Anda di halaman 1dari 3

Konselor : Widda

Pasien : Karin
Pengamat : Laila

Seorang waria yang berumur 29 tahun datang ke klinik VCT dekat rumahnya. Klinik
tersebut selalu ramai karena terkenal dengan tempat konsultasi pasien yang terinfeksi
HIV/AIDS. Waria tersebut mendatangi perawat administrasi disana dan mengisi
formulir pendaftaran. Setelah itu menunggui untuk di panggil ke ruang koselor.

Konselor : Selamat pagi pak. Perkenalkan saya Widda Safira konselor tentang penyakit

HIV dan bertugas di klinik ini dari jam 08.00-14.00 siang nanti. Apakah

benar ini dengan bapak Fero?

Pasien : Selamat pagi sus. Iya benar sus.

Konselor : Bagaimana kabar bapak hari ini?

Pasien : Kurang baik sus. Saya mengalami infeksi dan peradangan kulit pada bagian

pantat sus.

Konselor : Kalau boleh tau kenapa bisa seperti itu ya pak?

Pasien : Karena silikon yang saya suntikan pada pantat saya pecah sus dan

mengeluarkan cairan berwarna kuning dan bebau.

Konselor : Oh begitu, kalau boleh tau pekerjaan bapak apa ya?

Pasien : Saya membuka salon sus.

Konselor : Oh begitu. Apa yang membuat bapak ingin melakukan tes ini?

Pasien : Saya melakukan tes ini karena saran dari dokter yang mengobati infeksi dan

peradangan pada kulit pantat saya sus. Dokter juga mengatakan kalau saya

juga beresiko untuk terkena HIV.

Konselor : Baiklah pak. Jadi saya akan bertanya-tanya tentang bapak, bapak tidak perlu

malu-malu ataupun merahasiakan apapun karena apa yang bapak sampaikan


akan saya rahasiakan dengan orang lain dan itu akan membantu menemukan

terapi apa yang akan bapak jalani selanjutnya.

Konselor : Sebelumnya apakah bapak pernah memakai narkoba?

Pasien : Tidak sus.

Konselor : Apa bapak pernah bergonta-ganti pasangan atau bapak seorang LSL?

Pasien : Hhmmmm..... Iya sus. Kadang kala saat saya membuka salon, saya juga

bekerja sebagi PSK dan sering berhubungan dengan sesama jenis.

Konselor : Baiklah, apakah sebelumnya bapak tau bagaimana penyebaran virus HIV?

Ataupun gejala yang muncul?

Pasien : Setau saya penularannya itu dari hubungan seks sus.

Konselor : Baiklah, yang bapak sebutkan tadi sudah benar dan juga cara penyebaran

virus HIV itu juga dapat terjadi karena berbagi jarum suntik dan tranfusi

darah dari orang yang menderita HIV.

Pasien : Oooo begitu ya sus. Tapi katanya bisa tertular lewat air liur dan keringat juga

sus?

Konselor : Tidak pak. Penularan penyakit HIV itu tidak semudah itu ditularkan selama

tidak ada kontak darah, virus tidak akan tertular.

Pasien : Jadi saya terkena HIV ya sus. (Kaget)

Konselor : Untuk memastikannya lagi nanti bapak akan melakukan tes HIV. Apakah

bapak terjangkit virus HIV atau tidak.

Pasien : Kira-kira untuk biayanya mahal nggak sus?

konseler : Sekarang untuk pemeriksaan tes HiV di Puskesmas gratis pak.

Pasien : Oooo begitu ya sus. (sambil mengangguk)

Konseler : Apakah bapak besedia melakukan tes HIV?


Pasien : Iya sus bersedia.

Konseler : Baiklah pak jika bapak setuju mohon tanda tangani surat persetujuan ini ya,

sebelumnya bisa bapak baca terlebih dahulu.

Bapak Fero menandatangani lembar Informed Consent

Konselor : Nah ini bapak ada surat rujukan pemeriksaan nanti bawa saja ke puskesmas

terdekat ya pak.

Pasien : Baik sus, nanti langsung saya serahkan ke petugas ya?

Konselor : Iya langsung kasih ke petugas pak. Nanti bapak akan dilakukan tes

laboratorium pengambilan tes darah. Jika hasilnya sudah keluar nanti bapak

bisa ke klinik lagi ya, apakah ada yang ingin bapak tanyakan atau ada yang

tidak jelas.

Pasien : Oke sus sudah jelas. Terimakasih sus.

Konselor : samasama pak.

Pengamat (FASILITATOR)

1. Dalam kasus ini masalah utama yang dihadapi klien adalah infeksi dan peradangan
kulit pada bagian pantatnya dan resiko penularan HIV karena perilaku dan pekerjaan
klien.
2. Dianjurkan untuk tes VCT
3. Konseling yang dilakukan jika klien positif/negatif :
a. Melakukan promo kesehatan mengenai HIV
b. Menentukan terapi pengobatan
c. Menganjurkan klien untuk merubah sedikit demi sedikit perilakunya

Anda mungkin juga menyukai