7 Strategi Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Di Provinsi Kepulauan Riau Melalui Pendekatan Analisis Portofoli
7 Strategi Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Di Provinsi Kepulauan Riau Melalui Pendekatan Analisis Portofoli
1
Kantor
2
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kepulauan Riau, Tanjungpinang, Indonesia
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Badan Pertanahan Nasional, Kab.Bogor, Indonesia
Koresponden E-mail: mokhamad.surianto@atrbpn.go.id
ABSTRAK
Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) telah diinisiasi sejak tahun 2017 demi mewujudkan target nasional,
yaitu tahun 2025 tuntas pendaftaran tanah untuk seluruh bidang tanah di Indonesia. Namun hingga tahun 2020 capaian
penyelesaian target PTSL dirasa masih perlu ditingkatkan. Tulisan ini mencoba melakukan analisis lingkungan internal dan
eksternal serta permasalahan yang menjadi penyebab terhambatnya penyelesaian kegiatan PTSL, khususnya di lingkungan
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Provinsi Kepulauan Riau. Kemudian penentuan strategi untuk percepatan
penyelesaian PTSL dilakukan dengan pendekatan analisis portofolio yaitu menggunakan analisis BCG Matrix (Boston
Consulting Group Growth-Share), GE Matrix (General Electrics Business Screen), dan TOWS Matrix (Threat Opportunity
Weakness Strength). Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan jenis dan sumber data
berupa data primer (wawancara) dan data sekunder (Studi Dokumen). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan
analisis BCG Matrix, posisi penyelenggaraan PTSL di Provinsi Kepulauan Riau berada dalam posisi Cash Cow. Posisi ini
menandakan bahwa secara umum proses bisnis PTSL berada dalam posisi yang cukup stabil sehingga strategi yang tepat
adalah dengan menambah target. Untuk pendekatan analisis GE Matrix, strategi yang harus dilakukan adalah melakukan
penambahan target melalui Strategi Konsentrasi, yaitu penambahan target PTSL semestinya berkonsentrasi terhadap desa
yang telah ditetapkan menjadi lokasi PTSL sampai menuju desa lengkap baik secara kualitas maupun kuantitas. Selanjutnya,
dengan pendekatan TOWS Matrix, strategi yang diutamakan adalah Strategi S-T yaitu strategi yang mengkombinasikan
komponen Strengths dan Threats, sehingga dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dapat meminimalkan ancaman
yang ada.
Kata kunci : Manajemen Strategis, PTSL, BCG Matrix, GE Matrix, TOWS Matrix
ABSTRACT
The Complete Systematic Land Registration (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap-PTSL) program has been initiated since
2017 in order to achieve the national target: complete land registration by 2025. However, until 2020 the achievement of the
program needs to be improved. This paper tries to analyze the internal and external environment as well as the problems
that retard the progress of the PTSL program, especially in the Regional Office of the National Land Agency of Riau Islands
Province. Moreover, acceleration strategies for the program is carried out with a portfolio analysis approach, namely the
BCG Matrix (Boston Consulting Group Growth-Share) analysis, GE Matrix (General Electrics Business Screen), and TOWS
Matrix (Threat Opportunity Weakness Strength). The research method is qualitative based on data in the form of primary data
23
JURNAL PERTANAHAN Vol. 11 No. 1 Juli 2021 23-39
(interviews) and secondary data (document studies). The results show that based on the BCG Matrix analysis, the position
of PTSL in Riau Islands Province is in the position of Cash Cow. This position indicates that, in general, the PTSL business
process is in a fairly stable position so that the right strategy is to increase the target. The GE Matrix suggests that the addition
of targets should employ the Concentration Strategy, that is, the addition of PTSL targets should only concentrate on villages
to reach a complete land registration in the village. Furthermore, the TOWS Matrix recommends the S-T Strategy, which is a
strategy combining the Strengths and Threats components to minimize the existing threats by utilizing the strengths they have.
Keywords : Strategic Management, Complete Systematic Land Registration, BCG Matrix, GE Matrix, TOWS Matrix
24
Strategi Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Provinsi Kepulauan Riau
melalui Pendekatan Analisis Portofolio
Mokhamad Surianto, Akhmad Misbakhul Munir
tidak sesuai dengan kondisi lapangan atau terdapat halnya yang ada di Provinsi Kepulauan Riau, yang
perubahan data fisik wajib dilakukan pemetaannya mana dari tahun 2017 sampai dengan 2020, dari
kedalam Peta PTSL. Tujuan K4 adalah dalam rangka target penerbitan sertipikat hak atas tanah sebanyak
pembangunan sistem pemetaan bidang tanah dalam 249.113 bidang terealisasi sebanyak 190.326 bidang
satu kesatuan wilayah administrasi desa/kelurahan (K1) atau 76,40%. Sedangkan NDL yang dihasilkan
secara lengkap (Pasal 25, Peraturan Menteri Agraria lebih rendah dari rata-rata nasional yaitu 55,94 dari
dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional semua desa yang ditetapkan lokasinya (berdasarkan
Nomor 6 Tahun 2018). data Dashboard PTSL tahun 2017 sampai dengan
Dengan prosedur yang lebih sederhana dan tahun 2020 yang diolah dari laman statistik.atrbpn.
target yang lebih besar, diharapkan seluruh bidang go.id). Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa
tanah di Indonesia terdaftar. Oleh karena itu, masih terdapat bidang tanah yang belum diterbitkan
pemerintah menargetkan sampai dengan tahun sertipikatnya (K1) atau dengan kata lain berupa
2025 seluruh bidang tanah di Indonesia tuntas K2 dan K3. Sedangkan untuk menunjang kinerja
didaftarkan sebagaimana tercantum pada Rencana Desa/Kelurahan Lengkap, peningkatan kualitas
Strategis Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ data pertanahan di Provinsi Kepulauan Riau
Badan Pertanahan Nasional Tahun 2020-2024. masih belum maksimal. Jadi, dengan melihat data
Dalam perkembangannya, PTSL dilaksanakan desa tersebut diatas, diperlukan sebuah strategi agar
demi desa di wilayah kabupaten dan kelurahan demi tujuan yang diharapkan dapat tercapai, tidak hanya
kelurahan di wilayah perkotaan yang meliputi semua menyelesaikan target secara kuantitas tetapi juga
bidang tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia. dibarengi dengan kualitas.
Kebijakan ini dilaksanakan dengan konsep Menurut Jauch dan Gluech (1998:12) dalam
membangun data bidang tanah baru dan sekaligus Ismail (2020:6), strategi merupakan rencana yang
menjaga kualitas data bidang tanah yang ada agar disatukan, menyeluruh, dan terpadu yang mengaitkan
seluruh bidang-bidang tanah terdaftar lengkap keunggulan strategi dengan tantangan lingkungan
dan akurat serta digital. Desa/Kelurahan Lengkap dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan
dapat terbentuk apabila seluruh bidang tanah pada utama organisasi dapat tercapai melalui pelaksanaan
desa/kelurahan tersebut telah terpetakan yang yang tepat. Sedangkan Ismail (2020:7) sendiri
dinilai dengan 3 (tiga) variabel yaitu validasi buku mengatakan bahwa strategi merupakan tindakan
tanah, validasi persil, dan warkah digital/terscan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat)
sebagaimana termaktub pada Petunjuk Teknis dan berkelanjutan, serta dilakukan berdasarkan
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Tahun 2021. sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh
Jadi, kinerja PTSL, disamping mengejar kuantitas, para konsumen di masa depan. Selanjutnya, Porter
juga harus diikuti dengan kualitas data yang dihasilkan dalam Yunus (2016:11) menerangkan bahwa strategi
yang seluruhnya tersaji dengan terpetakannya merupakan sekumpulan tindakan atau aktivitas yang
seluruh bidang tanah sehingga membentuk Desa/ berbeda untuk mengantarkan nilai atau posisi yang
Kelurahan Lengkap pada setiap penetapan lokasi unik. Pada intinya dari ketiga pendapat tersebut,
PTSL dengan memenuhi persyaratan ketiga variabel secara umum strategi dapat diartikan dengan
tersebut. sekumpulan aktivitas terpadu yang terhubung dan
Namun, dari tahun 2017 sampai dengan tahun berkesesuaian satu sama lain untuk mencapai tujuan
2020 capaian penyelesaian target PTSL dirasa organisasi di masa depan.
masih perlu ditingkatkan. Dari target penerbitan Agar strategi suatu organisasi dapat
sertipikat hak atas tanah sebanyak 22.790.021 mewujudkan tujuan yang hendak dicapai, maka
bidang hanya terealisasi sebanyak 18.131.328 perlu dikelola dengan baik. Menurut David (2004),
bidang (K1) atau 79,56% dari target yang terlah manajemen strategis merupakan seni merumuskan,
ditetapkan. Sedangkan dari sisi kualitas, rata-rata melaksanakan, dan mengevaluasi keputusan-
Nilai Desa Lengkap (NDL) yang dihasilkan pada keputusan organisasi untuk mencapai tujuan yang
PTSL tahun 2020 hanya 67,25 dari semua desa/ diharapkan. Kemudian Pearce dan Robinson (2013)
kelurahan yang ditetapkan lokasinya. Demikian mendefinisikan manajemen strategis sebagai satu
25
JURNAL PERTANAHAN Vol. 11 No. 1 Juli 2021 23-39
dokumen yang diperoleh dari masing-masing Satuan Kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness),
Kerja di Provinsi Kepulauan Riau, seperti laporan Peluang (Opportunity), dan Ancaman (Threat)
evaluasi kinerja secara berkala baik yang dituangkan ditentukan berdasarkan Bobot mulai dari 0 (paling
dalam dokumen pelaporan maupun bahan tidak penting) sampai dengan 1 (paling penting)
presentasi pada saat Rapat Kerja, Laporan Kinerja dan Rating mulai dari 1 (paling tidak berpengaruh)
Satuan Kerja, Laporan Keuangan Satuan Kerja, dan sampai dengan 5 (paling berpengaruh). Selanjutnya
Laporan Hasil Review dari BPKP. Dalam penelitian dengan nilai IFAS dan EFAS dapat digunakan
ini, studi dokumen merupakan sumber data utama untuk memetakan posisi Satuan Kerja dalam
sebagai bahan analisis yang selanjutnya dirangkum penyelenggaraan PTSL melalui BCG, GE, dan
dan dikonfirmasi ulang ke Tim PTSL setempat baik TOWS Matrik dan menentukan strategi yang tepat
langsung maupun melalui media komunikasi. agar penyelenggaraan PTSL di Provinsi Kepulauan
Riau dapat berjalan secara efektif dan efisien.
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini III. HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan analisis kualitatif dengan pendekatan
analisis portofolio, yaitu Boston Consulting Group A. Belum Maksimalnya Kinerja
Growth-Share Matrix (BCG Matrix), General PTSL di Provinsi Kepulauan
Electrics Business Screen (GE Matrix), dan Threat Riau
Opportunity Weakness Strength Matrix (TOWS Dalam penyelenggaraan PTSL di Provinsi Kepulauan
Matrix). Namun demikian, sebelum melakukan Riau, selama periode tahun 2017 sampai dengan
teknik analisis tersebut dilakukan terlebih dahulu tahun 2020 kinerja PTSL belum maksimal mencapai
analisis lingkungan internal maupun eksternal satuan K1 atau secara kuantitas penyelesaian PTSL masih
kerja dalam penyelenggaraan PTSL di Provinsi terdapat K2 sebanyak 643 bidang dan K3 sebanyak
Kepulauan Riau. Analisis Lingkungan Internal (ALI) 97.246 bidang dan secara kualitas rata-rata NDL
yaitu analisis faktor-faktor kekuatan dan kelemahan hanya 55,94 sebagaimana Tabel 1. NDL merupakan
masing-masing fungsi strategis PTSL dalam sebuah suatu nilai yang dihitung berdasarkan tiga parameter
tabel Internal Factors Analysis Summary (IFAS). untuk membentuk Desa/Kelurahan Lengkap yaitu
Sedangkan Analisis Lingkungan Eksternal (ALE) nilai rata-rata dari validasi buku tanah, validasi persil,
yaitu analisis faktor-faktor peluang dan ancaman dan warkah digital. Nilai NDL berkisar dari 0 (nol)
dari luar, sehingga dapat ditangkap peluang dan sampai dengan 100 (seratus) dan hanya dihitung
dihindarkan ancaman dari beberapa faktor tersebut apabila jumlah luas persil yang terpetakan sama
yang dirangkum kedalam tabel ringkasan analisis dengan luas wilayah desa/kelurahan tersebut, atau
faktor-faktor strategis eksternal atau External dengan kata lain semua bidang tanah yang terdapat
Factors Analysis Summary (EFAS). Skoring faktor- pada suatu desa/kelurahan telah dipetakan sesuai
faktor strategis baik yang terdapat dalam komponen dengan posisi koordinatnya masing-masing.
27
JURNAL PERTANAHAN Vol. 11 No. 1 Juli 2021 23-39
KUANTITAS KUALITAS
KANTOR 2017 2018 2019 2020 Total Rata- Rata
No NDL Tahun
PERTANAHAN
K2 K3 K2 K3 K2 K3 K2 K3 K2 K3 2020
Berdasarkan studi dokumen yang diperoleh dari 8. Belum efektifnya publikasi atau sosialisasi
masing-masing Satuan Kerja di Provinsi Kepulauan meskipun PTSL secara nasional telah diiklankan
Riau, seperti laporan evaluasi kinerja secara berkala melalui media cetak maupun elektronik;
baik yang dituangkan dalam dokumen pelaporan 9. Kerja sama dengan pemerintah daerah
maupun bahan presentasi pada saat Rapat Kerja, belum maksimal seperti meminta bantuan
Laporan Kinerja Satuan Kerja, Laporan Keuangan pemasangan tanda batas dan mengumpulkan
Satuan Kerja, dan Laporan Hasil Review dari BPKP, atau menghubungi pemilik tanah;
secara garis besar penyebab kinerja PTSL belum
10. Tidak hadirnya pemilik tanah dan saksi
maksimal dikarenakan beberapa hal sebagai berikut:
atau tetangga yang berbatasan pada saat
1. Kurangnya antusiasme masyarakat dalam pengukuran lapangan;
mendaftarkan bidang tanahnya;
11. Objek yang berupa tanah waris terutama
2. Sulitnya mengidentifikasi siapa pemilik tanah penduduk keturunan Tionghoa memerlukan
pada bidang-bidang tanah yang kosong yang waktu yang lama untuk proses penertiban
belum terdaftar; sertipikat karena surat keterangan waris yang
3. Domisili pemilik tanah tidak di lokasi PTSL dibuat harus melewati prosedur yang melibatkan
sehingga kesulitan mendapatkan kelengkapan Balai Peninggalan Harta Kementerian Hukum
data-data fisik maupun yuridis; dan HAM yang berada di luar wilayah Kepulauan
4. Kondisi geografis wilayah yang berupa Riau;
semak belukar, terjal, dan cenderung tidak 12. Kurang tanggapnya Pemerintah Daerah
dimanfaatkan serta terutama beberapa dalam mendukung keberhasilan kegiatan
kabupaten berbentuk kepulauan yang mana PTSL di Provinsi Kepulauan Riau yang mana
lokasi PTSL relatif sulit dijangkau; masyarakat atau peserta PTSL tidak diberikan
5. Kondisi iklim dan cuaca seperti faktor angin keringanan atau penghapusan terkait PBB dan/
yang menghambat pelayaran menuju lokasi atau BPHTB;
PTSL yang letaknya di luar pulau dimana Kantor 13. Terdapat keberatan/sengketa/kasus pertanahan;
Pertanahan berada; 14. Keberatan atau keengganan masyarakat
6. Keterbatasan jumlah sumber daya manusia untuk ikut serta berpartisipasi mendaftarkan
terutama petugas ukur; tanahnya karena merasa terbebani dengan
7. Perencanaan kegiatan yang tidak dilakukan keharusan membayar PBB dan/atau BPHTB,
dengan baik, seperti tidak adanya time schedule pasca terbitnya sertipikat akan kesulitan dalam
pelaksanaan kegiatan; pemeliharaan datanya (biaya dan prosedur
28
Strategi Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Provinsi Kepulauan Riau
melalui Pendekatan Analisis Portofolio
Mokhamad Surianto, Akhmad Misbakhul Munir
yang akan lebih lama jika dibandingkan dengan Sedangkan dalam rangka untuk mendukung
tanah yang tidak sertipikat), dan pemahaman kinerja Kualitas PTSL, sampai dengan tahun 2020,
masyarakat akan arti pentingnya sertipikat dari total 634.748 Buku Tanah (BT) sebanyak
masih kurang; 86% atau 543.526 BT telah valid dan sebanyak
15. Dokumen kepemilikan atau penguasaan tanah 57,78% atau 364.608 BT telah terdigitalisasi. Dari
yang tidak lengkap atau riwayat tanahnya total 687.002 Surat Ukur (SU) sebanyak 82% atau
terputus; 564.214 SU telah valid dan sebanyak 45,87% atau
312.251 SU telah terdigitalisasi. Validasi BT dan
16. Masyarakat masih belum yakin akan terbitnya
SU merupakan kegiatan untuk menyatakan bahwa
produk PTSL berupa sertipikat tanah karena
data digital yang telah tersimpan pada aplikasi
melihat program sertipikasi masa lalu yang
(tersimpan pada server di Pusat Data dan Informasi
tidak kunjung selesai;
Kementerian) telah benar dan sesuai dengan data
17. Jaringan internet di beberapa lokasi yang tidak
analog yang terdapat pada Kantor Pertanahan. Data
stabil;
validasi BT dan SU untuk masing-masing Kabupaten/
18. Kurangnya koordinasi antara petugas fisik dan Kota dapat dilihat pada Tabel 2.
petugas yuridis.
Sumber: Rekapitulasi Data Kantor Pertanahan Kab./Kota Provinsi Kepulauan Riau tanggal 08/02/2021
29
JURNAL PERTANAHAN Vol. 11 No. 1 Juli 2021 23-39
Data pertanahan lain seperti Warkah (W), dari yang lebih serius sehingga dapat meningkatkan
total 1.115.542 W baru sebanyak `4,7% atau 51.957 jumlah warkah yang terdigitalisasi dan jumlah persil
W telah terdigitalisasi, angka yang sangat kecil. yang valid. Di sisi lain, penyelesaian bidang tanah
Sedangkan Persil valid sebanyak 518.419 persil yang terdaftar tetapi belum terpetakan juga masih
(70,9% dari jumlah persil yang terpetakan) dan menyisakan angka 40.173 bidang atau sekitar 6,3%
belum valid sebanyak 213.043 persil (29,1%). KW dari jumlah BT yang ada di Provinsi Kepulauan Riau.
4,5,6 sebanyak 40.173 bidang atau 6,3% dari total Data rinci masing-masing Kabupaten/Kota tersaji
BT. Berdasarkan data tersebut, dibutuhkan usaha pada Tabel 3.
Sumber: Rekapitulasi Data Kantor Pertanahan Kab./Kota Provinsi Kepulauan Riau tanggal 06/02/2021
Lebih lanjut lagi, berangkat dari data pada Tabel 5. Kurangnya sumber daya untuk kegiatan
2 dan Tabel 3 di atas, dapat dilihat bahwasanya masih validasi dan digitalisasi dokumen pertanahan
terdapat data pertanahan yang masih membutuhkan baik anggaran, sumber daya manusia, maupun
perhatian lebih untuk ditingkatkan kualitasnya, sarana dan prasarana terutama scanner dan
terutama digitalisasi warkah dan penyelesaian komputer.
pemetaan bidang tanah yang terdaftar (K4). Tingkat Perlu juga diketahui bahwa untuk menuntaskan
capaian peningkatan kualitas data pertanahan pendaftaran tanah di Provinsi Kepulauan Riau, dari
yang masih rendah ini tidak lepas dari beberapa perkiraan jumlah bidang tanah 880.534 bidang,
kendala atau permasalahan yang terjadi selama ini. sebanyak 625.913 bidang atau 71% nya telah
Berdasarkan informasi dari Kantor Pertanahan dapat terdaftar dan sebanyak 759.156 bidang atau 86%
didentifikasi kendala yang dihadapi, antara lain: nya telah terpetakan. Jika dilihat dari sisi luasan,
1. Perubahan data fisik pertanahan; dengan membandingkan luas bidang yang terdaftar
2. Rendahnya Kualitas hasil pengukuran dan atau terpetakan dengan luas areal penggunaan lain
pemetaan masa lalu; (APL) maka bidang yang terdaftar baru 34% dan
bidang terpetakan sebesar 60% sebagaimana Tabel
3. Jaringan internet di daerah kepulauan yang
4. Dengan demikian masih terdapat potensi bidang
sering kali terganggu;
tanah yang belum tersertipikatkan selain K2 dan K3.
4. Kesulitan menemukan dokumen tekstual dan
atau/spasial dan letak lokasi bidang tanah;
30
Strategi Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Provinsi Kepulauan Riau
melalui Pendekatan Analisis Portofolio
Mokhamad Surianto, Akhmad Misbakhul Munir
Sumber: Rekapitulasi Data Kantor Pertanahan Kab./Kota Provinsi Kepulauan Riau tanggal 08/02/2021
31
JURNAL PERTANAHAN Vol. 11 No. 1 Juli 2021 23-39
Summary (IFAS). IFAS membantu satuan kerja bisnis PTSL. Selain itu, ringkasan itu juga membantu
untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategis yang menganalisis seberapa baik Tim PTSL merespon
sebagai kekuatan dan kelemahan di fungsi-fungsi faktor-faktor strategis tersebut yang berpengaruh
terhadap kinerja PTSL di Provinsi Kepulauan Riau.
Tabel 5 IFAS PTSL Provinsi Kepulauan Riau
A. Kekuatan (Strength)
Sumber Daya Manusia yang kompeten,
1. SDM yang kompeten dan energik 0,12 4 0,48 energik, dan memiliki semangat yang sama
Anggaran yang tersedia untuk mendukung
2. Anggaran yang cukup 0,09 3 0,27 kegiatan PTSL
Peralatan pengukuran yang cukup dan
3. Peralatan dan dokumen pertanahan 0,12 4 0,48 Dokumen pertanahan yang tersedia dan
yang cukup tersedia tertata
Teknologi informasi yang digunakan memadai
4. Teknologi Informasi yang memadai 0,09 4 0,36 dan up to date seperti Aplikasi KKP, Survey
Tanahku, dan Smart PTSL
Regulasi dan petunjuk teknis yang cukup
5. Prosedur jelas dan mudah 0,08 3 0,24
jelas dan mudah diimplementasikan.
B. Kelemahan (Weakness)
SDM yang tidak proporsional, koordinasi
1. SDM yang tidak proporsional 0,10 3 0,30 antar tim kurang, dan masih ada SDM yang
tidak berintegritas.
Anggaran untuk peningkatan kualitas data
2. Penghematan anggaran 0,07 2 0,14 tidak memadai dan adanya penghematan
anggaran untuk penanganan Covid’19.
Rendahnya Kualitas hasil pengukuran dan
pemetaan masa lalu, Kesulitan menemukan
3. Dokumen pertanahan yang belum dokumen tekstual dan atau/spasial dan
tertata dan tidak valid serta ruang 0,13 4 0,52 letak lokasi bidang tanah, dan Dokumen
penyimpanan yang terbatas pertanahan belum tertata dan ruang
penyimpanan yang terbatas.
Beberapa aplikasi terkadang mengalami
4. Gangguan teknologi informasi 0,09 3 0,27 gangguan, maintenance, atau tidak
menjangkau sinyal internet.
Publikasi/sosialisasi/penyuluhan tidak
5. Prosedur yang belum dijalankan dilakukan secara maksimal, Perencanaan
0,11 4 0,44
secara maksimal kegiatan yang tidak dilakukan dengan baik,
dan Petunjuk teknis yang terlambat terbit.
TOTAL 1 3,50
32
Strategi Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Provinsi Kepulauan Riau
melalui Pendekatan Analisis Portofolio
Mokhamad Surianto, Akhmad Misbakhul Munir
33
JURNAL PERTANAHAN Vol. 11 No. 1 Juli 2021 23-39
B. Ancaman (Threat)
Pemahaman masyarakat akan arti penting sertipikat
rendah, pemilik tanah tidak berdomisili di lokasi PTSL,
tidak hadirnya pemilik tanah dan saksi atau tetangga
1. Keberadaan dan pemahaman yang berbatasan pada saat pengukuran lapangan,
0,13 4,00 0,52
masyarakat yang kurang pemikiran masyarakat bahwa pasca terbitnya sertipikat
akan kesulitan dalam pemiliharaan datanya, dan
masyarakat masih belum yakin akan terbitnya produk
PTSL.
Belum seluruhnya kerja sama antara Kantor Pertanahan
2. Hubungan dengan pemerintah dengan Pemerintah Daerah atau Desa dalam hal
Daerah atau Desa belum 0,09 3,00 0,27 pemasangan tanda batas dan mengumpulkan atau
tersistem dan terstruktur menghubungi pemilik tanah dan keringanan atau
penghapusan terkait PBB dan/atau BPHTB.
Kondisi geografis wilayah yang berupa semak belukar,
terjal, dan cenderung tidak dimanfaatkan serta
3. Kondisi iklim dan goegrafis 0,13 3,00 0,39 beberapa daerah kepulauan yang sulit dijangkau dan
wilayah yang tidak mendukung kondisi iklim dan cuaca yang menghambat pelayaran
menuju lokasi PTSL.
Aksesbilitas atau sarana transportasi yang terbatas
4. Gangguan Aksesibilitas dan 0,07 2,00 0,14 dan Jaringan internet di daerah kepulauan yang sering
Jaringan internet kali terganggu.
Perubahan data fisik pertanahan bagi bidang tanah
5. Data fisik dan yuridis objek terdaftar dan dokumen kepemilikan atau penguasaan
0,09 2,00 0,18
PTSL yang kurang lengkap tanah yang tidak lengkap atau riwayat tanahnya
terputus.
Prosedur yang cukup lama untuk objek yang berupa
tanah waris terutama penduduk keturunan Tionghoa,
6. Terdapat masalah pertanahan 0,05 2,00 0,10 terdapat keberatan/sengketa/kasus pertanahan, dan
adanya peraturan yang diterbitkan instansi lain yang
bertentangan dengan peraturan di BPN.
TOTAL 1 2,91
3. Penentuan Strategi Melalui Analisis Portofolio Growth-Share Matrix (BCG Matrix), General Electrics
Tahap penentuan strategi melalui analisis Business Screen (GE Matrix), dan Threat Opportunity
portofolio dilakukan dengan cara pemetaan skor Weakness Strength Matrix (TOWS Matrix). Semula
kondisi internal dan eksternal satuan kerja. Analisis istilah penentuan strategi tersebut banyak dipakai
portofolio dilakukan dengan serangkaian matriks atau dipergunakan dalam dunia bisnis, namun, pada
dua dimensi yang meringkas faktor-faktor strategis akhir-akhir ini, istilah itu juga dapat digunakan atau
internal dan eksternal sebagaimana telah dijelaskan diterapkan pada organisasi publik atau pemerintahan
pada huruf a dan b di atas. Teknik portofolio yang (Suklun, 2020). Oleh karenanya, dalam penelitian ini,
digunakan antara lain Boston Consulting Group mencoba memberikan gambaran penentuan strategi
34
Strategi Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Provinsi Kepulauan Riau
melalui Pendekatan Analisis Portofolio
Mokhamad Surianto, Akhmad Misbakhul Munir
dalam penyelenggaraan PTSL melalui pendekatan memetakan posisi PTSL dengan menggunakan
portofolio (BCG, GE, dan TOWS Matrix), Berikut Matrik GE, dapat menggunakan skor IFAS dan
analisis masing-masing penentuan strategi melalui EFAS. Adapun bagannya adalah sebagai beri-
Portofolio, yaitu: kut:
a. BCG Matrix
BCG Matrix merupakan pemetaan posisi satu-
an kerja dalam penyelenggaraan PTSL dengan
menggunakan skor IFAS (horizontal) dan skor
EFAS (Vertikal). Skala yang digunakan untuk
pemetaan adalah dari 1,00 sampai dengan
5,00. Dalam BCG terdapat 4 komponen kuad-
ran yaitu Cash Cow, Stars, Question Marks
dan Dogs yang dibedakan berdasarkan potensi
pasar (direpresentasikan dengan skor EFAS)
dan potensi satuan kerja untuk mencapai tu-
juan (direpresentasikan dengan skor IFAS)
sebagaimana diadopsi dari Hedley (Hunger, Sumber: Pengolahan data, 2021
J.D. dan Wheelen, T.L., 2011; Wheelen, T.L., Gambar 2 GE Matrix PTSL
Hunger, J.D., Hoffman, A.N. dan Bamford, C.E., Berdasarkan posisi PTSL tersebut maka
2018). Berdasarkan skor IFAS dan EFAS seba- alternatif strategi yang direkomendasikan adalah
gaimana Gambar 1 di atas, maka posisi Satuan strategi penambahan target melalui Strategi
Kerja berada dalam posisi Cash Cow. Meli- Konsentrasi yaitu berkonsentrasi terhadap Desa
hat posisi berada pada komponen Cash Cow yang telah ditetapkan menjadi lokasi PTSL sampai
maka posisi tersebut berada dalam posisi yang menuju desa lengkap baik secara kualitas maupun
cukup stabil sehingga strategi yang tepat dalam kuantitas sehingga masyarakat setempat merasa
pendekatan Portofolio adalah dengan menam- puas dan hasil yang diperoleh sesuai dengan
bah target baik kuantitas maupun peningkatan tujuan dari PTSL yaitu dapat mendeklarasikan desa
kualitas data agar tujuan PTSL dapat segera lengkap.
tercapai.
c. TOWS Matrix
TOWS matrix menggambarkan bagaimana
satuan kerja atau Tim PTSL menyelaraskan
peluang-peluang dan ancaman-ancaman yang
dihadapi dengan kekuatan dan kelemahannya,
sehingga menghasilkan empat rangkaian al-
ternatif strategi. Inti dari TOWS Matrix adalah
merumuskan strategi gabungan dari komponen
IFAS dengan komponen EFAS sehingga meng-
hasilkan 4 (empat) macam strategi kombinasi
untuk dianalisis lebih lanjut. Namun, dengan
35
JURNAL PERTANAHAN Vol. 11 No. 1 Juli 2021 23-39
Berdasarkan TOWS Matrix di atas, maka strategi media yang berkaitan dengan lokasi yang ditetapkan
utama yang digunakan untuk percepatan PTSL di sebagai objek PTSL maupun arti pentingnya sertipikat
Provinsi Kepulauan Riau adalah “ST STRATEGY” tanah bagi masyarakat. Terhadap kondisi geografis
yaitu strategy dengan mengkombinasikan yang tidak mendukung dan sulit untuk dijangkau
komponen Strengths dan Threats yang dimiliki, karena kondisi fisik objek PTSL, jika subjek hak
sehingga dihasilkan strategi untuk meminimalkan bersedia untuk mengkondisikan maka tim sebaiknya
ancaman yang ada dengan kekuatan yang dimiliki. menyampaikan permasalahan kepada pemilik
Tim PTSL harus meningkatkan kerja sama dengan tanah. Namun jika tidak bersedia, terhadap kondisi
Pemerintah Daerah atau Desa terutama dalam hal objek tersebut laporkan ke Kementerian Pusat agar
menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi mendapat petunjuk lebih lanjut. Sedangkan untuk
aktif dalam pelaksanaan PTSL dan menerbitkan kondisi iklim, sebaiknya Tim PTSL mengantisipasinya
kebijakan keringanan dalam pembayaran BPHTB dan merencanakan sejak awal agar iklim dan cuaca
dan PBB serta memperoleh tambahan anggaran yang mengganggu dapat dihindarkan. SDM yang
untuk kegiatan validasi dan digitalisasi dokumen kompeten, solid, dan energik, teknologi informasi
pertanahan. Meningkatkan sosialisasi PTSL secara yang memadai, dan peralatan dan dokumen
aktif baik langsung maupun tidak langsung, baik pertanahan yang cukup tersedia akan membantu
melalui media cetak maupun elektronik atau sosial mengatasi ancaman yang timbul.
36
Strategi Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Provinsi Kepulauan Riau
melalui Pendekatan Analisis Portofolio
Mokhamad Surianto, Akhmad Misbakhul Munir
37
JURNAL PERTANAHAN Vol. 11 No. 1 Juli 2021 23-39
https://nasional.kompas.com/
Education.Wijayati, D.T (2010). Faktor-
read/2016/10/16/12474581/jokowi.prona.
Faktor yang Mempengaruhi Manajemen
sudah.35.tahun.baru.44.persen.tanah.
Strategik pada Organisasi Non Profit: Studi
warga.bersertifikat.
Manajemen Strategik pada Dinas Propinsi
Ismail. (2020). Manajemen Strategis Sektor Publik. Jawa Timur. Jurnal Manajemen Dan
Pasuruan: Qiara Media. Kewirausahaan, 12 (1), 24-32.
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Yunus, E. (2016). Manajemen Strategis. Yogyakarta:
Kepulauan Riau (2020). Laporan Kinerja Andi.
Tahun 2020. Tanjungpinang:-.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Pearce, J. A. & Robinson, R. B. (2008). Manajemen Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
Strategis-Formulasi, Implementasi, dan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Pengendalian, Edisi Sepuluh. Jakarta: Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan
Salemba Empat. Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2043).
38
Strategi Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Provinsi Kepulauan Riau
melalui Pendekatan Analisis Portofolio
Mokhamad Surianto, Akhmad Misbakhul Munir
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Badan Pertanahan Nasional Nomor 6
Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah
59, Tambahan Lembaran Negara Republik Sistematis Lengkap (Berita Negara
Indonesia Nomor 3696). Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
501).
39