Anda di halaman 1dari 15

KEPEDULIAN SOSIAL

Dosen Pengampu

Andang Sari, SH, MH

Disusun oleh

Kalya Ratri Kumaladewi

202010415149

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA

2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan penulis kemudahan


sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin
penulis tidak akan sanggup menyelesaikan makalah dengan baik. Shalawat dan
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi
Muhammad SAW. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Character Building. Dalam suatu harapan mendapatkan wawasan
tentang hal-hal yang menjadi isi dalam topik yang dibahas pada makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas
kepada pembaca. Tak ada gading yang tak retak. Dan banyak sekali kelemahan
dari penulisan makalah ini. Serta banyak pula kesalahan yang tidak bisa penulis
hindarkan. Mohonlah sekiranya dimaafkan. Karena semua yang baik datangnya
dari Allah SWT, dan apa yang khilaf dari kita sebagai manusia. Maka kritik,
dan saran membangun sangat penulis perlukan untuk perbaikan.

Bekasi, Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................2
1.3 TUJUAN......................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
2.1 PENGERTIAN KEPEDULIAN SOSIAL........................................................................3
2.2 BENTUK-BENTUK KEPEDULIAN SOSIAL...............................................................4
2.3 ASPEK-ASPEK KEPEDULIAN SOSIAL......................................................................4
2.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP PEDULI...............................5
2.5 FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA KEPEDULIAN SOSIAL...................................5
2.6 UPAYA MENINGKATKAN KEPEDULIAN SOSIAL.................................................7
BAB III.....................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................11
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................11
3.2 SARAN...........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Manusia pada dasarnya adalah mahluk sosial. Makhluk yang senantiasa mengadakan
hubungan dengan sesamanya, yang tidak dapat hidup sendirian dan selalu membutuhkan
orang lain untuk menunjang keberlangsungan hidupnya. Dalam kondisi demikian, kepedulian
sosial menjadi penting untuk dibiasakan. Dalam kehidupan bermasyarakat manusia harus
saling menghormati, mengasihi dan peduli terhadap berbagai macam keadaan disekitarnya.
Kepedulian seseorang tidak tumbuh begitu saja tanpa adanya rangsangan baik itu melalui
pendidikan ataupun pembiasaan.

Keseimbangan sosial didiperlukan dalam kehidupan sehari-hari, dikarenakan, apabila tidak


seimbangnya kepedulian sosial di masyarakat maka akan memunculkan berbagai
permasalahan yang menimbulkan perubahan terhadap nilai-nilai kemasyarakatan itu sendiri.
Adapun variasi masalah sosial itu sangat beragam tergantung aspek kehidupan dimana
berada.

Kepedulian sosial akan menimbulkan sikap sosial, dimana sikap sosial adalah kesadaran
individu yang menentukan perbuatan nyata untuk bertingkah laku dengan cara tertentu
terhadap orang lain dan mementingkan tujuan-tujuan sosial dari pada tujuan pribadi dalam
kehidupan masyarakat, seperti saling membantu, saling menghormati, saling berinteraksi, dan
sebagainya. Sikap sosial sangat dibutuhkan untuk menjalin hubungan dengan orang lain
dalam kehidupan sehari-hari dan dapat menciptakan suasana hidup yang damai, rukun,
nyaman, dan tentram.

Dewasa ini kehidupan masyarakat sekarang bergeser menjadi individualis, kebersamaan dan
tolong menolong yang dulu menjadi ciri khas masyarakat kita semakin menghilang,
kepedulian kepada sesamapun semakin menipis. Menurut Buchari Alma, beberapa hal yang
menggambarkan lunturnya kepedulian sosial diantaranya: menjadi penonton saat terjadi
bencana, bukan membantu, sikap acuh tak acuh pada tetangga, tidak ikut serta dalam kegiatan
masyarakat. Pergeseran kehidupan ini disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya adalah
faktor perubahan sosial yang berlangsung secara pasif. Interaksi antara satu orang dengan
yang lainnya didasari atas kepentingan, baik itu kepentingan karir, politik, bisnis, ekonomi
dan kepentingan lainnya.

1
Merosotnya kepedulian sosial ini menjadikan salah satu cambuk untuk lembaga pendidikan.
Salah satunya lembaga pendidikan yang terfokus kepada pendidikan agama dalam hal ini
adalah agama Islam, karena dalam agama Islam nilai-nilai kepedulian sosial juga diajarkan,
bnayak ayat-ayat Al-Qur’an yang membahas tentang kepedulian sosial di antaranya dalam
QS Al-Hujurat ayat 10, yang berbunyi:

Artinya: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah


(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya
kamu mendapat rahmat” Selain itu perintah untuk melakukan kepedulian sosial juga sudah
tertuang dalam Q.S Al-Kautsar: 1-3 dan Q.S Al-Ma’un: 1-7. Secara keseluruhan surat
tersebut berisikan tentang penjelasan mengenai kepedulian sosial yang mengajarkan bahwa
ibadah kepada Allah bukan hanya hubungan vertikal berupa sholat dan ibadah lainnya,
kegiatan sosial kemasyarakatan juga menjadi bentuk ketaatan manusia kepada Allah.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari uraian diatas, rumusan masalah yang akan dibahas yakni:

1. Apa saja bentuk kepedulian sosial?


2. Apa saja aspek-aspek kepedulian sosial?
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap peduli?
4. Apa yang menyebabkan kepedulian sosial turun?
5. Upaya meningkatkan kepedulian sosial?

1.3 TUJUAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui dan memahami lebih dalam
mengenai kepedulian sosial baik dalam diri kita sendiri maupun masyarakat. Dengan begitu kita bisa
membangun dan meningkatkan kepedulian sosial terhadap diri kita sendiri.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KEPEDULIAN SOSIAL

Kepedulian sosial adalah sebuah tindakan, bukan hanya sebatas pemikiran atau perasaan.
Tindakan peduli sosial tidak hanya tahu sesuatu yang yang salah dan benar, tapi ada kemauan
melakukan gerakan membantu orang lain. Dengan memiliki jiwa sosial yang tinggi, anak-
anak akan lebih mudah bersosialisasi serta akan lebih dihargai. Pembentukan jiwa sosial anak
didik dapat dilakukan dengan mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai kepedulian sosial
melalui kegiatan yang bersifat sosial, melakukan aksi sosial, dan menyediakan fasilitas untuk
menyumbang.

Menurut teori psikologi individu Alfred Adler yang menyajikan sebuah pandangan tentang
manusia, bahwa manusia adalah makhluk sosial yang didorong oleh keinginan-keinginan
untuk bergaul dan hangat dengan anggota masyarakat yang lain. Adler percaya bahwa
manusia sejak dikarunia dengan kesadaran bersosial yang membuatnya lahir bertanggung
jawab kepada orang lain untuk mencapai sebuah kesejahteraan yang baik bagi dirinya dan
orang lain.

Adler mendefinisikan kepedulian sosial sebagai sebuah sikap keterhubungan dengan


kemanusiaan pada umumnya, sebuah empati bagi setiap komunitas manusia. Kepedulian
sosial adalah kondisi alamiah spesies manusia dan perangkat yang mengikat masyarakat
secara bersama-sama. Kepedulian sosial adalah tongkat pengukur Adler untuk menentukan
kesehatan psikologis seseorang dan satu-satunya kriteria bagi nilai-nilai manusia, kepedulian
sosial satu-satunya alat yang digunakan untuk menilai harga sebuah pribadi. Manusia
memulai hidup dengan daya juang besar yang diaktifkan oleh kekurangan-kekurangan fisik
yang pernah ada. Kelemahan organis ini mengarah secara tak terelakan kepada perasaan
inferioritas. Oleh karena itu, semua orang memiliki perasaan – perasaan inferioritas.

Adler juga menggambarkan ciri seseorang dengan kepedulian sosial sebagai manusia yang
memiliki perasaan identifikasi yang mendalam bagi manusia pada umumnya, simpati, dan
kasih sayang meskipun sesekali merasakan marah, ketidaksabaran. Setiap anak lahir dengan
keunikan dan segera memiliki pengalaman-pengalaman sosial yang berbeda dari manusia
lainnya. Sehingga kepedulian sosial ini penting karena dapat digunakan sebagai barometer
normalitas. Seseorang telah memiliki kepedulian sosial maka individu tersebut telah
mencapai kedewasaan psikologis.

3
Pembentukan sikap sosial anak mengandung tiga komponen, yaitu: kognitif (konseptual),
afektif (emosional), konatif (perilaku atau action component). Komponen kognitif yaitu
komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang
berkaitan dengan bagaimana orang mempersepsi objek sikap.Komponen afektif yaitu yang
berhubungan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Komponen konatif yaitu
komponen yang berkaitan dengan kecenderungan untuk berperilaku terhadap objek sikap.
Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya,
kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek.

2.2 BENTUK-BENTUK KEPEDULIAN SOSIAL

Kepedulian sosial dibagi menjadi 3, yaitu:

 Kepedulian yang berlangsung saat suka maupun dukA


Kepedulian sosial merupakan keterlibatan pihak yang satu kepada pihak yang lain
dalam turut merasakan apa yang sedang dirasakan atau dialami oleh orang lain.
 Kepedulian pribadi dan bersama
Kepedulian bersifat pribadi, namun ada kalanya kepedulian itu dilakukan bersama.
Cara ini penting apabila bantuan yang dibutuhkan cukup atau sangat besar atau
berlangsung secara berkelanjutan.
 Kepedulain yang sering lebih medesak
Kepedulian akan kepentingan bersama merupakan hal yang sering mendesak untuk
kita lakukan. Caranya dengan melakukan sesuatu atau justru menahan diri untuk tidak
melakukan sesuatu demi kepentingan bersama.

2.3 ASPEK-ASPEK KEPEDULIAN SOSIAL

Menurut Crandall aspek-sepek kepedulian sosial adalah :

a. Motivation adalah sebuah dorongan untuk melakukan sesuatu demi mencapai suatu
tujuan. Manusia di motivasikan oleh pengaruh sosial dan oleh perjuangan menuju
keunggulan atau keberhasilan.
b. Cognitive adalah pemahaman seorang individu dalammengembangkan empatik
terhadap orang lain dan pandangannya mengenai masa depan yang mempengaruhi
perilakunya saat ini.
c. Emotion (empati, simpati) adalah sebuah sikap positif terhadap orang lain, sehingga
manusia dapat menyadari apa yang sedang dikerjakan dan alasan dikerjakannya
d. Behavior (kerjasama, kontribusi terhadap kesejahteraan umum) adalah cara orang
bertindak laku terhadap orang lain, berkontribusi terhadap kesejahteraan umat
manusia. Manusia dapat bertanggung jawab sepenuhnya untuk menjadi siapa dirinya.

4
2.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP PEDULI

Lingkungan berpengaruh besar dalam pembentukan karakter individu. Begitu pula karakter
Rasa peduli seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang ada di sekelilingnya,
dan kondisi lingkungan terdekatlah yang sangat mempengaruhi tingkat kepedulian yang
dimiliki seseorang. Lingkungan terdekat adalah keluarga, teman-teman, dan lingkungan
tempat seseorang hidup dan tumbuh besar.

Faktor yang mempengaruhi sikap peduli merupakan hal-hal atau faktor yang akan
berpengaruh terhadap sikap peduli. Di dalam sikap peduli menurut Sarwono yaitu faktor
Indogen dan Endogen. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap peduli adalah sebagai beriut:

a. Faktor Indogen: faktor pada diri anak itu sendiri seperti faktor imitasi, sugesti,
identifikasi, simpati. Imitasi yaitu meniru. Sugesti yaitu pengaruh atas jiwa atau
perbuatan seseorang sehingga pikiran, perasaan, dan kemauannya terpengaruh dan
dengan begitu orang mengakui atau meyakini apa yang dikehendaki dari padanya.

b. Faktor Eksogen: faktor yang berasal dari luar seperti lingkungan keluarga, lingkungan
masyarakat, dan lingkungan sekolah. Para orangtua dapat mempengaruhi kepribadian
anak-anaknya secara signifikan melalui berbagai macam hal yang mereka lakukan dan
tidak mereka lakukan. Walaupun di lingkungan keluarga dan di lingkungan sekolah
anak di didik untuk memiliki karakter baik, jika lingkungan masyarakat memiliki
karakter buruk yang dominan, maka anak yang banyak berinteraksi dengan
lingkungan di masyarakatnya akan terpengaruh menjadi tidak baik.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwasannya faktor yang mempengaruhi


sikap kepedulian sosial individu yaitu adanya faktor internal (faktor yang ada didalam
individu itu sendiri), faktor eksternal (faktor yang ada diluar individu itu sendiri).

2.5 FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA KEPEDULIAN SOSIAL

Perkembangan zaman yang ada sekarang ini tak lepas dari globalisasi. Globalisasi merupakan
sebuah istilah yang meliliki hinungan dengan peningkatan keterkaitan dan kebergantungan
antarmanusia atau antarbangsa melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer,
dan bentuk-bentuk interaksi lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi bias. Globalisasi
membawa dampak positif dan negatif. Salah satu dampak negatif yang terjadi yaitu lunturnya
rasa solidaritas dan kepedulian terhadap sesama. Masyarakat yang cenderung acuh tak acuh
mementingkan diri sendiri (individulisme). Sikap yang menunjukkan penolakan terhadap
norma yang berlaku.

5
Menurut Buchari Alma, dkk faktor yang menyebabkan turunnya kepedulian sosial adalah
karena kemajuan teknologi. Teknologi tersebut diantaranya yaitu:

a. Internet
Internet adalah rangkaian komputer yang saling terhubung. Internet merupakan salah
satu sarana untuk memperoleh informasi secara cepat. Internet merupakan bentuk
konvergensi dari beberapa teknologi pentig terdahulu seperti komputer, televisi, radio,
dan telepon. Dan juga internet digunakan untuk sarana hiburan. Kegiatan berinternet
meliputu seperti menjelajah atau browsing halaman web atau situs.

b. Sarana Hiburan
Kemajuan zaman membawa teknologi baru dalam dunia hiburan yang mengakibatkan
dunia ini semakin berkembang. Anak-anak yang suka bermain akan menjadi korban
dalam perkembangannya. Apalagi dengan adanya handphone dan tablet yang dengan
mudahnya mendownload aplikasi game dan permainan dalam aplikasi yang
disediakan. Anak menjadi pecinta game dan akan lebih sering berinteraksi dengan
game daripada dengan teman bermainnya. Kurangnya interaksi dengan orang lain
lama-kalamaan akan melunturkan kepeduliannya terhadap sesama.

c. Tayangan TV
Televisi merupakan salah satu sarana untuk memperoleh informasi dan mencari
hiburan, televisi merupakan hasil perkembangan radio dan film, orang kemudian
dapat menciptakan televisi yang kemudian mengkombinasikan keduanya.

d. Masuknya Budaya Barat


Budaya barat yang modern, sekuler dan individualis sangat berbeda dengan budaya
masyarakat Indonesia yang mengutamakan gotong royong dan penuh solidaritas.
Budaya yang masuk ini perlahan mulai menggerus budaya asli Indonesia. Hal ini
sudah terlihat di kehidupan kota-kota besar di Indonesia. Masyarakat mulai
kehilangan rasa kepedulian dan tidak peka terhadap lingkungan sosialnya dan
akhirnya masyarakat akan cenderung apatis.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwasannya tingkat kepedulian sosial setiap
individu dapat menurun disebabkan oleh rendahnya tingkat sosial individu itu disebabkan
karena kegagalan proses sosialisasi. Selain itu penyebab lainnya perkembangan zaman dunia
semakin canggih maka internet, sarana hiburan, tayangan TV dan masuknya pengaruh dari
budaya barat dapat menyebabkan rendahnya sikap kepedulian sosial setiap individu.

6
2.6 UPAYA MENINGKATKAN KEPEDULIAN SOSIAL

Upaya meningkatkan sikap peduli merupakan usaha dilakukan terhadap sikap peduli agar
lebih ditingkatkan atau lebih dikembangkan sehingga sikap peduli sosial pun meningkat.
Upaya meningkatkan peduli sosial menurut Kusnaed adalah dengan pengembangan karakter
peduli sosial sebagai berikut:

a) Penanaman nilai peduli sosial, yiatu dengan menanamkan nilai-nilai pentingnya


peduli sosial melalui pendidikan semua mata pelajaran dalam teori, maupun praktek
pengajaran.
b) Penguatan nilai peduli sosial
c) Pembiasaan mengembangkan peduli sosial. Menurut Al-Ghazali, pembiasaan
merupakan suatu cara yang dilakukan untuk membiasakan anak atau seseorang
bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan agama.
d) Pemberian keteladanan dalam peduli sosial, yaitu merupakan perilaku dan sikap guru
atau tenaga kependidikan yang lain dalam memberikan contoh terhadap tindakan-
tindakan yang baik, sehingga peserta didik dapat mencontohnya. Misalnya
memberikan contoh ikut melayat orang sakit dan meninggal dan ikut serta dalam
penggalangan dana bencana.

Upaya yang dapat dilakukan untuk dapat mengembangkan kepedulian sosial. Upaya yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan kepedulian sosial menurut Buchari Alma, dkk adalah
sebagai berikut:

 Pembelajaran di rumah
Peranan keluarga terutama orang tua dalam mendidik anak sangat berpengaruh
terhadap tingkah laku anak. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan
utama. Dikatakan sebagai pendidikan yang pertama karena pertama kali anak
mendapatkan pengaruh pendidikan dari dan di dalam keluarganya. Sedangkan sebagai
pendidikan yang utama karena sekalipun anak mendapatkan pendidikan dari sekolah
dan masyarakatnya, namun tanggung jawab kodrati terletak pada orang tuanya.
Keluarga adalah hal terpenting dibandingkan hal paling pentng lainnya
dikehidupan ini. Keluarga dipandang sebagai penentu utama pembentukan
kepribadian anak. Alasannya adalah pertama, keluarga merupakan kelompok sosial
pertma yang menjadi pusat identifikasi anak. Kedua, anak banyak menghabiskan
waktunya di lingkungan keluarga. Ketiga, para anggota keluarga merupakan
significant people bagi pembentukan kepribadian anak.

7
Menurut Badwin dkk, telah melakukan penelitian tentang pengaruh pola asuh
orangtua terhadap kepribadian anak. Pola asuh orangtua itu ternyata ada yang
demokratis dan juga autoritarian. Orang tua yang demokratis ditandai dengan perilaku
yaitu menciptakan iklim kebebasan, bersikap respek terhadap anak, objektif,
mengambil keputusan secara rasional. Sementara autoritarian ditandai dengan sikap
kesewenang-wenangan atau diktator dalam memberikan perlakuan kepada anak.
Anak yang dikembangkan dalam iklim demokratis cenderung memiliki ciri-
ciri kepribadian lebih aktifm lebih bersikap sosial, lebih memiliki harga diri (percaya
diri), lebih memiliki keinginan dalam bidang intelektual. Lebih orsinil dan lebih
konstruktif dibandingkan dengan anak yang dikembangkan dalam iklim autoritarian.
Anak biasanya meniru tingkah laku orang tuanya. Anak semenjak usia balita suka
meniru apa saja yang dia lihat, dari tindak tanduk orang tua, cara bergaul orang tua,
cara berbicara atau berinteraksi di lingkungan sekitar, cara orang tua meghadapi
teman, tamu dan sebagainya.
 Pembelajaran di lingkungan
Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan pendidikan ketiga setelah
keluarga dan sekolah. Menurut Arif Rohman kehidupan di masyarakat merupakan
kehidupan yang amat luas cakupannya, sehingga sangat berbeda dengan lingkungan
keluarga. 88 Anak akan menghadapi masalah dan keadaan sosial yang bermacam-
macam. Oleh karena itu perlu adanya pemilihan lingkungan yang baik untuk anak.
Selanjutnya dalam lingkungan masyarakat pasti ada organisasi yang
menampung pemuda-pemudinya untuk berkarya dan menyalurkan bakatnya. Dengan
adanya penyalur tersebut, anak dapat belajar berorganisasi yang sangat penting
peranannya memaksimalkan perkembangan sosial anak.
 Pembelajaran di sekolah
Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan harus memiliki potensi untuk
memberikan pendidikan tentang kepedulian sosial melalui guru dan seluruh
penyangga kepentingan sekolah.
Menurut Kemendiknas peduli sosial dapat ditanamkan kepada siswa dengan
cara sebagai berikut:
1. Memfasilitasi kegiatan bersifat social
2. Memfasilitasi siswa untuk menyumbang
3. Berempati kepada sesama teman
4. Melakukan aksi sosial. Lingkungan sekolah dapat mempengaruhi
kepribadian anak.

8
Faktor-faktor yang dipandang berpengaruh itu diantaranya sebagai berikut:

 Iklim emosional kelas


Kelas yang iklim emosinya sehat (guru bersikap ramah, dan respek
terhadap siswa dan begitu juga berlaku di antara sesama siswa)
memberikan dampak positif bagi perkembangan psikis anak seperti merasa
nyaman, bahagia, mau bekejrasama, tremotivasi untuk belajar, dan mau
menaati peraturan.
Sedangkan kelas yang iklim emosinya tidak sehat (guru bersikap
otoriter, dan tidak menghargai siswa) berdampak kurang baik bagi anak
seperti merasa tegang, nerveus, mudah marah, malas untuk belajar dan
berperilaku yang menganggu ketertiban.
 Sikap dan perilaku guru
Sikap dan perilku guru, secara langsung mempengaruhi self concept
siswa, melalui sikap-sikapnya terhadap tugas akademik kesunggguhan
dalam mengajar), kedisiplinan dalam menaati pertauran sekolah, dan
perhatiannya terhadap siswa. Secara tidak langsung, pengaruh gutu ini
terkait dengn upaya membantu siswa dalam mengambangkan kemampuan
penyesuaian sosialnya.
 Disiplin
Tata tertib ini ditujukan untuk membentuk sikap dan tingkah laku
siswa. Disiplin otoriter cenderung mengembangkan sifat-sifat pribadi
siswa yang tegang, cemas, dan antagonistik. Disiplin yang permisif
cenderung membentuk sifat siswa yang kurang bertangggung jawab,
lursng menghargai otoritas dan egosentris. Semenstara disiplin yang
demokratis cenderung mengembangkan perasaan berharga, merasa
bahagia, perasaan tenang dan sikap bekerjasama.
Penanaman nilai juga dapat diintegrasikan pada setiap mata pelajaran
supaya nilai benar-benar terinternalisasi pada siswa. Sekolah juga
memiliki berbagai macam kegiatan baik yang berhubungan di dalam
maupun di luar sekolah yang melibatkan warga sekitar yang dapat
menumbuhkan sikap kepedulian sosial. Misalnya infak mingguan,
menjenguk teman atau guru yang sakit, kerja bakti, bakti sosial ke panti
asuhan dan lain-lain.
Berdasarkan alur pembangunan akhlak bangsa, pendidikan merupakan
salah satu strategi dasar pembentukan akhlak yang dalam pelaksanaannya
harus dialkukan secara koheren dengan berbagai strategi lain. strategi
tersebut mencakup, yaitu sosialisasi atau penyadaran, pemberdayaan,
pembudayaan dan pembiasaan serta kerjasama seluruh kompenen bangsa.

9
Menurut Zainal Aqib, strategi yang dilakukan oleh Satuan Pendidikan
dengan melakukan perencanaan dan pelaksanaan agar satuan pendidikan
dapat mengimplementasikan sikap kepedulian sosial. Yaitu :
 Program pengembangan diri
1. Kegiatan rutin
2. Kegiatan spontan
3. Keteladanan
4. Pengkondisian

 Pengintegrasian dalam mata pelajaran. Berdasarkan


penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwasannya
upaya untuk meningkatkan kepedulian sosial dapat
dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
1) Adanya kerjasama antar pihak orang tua dan
pihak sekolah
2) Menciptakan pembelajaran yang didalamnya
terdapat pengembangan sikap peduli sosial
3) Memberikan teladan atau contoh sikap peduli
sosial secara langsung. Keteladanan adalah
proses mendidik anak yang sangat sederhana,
namun begitu efektif karena mudah dimengerti.
Karena anak adalah peniru ulang.
4) Adanya pembiasaan yang dilakukan sehari-hari
agar membentuk rasa peduli terhadap sesama
5) Melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat
mengembangkan sikap peduli sosial.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kepedulian sosial adalah sebuah tindakan, bukan hanya sebatas pemikiran atau perasaan.
Dengan memiliki jiwa sosial yang tinggi, anak-anak akan lebih mudah bersosialisasi serta
akan lebih dihargai. Pembentukan jiwa sosial anak dapat dilakukan dengan mengajarkan dan
menanamkan nilai-nilai kepedulian sosial melalui kegiatan yang bersifat sosial, melakukan
aksi sosial, dan menyediakan fasilitas untuk menyumbang. Dewasa ini, kemajuan teknologi-
teknologi semakin pesat sehingga bisa menghubungkan individu dengan individu lain tanpa
batasan ruang dan waktu, membuat sebagian individu memiliki sifat individualitis yang
dominan dikarenakan dampak dari perkembangan zaman dan teknologi ini. Oleh karena itu,
kita tidak boleh bersikap acuh tak acuh terhadap sesama atau permasalahan sosial yang
terjadi diligkungan kita.

3.2 SARAN

Menumbuhkan dan meningkatkan jiwa kepudilian sosial seharusnya dimulai sejak dini di dalam
lingkungan keluarga. Mendidik anak tentang kepribadian dengan menumbuhkan kepedulian sosial
yang tinggi terhadap sesama juga tidak kalah pentingnya dengan mendidik agar mereka berprestasi.
Banyak orang yang beranggapan bahwa sikap kepedulian sosial tumbuh dalam kepribadian
seseorang dimulai pada saat beranjak dewasa. Tapi kenyatannya, sikap kepedulian sosial dapat
diajarkan atau diterapkan sejak dini. Perilaku yang baik akan tertanam dalam diri seseorang jika
sering dilatih dan diterapkan dalam kehiduoan sehari-hari.

11
DAFTAR PUSTAKA

Helmawati. 2017. Pendidikan Karakter Sehari-hari. Badndung: PT. Remaja Rosdakarya

Zubaedi. 2006. Pendidikan Berbasis Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Adelina, Hasyim. 2015. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Berbasis Pendidikan


Karakter. Yogyakarta: Media Akademi

Widjaja. 2002. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi aksara

Kusnaed. 2013. Pendidikan Karakter. Jakarta: Erlangga

Agus, Wibowo. 2012. Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa


Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Syamsu, Yusuf. dkk. 2011. Teori Kepribadian. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Zainal, Aqib. 2017. Pedoman Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Yogyakarta: Grava
Media

12

Anda mungkin juga menyukai