Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

OBAT LAMBUNG dan ANTIEMETIK

OLEH:

NAMA :LISTRA NAOMI ANIN

NIM : PO530333219268

TINGKAT:II A

PRODI FARMASI

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa , yang telah
melimpahkan kesehatan , karunia,rahmat dan hidaya-Nya kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas membuat makalah tentang obat lambung dan anemetik

Dalam penyusun makalah ini banyak hikmat yang penulis peroleh dan pengalaman yang
berharga tentunya penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu
dengan segalah kerendahan hati penulis mohon para pembaca memberikian saran dan
kritikan yang membangun demi perbaikan , untuk itu penulis ucapkan selamat membaca dan
semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua .

Kupang, september 2020

Penulis
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN

BAB II ISI

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang


Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber
daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Berdasarkan visi pembangunan
nasional melalaui pembangunan kesehatan yang ingin dicapai untuk mewujudkan
Indonesia sehat 2010. Tujuan diselenggarakan pembangunan kesehatan adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan yang optimal (Anonimb, 2006).
Obat berperan penting dalam pelayanan kesehatan. Penanganan dan
pencegahan berbagai penyakit tidak dapat dilepaskan dari tindakan terapi dengan obat
atau farmakoterapi. Berbagai pilihan obat saat ini tersedia, sehingga diperlukan
pertimbangan-pertimbangan yang cermat dalam memilih obat untuk suatu penyakit.
Tidak kalah penting, obat harus selalu digunakan secara benar agar memberikan
manfaat klinik yang optimal (Anonim, 2008). Seiring dengan kemajuan teknologi dan
perubahan pola hidup masyarakat yang cenderung kurang memperhatikan kesehatan,
maka berkembangnya
penyakit di masyarakat tidak dapat dielakkan lagi.

Berkembangnya penyakit ini mendorong masyarakat untuk mencari alternatif


pengobatan yang efektif secara terapi tetapi juga efisien dalam hal biaya. Berkenaan
dengan hal tersebut, swamedikasi menjadi alternatif yang diambil masyarakat
(Anonim, 2006). Salah satu penyakit yang sering dilakukan swamedikasi yaitu
penyakit maag. Sebagian besar sakit maag ternyata bukan disebabkan oleh kerusakan
pada organ lambung. Pola makan yang tidak teratur, stres dan kecemasan lebih
dominan menyebabkan maag terutama di kota besar seperti Jakarta. Asam lambung
akan meningkat jika seseorang mengalami stres, sehingga jika ada luka yang dalam,
tentunya peningkatan asam lambung akan memperhebat keluhannya (Anonimc,
2010).

1.2.Rumusan masalah

1. Pengertian Obat Lambung Dan Antimetik


2. Penggolongan, mekanisme kerja, indikasi , kontraindikasi dan efek samping

1.3. Tujuan

1. Mahasiswa dapan menjelaskan pengertian obat lambung dan antimetik


3. Mahasiswa dapat menjelaskan apa saja Penggolongan, mekanisme kerja, indikasi ,
kontraindikasi dan efek samping
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian

A. Obat lambung

Penyakit asam lambung dikenal juga dengan istilah sakit mag, indigestion, atau
dispepsia. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan sekumpulan gejala gangguan
saluran pencernaan bagian atas yang terjadi bersamaan. Penyakit asam lambung atau
mag merupakan nyeri yang berasal dari lambung atau usus halus akibat dari sejumlah
kondisi. Penyebabnya dapat karena berbagai hal, seperti luka pada lapisan dalam
lambung, konsumsi makanan dan minuman yang dapat mengiritasi lambung, infeksi
bakteri, stres, atau efek samping penggunaan obat-obatan.

Sakit maag adalah peningkatan produksi asam lambung sehingga terjadi iritasi
lambung. Maag atau sakit lambung memiliki gejala khas berupa rasa nyeri atau pedih
pada ulu hati meskipun baru saja selesai makan. Namun kalau rasa pedih hanya terjadi
sebelum makan atau di waktu lapar dan hilang setelah makan, biasanya karena
produksi asam lambung berlebihan dan belum menderita sakit maag (Anonim, 2006).
Sedangkan menurut Hadi (2002) maag (gastritis) ialah inflamasi pada dinding
lambung terutama pada mukosa gaster yang ditandai adanya rasa tidak enak pada
perut bagian atas, misalnya rasa perut selalu penuh, mual-mual, perasaan panas pada
perut, rasa pedih sebelum atau sesudah makan.

.Gejala Beberapa gejala sakit maag yang merupakan dasardiagnosa adalah riwayat
rasa tidak enak berulang di uluhati 1/2 hingga 1 jam setelah makan (pencernaan)
dantimbul terutama pada dini hari, merupakan gejala khas. Rasanyeri akan
menghilang dengan diberi makanan atau antasida,sekurang-kurangnya untuk
sementara. Rasa mual danmuntah sering sekali menyertai rasa nyeri di ulu hati.
Selainbersendawa, berat badan biasa menurun, seringtak cocok makanan tertentu
misalnya lemak, makanan yangpedas dan makanan yang membuat gas (Riyanto,
2008). Nyeri serta rasa panas pada ulu hati dan dada, mual, kadang disertai muntah
dan perut kembung (Anonim, 2006). Gejala-gejala umumnya tidak ada atau kurang
nyata, kadang kala dapat berupa gangguan pada pencernaan, nyeri lambung dan
muntah-muntah akibat erosi kecil di selaput lendir serta adakalanya terjadi
pendarahan (Tjay dan Rahardja, 2007). Gastritis akibat terapi penyinaran
menyebabkan nyeri, mual dan heartburn (rasa hangat atau rasa terbakar di belakang
tulang dada), yang terjadi karena adanya peradangan dan kadang karena adanya tukak
di lambung (Dipiro, 2008).

Penyebab Peningkatan produksi asam lambung dapat terjadi karena :

 Makanan atau minuman yang merangsang lambung yaitu makanan yang


pedas atau asam, kopi dan alkohol.

 Faktor stres baik stres fisik (setelah pembedahan, penyakit berat, luka
bakar) maupun stres mental.

 Obat-obat tertentu yang digunakan dalam jangka waktu lama (misal obat
rematik, antiinflamasi).

 Jadwal makan yang tidak teratur .

Faktor-faktor lain yang kurang kuat berkaitan dengan sakit lambung


antara lain adalah riwayat keluarga yang menderita sakit maag, kurangnya
daya mengatasi atau adaptasi yang buruk terhadap stres (Riyanto, 2008)..

B. Antimetik
Mual dan muntah merupakan kondisi yang sering kita alami sehari-hari.
Penyebabnya pun beragam, entah karena ada masalah di tubuh, morning sickness bagi
ibu hamil, serta saat kita naik bus atau mobil. Mual dan muntah dapat diatasi oleh
obat-obatan yang disebut antiemetik.” Antiemetik atau antimuntah“ adalah jenis obat-
obatan yang membantu mengatasi gejala mual dan muntah. Obat antiemetik juga
digunakan dalam penanganan mual dan muntah yang disebabkan oleh obat lain, serta
mual dan muntah akibat morning sickness, infeksi, mabuk perjalanan, maupun flu
perut.Obat antiemetik bekerja dengan menghambat senyawa dan neurotransmitter
spesifik di dalam tubuh. Senyawa tersebut dapat memicu reaksi seperti mual dan
muntah pada banyak kondisi.Obat antiemetik sendiri banyak jenisnya karena masing-
masing obat memiliki kegunaan unik pada berbagai kondisi. Walau terlihat sederhana,
rasa mual yang kita rasakan merupakan proses yang kompleks. Pemicu yang berbeda
akan membutuhkan jenis obat yang berbeda pula.

Jenis-jenis obat antiemetik dalam berbagai kondisi

Berikut ini jenis-jenis obat antiemetik yang bisa membantu mengatasi mual
dan muntah berdasarkan penyebabnya:

1. Obat antiemetik untuk mabuk perjalanan


Beberapa obat antihistamin memiliki efek antiemetik untuk mencegah mual
dan muntah akibat mabuk perjalanan. Obat-obatan tersebut mampu menurunkan
kepekaan telinga bagian dalam terhadap gerakan kepala.Beberapa contoh
antiemetik untuk atasi mabuk perjalanan, yaitu:
 Dimenhydrinate
 Diphenhydramine
 Meclizine
 Promethazine

2. Obat antiemetik saat menjalani operasi


Pasien yang menerima tindakan anestesi saat hendak operasi kerap mengalami
mual dan muntah. Untuk itu, beberapa jenis kelompok obat antiemetik pun
mungkin akan diberikan dokter. Obat-obat tersebut ada yang berasal dari
penghambat reseptor serotonin, penghambat reseptor dopamin, dan
kortikosteroid.Beberapa contoh obat antiemetik saat menjalani operasi, termasuk:

 Dexamethasone
 Droperidol
 Granisetron
 Metoclopramide
 Ondansetron

2.2. Penggolongan, mekanisme kerja, indikasi , kontraindikasi dan efek samping

Terapi penyakit maag dikelompokkan menjadi beberapa bagian yaitu


modifikasi gaya hidup dan terapi dengan antasida, antagonis reseptor H2 dan
atau inhibitor pompa proton, pemberian terapi farmakologi dengan
mengurangi kekuatan asam, dan terapi intervensi (pembedahan antirefluks dan
endoskopi) (Dipiro, 2008). Pada penderita maag pengobatannya tergantung
pada penyebabnya. Obat maag terbagi menjadi beberapa kelompok yaitu obat
antasida yang sifatnya hanya menetralkan asam lambung saja sehingga
mengurangi keluhan maag. Obat yang banyak beredar di pasaran termasuk
obat antasida.
Berikutnya adalah obat antiasam yang dapat mengurangi asam pada
lambung. Obat antiasam ini ada yang sifatnya ringan dan berat tergantung
penyebab maag. Selain itu ada kelompok obat prokinetik, untuk memperbaiki
motilitas (pergerakan) lambung. Jika penyebabnya adalah infeksi oleh
Helicobacter pylori, maka diberikan bismuth, antibiotik misalnya amoxicillin
dan claritromycin dan obat antitukak (omeprazole) (Anonim, 2009). Sakit
maag pada awalnya diobati secara simptomatik dengan pemberian obat yang
menetralisasi atau menghambat produksi asam lambung berlebihan (jenis
antasida) atau obat penghambat produksi asam yang memperbaiki motilitas
usus (sistem gerakan usus). Apabila setelah dua minggu obat tidak
memberikan reaksi yang berarti, dokter akan memeriksa dengan bantuan
peralatan khusus seperti USG, endoskopi, dan lain-lain (Anonim, 2006).
1. Antasida
Antasida adalah senyawa yang mempuyai kemampuan menetralkan asam
lambung atau mengikatnya (Anonim, 2008). Semua obat antasida mempunyai
fungsi untuk mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam
lambung, tukak lambung, gastritis, tukak usus dua belas jari, dengan gejala
seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati dan perasaan penuh pada lambung
(Anonim, 2006). Kebanyakan kerja antasida bersifat lokal karena hanya
sebagian kecil dari zat aktifnya yang diabsorpsi. Karena merupakan basa maka
jika berikatan dengan asam yang ada di lambung menyebabkan keasaman
lambung berkurang (Priyanto, 2008). Penggunaan antasida bersama-sama
dengan obat lain sebaiknya dihindari karena mungkin dapat mengganggu
absorpsi obat lain. Selain itu antasida mungkin dapat merusak salut enterik
yang dirancang untuk mencegah pelarutan obat dalam lambung (Anonim,
2009). Antasida yang mengandung magnesium tidak boleh digunakan pada
pasien dengan klirens kreatinin kurang dari 30 ml/ menit karena ekskresi
magnesium dapat menyebabkan toksisitas. Hiperkalemia dapat terjadi pada
pasien dengan fungsi renal normal dengan intake kalsium karbonat lebih dari
20 gram/hari dan pasien gagal ginjal dengan intakelebih dari 4 gram/hari
(Dipiro, 2008).
Antasida paling baik diberikan saat muncul atau diperkirakan akan
muncul gejala, lazimnya diantara waktu makan dan sebelum tidur, 4 kali
sehari atau lebih (Anonim, 2008). Sediaan antasida dapat digolongkan
menjadi: 1)Antasida dengan kandungan alumunium dan atau magnesium
Antasida yang mengandung alumunium atau magnesium yang relatif tidak
larut dalam air seperti magnesium karbonat, hidroksida, dan trisilikat serta
alumunium glisinat dan hidroksida, bekerja lama bila berada dalam
lambung sehingga sebagian besar tujuan pemberian antasida tercapai
(Anonim, 2008). Sediaan yang mengandung magnesium mungkin dapat
menyebabkan diare, sedangkan yang mengandung aluminium mungkin
menyebabkan konstipasi (Anonim, 2009). Antasida yang mengandung
magnesium dan alumunium dapat mengurangi efek samping pada usus
besar ini (Anonim, 2008).
 Alumunium hidroksida Zat koloidal ini sebagian terdiri dari
alumunium hidroksida dan sebagian lagi sebagai alumunium
oksida terikat pada molekul air. Zat ini berkhasiat adstringens,
yakni menciutkan selaput lendir berdasarkan sifat ion alumunium
yang membentuk kompleks dengan protein. Juga dapat menutupi
tukak lambung dengan suatu lapisan pelindung (Tjay dan
Rahardja, 2007). Dosis yang digunakan adalah 1-2 tablet dikunyah
4 kali sehari dan sebelum tidur atau bila diperlukan dan sediaan
suspensi 1-2 sachet (7-14 mL), 3-4 kali sehari, anak dibawah 8
tahun 1/2-1 sachet, 3-4 kali sehari. Contoh obat yang mengandung
alumunium hidroksida antara lain: Alumunium hidroksida,
Alumunium hidroksida dan Magnesium trisilikat, Antasida DOEN,
Decamag, Hufamag, Magasida, Mylanta, Promag, Stopmag,
Waisan.
 Magnesium hidroksida Magnesium hidroksida memiliki daya
netralisasi kuat, cepat dan banyak digunakan dalam sediaan
terhadap gangguan lambung bersama alumunium hidroksida,
karbonat, dimetikon, dan alginat (Tjay dan Rahardja, 2007). Dosis
yang digunakan 1-2 tablet dikunyah 4 kali sehari dan sebelum
tidur atau bila
2.
Mengganggu penyerapan tetrasiklin, penisilin, sulfanomida, digoxin,
indometacin, naproxen, phenylbutazone, quinidine, dan vitamin.
 Meningkatkan penyerapan vitamin C.

Efek samping antasida (antacid) jarang terjadi. Efek samping


penggunaan obat ini dapat berupa:

 Diare
 Perut kembung
 Mual dan muntah
 Kram perut
 Sembelit

3. H2 Blockers

Menurut WebMD, sedikit berbeda dengan antasida, obat H2


blockers bekerja dengan cara mencegah produksi asam lambung
berlebih. Bahan aktif dari obat ini akan mencegah sel-sel permukaan
lambung memproduksi cairan asam. Dilansir National Institute of
Health, obat asam lambung yang satu ini dapat menurunkan produksi
asam di perut hingga 70 persen selama kurang lebih 24 jam. Meski
obat ini tergolong aman untuk mengatasi maag yang kambuh, lagi-lagi
Moms harus pahami apa saja risiko efek samping yang mungkin
muncul.Menurut MedlinePlus, beberapa obat yang mengandung H2
blockers, mungkin menimbulkan efek samping seperti pusing, sakit.

3. Proton Pump Inhibitor.


Proton pump inhibitor adalah obat yang dinilai lebih ampuh
untuk mengatasi asam lambung naik ketimbang H2 blockers. Dilansir
dari Healthline, obat ini tak hanya menurunkan produksi asam
lambung, tetapi juga mencegahnya diproduksi oleh tubuh. Umumnya,
obat asam lambung yang satu ini digunakan ketika maag yang Moms
alami sudah cukup lama alias kronis. Kebanyakan obat asam lambung
tersebut dapat Moms temukan di apotek terdekat tanpa melalui surat
dokter, alias obat bebas. Moms juga harus menerapkan gaya hidup
sehat supaya bisa mencegah gejala maag kambuh di kemudian hari.
Dari menghindari beragam makanan pemicu asam lambung hingga
membiasakan diri untuk makan tepat waktu. Hal-hal tersebut dapat
membantu mencegah asam lambung naik.

Antiemetik terbagi atas beberapa golongan sebagai berikut :


1. Golongan Antagonis Reseptor 5HT3-

Obat anti emetik ini menghambat reseptor serotonin pada


sistem saraf serebral dan saluran pencernaan. Sehingga obat golongan
ini dapat digunakan untuk mengobati mual dan muntah setelah operasi
dan penggunaan obat sitoksik.

Obat ini terbagi atas 3 yaitu sebagai berikut :


 Granisteron

Obat jenis ini tersedis dalam bentuk tablet dan sirup untuk
diminum secara oral. Untuk pencegahan mual dan muntah pada
kemoterapi. Granisteron biasanya diminum satu jam sebelum
kemoterapi dijalankan. Dosis kedua diberikan setelah 12 jam dari dosis
pertama. Konsumsi obat ini harus sesuai dengan resep dokter. Tidak
boleh kuang maupun lebih.

 Ondansentron

Obat ini diperuntukkan untuk mencegah mual dan muntah yang


disebabkan kemoterapi kanker atau setelah operasi. Ondansentron
bekerja dengan memblokade hormon serotonin yang menyebabkan
muntah. Selain itu, obat ini juga digunakan pada klien pecandu
alkohol. Obat ini digunakan sebelum atau sesudah makan. Obat ini
juga dapat diminum bersama antasida.
Pada kemoterapi obat ini diberikan pada 30 menit pertama
sebelum kemoterapi. Dosis selanjutnya sesuai anjuran dokter. Biasanya
1 sampai 2 hari setelah kemoterapi selesai.

 Tropisetron

Obat jenis ini digunakan pada mual karena kemoterapi atau


muntah pada anak. Indikasi dari obat ini adalah mencegah mual pasca
operasi

2. Golongan Antagonis Dopamin

Golongan obat ini di otak dan digunakan untuk mengobati rasa


mual dan muntah karena penyakit kanker, sakit akibat radiasi, obat
golongan opiat, obat sitotoksik dan anstesi umum. Selain dopamin,
ada juga obat yang disebut Metoclopramide yang juga bekerja pada
salura pencernaan sebagai prokinetik namun kurang berguna pada rasa
ingin muntah karena sitotoksik dan anastesi umum.

Yang harus diperhatikan sebelum mengkonsumsi


metoclopramid adalah:

 Konsultasikan ke dokter mengenai obat resep dan non-resep yang


anda konsumsi yang mengandung amobarbital, insulin, narkotika,
phenobarbital, sedative, transquilizer, dan vitamin.

 Kemukakan pada dokter bila anda pernah mengidap atau masih


mengidap tumor adrenal, penyakit kejiwaan, parkinson, hipertensi,
penyakit hati, liver atau ginjal.

 Kemukakan pada dokter tentang kehamilan maupun rencana


kehamilan dan menyusui

 Saat anda masa operasi termasuk operasi dentist, kemukakan pada


sentist tersebut mengenai konsumsi metoclopramid Anda

 Obat ini menekan saraf sadar anda sehingga dapat menyebabkan


kantuk, jadi usahakan untuk tidak berktivitas berkendara selama
mengkonsumsi obat ini dan jangan mengkonsumsi alkohol bersama
obat ini.

3. Golongan Antihistamines
Golongan antihistamin ini juga disebut golongan antagonis
reseptor H1 histamin. Obat ini efektif untuk beberapa kondisi seperti
mabuk perjalanan dan rasa mual di pagi hari pada ibu hamil.

2.3. Indikasi dan Kontraindikasi Obat Lambung dan Obat Antiemetik


 Indikasi
Antiemetik : Dyspepsia fungsional, Mual akut dan muntah (termasuk yang
disebabkan oleh levodopa dan bromokriptin)
Lambung : Menetralkan asam lambung
 Kontraindikasi
Antiemetik : Pengguna alergi pada domperidon
Lambung : Antasida dapat menimbulkan interaksi jika digunakan bersamaan
dengan obat tertentu, di antaranya Mengganggu penyerapan tetrasiklin,
penisilin, sulfanomida, digoxin, indometacin, naproxen, phenylbutazone,
quinidine, dan vitamin dan Meningkatkan penyerapan vitamin C.

2.4. Efek Samping Dari Obat Lambung Dan Obat Antiemetik


A. Obat Lambung
 Diare
 Perut kembung
 Mual dan muntah
 Kram perut
 Sembelit

B. Obat Antiemetik

Antiemetik dapat berasal dari berbagai kelompok obat-obatan. Masing-masing


kelompok obat tersebut akan memicu efek samping tertentu sehingga pastikan Anda
memahaminya sebelum obat digunakan.Berikut ini efek samping yang khas pada
berbagai kelompok obat yang memiliki efek antiemetik:

 Antihistamin: mengantuk, mulut kering, dan hidung kering


 Bismuth subsalisilat: Feses gelap dan kehitaman serta perubahan pada warna lidah
 Kortikosteroid: Gejala gangguan pencernaan, peningkatan dahaga dan nafsu
makan, serta jerawat
 Pemblokir reseptor dopamin: Kelelahan, sembelit, telinga berdenging, mulut
kering, gelisah, dan kejang otot
 Penghambat reseptor NK1: Mulut kering, Penurunan volume urine, dan heartburn
 Penghambat reseptor serotonin: kelelahan, mulut kering, dan sembelit
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Penyakit asam lambung dikenal juga dengan istilah sakit mag,


indigestion, atau dispepsia. Istilah ini digunakan untuk
menggambarkan sekumpulan gejala gangguan saluran pencernaan
bagian atas yang terjadi bersamaan. Sakit maag adalah peningkatan
produksi asam lambung sehingga terjadi iritasi lambung. Maag atau
sakit lambung memiliki gejala khas berupa rasa nyeri atau pedih pada
ulu hati meskipun baru saja selesai makan. Mual dan muntah
merupakan kondisi yang sering kita alami sehari-hari. Penyebabnya
pun beragam, entah karena ada masalah di tubuh, morning sickness
bagi ibu hamil, serta saat kita naik bus atau mobil. Mual dan muntah
dapat diatasi oleh obat-obatan yang disebut antiemetik.” Antiemetik
atau antimuntah“ adalah jenis obat-obatan yang membantu mengatasi
gejala mual dan muntah. Obat antiemetik juga digunakan dalam
penanganan mual dan muntah yang disebabkan oleh obat lain, serta
mual dan muntah akibat morning sickness, infeksi, mabuk perjalanan,
maupun flu perut.Obat antiemetik bekerja dengan menghambat
senyawa dan neurotransmitter spesifik di dalam tubuh. Senyawa
tersebut dapat memicu reaksi seperti mual dan muntah pada banyak
kondisi.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.sehatq.com/artikel/kenali-berbagai-obat-asam-lambung-di-apotik

https://www.slideshare.net/Rizkythia_Andhara/obat-saluran-pencernaan

https://www.academia.edu/6663582/Antiemetik

https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/0914028201-3-BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai