Anda di halaman 1dari 3

SESI TANYA JAWAB PERKEMBANGAN EMOSI

Kelompok 5

1. Pertanyaan : Nur elisa rambe (kel 1)


Keluarga adalah lingkungan sosial yang pertama dikenal anak sejak lahir
Bagaimna keluarga bisa berpengaruh dalam perkembangan emosi anak?

Jawaban : Azzahra Siregar


Tentu saja keluarga sangatlah berpengaruh dalam perkembangan emosi anak.lingkungan
keluarga seperti hubungan antara ibu dan anak menjadi bagian yang menentukan
kemampuan anak untuk meregulasi emosinya. Kemampuan untuk meregulasi emosi ini
di masa perkembangan anak yang selanjutnya akan mempengaruhi kemampuan anak
mengontrol kecemasan diri dan kemampuan hubungan sosial anak2.Selain itu,
keharmonisan di dalam lingkungan keluarga terutama di dalam rumah (sebagai tempat
interaksi sehari hari anak berlangsung) menjadi faktor utama dalam perkembangan emosi
anak. Anak yang sering mendengar orang tuanya bertengkar akan sering mengalami
kesulitan dalam interaksi bermainnya sehari-hari. Sebaliknya, anak yang berada di
lingkungan orang tua yang harmonis dan suportif cenderung mengabaikan hal-hal negatif
di sekitarnya dan lebih mudah bereaksi dengan hal-hal yang lebih positif.

2. Pertanyaan : Rabiatul Adawiyah (kel 2)


Bagaimana cara untuk mengendalikan emosi dengan baik?

Jawaban : Miranda N Zahwa


Untuk mengatasi cara mengendalikan emosi dengan baik yaitu dengan dengan
1.Tenangkan diri,dengan menenangkan diri kita lebih bisa rileks agar pikiran kita lebih
jernih.
2.Berpikir dan bersikap lebih positip,dengan ini kita lebih bisa sadar dan bersikap lebih
positif dalam merespons segala sesuatu.
3. Hindari langsung meluapkan reaksi buruk,seperti Berteriak, memaki, menangis, menjerit,
bahkan menghancurkan benda yang ada di sekitar, sering kali dipilih sebagai bentuk luapan emosi
yang sudah tidak dapat terbendung. Namun alangkah baiknya bila Anda memikirkan matang-
matang konsekuensi apa yang akan Anda terima dari perilaku ini.
4. Lakukan aktivitas yang menyenangkan,dengan melakukan aktivitas yang
menyenangkan dapat membawa pengaruh positif bagi hidup Anda, misalnya:
 Berolahraga. Kegiatan ini tidak hanya menyenangkan, namun juga merupakan
sarana untuk mengelola stres. Yoga, tai chi, dan aerobik merupakan beberapa
contoh latihan fisik yang baik bagi kesehatan mental.
 Menjaga komunikasi dengan orang-orang terdekat Anda, seperti keluarga,
sahabat, atau tetangga, yang bisa membuat Anda nyaman. Keluarga dan sahabat
bisa menjadi tempat berbagi ketika Anda sedang menghadapi kesulitan atau
permasalahan yang berat.
 Memberikan senyum, waktu, atau bantuan untuk orang lain. Semua hal ini dapat
membawa pengaruh positif bagi diri Anda dan juga orang lain. Cobalah untuk
 mengikuti program bakti sosial, menjadi relawan, atau mendonorkan darah.

3. Pertanyaan : Jessica Destaria (kel 3)


Apa akibat yg terjadi bila seorang anak/remaja tidak bisa mengontrol rasa emosinya?

Jawaban : Vanya Ulfia


1. Masalah dalam bergaul
Saat marah tak terkontrol, seringkali refleks tindakan yang kasar. Dalam
hubungan pertemanan, hal seperti ini tentu akan membuat orang lain malas bergaul
dengan anak tersebut.
2. Kehilangan kontrol diri
Dalam jangka panjang, kebiasaan marah-marah tanpa terkendali juga bisa
memengaruhi kontrol diri. Perasaan hati mungkin terasa baik dalam beberapa waktu
setelah marah, tapi setelah itu akan ada rasa menyesal.
3. Prestasi menurun
Saat marah, anak biasanya akan merasa tidak tenang. Akibatnya, di sekolah
prestasinya bisa menurun karena sulit konsentrasi dan fokus saat belajar.
4. Jadi mudah lelah
Setiap luapan kemarahan meningkat, sebagian besar energi vital kita terkuras.
Termasuk pada anak-anak yang energinya sedang banyak.Setelah berteriak dan marah-
marah tak terkendali, anak biasanya akan menjadi kelelahan. Mengurung diri di kamar
pun kemudian menjadi pilihan yang dilakukan oleh anak.
5. Menyakiti orang lain
Ketika marah, anak bisa saja memukul temannya atau melempar barang-barang.
Setelah selesai bertengkar, rasanya butuh waktu lebih lama untuk memulihkan harga
dirinya.

4. Pertanyaan : Paskah Veronica (kel 4)


Bagaimana cara mengatasi anak yang tingkat emosinya meningkat?

Jawaban : Putri Lasmida


Usia3-5:
Ketika anak mulai emosi, siapkan gelembung tiupnya, saran psikolog Edward
Christophersen. Meniup gelembung membutuhkan napas panjang dan lembut, sehingga
membantu menenangkan emosi yang berantakan.
Latihlah dengan anak sedikitnya satu menit sehari selama beberapa minggu. Saat
amukannya memuncak, diam-diam letakkan botol gelembung dan tunjukkan cara meniup
balon imajiner agar ia dapat menggunakan teknik ini di mana saja.

Usia6-8:
Anak-anak usia ini dapat mulai menggunakan teknik "pemindahan pikiran" untuk
mencegah ledakan agresif, kata Claudia Glaze dari Second Step. Pertama, bantu anak
mengidentifikasi pemicu emosinya. Seperti ketika seseorang mendorongnya atau
memanggilnya dengan nama yang tidak baik. Kemudian latih anak meredakan pemicu
dengan menarik napas panjang dan menggunakan "self-talk" yang menenangkan,
misalnya, "Saya bisa menangani ini" atau "Santai saja".Bermain peran juga bermanfaat.
Misalnya bantu anak mengungkap perasaannya seperti "Itu bolaku. Tolong kembalikan".
Usia9-12:
Bantu anak terbiasa berpikir sebelum ia bertindak atas emosinya. Lakukan dengan
pertanyaan terbuka yang mendorongkan untuk menyelesaikan masalah. Misalnya, saat
anak Anda bertengkar dengan seorang teman, tunggulah sampai dia tenang.
Kemudian tanyakan: "Tidak apa-apa untuk merasa marah, tetapi apa yang terjadi setelah
Anda menunjukkan emosi itu? Apa yang dapat Anda lakukan untuk menyelesaikan
masalah ini? Apa yang bisa Anda lakukan jika itu terjadi lagi?"

5. Pertanyaan : Carlina Simanulang (kel 6)


Menurut anda, apakah perkembangan emosi dapat memengaruhi pergaulan sosial?

Jawaban : Arpin Pakpahan


Menurut saya tidak , perkembangan emosi tidak dapat mempengaruhi pergaulan sosial
anak. Sebaliknya, menurut saya pergaulan sosial yang dapat mempengaruhi
perkembangan emosi sang anak.
Jika anak berada dalam lingkungan pergaulan yg buruk maka sang anak akan
terpengaruhi dengan pergaulan sosial yang buruk itu ,lalu akubatnya perkembangan
emosi anak tidak akan berkembang dengan baik dan karakter emosi sang anak bisa
menjadi pemarah dan biasanya anak akan sulit dikontrol atau diatur oleh orang tuanya.
Akan tetapi jika sang anak berada dalam lingkungan pergaulan sosial yang baik, maka
perkembangan emosi anak akan stabil dan emosi anak menjadi jauh lebih stabil,
akibatnya sang anak bisa lebih gampang diatur oleh orang tua mereka.

Anda mungkin juga menyukai