Anda di halaman 1dari 2

1.

Tidak tergantung jenis investasi apa yang dipilih jika ini beberapa investasi yang cocok saat
infasi tinggi

Kas/Tabungan. Hanya cocok untuk keperluan likuiditas jangka pendek, karena bunganya
rendah. Dalam jangka panjang lebih rendah dari inflasi

Deposito. Untuk tujuan jangka pendek, meskipun imbal hasilnya lebih tinggi dari tabungan.
Dalam kondisi arah bunga cenderung naik, ambil periode pendek, 1 – 3 bulan. Pada saat
diperbaharui (roll-over) berpotensi memperoleh bunga yang lebih tinggi. Tetapi apabila arah
tingkat bunga bank cenderung turun, pilih yang bertenor panjang.

Emas. Dalam 5 tahun terakhir mengalami kenaikan sebesar 18% per tahun. Dapat dipilih untuk
memberikan lindung-nilai (hedging) terhadap inflasi. Dari sisi risiko, karena bersifat fisik,
kepemilikannya atas unjuk (bukan atas nama) dan dalam jumlah besar membutuhkan tempat
penyimpanan.

Obligasi. Cocok untuk jangka menengah, dan berpotensi melampaui inflasi. Imbal hasil rata-rata
selama 5 tahun terakhir sekitar 10 % per tahun. Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dijual dengan
satuan terkecil Rp 5 juta, meskipun perbankan hanya menjualnya dengan minimal Rp 50 juta.
Obligasi korporasi dan yang non-ritel, investasi minimal Rp 1 Milyar.

Reksa Dana Obligasi. Cocok untuk jangka menengah, dan bisa melampaui inflasi. Imbal hasil
rata-rata selama 5 tahun terakhir sekitar 12 % per tahun. Terjangkau, dengan nilai investasi awal
Rp 250 ribu saja. Likuid, bisa dijual dan dibeli kapan saja. Dikelola oleh Manager Investasi

Reksa Campuran. Untuk jangka menengah – panjang. Cocok untuk tipe investor moderat.
Imbal hasil rata-rata 5 tahun terakhir sekitar 15%, di atas inflasi. Ideal untuk pembiayaan dan
tujuan investasi jangka panjang. Terjangkau, dengan nilai investasi awal Rp 250 ribu saja.
Likuid, bisa dijual dan dibeli kapan saja. Dikelola oleh Manager Investasi

Reksa Dana Saham. Untuk jangka panjang. Cocok untuk tipe investor agresif dan yang sedang
mengakumulasi aset . Imbal hasil rata-rata 5 tahun terakhir sekitar 28%, jauh di atas inflasi.
Sangat disarankan untuk pembiayaan dan tujuan investasi jangka panjang. Terjangkau, dengan
nilai investasi awal Rp 250 ribu saja. Likuid, bisa dijual dan dibeli kapan saja. Dikelola oleh
Manager Investasi.

Saham. Untuk jangka panjang. Cocok untuk tipe investor agresif dan yang sedang
mengakumulasi aset . Imbal hasil rata-rata IHSG 5 tahun terakhir sekitar 26%, jauh di atas
inflasi. Sangat disarankan untuk pembiayaan dan tujuan investasi jangka panjang. Minimal
investasi antara Rp 10 – Rp 50 juta, tergantung pialang sahamnya. Dikelola oleh investor sendiri.

Properti. Untuk tujuan investasi jangka menengah panjang. Sebagai salah satu bentuk lindung
nilai terhadap inflasi, karena imbal hasilnya lebih tinggi, tergantung lokasi. Investasi awalnya
lebih tinggi, pertimbangkan pula besaran biaya rutin pemeliharaan, PBB tahunan dan pajak jual
belinya.

2.
Ini memang sudah sifat alamiah manusia , memang dengan pajak dan bungat kreditur seorang
pembisnis akan mengeluarkan biaya untuk pajak dan kredit tersebut yang padahal dana tersebut
sebena bisa dialokasi ke biaya operasional atau bisa juga untuk penambahan modal selanjutnya.

3.
Menurut saya sudah kuat karena tujuan dari Analisa data yaitu

a.Sebagai alat barometer untuk melakukan forecasting atau memproyeksikan posisi keuangan
dimasa yang akan datang.
b.Mereview kondisi perusahaan saat ini, permasalahan dalam manajemen, operasional maupun,
keuangan.
c.Alat ukur untuk melakukan efisiensi di semua departemen perusahaan.

Dengan tujuan tesebut seorang Analisa memiliki tanggung jawab yang besar yang datanya bisa
digunaka barometer suatu perusahaan

Referensi
https://www.sam.co.id/2013/09/17/pilihan-investasi-saat-inflasi-tinggi/
https://www.kembar.pro/2015/04/analisis-laporan-dan-rasio-keuangan.html

Anda mungkin juga menyukai