Anda di halaman 1dari 15

PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK

BAHAN TAMBAHAN POLIMER

DISUSUN OLEH :
FIRDAYANTI (331 17 002)
AINUN TASBIH (331 17 007)

TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2018/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik, dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang Bahan tambahan Polimer.
Penulis juga berterima kasih kepada Ibu Joice S.T. selaku dosen mata
kuliah Kimia Pengetahuan Bahan Teknik yang telah memberikan tugas ini kepada
penulis sebagai mahasiswa untuk dipresentasikan di depan kelas. Penulis berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
tentang Bahan Tambahan polimer.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya
kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah di buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
penulis sendiri maupun orang yang membacanya.

Makassar, November 2018

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar
belakang........................................................................................1
1.2. Rumusan
Masalah..................................................................................1
1.3. Tujuan................................................................................................
....1

BAB II
PEMBAHASAN.....................................................................................................2
2.1. Polimer..................................................................................................2
2.2. Bahan Tambahan..................................................................................2
1). Bahan Pelunak.................................................................................2
2). Bahan Penstabil...............................................................................3
3). Bahan Pengisi..................................................................................4
4). Pewarna...........................................................................................5
5). Antikorosi........................................................................................7
6). Anti Statis.......................................................................................9
7). Bahan Perekat................................................................................10

BAB III
KESIMPILAN..................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekul yang
disebut monomer. Jika monomernya sejenis disebut homopolimer, dan jika
monomernya berbeda akan menghasilkan kopolimer.
Polimer merupakan ilmu pengetahuan yang berkembang secara
aplikatif. Kertas, plastik, ban serat-serat alamiah, merupakan produk-
produk polimer. Polimer, merupakan ilmu yang sangat menarik untuk
dipelajari. Polimer merupakan ilmu yang sangat dinamis. Oleh karena itu,
sangat dibutuhkan pengetahuan yang baik tentang konsep-konsep dasar
polimer, guna dapat memahami dan mengembangkan ilmu polimer.
Dewasa ini, polimer merupakan salah satu “bahan teknik” yang
penting untuk keperluan konstruksi atau suku cadang, disamping bahan
konvensional lainnya seperti logam dan keramik. Sebagai “polimer
komoditas” yaitu bahan polimer yang digunakan pada pembuatan barang
keperluan konsumen, misalnya untuk keperluan rumah tangga, mainan,
alat kantor dan sebagainya, volume kebutuhannya semakin meningkat.
Selain daripada itu bahan polimer telah dimodifikasi secara fisiko-kimiawi
menjadi bahan khusus dengan karakteristik tertentu seperti untuk
pembuatan peralatan kesehatan dan komponen elektronika.
Bahan polimer khusus termodifikasi ini, yang walaupun volume
produksinya kecil, harganya dapat mencapai puluhan kali harga polimer
komoditas. Sampai tahun 1980-an industri tersebut telah memperkenalkan
berbagai bahan polimer teknik, yang pada berbagai penggunaanya, bahan
polimer tersebut telah menggantikan peranan bahan-bahan lain. Sebagai
slaha satu contoh, dalam dunia industri pipa distribusi air dan gas, bahan
baja, besi, tembaga, dan keramik telah digantikan oleh poliropilena dan
polivinil klorida yang lebih murah dan mudah diperoleh. Sangat sedikit
polimer yang digunakan dalam bentuk murninya, kebanyakan ditambah
zat aditif untuk memperbaiki atau memperoleh sifat yang diinginkan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah jenis-jenis bahan tambahan dalam polimer?


2. Bagaimana fungsi dari bahan-bahan tambahan tersebut?
3. Apakah manfaat dari bahan tambahan polimer?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui jenis-jenis bahan tambahan dalam polimer
2. Mengetahui fungsi dari bahan-bahan tambahan dalam polimer
3. Mengetahui manfaat dari bahan tambahan polimer

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Polimer

Pemanfaatan polimer dalam kehidupan tergantung sifat polimer, yang antara


lain ditentuakan oleh massa molekul relatif, temperatur transisi gelas dan titik
leleh. Pada umumnya menurut bentuk penggunaannya polimer dikelompokkan
sebagai serat, elastomer, plastik, pelapis permukaan cat, bahan perekat (adhesive).
Dalam setiap bentuk penggunaan polimer tersebut, hampir semua polimer yang
digunakan harus terlebih dahulu dicampurkan dengan zat-zat lain. Biasanya lebih
dari satu zat yang dicampurkan sebelum polimer tersebut digunakan sebagai hasil
akhir. Zat-zat penambah ini dikenal sebagai zat aditif polimer. Pemilihan zat
aditif disesuaikan dengan kebutuhan yang dikehendaki. Zat aditif yang
ditambahkan biasanya sebagai penstabil, pewarna, anti api, bahn pengisi, pegeras
dan lain-lain.

2.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemrosesan


atau untuk mengubah kualitas dan sifat produk dengan menambahkan bahan
tersebut pada bahan pokok polimer. Pada prosedur pengerjaannya, perlu
diperhatikan performa dan keselamatn (safety). Aditif adalah senyawa kimia yang
bila ditambahkan akan menaikkan unjuk kerja (sifat kimia dan fisika berubah)
seperti yang diharapkan.
Berdasarkan fungsinya, bahan tambahan atau zat aditif polimer dapat
dikelompokkan menjadi :

1) Bahan pelunak (Plasticizer)


Plasticizer dalam konsep sederhana adalah merupakan pelarut organik
dengan titik didih tinggi atau suatu padatan dengan titik leleh rendah yang
ditambahkan ke dalam resin seperti PVC yang keras dan kaku, sehingga
akumulasi gaya intermolekul pada rantai panjang akan menurun. Hal ini
menyebabkan bagian rantai lebih mudah bergerak akibatnya kelenturan,
kelunakan dan pemanjangannya akan bertambah, dan bahan yang tadinya
keras dan kaku akan menjadi lembut pada suhu kamar. Palsticizer dapat
menurunkan viskositas lelehan, suhu transisi gelas (Tg) dan Modulus elastis
produk tanpa mengubah sifat-sifat kimiawi bahan plastik tersebut.
Plasticizer juga digunakan untuk melembutkan polimer plastik
sehingga dapat merubah sifat kaku menjadi lebih fleksibel. Penambhan
pemlastis baik sintetik maupun alami bertujuan untuk memperbaiki sifat
bioplastik yang dihasilkan, memperluas atau memodifikasi sifat dasarnya
atau dapat memunculkan sifat baru yang tidak ada dalam bahan dasarnya.
Sifat fisik dan mekanis yang terplastisi merupakan fungsi distribusi
dari sifat dan komposisi masing-masing komponen dalam sistem, karenanya
ramalan karakteristik, polimer yang terplastisi mudah dilakukan dengan
variasi komposisi pemlastis. Secara umum variasi jumlah plasticizer akan
efektif (mempunyai efek plastisasi) sampai bahan kompatibel. Hasil analisis
yang dilakukan merupakan bahwa membran-membran yang lebih kuat dan
liat (kenyal) dihasilkan ketika sedikit plasticizer yang digunakan dalam
membran. Hasil uji plasticizer ini menunjukkan bahwa plasticizer
mempunyai berat molekul yang relatif rendah akan memperbaiki kekuatan
dan keliatan membran. Ketika sejumlah kecil plasticizer ditambahkan pada
suatu polimer, plasticizer ini akan menyebabkan molekul ppolimer bergerak
ke konfigurasi energi yang lebih rendah. Dalam konfigurasi ini molekul-
molekul menjadi kurang bergerak, dengan demikian akan meningkatkan
kekuatan dan keliatan yang baik dari polimer. Sebaliknya jika terplasticizer
yang ditambahkan terlalu bnayak molekul-molekul polimer banyak
bergerak, akibatnya terjadi penurunan kekuatan dan keliatan dari polimer.
Beberapa jenis bahan pemlastis yang digunakan dalam pembuatan plastik
adalah:
a. Dibutil ptalat (DBP)
b. Dioktil ptalat (DOP)
c. Dietil heptil adipat (DEHA)
d. Triklesil ptalat (TCP)
e. Poliester
f. Hepltil ptalat
g. Dimetil heptil adipat
h. Di-N- desil adipat
i. Benzil aktil adipat
j. Ester asam sitrat
k. Oleat
l. Sitrat

2) Bahan penstabil (stabilizer)


Berfungsi untuk mempertahankan produk plastik dari kerusakan, baik
selama proses dalam penyimpanan, maupun aplikasi produk.
Ada 3 jenis bahan penstabil, yaitu:
a. Penyetabil panas ( heat stabilizier), menghambat degradasi thermal,
energi (panas) yang terserap dapat memicu radikal bebas yang
dapat menimbulkan reaksi oksigen dan membentuk senyawa
karbonil, hal ini yang dapat menimbulkan warna kuning atau
kecoklat-coklatan pada produk akhir.
b. Penyetabil terhadap sinar ultra violet ( UV stabilizier), matahari
memiliki panjang gelombang sampai dipermukaan bumi sekitar
3000-4000 A, hal ini dapat memisahkan ikatan yang menyebabkan
degradasi langsung pada bahan polimer. Penyerap UV menyerap
energi UV dan menggunakan energi yang sama untuk perubahan
dalam dari molekul penyerap agar tidak diteruskan ke bahan
polimernya. Contohnya adalah fenil salisilat (SALOL), 2(2’
hidroksi-t-metil fenil) benzotriazol (TINUVIN P) dll.
c. Antioksidan, mengurangi kerusakan produk dari proses oksidasi
yang dapat memutuskan rantai polimer. Tanda yang terlihat apabila
produk plastik telah teroksidasi adalah:
 Polimer menjadi rapuh,
 Kecepatan alir polimer tidak stabil dan cenderung menjadi
lebih tinggi,
 Sifat kuat tariknya berkurang,
 Terjadi retak-retak pada permukaan produk,
 Terjadi perubahan warna.

Adapun fungsi antioksidan dan polimer adalah :


 Untuk mngakhiri reaksi rantai radikal
 Untuk mengurangi peroksida
 Untuk menghilangkan logam berat

Contoh antioksidan yaitu :


 2,6 –ditributil p-kresol (BHT)
 2,2 –metilen –bis (4-metil-6-t-butilfenol) (MDP antioksidan
2264)
 Naftil Amin (PA)
 Dilauril tio-dipropionat (TLP, DLTDP)
d. Pelambat api
Bahan isolasi listrik, bahan konstruksi dan komponen
kereta api memerlukan bahan polimer agar tidak terbakar,
menggunakan tambahan beberapa zat yang tidak dapat terbakar.
Contohnya yaitu:
 Trekresil fosfat (TCP)
 Tris (dikloropropil) fosfat
 Tris (dibromopropil) fosfat
 Bromofosfonat, dll

3) Bahan pengisi (Filler)


Bahan pengisi adalah suatu aditif padat yang ditambahkan ke
dalam matrik polimer untuk meningkatkan sifat –sifat bahan, Filler,
umumnya memiliki fungsi, yaitu:
 Penguat, dapat memperkuat polimer dan meningkatkan sifat
mekanik.
 Perbaikan dari temperatur deformasi termal; temperatur deformasi
termal dapat dinaikkan dengan menggunakan gelas dan mika.
 Digunakan untuk mengisi ruang dan mengurangi jumlah resin yang
digunakan dalam proses produksi (hemat resin)
 Pelindung, ketahanan permeabilits gas, sifat isolasi listrik, dan lain-
lain diperbaiki
 Hantaran listrik, hantaran listrik diberiakn pada bahan polimer
dengan menggunakan bubuk perak, tembaga dan logam lain atau
karbon hitam.

Pengisi fungsional menghasilkan peningkatan spesifik dalam


sifat mekanik dan sifat fisis. Perlakuan dari bahan pengisi
memungkinkan menjadi pendukung beberapa mekanisme.
Beberapa pengisi membentuk ikatan kimia dengan materi sebagai
penguat, sebagai contoh karbon hitam menghasilkan ikatan silang
didalam elastomers dengan memakai reaksi radikal.
Partikel-partikel inorganik untuk bahan pengisi polimer telah
digunakan secara luas oleh karena pada umumnya lebih murah
dalam pembiayaan. Bahan pengisi yang sering digunakan adalah
fiber glass, mika, talk, SiO2 dan CaCO3 biasanya membentuk mikro
komposit dengan peningkatan sifat-sifat. Berbagai jenis pengisi
digunakan dalam polimer alam dan polimer sintetik adalah bahan
untuk memperbaiki dan meningkatkan sifat-sifat fisik bahan.
Penambahan pengisi bertujuan mengurangkan biaya, mewarnai,
menguatkan atau mengukuhkan bahan polimer.
Contoh bahan pengisi (filler) yaitu silika, mika, talk, tanah liat,
grafit karbon hitam, kalsium karbonat, titanium dioksida, alumina,
bubuk besi, dll.

4) Pewarna (colorant)
Zat warna adalah senyawa organik berwarna yang digunakan
untuk memberi warna pada suatu objek. Bahan pewarna berfungsi untuk
meningkatkan penampilan dan memperbaiki sifat tertentu dari bahan
plastik. Pertimbangan yang perlu diambil dalam memilih warna yang
sesuai meliputi :
1. Aspek yang berkaitan dengan penampilan bahan plastik selama
pembuatan produk warna,meliputi daya gabung,pengaruh sifat
alir pada sistem dan daya tahan terhadap panas serta bahan
kimia.
2. Aspek yang berkaitan dengan produk akhir,antara lain
ketahanan terhadap cuaca dan bahan kimia dan solvent.
Klasifikasi zat warna
Zat warna alami mengandung pigmen yang secara umum berasal
dari tumbuh-tumbuhan, tetapi beberapa zat warna alami tidak
menguntungkan,tidak stabil selama proses dan penyimpanan.Kestabilan
zat wrna alami tergantung pada beberapa faktor antara lain
cahaya,oksigen,logam berat,oksidasi,temperatur,keadaan air dan ph,
sehingga penggunaan zat warna sintetikpun semakin meluas.keunggulan
zat warna sintetik antara lain lebih murah,lebih mudah digunakan,lebih
stabil,lebih tahan terhadap kondisi ligkungan,daya warnanya lebih
kuat,dan memiliki rentang warna yang lebih luas (Nollet,2014)
Klasifikasi zat warna terbagi atas dua jenis,yaitu sebagai berikut :
1. Dyes
Bahan ini larut dalam bahan plastik sehingga menjadi suatu
sistem dan terdispersi secara merata setelah melalui proses
pencampuran.Dyes mempunyai light fastness dan ketahanan panas
kurang baik dan dapat mengalami migrasi (bergerak ke permukaan)
sehingga mengurangi daya tarik dan kadang-kadang dapat
meracuni kulit.penggunaan dyes dalam plastik berjumlah terbatas.
2. Pigmen
Bahan ini tidak larut dalam bhan plastik tetapi hanya terdispersi
diantara rantai molekul bahan plastik tersebut.pencampuran bahan
tersebut dengan bahan plastik kadang-kadang memerlukan
teknologi dan peralatan khusus.derajat dispersi pigmen dalam
bahan plastik tergantung pada suhu,waktu pencampuran dan alat
pencampur serta ukuran partikel pigmen dan berat molekul bahan
plastik.
Pigmen dapat dikelompokkan menjadi dua tipe,yaitu :
a. Pigmen anorganik
Pigmen anorganik mempunyai molekul yang lebih besar
dan luas permukaannya lebih kecil,permukaannya buram
karena menyebarkan sinar.contoh pigmen anorganik :titanium
dioksida yang memberi warna putih,besi oksida memberi
warna kuning,coklat,merah dan hitam,cadmium yang memberi
warna kuning terang dan merah.(J.Bair.1986)
b. Pigmen organik
Pigmen organik adalah suatu bahan yang terbuat dari
bahan-bahan organik baik dari alam maupun sintetis yang
ditandai dengan sifat bringhtness dan transparencye yang
baik.material organik biasanya digunakan untuk plastik
transparan,mudah terdispersi,ukuran partikel kecil,biasanya
digunakan untuk food packaging.keuntungan pigmen ini adalah
kekuatan warna (tidak mudah luntur) lebih tinggi ,aman untuk
kesehatan.sedangkan kerugiannya adalah ketahanan terhadap
panas lebih rendah kecerahannya lebih rendah,opacity lebih
rendah sehingga untuk mencapai warna yang diinginka
penggunaan warnanya boros dan harganya relatif mahal.contoh
pigmen organik antara lain : condenazo
pigmen,flavantrone,halogenadi,isoindolinone,phtalocyanine
blue.

5) Antikorosi
Korosi merupakan hal yang tidak dapat dihindari dari kehidupan
sehari-hari,yang biasa disebut dengan istilah karatuntuk bahan-bahn
logam.korosi merupakan degradasi (perusakan atau penurunan kualitas)
suatu bahan karena adanya interaksi antara bahan tersebut dengan
lingkungan.korosi tidak dapat dihilangkan,namun korosi dapat diperlambat
laju korosinya sehingga muncul berbagai macam cara untuk menanganinya
diantaranyapenambahan inhibitor.ada berbagai macam cara memperlambat
laju korosi,antara lain coating,penambahan inhibitor,proteksi katodik,dan
lain-lain.
Inhibitor korosi sendiri didefinisikan sebagai suatu zat yang apabila
ditambahkan dalam jumlah sedikit kedalam lingkungan akan menurunkan
serangan korosi lingkungan terhadap logam umumnya inhibitor korosi
berasal dari senyawa-senyawa organik dan anorganik yang mengandung
gugus-gugus yang memiliki pasangan elektron bebas,seperti
nitrit,kromat,fospat,urea,fenilalanin,imidazolin dan senyawa-senyawa
amina.
 Jenis inhibitor dan jenis kerjanya
a. Inhibitor memasifkan anoda
Salah satu contoh inhibitor yang memasifkan anoda dan senyawa-
senyawa kromat,misalnya Na2C2O4 = salah satu reaksi redoks yang
terjadi dengan logam besi adalah :
Oksida : 2 Fe + 2H2O.............Fe2O3 +6H+6e
Reduksi : 2 CrO4=+10H+6e.......Cr2O3+5H2O
Red-oks : 1Fe+2CrO4+2H.............Fe2O3+Cr2O3+3H2O

Padatan atau endapan Fe2O3 dan Cr2O3 inilah yang


kemudian bertindak sebagai pelindung bagi logamnya.lapisan endapan
tipis saja,namun cukup efektif untuk melindungi permukaan logam
yang lemah dari serangan zat-zat agresif.untuk ini diperlukan
kontinuitas pembentukan lapisan endapan mengingat lapisan tersebut
bisa lepas yang disebabkan oleh adanya arus larutan.berbagai data
penelitian dengan berbagai kondidi percobaan mengangganp bahwa Cr
(III) nampak dominan pada spesimen yang didukung oleh pembentukan
lapisan udara,sementara itu Cr (IV) teramati didaerah luar dari spesimen
pengamatan yang didukung oleh suatu lapisan pelindung yang
mengandung Cr (III).ini menunjukkan bahwa terjadinya reduksi Cr
(IV)menjadi Cr (III) pada permukaan spesimen.secara keseluruhan tebal
lapisan yang terdiri dari spesimen kromium dan aluminium
memperlihatkan lapisan dalam bentuk Cr (IV) memiliki ketebalan
sekitar satu per enam dari tebal lapisan keseluruhan.
Hasil penelitian dengan menggunakan teknik pendarffluor dari
adsorsi sinar x memperlihatkan disagregasi lapisan yang mengandung
Cr(IV) sebanding dengan pertumbuhan Cr2O3 yang mengisi celah-celah
lapisan anodik (dalam hal ini Al2O3)diatas permukaan logam Al.
Cara yang sudah lasim tentang studi pembentukan lapisan pasif
pada permukaan logam akibat reaksi antar muka logam degan inhibitor
dapat menggunakan diagram potensial ph dan secara kinetik dengan
menggunakan kurva polarisasi.inhibitor jenis CrO4 dan NO2 cukup
banyak digunakan untuk perlindungan logam besi dan aluminium
terhadap berbagai medium korosi.namun dari studi teoritis maupun
eksperimentil,kedua jenis inhibitor tersebut kurang baik digunakan
dalam medium yang mengandung H2S dan Cl, dengan adanya H2S,
sebagian dari CrO4= bereaksi dengan H2S yang menghasilkan
belerang.nampaknya Cr2O3 yang terbentuk tidak dapat terikat kuat pada
logamnya.sedangkan pada aluminium Cl,terjadi kompetisi reaksi
dengan logamnya.misalnya ion klorida dapat membentuk kompleks
terlarut dengan senyawa Fe (III) yang ada pada permukaaan logam
besi,sehingga lapisan pelindung Cr2O3-Fe2O3 sukar dipertahankan
keberadaannya.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah apabila konsentrasi
inhibitor jenis ini tidak mencukupi,malahan dapat menyebabkan
peningkatan kecepatan korosi logam.bila lapisan pasif yang terbentuk
tidak mencukupi untuk menutupi permukaan logam,maka bagian yang
tidak tertutupi akan terkorosi dengan cepat.akibatnya akan terbentuk
permukaan anoda yang sempit dan permukaan katoda yang jauh lebih
luas,sehingga terjadi korosi setempat dengan bentuk sumuran-
sumuran.contoh senyawa lain dari inhibitor pasivasi anodik adalah
fospat (PO4) tungstat( Wo4) dan molibdat(MoO4) yang oleh karena
tidak bersifat oksidator maka reaksinya dengan logamnya memerlukan
kehadiran.

b. Inhibitor memasifkan katoda


Dua reaksi utama yang umum terjadi pada katoda didalam medium
air,yaitu reaksi pembentukan hidrogen dari proton :
2H+2e...............H2
Dan reaksi gas oksigen dalam suasan asam :
O2+4H+4e.........2H2O
Karena bagi suatu sel korosi,reaksi reduksi oksidasi terbentuk oleh
pasangan reaksi reduksi dan reaksi oksidasi dengan kecepatan yanga
sama, maka apabila reaksi reduksi (pada katoda) dihambat akan
menghambat pula reaksi oksidasi( pada anoda).inilah yang menjadi
pedoman pertama didalam usaha menghambat korosi logam dalam
medium air atau medium asam.hal yang keduan adalah melalui
penutupan permukaan katoda oleh suatu senyawa kimia tertentu baik
yang dihasilkan oleh suatu reaksi kimia atau melalui pengaturan kondisi
larutan,misalnya pH.
Secara umum terdapat 3 jenis inhibitor yang mempasifkan katoda,
yaitu jenis racun katoda, jenis inhibitor mengendap pada katoda dan
jenis penangkap oksigen. Inhibitor racun katoda pada dasarnya berperan
mengganggu reaksi pada katoda. Pada kasus pembentukan gas
hidrogen, reaksi diawali yang teradsorpsi pada permukaan katoda.

c. Inhibitor Ohmik dan Inhibutor Pengendapan


Sebagai akibat lain daripada penggunaan inhibitor pembentuk
lapisan pada katoda maupun anoda adalah semakin bertambahnya
tahanan daripada rangkaian elektrolit. Lapisan yang dianggap
memberikan keaikan kenaikan tahanan yang memadai biasanya
mencapai ketebalan beberapa mikroinchi. Bila lapisan terjadi secara
selektif pada daerah anoda, maka potensial korosi akan bergeser ke arah
yang lebih negatif bilamana lapisan terjadi pada daerah katoda. Jenis
inhibitor pengendapan yang banyak digunakan adalah natrium silikat
dan berbagai senyawa fosfat yang pada umumnya baik digunakan untuk
melindungi baja keduanya cukup efektif bila kondisis pH mendekati 7
dengan kadar Cl- yang rendah. E.F. Duffek dan D.S. Mc. Kinney telah
menggunakan studi tentang penggunaaan natrium silikat sebagai
inhibitor korosi bagi logam besi. Dalam hal ini natrium silikat bertindak
sebagai inhibitor mempasifkan anoda.
Percobaan dilakukan terhadap elektroda baja yang diperlakukan 24-
28 jam dalam larutan natrium silikat (dengan kadar SiO2 antara 3-500
ppm), dan dialiri udara. Selanjutnya hasilnya dibandingkan dengan
perlakuan baja larutan natrium hidroksida pada pH yang sama.

d. Inhibitor Organik
Dewasa ini sudah berpuluh bahkan mungkin ratusan jenis inhibitor
organik yang digunakan. Studi mengenai mekanisme pembentukan lapisan
lindung atau penghilangan konstituen agresif telah banyak dilakukan baik
dengan cara-cara yang umum maupun dengan cara-cara baru dengan
peralatan modern.
Pada umumnya senyawa-senyawa organik yang dapat digunakan adalah
senyawa-senyawa yang mampu mebentuk senyawa kompleks baik
kompleks yang terlarut maupun kompleks yang mengendap. Untuk itu
diperlukan adanya gugus-gugus fungsi yang mengandung atom-atom yang
mampu membentuk ikatan kovalen terkoordinasi, misalnya atom
nitrogen,belerang pada suatu senyawa tertantu.
Ikatan antara logam dengan ion logam yang cukup kuat terjadi pada
beberapa jenis senyawa kompleks khelat (kompleks sepit). Suatu contoh
adalah studi yang dilakukan oleh D.J Gardiner mengenai inhibitor yang
membentuk kompleks pada permukaan tembaga diamati dengan
mikroskop Raman.

6) Anti Statis
Pada umumnya polimer memiliki sifat isolasi listrik yang unggul,
sehingga pembentukan listrik statis dan tegangan listrik tinggi dan
dihasilkan oleh gesekan. Akibatnya debu dapat melekat, memberikan
kejutan, atau dpat menyebabkan nyala. Zat antistatis dipakai untuk
mencegah bahaya tersebut.
Umumnya antistatik megandung surface resistivity 102 – 1011 ohm.
Jenis-jenis antistatik berdasarkan sifatnya.
 Slow, antistatik jenis ini sifat antistatiknya baru keluar setelah satu
minggu dan sifat tersebut lama hilangnya, jika penyimpanan baik.
 Fast, antistatik jenis ini sifat antistatiknya keluar sekitar 10 jam dan
sifat tersebut dapat hilang dengan cepat.
 Intermediet, antistatik inisifat antistatiknya keluar setelah 2-3 hari.

Zat- zat antistatik harus memenuhi kondisi sbb:


 Agar efektif, dicampurkan sedikit demi sedikit zat antistatik.
 Agar tidak terlalu merusak resin.
 Agar dengan sendirinya stabil secara termal dan tidak
mempercepat penguraian resin.
 Agar tidak beracun.
 Agar biaya lebih murah.
Contoh:
 Alkilsulfat, alkil alilsulfat, alkil fosfat, alkil amin sulfat
ditambahkan sebagai anion.
 Garam ammonium kuartener dan resin ammonium kuartener
ditambahkan sebagai kation dll.

7) Bahan perekat
Bahan perekat digunakan dalam pembuatan plastik dan terkadang
digunakan pada bahan bangunan. Bahan ini digunakan agar produk Yang
dihasilkan dapat bertahan pada sifat kelenturan dan sifat kekokohannya.
pontoh bahan yaitu getah pohon, karet, bahan polimer lainnya.
BAB III
KESIMPULAN

 Zat aditif adalah material yang ditambahkan untuk meningkatkan


kemampuan (properties) dari polimer.
 Jenis- jenis bahan tambahan yaitu
a. Bahan pelunak (plasticizer)
b. Bahan penyetabil (stabilizer)
c. Bahan pengisi (filler)
d. Pewarna (colorant)
e. Antikorosi
f. Antistatis
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Polimer
https://otakajaib.wordpress.com/2010/08/09/kemasan-plastik/
https://www.scribd.com/document/324900490/makalah-PBT

Anda mungkin juga menyukai