LAPORAN Analisis Usaha Tani
LAPORAN Analisis Usaha Tani
KELOMPOK 15
Fadhilatul Laela A24130072
Muhammad Nurdin A24130109
Dyah Putri Anggraeni A24130152
Rian Herdiansyah A24130173
Asisten :
Abil Dermail A24120003
Dosen :
Prof. Dr. Ir. Munif Ghulamahdi, MS
Prof. Dr. Ir. Sandra Arifin Aziz, MS
Dr. Ir. Maya Melati, MS, MSc
Hafith Furqoni, SP, Msi
Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah mempelajari usaha tani yang dilaksanakan oleh
beberapa petani di wilayah Cikarawang.
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu jenis usaha dalam hal ini akan dinilai apakah pantas atau layak
dilaksanakan didasarkan kepada beberapa kriteria tertentu yang ada. Layak bagi
suatu usaha artinya menguntungkan dari berbagai aspek. Analisis kelayakan usaha
adalah upaya untuk mengetahui tingkat kelayakan atau kepantasan untuk dikerjakan
dari suatu jenis usaha, dengan melihat beberapa parameter atau kriteria kelayakan
tertentu. Dengan demikian suatu usaha dikatakan layak kalau keuntungan yang
diperoleh dapat menutup seluruh biaya yang dikeluarkan, baik biaya yang langsung
maupun yang tidak langsung (Supardi 2000).
Kelayakan, merupakan kata kunci yang harus dipegang oleh para pengelola
lembaga keuangan dan merupakan kriteria yang paling pokok dalam membiayai
suatu jenis usaha. Jadi, jangan sampai terjadi suatu pembiayaan diluncurkan tanpa
ada analisis kelayakan. Maka dari itu, jika suatu usaha tidak layak, khususnya
ditinjau dan segi ekonomi tetapi tetap dibiayai, maka resiko yang akan timbul
adalah kemacetan usaha akibat dari kerugian. Bila modal usaha merupakan
pinjaman dari suatu lembaga keuangan, maka akan terjadi kemacetan atau
tunggakan pengembalian. Atas dasar itulah, maka kemampuan menilai kelayakan
suatu usaha bagi pengelola usaha dan atau pengelola Lembaga Keuangan Mikro
(LKM) merupakan kemampuan yang sangat pokok dan sangat menentukan bagi
kelangsungan dan perkembangan usaha agribisnis dan bagi suatu LKM itu sendiri
(Boediono 1992).
Dari uraian singkat di atas dapat dimengerti bahwa analisis kelayakan usaha
sangat penting dilakukan oleh pelaku usaha (produsen) dengan tujuan untuk :
1. Menetapkan rencana usaha dari segi lokasi usaha, skala atau volume
usaha, jumlah kebutuhan modal dan sarana usaha, teknologi dan segi
pemasaran.
2. Menetapkan strategi pengelolaan usaha yang berorientasi kepada
keuntungan dengan memperhitungkan resiko atau hambatan yang
dihadapi dalam proses produksi, sehingga dapat dilakukan antisipasi
untuk menghindari kerugian.
Sedangkan bagi pengelola LKM, analisis kelayakan usaha bertujuan lebih kepada
proses persetujuan dan realisasi pinjaman pembiayaan anggota sesuai dengan
ketentuan atau peraturan yang berlaku (Rahayu dan Prasetya 2000).
Pengertian Jagung
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika
Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika
Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa
Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber
karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun
tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal
dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung
bulir dan tepung tongkolnya) (Soekartawi, Soeharjo, Dillon dan Hardaker 1996).
Pepaya atau dengan bahasa ilmiah Carica papaya L. , atau betik adalah
tumbuhan yang berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika
Selatan. Karena banyak manfaat dari buah pepaya, sehingga buah ini
disebarluaskan dan banyak ditanam di seluruh daerah tropis untuk diambil
buahnya. Carica papaya adalah satu-satunya jenis dalam genus Carica. Nama
pepaya dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Belanda, "papaja", yang pada
gilirannya juga mengambil dari nama bahasa Arawak, "papaya" (Soekartawi,
Soeharjo, Dillon dan Hardaker 1996).
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 2 Desember 2015 di Desa
Cikarawang.
Alat
Alat
1. Alat tulis
2. Perekam
Metode
1. Setiap 2 kelompok mahasiswa menemui 1 petani/kelompok tani yang
berbeda dan melaksanakan survey berdasarkan kuesioner terlampir.
Komponen pertanyaan dalam kuesioner dapat dikembangkan oleh
mahasiswa sendiri jika diperlukan.
2. Sebelum melakukan survey, mahasiswa diharuskan mempelajari teknik
budidaya beberapa komodti (padi, ubi jalar, ubi kayu, jagung, kacang tanah,
bengkuang) sebagai bahan perbandingan ketika survey. Pelajari juga data
usaha tani beberapa komoditi tersebut.
3. Ketika melakukan survey, mahasiswa diharapkan bersikap kritis sehingga
dapat menilai kesesuaian/kelayakan jawaban yang diberikan petani.
4. Perhatikan juga satuan yang digunakan petani (biasanya satuan umum
masyarakan, buka internasional).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
KUESIONER USAHA TANI
Nama Petani : Tatang
Lokasi
a. Desa : Cikarawang
b. Kecamatan : Dramaga
c. Kabupaten : Bogor
Luas Lahan total : 2000 m²
Pola Tanam : Monokultur
Pergiliran Tanaman per 1 tahun : 2 komoditas
JADWAL KEGIATAN PERGILIRAN TANAMAN
Jenis tanaman Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
Novem Septemb Otober
ber s/d er
Desem
ber
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
a. Ubi Kayu
b. Pepaya
Pola tanam
Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu
Ubi Kayu
Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Pepaya
URAIAN UNTUK SETIAP KOMODITAS
Komoditas 1 Komoditas 2
Singkong (Ubi Kayu) Pepaya
1. Luas Lahan 2000 m² 2000 m²
2. Jarak Tanam 80 x 80 cm 2.5 x 2.5 m
3. Populasi Tanaman 3,125 320
4. Varietas benih atau bibit Manggu Tidak diketahui
5. Tujuan Produksi Komersial Komersial
6. Pembeli Tengkulak Pasar di Taman Mini
7. Keterkaitan dengan Modal pribadi, hak: memperoleh semua Modal pribadi, hak: memperoleh semua
"inti" keuntungan, kewajiban: menggarap lahan keuntungan, kewajiban: menggarap lahan
100 kg/2000m²
NPK Mutiara - - Rp 13.000/kg
(500kg/ha)
Ubi Kayu
2000 m2
Populasi =
0.8 x 0.8 m
= 3,125
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 (𝑐𝑜𝑠𝑡) = biaya pupuk + biaya tenaga kerja + pestisida + kebutuhan benih
= Rp 1.376.500
= 𝑅𝑝 5.700.000 − 𝑅𝑝 1.376.500
= 𝑅𝑝 4.323.500
= Rp 5.700.000/ Rp 1.376.500
= 4,1409
Pepaya
2000m2
Populasi =
2.5 x 2.5 m
= 320
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 (𝑐𝑜𝑠𝑡) = biaya pupuk + biaya tenaga kerja + pestisida +kebutuhan benih
= Rp 2.174.000
= 𝑅𝑝 3.500.000 − 𝑅𝑝 2.174.000
= 𝑅𝑝 1.326.000
= Rp 3.500.000 / Rp 2.174.000
= 1,6099
Pembahasan
Pola tanam yang dilakukan sesuai dengan kesesuaian waktu tanam ubi kayu yang
ditanam pada awal musim hujan (Agustus) karena ubi kayu memerlukan curah hujan sekitar
150 - 200 mm pada umur 1 - 3 bulan untuk pertumbuhannya. Responden melakukan rotasi
tanaman ubi kayu dengan tanman pepaya. Pepaya merupakan tanaman perdu yang bisa tumbuh
hingga 3 meter. Pengolahan tanah untuk tanaman pepaya yang dilakukan responden kurang
tepat, sebelum tanam tidak dilakukan penetralan pH dengan menggunakan kapur. Selain itu
tidak dilakukan pemupukan pada tanaman ubi kayu.
Berdasarkan survey, diperoleh data bahwa produktivitas ubi kayu sebesar 19 ton/ha
dan pepaya sebesar 5 ton/ha. Produktivitas ubi kayu setara dengan rata-rata produktivitas
nasional ubi kayu ±20 ton/ha. Komoditas ubi kayu diperoleh nilai total input sebesar Rp
1.376.500 dan total output Rp 5.700.000 sehingga nilai B/C dapat dihitung dengan membagi
total pendapatan (benefit) dan total input / biaya produksi (cost) yakni sebesar 4,1409.
Komoditas Pepaya diperoleh nilai total input sebesar Rp 2.174.000 dan total output Rp
3.500.000, sehingga nilai B/C dapat dihitung dengan membagi total pendapatan (benefit) dan
total input / biaya produksi (cost) yakni sebesar 1,6099.
Nilai B/C untuk penanaman ubi kayu jauh lebih besar dibandingkan dengan nilai B/C
untuk penanaman pepaya, hal ini karena input untuk penanaman ubi kayu kecil nominalnya
karena tidak dilakukannya pemupukan.
Syarat suatu usaha tani dinilai layak apabila B/C hasilnya lebih besar atau sama dengan
1. Dapat disimpulkan bahwa usaha tani ubi kayu dan pepaya yang dilakukan petani responden
layak untuk dilakukan. Oleh karena itu, usaha tani kedua komoditas dapat terus dilanjutkan
keberlangsungannya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Usaha tani yang dilakukan oleh responden baik penanaman ubi kayu maupun pepaya
layak dilakukan karena nilai B/C nya lebih besar dari 1 sehingga usaha tani tersebut layak untuk
dilanjutkan.
Saran
Analisis usaha tani perlu dilakukan oleh petani untuk mengetahui layak tidaknya usaha
tersebut sehingga dapat memperhitungkan input yang memaksimalkan revenue.
DAFTAR PUSTAKA
Boediono. 1992. Ekonomi Mikro. Bagian Penerbit Fakultas Pertanian Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Endang Siti Rahayu, Driyo Prasetya. 2000. Tata Niaga Pertanian. Departemen Pendidikan
Dan Kebudayaan Republik Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Hartoyo, Surahman, Sri Marwanti. 2000. Ekonomi Mikro. Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta.
Saragih, B. Dan Y. B. Krisna Murthi. 1993. Pengembangan Agribisnis Berskala Kecil. Pusat
Studi Pembangunan Institut Pertanian. Bogor.
Soekartawi, A. Soeharjo, John L. Dillon, J. Brian Hardaker. 1996. Ilmu Usaha Tani Dan
Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. Universitas Indonesia. Jakarta.
Suprapti Supardi M.D. 2000. Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Pertama. Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.