 1. PRASANGKA
Johnson (1986) mengatakan, prasangka adalah sikap positif atau negative berdasarkan
keyakinan stereotip kita tentang anggota dari kelompok tertentu. Seperti halnya sikap,
prasangka meliputi keyakinan
Ketika membahas sebuah pedidikan islam, tentunya tidak bisa meninggalkan pendidikan islam di
mesir. Negara ini menganut dua sistem pendidikan. Yang pertama yaitu sekuler dan yang ke dua
dengan sistem islam dan pendidikan ini di komandoi Universitas Al-azhar.
a. Sistem Pendidikan Umum Yang di Anut di Mesir.
Sebelum adad 19 para pemimpin dan juga pemuka agama di mesir selalu mengontrol sistem
pendidikan tradisi yang ada. Saat itu negara mengatur pendidikan dengan mementingkan tema-
tema teologi dengan mengadakan seminar di tempat ibadah seperti masjid dan juga gereja.
Namun di sisilan yaitu di desa-desa terselenggara lembaga pendidikan untuk anak dengan
menitikberatkan pada baca tulis Al-qur’an Selanjutnya di masa Muhammad Ali di abad 19
menerapkan pendidikan sekuler dengan mempelajari ilmu teknik, administrasi dan juga militer.
4
sedang berkembang. Pemerintah sedang mengembangkan dia tipe yaitu tipe tradisional dan tipe
modern. Beberapa pendidikandiaksanakan dengan sistem pondok dan ada yang dengan sistem
madrasah. Sistem tersebut sekaranhg juga diterapkan di sekolah umum dan juga perguruan
tinggi. Sistem modern dikenalkan dari sumber barat. Sebagai contoh sekolah yang menganut
sistem moderat di malaisya adalah Malacca frre school sebagai pengaruh dari London
missionary society.
b. Tantangan pendidiksn islam dki Malaysia
Warga negara Malaysia terdiri dari nberbagai macam ras. Setelah Malaysia merdeka
mereka menerapkan pendidikan islam, sistem ini diterapkan pada pendidikan kelas dasar dan
mengah. Pendidikan di Malaysia memiliki kualitas yang bagus dibuktikan dengan tenaga
pendidik yang yang sesuaai dengan kompetensi daan juga falilitas pemdidikan yang memadahi.
Reformasi pedidikan di sana sudah dicanangkan sejak tahun 2000 namun terkendala karena
pendapatan negara menurun
5
maupun kebijakan pendidikan yang dilakukan oleh Amerika yang juga dapat diambil sisi
positifnya oleh para mahasiswa, pendidik maupun pemangku kebijakan dalam hal penerapannya
di Indonesia
Berkaitan dengan tenaga pendidikan, sebagaimana halnya dengan di Indonesia, Guru di
Amerika Serikat haruslah memiliki sertifikat mengajar dari pemerintah atau pendidikan tinggi
untuk bisa mengajar baik di preschool atau di sekolah menengah. Sertifikat itu adalah seperti
Postgraduate Certificate in Education, Profesional Graduate Diploma dan Bachelor of Education.
Pesatnya pertumbuhan jumlah umat Islam di Amerika menandakan bahwa peran lembaga
pendidikan maupun organisasi kemasyarakatan berbasis Islam di sana sangat berkontribusi
secara nyata.
b. Perbandingan Pendidikan Islam di Amerika dan Indonesia
Perbandingan pendidikan di Amerika dengan di Indonesia yaitu terkait kebijakan Ujian
Nasional (UN). Sebagaimana halnya dengan di Indonesia, Amerika juga punya, namun
pemerintah federal tetap memberikan wilayah kebebasan kepada pihak pemerintah untuk
merumuskan kurikulum dan Ujian Nasional-nya. Akan tetapi pola Ujian Nasional yang dianut
oleh lembaga pendidikan di masing-masing Negara bagian menyebabkan antara Negara
Bagiansulitmenerimasiswa yang berpindahsekolah.
Perkembangan kehidupan manusia era modern saat ini semakin cepat tanpa membatasi
ruang dan waktu, sangat diperlukan sebuah kesadaran masing-masing individu yang kemudian
berdampak pada kesadaran kolektif untuk menerima dan menempatkan segala perbedaan dan
keberagaman tersebut pada bagian yang perlu dihormati dan dihargai. Dalam upaya
mengembangkan pendidikan Islam multikultural memang tidak mudah untuk diterapkan. Tentu
banyak tantangan yang dapat menghambat atau memperlambat proses perjalanannya. Di antara
banyak tantangan itu yang masih sangat mungkin untuk dihadapi antara lain:
1. Aspek Sosio-kultural, yaitu komponen masyarakat yang akan muncul penentangan dari
golongan-golongan yang cenderung masih tekstualis (ortodoks), baik dari golongan muslim
maupun golongan non muslim terhadap wacana pendidikan multikultural ataupun pendidikan
Islam multikultural. Hal ini masih menjadi persoalan yang klasik, terkait dengan adanya
6
perbedaan dalam memahami konteks wahyu, serta adanya kegelisahan dari golongan terentu
terhadap isu-isu multikulturalisme yang dapat membuat keyakinan seseorang menjadi lemah
dalam menjalankan agama.
2. Aspek Politik, yaitu komponen institusi pembuat kebijakan, baik dari eksekutif maupun
legistlatif, penyamaan pandangan (tujuan) dan pendidikan (Islam) terhadap pentingnya
pendidikan multikultural tidak dapat berjalan dalam waktu yang singkat. Hal ini memiliki
implikasiterhadapa kebijakan implementasi pendidikan multikultural dalamdunia pendidikan.
3. Aspek pendidikan, yaitu komponen lembaga pendidikan dan praktisi pendidikan,
mungkin akan terjadi sedikit kebingungan dalam proses pengelolaan pendidikan multikultral.
Konsep dan bentuk pendidikan multikultural yang mungkin saja terjadi perbedaan yang beragam
adalah hal yang susah untuk disatukan, dan bisa jadi akan memperlambat dan menghambat para
praktisi yang ada di lapangan
Dari aspek di atas ada beberapa hal yang perlu diupayakan dalam Mengembangkan
pendidikan Islam multikultural di Indonesia, yaitu :
1. Pendidikan multikultural yang secara inheren telah ada sejak bangsa Indonesia lahir,
yakni melalui falsafah bangsa Indonesia Bhinneka Tunggal Ika, senang membantu, gotong-
royong, serta menghargai antar satu dengan yang lainnya, hal itu adalah modal penting untuk
pengembangan wacana pendidikan Islam multikultural menjadi lebih besar.
2. Pendidikan Islam multikultural yang sebenarnya dapat memberikan setitik harapan dalam
mengatasi berbagai macam gejolakmasyarakat yang sering terjadi akhir-akhir ini dan merupakan
konsep pendidikan yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai (values), keyakinan,
heterogenitas, pluralitas (keragaman), serta apapun aspeknya dalam masyarakat, sehingga dapat
terus diperdalam dan digali konteks kajiannya yang bersumber langsung dari ajaran-ajaran Islam,
yaitu alQur`an dan as-Sunnah. Dan Juga secara tidak langsung bisa memperkaya khazanah
keilmuan sekaligus mendekatkan umat muslim kepada nilai-nilai spiritualitas agamanya.
3. Perlu kajian tingkat lanjutan untuk mengembangkan konsep serta bentuk-bentuk
pendidikan Islam multikultural, baik itu secara kuantitatif maupun secara kualitatif untuk bisa
diterapkan di lapangan.
7
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Pendidikan Islam Multikultural sebagai suatu proses pendidikan berdasarkan demokrasi,
kesederajatan, kesetaraan dan keadilan; berorientasi pada kemanusiaan, kebersamaan dan
kedamaian, serta dengan mengembangkan sikap mengakui, menghargai dan menerima
keragaman yang berdasarkan Al-Qur`an dan As-Sunnah. Dan telah dijelaskan bahwa manusia
itu hidup dalam keberagaman suku, etnis, ras, budaya, bahasa serta agama di mana kita
diharapkan dapat bisa menghargai, mengakui, menghormati dan menerima itu semua perbedaan
yang ada. Kesimpulannya pendidikan Islam adalah suatu usaha sadar yang dengan tujuan
mengarahkan kepada tujuan perkembangan seseoarng sesuai dengan nilai-nilai ajara Islam.
B. SARAN
Islam multikultural merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi pemeluk agama
islam terutama untuk warga negara Indonesia, seperti yang sudah kita ketahui bahwa Indonesia
merupakan negara yang sangat majemuk akan budaya dan ini mempengaruhi juga pada
banyaknya corak budaya pada agama islam. Dengan ini diharapkan bagi kita semua agar bisa
hidup secara damai berdampingan dengan sesama saudara islam dengan masing-masing latar
belakang budaya yang berbeda. Bagi pembaca diharapkan bisa memberi saran yang
membangun bagi kami untuk perbaikan kami, terlebih ini adalah sebuah kajian baru yang
masih perlu banyak pengembangan.
8
DAFTAR PUSTAKA