Oleh:
Kelompok II - Kelas B
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2021
I. JUDUL
Injeksi Prokain HCl dalam Ampul
II. PENDAHULUAN
Anestesi lokal banyak digunakan untuk mencegah atau mengobati nyeri akut;
untuk mengobati peradangan, kanker, dan nyeri kronis; dan untuk tujuan
diagnostik dan prognostik. Obat yang diklasifikasikan sebagai anestesi lokal
secara reversibel memblokir propagasi potensial aksi di akson dengan mencegah
masuknya natrium yang menghasilkan potensi. (Heavner, 2008)
Tindakan lain dari anestesi lokal (misalnya, efek pada saluran ion berpintu
tegangan lainnya dan saluran ion berpintu ligan) mungkin penting untuk aksi
analgesiknya dan/atau untuk efek samping yang tidak diinginkan. Anestesi lokal
adalah basa lemah dengan 3 bagian struktural: ujung hidrofilik dan ujung lipofilik
yang dihubungkan oleh ester amino atau ikatan amino amida. Ikatan tersebut
merupakan dasar untuk mengklasifikasikan anestesi lokal menjadi 2 kelompok:
amino ester dan amino amida. Isomer optik anestesi lokal dengan atom karbon
asimetris biasanya berbeda dalam potensi, durasi kerja, dan toksisitas. (Heavner,
2008)
Prokain adalah turunan dari asam p-aminobenzoat, dan merupakan salah satu agen
anestesi lokal tipe ester tertua yang digunakan. Obat itu sendiri memiliki waktu
paruh yang pendek, tetapi mampu membentuk garam dengan obat lain yang
menyebabkan peningkatan durasi kerja.
Prokain digunakan untuk berbagai macam blok saraf klinis, dan tanpa toksisitas
kokain lokal dan sistemik yang parah. Adrenalin menyempitkan pembuluh darah
di sekitar injeksi prokain, sehingga mencegah prokain hanyut ke dalam suplai
darah dan memperpanjang durasi kerjanya. Obat tetap menjadi molekul prototipe
yang dengannya analog berikutnya (memiliki akhiran -kain) dibandingkan.
Prokain menunjukkan tingkat toksisitas dan iritasi yang jauh lebih rendah, dapat
ditoleransi dengan baik, dan ditandai dengan stabilitas yang unggul dalam fase
larutan. (Gringauz, 1997)
Prokain tidak efektif bila diberikan melalui aplikasi permukaan, dan hanya
digunakan dengan injeksi. Onset kerja obat adalah 2 sampai 5 menit, dan durasi
kerjanya pendek. Vasokonstriktor biasanya diberikan bersama dengan obat
vasodilator ini untuk menunda penyerapannya dan untuk meningkatkan durasi
kerjanya. Obat ini digunakan untuk anestesi infiltrasi, blok saraf perifer, dan
anestesi spinal. Prokain membentuk garam yang sukar larut atau berkonjugasi
dengan beberapa obat dan diketahui sebagai antagonis prostaglandin yang kuat
dan agonis yang lemah. Prokain hidroklorida juga digunakan dengan injeksi
intravena untuk menghilangkan rasa sakit pada pankreatitis akut. (Al-Badr, 1999)
b. Eksipien
Nama Zat Sifat fisika dan Fungsi Zat Dosis Cara Alasan
kimia Sterilisas Pemilihan
i Bahan
pH:
6-7
(Handbook of
Pharmaceutica
l Excipent 6th :
766)
Stabilitas :
Uji yang tertera
pada uji
keamanan
hayati
(Handbook of
Pharmaceutica
l Excipent 6th :
766)
OTT :
Dapat bereaksi
dengan eksipien
yang mudah
terhidrolisis
(Handbook of
Pharmaceutica
l Excipent 6th :
768)
Wadah dan
penyimpanan :
Dalam wadah
tertutup baik
(Handbook of
Pharmaceutica
l Excipent 6th :
766)
Farmakokinetik:
Absorbsi: memiliki onset 2-5 menit. Untuk memperlambat absobsi perlu di
tambahkan vasokonstriktor. Sesudah di absobsi, prokain cepat di hidrolisis oleh
esterase dalam plasma menjadi PABA dan dietilaminoetanol PABA di ekskresi
dalam urin, kira-kira 80% dalam bentuk konjugasi. (Drugs Information 2010
halaman 3308)
Distribusi : Anestesi lokal didistribusikan sampai batas tertentu ke seluruh
jaringan tubuh, dengan konsentrasi tinggi ditemukan di organ yang sangat perfusi
(misalnya, hati, paru-paru, jantung, otak). Anestesi lokal umumnya melintasi
sawar darah-otak dan plasenta. (Farmakologi dan Terapi edisi V)
Metabolisme: Cepat dan hampir sepenuhnya dihidrolisa dengan cholinesterase
plasma menjadi asam p-aminobenzoat dan dietilaminoetanol. (Farmakologi dan
terapi edisi V)
Eliminasi : Hanya sekitar 6% yang terikat dengan protein plasma. Sekitar 80%
dari asam p-aminobenzoat diekskresikan tidak berubah atau terkonjugasi dalam
urin. Sekitar 30% dari dietilaminoetanol yang diekskresikan dalam urin, sisanya
dimetabolisme di hati. Ada suatu studi: serum dari janin, orang dewasa dengan
penyakit hati, dan orang dewasa dengan gangguan fungsi ginjal, hidrolisis prokain
lebih lambat dari serum orang sehat. Penurunan tingkat hidrolisa pada serum dari
pasien yang mengalami gangguan fungsi ginjal sebanding dengan konsentrasi
BUN pada pasien tersebut. (Farmakologi dan terapi edisi V)
Indikasi: Diberikan intra spinal untuk pengobatan aritmia selama anestesi
umum, bedah jantung dan induced hypothermia.
Kontraindikasi : Tidak disarankan untuk diberikan kepada pasien yang
mengkonsumsi obat-obat asam aminosalisilat dan sulfonamid, pasien dengan
myasthenia gravis, atau pasien yang mengkonsumsi digitalis, obat-obat.
antikolinesterase atau suksinilkolin, meningitis, septikemia, kelainan inflamasi
pada tulang belakang, dan metastase spinal.
Efek samping : Reaksi alergi (sulit bernafas, pembengkakan bibir, lidah, atau
wajah), nyeri dada atau detak jantung tak beraturan, pusing, mual, muntah, kejang.
V. FORMULA
a. Formula rujukan
Procaine HCl Injection for 2% strength (Handbook of Pharmaceutical
Manufacturing Formulations: Sterile Products, hal. 366)
Prokain HCl 10%
Sodium bisulfit 2 mg/mL
Sodium chloride 3.5 mg/mL
Chlorobutanol anhydrous 2.5 mg
Air pro injeksi q.s
Glacial acetic acid q.s
Sodium acetate q.s
Prokain HCl untuk anastesi spinal (Drug Information 1988 hal. 1856)
Procaine HCl 10%
Aqua pro injeksi 1 mL
b. Formula jadi
Tiap 2 mL mengandung:
Prokain HCl 10%
Na. Metabisulfit 0,1%
Aqua pro injeksi ad 2 mL
Dibuat dalam 10 ampul
B. Penimbangan
Bahan Bobot Teori Bobot Praktek
Prokain HCl 3,2 g
Na. Metabisulfit 0,0032 g
Aqua Pro Injeksi Ad 32 mL
B. Bahan:
1. Prokain HCl
2. Na. Metabisulfit
3. Aqua Pro Injeksi
VIII. STERILISASI
Prinsip sterilisasi: Sterilisasi akhir (Dilakukan dalam autoklaf pada suhu
X. UJI EVALUASI
In Process Control
1. Uji Kejernihan (Farmakope Indonesia Ed. VI hal. 2020)
Metode: visual
Lakukan penetapan menggunakan tabung reaksi alas datar dengan
diameter dalam 15-25 mm, tidak berwarna, transparan, dan terbuat dari
kaca netral. Bandingkan larutan uji dengan larutan suspensi padanan yang
dibuat segar, setinggi 40 mm. Bandingkan kedua larutan di bawah cahaya
yang terdifusi 5 menit setelah pembuatan suspensi padanan, dengan tegak
lurus ke arah bawah tabung menggunakan latar belakang berwarna hitam.
Syarat: Larutan dianggap jernih apabila sama dengan air atau larutan yang
digunakan dalam pengujian dengan kondisi yang dipersyaratkan, atau jika
opalesen tidak lebih dari dari suspensi padanan I.
2. Uji pH (Farmakope Indonesia Ed. VI Hal 2066)
Uji pH dilakukan saat pembuatan sediaan terutama ketika mendekati titik
akhir kalibrasi. Harga pH adalah harga yang diberikan oleh alat
potensiometrik (pH meter) yang sesuai, yang telah dibakukan sebagaimana
mestinya, yang mampu mengukur harga pH sampai 0,02 unit pH
menggunakan elektroda indikator yang peka, elektroda kaca, dan elektroda
pembanding yang sesuai. Skala pH ditetapkan dengan persamaan sebagai
berikut :
( E−Es )
pH = pHs +
k
Quality Control
1. Uji Kejernihan (Farmakope Indonesia Ed. VI hal. 2020)
Lakukan penetapan menggunakan tabung reaksi alas datar dengan
diameter dalam 15-25 mm, tidak berwarna, transparan, dan terbuat dari
kaca netral. Bandingkan larutan uji dengan larutan suspensi padanan yang
dibuat segar, setinggi 40 mm. Bandingkan kedua larutan di bawah cahaya
yang terdifusi 5 menit setelah pembuatan suspensi padanan, dengan tegak
lurus ke arah bawah tabung menggunakan latar belakang berwarna hitam.
Syarat: Larutan dianggap jernih apabila sama dengan air atau larutan yang
digunakan dalam pengujian dengan kondisi yang dipersyaratkan, atau jika
opalesen tidak lebih dari dari suspensi padanan I.
2. Uji Sterilitas (Farmakope Indonesia Ed. VI hal 1832)
Teknik pengujian di bawah ini menggunakan membran berdiameter lebih
kurang 50 mm. jumlah minimum yang digunakan untuk pengujian
sterilitas 10 ampul @ 2 mL sebanyak 10% atau 4 wadah dan diambil
setengah isi tiap wadah tetapi tidak kurang dari 1 mL. Pindahkan isi wadah
atau beberapa wadah yang akan diuji ke dalam satu membran atau
beberapa membran, jika perlu diencerkan dengan pengencer steril yang
dipilih sesuai volume yang digunakan pada Uji Kesesuaian Metode, tetapi
jumlah yang digunakan tidak kurang dari yang tertera pada Tabel 2 dan
Tabel 3. Saring segera. Jika sediaan mempunyai daya antimikroba, cuci
membran tidak kurang dari tiga kali dengan cara menyaring tiap kali
dengan sejumlah volume pengencer yang digunakan pada Uji Kesesuaian
Metode. Setiap pencucian tidak lebih dari 5 kali 100 mL per membran,
meskipun jika selama uji kesesuaian metode ditemukan pencucian tersebut
tidak dapat menghilangkan daya antimikroba secara sempurna.
Pindahkan seluruh membran utuh ke dalam media atau potong menjadi dua
bagian yang sama secara aseptik dan pindahkan masing-masing bagian ke
dalam dua media yang sesuai. Gunakan volume yang sama pada tiap media
seperti pada Uji Kesesuaian Metode. Sebagai pilihan lain, pindahkan
media ke dalam membran pada alat penyaring. Inkubasi media selama
tidak kurang dari 14 hari.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2020 .Farmakope Indonesia Edisi
VI. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Prokalrin®
Injeksi Intraspinal
Tiap mL mengandung:
Prokain HCl…………………….…………….100mg
Netto : 2 mL
Diproduksi oleh:
PT. INDOPHARMA
Jakarta - Indonesia
PROKALRIN®
Injeksi intraspinal Prokain HCl
Komposisi:
Tiap ampul mengandung Prokain HCl 200 mg.
Farmakologi:
Prokain HCl adalah ester aminobenzoat untuk inflitrasi, blok, spinal, epidural, merupakan obat
standar untuk perbandingan potensi dan toksisitas terhadap jenis obat-obat anestetika lokal lain.
Prokain HCl mempunyai efek obat anestesi local.
Farmakokinetik:
Absorbsi
Absorpsi berlangsung cepat dari tempat suntikan dan untuk memperlambat absorpsi perlu
ditambahkan vasokonstriktor. Sesudah diabsorpsi, prokain cepat dihidrolisis oleh esterase dalam
plasma menjadi PABA dan dietilaminoetanol. PABA diekskresi dalam urin, kira-kira 80% dalam
bentuk utuh dan bentuk konjugasi.
Distribusi
Anestesi lokal didistribusikan sampai batas tertentu ke seluruh jaringan tubuh,
dengan konsentrasi tinggi ditemukan di organ yang sangat perfusi (misalnya, hati,
paru- paru, jantung, otak). Anestesi lokal umumnya melintasi sawar darah-otak dan
plasenta.
Metabolisme
Cepat dan hampir sepenuhnya dihidrolisa dengan cholinesterase plasma menjadi asam p-
aminobenzoat dan dietilaminoetanol
Ekskresi
Hanya sekitar 6% yang terikat dengan protein plasma. Sekitar 80% dari asam p-aminobenzoat
diekskresikan tidak berubah atau terkonjugasi dalam urin. Sekitar 30% dari dietilaminoetanol yang
diekskresikan dalam urin, sisanya dimetabolisme di hati
Farmakodinamik:
Analgesia sistemik. Pada penyuntikan prokain SK dengan dosis 100-800 mg,terjadi analgesia umum
ringan yang derajatnya ber-banding lurus dengan dosis. Efek maksimal ber-langsung 10-20 menit,
dan menghilang sesudah 60 menit. Efek ini mungkin merupakan efek sentral,atau mungkin efek
dari dietilaminoetanol yaitu hasil hidrolisis prokain. Dietilaminoetanol ini juga bersifat analgesik,
antiaritmia, berelek anestetik lokal, dan antispasmodik yang lebih lemah daripada prokain.
Indikasi:
Prokain digunakan secara suntikan untuk aneslesia infiltrasi, blokade saraf, epidural, kaudal, dan
spinal.
Kontraindikasi:
Pada pasien yang mengkonsumsi obat-obat asam aminosalisilat dan sulfonamid, pasien dengan
myasthenia gravis, atau pasien yang mengkonsumsi digitalis, obat-obat. antikolinesterase atau
suksinilkolin, meningitis, septikemia, kelainan inflamasi pada tulang belakang, dan metastase
spinal.
Efek Samping:
Reaksi alergi (sulit bernafas, pembengkakan bibir, lidah, atau wajah), nyeri dada atau detak jantung
tak beraturan, pusing, mual, muntah, kejang..
Interaksi Obat:
Dihindari pemakaian bersamaan dengan aminophylline, barbiturate, magnesium sulfat, phenytoin
natrium, natrium bikarbonat dan amphotericin B.
Rute Pemberian:
Diinjeksikan pada kanal spinal.
Perhatian:
Jangan digunakan bila larutan berubah warna dan terbentuk kristal
Aturan Pakai:
Satu kali injeksi 1 mL ulangi tiap 6 jam bila perlu
Penyimpanan:
Simpan di tempat kering dan sejuk, terlindung dari cahaya.
Isi:
10 ampul @ 1 ml
Diproduksi oleh:
PT. INDOPHARMA
Jakarta - Indonesia
Komposisi:
Tiap ampul mengandung Prokain HCl 200 mg
Indikasi:
Prokain digunakan secara suntikan untuk aneslesia
infiltrasi, blokade saraf, epidural, kaudal, dan spinal.
Kontraindikasi:
Pada pasien yang myasthenia gravis, obat-obatan
antikolinesterase dan suksinil
Diproduksi oleh:
Jakarta - Indonesia
PT. INDOPHARMA
Isi : 10 ampul @2mL
ProkaLRin ®
Injeksi i.v Prokain HCl