PENDAHULUAN
1
abnormalsambungan esophagus dengan kardial atau pengosongan isi lambung yang
lambat.Pada masa anak, terutama masa neonatal, muntah jarang terjadi. Oleh karena
itu, bila terjadi muntah maka harus segera dilakukan observasi terhadap
kemungkinan adanya gangguan.
2
1.3 Tujuan dan Manfaat Prakerin.
3
1.3.2 Manfaat Prakerin
Bagi Siswa
1. Untuk menambah pengalaman kerja.
2. Sebagai bukti bahwa siswa sudah menyelesaikan praktik kerja industri.
3. Untuk menambah wawasan serta mengetahui secara nyata kondisi yang
ada di dunia kerja.
Bagi Sekolah
1. Sebagai isyarat untuk mengikuti ujian akhir sekolah.
2. Mengetahui sejauh manasiswanya dalam menerapkan ilmu di sekolah.
3. Untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan para pendidikan dalam
memberikan pelajaran di sekolah.
Bagi Perusahaan
1. Dapat mengetahui apa yang terjadi atau permasalahan permasalahan yang
ada di dunia usaha.
2. Sebagai bukti tertulis bahwa penulis melaksanakan praktik kerja industri di
tempat tersebut.
3. Dapat mengetahui permasalahan yang terjadi berkaitan dengan kegiatan
oleh perusahaan.
4
BAB II
TINJAUAN UMUM
Puskesmas kendal kerep merupakan salah satu dari 15 puskesmas yang terletak
dikota malang, puskesmas ini terletak dijalan sulfat agung No. 100. Wilayah kerja
puskesmas kendel kerep yaitu kecamatan blimbing. Puskesmas kendal kerep
membawahi satu puskesmas pembantu yaitu puskesmas pembantu polehan.
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan memilki visi, misi, motto, dan janji
kepada masyarakat.Visi puskesmas kendal kerep yaitu masyarakat yang mandiri untuk
hidup sehat. Visi puskesmas kendel kerep yaitu masyarakat yang mandiri untuk hidup
sehat. Kepuasan masyarakat adalah semangat kerja kami merupakan motto puskesmas
kendal kerep.Janji puskesmas kendal kerep adalah siap memberi pelayanan terhadap
masyarakat secara profesional dan siap membentu masyarakat dalam melakukan
pemiliarahan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat secara mandiri.Ruang yang
dipergunakan siswa praktek meliputi:
Unit gawat darurat adalah salah satu bagia dari puskesmas yang menyediakan
penangan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cedera, yang dapat mengancam
kelangsungan hidupnya (www.wikipedia.com).
2. Klinik diabetes
Klinik diabetes adalah untuk pasien yang menderita diabetes untuk mendapatkan
pengobatan diabetes.
3. Ruang laboratorium
Ruang poli umum merupakan ruang untuk melakukan pemeriksaan kepada pasien
yang dilakukan oleh tenaga medis.
a.Kebijaksanaan
b.Tujuan
2). Merujuk penderita untuk pelayanan kesehatan lain sesui dengan jenis penyakitnya.
1)Anamnesa :
a)Keluhan utama
b)Keluhan tambahan
c)Riwayatbpenyakit terdahulu
d)Riwayat penyakit keluarga
e)Lamanya sakit
f)Pengobatan yang sudah dilakukan
g)Riwayat alergi obat.
2)Pemeriksaan fisik :
6
3)Pelayanan rujukan
Untuk pasien yang tidak mampu ditangani dipuskesmas diberikkan surat rujukan ke
RS dengan menggunakan blangko surat rujukan yang tersedia sesuai jenis pasien BPJS.
5.Ruang gigi
a.Tujuan
Menrunkan kematian dan kesakitan ibu, bayi, dan anak dengan cara meningkatkan
kesehatan ibu setinggi-tingginya pada waktu mengandung, bersalin, dan sesudahnya.
Selain itu menigkatka kesehatan anak terutama dalam hal gizi yang baik dan mencegah
mereka dari penyakit menular.
b.Kegiatan-kegiatan
7.Ruang imunisasi
7
B. Rumah Sakit BENMARI
B) Arjuna
C)Wilis
D)Lawu
E)Kawi
F)Kelud
A)Merbabu
B)Merapi
C)Rinjani
4.Ruang PAVILLIUN :
A) Bromo
B) Dieng
C)Ijen
D)Panderman
E)Isolasi
8
2.1.1 Waktu Praktik Kerja industri
Adapun waktu yang di laksanakan selama Prakerin di Puskesmas Kendal Kerep yaitu
2 bulan, yang dimulai pada tanggal 01 Agustusr 2019 dan berakhir pada tanggal 30
September 2019. Selama praktik di Puskesmas Kendal kerep. Siswa wajib mengikuti
peraturan yang dibuatdi Puskesmas Kendal kerep. Di puskesmas Kendal Kerep
menerapakan sistem kerja Hari Senin-Kamis dimulai pukul 08.00- 14.00 WIB dan
untuk hari Jumat dan Sabtu Dimulai pukul 08.00-hingga 12.00.
Adapun waktu yang di laksanakan selama Prakerin di Rumah Sakit BENMARI yaitu
2 bulan, yang dimulai pada tanggal 01 September 2019 dan berakhir pada tanggal 30
November 2019. Selama praktik di RS BENMARI. Siswa wajib mengikuti peraturan
yang dibuat di RS BENMARI. Dalam 1 hari dibagi menjadi tiga shif yaitu :
9
2.2.Sejarah Singkat, Visi, Missi Dan Motto Puskesmas Kendal Kerep.
Puskesmas kendal kerep merupakan salah satu dari 15 puskesmas yang terletak
dikota malang, puskesmas ini terletak dijalan sulfat agung No.100. Wilayah kerja
puskesmas kendel kerep yaitu kecamatan blimbing. Puskesmas kendel kerep
membawahi satu puskesmas pembantu yaitu puskesmas pembantu polehan.
‘‘Visi puskesmas kendel kerep yaitu masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat’’.
RS.Ben Mari di dirikan pada tanggal 27 Juni 2009 yang di buka oleh Bapak Bupati
Malang H.Sujud Pribadi SE,S.os sebagai rumah sakit kesehatan ibu dan anak atau bisa
di katakana sebagai rumah sakit bersalin.RS.Ben Mari didirikan oleh PT.RS Ben Mari
Sehat
10
Perkembangan pelayanan “RS Ben Mari” selama 4 tahun ini menunjukkan progress
yang cukup berarti dan permintaan masyarakat yang cenderung meningkat, terutama
pada pelayanan dokter spesialis yang lebih luas sehingga pada tahun ke 3 RS Ben Mari
sudah beralih fungsi menjadi Rumah Sakit Umum.
11
2.3 Struktur Organisasi Puskesmas Kendal Kerep.
12
2.4. Struktur Organisasi RS BENMARI
Direktur
Wakil direktur
Kabag Kabag
Kabag perawat
penunjang sekretariat
medis
Bagian
keuangan
Bagian rumah
tangga
13
2.5 Tata Tertib dan Keselamatan Kerja
1. Apel pagi
3. Tidak merokok
4.Bagi perempuan :
b) Tidak berkumis
5.Tidak menerima tamu pada saat jam praktik kecuali dengan izin pembimbing
ruangan
1.Sepatu harus hitam polos, fantovel maksimal 3 cm (tidak berbunyi saat dipakai).
2.Tidak merokok
14
3.Bagi perempuan :
b) Tidak berkumis
5.Tidak menerima tamu pada saat jam praktik kecuali dengan izin pembimbing
ruangan
Harus memakai APD ( alat pelindung diri seperti masker, handscoon saat dengan
pasien terutama kepada pasien infeksius)
15
d. Sesudah terkena cairan tubuh pasien
2) Membedakan antara sampah medis dan non medis dan membuangnya sesuai
tempatnnya
1) Harus memakai APD ( alat pelindung diri seperti masker, handcoon, dan skort
saat bersentuhan dengan pasien terutama kepada pasien infeksius)
Tujuan: untuk mengetahui tekanan darah, suhu, denyut nadi dan kedalaman pernafasan
pasien
Persiapan alat:
a.Handscoon
b.Stethoscope
c.Tensi
d.Buku
e.Termometer
g.Buku catatan
h.Tissue
1. Cuci tangan.
2. Memakai APD.
7.Tempatkan bagian telingan stetoscope de dalam telinga dan pstikan bunyi jelas dan
tidak samar.
17
8.Palpasi arteri brakhialis dan meletakkan stethoscope pada denyut nadi brachialis yang
teraba.
11.Memompa balon hingga denyut nadi terdengar dan menurunkan pelan pelan hingga
denyut nadi terakhir.
12.Didokumentasikan.
Tindakan: ( suhu )
1.Cuci tangan.
2.Memakai APD.
4.Tentukan letak axila dan bersihkan daerah axsila dengan menggunakan tissu.
7.Catat hasilnya.
10.Cuci tangan
Tindakan: ( nadi )
1.Cuci tangan
2.Memakai APD
4.Saat denyut nadi terasa teratur, gunakan arloji dan mulai menghitung frekuensi
5.Bila denyut nadi teratur hitung hingga 15 detik dan kalikan 4 jumlah denyutan.
10.Cuci tangan.
18
Tindakan: ( Respirasi/pernafasan )
1.Cuci tangan.
2.Memakai APD.
7.Cuci tangan.
2) ANAMNESA
a)Keluhan utama
b)Keluhan tambahan
c)Riwayatbpenyakit terdahulu
e)Lamanya sakit
2)Pemeriksaan fisik :
c)Perkusi : untuk menentukan batas jantung, keadaan paru, hepar, kemungkinan adanya
acites.
3) Pelayanan rujukan.
Untuk pasien yang tidak mampu ditangani dipuskesmas diberikkan surat rujukan ke RS
dengan menggunakan blangko surat rujukan yang tersedia sesuai jenis pasien BPJS.
19
4) Pembuatan Surat keterangan Sehat
Surat keterangan sehat adalah surat keterangan yang ditandatangani dokter, bisa
dikeluarkan melalui fasilitas kesehatan seperti puskesmas, klinik, rumah sakit yang
menyatakan seseorang sehat. Surat keterangan sehat yang resmi biasanya memuat kop
surat instansi, diberikan nomor surat, memuat nama dan nomor SIP/STR dokter,
diberikan cap basah dokter/instansi, pernyataan sehat, tujuan pembuatan surat
keterangan sehat, dan mencantumkan keterangan tambahan seperti hasil pemeriksaan
fisik, antropometri (tinggi badan dan berat badan), serta hasil pemeriksaan laboratorium
dan penunjang lain (misalnya rontgen) bila memang diperlukan oleh kantor yang
meminta. Beberapa surat keterangan sehat juga mencantumkan jangka waktu
berlakunya surat tersebut.Dimana kita harus membuat surat keterangan sehat biasanya
tergantung dari jenis pemeriksaan yang harus dicantumkan dalam surat tersebut. Untuk
pemeriksaan laboratorium lengkap biasanya hanya bisa dilakukan di klinik besar atau
rumah sakit. Untuk pemeriksaan fisik biasa dan laboratorium dasar bisa dilakukan di
puskesmas.
Surat keterangan sakit akan diberikan oleh dokter kepada pasien yang telah
melakukan pemeriksaan dan pengobatan sebelumnya maka dokter dapat memberikan
obat keterangan sakit selama 3 hari sehingga tidak dapat meminta back date atau lebih
dari sebulan. Bila anda mengalami perawatan dirumah sakit hingga 1 bulan maka anda
dapat meminta surat keterangan dirawat kepada bagian perawatan rumah sakit.
Tujuan: untuk mengetahui tekanan darah, suhu, denyut nadi dan kedalaman pernafasan
pasien
Persiapan alat:
a.Handscoon
b.Stethoscope
c.Tensi
d.Buku
e.Termometer
20
f.Arloji/ jam tangan
g.Buku catatan
h.Tissue
1. Cuci tangan.
2. Memakai APD.
7.Tempatkan bagian telingan stetoscope de dalam telinga dan pstikan bunyi jelas dan
tidak samar.
8.Palpasi arteri brakhialis dan meletakkan stethoscope pada denyut nadi brachialis yang
teraba.
11.Memompa balon hingga denyut nadi terdengar dan menurunkan pelan pelan hingga
denyut nadi terakhir.
12.Didokumentasikan.
Tindakan: ( suhu )
1.Cuci tangan.
2.Memakai APD.
4.Tentukan letak axila dan bersihkan daerah axsila dengan menggunakan tissu.
7.Catat hasilnya.
Tindakan: ( nadi )
1.Cuci tangan
2.Memakai APD
4.Saat denyut nadi terasa teratur, gunakan arloji dan mulai menghitung frekuensi
5.Bila denyut nadi teratur hitung hingga 15 detik dan kalikan 4 jumlah denyutan.
10.Cuci tangan.
Tindakan: ( Respirasi/pernafasan )
1.Cuci tangan.
2.Memakai APD.
7.Cuci tangan.
2)ANAMNESA
a)Keluhan utama
b)Keluhan tambahan
c)Riwayatbpenyakit terdahulu
e)Lamanya sakit
22
f)Pengobatan yang sudah dilakukan
2)Pemeriksaan fisik :
c)Perkusi : untuk menentukan batas jantung, keadaan paru, hepar, kemungkinan adanya
acites.
3)Pelayanan rujukan.
Untuk pasien yang tidak mampu ditangani dipuskesmas diberikkan surat rujukan ke
RSU dengan menggunakan blangko surat rujukan yang tersedia sesuai jeis pasien
(pasien umum,ASKES, jamkesda). (Dinas kesehatan 2005)
1.Rawat Luka
TUJUAN
1. Mencegah infeksi
PERALATAN
1. Pinset anatomis
2. Pinset chirugis
3. Gunting debridemand
4. Kassa steril
5. Kom
1. Sarung tangan
2. Gunting plester
23
3. Plester
4. Alcohol 70%
5. Desinfektan
6. NaCl 0,9%
7. Bengok
8. Verband
PROSEDUR PELAKSANAAN
2. Mencuci tangan
B. Tahap orientasi
C. Tahap kerja
3. Membuka peralatan
9. Melakukan debridemand
24
12. Memasang plester atau verband
D. Tahap terminasi
4. Membereskan alat-alat
5. Mencuci tangan
2. Nebulizer.
Tujuan: untuk mengurangi resiko agar asma tidak kambuh dan mengencerkan dahak.
Saat melakukan nebulizer di anjurkan untuk pasien duduk dan tidak diperbolehkan
tidur terlentang.
1. Alat nebulezer
Tindakan:
1. cuci tangan
2. Memakai APD
7. Beritahu pasien untuk menghirup nebul sampai obat yang ada didalam nebul habis
3. Melipat kasa.
25
Kasa gulung yang bersih dan yang sudah dipotong dilipat dengan serabut berada
ditengah lipatan dan dibentuk sesuai fungsi kassa.
4. Sterilisasi Alat.
a. Tindakan Dekontaminasi:
1. Merendam alat medis yang sudah digunakan dengan larutan Clorin 0,5 % ( 1
bagian Bayclin dan tambahkan 9 Bagian air) selama 10 menit.
2. Menghilangkan sisa darah dan kotoran dengan menggunakan sikat dengan air
dan sabun/deterjen.
3. Mencuci ulang sedikitnya 3 kali alat tersebut dengan air dan sabun.
Petugas membilas peralatan tersebut dengan air bersih dan mengeringkan.
b. Sterilisasi kering / Autoclave:
1. Petugas mengatur ruang sterilisator sesuai kebutuhan.
2. Petugas memasukkan a1at/ bahan yang akan disterilkan
3. Kapas/kassa dibungkus lebih dahulu kedalam kain dan dimasukkan dalam
toples steinles.
4. Alat instrument dibungkus dengan kain lalu ditempatkan pada bak instrument.
5. Petugas menutup pintu sterilisator.
6. Petugas menyambungkan sterilisator dengan aliran listrik.
7. Petugas mengatur kebutuhan panas yang ingin dicapai ( 170 ° C ) dengan
memutar tombol thermostat dan waktu 60 menit dengan memutar timemya
searah jarum jam.
8. Petugas menghidupkan sterilisator dengan menekan tombol ON.
9. Setelah 60 menit petugas mematikan sterilisator dengan menekan tombol OFF.
Kegiatan yang dilakukan dalam prakerin yaitu asitensi perawat dalam melakukan
tindakan dan menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh pembimbing di RS. Bentuk
kegiatan antara lain :
Diruangan: IGD,KMB (Agung, Arjuna, Kawi, Lawu, Kelud, Wilis, Hcu), MATERNAL
DAN ANAK (Rinjani, Merbabu, Merapi), PAVILLIUN (Bromo, Dieng, Ijen,
Panderman, Semeru, Isolasi).
Tujuan: untuk mengetahui tekanan darah, suhu, denyut nadi dan kedalaman pernafasan
pasien
Persiapan alat:
a. Handscoon
b. Stethoscope
c. Tensi
d. Buku
e. Termometer
g. Buku catatan
h. Tissue
1. Cuci tangan.
2. Memakai APD.
27
7. Tempatkan bagian telingan stetoscope de dalam telinga dan pstikan bunyi jelas dan
tidak samar.
8. Palpasi arteri brakhialis dan meletakkan stethoscope pada denyut nadi brachialis yang
teraba.
11. Memompa balon hingga denyut nadi terdengar dan menurunkan pelan pelan hingga
denyut nadi terakhir.
12. Didokumentasikan.
Tindakan: ( suhu )
1. Cuci tangan.
2. Memakai APD.
4. Tentukan letak axila dan bersihkan daerah axsila dengan menggunakan tissu.
7. Catat hasilnya.
Tindakan: ( nadi )
1. Cuci tangan
2. Memakai APD
4. Saat denyut nadi terasa teratur, gunakan arloji dan mulai menghitung frekuensi
5. Bila denyut nadi teratur hitung hingga 15 detik dan kalikan 4 jumlah denyutan.
10.Cuci tangan.
Tindakan: ( Respirasi/pernafasan )
1 Cuci tangan.
2 Memakai APD.
7 Cuci tangan.
Persiapan alat:
a. Alat EKG
b. Jelly
Tindakan:
1.Cuci tangan.
2. Memakai APD.
5. Membantu pemberian jelly pada tulang ics dan tulang kaki- tangan yang akan di
jepitkan.
7. Menyalakan mesin,tunggu hasil sampai keluar, dan yang terakhir membereskan alat.
8. Cuci tangan.
29
Diruangan:IGD, KMB (Agung, Arjuna, Kawi, Lawu, Kelud, Wilis, Hcu), MATERNAL
DAN ANAK (Rinjani, Merbabu, Merapi), PAVILLIUN (Bromo, Dieng, Ijen,
Panderman, Semeru, Isolasi).
Persiapan alat:
a. Laken
b. stik laken
c. selimut
d. sarung bantal
e. perlak
f. boven laken.
1. Cuci tangan
4. Melepaskan laken,stik laken,sarung bantal yang kotor dan tarug ke keranjang kotor.
1. Cuci tangan
5. Gulung stik laken, laken yang kotor ke tengah tidur sejauh mungkin.
30
6. Pasang stik laken, laken yang bersih dengan menggulung setengah bagiannya
10. Tarik stik laken, laken kotor dan masukkan ke dalam keranjang kotor.
11. Tarik setengah gulungan stik laken, laken dan rapikan dengan cara yang sama pada
no.6
12. Angkat sarung bantal yang kotor dan pasang sarung bantal yang bersih
13. Susun bantal dan membaring paien dalam posisi yang tepat
Diruangan:IGD, KMB (Agung, Arjuna, Kawi, Lawu, Kelud, Wilis, Hcu), MATERNAL
DAN ANAK (Rinjani, Merbabu, Merapi), PAVILLIUN (Bromo, Dieng, Ijen,
Panderman, Semeru, Isolasi).
Persiapan alat: -
5. Cuci tangan.
5) Nebulizer
31
Diruangan:IGD, KMB (Agung, Arjuna, Kawi, Lawu, Kelud, Wilis, Hcu), MATERNAL
DAN ANAK (Rinjani, Merbabu, Merapi), PAVILLIUN (Bromo, Dieng, Ijen,
Panderman, Semeru, Isolasi).
Tujuan: untuk mengurangi resiko agar asma tidak kambuh dan mengencerkan dahak.
Saat melakukan nebulizer di anjurkan untuk pasien duduk dan tidak diperbolehkan tidur
terlentang.
1. Alat nebulezer
Tindakan:
1. cuci tangan
2. Memakai APD
7. Beritahu pasien untuk menghirup nebul sampai obat yang ada didalam nebul habis
Diruangan:IGD, KMB (Agung, Arjuna, Kawi, Lawu, Kelud, Wilis, Hcu), MATERNAL
DAN ANAK (Rinjani, Merbabu, Merapi), PAVILLIUN (Bromo, Dieng, Ijen,
Panderman, Semeru, Isolasi).
TUJUAN
1. Mencegah infeksi
PERALATAN
32
A. Bak instruman yang berisi:
1. Pinset anatomis
2. Pinset chirugis
3. Gunting debridemand
4. Kassa steril
5. Kom
1. Sarung tangan
2. Gunting plester
3. Plester
4. Alcohol 70%
5. Desinfektan
6. NaCl 0,9%
7. Bengok
8. Verband
PROSEDUR PELAKSANAAN
2. Mencuci tangan
B. Tahap orientasi
C. Tahap kerja
33
3. Membuka peralatan
9. Melakukan debridemand
Diruangan:IGD, KMB (Agung, Arjuna, Kawi, Lawu, Kelud, Wilis, Hcu), MATERNAL
DAN ANAK (Rinjani, Merbabu, Merapi), PAVILLIUN (Bromo, Dieng, Ijen,
Panderman, Semeru, Isolasi).
Berikut adalah alat dan bahan yang harus dipersiapkan ketika hendak melakukan
tindakan pemasangan infus. Pastikan bahwa ke 12 alat dan bahan ini sudah tersedia.
1. Standar infus
2. Cairan infus sesuai kebutuhan
3. IV Catheter / Wings Needle/ Abocath sesuai kebutuhan
4. Perlak
5. Tourniquet
6. Plester
7. Gunting
8. Bengkok
9. Handscoon
10. Kassa steril
11. Hypafix
12. Infus set
13. Cairan infus sesuai kebutuhan pasien
34
14. Alkohol swab
PENGERTIAN
Suatu kegiatan yang dilakukan pada klien dengan kelemahan kemampuan fungsional
untuk berpindah dari tempat tidur ke kursi roda . (Firmansyah, Memindahkan Pasien Ke
Kursi, 2009).
TUJUAN
6. Memudahkan perawat yang akan mengganti seprei (pada pasien yang toleransi
dengan kegiatan ini), dan
7. Memberikan aktifitas pertama (latihan pertama) pada pasien yang tirah baring.
PERSIAPAN PASIEN
5. Posisi klien
PERSIAPAN
2. Mobilitas sendi.
3. Toleransi aktivitas.
4. Tingkat kesadaran.
35
5. Tingkat kenyamanan.
7. Selalu kunci rem pada kedua roda kursi sebelum anda memindahkan pasien ke kursi
roda. Naikkan sanggaan kaki sehingga pasien dapat duduk di kursi roda. Turunkan
sangaan kaki ketika pasien berada di atas kursi roda.
PERSIAPAN ALAT
1. Kursi Roda.
4. Kursi roda (posisi kursi pada sudut 45° terhadap tempat tidur, dikunci, angkat
penyokong kaki, dan kunci kaki tempat tidur).
CARA BEKERJA
1. Cuci tangan.
3. Bantu pasien untuk posisi duduk di tepi tempat tidur, dan siapkan kursi roda dalam
posisi 45° terhadap tempat tidur.
5. Pastikan bahwa pasien menggunakan sepatu/sandal yang stabil dan tidak licin.
7. Fleksikan kedua panggul dan lutut Anda, sejajarkan lutut Anda dengan lutut pasien.
8. Genggam sabuk pemindah dari bawah atau rangkul aksila pasien dan tempatkan
tangan Anda di skapula pasien.
9. Angkat pasien sampai berdiri pada hitungan ke-3 sambil meluruskan panggul dan
tungkai Anda, dengan tetap mempertahankan lutut agak fleksi.
10. Pertahankan stabilitas tungkai yang lemah atau paralisis dengan lutut.
36
12. Instrusikan pasien untuk menggunakan lengan yang memegang kursi untuk
menyokong.
13. Fleksikan panggul dan lutut Anda sambil menurunkan pasien ke kursi.
14. Kaji pasien untuk kesejajaran yang tepat untuk posisi duduk.
1. Persiapan alat
a. Nasal kanul
b. Pipa oksigen
c. Humidifier
d. Air aquades
e. Tabung oksigen dengan flowmeter
3. Tahap Orientasi
a. Memperkenalkan diri
b. (“Permisi bapak, perkenalkan saya perawat Neza yang hari ini berjaga
dibangsal ini dari pukul 08.00 hingga puku 14.00 siang nanti, benar ini dengan
Bp. P?” Ohh.. benar yah ini dengan Bp. P”)
c. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien
d. (“Bapak, saya kesini tujuannya yaitu akan melakukan pemberian oksien
kepada bapaka dikarenakan apak mengalami tanda-tanda sesak nafas, kegiatan
ini akan berlangsung sekitar 10 menit, bagaimana apakah bapak bersedia?ohh
baiklah kalau memang bapak bersedia”)
37
e. Beri kesempatan klien untuk bertanya
f. (“ Bapak sebelum kita memulai kegiatan ini, apakah ada yang bapak belum
mengerti dan ingin ditanyakan?” oh baiklah kalau memang tidak ada , bisa
langsung kita mulai yah pak”)
g. Siapkan lingkungan klien dengan menjaga privasi klien yaitu menutup korden
4. Tahap Kerja
a. Mendekatkan alat didekat pasien
b. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan bersih
c. Isi humidifier dengan air aquades setinggi batas yang tertera
d. Menghubungkan flow meter dengan tabung oksigen sentral
e. Cek fungsi flow meter dan humidifier dengan memutar pengatur
konsentrasi O2 dan amati ada tidaknya gelembung udara dalam gelas flow
meter
f. Menghubungkan nasal kanul dengan flow meter
g. Alirkan oksigen : kanul nasal dengan aliran antara 1-6 liter/menit
h. Cek aliran nasal kanul dengan menggunakan punggung tangan untuk
mengetahi ada tidaknya aliran oksigen
i. Pasang nasal kanul pada klien
j. Tanyakan pada klien apakah oksigen telah mengalir dan apakah sudah
merasa nyaman
k. Fiksasi
Diruangan: KMB (Agung, Arjuna, Kawi, Lawu, Kelud, Wilis, Hcu), MATERNAL
DAN ANAK (Rinjani, Merbabu, Merapi), PAVILLIUN (Bromo, Dieng, Ijen,
Panderman, Semeru, Isolasi).
Persiapan alat:
A .Botol infus.
Tindakan:
5. cuci tangan.
Diruangan: KMB (Agung, Arjuna, Kawi, Lawu, Kelud, Wilis, Hcu), MATERNAL
DAN ANAK (Rinjani, Merbabu, Merapi), PAVILLIUN (Bromo, Dieng, Ijen,
Panderman, Semeru, Isolasi).
Tujuan: Untuk melepas jarum infus yang terpasang di tangan / di kaki pasien.
Persiapan alat:
a. Handscoon
b. kapas alcohol
c. plester/hypafix
d. Gunting
e. Perlak
Tindakan:
1. Cuci tangan
6.Membasahi plester yang melekat pada tangan pasien dengan kapas alcohol.
8. Tutup bekas infus dengan kapas alcohol dan plester untuk menghentikan
pendarahan.
Diruangan: KMB (Agung, Arjuna, Kawi, Lawu, Kelud, Wilis, Hcu), MATERNAL
DAN ANAK (Rinjani, Merbabu, Merapi), PAVILLIUN (Bromo, Dieng, Ijen,
Panderman, Semeru).
Persiapan alat:
39
a. Pispot
b. Handscoon
Tindakan:
1. Cuci tangan
2. Memakai APD
3. Mengambil pispot.
4. Membuka kunci kantong urine atau urinebag.
5. Mengunci kantong urine di alirkan kedalam pispot setelah kantong urine
habis kunci kembali kantong urine.
6. Membuang urine dan membersihkan pispot.
7. Cuci tangan.
Tujuan: agar obat yang di berikan tetap pada dosisnya,dan agar obat yang diberikan
tercampur dan larut.
Persiapan alat:
Tindakan:
1. Cuci tangan
2. Melihat resep obat di buku obat pasien
3. Menyiapkan obat sesuai yang dibuku
4. Mengoplos obat sesuai dosis yang ditentukan
5. Memberi nama obat dan nama pasien
kenyamanan,mempertambah kebersihan
40
Persiapan alat:
1) 2 washlap
2) 1 baskom air hangat
3) 1 pembalut besar.
Tindakan:
a. Cuci tangan
b. Memakai APD
c. Memberitahu pasien tindakan yang akan dilakukan.
d. Menututup tirai
e. Membasahi washlap di daerah yang akan di bersihkan.
f. Mengganti pembalut pasien.
g. Memposisikan pasien pada posisi yang nyaman
h. Marapikan alat
i. cuci tangan.
Persiapan alat:
Tindakan:
1. Cuci tangan
2. Memasukan obat kedalam kantong plastic.
3. Memberi identitas pasien agar tidak tertukar.
4. Memberikan obat kepada pasien sesuai identitas yang sudah di tulis
41
BAB III
KOMPETENSI PRAKTIK
3.1.1 Definisi
Muntah adalah keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang
terjadi secara paksa melalui mulut, disertai dengan kontraksi lambung dan abdomen
(Markum : 1991).Muntah merupakan keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi
lambung yang terjadi setelah agak lama makanan masuk ke dalam lambung (Depkes
R.I, 1994).Muntah adalah pengeluaran isi lambung secara eksklusif melalui mulut
dengan bantuan kontraksi otot- otot perut. Perlu dibedakan antara regurgitasi, ruminasi,
ataupun refluesophagus.Regurgitasi adalah makanan yang dikeluarkan kembali kemulut
akibat gerakan peristaltic esophagus,ruminasi adalah pengeluaran makanan secra sadar
untuk dikunyah kemudian ditelan kembali.Sedangkan refluesophagus merupakan
kembalinya isi lambung kedalam esophagus dengan cara pasif yang dapat disebabkan
oleh hipotoni spingter eshopagus bagian bawah, posisi abnormalsambungan esophagus
dengan kardial atau pengosongan isi lambung yang lambat.Pada masa anak, terutama
masa neonatal, muntah jarang terjadi. Oleh karena itu, bila terjadi muntah maka harus
segera dilakukan observasi terhadap kemungkinan adanya
gangguan.http://yogasrondeng.blogspot.com/2013/09/askep-vomiting-
muntah.html?m=1
3.1.2 Etiologi
b. Pada masa neonatus semakin banyak misalnya factor infeksi (infeksi traktus
urinarius, hepatitis, peritonitis, dll)
c. Gangguan psikologis, seperti keadaan tertekan atau cemas terutama pada anak yang
lebih besar .http://yogasrondeng.blogspot.com/2013/09/askep-vomiting-muntah.html?
m=1
42
3.1.3 Patofisiologi
Impuls – impuls aferens berjalan ke pusat muntah sebagai aferen vagus dan
simpatis. Impulsimpuls aferen berasal dari lambung atau duodenum dan muncul sebagai
respon terhadap distensi berlebihan atau iritasi, atau kadang- kadang sebagai respon
terhadap rangsangan kimiawi oleh bahan yang menyebabakan muntah.Muntah
merupakan respon refleks simpatis terhadap berbagai rangsangan yang
melibatkanberbagai aktifitas otot perut dan pernafasan.roses muntah dibagi 3 fase
berbeda, yaitu :
a. Nausea (mual) merupakan sensasi psikis yang dapat ditimbulkan akibat rangsangan
pada organ dan labirin dan emosi dan tidak selalu diikuti oleh retching atau muntah.
b. Retching (muntah) merupakan fase dimana terjadi gerak nafas spasmodic dengan
glottis tertutup, bersamaan dengan adanya inspirasi dari otot dada dan diafragma
sehingga menimbulkan tekanan intratoraks yang negatif.
c. Emesis (ekspulsi) terjadi bila fase retching mencapai puncaknya dan ditandai dengan
kontraksi kuat otot perut, diikuti dengan bertambah turunannya diafragma disertai
dengan penekanan mekanisme antirefluks. Pada fase ini, pylorus dan antrum
berkontraksi, fundus dan esofagus berelaksasi dan mulut terbuka .
.http://yogasrondeng.blogspot.com/2013/09/askep-vomiting-muntah.html?m=1
a. Mual
b. Nyeri perut.
c. Diare
d. Demam.
e. Berkeringat deras
g. Disertai pusing.
h. Wajah pucat.
43
3.1.5 Tanda dan Gejala
a. Muntah terjadi beberapa jam setelah keluarnya lendir yang kadang disertai dengan
sedikit darah. Kemungkinan ini terjadi karena iritasi akibat sejumlah bahan yang
tertelan selama proses kelahiran. Muntah kadang menetap setelah pemberian makanan
pertama kali.
b. Muntah yang terjadi pada hari-hari pertama kelahiran, dalam jumlah banyak, tidak
secara proyektif, tidak berwarna hijau, dan cenderung menetap biasanya terjadi sebagai
akibat dari obstruksi usus halus.
c. Muntah yang terjadi secara proyektil dan tidak berwarna kehijauan merupakan tanda
adanya stenosis pylorus.
e. Muntah yang terjadi pada anak yang tampak sehat. Karena tehnik pemberian
makanan yang salah atau pada faktor psikososial. .
.http://yogasrondeng.blogspot.com/2013/09/askep-vomiting-muntah.html?m=1
3.1.6 Penatalaksanaan
b. Jika muntahnya keluar lewat hidung, orang tua tidak perlu khawatir. Bersihkan saja
segera bekas muntahnya. Justru yang bahaya bila dari hidung masuk lagi terisap ke
saluran napas. Karena bisa masuk ke paru-paru dan menyumbat jalan napas. Jika ada
muntah masuk ke paru-paru tak bisa dilakukan tindakan apa-apa, kecuali membawanya
segera ke dokter untuk ditangani lebih lanjut
http://yogasrondeng.blogspot.com/2013/09/askep-vomiting-muntah.html?m=1
3.1.7 komplikasi
d. Bila muntah sering dan hebat akan terjadi ketegangan otot dinding perut, pendarahan
konjungtiva, rupture esofagus, infeksi mediastinum, aspirasi muntah, jahitan bisa
terlepas pada penderita pasca operasi dan timbul pendarahan.
http://yogasrondeng.blogspot.com/2013/09/askep-vomiting-muntah.html?m=1
3.2.1 Pengkajian
A. Data Pasien
Agama : Islam
No.register : 068xxx
B. Keluhan Pasien
45
2019 dapat operan tentang pasien dan terpasang infus RL 20 tpm ditangan sebelah
kanan.
Pasien dan keluarga mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang mempunyai
riwayat penyakit menurun seperti hipertensi, diabetes millitus dll.
F. Pemeriksaan
2. TD : 120/80 mmHg
Nadi : 90 kali/menit
RR : 20 kali/menit
4.Mengobservasi TTV.
46
3.3 Hambatan Selama Prakerin
1. Terbatasnya peralatan seperti tensi meter dan thermometer dan banyak peralatan
yang rusak.
2. Terbatasnya persediaan Alcohol Swabs dan peralatan medis lain.
3. Keterlambatan datangnya obat membuat pasien semakin mengeluh.
4. Pada saat pergantian shift cukup lama dan tidak tepat waktu.
3.4 Penyelesaian
1. Harus lebih matang lagi dalam mempersiapkan siswanya untuk praktik di dunia
industri atau prakerin.
2. Guru yang mengajar disekolah sebaiknya lebih menambah wawasan yang
diberikan kepada siswanya saat akan memasuki dunia industri .
3. Usahakan untuk memantau kegiatan siswa sehari – hari ditempat Prakerin.
47
BAB IV
PENUTUP
4.1 Saran
A).Bagi sekolah
1. Harus lebih matang lagi dalam mempersiapkan siswanya untuk praktik di dunia
industri atau prakerin.
2. Guru yang mengajar disekolah sebaiknya lebih menambah wawasan yang
diberikan kepada siswanya saat akan memasuki dunia industri .
3. Usahakan untuk memantau kegiatan siswa sehari – hari ditempat Prakerin.
B).Bagi Dunia Usaha / Dunia Industri
1. Harus lebih sering berkmunikasi dengan siswa yang praktik agar tercipta
suasana yang nyaman.
Mengajarkan ilmu yang seharusnya diberikan kepada siswa praktik dan
mendampingi saat melakukan tindakan yang
4.2 Kesimpulan
Dengan adanya praktik kerja industri penulis mendapatkan pengalaman yang
berhargaselain itu juga mendapat ilmu yang sangat bermanfaat untuk kedepanya.
Jika di sekolah di ajarkan ilmu oleh guru sedangkan saat melakukan praktik kerja
industri kita dapat mempraktikanya langsung dengan dunia kerja sesungguhnya.di
dalam prakerin kita dilatih untuk menjadi orang yang mandiri, tegas, disiplin dan
melatih kesabaran yang belum di dapatkan disekolah.
48
DAFTAR PUSTAKA
http://yogasrondeng.blogspot.com/2013/09/askep-vomiting-muntah.html?m=1
http://blognuraziz.blogspot.com/2017/05/asuhan-keperawtan-vomitus.html
https://hellosehat.com/penyakit/vomitting
https://www.aladokter.com/vomitting
49