LAPORAN 1 - A1 - 11190950000023 - Rizki Yanti Azzahra
LAPORAN 1 - A1 - 11190950000023 - Rizki Yanti Azzahra
Dosen :
Asisten Laboratorium :
Mailani
Nama :
NIM :
1190950000023
Kelas :
A1
2020 M / 1442 H
I. TUJUAN
II. METODOLOGI
a. Alat b. Bahan
- beaker glass - Resep media sintesis NA
- labu erlenmeyer - Resep media sintesis PDA
- tabung reaksi - Akuades
- hot plate
- timbangan analitik
- autoklaf
- spatula
- kertas pH indikator
- petri dish
- gelas ukur
c. Cara Kerja
2.3.1 Perhitungan Pembuatan Media
Nama mikroba dan tanggal Lalu jarum inokulasi dibakar Sumbat tabung dibuka dan
dituliskan pada label dan dengan api bunsen hingga mulut tabung dipanaskan
ditempel pada tabung membara diatas api
Cawan petri disiapkan dengan Jarum oase dipanaskan di Tutup petri dibuka kemudian
media agar yang sudah steril api bunsen dan dinginkan lakukan penggoresan. Hal ini
sejenak. dilakukan didekat api bunsen.
Cawan kemudian Cawan di panaskan bagian tepi Jarum oase disterilkan kembali
diinkubasi dan dapat melingkarnya dan bungkus kemudian didinginkan dan
diamati setelah 48 jam dengan kertas goreskan kembali pada cawan petri
III. HASIL
Tabel 1. Tabel penghitungan pembuatan media NA & PDA untuk agar miring
No. Nama Media (g/L) Jumlah yang dibutuhkan Volume tiap Media yang
media tabung ditimbang (g)
(tabung)
(mL)
1. NA 28 10 3 0,84
2. PDA 39 10 5 1,95
Tabel 2. Tabel penghitungan pembuatan media NA & PDA untuk agar plate
No. Nama Media (g/L) Jumlah yang dibutuhkan Volume tiap Media yang
media cawan ditimbang (g)
(cawan)
(mL)
1. NA 28 7 20 3,92
2. PDA 39 7 20 5,46
2. Bakteri : Kontaminasi =
Bacillus subtilis tidak ada
Warna koloni =
Media : NA putih kental
Bentuk permukaan
= rhizoid
Bentuk tepi
(Sumber: Jamnicki koloni = undulate
Hanzer dkk, 2018) Bentuk koloni
dari samping =
raised Diameter =
(Sumber: Wahyuni, ±4
2019) cm
3. Bakteri : Kontaminasi =
Staphylococcus tidak ada
cohnii Warna koloni =
Kuning
Media : NA Bentuk
permukaan =
circular
Bentuk tepi
(Sumber: Karimela, koloni = Entire
dkk. 2018) Bentuk koloni
(Sumber: Wahyuni, dari samping =
2019) convex
Diameter =
±0,1cm
4. Bakteri : Kontaminasi
Staphylococcus =ada
cohnii Warna koloni =
Kuning
Media : NA Bentuk
permukaan =
1 circular
Bentuk tepi
(Sumber: Karimela, koloni = Entire
dkk. 2018) Bentuk koloni
dari samping =
convex
(Sumber: Wahyuni, 2019) Diameter =
±0,1cm
1.
Staphylococcus
cohnii
5. Fungi: Kontaminasi :
Penicillium sp. Tidak ada
Warna koloni :
Media : PDA Putih
hifa Bentuk permukaan
: Beludru
(Velvety)
Bentuk tepi koloni
(Sumber: Wahyuni, 2019) : Rata
(Sumber:Purwantisari, Bentuk koloni dari
samping : Rata
2008)
Diameter : > 4cm
6. Fungi: Kontaminasi :
Candida Tidak ada
albicans Warna koloni :
Putih
Media : PDA Bentuk permukaan
: Circular
Bentuk tepi koloni
: Entire lobate
Bentuk koloni dari
samping : Raised
(Sumber: Mutiawati,
Diameter : ± 1ml
2016)
(Sumber: Wahyuni, 2019)
7. Fungi : Kontaminasi :
Aspergillus Tidak ada
oryzae Warna Koloni :
1 Hijau tua
Media : PDA Bentuk Permukaan
2 : Filamentous
Kering seperti
bubuk
(Sumber: Jamnicki Bentuk Tepi Koloni
: Filamentous
(Sumber: Wahyuni, 2019) Hanzer dkk, 2018) Bentuk Koloni Dari
Samping : Raised
1. Hifat
2. Aspergillus
oryzae
IV. Pembahasan
Mikrobiologi dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut
medium. Terdapatnya medium pertumbuhan membuat aktivitas mikroba dapat dipelajari dan
dapat dilakukan isolasi mikroba dengan kultur murni, perbanyakan, pengujian sifat fisiologis,
dan perhitungan jumlah mikroba. Bahan yang paling umum digunakan untuk membuat
medium menjadi padat adalah agar. Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan
medium yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan
mikroorganisme. (Waluyo, 2008)
Media yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah Potato Dextrose Agar (PDA) dan
Nutrient Agar (NA). PDA merupakan medium yang berfungsi dalam pertumbuhan jamur. PDA
juga merupakan sumber karbohidrat dextrose gugusan gula, baik monosakarida atau
polisakarida. Bahan agar merupakan bahan media atau tempat tumbuh bagi biakan yang baik
karena memiliki air yang cukup. Warna media setelah disterilisasi akan berwarna kecoklatan
akibat adanya pencampuran komposisi bahan pada media tersebut. (Tortora, 2004)
Pertumbuhan mikroorganisme dalam agar menggambarkan aktifitas metabolismenya.
Mikroaerob obligat berkembang biak pada lapisan permukaan karena pada bagian ini
kandungan oksigen tinggi, mikroorganisme dapat memperlihatkan pertumbuhan dengan ciri
tertentu dalam biakan agar miring. Keuntungan agar miring ini adalah luas permukaan yang
kecil sehingga peluang kontaminasi rendah. Kerugiannya hanya memuat sedikit
mikroorganisme. (Dwijoseputro, D., 2005)
Mikroorganisme yang diamati pada praktikum kali ini adalah Escherichia coli, Bacillus
subtilis, Staphylococcus cohnii, Penicillium sp, Candida albicans dan Aspergillus oryzae.
Biakan ini diamati dengan alat seperti cawan petri dan tabung reaksi dengan media tanam
seperti agar NA dan agar PDA. Pada percobaan ini menggunakan 2 tipe medium yaitu media
agar miring dan media agar cawan. Fungsi dari medium agar miring adalah untuk melihat
kebutuhan bakteri akan oksigen. Sedangkan fungsi dari media cawan adalah untuk mengisolasi
koloni tunggal dan mikroba yang akan diamati. Langkah awal yang harus dilakukan adalah
sterilisasi. Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, jika
ditumbuhakn di dalam suatu medium tidak ada jasad renik yang dapat berkembang baik.
Menurut Subaghdja (2010), suatu bahan bisa dikatakan steril apabila bebas dari
mikroorganisme hidup yang patogen maupun tidak baik dalam bentuk vegetatif maupun
bentuk non vegetatif (spora).
Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat dengan jelas jika sebagai kultur murni dalam
suatu medium, hasil pengamatan bakteri dapat dibedakan berdasarkan ukuran,warna
koloni,serta bentuk. Penicillium sp. mempunyai permukaan beludru (velvety) dengan pigmen
berwarna putih,memiliki tipe koloni rata,berdiameter lebih dari 4 cm dan tidak terdapat
kontaminasi. Aspergillus oryzae mempunyai permukaan filamentous kering seperti bubuk,
tidak terdapat kontaminasi, membentuk koloni berwarna hijau tua, dan memiliki ciri hifa yang
berseptum. Percobaan pada Candida albicans diperoleh warna koloni putih,bentuk permukaan
sirkuker dengan bentuk tepi koloni entire,tidak terdapat kontaminasi. Bakteri Escherichia coli
pada percobaan ini tidak tumbuh dan tidak ada kontaminasi. Bacillus subitilis memiliki koloni
berwarna putih kental, memiliki bentuk permukaan rhizoid,sedangkan bentuk tepi koloni
undulate dan bentuk koloni dari samping raised, serta tidak terdapat kontaminasi.
Staphylococcus cohnii pada tabung berbeda warna dengan pada di cawan, pada tabung
memiliki warna koloni putih susu sedangkan pada cawan memiliki warna koloni cream
kekuningan dan tidak terdapat kontaminasi. Kapang dan khamir tidak ditemukan kontaminasi
sedangkan 1 jenis bakteri ditemukan kontaminasi. Kontaminasi dapat terjadi karena adanya
kesalahan aseptis dan sterilisasi,serta bisa merambat lewat udara ataupun tubuh kita sendiri.
(Syaiffurisal, 2014).
Keberadaan koloni tunggal disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya perbedaan dalam
mengambil koloni yang akan ditanam pada media. Perbedaan dalam mengaplikasikan teknik
gores pada masing-masing individu, jarum ose yang digunakan apakah terlalu panas dan faktor
lainnya. (Andrew, 2011). Pada saat inkubasi, dilakukan posisi cawan terbalik untuk mencegah
air kondensasi jatuh di atas permukaan sehingga dapat terjadi penyebaran koloni. (Waluyo,
2004).
V. KESIMPULAN
Pada praktikum ini, dapat diketahui teknik-teknik aseptik sebagai berikut: bebas
sterilisasi, sterilisasi secara kering, sterilisasi basah menggunakan uap bertekanan,
diantaranya syndalisasi, pasteurisasi, penyerangan, dan desinfektan. Pembuatan medium
dapat digunakan pada cawan petri ataupun tabung reaksi dengan metode yang berbeda pada
tiap perlakuan. Setelah melakukan pengamatan, sisa bakteri yang hidup dapat dimatikan
dengan pemanasan.
Untuk membiakan mikroorganisme maka diperlukan media yang mengandung
semua zat yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme tersebut seperti,
protein, lemak, mineral dan lain sebagainya.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Andrew. 2011. Pengembangan Media PDA. Jakarta: Jayasentra
Ariyanti, W. 2016. Pertumbuhan Bakteri E.coli dan Bacillus subtilis pada Media
Singkong, Ubi Jalar Putih dan Ubi Jalar Kuning Sebagai Substitusi Media NA.
Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi. Universitas Muhammadiyah.
Jamnicki, H.S., Rozic, M., Vukoje,M., Jukic,M., Galic, A.2018. Safety Evalution of
Deinked Pulp Containing Offset Thermochromic Inka. BioResources 13 (11):
678- 690.
Karimela, J.E., Ijong. F.G., Palawe, J.P & Mandeno, J.A. 2018. Isolation and I
dentification of Staphylococcus Epidermis Bacteria In Pinekuhe Smoked Fish.
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelakutan Vol. 9 No.1: 35-42.
Pelczar, Michael J dan Chan, E. C. S. 2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid I. Jakarta: UI Press
Subaghdja, Rickie, 2010. Sterilisasi dan Pengenalan Alat Mikrobiologi. Yudistira: Bandung
Tortora. 2004. Microbiology an Introduction 8th Edition. 573-574. San Fransisco: Pearson
Education Inc
LAMPIRAN
I. Pertanyaan
1. Sebutkan macam media berdasarkan fungsi dan komposisinya
-Media umum
-Media Selektif
-Media Diferensial
-Media Perkayaan
*Komposisi: Alamiah, Semialamiah, dan Sintetis
3. Apakah fungsi dari bentuk agar miring, agar tegak, dan agar cawan?
-agar miring: menumbuhkan dan menyimpan biakan murni
-agar tegak: menguji gerak bakteri
-agar cawan: isolasi bakteri berkoloni.
II. Perhitungan
Tabel 1 pembuatan media NA dan PDA untuk agar miring
1. Media NA
2. Media PDA
2. Media PDA