Asuhan Keperawatan Kritis Dengan Cedera Kepala Post Trepanase
Asuhan Keperawatan Kritis Dengan Cedera Kepala Post Trepanase
DISUSUN OLEH
TINJAUAN PUSTAKA
Reaksi berbicara
Reaksi Motorik
Mengikuti perintah 6
Cedera kepala ringan : nilai GCS nya 13-15, kehilangan kesadaran antara 30 menit ditandai
dengan nyeri kepala, muntah, vertigo dan tidak ada penyerta seperti fraktur tengkorak,
kontusio / hematoma.
Cedera kepala sedang : nilai GCSnya 9-12, kehilangan kesadaran antara 30 menit – 24 jam dapat
mengalami fraktur tengkorak dan disorientasi ringan(bingung).
Cedera kepala berat : nilai GCSnya 3-8, hilang kesadaran lebih dari 24 jam meliputi : kontusio
serebral, laserasi, hematoma dan edema serebral.
c.Morfologi Cedera
Fraktur Kranium
Fraktur cranium terjadi pada atap atau dasar tengkorak, dan dapat berbentuk garis atau bintang
dan dapat pula terbuka atau tertutup.
Lesi Intrakranial
Diklasifikasikan sebagai fokal atau difus termasuk hematoma epidural, hematoma subdural,
kontusi.
Kontusio dan hematoma Intraserebral
Kontusio serebral terjadi dilobus frontal dan temporal. Hematoma intraserebral adalah
perdarahan terjadi dalam jaringan (parenkim) otak dengan adanya laserasi atau kontusio
jaringan otak menyebabkan pecahnya pembuluh darah didalam jaringan otak.
4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis cedera kepala dari berat ringannya cedera kepala :
1. Perubahan kesadaran indikasi yang paling sensitive dilihat dari GCS. Pada cedera kepal berat
nilai GCSnya 3-8.
2. Peningkatan TIK mempunyai trias klasik seperti nyeri kepala, pembengkakkan diskus optikus,
muntah sering kali proyektil.
3. Perubahan tekanan darah, perubahan frekuensi jantung.
4. Perubahan pola napas.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Foto polos kepala
Indikasi jejas lebih dari 5 cm, luka tembus, adanya corpus alineum, deformitas kepala, nyeri
kepala menetap, gangguan kesadaran.
b. CT- Scan (Dengan atau tanpa kontras)
Indikasi CT – Scan :
1. Nyeri kepala menetap atau muntah yang tidak menghilang setelah pemberian obat anti
muntah.
2. Adanya kejang.
3. Penurunan GCS.
4. Adanya fraktur impresi dengan lateralisasi yang tidak sesuai.
5. Luka tembus.
6. Perawatan selama 3 hari tidak ada perubahan yang membaik dari GCS.
7. Bradiakardia.
6. Penatalaksanaan
Observasi 24 jam
JIka pasien masih muntah dipuasakan sementara.
Berikan terapi intravena bila ada indikasi.
Anak diistirahatkan atau tirah baring.
Profilaksis diberikan bila ada indikasi.
Pemberian obat untuk vaskularisasi.
Pemberian obat analgetik.
Pembedahan bila ada indikasi.
7. Komplikasi
1. Coma
2. Seizure
3. Infeksi
4. Kerusakan saraf
5. Hilangnya kemampuan kognitif.
B. Trepanasi
1. Defenisi
Trepanasi atau craniotomy adalah operasi untuk membuka tengkorak untuk mengetahui dan
memperbaiki otak dengan tindakan pembedahan definitif.
2. Indikasi
a. Pengangkatan jaringan abnormal.
b. Mengurangi tekanan intracranial.
c. Mengevaluasi bekuan darah.
d. Mengontrol bekuan darah.
e. Pembenahan organ intracranial.
f. Tumor otak.
g. Perdarahan.
h. Peradangan dalam otak.
i. Trauma pada tengkorak.
3. Tehnik operasi
a. Positioning
b. Washing
c. Markering
d. Desinfeksi
e. Operasi
b. Pengkajian ABCDFGH
1. Airway
Cek jalan napas paten atau tidak.
Ada atau tidaknya obstruksi.
Dengarkan suara napas, apakah terdapat suara napas tambahan seperti snoring,
gurgling, crowing.
2. Breathing
- Kaji pernapasan, napas spontan atau tidak.
- Gerakan dinding dada simetris atau tidak .
- Irama napas cepat, dangkal atau normal.
- Pola napas teratur atau tidak.
- Suara napas vesikuler, wheezing, ronchi.
- Ada sesak napas atau tidak.
- Adanya pernapasan cuping hidung, penggunaan otot bantu pernapasan.
3. Circulation
- Nadi teraba atau tidak.
- Tekanan darah.
- Sianosis, CRT.
- Akral hangat atau dingin, suhu.
- Terdapat perdarahan, lokasi, jumlah.
- Turgor kulit.
- Diaphoresis.
- Riwayat kehilangan cairan berlebihan.
4. Disability
- Kesadaran : composmentis, delirium, somnolen, koma.
- GCS : EVM
- Pupil : isokor, unisokor, pinpoint, medriasis.
- Ada tidaknya reflex cahaya.
- Refleks fisiologis dan patologis.
- Kekuatan otot.
5. Exposure
- Ada tidaknya deformitas contusion, abrasi, penetrasi, laserasi, edema.
- Jika terdapat luka, kaji luas luka, warna dasar luka, kedalaman.
6. Five Intervention
- Memonitoring jantung
- Saturasi oksigen.
- Ada tidaknya indikasi pemasangan kateter urine, NGT.
- Pemeriksaan laboratorium.
7. Give comfort
- Ada tidaknya nyeri.
- Kaji nyeri dengan : P (Problem), Q (Qualitaas), R (Regio), S( Skala), T (Time)
8. H 1 Sample
- Keluhan utama
- Mekanisme cedera/ trauma
- Tanda gejala
9. H 2 head to toe
- Fokus pemeriksaan pada daerah trauma
- Kepala dan wajah
1. Diagnosa Keperawatan
Pre Operasi
1. Nyeri berhubungan peningkatan TIK.
2. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan perubahan fungsi neurologis.
3. Perubahan persepsi sensori visual berhubungan dengan gangguan persepsi, transmisi.
4. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan saraf.
5. Cemas berhubungan dengan ancaman kematian.
Intra Operasi
Post Operasi