Anda di halaman 1dari 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Granulasi adalah prosespengikatan partikel-partikel halus menjadi


partikel-partikel yang lebih besar, yang disebut dengan granul. Terbentuknya
granul akan memperbaiki sifat alir dan kompaktibilitas partikel-partikel bahan
penyusun granul. (Summera dan Aulton 2002). Ada dua metode granulasi yaitu:
granulasi kering dan granulasi basah.

Pada granulasi basah memerlukan proses pengeringan granul. Selama


proses pengeringan granul dapat terjadi migrasi zat aktif atau zat warna yang larut
di aktif atau zat warna larut dalam air. Migrasi zat aktif atau zat warna yang larut
dalam air selama pengeringan dapat mengakibatkan dehomogenisasi artinya
distribusi zat aktif atau zat warna didalam granul basah yang sudah merata
menjadi tidak merata lagi. Peristiwa migrasi ini dipengaruhi oleh beberapa factor
antara lain :

a. Suhu pengeringan
b. Ukuran partikel bahan pengisi
c. Kekentalan bahan pengikat
d. Cara pengeringan

Peristiwa migrasi dalam proses granulasi basah harus dicegah karena dapat
menyebabkan dehimigenisasi sehingga kadar zat aktif atau zat warna menjadi
tidak merata dan menghasilkan nilai glanul yang rendah (Janowski, 1990)

Pengeringan meliputi operasi pemindahan panas maupun massa. Panas


harus dipindahkan kepada bahan yang akan dikeringkan untun memasok panas
laten yang diperlukan untuk penguapan dari lembap. Perpindahan massa
dilibatkan dalam difusi air melalui bahan ke permukaan, dalam penguapan air
berikutnya dari permukaan, dan dalam difusi dari uap resultan ke dalam aliran
udara yang lewat. Proses pengeringan dapat lebih mudah dimengerti jika
perhatian dipusatkan pada lapisan tipis cairan di permukaan bahan yang
dikeringkan. Laju penguapan lapisan tipis ini dihubungkan dengan laju
perpindahan panas dengan persamaan:
dW/dθ = q/λ
Dimana dW/dθ adalan laju pon penguapan air, q adalah laju perpindahan panas
keseluruhan (BTU per jam), dan λ adalah panas laten penguapan air (BTU per
gram). (Lachman, dkk, 1989)

Anda mungkin juga menyukai