Laporan Pembuatan Media Kel 5 Acc
Laporan Pembuatan Media Kel 5 Acc
PEMBUATAN MEDIA
KELOMPOK V (LIMA):
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Percobaan 2
C. Manfaat Percobaan 2
D. Prinsip Percobaan 2
A. Pengertian Medium 3
B. Sterilisasi Medium 5
B. Prosedur Kerja 9
C. Skema Kerja 11
A. Hasil 13
B. Pembahasan 14
C. Uraian Bahan 15
BAB V PENUTUP 16
A. Kesimpulan 16
B. Saran 16
iii
DAFTAR PUSTAKA 17
LAMPIRAN 18
iiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk menelaah mikroorganisme di laboratorium, kita harus dapat
menumbuhkan mereka. Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami
atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh
manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan hal
ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan oleh bakteri dan
juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi
pertumbuhannya.
Mikroorganisme yang kita isolasi harus kita ketahui jenis medium yang
disukai sehingga dapat tumbuh dengan baik pada media. Dalam hal ini medium
ini akan digunakan oleh mikroorganisme sebagai sumber energi untuk
melakukan pertumbuhan dan perkembang biakan maka hendaknya harus sesuai
dengan komposisi bahan medium.Berdasarkan hal tersebut di atas maka
dilakukanlah praktikum ini untuk mempelajari macam-macam medium, cara-
cara pembuatan dari beberapa medium dan sekaligus mengetahui bahan- bahan
yang digunakan serta komposisi juga fungsi dari masing- masing bahan tersebut
dalam membantu pertumbuhan mikroorganisme tersebut. Sehingga nantinya
diharapkan dapat menumbuhkan, mengisolasi dan menguji sifat fisiologi atau
perhitungan mikroorganisme tertentu.
Medium merupakan bahan yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme diatas atau didalamnya. Sebelum menumbuhkan
mikroorganisme, pertama-tama kita harus memahami kebutuhan dasarnya lalu
mencoba memformulasikan suatu medium yang memberikan hasil baik.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan percobaan untuk menambah
pengetahuan tentang cara pembuatan medium dan juga cara mensterilisasikan
medium.
Media adalah suatu substansi yang terdiri dari campuran zat-zat makanan
(nutrisi) yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan jasad renik
1
(mikroorganisme). Media dapat berbentuk padat, cair dan semi padat (semi
solid). Didalam laboratorium mikrobiologi, kultur media sangat penting untuk
isolasi, pengujian sifat-sifat fisik dan biokimia bakteria serta untuk diagnosa
suatu penyakit.
B. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui jenis-jenis dan kegunaan media
2. Untuk mengetahui cara pembuatan media tumbuh mikroorganisme steril yang
baik dan benar.
C. Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis dan kegunaan media
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan media tumbuh mikroorganisme
steril yang baik dan benar.
D. Prinsip Praktikum
Pembuatan media dilakukan dengan melarutkan bahan yang akan digunakan
sebagai media yang dilarutkan dengan aquadest dan disterilkan menggunakan
metode atau teknik uap panas bertekanan.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Medium
Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan
(nutrien) yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan
mikroorganisme. Mikroorganisme juga merupakan mahluk hidup, untuk
memeliharanya dibutuhkan medium yang harus mengandung semua zat yang
diperlukan untuk pertumbuhannya, yaitu antara lain senyawa-senyawa organik
(protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin). Medium digunakan untuk
melihat gerakan dari suatu gerakan mikroorganisme apakah bersifat motil atau
nonmotil, medium ini ditambahkan bahan pemadat 50% (Hadietomo, 1990).
Mikroorganisme dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat dan
dapat pula yang hanya menggunakan bahan-bahan dalam bentuk cairan atau
larutan. Mikroorganisme yang menggunakan makanannya dalam bentuk padat
tergolong tipe holozoik. Mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya
dalam bentuk cairan atau larutan disebut holofitik. Ada beberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya dalam bentuk padatan,
tetapi makanan tersebut sebelumnya harus dicerna, di luar sel dengan bantuan
enzim ekstraseluler (Anonim, 2009).
Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel,
dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang
menghasilkan energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri
dari air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber
mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen. Selain itu, secara umum nutrien
dalam media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting untuk
sintesis biologik oranisme baru (Hadietomo, 1990).
Tiap sel harus mensintesis sendiri konstituen tubuhnya dari zat-zat
sederhana yang ditemukan dalam lingkungannya. Kebanyakan dari zat-zat ini
berupa makanan dalam bentuk suspensi atau larutan yang ditemukan dalam air
laut, sungai, danau, air selokan, atau bahan-bahan organik lain yang mengalami
3
penguraian, dan sebagainya. Sifat kimia dan fisika dari habitat ini menentukan
jenis organisme yang dapat tumbuh atau hidup di lingkungan itu (Irianto, 2006).
Menurut Pelgzar (1996), klasifikasi medium berdasarkan fungsinya
digolongkan menjadi 7 golongan, yaitu:
1. Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan
menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh Nutrient Agar
(NA) untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri, Potato Dextrose Agar
(PDA) untuk menstimulir pertumbuhan fungi.
2. Medium khusus, merupakan medium untuk menentukan tipe pertumbuhan
mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan
kimia tertentu misalnya, medium tetes tebu untuk Saccharomyces
cerevisiae.
3. Media diperkaya (enrichment media), media yang ditambahkan bahan-
bahan tertentu untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang diinginkan.
Hal ini dilakukan untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang
jumlahnya sedikit dalam suatu campuran berbagai mikroba, contoh
Chocolate media dan Yeast-Extract-poptasium Nitrat Agar.
4. Media selektif, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu
yang akan menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan yang
ada dalam suatu spesimen. Inhibitor yang digunakan berupa antibiotik,
garam dan bahan-bahan kimia lainnya.
5. Media diferensial, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan kimia
atau reagensia tertentu yang menyebabkan mikroba yang tumbuh
memperlihatkan perubahan-perubahan spesifik sehingga dapat dibedakan
dengan jenis lainnya.
6. Medium penguji (assay medium), yaitu medium dengan susunan tertentu
yang digunakan untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu dengan bantuan
bakteri misalnya medium untuk menguji vitamin-vitamin, antibiotika dan
lain-lain.
4
7. Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang
digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan, misalnya
medium untuk menghitung jumlah bakteri E.coli air sumur.
Sedangkan Macam-macam Media berdasar sifat fisiknya menurut Zimbro
et al (2009), terbagi menjadi:
1. Media Padat
Media yang digunakan untuk kultur/pertumbuhan bakteri atau mempelajari
koloni bakteri dalam bentuk padat, dapat diletakan di petri disk ataupun
tabung. Media dapat berbentuk padat datar, padat tegak maupun padat
miring.
2. Media cair
Media dalam wujud cair yang digunakan untuk perbenihan/memperkaya
sebelum dikultur pada media padat. Media ini tidak dapat digunakan untuk
mempelajari koloni. Contoh media cair: media kaldu, alkali pepton, 7H9
dan lain-lain.
3. Media semisolid (setengah padat)
Untuk mengetahui pertumbuhan mikroba atau mengetahui motilitas bakteri.
(Zimbro et al. 2009).
B. Sterilisasi Medium
Menurut Fardiaz (1992), sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh
semua jasad renik / mengeliminasi mikroorganisme yang ada dimana tujuannya
adalah untuk memastikan di dalam suatu medium / alat, tidak ada jasad renik
yang dapat berkembang biak. Fungsi utamanya adalah untuk membebaskan alat
maupun bahan (medium) dari mikroorganisme,sedangkan menurut McNeil dan
Harvey (2008), serilisasi juga berperan dalam menjaga kualitas dari komponen
dalam medium. Sterilisasi dapat dicapai dengan paparan yang bersifat lethal
secara fisik atau dengan agen kimia / filtrasi untuk termolabil (Jha dan Ghosh,
2005). Menurut Chalwa (2002), Perlu diperhatikan bahwa penting untuk
5
menjaga udara, permukaan suatu benda maupun lantai serta pneliti / praktikan
yang bekerja bebas dari potensi kontaminasi.
Sterilisasi medium adalah menggunakan sterilisasi uap dimana lebih
efektif dari pada panas kering karena uap akan memenetrasi lebih mudah
kedalam struktur mikrobia dan juga dapat menyusun kembali ikatan hidrogen.
Autoklaf dapat digunakan untuk sterilisai ini dengan panas 121 oC, tekanan 15
lb pada 15-20 menit. Kontaminasi adalah kehadiran mikroorganisme bakteri,
fungi dan alga yang tidak diinginkan dimana bersifat patogen bagi kultur /
medium kultur. Untuk memastikan mikrobia telah tereliiminasi maka perlu
pengecekan rutin dimana pada kultur (medium maupun eksplan), cara
pengecekan dapat menggunakan cara visual (mata telanjang) (Jha dan Ghosh,
2005).
Sebagai langkah pencegahan hadirnya mikroorganisme, medium harus
segera disterilkan segera setelah preparasinya. Namun, penting juga, sebagai
tindakan pencegahan selama handling berikutnya seperti memastikan bahwa
semua meterial yang kntak dengan medium steril harus juga steril (Jha dan
Ghosh, 2005). Kegagalan dalam sterilisasi autoklaf dapat disebabkan karena
belum selesainya penghilangan udara dari autoklaf dimana campuran temperatur
uap pada tekanan yang diberikan adalah lebih rendah dari uap murni. Selain itu
metode packaging yang tidak benar, pemasukan yang kurang hati-hati, maupun
kegagalan / kesalahan dalam pengaturan waktu sterilisasi juga menjadi
penebabnya. Adapun penyebab lain seperti salahnya alat yang disterilisasi
maupun adanya minyak yang kedap air (Ochei dan Kolhatkar, 2000).
Menurut Irianto (2002), Prinsip kerja autoclave adalah proses sterilisasi
dengan panas basah bertekanan dengan suhu 121oC dan tekanan 1 atm selama
15 menit. Hal ini dilakukan agar alat dan bahan yang berada dalam autoklaf
menjadi steril dari mikroorganisme terutama yang bersifat patogen. Menurut
Permatasari dkk. (2013), fungsi dari autoclave digunakan untuk sterilisasi, dari
yang sederhana sampai yang digital (terprogram). Autoclave sederhana
menggunakan sumber uap dari pemanasan air yang dimasukkan ke dalam
6
autoclave. Namun sterilisasi secara terus menerus dengan autoclave tanpa
dilakukan perawatan berkala dengan mengganti air yang menyebabkan
mengendap kalsium sehingga suhu optimum tak tercapai akan menyebabkan
kontaminasi meskipun medium telah disterilisasi dengan autoclave (Jha dan
Ghosh, 2005).
7
BAB III
METODE KERJA
1. Alat
a. Autoklaf
b. Petridish
c. Gelas Ukur
d. Neraca Analitik
e. Sendok Tanduk
f. Kaca Arloji
g. Kompor
h. Batang Pengaduk
i. Aluminium Foil
j. Kapas Steril
k. Kertas dan Kantung Plastik
l. Kertas Label
m. Lampu Bunsen
n. Penjepit
o. Korek Api
2. Bahan
a. NA (Nutrient Agar)
b. PDA (Potato Dextrose Agar)
c. Aquadest
d. Desinfektan
8
B. Prosedur Kerja
1. Pembuatan media Nutrient Agar (NA)
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Dihitung bahan NA yang akan digunakan untuk dibuat menjadi media
tumbuh mikroorganisme.
Perhitungan bahan berdasarkan aturan yang tertera pada kemasan adalah
sejumlah 20 gram/liter atau 20 gram/1000 ml. Maka untuk membuat media
NA dengan volume 200 ml adalah :
20 gram/ 1000 ml x 200 ml = 4 gram
c. Ditimbang NA sesuai dengan hasil perhitungan, yakni sebanyak 4 gram
menggunakan Neraca Analitik.
d. Dipindahkan bahan yang telah ditimbang kedalam Erlenmeyer ukuran 250
ml
e. Dilarutkan bahan Nutrient agar (NA) yang ada di dalam Erlenmeyer
dengan 200 ml aquadest, diaduk hingga homogen
f. Ditutup mulut Erlenmeyer dengan kapas steril yang dibungkus dengan
aluminium foil
g. Larutan NA tersebut dilarutkan lagi dengan dicelupkan didalam aquadest
yang dipanaskan diatas kompor selama15 menit
h. Jika larutan bahan tersebut sudah benar-benar larut, sterilkan larutan
Nutrient agar (NA) menggunakan teknik uap panas diautoklaf selama 15
menit disuhu 121◦C
i. Dikeluarkan media yang telah steril dari autoklaf
j. Jika medianya belum digunakan, dibungkus kembali menggunakan kertas
dan diletakkan didalam refrigator untuk menjaga kesterilan bahan tersebut.
2. Pembuatan media Potato Dextrose Agar (PDA)
a. Disiapkan Alat dan Bahan yang akan digunakan
b. Dihitung bahan PDA yang akan digunakan untuk dibuat menjadi media
tumbuh mikroorganisme.
9
Perhitungan bahan berdasarkan aturan yang tertera pada kemasan adalah
sejumlah 37 gram/liter atau 37 gram/1000 ml. Maka untuk membuat media
PDA dengan volume 200 ml adalah :
37 gram/ 1000 ml x 200 ml = 7,4 gram
c. Ditimbang PDA sesuai dengan hasil perhitungan, yakni sebanyak 7,4 gram
menggunakan Neraca Analitik
d. Dipindahkan bahan yang telah ditimbang kedalam erlemeyer ukuran 300
ml
e. Dilarutkan bahan Potato Dextrose Agar (PDA) yang ada di dalam
Erlenmeyer dengan 200 ml aquadest, diaduk hingga homogen
f. Ditutup mulut Erlenmeyer dengan kapas steril yang dibungkus dengan
aluminium foil
g. Larutan bahan PDA tersebut dilarutkan kembali dengan dicelupkan ke
dalam aquadest yang dipanaskan diatas kompor selama 15 menit
h. Jika larutan bahan tersebut sudah benar-benar larut, sterilkan larutan
Potato Dextrose Agar (PDA) menggunakan teknik uap panas diautoklaf
selama 15 menit di suhu 121◦C
i. Dikeluarkan media yang telah steril dari autoklaf
j. Jika medianya belum diguanakan, dibungkus kembali menggunakan kertas
dan diletakkan didalam refrigator untuk menjaga kestrilan bahan tersebut
10
C. Skema Kerja
11
Pembuatan Media PDA 7,4 gram
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
No Nama Komposisi Kegunaan Keterangan
Media Media
1. NA 4 gram dalam 200 ml Untuk media Warna
pertumbuhan kuning jernih
bakteri
2. PDA 7,4 gram dalam 200 Untuk media Warna
ml pertumbuhan coklat jernih
jamur
Perhitungan Bahan:
a). Media NA :
Perhitungan bahan berdasarkan aturan yang tertera pada kemasan adalah
sejumlah 20 gram/liter atau 20 gram/1000 ml. Maka untuk membuat media
NA dengan volume 200 ml adalah :
20 gram/ 1000 ml x 200 ml = 4 gram
b). Media PDA :
Perhitungan bahan berdasarkan aturan yang tertera pada kemasan adalah
sejumlah 37 gram/liter atau 37 gram/1000 ml. Maka untuk membuat media
PDA dengan volume 200 ml adalah :
37 gram/ 1000 ml x 200 ml = 7,4 gram
B. Pembahasan
Medium merupakan bahan yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme di atas atau di dalamnya, medium tersebut harus memenuhi
13
syarat-syarat, antara lain adalah harus mengandung semua zat hara yang mudah
digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan
permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan
ditumbuhkan, tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroba, harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba
yang di tumbuhkan dapat tumbuh dengan baik (Hadioetomo, 1993). Percobaan
kali ini yaitu pembuatan medium NA dan medium PDA.
NA (nutrient agar) digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri dan
PDA (Potato Dextrose Agar) digunakan untuk menumbuhkan fungi dan bakteri.
Pembuatan medium percobaan ini dengan menggunakan NA (nutrient agar) dan
PDA (Potato Dextrose Agar), dimana dalam pembuatannya terlebih dahulu
dengan cara menimbang masing-masing bahan yang akan digunakan
mengunakan neraca analitik sesuai dengan jumlah yang diperlukan kemudian
memasukkan bahan kedalam erlenmeyer ukuran 250 ml dan 300 ml, dimana
bahan-bahan yang dipakai adalah aquades 200 ml, NA 4 gram dan PDA 7,4
gram setelah itu dihomogenkan bahan dalam masing-masing Erlenmeyer
kemudian dipanaskan dengan cara dicelupkan dalam aquades yang dipanaskan
di atas kompor selama 15 menit. Setelah dipanaskan larutan NA berubah warna
kunig jernih dan larutan PDA menjadi coklat jernih hal ini menandakan larutan
telah homogen. Kemudian dimasukkan kedalam autoklaf dengan mulut
erlenmeyer disumbat dengan kapas dan dilapisi kertas aluminium diluarnya.
Tujuan dari penutupan ini agar meminimalkan kontaminasi dengan
mikroorganisme.
C. Uraian Bahan
1. Agar (Dirjen POM Edisi III, 1979)
Nama Resmi : Agar
14
Nama Lain : Agar-agar
Pemerian : Tidak berbau atau bau lemah, berasa musilago pada lidah
Kelarutan : Tidak larut dalam air dingin, dan larut dalam air mendidih
Kegunaan : Sebagai bahan pemadat medium
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
1. Berdasarkan percobaan yang telah kita lekukan, dapat disimpulkan bahwa
media tumbuh mikroorganisme terbagi atas beberapa jenis. Pembagian
media berdasarkan fungsinya terdiri atas media umum, media khusus, media
diperkaya, media selektif, media diferensial, media penguji, dan media
perhitungan jumlah mikroba. Sedangkan pembagian media berdasarkan
bentuknya terdiri atas media padat, media cair dan media semi padat.
2. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, kita dapat mengetahui cara
pembuatan media Nutrient Agar dan Potato Dextrose Agar yang digunakan
untuk menumbuhkan bakteri dan jamur. Cara pembuatannya yang pertama
adalah menghitung bahan yang akan digunakan sesuai dengan aturan pada
kemasan, kemudian menimbang bahan menggunakan Neraca Analitik sesuai
hasil perhitungan, kemudian melarutkan bahan di dalam Erlenmeyer
menggunakan Aquadest 200 ml dan kemudian dilarutkan juga dengan
dicelupkan ke dalam Aquadest yang dipanaskan di atas kompor selama 15
menit.
B. Saran
Sebaiknya pada saat praktikum praktikan sudah bisa menguasai teknik-teknik
atau cara kerja dari praktikum yang akan dilaksanakan sehingga tidak akan
terjadi kekeliruan yang bisa menghambat jalannya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Permatasari, T., Sumarlan, S., dan Susilo, B. 2013. Uji Pembuatan Marning Jagung
dengan Menggunakan Autoclaf. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan
Biosistem 1(1):69-75.
LAMPIRAN
17
2). Proses penimbangan bahan PDA sebanyak 7,4 gram
3). Proses melarutkan masing masing bahan dengan Aquadest sebanyak 200 ml
18
5). Proses pembuatan Media menggunakan Cawan Petri
19