Anda di halaman 1dari 21

CRITICAL BOOK REPORT

MEDIA PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu :
Dra. Effi Aswita Lubis, M.Pd., M.Si
Rini Herliani, SE., M.Si., Ak

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
1. Fitri An Nisa (7193142017)
2. Mega Sari Gulo (7191142008)
3. Suhairo Nasuha Sitorus(7193342027)
4. Gabriel Philip Naibaho (7193142007)

PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami sangat berharap hasil Critical Book
Report ini dapat berguna bagi semua orang.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam hasil ini terdapat kekurangan.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan Critical Book
Report yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga hasil Critical Book Report sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang lain. sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan hasil Critical Book Report ini diwaktu yang akan datang.

Medan, 08 Oktober 2021

Kelompok 9

DAFTAR ISI

i
Contents
KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

1.1. Rasionalisasi Penulisan CBR......................................................................................1

1.2. Manfaat Penulisan CBR..............................................................................................1

1.3. Tujuan Penulisan CBR................................................................................................1

1.4. Identitas Buku..............................................................................................................1

BAB II........................................................................................................................................3

RINGKASAN ISI BUKU..........................................................................................................3

2.1. BUKU 1.......................................................................................................................3

2.2. BUKU 2.......................................................................................................................9

BAB III.....................................................................................................................................16

PEMBAHASAN......................................................................................................................16

3.1. Kelebihan Buku.........................................................................................................16

3.2. Kekurangan Buku......................................................................................................16

BAB IV....................................................................................................................................17

PENUTUP................................................................................................................................17

4.1. Kesimpulan................................................................................................................17

DAFTAR REFERENSI........................................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Rasionalisasi Penulisan CBR


Melakukan Critical Book Report pada suatu buku sangat penting untuk dilakukan,
dari kegiatan ini lah kita dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu buku.
Dengan mengkritik buku kita dapat memahami bacaan dengan lebih mendalam.
Kemampuan beripikir analitis kita akan lebih terasah dengan mengkritik sebuah buku
dan melatih kemampuan menyampaikan pendapat secara sistematis.

1.2. Manfaat Penulisan CBR


Adapun tujuan penulisan CBR ini yaitu :
1. Untuk penyelesaian tugas mata kuliah Media Pembelajaran
2. Mengulas isi buku
3. Meningkatkan pola pikir agar berpikir kritis
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan sebuah buku

1.3. Tujuan Penulisan CBR


Adapun manfaat CBR yaitu :
1. Melatih kemampuan menulis dan mengkritisi suatu buku
2. Menumbuhkan pola piker kreatif dalam membandingkan suatu buku
3. Menambah wawasan dan kajian tentang Media Pembelajaran dari buku yang
dikritisi

1.4. Identitas Buku


 BUKU 1

Judul Buku : Media dan Model – Model Pembelajaran Inovatif


Pengarang : Sutirman, M.Pd.
Penerbit : Graha Ilmu
Tahun Terbit : 2013
Kota Penerbit : Yogyakarta

1
 BUKU 2

Judul Buku : Pengembangan Media Pembelajaran


Pengarang : Dr. Sukiman, M.Pd.
Penerbit : PEDAGOGIA
Tahun Terbit : 2012
Kota Terbit : Yogyakarta

2
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

2.1. BUKU 1
BAB II Media Dan Model Pembelajaran
a. Media pembelajaran
1) Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah,
perantara, atau pengantar. Association of Education and Communication
Technology (AECT) memberikan definisi media sebagai sistem transmisi
(bahan dan peralatan) yang tersedia untuk menyampaikan pesan tertentu (1986:
43). Pendapat lain dikemukakan oleh Suranto (2005: 18) bahwa media adalah
suatu sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari seorang
komunikator kepada komunikan. Sedangkan Trini Prastati (2005:3) memberi
makna media sebagai apa saja yang dapat menyalurkan informasi dari sumber
informasi ke penerima informasi. Heinich (1996:8) dan kawan-kawan
mengartikan media sebagai perantara yang mengantar informasi dari sumber
kepada penerima. Dengan demikian televisi, film, foto, radio, rekaman audio,
gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah
tergolong media. Apabila media tersebut membawa pesan-pesan atau informasi
yang mengandung maksud dan tujuan pengajaran maka media itu disebut media
pembelajaran. Secara lebih khusus Briggs dalam Trini Prastati (2005:4)
mengatakan media sebagai sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi
pembelajaran. Sarana fisik tersebut dapat berupa buku, tape rekorder, kaset,
kamera video, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.
Sependapat dengan pendapat di atas, Wang Qiyun & Cheung Wing Sum
(2003:217), menyatakan bahwa dalam konteks pendidikan, media biasa disebut
sebagai fasilitas pembelajaran yang membawa pesan kepada pembelajar. Media
dapat dikatakan pula sebagai bentukbentuk komunikasi baik tercetak maupun
audio visual dan peralatannya, sehingga media dapat dimanipulasi, dilihat,
dibaca, dan didengar. Dengan demikian media pembelajaran dapat dikatakan
sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis, yang dapat digunakan
untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau

3
verbal. Media merupakan komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang
siswa untuk belajar.
2) Macam – macam Media Pembelajaran
Schramm (1977:21) membedakan media menurut jumlah audiens yang
dilayaninya menjadi: massal, klasikal, dan individual. Yang termasuk media
untuk massal antara lain televisi, radio, dan internet. Media untuk klasikal
adalah OHP, papan tulis, slide, videotape, poster, foto, dan lain-lain. Sedangkan
media yang bersifat individual dapat berupa hand out, telepon, dan Computer
Assisted Instruction (CAI). Heinich (1996:8) menjabarkan media pembelajaran
dalam bukunya meliputi: nonprojected media, projected media, audiomedia,
motionmedia, computer mediated instruction, computer based multimedia and
hypermedia, media radio and television. Nonprojected media berupa
photographs, diagrams, displays, dan models. Projectedmedia terdiri dari slides,
filmstrips, overhead transparencies, dan computer projection. Audiomedia
berupa cassettes dan compact discs, sedangkan motionmedia berupa video dan
film. Azhar Arsyad (2007:29) mengelompokkan meda pembelajaran menjadi
empat kelompok, yaitu media hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audio
visual, media hasil teknologi komputer, dan media hasil gabungan teknologi
cetak dan computer. Sedangkan media dengan teknologi mutakhir dibedakan
menjadi: (a) media berbasis telekomunikasi diantaranya adalah telekonfrence
dan distance learning; (b) media berbasis mikroprosesor terdiri dari CAI
(Computer Assisted Instruction), Games, Hypermedia, CD (Compact Disc), dan
Pembelajaran Berbasis Web (Web Based Learning). Penggolongan media yang
lebih aktual dikemukakan oleh Lee & Owen (2004:55) dengan delapan tipe
media pengiriman. Kedelapan media tersebut adalah instructor-led, computer-
based, distance broadcast, web-based, performance support systems (PSS), dan
electronic performance support systems (EPSS). Berdasarkan macam-macam
media tersebut di atas, menunjukkan bahwa media pembelajaran senantiasa
mengalami perkembangan seiring kemajuan ilmu dan teknologi. Perkembangan
media pembelajaran juga mengikuti tuntutan dan kebutuhan pembelajaran,
sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

4
3) Fungsi dan manfaat Media Pembelajaran
Levie & Lents sebagaimana dikutip oleh Azhar Arsyad (2007:16)
mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual,
yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris.
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan
perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan
dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
Media gambar atau animasi yang diproyeksikan melalui LCD (Liquid Crystal
Display) dapat memfokuskan dan mengarahkan perhatian mereka kepada
pelajaran yang akan mereka terima. Hal ini berpengaruh terhadap penguasaan
materi pelajaran yang lebih baik oleh siswa. Fungsi afektif media visual dapat
terlihat dari tingkat keterlibatan emosi dan sikap siswa pada saat menyimak
tayangan materi pelajaran yang disertai dengan visualisasi. Misalnya, tayangan
video gambar simulasi kegiatan pengelolaan arsip, video penggunaan mesin-
mesin kantor, dan sejenisnya. Fungsi kognitif media visual terlihat dari kajian-
kajian ilmiah yang mengemukakan bahwa lambang visual atau gambar
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi
atau pesan yang terkandung dalam gambar. Sedangkan fungsi kompensatoris
dari media pembelajaran dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa media visual
membantu pemahaman dan ingatan isi materi bagi siswa yang lemah dalam
membaca. Secara lebih khusus, Kemp & Dayton (1985:3) sebagaimana dikutip
Tini Prastini mengidentifikasi delapan manfaat media dalam pembelajaran,
yaitu: (1) penyampaian perkuliahan menjadi lebih baku, (2) pembelajaran
cenderung menjadi lebih menarik, (3) pembelajaran menjadi lebih interaktif, (4)
lama waktu pembelajaran dapat dikurangi, (5) kualitas hasil belajar siswa lebih
meningkat, (6) pembelajaran dapat berlangsung di mana dan kapan saja, (7)
sikap positif siswa terhadap materi belajar dan proses belajar dapat
ditingkatkan, (8) peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif.
4) Pemilihan dan pemanfaatan Media
Heinich dkk. (1996:34) mengembangkan model perencanaan penggunaan
media yang efektif dalam pembelajaran. Model itu disebut dengan istilah
ASSURE (ASSURE models). Model ASSURE ini dikembangkan dengan enam
langkah yang meliputi analisis siswa, menetapkan tujuan pembelajaran,
memilih metode, media dan bahan, menggunakan media dan bahan, melibatkan
5
siswa, serta evaluasi dan revisi. Berdasarkan model yang kembangkan oleh
Heinich dan kawan-kawan tersebut maka sebelum menggunakan media dalam
pembelajaran guru seyogyanya melakukan analisis siswa untuk mengetahui
kemampuan awal siswa dan tipe belajarnya. Selanjutnya guru menetapkan
tujuan pembelajaran yang berupa kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa
setelah proses pembelajaran. Langkah selanjutnya adalah menentukan metode
yang cocok, memilih format media yang sesuai dengan bahan yang akan
diajarkan. Penggunaan media hendaknya mendorong keterlibatan siswa dalam
aktivitas pembelajaran. ASSURE model yang dikembangkan oleh Heinich dkk
tersebut dapat digunakan oleh para pengajar sebagai rujukan dalam menentukan
langkah-langkah pemanfaatan media pembelajaran. Dengan langkah-langkah
yang terencana dan sistematis diharapkan dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran.
b. Multimedia pembelajaran
1) Pengertian multimedia pembelajaran
Rosch menyatakan bahwa multimedia adalah kombinasi dari komputer dan
video. Sementara Mc. Cormick mendefinisikan multimedia sebagai kombinasi
dari tiga elemen, yaitu suara, gambar, dan teks. Robin & Linda mengartikan
multimedia sebagai alat yang dapat menciptkakan presentasi yang dinamis dan
interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, auido, dan gambar
video (Suyanto, 2003:5). Ade Cahyana dan Devi Munandar (2008) memberikan
definisi teknologi multimedia sebagai perpaduan dari teknologi komputer baik
perangkat keras maupun perangkat lunak dengan teknologi elektronik. Menurut
keduanya sekarang ini perkembangan serta pemanfaatan teknologi multimedia
banyak digunakan hampir di seluruh aspek kegiatan. Dalam buku yang berjudul
”The Developers Handbook to Interaktive Multimedia”, Rob Philip (1997: 8)
menjelaskan : The term ‘multimedia’ is a catch-all phrase to describe the new
wave of computer software that primarily deals with the provisions of
information. The ’multimedia’ component is characterized by the presence of
text, picture, sound, animation and video; some or all wich are organized into
some coherence program. The ‘interactive’ component refers to the process of
empowering the user to control the environment usually by a computer.

6
2) Komponen Multimedia pembelajaran
Hofstetter sebagaimana dikutip oleh Suyanto (2003: 52) menyatakan bahwa
terdapat empat komponen penting dalam multimedia. Empat komponen tersebut
adalah: (a) komputer, yang berfungsi untuk mengkoordinasikan apa yang dilihat
dan didengar, serta berinteraksi dengan user; (b) link, yang menghubungkan
user dengan informasi yang ada dalam program multimedia; (c) alat navigasi,
yang berguna untuk memandu user dalam menjelajah informsi; (d) ruang untuk
mengumpulkan, memproses, dan mengkomunikasikan gagasan user.
3) Jenis – jenis multimedia berbasis computer
Berdasarkan tingkat interaktivitasnya, multimedia dibedakan menjadi
multimedia interaktif tingkat operator dan multimedia interaktif tingkat kreator.
Interaksi yang terjadi pada tingkat operator, pengguna hanya bisa memilih atau
menentukan menu-menu atau perintah yang tersedia. Sedangkan pada
multimedia interaktif tingkat kreator, pengguna dapat memanfaatkan program
untuk berkreasi sesuai dengan materi yang ada di dalamnya (Wang Qiyun &
Cheung Wing Sum, 2003: 218). Berdasarkan bentuk program pembelajaran
yang dikembangkan, multimedia interaktif dibedakan menjadi: (a) drill and
practice; (b) tutorial; (c) simulation; (d) game; dan (e) problem solving
(Heinich: 1996:9). Muirhead (2001), mendefinisikan interaktif sebagai
komunikasi, partisipasi, dan umpan balik yang membantu siswa dan guru untuk
berinteraksi secara aktif. Multimedia pembelajaran hendaknya memiliki tingkat
interaktivitas yang tinggi, agar proses pembelajaran mandiri berlangsung
dinamis. Berkaitan dengan jenis multimedia, program multimedia yang akan
dikembangkan oleh peneliti adalah multimedia interkatif yang bersifat on line,
dan dari segi bentuknya berupa multimedia yang berisi tutorial dan problem
solving.
4) Prinsip pengembangan multimedia pembelajaran
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan media
pembelajaran meliputi: prinsip kesiapan dan motivasi, penggunaan alat pemusat
perhatian, pengulangan, partisipasi aktif siswa, dan umpan balik. Prinsip
kesiapan dan motivasi menekankan bahwa kesiapan dan motivasi siswa untuk
menerima informasi pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
proses belajar mengajar. Kesiapan siswa mencakup kesiapan pengetahuan
prasyarat, kesiapan mental, dan kesiapan fisik. Motivasi merupakan dorongan
7
untuk melakukan atau mengikuti kegiatan belajar. Motivasi tersebut dapat
berasal dari dalam diri maupun dari luar diri siswa (Abdul Gafur, 2007: 20)
5) Prosedur pengembangan multimedia pembelajaran
William W Lee (2004: 161) dalam bukunya Multimedia Based Instructinal
Design menguraikan lima tahap prosedur pengembangan media yang meliputi
analysis, design, development, implementation, dan evaluation. a) Analysis
Sebelum mengembangkan media, terlebih dahulu harus dilakukan analisis
kebutuhan. Analisis kebutuhan dapat dilakukan dengan cara observasi lapangan
atau melalui kajian pustaka. b) Design Tahap desain mencakup desain
pembelajaran dan desain produk media. Tahap desain pembelajaran meliputi
komponen: identitas, standar kompetensi dan kompetensi dasar, materi pokok,
strategi pembelajaran, rancangan evaluasi, dan sumber bahan. Sedangkan desain
produk media mencakup elemen: struktur diagram alir, storyboard, dan elemen
gambar atau animasi. c) Development Tahap ini adalah tahapan produksi media
sesuai dengan desain yang direncanakan. Pada tahap ini dilakukan assembling
(perakitan) berbagai elemen media yang diperlukan menjadi satu kesatuan
media utuh yang siap digunakan. d) Evaluation Evaluasi terhadap media
pembelajaran dilakukan dengan dengan cara validasi oleh ahli materi dan ahli
media, untuk mengetahui kualitas media yang telah dihasilkan. Selain dengan
validasi ahli, evaluasi juga dilakukan dalam bentuk ujicoba oleh pengguna.
Ujicoba media dilakukan dengan tiga tahap, yaitu ujicoba perorangan, ujicoba
kelompok kecil, dan ujicoba lapangan.
c. Model pembelajaran
Model pembelajaran adalah rangkaian dari pendekatan, strategi, metode, teknik,
dan taktik pembelajaran. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas
oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai
dari penerapan suatu pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Joyce (2011:31) mengetengahkan empat
kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model pengajaran memproses informasi;
(2) model pengajaran sosial; (3) model pengajaran personal; dan (4) model
pengajaran sistem perilaku. Kelompok model memproses informasi
menitikberatkan pada cara meningkatkan dorongan alamiah manusia untuk
membentuk makna tentang dunia dengan memperoleh dan mengolah data,
8
merasakan masalah dan menghasilkan solusi yang tepat, serta mengembangkan
konsep dan bahasa untuk mensosialisasikan solusi tersebut. Model-model
pembelajaran yang termasuk kelompok model memproses informasi adalah: 1)
berfikir induktif; 2) penemuan konsep; 3) model induktif kata-bergambar; 4)
penelitian ilmiah; 5) mnemonik; 6) sinektik; dan 7) advance organizer. Kelompok
model pengajaran sosial terdiri dari: 1) mitra belajar; 2) investigasi kelompok; 3)
bermain peran; dan 4) penelitian hukum. Kelompok pengajaran personal meliputi:
1) non directive teaching dan 2) enhancing self concept through achievement.
Kelompok model sistem perilaku terdiri dari: 1) mastery learning; 2) direct
instruction; dan 3) simulation. Selain kelompok model yang dikembangkan oleh
Bruce Joyce di atas, dalam dunia pendidikan dikenal berbagai macam model
pembelajaran, antara lain: cooperative learning, problem based learning, project
based learning, work based learning, web based learning, dan lain-lain.

2.2. BUKU 2
BAB II Konsep Dasar Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
AECT (Association of Education and Communication Technology) memberi
batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi. Adapun National Education Association
(NEA) mengartikan media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan;
dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan
untuk kegiatan tersebut (Koyo K., dkk, 1985: 42). Fleming menyebut media dengan
istilah mediator yang diartikan sebagai penyebab atau alat yang turut campur tangan
dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator media
menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara
dua pihak utama dalam proses belajar-peserta didik dan isi pelajaran. Di samping
itu, mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem
pembelajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada
peralatan paling canggih, dapat disebut media. Ringkasnya, media adalah alat yang
menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran (Azhar Arsyad, 1996:
4). Sementara itu, menurut Anderson, media pembelajaran adalah media yang
memungkinkan terwujudnya hubungan langsung antara karya seseorang

9
pengembang mata pelajaran dengan para siswa. Secara umum wajarlah bila peranan
guru yang menggunakan media pembelajaran sangatlah berbeda dari peranan
seorang guru “biasa” (Ronald H. Anderson, 1987: 21).
Menurut Azhar Arsyad (2003: 6) media pendidikan memiliki ciri-ciri umum
sebagai berikut:
a. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai
hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar,
atau diraba dengan pancaindera.
b. Media pendidikan memiliki pengertian nonfi sik yang dikenal sebagai
software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam
perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada peserta
didik.
c. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.
d. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di
dalam maupun di luar kelas.
e. Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan
peserta didik dalam proses pembelajaran.
f. Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya: radio, televisi),
kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: fi lm, slide, video, OHP), atau
perorangan (misalnya: modul, komputer, radio tape/kaset, video recorder).
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara
efektif.
b. Landasan Teori
Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan
teori penggunaan media dalam proses belajar adalah Dale’s Cone of Experience
(Kerucut Pengalaman Dale). Kerucut ini merupakan elaborasi yang rinci dari
konsep tiga tingkatan pengalaman yang dikemukakan oleh Bruner sebagaimana
diuraikan sebelumnya. Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman
langsung (konkret), kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang
kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak). Semakin
10
ke atas di puncak kerucut semakin abstrak media penyampai pesan itu. Perlu dicatat
bahwa urut-urutan ini tidak berarti proses belajar dan interaksi mengajar belajar
harus selalu dimulai dari pengalaman langsung, tetapi dimulai dengan jenis
pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok
peserta didik yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajamya.
Dasar pengembangan kerucut di atas bukanlah tingkat kesulitan, melainkan
tingkat keabstrakan jumlah jenis indera yang turut serta selama penerimaan isi
pengajaran atau pesan. Pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh
dan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam
pengalaman itu, oleh karena ia melibatkan indera penglihatan, pendengaran,
perasaan, penciuman, dan peraba. Ini dikenal dengan learning by doing misalnya
keikutsertaan dalam kegiatan pengelolaan zakat, penyembelihan hewan kurban,
shalat berjamaah, dan lain-lain. Pengalamanpengalaman tersebut memberikan
dampak langsung terhadap pemerolehan dan pertumbuhan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap peserta didik.
c. Ciri-Ciri, Fungsi, dan Kegunaan Media Pembelajaran
Gerlach & Ely mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk
mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang
mungkin guru tidak mampu (atau kurang efi sien) melakukannya (Azhar Arsyad,
2005: 12). Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:
1) Ciri Fiksatif (Fixative Property) Ciri ini menggambarkan kemampuan media
merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa
atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali
dengan media seperti fotografi , video tape, audio tape, disket komputer, dan
film.
2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property) Transformasi suatu kejadian atau
objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang
memakan waktu berhari-hari atau bahkan berbulanbulan dapat disajikan
kepada peserta didik dalam waktu yang lebih singkat lima sampai sepuluh
menit. Misalnya, bagaimana proses pelaksanaan ibadah haji dapat direkam
dan diperpendek prosesnya menjadi lima sampai sepuluh menit, demikian
pula proses kejadian manusia mulai dari pertemuan sel telur dengan sperma
hingga lahir menjadi seorang bayi.

11
3) Ciri Distributif (Distributive Property) Ciri distributif dari media
memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang,
dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar
peserta didik dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai
kejadian itu. Dewasa ini, distribusi media tidak hanya terbatas pada satu
kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah
tertentu, tetapi juga media itu misalnya rekaman video, audio, disket
komputer dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan
saja, sehingga media tersebut dapat digunakan untuk banyak kelompok di
tempat yang berbeda dalam waktu yang sama.
Kegiatan pembelajaran melibatkan berbagai komponen. Salah satunya yang
tidak kalah penting adalah komponen media. Media memiliki fungsi dan kegunaan
yang sangat penting untuk membantu kelancaran proses pembelajaran dan
efektivitas pencapaian hasil belajar.
1) Fungsi Media Pembelajaran Menurut Levie dan Lentz (Azhar
Arsyad, 2005: 16), khususnya media visual, mengemukakan bahwa
media pendidikan memiliki empat fungsi yaitu: fungsi atensi, fungsi
afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Fungsi atensi
media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan
perhatian peserta didik untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran
yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau
menyertai teks materi pelajaran. Sering kali pada awal pelajaran
peserta didik tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata
pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi
oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan. Media gambar
khususnya gambar yang diproyeksikan melalui overhead projector
(OHP) dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka
kepada pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian,
kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran
semakin besar.
2) Kegunaan Media Pembelajaran Berbagai kegunaan atau manfaat
media pembelajaran telah dibahas oleh banyak ahli. Arief S.
Sadiman, dkk. (2005: 17- 18) menyampaikan kegunaan-kegunaan
media pendidikan secara umum sebagai berikut:
12
a) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual.
b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, seperti:
(1) Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan
langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto,
slide, realita, fi lm, radio, atau model.
(2) Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh
indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, fi lm,
slide, atau gambar.
(3) Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali
dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman
video, fi lm, foto, slide di samping secara verbal.
(4) Objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah
dapat ditampilkan melalui fi lm, gambar, slide, atau simulasi
komputer.
(5) Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat
disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan
video.
(6) Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau
proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti
proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan
dengan teknik-teknik rekaman seperti time-lapse untuk fi
lm, video, slide, atau simulasi komputer.
c) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal media pendidikan
berguna untuk meningkatkan kegairahan belajar;
memungkinkan peserta didik belajar sendiri berdasarkan minat
dan kemampuannya; dan memungkinkan interaksi yang lebih
langsung antara peserta didik dengan lingkungan dan
kenyataan.
d) Memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan peng
alaman dan persepsi peserta didik terhadap isi pelajaran.
e) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman
kepada peserta didik tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan
mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung
13
dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui
karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun
binatang.
d. Jenis-jenis dan Pengelompokkan Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan komponen pembelajaran yang meliputi bahan
dan peralatan. Dengan masuknya berbagai pengaruh ke dalam dunia pendidikan
(misalnya teori/konsep baru dan teknologi), media pembelajaran terus mengalami
perkembangan dan tampil dalam berbagai jenis dan format, dengan masing-masing
ciri dan kemampuannya sendiri.
Usaha-usaha ke arah taksonomi media tersebut telah dilakukan oleh beberapa
ahli. Rudy Bretz, mengklasifi kasikan media berdasarkan unsur pokoknya yaitu
suara, visual (berupa gambar, garis, dan simbol), dan gerak. Di samping itu juga,
Bretz membedakan antara media siar (telecommunication) dan media rekam
(recording). Dengan demikian, media menurut taksonomi Bretz dikelompokkan
menjasi 8 kategori: a) media audio visual gerak, b) media audio visual diam, c)
media audio semi gerak, d) media visual gerak, e) media visual diam, f) media semi
gerak, g) media audio, dan h) media cetak.
Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka media pembelajaran pun
mengalami perkembangan melalui pemanfaatan teknologi itu sendiri. Berdasarkan
perkembangan teknologi tersebut, Azhar Arsyad (2002) mengklasifi kasikan media
atas empat kelompok: 1) media hasil teknologi cetak, 2) media hasil teknologi
audio-visual, 3) media hasil teknologi berbasis komputer, dan 4) media hasil
gabungan teknologi cetak dan komputer. Seels dan Glasgow (Arsyad, 2002)
membagi media ke dalam dua kelompok besar, yaitu: media tradisional dan media
teknologi mutakhir. Pilihan media tradisional berupa media visual diam tak
diproyeksikan dan yang diproyeksikan, audio, penyajian multimedia, visual dinamis
yang diproyeksikan, media cetak, permainan, dan media realia. Adapun pilihan
media teknologi mutakhir berupa media berbasis telekomunikasi (misal
teleconference) dan media berbasis mikroprosesor (misal: permainan komputer dan
hypermedia).
e. Kriteria Dasar dan Model Pemilihan Media Pembelajaran
Peserta didik mesti telah pernah dibantu untuk mengenali atau menemukan
generalisasi (konsep, prinsip, atau kaidah) yang berkaitan dengan tugas. Kemudian
peserta didik diberi kesempatan untuk bernalar dan memutuskan dengan
14
menerapkan generalisasi atau prosedur terhadap berbagai masalah atau tugas baru.
Ditambahkan oleh Nana Sudjana dan Ahmad Rifai (1997: 4-5) bahwa dalam
memilih media sebaiknya guru mempertimbangkan kriteria-kriteria sebagai berikut:
a. Ketepatannya dengan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai. Media dipilih
berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan yang secara umum
mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Tujuan/kompetensi ini dapat
digambarkan dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan/dipertunjukkan
oleh peserta didik, seperti menghafal, melakukan kegiatan yang
melibatkan kegiatan fisik atau pemakaian prinsip-prinsip seperti sebab dan
akibat, melakukan tugas yang melibatkan pemahaman konsep-konsep atau
hubungan-hubungan perubahan, dan mengerjakan tugas-tugas yang
melibatkan pemikiran pada tingkatan lebih tinggi.
b. Ketepatan untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,
prinsip, atau generalisasi. Media yang berbeda, misalnya film dan grafik
memerlukan simbol dan kode yang berbeda, dan oleh karena itu
memerlukan proses dan keterampilan mental yang berbeda untuk
memahaminya. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara efektif,
media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan
kemampuan mental peserta didik. Televisi, misalnya, tepat untuk
mempertunjukkan proses dan transformasi yang memerlukan manipulasi
ruang dan waktu.
c. Keterampilan guru dalam menggunakannya. Ini merupakan salah satu
kriteria utama. Apa pun media itu, guru harus mampu menggunakannya
dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh
guru yang menggunakannya. Proyektor transparansi (OBP), proyektor
slide dan film, komputer, dan peralatan canggih lainnya tidak akan
mempunyai arti apa-apa jika guru belum dapat menggunakannya dalam
proses pembelajaran sebagai upaya mempertinggi mutu dan hasil belajar.
d. Tersedia waktu untuk menggunakannya; sehingga media tersebut dapat
bermanfaat bagi peserta didik selama pembelajaran berlangsung.
Sesuai dengan taraf berpikir peserta didik. Memilih media untuk
pembelajaran harus sesuai dengan taraf berpikir peserta didik, sehingga makna yang
terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh peserta didik.
15
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Kelebihan Buku


 Buku 1
1) Buku ini memiliki materi yang cukup lengkap
2) Menggunakan Bahasa yang mudah dipahami
3) Memiliki gambar, diagram, dan table yang mempermudah memahami materi
pembelajaran
 Buku 2
1) Buku ini memiliki cover dengan desain yang simple
2) Materi yang dijelaskan cukup lengkap dan menggunakan Bahasa yang
mudah untuk dimengerti

3.2. Kekurangan Buku


 Buku 1
1) Buku ini memiliki cover yang kurang menarik
2) Buku ini tidak terdapat soal Latihan untuk melatih siswa atas materi yang
dipelajari
 Buku 2
1) Kekurangan pada buku ini yaitu tidak memiliki Latihan soal agar melatih
para pembaca dalam memahami materi.
2) Disetiap materi tidak terdapat kesimpulan atas materi yang dibahas

16
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Association of Education and Communication Technology (AECT)
memberikan definisi media sebagai sistem transmisi (bahan dan peralatan) yang
tersedia untuk menyampaikan pesan tertentu (1986: 43). Pendapat lain dikemukakan
oleh Suranto (2005: 18) bahwa media adalah suatu sarana yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari seorang komunikator kepada komunikan. Sedangkan
Trini Prastati (2005:3) memberi makna media sebagai apa saja yang dapat
menyalurkan informasi dari sumber informasi ke penerima informasi. Heinich
(1996:8) dan kawan-kawan mengartikan media sebagai perantara yang mengantar
informasi dari sumber kepada penerima. Dengan demikian televisi, film, foto, radio,
rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya
adalah tergolong media. Apabila media tersebut membawa pesan-pesan atau
informasi yang mengandung maksud dan tujuan pengajaran maka media itu disebut
media pembelajaran.

17
DAFTAR REFERENSI

Sutirman. 2013. Media dan Model-Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sukirman, Dr. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran.Yogyakarta : PEDAGOGIA.

18

Anda mungkin juga menyukai