Anda di halaman 1dari 49

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.

Praktik kerja industri merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan


pendidikan dan pelatihan bagi siswa yang memadukan antara pendidikan di sekolah
dengan pendidikan di dunia industri yang di peroleh dengan melakukan praktek
kerja secara langsung untuk menambah keahlian tertentu.
Pelaksanaan praktik kerja industri sangat berguna bagi siswa untuk
membantu siswa – siswi agar mampu berkompetisi dan bekerja secara maksimal.
dalam dunia kerja menyambut era gobalisasi.Praktik kerja industri ini merupakan
salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan laporan pendidikan
SMK,dan siswa juga diwajibkan menyusun laporan sesuai dengan bagian yang
dipelajari selama pelaksanaan prakerin.
Adanya perbedaan tentang materi yang di ajarkan di sekolah dengan yang
ada di dalam dunia kerja, maka praktek kerja industry merupakan kesempatan yang
baik siswa SMK untuk mengetahui lebih dekat apa yang terjadi di lapangan kerja
dan membandingkannya dengan teori-teori yang di dapat di sekolah. Untuk itu,
dengan adanya praktik kerja industri di RS BENMARI di harapkan siswa-siswi
SMK dapat mengetahui dan memahami ilmu yang di ajarkan, serta dapat
menyelesaikan tugas dengan baik .
Awal masuk Rumah Sakit BENMARI penulis belum mendapat banyak
ilmu tentang alat-alat kesehatan, tindakan ataupun obat.Minggu pertama dan kedua
penulis memasuki ruang IGD, minggu ketiga dan keempat diruang KMB, minggu
kelima dan keenam diruang MATERNAL DAN ANAK, minggu ketujuh dan
kedelapan diruang PAVILLIUN.
Muntah adalah pengeluaran isi lambung secara eksklusif melalui mulut
dengan bantuan kontraksi otot- otot perut. Perlu dibedakan antara regurgitasi,
ruminasi, ataupun refluesophagus.Regurgitasi adalah makanan yang dikeluarkan
kembali kemulut akibat gerakan peristaltic esophagus,ruminasi adalah pengeluaran
makanan secra sadar untuk dikunyah kemudian ditelan kembali.Sedangkan
refluesophagus merupakan kembalinya isi lambung kedalam esophagus dengan cara
pasif yang dapat disebabkan oleh hipotoni spingter eshopagus bagian bawah, posisi

1
abnormalsambungan esophagus dengan kardial atau pengosongan isi lambung yang
lambat.Pada masa anak, terutama masa neonatal, muntah jarang terjadi. Oleh karena
itu, bila terjadi muntah maka harus segera dilakukan observasi terhadap
kemungkinan adanya gangguan.

1.2 Pengertian PRAKERIN


Prakerin (Praktik Kerja Industri) adalah kegiatan pendidikan, pelatihan dan
pembelajaran yang dilaksanakan di dunia usaha atau dunia industri dengan
kompetensi (kemampuan) siswa sesuai bidangnya. Dalam pelaksanaannya dilakukan
dengan prosedur tertentu, bagi siswa yang bertujuan untuk magang disuatu tempat
kerja, baik dunia usaha maupun di dunia industri setidaknya sudah memiliki
kemampuan dasar sesuai bidang yang digelutinya atau sudah mendapatkan bekal
dari pembimbing di sekolah untuk memiliki ilmu-ilmu dasar yang akan diterapkan
dalam dunia usaha atau dunia industri. Alasan utama mengapa para siswa-siswi
SMK harus memiliki bekal ilmu pengetahuan dasar sesuai bidangnya agar dalam
pelaksanaan Praktek Kerja Industri tidak mengalami kendala yang berarti dalam
penerapan ilmu pengetahuan dasar yang kemungkinan besar dalam proses praktek
kerja industri mendapatkan ilmu-ilmu baru yang tidak diajarkan di Lembaga
Kejuruan terkait.

2
1.3 Tujuan dan Manfaat Prakerin.

1.3.1 Tujuan Prakerin.


Bagi Siswa
1 Dapat mengamati langsung perbedaan antara materi di sekolah dengan
dunia industri.
2 Melatih siswa untuk berinteraksi dengan dunia kerja yang nyata.
3 Dapat mengembangkan ilmunya dengan adanya prakerin.
4 Mempesiapkan diri menghadapi dunia kerja.
5 Siswa dapat mempunya wawasan yang luas tentang dunia kerja.
Bagi Sekolah
1. Dapat menjalin kerjasama dengan dunia industri.
2. Untuk mengembangkan kompetensi para siswa siswinya.
3. Untuk mengetahui kesiapan para siswanya sebelum memasuki dunia kerja.
4. Untuk melihat peluang akan informasi kesempatan kerja di tempat
tersebut.
5. Untuk mengetahui berapa besari lmu yang di terapkan oleh siswa saat
Memasuki dunia usaha atau dunia industri.
Bagi Dunia Usaha atau Dunia Industri

1. Untuk menjalin kerjasama dengan sekolah.


2. Untuk memberikan kesempatan kerja kepada siswa dan mengenalkan kepada
siswa dunia kerja sesungguhnya.
3. Memberikan kepada siswa kesempatan kerja dan mengenalkan siswa kepada
dunia kerja sesungguhnya.

3
1.3.2 Manfaat Prakerin

Bagi Siswa
1. Untuk menambah pengalaman kerja.
2. Sebagai bukti bahwa siswa sudah menyelesaikan praktik kerja industri.
3. Untuk menambah wawasan serta mengetahui secara nyata kondisi yang
ada di dunia kerja.
Bagi Sekolah
1. Sebagai isyarat untuk mengikuti ujian akhir sekolah.
2. Mengetahui sejauh manasiswanya dalam menerapkan ilmu di sekolah.
3. Untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan para pendidikan dalam
memberikan pelajaran di sekolah.
Bagi Perusahaan
1. Dapat mengetahui apa yang terjadi atau permasalahan permasalahan yang
ada di dunia usaha.
2. Sebagai bukti tertulis bahwa penulis melaksanakan praktik kerja industri di
tempat tersebut.
3. Dapat mengetahui permasalahan yang terjadi berkaitan dengan kegiatan
oleh perusahaan.

4
BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Prakerin

A. Puskesmas Kendal Kerep

Puskesmas kendal kerep merupakan salah satu dari 15 puskesmas yang terletak
dikota malang, puskesmas ini terletak dijalan sulfat agung No. 100. Wilayah kerja
puskesmas kendel kerep yaitu kecamatan blimbing. Puskesmas kendal kerep
membawahi satu puskesmas pembantu yaitu puskesmas pembantu polehan.

Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan memilki visi, misi, motto, dan janji
kepada masyarakat.Visi puskesmas kendal kerep yaitu masyarakat yang mandiri untuk
hidup sehat. Visi puskesmas kendel kerep yaitu masyarakat yang mandiri untuk hidup
sehat. Kepuasan masyarakat adalah semangat kerja kami merupakan motto puskesmas
kendal kerep.Janji puskesmas kendal kerep adalah siap memberi pelayanan terhadap
masyarakat secara profesional dan siap membentu masyarakat dalam melakukan
pemiliarahan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat secara mandiri.Ruang yang
dipergunakan siswa praktek meliputi:

1. Unit gawat darurat (UGD)

Unit gawat darurat adalah salah satu bagia dari puskesmas yang menyediakan
penangan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cedera, yang dapat mengancam
kelangsungan hidupnya (www.wikipedia.com).

2. Klinik diabetes

Klinik diabetes adalah untuk pasien yang menderita diabetes untuk mendapatkan
pengobatan diabetes.

3. Ruang laboratorium

Manajemen ruang laboratorium :

a. Koordinasi dengan petugas laboratorium tentang prosedur tetap (protap).


b. Diharapa ruang terata bersih
c. Tersedia tempat sampah dan tempat cuci tangan
d. Adanya buku register laboratorium dan buku bantu harian
5
e. Kepala puskesmas memeriksa kelengkapan laboratorium
f. Supervisi kepala puskesmas, dalam kegiatan pembinaan, bimbingan dan
pengawasan terhapa pelaksanaan program.

4. Ruang poli umum.

Ruang poli umum merupakan ruang untuk melakukan pemeriksaan kepada pasien
yang dilakukan oleh tenaga medis.

a.Kebijaksanaan

Memberikkan pengobatan dan perawatan pada tingkat yang setinggi-tingginya kepada


semua orang yang membutuhkan

b.Tujuan

1.)Dapat membuat doagnosa yang dini, memberi pengobatan, membatasai ketidak


mampuan, mengadakan reabilitas dan meringankan penderita

2). Merujuk penderita untuk pelayanan kesehatan lain sesui dengan jenis penyakitnya.

c . Uraian Umum tentang kegiatan diruang pengobatan.

1)Anamnesa :

Wawancara terhadap pasien atau keluarganya mengenai :

a)Keluhan utama
b)Keluhan tambahan
c)Riwayatbpenyakit terdahulu
d)Riwayat penyakit keluarga
e)Lamanya sakit
f)Pengobatan yang sudah dilakukan
g)Riwayat alergi obat.

2)Pemeriksaan fisik :

a)Inspeksi : keadan umum pasien


b)Palpasi : perabaan kemungkinan adanya benjolan, konsistensi hepar atau lien
c)Perkusi : untuk menentukan batas jantung, keadaan paru, hepar, kemungkinan
adanya acites.
d)Auskultasi : untuk mengetahu keadaan jantung, paru dan peristaltik usus.

6
3)Pelayanan rujukan

Untuk pasien yang tidak mampu ditangani dipuskesmas diberikkan surat rujukan ke
RS dengan menggunakan blangko surat rujukan yang tersedia sesuai jenis pasien BPJS.

5.Ruang gigi

Ruang gigi merupakan ruang untyk memeriksa kesehatan gigi, melakukan


pengobatan atau tindakan pada gigi. Tindakan pada gigi meliputi tumpukan pada gigi,
cabut gigi, dan pembersihan karang gigi.

6.Ruang KIA ( kesehatan Ibu dan Anak )

a.Tujuan

Menrunkan kematian dan kesakitan ibu, bayi, dan anak dengan cara meningkatkan
kesehatan ibu setinggi-tingginya pada waktu mengandung, bersalin, dan sesudahnya.
Selain itu menigkatka kesehatan anak terutama dalam hal gizi yang baik dan mencegah
mereka dari penyakit menular.

b.Kegiatan-kegiatan

1)Memberi pemeliaraan kesehatan kepada para ibu yang mengandung, bersalin,


menyusui dan kepada anak-anak para sekolah.
2)Mengamati perkembanagn dan pertumbuhan anak-anak dibawah umur 5
tahun.
3)Memberikkan nasehat tentang makanan untuk mencegah timbullnya gizi
buruk.
4)Memberikkan vaksinasi untuk pengebalan.
5)Memberikan pengobatan kepada ibu dan anak-anak para sekolah dalam
kesakitan yang tidak berat. (Depkes RI,1990)

7.Ruang imunisasi

Ruangan imunisasi merupakan ruang untuk melaksanakan imunisasi kepada bayi


dan balita. Imunisasi atau fakksinasi adalah prosedur untuk meningkatkan derajat imun,
memberikan imunisasi protkteftif dengan menginduksi respon memori terhadap
pathogen tertentu atau toksin dengan menggunakan preparat antigen nonvirulen/
nontoksik (bratawidjaja, 2006). Lima jenis imunisasi pada anak dibawah satu tahun
yang harus dilakukan, yakni BCG (Bacilus calmette-guerin), DPT (Defteri pertusis
tetanus), polio, campak, hepatitis B (Depkes, 2005).

7
B. Rumah Sakit BENMARI

Tempat pelaksanaan prakerin berada di RS BENMARI yang beralamat di


JL..KENDALPAYAK 17, Malang. Ruang yang dipergunakan siswa praktik meliputi :

1.Ruang IGD (Instalasi Gawat Darurat)

2.Ruang KMB : A) Agung

B) Arjuna

C)Wilis

D)Lawu

E)Kawi

F)Kelud

3.Ruang MATERNAL DAN ANAK :

A)Merbabu

B)Merapi

C)Rinjani

4.Ruang PAVILLIUN :

A) Bromo

B) Dieng

C)Ijen

D)Panderman

E)Isolasi

8
2.1.1 Waktu Praktik Kerja industri

A. Puskesmas Kendal Kerep

Adapun waktu yang di laksanakan selama Prakerin di Puskesmas Kendal Kerep yaitu
2 bulan, yang dimulai pada tanggal 01 Agustusr 2019 dan berakhir pada tanggal 30
September 2019. Selama praktik di Puskesmas Kendal kerep. Siswa wajib mengikuti
peraturan yang dibuatdi Puskesmas Kendal kerep. Di puskesmas Kendal Kerep
menerapakan sistem kerja Hari Senin-Kamis dimulai pukul 08.00- 14.00 WIB dan
untuk hari Jumat dan Sabtu Dimulai pukul 08.00-hingga 12.00.

B .Rumah Sakit BENMARI

Adapun waktu yang di laksanakan selama Prakerin di Rumah Sakit BENMARI yaitu
2 bulan, yang dimulai pada tanggal 01 September 2019 dan berakhir pada tanggal 30
November 2019. Selama praktik di RS BENMARI. Siswa wajib mengikuti peraturan
yang dibuat di RS BENMARI. Dalam 1 hari dibagi menjadi tiga shif yaitu :

Shif pagi : Jam 07 : 00 - 14 : 00 WIB

Shif Sore : Jam 14 : 00 – 21 : 00 WIB

Shif Malam : Jam 21 : 00 – 08 : 00 WIB.

Semua Siswa diharapkan datang 15 menit sebelum jadwal di tentukan.

9
2.2.Sejarah Singkat, Visi, Missi Dan Motto Puskesmas Kendal Kerep.

2.2.1 Sejarah Singkat Puskesmas Kendal Kerep.

Puskesmas kendal kerep merupakan salah satu dari 15 puskesmas yang terletak
dikota malang, puskesmas ini terletak dijalan sulfat agung No.100. Wilayah kerja
puskesmas kendel kerep yaitu kecamatan blimbing. Puskesmas kendel kerep
membawahi satu puskesmas pembantu yaitu puskesmas pembantu polehan.

2.2.2 Visi Puskesmas Kendal Kerep.

‘‘Visi puskesmas kendel kerep yaitu masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat’’.

2.2.3 Misi Puskesmas Kendal Kerep.

1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan yang berkualitas dan


komprehensif melalui upaya promotif dan prefentif dengan sasaran individu,
keluarga, dan masyarakat. (Upaya Kesehatan Masyarakat).
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif dan
rehabilitatif secara holistik melalui peningkatan pelayanan yang berkualitas
(Upaya Kesehatan Perorangan).
3. Menyelenggarakan administrasi dan manajemen yang bersifat transparan dan
akuntabel.
4. Memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan secara merata dan
terjangkau oleh masyarakat.

2.2.4 Motto Puskesmas Kendal Kerep.

‘‘ Kepuasan masyarakat adalah semangat kerja kami merupakan motto puskesmas


kendal kerep’’.

2.2.5 Sejarah Singkat Rumah Sakit BENMARI

RS.Ben Mari di dirikan pada tanggal 27 Juni 2009 yang di buka oleh Bapak Bupati
Malang H.Sujud Pribadi SE,S.os sebagai rumah sakit kesehatan ibu dan anak atau bisa
di katakana sebagai rumah sakit bersalin.RS.Ben Mari didirikan oleh PT.RS Ben Mari
Sehat

a)Berdirinya RS.Ben Mari dalam rangka mendukung upaya pemerintah untuk


meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di Kabupaten Malang.

Ikut berperan secara aktif mempercepat pemerataan pelayanan kesehatan yang


berkualitas kepada masyarakat.

10
Perkembangan pelayanan “RS Ben Mari” selama 4 tahun ini menunjukkan progress
yang cukup berarti dan permintaan masyarakat yang cenderung meningkat, terutama
pada pelayanan dokter spesialis yang lebih luas sehingga pada tahun ke 3 RS Ben Mari
sudah beralih fungsi menjadi Rumah Sakit Umum.

2.2.6 Visi RS BENMARI

“ Menjadi rumah sakit pilihan utama masyarakat.”

2.2.7 Misi Rumah Sakit BENMARI

1.Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

2.Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan secara professional

2.2.8 Motto RS BENMARI

“ Service With Love and Heart’’

( melayani dengan cinta dan hati yang tulus )

11
2.3 Struktur Organisasi Puskesmas Kendal Kerep.

12
2.4. Struktur Organisasi RS BENMARI

Direktur

Wakil direktur

Kabag Kabag
Kabag perawat
penunjang sekretariat
medis

Rawat jalan Bagian


Direktur sekretaris
Wakil direktur
Rawat inap Bagian
Liner personalia

Bagian
keuangan

Komite medik Kabag farmasi Bagian rekam


apotik medik

Bagian rumah
tangga

13
2.5 Tata Tertib dan Keselamatan Kerja

A. Tata Tertib Puskesmas Kendal kerep.

1. Apel pagi

2. Sepatu harus hitam polos.

3. Tidak merokok

4.Bagi perempuan :

a) Jika berhijab wajib memasukan jilbab

b) Tidak memakai make up berlebihan

c) Bagi yang tidak berhijab diwajibkan memakai harnet

d) Tidak menggunakan perhiasan berlebihan

2.Bagi siswa laki laki :

a) Rambut pendek, rapi, tidak sampai menyentuh kera baju

b) Tidak berkumis

c) Tidak menggunakan anting-anting atau gelang. Kecuali jam tangan

3.Memperhatikan kebersihan dan kerapikan diri sendiri maupun lingkungan sekitar

4.Tidak mengoperasikan Hp saat bertugas

5.Tidak menerima tamu pada saat jam praktik kecuali dengan izin pembimbing
ruangan

6.Memakai tanda pengenal

7.Memakai APD saat bertugas

B. Tata Tertib Rumah Sakit BENMARI.

1.Sepatu harus hitam polos, fantovel maksimal 3 cm (tidak berbunyi saat dipakai).

2.Tidak merokok

14
3.Bagi perempuan :

a) Jika berhijab wajib memasukan jilbab

b) Tidak memakai make up berlebihan

c) Bagi yang tidak berhijab diwajibkan memakai harnet

d) Tidak menggunakan perhiasan berlebihan

2.Bagi siswa laki laki :

a) Rambut pendek, rapi, tidak sampai menyentuh kera baju

b) Tidak berkumis

c) Tidak menggunakan anting-anting atau gelang. Kecuali jam tangan

3.Memperhatikan kebersihan dan kerapikan diri sendiri maupun lingkungan sekitar

4.Tidak mengoperasikan Hp saat bertugas

5.Tidak menerima tamu pada saat jam praktik kecuali dengan izin pembimbing
ruangan

6.Memakai tanda pengenal

7.Memakai APD saat bertugas

2.5.2. Keselamatan Kerja

A.Keselamatan Kerja di Puskesmas Kendal kerep meliputi :

Harus memakai APD ( alat pelindung diri seperti masker, handscoon saat dengan
pasien terutama kepada pasien infeksius)

1) Cuci tangan 6 langkah sesuai prosedur dengan 5 momen yaitu :

a. Sebelum kontak langsung dengan pasien

b. Sebelum melakukan tindakan aseptic

c. Sesudah kontak langsung dengan pasien

15
d. Sesudah terkena cairan tubuh pasien

e. Sesudah kontak dengan lingkungan pasien

2) Membedakan antara sampah medis dan non medis dan membuangnya sesuai
tempatnnya

B. Keselamatan Kerja Rumah Sakit BENMARI.

1) Harus memakai APD ( alat pelindung diri seperti masker, handcoon, dan skort
saat bersentuhan dengan pasien terutama kepada pasien infeksius)

2) Cuci tangan 6 langkah sesuai prosedur dengan 5 momen yaitu :

a. Sebelum kontak langsung dengan pasien


b. Sebelum melakukan tindakan aseptic
c. Sesudah kontak langsung dengan pasien
d. Sesudah terkena cairan tubuh pasien
e. Sesudah kontak dengan lingkungan pasien

2.6 Prosedur Kerja dan Bentuk Kegiatan.


16
2.6.1 Prosedur Kerja dan Bentuk Kegiatan Di Puskesmas Kendal Kerep.

Di puskesmas Kendal Kerep menerapakan sistem kerja Hari Senin-Kamis dimulai


pukul 08.00- 14.00 WIB dan untuk hari Jumat dan Sabtu Dimulai pukul 08.00-hingga
12.00.Siswa praktik harus datang lebih awal untuk menyiapkan Ruang pemeriksaan
untuk pasien dan siswa diharapkan menggunakan alat pelindung diri yang lengkap
seperti masker,handscoon,dan desinfectan.Kegiatan yang dilakukan dalam prakerin
yaitu asistensi perawat dalam melakukan tindakan dan menyelesaikan pekerjaan yang
diberikan oleh pembimbing di Puskesmas Kendal Kerep antara lain :

A. POLI UMUM DAN POLI LANSIA

1) Tanda tanda vital dan Dokumentasi

Tujuan: untuk mengetahui tekanan darah, suhu, denyut nadi dan kedalaman pernafasan
pasien

Persiapan alat:

a.Handscoon

b.Stethoscope

c.Tensi

d.Buku

e.Termometer

f.Arloji/ jam tangan

g.Buku catatan

h.Tissue

Tindakan: ( mengukur tekanan darah )

1. Cuci tangan.

2. Memakai APD.

3. Memberitahu kepada pasien tindakan yang akan dilakukan.

4.Bantu pasien ke posisi duduk / berbaring dengan nyaman.

5.Menyisingkan pakaian pasien bila menghalangi.

6.Memasang manset 3 jari di atas nadi brakialis.

7.Tempatkan bagian telingan stetoscope de dalam telinga dan pstikan bunyi jelas dan
tidak samar.
17
8.Palpasi arteri brakhialis dan meletakkan stethoscope pada denyut nadi brachialis yang
teraba.

9.Mengunci skrup balon.

10Dengarkan systole diastolenya.

11.Memompa balon hingga denyut nadi terdengar dan menurunkan pelan pelan hingga
denyut nadi terakhir.

12.Didokumentasikan.

Tindakan: ( suhu )

1.Cuci tangan.

2.Memakai APD.

3.Mengatur posisi pasien.

4.Tentukan letak axila dan bersihkan daerah axsila dengan menggunakan tissu.

5.Letakkan thermometer pada axilla.

6.Setelah 3-5 menit angkat termometer dan baca hasilnya.

7.Catat hasilnya.

8.Membersihkan thermometer dengan tissu

9.Membacakan hasilnya ke pasien

10.Cuci tangan

Tindakan: ( nadi )

1.Cuci tangan

2.Memakai APD

3.Tempatkan 3 jari di atas lekukan radikal tangan pasien dan raba

4.Saat denyut nadi terasa teratur, gunakan arloji dan mulai menghitung frekuensi

5.Bila denyut nadi teratur hitung hingga 15 detik dan kalikan 4 jumlah denyutan.

6.Bila denyut nadi tidak teratur hitung hingga 1 menit penuh

7.Mengkaji ulang denyyut nadi pasien.

8.Membantu pasien kembali ke posisi yang nyaman.

9.Mencatat dan memberi tahu hasilnya ke pasien.

10.Cuci tangan.
18
Tindakan: ( Respirasi/pernafasan )

1.Cuci tangan.

2.Memakai APD.

3.Mengatur posisi pasien (berbaring/duduk).

4.Membiarkan pasien untuk rileks.

5.Mengamati gerakan naik turunnya dada maupun perut dalam 1 menit.

6.Mencatat dan memberitahu hasilnya ke pasien.

7.Cuci tangan.

2) ANAMNESA

Tujuan: untuk mengetahui keluhan pasien.

Wawancara terhadap pasien atau keluarganya mengenai :

a)Keluhan utama

b)Keluhan tambahan

c)Riwayatbpenyakit terdahulu

d)Riwayat penyakit keluarga

e)Lamanya sakit

f)Pengobatan yang sudah dilakukan

g)Riwayat alergi obat.

2)Pemeriksaan fisik :

a)Inspeksi : keadan umum pasien

b)Palpasi : perabaan kemungkinan adanya benjolan, konsistensi hepar atau lien

c)Perkusi : untuk menentukan batas jantung, keadaan paru, hepar, kemungkinan adanya
acites.

d)Auskultasi : untuk mengetahu keadaan jantung, paru dan peristaltik usus.

3) Pelayanan rujukan.

Untuk pasien yang tidak mampu ditangani dipuskesmas diberikkan surat rujukan ke RS
dengan menggunakan blangko surat rujukan yang tersedia sesuai jenis pasien BPJS.
19
4) Pembuatan Surat keterangan Sehat

Surat keterangan sehat adalah surat keterangan yang ditandatangani dokter, bisa
dikeluarkan melalui fasilitas kesehatan seperti puskesmas, klinik, rumah sakit yang
menyatakan seseorang sehat. Surat keterangan sehat yang resmi biasanya memuat kop
surat instansi, diberikan nomor surat, memuat nama dan nomor SIP/STR dokter,
diberikan cap basah dokter/instansi, pernyataan sehat, tujuan pembuatan surat
keterangan sehat, dan mencantumkan keterangan tambahan seperti hasil pemeriksaan
fisik, antropometri (tinggi badan dan berat badan), serta hasil pemeriksaan laboratorium
dan penunjang lain (misalnya rontgen) bila memang diperlukan oleh kantor yang
meminta. Beberapa surat keterangan sehat juga mencantumkan jangka waktu
berlakunya surat tersebut.Dimana kita harus membuat surat keterangan sehat biasanya
tergantung dari jenis pemeriksaan yang harus dicantumkan dalam surat tersebut. Untuk
pemeriksaan laboratorium lengkap biasanya hanya bisa dilakukan di klinik besar atau
rumah sakit. Untuk pemeriksaan fisik biasa dan laboratorium dasar bisa dilakukan di
puskesmas.

5) Pembuatan surat keterangan dokter tentang izin sakit.

Surat keterangan sakit akan diberikan oleh dokter kepada pasien yang telah
melakukan pemeriksaan dan pengobatan sebelumnya maka dokter dapat memberikan
obat keterangan sakit selama 3 hari sehingga tidak dapat meminta back date atau lebih
dari sebulan. Bila anda mengalami perawatan dirumah sakit hingga 1 bulan maka anda
dapat meminta surat keterangan dirawat kepada bagian perawatan rumah sakit.

B. POLI KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)

1) Tanda tanda vital dan Dokumentasi

Tujuan: untuk mengetahui tekanan darah, suhu, denyut nadi dan kedalaman pernafasan
pasien

Persiapan alat:

a.Handscoon

b.Stethoscope

c.Tensi

d.Buku

e.Termometer

20
f.Arloji/ jam tangan

g.Buku catatan

h.Tissue

Tindakan: ( mengukur tekanan darah )

1. Cuci tangan.

2. Memakai APD.

3. Memberitahu kepada pasien tindakan yang akan dilakukan.

4.Bantu pasien ke posisi duduk / berbaring dengan nyaman.

5.Menyisingkan pakaian pasien bila menghalangi.

6.Memasang manset 3 jari di atas nadi brakialis.

7.Tempatkan bagian telingan stetoscope de dalam telinga dan pstikan bunyi jelas dan
tidak samar.

8.Palpasi arteri brakhialis dan meletakkan stethoscope pada denyut nadi brachialis yang
teraba.

9.Mengunci skrup balon.

10Dengarkan systole diastolenya.

11.Memompa balon hingga denyut nadi terdengar dan menurunkan pelan pelan hingga
denyut nadi terakhir.

12.Didokumentasikan.

Tindakan: ( suhu )

1.Cuci tangan.

2.Memakai APD.

3.Mengatur posisi pasien.

4.Tentukan letak axila dan bersihkan daerah axsila dengan menggunakan tissu.

5.Letakkan thermometer pada axilla.

6.Setelah 3-5 menit angkat termometer dan baca hasilnya.

7.Catat hasilnya.

8.Membersihkan thermometer dengan tissu

9.Membacakan hasilnya ke pasien


21
10.Cuci tangan

Tindakan: ( nadi )

1.Cuci tangan

2.Memakai APD

3.Tempatkan 3 jari di atas lekukan radikal tangan pasien dan raba

4.Saat denyut nadi terasa teratur, gunakan arloji dan mulai menghitung frekuensi

5.Bila denyut nadi teratur hitung hingga 15 detik dan kalikan 4 jumlah denyutan.

6.Bila denyut nadi tidak teratur hitung hingga 1 menit penuh

7.Mengkaji ulang denyyut nadi pasien.

8.Membantu pasien kembali ke posisi yang nyaman.

9.Mencatat dan memberi tahu hasilnya ke pasien.

10.Cuci tangan.

Tindakan: ( Respirasi/pernafasan )

1.Cuci tangan.

2.Memakai APD.

3.Mengatur posisi pasien (berbaring/duduk).

4.Membiarkan pasien untuk rileks.

5.Mengamati gerakan naik turunnya dada maupun perut dalam 1 menit.

6.Mencatat dan memberitahu hasilnya ke pasien.

7.Cuci tangan.

2)ANAMNESA

Tujuan: untuk mengetahui keluhan pasien.

Wawancara terhadap pasien atau keluarganya mengenai :

a)Keluhan utama

b)Keluhan tambahan

c)Riwayatbpenyakit terdahulu

d)Riwayat penyakit keluarga

e)Lamanya sakit

22
f)Pengobatan yang sudah dilakukan

g)Riwayat alergi obat.

2)Pemeriksaan fisik :

a)Inspeksi : keadan umum pasien

b)Palpasi : perabaan kemungkinan adanya benjolan, konsistensi hepar atau lien

c)Perkusi : untuk menentukan batas jantung, keadaan paru, hepar, kemungkinan adanya
acites.

d)Auskultasi : untuk mengetahu keadaan jantung, paru dan peristaltik usus.

3)Pelayanan rujukan.

Untuk pasien yang tidak mampu ditangani dipuskesmas diberikkan surat rujukan ke
RSU dengan menggunakan blangko surat rujukan yang tersedia sesuai jeis pasien
(pasien umum,ASKES, jamkesda). (Dinas kesehatan 2005)

C. Ruang IGD (Instalasi Gawat Darurat)

1.Rawat Luka

Melakukan tindakan keperawatan: mengganti balutan, membersihkan luka.

TUJUAN

1. Mencegah infeksi

2. Membantu penyembuhan luka

PERALATAN

A. Bak instruman yang berisi:

1. Pinset anatomis

2. Pinset chirugis

3. Gunting debridemand

4. Kassa steril

5. Kom

B. Peralatan lain terdiri dari:

1. Sarung tangan

2. Gunting plester
23
3. Plester

4. Alcohol 70%

5. Desinfektan

6. NaCl 0,9%

7. Bengok

8. Verband

9. Obat luka sesuai kebutuhan

PROSEDUR PELAKSANAAN

A. Tahap pra interaksi

1. Melakukan verifikasi program terapi

2. Mencuci tangan

3. Mendekatkan alat di dekat pasien

B. Tahap orientasi

1. Memberi salam dan memperkenalkan diri

2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan

3. Menanyakan kesiapan pasien

C. Tahap kerja

1. Menjaga privacy pasien

2. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas

3. Membuka peralatan

4. Memakai sarung tangan

5. Membasahi alcohol dan buka dengan menggunakan pinset

6. Membuka balutan lapisan terluar

7. Membersihkan sekitar luka bekas plester

8. Membuka balutan lapisan dalam

9. Melakukan debridemand

10. Membersihkan luka dengan cairan NaCl

11. Melakukan kompres desinfektan dan tutup dengan kassa

24
12. Memasang plester atau verband

13. Merapikan pasien dan alat

D. Tahap terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan

2. Menyampaikan rencana tindak lanjut

3. Berpamitan dengan klien

4. Membereskan alat-alat

5. Mencuci tangan

2. Nebulizer.

Tujuan: untuk mengurangi resiko agar asma tidak kambuh dan mengencerkan dahak.
Saat melakukan nebulizer di anjurkan untuk pasien duduk dan tidak diperbolehkan
tidur terlentang.

Alat nebulizer Persiapan alat:

1. Alat nebulezer

2. Obat yang akan di berikan.

Tindakan:

1. cuci tangan

2. Memakai APD

3. memberitahu pasien tindakan yang akan dilakukan.

4. Memasukan obat kedalam masker

5. memasangkan masker ke pasien.

6. Menyalakan alat nebulizer dan tunggu hingga selesai.

7. Beritahu pasien untuk menghirup nebul sampai obat yang ada didalam nebul habis

8. Mematikan alat jika selesai

9.Memposisikan pasien pada posisi yang nyaman

10. cuci tangan.

3. Melipat kasa.
25
Kasa gulung yang bersih dan yang sudah dipotong dilipat dengan serabut berada
ditengah lipatan dan dibentuk sesuai fungsi kassa.

4. Sterilisasi Alat.
a. Tindakan Dekontaminasi:
1. Merendam alat medis yang sudah digunakan dengan larutan Clorin 0,5 % ( 1
bagian Bayclin dan tambahkan 9 Bagian air) selama 10 menit.
2. Menghilangkan sisa darah dan kotoran dengan menggunakan sikat dengan air
dan sabun/deterjen.
3. Mencuci ulang sedikitnya 3 kali alat tersebut dengan air dan sabun.
Petugas membilas peralatan tersebut dengan air bersih dan mengeringkan.
b. Sterilisasi kering / Autoclave:
1. Petugas mengatur ruang sterilisator sesuai kebutuhan.
2. Petugas memasukkan a1at/ bahan yang akan disterilkan
3. Kapas/kassa dibungkus lebih dahulu kedalam kain dan dimasukkan dalam
toples steinles.
4. Alat instrument dibungkus dengan kain lalu ditempatkan pada bak instrument.
5. Petugas menutup pintu sterilisator.
6. Petugas menyambungkan sterilisator dengan aliran listrik.
7. Petugas mengatur kebutuhan panas yang ingin dicapai ( 170 ° C ) dengan
memutar tombol thermostat dan waktu 60 menit dengan memutar timemya
searah jarum jam.
8. Petugas menghidupkan sterilisator dengan menekan tombol ON.
9. Setelah 60 menit petugas mematikan sterilisator dengan menekan tombol OFF.

2.6.2 Prosedur Kerja dan Bentuk Kegiatan Di RS BENMARI.

Selama praktik di RS BENMARI. Siswa wajib mengikuti peraturan yang dibuat di RS


BENMARI. Dalam 1 hari dibagi menjadi tiga shif yaitu :
26
Shif pagi : Jam 07 : 00 - 14 : 00 WIB

Shif Sore : Jam 14 : 00 – 21 : 00 WIB

Shif Malam : Jam 21 : 00 – 08 : 00 WIB.

Semua Siswa diharapkan datang 15 menit sebelum jadwal di tentukan.

Kegiatan yang dilakukan dalam prakerin yaitu asitensi perawat dalam melakukan
tindakan dan menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh pembimbing di RS. Bentuk
kegiatan antara lain :

1) Tanda tanda vital dan Dokumentasi

Diruangan: IGD,KMB (Agung, Arjuna, Kawi, Lawu, Kelud, Wilis, Hcu), MATERNAL
DAN ANAK (Rinjani, Merbabu, Merapi), PAVILLIUN (Bromo, Dieng, Ijen,
Panderman, Semeru, Isolasi).

Tujuan: untuk mengetahui tekanan darah, suhu, denyut nadi dan kedalaman pernafasan
pasien

Persiapan alat:

a. Handscoon

b. Stethoscope

c. Tensi

d. Buku

e. Termometer

f. Arloji/ jam tangan

g. Buku catatan

h. Tissue

Tindakan: ( mengukur tekanan darah )

1. Cuci tangan.

2. Memakai APD.

3. Memberitahu kepada pasien tindakan yang akan dilakukan.

4. Bantu pasien ke posisi duduk / berbaring dengan nyaman.

5. Menyisingkan pakaian pasien bila menghalangi.

6. Memasang manset 3 jari di atas nadi brakialis.

27
7. Tempatkan bagian telingan stetoscope de dalam telinga dan pstikan bunyi jelas dan
tidak samar.

8. Palpasi arteri brakhialis dan meletakkan stethoscope pada denyut nadi brachialis yang
teraba.

9. Mengunci skrup balon.

10. Dengarkan systole diastolenya.

11. Memompa balon hingga denyut nadi terdengar dan menurunkan pelan pelan hingga
denyut nadi terakhir.

12. Didokumentasikan.

Tindakan: ( suhu )

1. Cuci tangan.

2. Memakai APD.

3. Mengatur posisi pasien.

4. Tentukan letak axila dan bersihkan daerah axsila dengan menggunakan tissu.

5. Letakkan thermometer pada axilla.

6. Setelah 3-5 menit angkat termometer dan baca hasilnya.

7. Catat hasilnya.

8. Membersihkan thermometer dengan tissu

9. Membacakan hasilnya ke pasien

10. Cuci tangan

Tindakan: ( nadi )

1. Cuci tangan

2. Memakai APD

3. Tempatkan 3 jari di atas lekukan radikal tangan pasien dan raba

4. Saat denyut nadi terasa teratur, gunakan arloji dan mulai menghitung frekuensi

5. Bila denyut nadi teratur hitung hingga 15 detik dan kalikan 4 jumlah denyutan.

6. Bila denyut nadi tidak teratur hitung hingga 1 menit penuh

7 Mengkaji ulang denyyut nadi pasien.

8. Membantu pasien kembali ke posisi yang nyaman.


28
9 Mencatat dan memberi tahu hasilnya ke pasien.

10.Cuci tangan.

Tindakan: ( Respirasi/pernafasan )

1 Cuci tangan.

2 Memakai APD.

3 Mengatur posisi pasien (berbaring/duduk).

4 Membiarkan pasien untuk rileks.

5 Mengamati gerakan naik turunnya dada maupun perut dalam 1 menit.

6 Mencatat dan memberitahu hasilnya ke pasien.

7 Cuci tangan.

2) Asistensi Tindakan Perawat

Asistensi pemasangan ECG / EKG (Elektro Kardiograf)

Diruangan: IGD, KMB (Agung).

Tujuan: untuk mengetahui fungsi/denyut jantung.

Persiapan alat:

a. Alat EKG

b. Jelly

Tindakan:

1.Cuci tangan.

2. Memakai APD.

3. Memberitahu pasien tindakan yang akan dilakukan.

4. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan untuk EKG.

5. Membantu pemberian jelly pada tulang ics dan tulang kaki- tangan yang akan di
jepitkan.

6. Menjepitkan bagian kaki dan tangan sesuai prosedur.

7. Menyalakan mesin,tunggu hasil sampai keluar, dan yang terakhir membereskan alat.

8. Cuci tangan.

3) Mengganti verbed tanpa pasien dan dengan pasien.

29
Diruangan:IGD, KMB (Agung, Arjuna, Kawi, Lawu, Kelud, Wilis, Hcu), MATERNAL
DAN ANAK (Rinjani, Merbabu, Merapi), PAVILLIUN (Bromo, Dieng, Ijen,
Panderman, Semeru, Isolasi).

Tujuan: Untuk memjaga kebersihan tempat tidur pasien.

Persiapan alat:

a. Laken

b. stik laken

c. selimut

d. sarung bantal

e. perlak

f. boven laken.

Tindakan: ( tanpa pasien)

1. Cuci tangan

2. Memakai APD( handscoon, scoret,masker)

3. Membawa dan menletakkan peralatan didekat tempat tidur pasien.

4. Melepaskan laken,stik laken,sarung bantal yang kotor dan tarug ke keranjang kotor.

5. Memasang laken di atas kasur dengan bentuk memanjang.

6. Memasang perlak dan diatasnya di beri stik laken

7. Memasukkan kebawah kasur secara bersamaan hingga rapi.

8. Lipat selimut dan di tata dibagian bawah

9. Memasukanya kedalam kasur hingga rapi.

10. Memasukkan sarung bantal kedalam bantal

11. cuci tangan.

Tindakan: (dengan pasien)

1. Cuci tangan

2. Memakai APD ( handscoon,masker,scoret )

3. Membawa dan meletakkan peralatan didekat tempat tidur pasien.

4. Memiringkan pasien ke kiri.

5. Gulung stik laken, laken yang kotor ke tengah tidur sejauh mungkin.
30
6. Pasang stik laken, laken yang bersih dengan menggulung setengah bagiannya

7. Masukkan panjang sisi stik laken dibawah kasur.

8. Miringkan pasien ke arah kanan

9. Asisten perawat menganti posisi ke seblah kir pasien

10. Tarik stik laken, laken kotor dan masukkan ke dalam keranjang kotor.

11. Tarik setengah gulungan stik laken, laken dan rapikan dengan cara yang sama pada
no.6

12. Angkat sarung bantal yang kotor dan pasang sarung bantal yang bersih

13. Susun bantal dan membaring paien dalam posisi yang tepat

14. Pasang selimut dan rapikan

15. Membereskan alat-alat

16. Cuci tangan

4). Memberikan posisi yang nyaman pada pasien

Diruangan:IGD, KMB (Agung, Arjuna, Kawi, Lawu, Kelud, Wilis, Hcu), MATERNAL
DAN ANAK (Rinjani, Merbabu, Merapi), PAVILLIUN (Bromo, Dieng, Ijen,
Panderman, Semeru, Isolasi).

Tujuan: Menghindari aspirasi, meningkatkan ekspansi paru, meningkatkan suplei darah


ke otak.

Persiapan alat: -

Tindakan: (memberi posisi fowler)

1. Membantu pasien untuk duduk

2. Menyusun bantal dengann sudut 30-45 derajat

3. Menaikkan tubuh pasien

4. Memberi posisi nyaman

5. Cuci tangan.

5) Nebulizer

31
Diruangan:IGD, KMB (Agung, Arjuna, Kawi, Lawu, Kelud, Wilis, Hcu), MATERNAL
DAN ANAK (Rinjani, Merbabu, Merapi), PAVILLIUN (Bromo, Dieng, Ijen,
Panderman, Semeru, Isolasi).

Tujuan: untuk mengurangi resiko agar asma tidak kambuh dan mengencerkan dahak.
Saat melakukan nebulizer di anjurkan untuk pasien duduk dan tidak diperbolehkan tidur
terlentang.

Alat nebulizer Persiapan alat:

1. Alat nebulezer

2. Obat yang akan di berikan.

Tindakan:

1. cuci tangan

2. Memakai APD

3. memberitahu pasien tindakan yang akan dilakukan.

4. Memasukan obat kedalam masker

5. memasangkan masker ke pasien.

6. Menyalakan alat nebulizer dan tunggu hingga selesai.

7. Beritahu pasien untuk menghirup nebul sampai obat yang ada didalam nebul habis

8. Mematikan alat jika selesai

9.Memposisikan pasien pada posisi yang nyaman

10. cuci tangan

6). Rawat Luka

Diruangan:IGD, KMB (Agung, Arjuna, Kawi, Lawu, Kelud, Wilis, Hcu), MATERNAL
DAN ANAK (Rinjani, Merbabu, Merapi), PAVILLIUN (Bromo, Dieng, Ijen,
Panderman, Semeru, Isolasi).

Melakukan tindakan keperawatan: mengganti balutan, membersihkan luka.

TUJUAN

1. Mencegah infeksi

2. Membantu penyembuhan luka

PERALATAN

32
A. Bak instruman yang berisi:

1. Pinset anatomis

2. Pinset chirugis

3. Gunting debridemand

4. Kassa steril

5. Kom

B. Peralatan lain terdiri dari:

1. Sarung tangan

2. Gunting plester

3. Plester

4. Alcohol 70%

5. Desinfektan

6. NaCl 0,9%

7. Bengok

8. Verband

9. Obat luka sesuai kebutuhan

PROSEDUR PELAKSANAAN

A. Tahap pra interaksi

1. Melakukan verifikasi program terapi

2. Mencuci tangan

3. Mendekatkan alat di dekat pasien

B. Tahap orientasi

1. Memberi salam dan memperkenalkan diri

2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan

3. Menanyakan kesiapan pasien

C. Tahap kerja

1. Menjaga privacy pasien

2. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas

33
3. Membuka peralatan

4. Memakai sarung tangan

5. Membasahi alcohol dan buka dengan menggunakan pinset

6. Membuka balutan lapisan terluar

7. Membersihkan sekitar luka bekas plester

8. Membuka balutan lapisan dalam

9. Melakukan debridemand

10. Membersihkan luka dengan cairan NaCl

11. Melakukan kompres desinfektan dan tutup dengan kassa

12. Memasang plester atau verband

13. Merapikan pasien dan alat

14. Cuci tangan.

7). Membantu menyiapkan Alat dan bahan untuk Pemasangan Infus

Diruangan:IGD, KMB (Agung, Arjuna, Kawi, Lawu, Kelud, Wilis, Hcu), MATERNAL
DAN ANAK (Rinjani, Merbabu, Merapi), PAVILLIUN (Bromo, Dieng, Ijen,
Panderman, Semeru, Isolasi).
Berikut adalah alat dan bahan yang harus dipersiapkan ketika hendak melakukan
tindakan pemasangan infus. Pastikan bahwa ke 12 alat dan bahan ini sudah tersedia.
1. Standar infus
2. Cairan infus sesuai kebutuhan
3. IV Catheter / Wings Needle/ Abocath sesuai kebutuhan
4. Perlak
5. Tourniquet
6. Plester
7. Gunting
8. Bengkok
9. Handscoon
10. Kassa steril
11. Hypafix
12. Infus set
13. Cairan infus sesuai kebutuhan pasien
34
14. Alkohol swab

8). Membantu Mobilisasi Pasien.

Diruangan:IGD,KMB (Agung, Arjuna, Kawi, Lawu, Kelud, Wilis, Hcu), MATERNAL


DAN ANAK (Rinjani, Merbabu, Merapi), PAVILLIUN (Bromo, Dieng, Ijen,
Panderman, Semeru, Isolasi).

PENGERTIAN

Suatu kegiatan yang dilakukan pada klien dengan kelemahan kemampuan fungsional
untuk berpindah dari tempat tidur ke kursi roda . (Firmansyah, Memindahkan Pasien Ke
Kursi, 2009).

TUJUAN

1. Melatih otot skelet untuk mencegah kontraktur atau sindrom disuse

2. Mempertahankan kenyamanan pasien

3. Mempertahankan kontrol diri pasien

4. Memindahkan pasien untuk pemeriksaan(diagnostik, fisik, dll.),

5. Memungkinkan pasien untuk bersosialisasi,

6. Memudahkan perawat yang akan mengganti seprei (pada pasien yang toleransi
dengan kegiatan ini), dan

7. Memberikan aktifitas pertama (latihan pertama) pada pasien yang tirah baring.

PERSIAPAN PASIEN

1. Pastikan identitas klien

2. Kaji kondisi klien

3. Beritahu dan jelaskan pada klien/keluarganya tindakan yang dilakukan

4. Jaga privasi klien

5. Posisi klien

PERSIAPAN

1. Kaji kekuatan otot pasien.

2. Mobilitas sendi.

3. Toleransi aktivitas.

4. Tingkat kesadaran.

35
5. Tingkat kenyamanan.

6. Kemampuan untuk mengikuti instruksi.

7. Selalu kunci rem pada kedua roda kursi sebelum anda memindahkan pasien ke kursi
roda. Naikkan sanggaan kaki sehingga pasien dapat duduk di kursi roda. Turunkan
sangaan kaki ketika pasien berada di atas kursi roda.

PERSIAPAN ALAT

1. Kursi Roda.

2. Handscun atau sarung tangan (jika perlu).

3. Sabuk pemindah (bila diperlukan).

4. Kursi roda (posisi kursi pada sudut 45° terhadap tempat tidur, dikunci, angkat
penyokong kaki, dan kunci kaki tempat tidur).

5. Jelaskan prosedur pada pasien, dan

6. Tutup pintu atau pasang tirai.

CARA BEKERJA

1. Cuci tangan.

2. Lakukan persiapan yang telah disebutkan di atas.

3. Bantu pasien untuk posisi duduk di tepi tempat tidur, dan siapkan kursi roda dalam
posisi 45° terhadap tempat tidur.

4. Pasang sabuk pemindah bila perlu.

5. Pastikan bahwa pasien menggunakan sepatu/sandal yang stabil dan tidak licin.

6. Renggangkan kedua kaki Anda.

7. Fleksikan kedua panggul dan lutut Anda, sejajarkan lutut Anda dengan lutut pasien.

8. Genggam sabuk pemindah dari bawah atau rangkul aksila pasien dan tempatkan
tangan Anda di skapula pasien.

9. Angkat pasien sampai berdiri pada hitungan ke-3 sambil meluruskan panggul dan
tungkai Anda, dengan tetap mempertahankan lutut agak fleksi.

10. Pertahankan stabilitas tungkai yang lemah atau paralisis dengan lutut.

11. Tumpukan pada kaki yang jatuh dari kursi.

36
12. Instrusikan pasien untuk menggunakan lengan yang memegang kursi untuk
menyokong.

13. Fleksikan panggul dan lutut Anda sambil menurunkan pasien ke kursi.

14. Kaji pasien untuk kesejajaran yang tepat untuk posisi duduk.

15. Posisikan pasien pada posisi yang dipilih.

16. Observasi pasien untuk menentukan respons terhadap pemindahan.Observasi


terhadap kesejajaran tubuh yang tepat dan adanya titik tekan,

17. Cuci tangan setelah prosedur yang dilakukan.

9).Memasang Nasal Kanul.

1. Persiapan alat

a. Nasal kanul
b. Pipa oksigen
c. Humidifier
d. Air aquades
e. Tabung oksigen dengan flowmeter

2. Tahap Pra Interaksi

a. Inspeksi adanya tanda dan gejala yang berhubungan dengan hipoksia


b. Siapkan alat-alat
c. Verifikasi order : akan melakukan pemberian O2 dengan nasal kanul
kepada Bp. P
d. Bersiap bertemu dengan pasien

3. Tahap Orientasi

a. Memperkenalkan diri
b. (“Permisi bapak, perkenalkan saya perawat Neza yang hari ini berjaga
dibangsal ini dari pukul 08.00 hingga puku 14.00 siang nanti, benar ini dengan
Bp. P?” Ohh.. benar yah ini dengan Bp. P”)
c. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien
d. (“Bapak, saya kesini tujuannya yaitu akan melakukan pemberian oksien
kepada bapaka dikarenakan apak mengalami tanda-tanda sesak nafas, kegiatan
ini akan berlangsung sekitar 10 menit, bagaimana apakah bapak bersedia?ohh
baiklah kalau memang bapak bersedia”)

37
e. Beri kesempatan klien untuk bertanya
f. (“ Bapak sebelum kita memulai kegiatan ini, apakah ada yang bapak belum
mengerti dan ingin ditanyakan?” oh baiklah kalau memang tidak ada , bisa
langsung kita mulai yah pak”)
g. Siapkan lingkungan klien dengan menjaga privasi klien yaitu menutup korden
4. Tahap Kerja
a. Mendekatkan alat didekat pasien
b. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan bersih
c. Isi humidifier dengan air aquades setinggi batas yang tertera
d. Menghubungkan flow meter dengan tabung oksigen sentral
e. Cek fungsi flow meter dan humidifier dengan memutar pengatur
konsentrasi O2 dan amati ada tidaknya gelembung udara dalam gelas flow
meter
f. Menghubungkan nasal kanul dengan flow meter
g. Alirkan oksigen : kanul nasal dengan aliran antara 1-6 liter/menit
h. Cek aliran nasal kanul dengan menggunakan punggung tangan untuk
mengetahi ada tidaknya aliran oksigen
i. Pasang nasal kanul pada klien
j. Tanyakan pada klien apakah oksigen telah mengalir dan apakah sudah
merasa nyaman
k. Fiksasi

10) Mengganti cairan infuse

Diruangan: KMB (Agung, Arjuna, Kawi, Lawu, Kelud, Wilis, Hcu), MATERNAL
DAN ANAK (Rinjani, Merbabu, Merapi), PAVILLIUN (Bromo, Dieng, Ijen,
Panderman, Semeru, Isolasi).

Tujuan: Untuk menjaga menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit

Persiapan alat:

A .Botol infus.

Tindakan:

1. Membawa satu botol infus sesuai kebutuhan pasien.

2. Mematikan aliran infus .


38
3. Mengganti botol infus yang habis dengan yang baru sesuai pemberianya.

4. Alirkan tetesan infus sesuai prosedur.

5. cuci tangan.

11) Melakukan aff infuse

Diruangan: KMB (Agung, Arjuna, Kawi, Lawu, Kelud, Wilis, Hcu), MATERNAL
DAN ANAK (Rinjani, Merbabu, Merapi), PAVILLIUN (Bromo, Dieng, Ijen,
Panderman, Semeru, Isolasi).

Tujuan: Untuk melepas jarum infus yang terpasang di tangan / di kaki pasien.

Persiapan alat:

a. Handscoon
b. kapas alcohol
c. plester/hypafix
d. Gunting
e. Perlak

Tindakan:

1. Cuci tangan

2. Memakai APD (alat pelindungan diri)

3. Mendekatkan peralatan di dekat pasien

4. Memasang perlak di bawah tangan yang akan dilakukan aff infuse

5. Mematikan aliran infuse

6.Membasahi plester yang melekat pada tangan pasien dengan kapas alcohol.

7.Melepakan plester dan vevlon secara perlahan

8. Tutup bekas infus dengan kapas alcohol dan plester untuk menghentikan
pendarahan.

12) Membuang urine

Diruangan: KMB (Agung, Arjuna, Kawi, Lawu, Kelud, Wilis, Hcu), MATERNAL
DAN ANAK (Rinjani, Merbabu, Merapi), PAVILLIUN (Bromo, Dieng, Ijen,
Panderman, Semeru).

Tujuan : Untuk membuang sisa metabolisme tubuh

Persiapan alat:
39
a. Pispot
b. Handscoon

Tindakan:

1. Cuci tangan
2. Memakai APD
3. Mengambil pispot.
4. Membuka kunci kantong urine atau urinebag.
5. Mengunci kantong urine di alirkan kedalam pispot setelah kantong urine
habis kunci kembali kantong urine.
6. Membuang urine dan membersihkan pispot.
7. Cuci tangan.

13). Mengoplos obat

Diruangan: KMB , MATERNAL DAN ANAK, PAVILLIUN.

Tujuan: agar obat yang di berikan tetap pada dosisnya,dan agar obat yang diberikan
tercampur dan larut.

Persiapan alat:

a. Obat vial / ampul / pelarut (aquades / Nacl 0.9 %)


b. Spuit 3 / 5 / 10 ml
c. Alcohol swap
d. Spidol permanent

Tindakan:

1. Cuci tangan
2. Melihat resep obat di buku obat pasien
3. Menyiapkan obat sesuai yang dibuku
4. Mengoplos obat sesuai dosis yang ditentukan
5. Memberi nama obat dan nama pasien

14) Membersihkan kelamin wanita / Vulva Hygine

Diruangan: MATERNAL DAN ANAK (Rinjani, Merbabu, Merapi), PAVILLIUN


(Bromo, Dieng, Ijen, Panderman, Semeru,).

Tujuan : Untuk mencegah penyebaran infeksi,menjegah kerusakan kulit,meningkatkan

kenyamanan,mempertambah kebersihan
40
Persiapan alat:

1) 2 washlap
2) 1 baskom air hangat
3) 1 pembalut besar.

Tindakan:

a. Cuci tangan
b. Memakai APD
c. Memberitahu pasien tindakan yang akan dilakukan.
d. Menututup tirai
e. Membasahi washlap di daerah yang akan di bersihkan.
f. Mengganti pembalut pasien.
g. Memposisikan pasien pada posisi yang nyaman
h. Marapikan alat
i. cuci tangan.

15) Menyiapkan Obat Oral

Diruangan: MATERNAL DAN ANAK (Rinjani, Merbabu, Merapi), PAVILLIUN


(Bromo, Dieng, Ijen, Panderman, Semeru, Isolasi).

Tujuan: Untuk memudahkan dalam pemberian

Persiapan alat:

a. obat oral yang sudah di persiapkan.


b. kantong plastik kecil.
c. spidol permanent.

Tindakan:

1. Cuci tangan
2. Memasukan obat kedalam kantong plastic.
3. Memberi identitas pasien agar tidak tertukar.
4. Memberikan obat kepada pasien sesuai identitas yang sudah di tulis

41
BAB III

KOMPETENSI PRAKTIK

3.1 Konsep Penyakit.

3.1.1 Definisi

Muntah adalah keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang
terjadi secara paksa melalui mulut, disertai dengan kontraksi lambung dan abdomen
(Markum : 1991).Muntah merupakan keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi
lambung yang terjadi setelah agak lama makanan masuk ke dalam lambung (Depkes
R.I, 1994).Muntah adalah pengeluaran isi lambung secara eksklusif melalui mulut
dengan bantuan kontraksi otot- otot perut. Perlu dibedakan antara regurgitasi, ruminasi,
ataupun refluesophagus.Regurgitasi adalah makanan yang dikeluarkan kembali kemulut
akibat gerakan peristaltic esophagus,ruminasi adalah pengeluaran makanan secra sadar
untuk dikunyah kemudian ditelan kembali.Sedangkan refluesophagus merupakan
kembalinya isi lambung kedalam esophagus dengan cara pasif yang dapat disebabkan
oleh hipotoni spingter eshopagus bagian bawah, posisi abnormalsambungan esophagus
dengan kardial atau pengosongan isi lambung yang lambat.Pada masa anak, terutama
masa neonatal, muntah jarang terjadi. Oleh karena itu, bila terjadi muntah maka harus
segera dilakukan observasi terhadap kemungkinan adanya
gangguan.http://yogasrondeng.blogspot.com/2013/09/askep-vomiting-
muntah.html?m=1

3.1.2 Etiologi

a. Kelainan kongenital saluran pencernaan, iritasi lambung, atresia esofagus, atresia /


stenosis, hirschsprung, tekanan intrakranial yang tinggi, cara memberi makan atau
minum yang salah, dan lain-lain.

b. Pada masa neonatus semakin banyak misalnya factor infeksi (infeksi traktus
urinarius, hepatitis, peritonitis, dll)

c. Gangguan psikologis, seperti keadaan tertekan atau cemas terutama pada anak yang
lebih besar .http://yogasrondeng.blogspot.com/2013/09/askep-vomiting-muntah.html?
m=1

42
3.1.3 Patofisiologi

Impuls – impuls aferens berjalan ke pusat muntah sebagai aferen vagus dan
simpatis. Impulsimpuls aferen berasal dari lambung atau duodenum dan muncul sebagai
respon terhadap distensi berlebihan atau iritasi, atau kadang- kadang sebagai respon
terhadap rangsangan kimiawi oleh bahan yang menyebabakan muntah.Muntah
merupakan respon refleks simpatis terhadap berbagai rangsangan yang
melibatkanberbagai aktifitas otot perut dan pernafasan.roses muntah dibagi 3 fase
berbeda, yaitu :
a. Nausea (mual) merupakan sensasi psikis yang dapat ditimbulkan akibat rangsangan
pada organ dan labirin dan emosi dan tidak selalu diikuti oleh retching atau muntah.
b. Retching (muntah) merupakan fase dimana terjadi gerak nafas spasmodic dengan
glottis tertutup, bersamaan dengan adanya inspirasi dari otot dada dan diafragma
sehingga menimbulkan tekanan intratoraks yang negatif.
c. Emesis (ekspulsi) terjadi bila fase retching mencapai puncaknya dan ditandai dengan
kontraksi kuat otot perut, diikuti dengan bertambah turunannya diafragma disertai
dengan penekanan mekanisme antirefluks. Pada fase ini, pylorus dan antrum
berkontraksi, fundus dan esofagus berelaksasi dan mulut terbuka .
.http://yogasrondeng.blogspot.com/2013/09/askep-vomiting-muntah.html?m=1

3.1.4 Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala yaitu:

a. Mual

b. Nyeri perut.

c. Diare

d. Demam.

e. Berkeringat deras

f. Lebih jarang buang air kecil.

g. Disertai pusing.

h. Wajah pucat.

43
3.1.5 Tanda dan Gejala

Ada beberapa gangguan yang dapat diidentifikasi akibat muntah, yaitu :

a. Muntah terjadi beberapa jam setelah keluarnya lendir yang kadang disertai dengan
sedikit darah. Kemungkinan ini terjadi karena iritasi akibat sejumlah bahan yang
tertelan selama proses kelahiran. Muntah kadang menetap setelah pemberian makanan
pertama kali.

b. Muntah yang terjadi pada hari-hari pertama kelahiran, dalam jumlah banyak, tidak
secara proyektif, tidak berwarna hijau, dan cenderung menetap biasanya terjadi sebagai
akibat dari obstruksi usus halus.

c. Muntah yang terjadi secara proyektil dan tidak berwarna kehijauan merupakan tanda
adanya stenosis pylorus.

d. Peningkatan tekanan intrakranial dan alergi susu.

e. Muntah yang terjadi pada anak yang tampak sehat. Karena tehnik pemberian
makanan yang salah atau pada faktor psikososial. .
.http://yogasrondeng.blogspot.com/2013/09/askep-vomiting-muntah.html?m=1

3.1.6 Penatalaksanaan

a. Cepat miringkan tubuhnya, atau diangkat ke belakang seperti disendawakan atau


ditengkurapkan agar muntahannya tak masuk ke saluran napas yang dapat menyumbat
dan berakibat fatal.

b. Jika muntahnya keluar lewat hidung, orang tua tidak perlu khawatir. Bersihkan saja
segera bekas muntahnya. Justru yang bahaya bila dari hidung masuk lagi terisap ke
saluran napas. Karena bisa masuk ke paru-paru dan menyumbat jalan napas. Jika ada
muntah masuk ke paru-paru tak bisa dilakukan tindakan apa-apa, kecuali membawanya
segera ke dokter untuk ditangani lebih lanjut
http://yogasrondeng.blogspot.com/2013/09/askep-vomiting-muntah.html?m=1

3.1.7 komplikasi

a. Kehilangan cairan tubuh/elektronik sehingga dapat menyebabkan dehidrasi dan


alkaliosis.

b. Karena tidak mau makan/minum dapat menyebabkan ketosis.


44
c.Ketosis akan menyebabkan asidosis yang akhirnya bisa menjadi renjantan (shock).

d. Bila muntah sering dan hebat akan terjadi ketegangan otot dinding perut, pendarahan
konjungtiva, rupture esofagus, infeksi mediastinum, aspirasi muntah, jahitan bisa
terlepas pada penderita pasca operasi dan timbul pendarahan.
http://yogasrondeng.blogspot.com/2013/09/askep-vomiting-muntah.html?m=1

3.2 Asuhan Keperawatan

3.2.1 Pengkajian

A. Data Pasien

Nama Pasien : Tn.k

Umur Pasien : 23 Thn

Tanggal lahir : Malang,2 januari 1996

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat Pasien : Sukun

Agama : Islam

No.register : 068xxx

Diagnosa Pasien : Vomitting

Tanggal MRS : 10 November 2019

Tanggal KRS : 13 November 2019

B. Keluhan Pasien

Pasien datang dengan keluhan utama muntah-muntah,kurang lebih 10 kali perhari.

C. Riwayat penyakit sekarang

Pasien Tn.k usia 23 tahun datang ke IGD RS BENMARI pada tanggal 10


November 2019 dengan keluhan muntah-muntah. Di IGD pasien dilakukan tindakan
pemberian infus RL 20 TPM dan injeksi omz,ondan 4mg (IV),antrain (IV) . Sehingga
disarankan untuk dirawat inap di ruangan . Saat dinas siang pada tanggal 10 November

45
2019 dapat operan tentang pasien dan terpasang infus RL 20 tpm ditangan sebelah
kanan.

D. Riwayat Kesehatan Dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya belum pernah di rawat di rumah sakit

E. Riwayat Kesehatan Keluarga

Pasien dan keluarga mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang mempunyai
riwayat penyakit menurun seperti hipertensi, diabetes millitus dll.

F. Pemeriksaan

1. Keadaan Umum : pasien tampak lemas,pucat.

2. TD : 120/80 mmHg

Nadi : 90 kali/menit

RR : 20 kali/menit

Suhu tubuh : 36,0°C

G.Tindakan yang saya lakukan.

1. Memberikan terapi infus RL 20 tpm injeksi omz,ondan setron,antrain


2. Mengupayakan pasien minum air agar tidak terjadi dehidrasi.

3.Mengkaji ulang keluhan pasien.

4.Mengobservasi TTV.

5.Menganjurkan pasien bedrest.

46
3.3 Hambatan Selama Prakerin

1. Terbatasnya peralatan seperti tensi meter dan thermometer dan banyak peralatan
yang rusak.
2. Terbatasnya persediaan Alcohol Swabs dan peralatan medis lain.
3. Keterlambatan datangnya obat membuat pasien semakin mengeluh.
4. Pada saat pergantian shift cukup lama dan tidak tepat waktu.

3.4 Penyelesaian

1. Harus lebih matang lagi dalam mempersiapkan siswanya untuk praktik di dunia
industri atau prakerin.
2. Guru yang mengajar disekolah sebaiknya lebih menambah wawasan yang
diberikan kepada siswanya saat akan memasuki dunia industri .
3. Usahakan untuk memantau kegiatan siswa sehari – hari ditempat Prakerin.

47
BAB IV

PENUTUP

4.1 Saran
A).Bagi sekolah
1. Harus lebih matang lagi dalam mempersiapkan siswanya untuk praktik di dunia
industri atau prakerin.
2. Guru yang mengajar disekolah sebaiknya lebih menambah wawasan yang
diberikan kepada siswanya saat akan memasuki dunia industri .
3. Usahakan untuk memantau kegiatan siswa sehari – hari ditempat Prakerin.
B).Bagi Dunia Usaha / Dunia Industri
1. Harus lebih sering berkmunikasi dengan siswa yang praktik agar tercipta
suasana yang nyaman.
Mengajarkan ilmu yang seharusnya diberikan kepada siswa praktik dan
mendampingi saat melakukan tindakan yang

4.2 Kesimpulan
Dengan adanya praktik kerja industri penulis mendapatkan pengalaman yang
berhargaselain itu juga mendapat ilmu yang sangat bermanfaat untuk kedepanya.
Jika di sekolah di ajarkan ilmu oleh guru sedangkan saat melakukan praktik kerja
industri kita dapat mempraktikanya langsung dengan dunia kerja sesungguhnya.di
dalam prakerin kita dilatih untuk menjadi orang yang mandiri, tegas, disiplin dan
melatih kesabaran yang belum di dapatkan disekolah.

48
DAFTAR PUSTAKA

http://yogasrondeng.blogspot.com/2013/09/askep-vomiting-muntah.html?m=1

http://blognuraziz.blogspot.com/2017/05/asuhan-keperawtan-vomitus.html

https://hellosehat.com/penyakit/vomitting
https://www.aladokter.com/vomitting

49

Anda mungkin juga menyukai